• Tidak ada hasil yang ditemukan

DAFTAR GAMBAR

A. Hasil Penelitian dan Analisis Data

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan terhadap dua kelas yang menjadi

sampel penelitian, diperoleh data berupa skor pretest dan posttest keterampilan

mengelompokkan dan mengkomunikasikan. Data tersebut selanjutnya digunakan

untuk menghitung n-Gain keterampilan mengelompokkan dan mengkomunikasi-

kan masing-masing siswa (data terlampir dalam Lampiran 13 halaman 223).

Rata-rata skor pretest, skor posttest dan n-Gain keterampilan mengelompokkan

masing-masing siswa ditunjukkan pada Tabel 3.

Tabel 3. Rata – rata skor pretest, skor posttest dan n-Gain keterampilan mengelompokkan di kelas kontrol dan kelas eksperimen.

Sedangkan rata-rata skor pretest, skor posttest dan n-Gain keterampilan mengko-

munikasikan masing-masing siswa ditunjukkan pada Tabel 4.

Kelas Eksperimen Kelas Kontrol

Pretest Posttest n-Gain Pretest Posttest n-Gain Rata-

rata

Tabel 4. Rata – rata skor pretest, skor posttest dan n-Gain keterampilan mengkomunikasikan di kelas kontrol dan kelas eksperimen.

Untuk memudahkan dalam melihat perbedaan skor pretest dan posttest keteram-

pilan mengelompokkan disajikan pada Gambar 2, sedangkan perbedaan skor

pretest dan posttest keterampilan mengkomunikasikan disajikan pada Gambar 3.

Gambar 2. Diagram rata-rata skor pretest dan posttest keterampilan mengelom- pokkan di kelas kontrol dan kelas eksperimen

Pada Gambar 2 terlihat bahwa rata-rata skor pretest keterampilan mengelompok-

kan kelas kontrol sebesar 72,41 dan setelah dilakukan posttest diperoleh rata-rata

skor posttest keterampilan mengelompokkan sebesar 88,45; sedangkan pada kelas

eksperimen, rata-rata skor pretest keterampilan mengelompokkan sebesar 67,07

dan setelah dilakukan posttest diperoleh rata-rata skor posttest keterampilan

mengelompokkan sebesar 91,21. Dari uraian di atas tampak bahwa keterampilan

0.00 10.00 20.00 30.00 40.00 50.00 60.00 70.00 80.00 90.00 100.00 KONTROL R a ta -r a ta S k o r pretest posttest

Kelas Kontrol Kelas Eksperimen

Kelas Eksperimen Kelas Kontrol

Pretest Posttest n-Gain Pretest Posttest n-Gain Rata-

rata

mengelompokkan setelah diterapkan pembelajaran lebih baik daripada keteram-

pilan mengelompokkan sebelum diterapkan pembelajaran, baik pada kelas kontrol

maupun kelas eksperimen. Pada kelas kontrol peningkatan keterampilan menge-

lompokkan lebih kecil hanya sebesar 16,04, sedangkan pada kelas eksperimen

peningkatan keterampilan mengelompokkan cukup besar yaitu 24,14. Hal ini

menunjukkan bahwa keterampilan mengelompokkan kelas eksperimen lebih baik

bila dibandingkan kelas kontrol.

Gambar 3. Diagram rata-rata skor pretest dan posttest keterampilan mengkomuni- kasikan di kelas kontrol dan kelas eksperimen

