• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN

C. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

a. Current Ratio (Rasio lancar)

Current ratio merupakan perbandingan antara aktiva lancar (current assets) dengan hutang lancar (current liabilities). Current ratio yang tinggi memberikan indikasi jaminan yang baik bagi kreditor jangka pendek dalam arti setiap saat perusahaan memiliki kemampuan untuk melunasi kewajiban-kewajiban finansial jangka pendeknya. Akan tetapi current ratioyang tinggi akan berpengaruh negatif terhadap kemampuan memperoleh laba (rentabilitas), karena akan sebagai modal kerja tidak berputar atau mengalami pengangguran.

Perhitungan Current Ratio (CR) Perusahaan Makanan dan Minuman Tahun 2015

a) PT Mayorah Indah Tbk

Current ratio

x 100%

x 100% =155,550

b) PT Ultrajaya Milk Industry Current ratio

x 100%

x 100% = 3.745477

Perhitungan Current Ratio (CR) Perusahaan Makanan dan Minuman Tahun 2016

a) PT Mayora Indah Tbk Current ratio

x 100%

=

x 100%= 362421

b) PT Ulrajaya Milk Industry Current ratio

x 100%

= x 100% = 4,834632

Perhitungan Current Ratio (CR) Perusahaan Makanan dan Minuman Tahun 2017

a) PT Mayora Indah Tbk Current ratio

x 100%

=

x 100% = 297656

b) PT Ulrajaya Milk Industry Current ratio

x 100%

= x 100% = 4,19191 Perhitungan Current Ratio (CR) Perusahaan Makanan dan Minuman Tahun 2018

a) PT Mayora Indah Tbk Current ratio

x 100%

=

x 100% =25,18144 b) PT Ulrajaya Milk Industry

Current ratio

x 100%

= x 100%= 427142 b. Quick Rasio (Rasio Cepat)

Alat ukur yang lebih akurat untuk mengukur tingkat likuiditas perusahaan adalah Quick Rasio. Rasio ini merupakan perimbangan antara jumlah aktiva lancar dikurangi persedian dengan jumlah hutang lancar. Quick Rasio menfokuskan komponen-komponen aktiva lancar yang lebih likuid yaitu: kas, surat-surat berharga, dan piutang dihubungkan dengan hutang lancar atau hutang jangka pendek.

Perhitungan Quick Rasio (QR) Perusahaan Makanan dan Minuman Tahun 2015

a) PT Mayora Indah Tbk

Quick rasio

=7,504901

b) PT Ultarjaya Milk Industry

Quick rasio

=3,609754

Perhitungan Quick Rasio (QR) Perusahaan Makanan dan Minuman Tahun 2016

b) PT Ultarjaya Milk Industry

Quick rasio

=4,716652

Perhitungan Quick Rasio (QR) Perusahaan Makanan dan Minuman Tahun 2017 b) PT Ultarjaya Milk Industry

Quick rasio

=4,093791

Perhitungan Quick Rasio (QR) Perusahaan Makanan dan Minuman Tahun 2018

a) PT Mayora Indah Tbk

Quick rasio

=17,867799 b) PT Ultarjaya Milk Industry

Quick rasio

=427142

Tabel 3.3

Rasio Likuiditas Perusahaan makanan dan minuman periode 2015-2018

2. Rasio Aktivitas

a. Fixed Assed Turn Over

Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur berapa kali dana yang ditanamkan dalam aktiva tetap berputar dalam satu periode. Atau dengan kata lain, untuk mengukur apakah Tahun

Current Ratio

Quick Rasio

MYOR ULTJ MYOR ULTJ

2015 1,55 3,75 7,50 3,60

2016 3,62 4,84 -24,07 4,71

2017 29,76 4,19 24,67 4,09

2018 25,18 4,39 17,86 4,27

perusahaan sudah menggunakan kapasitas aktiva tetap sepenuhnya atau belum (kasmir, 3013: 172).