Pada gambar 3 terlihat bahwa rata-rata skor pretest keterampilan mengkomunika-

sikan pada kelas kontrol sebesar 27,87 dan setelah dilakukan posttest diperoleh

rata-rata skor posttest keterampilan mengkomunikasikan sebesar 51,21; sedang-

kan pada kelas eksperimen skor pretest keterampilan mengkomunikasikan sebesar

27,99 dan setelah dilakukan posttest diperoleh rata-rata skor posttest keterampilan

mengkomunikasikan sebesar 57,59. Dari uraian di atas tampak bahwa

0.00 10.00 20.00 30.00 40.00 50.00 60.00 70.00 KONTROL R a ta -r a ta S k o r pretest posttest EKSPERIM EN Kelas KontrolKelas Kontrol Kelas Eksperimen

keterampilan mengkomunikasikan setelah diterapkan pembelajaran lebih baik

daripada sebelum diterapkan pembelajaran, baik pada kelas kontrol maupun kelas

eksperimen. Pada kelas kontrol peningkatan keterampilan mengkomunikasikan

lebih kecil yaitu sebesar 23,34, sedangkan pada kelas eksperimen peningkatan

keterampilan mengkomunikasikan lebih besar yaitu 29,6. Hal ini menunjukkan

bahwa keterampilan mengkomunikasikan kelas eksperimen lebih baik daripada

kelas kontrol.

Selanjutnya berdasarkan perhitungan didapatkan rata-rata n-Gain seperti yang

disajikan pada Gambar 4 berikut ini.

Gambar 4. Rata-rata n-Gain keterampilan mengelompokkan dan mengkomuni- kasikan di kelas kontrol dan kelas eksperimen

Pada gambar 4 tampak bahwa rata-rata n-Gain keterampilan mengelompokkan

kelas kontrol sebesar 0,53 sedangkan kelas eksperimen sebesar 0,71, hal tersebut

menunjukkan bahwa rata-rata n-Gain keterampilan mengelompokkan kelas

kontrol lebih kecil bila dibandingkan kelas eksperimen. Begitu pula rata-rata

0.00 0.10 0.20 0.30 0.40 0.50 0.60 0.70 0.80 1 2 R a ta -r a ta n -G a in kontrol eksperimen M engelompokkan M engkomunikasikan

n-Gain keterampilan mengkomunikasikan, pada kelas kontrol sebesar 0,33

sedangkan pada kelas eksperimen sebesar 0,41, sehingga rata-rata n-Gain kelas

kontrol lebih kecil bila daripada kelas eksperimen.

Berdasarkan rata-rata n-Gain tersebut, dapat diambil kesimpulan sementara

bahwa pembelajaran problem solving efektif dalam meningkatkan keterampilan

mengelompokkan dan mengkomunikasikan pada materi asam-basa. Selanjutnya,

untuk mengetahui apakah data yang diperoleh berlaku untuk keseluruhan

populasi, maka dilakukan pengujian hipotesis dengan uji-t.

Sebelum melakukan uji-t, harus diketahui terlebih dahulu apakah data yang dipe-

roleh berdistribusi normal dan berasal dari varians yang homogen atau tidak. Uji normalitas dilakukan dengan Chi-Kuadrat. Hasil perhitungan uji normalitas ter- hadap indeks gain keterampilan mengelompokkan dan mengkomunikasikan terda- pat pada Tabel 5 dan Tabel 6 berikut. Perhitungan selengkapnya terdapat pada Lampiran 16 halaman 238.

Tabel 5. Nilai Chi-kuadrat ( ) untuk distribusi n-Gain keterampilan Mengelompokkan.

Kelas hitung tabel Keterangan

Eksperimen 2,13 7,81 Normal

Tabel 6. Nilai Chi-kuadrat ( ) untuk distribusi n-Gain keterampilan mengkomunikasikan.

Kelas hitung tabel Keterangan

Eksperimen 4,38 7,81 Normal

Kontrol 3,88 7,81 Normal

Tabel 4 dan 5 memperlihatkan nilai hitung untuk n-Gain keterampilan menge- lompokkan dan mengkomunikasikan baik kelas eksperimen maupun kelas kontrol lebih kecil dari tabel ( hitung < tabel) dengan taraf a = 0,05, sehingga

n-Gain keterampilan mengelompokkan dan mengkomunikasikan baik pada kelas

eksperimen maupun kelas kontrol berasal dari populasi yang berdistribusi normal.