Perhitungan Fixed Asset Turn Over (FATO) Perusahaan Makanan dan Minuman Tahun 2015

a) PT Mayora Indah Tbk FATO

= = 8,404290 b) PT Ultrajaya Milk Industry

FATO

=

= 5764349

Perhitungan Fixed Asset Turn Over (FATO) Perusahaan Makanan dan Minuman Tahun 2016

a) PT Mayora Indah Tbk FATO

=

= 8,640654 b) PT Ultrajaya Milk Industry

FATO

= = 62,177244

Perhitungan Fixed Asset Turn Over (FATO) Perusahaan Makanan dan Minuman Tahun 2017

a) PT Mayora Indah Tbk FATO

= =11,404721 b) PT Ultrajaya Milk Industry

FATO

=

= 0,060739

Perhitungan Fixed Asset Turn Over (FATO) Perusahaan Makanan dan Minuman Tahun 2018

a) PT Mayora Indah Tbk FATO

=

= 7,178085 b) PT Ultrajaya Milk Industry

FATO

= = 0,060739

b. Total Assets Turnover (Perputaran Aktiva)

Total assets turnover (TATO) mengukur perputaran dari aset yang dimiliki perusahaan. total assets turnover dihutung dari pembagian antara penjualan dengan toral asetnya.

Perhitungan Total Asset Turn Over (TATO) Perusahaan Makanan dan Minuman Tahun 2015

a) PT Mayora Indah Tbk TATO

=

= 1,306453

b) PT Ultrajaya Milk Industry TATO

= = 1,241225

Perhitungan Total Asset Turn Over (TATO) Perusahaan Makanan dan Minuman Tahun 2016

a) PT Mayora Indah Tbk TATO

= = 1,420009 b) PT Ultrajaya Milk Industry

TATO

=

= 1,105394

Perhitungan Total Asset Turn Over (TATO) Perusahaan Makanan dan Minuman Tahun 2017

a) PT Mayora Indah Tbk TATO

=

= 1,395607 b) PT Ultrajaya Milk Industry

TATO

=

= 0,940739

Perhitungan Total Asset Turn Over (TATO) Perusahaan Makanan dan Minuman Tahun 2018

a) PT Mayora Indah Tbk TATO

= = 1,367735

b) PT Ultrajaya Milk Industry TATO

=

= 0,985062

Tabel 3.4

Rasio Aktivitas Perusahaan Makanan dan Minuman periode 2015-2018

3. Rasio Profitabilitas a. Net Profit Margin

Net Profit Margin (marjin laba bersih) merupakam keuntungan penjualan setelah menghitung seluruh biaya dan pajak Tahun

FATO

TATO

MYOR ULTJ MYOR ULTJ

2015 8,40 57,64 1,30 1,24

2016 8,64 62,17 1,42 1,10

2017 11,40 0,06 1,39 0,94

2018 7,17 68,00 1,36 0,98

penghasilan. Margin ini menunjukkan perbandingan laba bersih setelah pajak dengan penjualan.

Perhitungan Net Profit Margin (NPM) Perusahaan Makanan dan Minuman Tahun 2015

a) PT Mayora Indah Tbk NPM

x100%

x100% = 0,084368

b) PT Ultrajaya Milk Industry NPM

x100%

x100% = 0,119301

Perhitungan Net Profit Margin (NPM) Perusahaan Makanan dan Minuman Tahun 2016 b) PT Ultrajaya Milk Industry

NPM

x100%

x100% = 0,149359

Perhitungan Net Profit Margin (NPM) Perusahaan Makanan dan Minuman Tahun 2017

a) PT Mayora Indah Tbk NPM

x100%

x100% = 0,078348 b) PT Ultrajaya Milk Industry

NPM

x100%

x100% = 0,142357

Perhitungan Net Profit Margin (NPM) Perusahaan Makanan dan Minuman Tahun 2018

a) PT Mayora Indah Tbk NPM

x100%

x100% =0,073166

b) PT Ultrajaya Milk Industry NPM

x100%

x100% = 0,128331

b. Return On Assets (ROA)

Return on Assets (ROA) merupakan rasio untuk menunjukkan seberapa jauh aset perusahaan digunakan secara efektif untuk menghasilkan laba. ROA di dapatkan dari membagi laba bersih dengan total aset kemudian di kali 100%. Rasio ini merupakan rasio keuangan yang digunakan untuk mengukur kinerja perusahaan khususnya menyangkut profitabilitas perusahaan. semakin tinggi ROA menunjukkan perusahaan semakin efektif menghasilkan laba bersih atas aset yang dimiliki perusahaan.