Selanjutnya dilakukan uji homogenitas pada data keterampilan mengelompokkan

dan mengkomunikasikan dengan menggunakan rumus (4) yang terdapat dalam

Bab III dan diambil kesimpulan dengan kriteria pengujian tolak Ho hanya jika F ³ F½a (u 1 , u 2). Berdasarkan uji homogenitas yang telah dilakukan terhadap skor

keterampilan mengelompokkan pada materi asam-basa (perhitungan terdapat pada

lampiran 16 halaman 245) diperoleh harga F sebesar 1,679. Oleh karena harga F

tabel sebesar 1,897 dan 0,679 < 1,897 dapat disimpulkan tolak H0 dan terima H1,

artinya 1 = 2 (data penelitian mempunyai variansi yang homogen). Dengan

demikian uji-t dilakukan menggunakan statistik t dalam rumus (5) dengan kriteria

uji tolak Ho jika t > t1 - a dan tolak Ho jika sebaliknya. Setelah dilakukan

perhitungan (terlampir pada lampiran 16 halaman 246), diperoleh harga t sebesar

2,530 dan harga t tabel sebesar 1,678. Oleh karena 2,530 > 1,678, maka dapat

mengelompokkan pada materi asam-basa di kelas yang diterapkan pembelajaran

problem solving lebih tinggi daripada rata-rata keterampilan mengelompokkan di

kelas yang diterapkan pembelajaran konvensional. Sedangkan untuk

keterampilan mengkomunikasikan berdasarkan uji homogenitas yang telah

dilakukan (perhitungan terdapat pada lampiran 16 halaman 255 ) diperoleh harga

F sebesar 1,500. Oleh karena harga F tabel sebesar 1,897 dan 1,500 < 1897 dapat

disimpulkan terima H0 dan tolak H1, artinya 1 = 2 (data penelitian mempunyai

variansi yang homogen). Dengan demikian uji-t dilakukan menggunakan

statistik t dalam rumus (5) dengan kriteria uji tolak Ho jika t > t1 - a dan tolak Ho

jika sebaliknya. Setelah dilakukan perhitungan (terlampir pada lampiran 16

halaman 255), diperoleh harga t sebesar 1,860 dan harga t tabel sebesar 1,678.

Oleh karena 1,860 > 1,678, maka dapat disimpulkan tolak H0 dan terima H1.

Artinya, rata-rata keterampilan mengkomunikasikan pada materi asam-basa di

kelas yang diterapkan pembelajaran problem solving lebih tinggi daripada rata-

rata keterampilan mengelompokkan pada materi asam-basa di kelas yang

diterapkan pembelajaran konvensional. Hal ini menunjukkan bahwa pembelaja-

ran problem solving pada materi asam – basa efektif dalam meningkatkan

keterampilan mengelompokkan dan mengkomunikasikan

B.Pembahasan

Berdasarkan pengujian hipotesis, diperoleh hasil bahwa pembelajaran problem

solving pada materi asam – basa efektif dalam meningkatkan keterampilan

mengelompokkan dan mengkomunikasikan pada siswa kelas XI IPA SMAN 1 Terbanggi Besar.

Selain efektif dalam meningkatkan keterampilan mengelompokkan dan mengko- munikasikan, pada penelitian ini juga didapatkan fakta bahwa pembelajaran

problem solving dapat mengembangkan karakter rasa ingin tahu dan komunikatif

serta keterampilan sosial yaitu bertanya, mengemukakan pendapat, menjadi pendengar yang baik, dan bekerja sama siswa-siswa di kelas eksperimen. Pen- capaian ini sesuai dengan tahap – tahap model problem solving yang dapat meningkatkan kegiatan pembelajaran siswa yang lebih aktif seperti kegiatan – kegiatan di atas, yaitu :

Tahap 1. Mengorientasikan siswa pada masalah. Pada pelaksanaan di kelas

Dokumen terkait