Perhitungan Return On Asset (ROA) Perusahaan Makanan b) PT Ultrajaya Milk Industry

ROA

x 100%

= x 100% = 0,153164

Perhitungan Return On Asset (ROA) Perusahaan Makanan dan Minuman Tahun 2016

a) PT Mayora Indah Tbk ROA

x 100%

= x 100% = 0,107462 b) PT Ultrajaya Milk Industry

ROA

x 100%

=

x 100% = 0,165100

Perhitungan Return On Asset (ROA) Perusahaan Makanan dan Minuman Tahun 2017

b) PT Ultrajaya Milk Industry ROA

x 100%

=

x 100% = 0,133921

Perhitungan Return On Asset (ROA) Perusahaan Makanan dan Minuman Tahun 2018

a) PT Mayora Indah Tbk ROA

x 100%

=

x 100% = 0,100071 b) PT Ultrajaya Milk Industry

ROA

x 100%

=

x 100% = 0,126414 c. Return On Equity

Return on equity merupakan rasio untuk menunjukkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba atas modal sendiri yang dimiliki. ROE didapatkan dari membagi laba bersih dengan model sendiri kemudian di kali 100%. Rasio ini merupakan rasio keuangan yang digunakan untuk mengukur kinerja perusahaan, khususnya menyangkut profitabilitas perusahaan. semakin ROE menunjukkan perusahaan memiliki kemampuan yang baik dalam penghasilkan laba.

Perhitungan Return on Equity (ROE) Perusahaan Makanan b) PT Ultrajaya Milk Industry

ROE

x 100%

x 100% = 0,193815

Perhitungan Return on Equity (ROE) Perusahaan Makanan dan Minuman Tahun 2016

a) PT Mayora Indah Tbk ROE

x 100%

x 100% = 0,221164

b) PT Ultrajaya Milk Industry ROE

x 100%

x 100% = 0,200587

Perhitungan Return on Equity (ROE) Perusahaan Makanan dan Minuman Tahun 2017

b) PT Ultrajaya Milk Industry ROE

x 100%

x 100% = 0,165046

Perhitungan Return on Equity (ROE) Perusahaan Makanan dan Minuman Tahun 2018

a) PT Mayora Indah Tbk ROE

x 100%

x 100% = 0,206078

b) PT Ultrajaya Milk Industry ROE

x 100%

x 100% = 0,147089

Tabel 3.5

Rasio Profitabilitas Perusahaan Makanan dan Minuman 2015-2018

Tahun

NPM ROA ROE

MYOR ULTJ MYOR ULTJ MYOR ULTJ

2015 0,08 0,11 0,11 0,15 0,24 0,19

2016 0,07 0,14 0,10 0,16 0,22 0,20

2017 0,07 0,14 0,10 0,13 0,22 0,16

2018 0,07 0,12 0,10 0,12 0,20 0,14

4. Rasio Solvabilitas

a. Debt to Equity Ratio (DER)

Rasio ini menunjukkan hubungan antara jumlah hutang yang diberikan oleh para kreditur dengan jumlah modal sendiri yang diberikan oleh pemilik perusahaan. debt to equity rasio sebagai ujuran yang dipakai dalam menganalisis laporan keuangan untuk memperlihatkan besarnya jaminan yang tersedia untuk kreditor. Investor tidak hanya berorientasi terhadap laba, namun memperhitungkan tingkat risiko yang dimiliki oleh perusahaan, apabila investor memutuskan menginvestasikan modal yang dimilikinya di perusahaan tersebut. Tingkat risiko perusahaan dapat tercermin dari debt to equity ratio yang menunjukkan seberapa besar modal sendiri yang dimiliki oleh perusahaan dalam memenuhi kewajiban-kewajiban perusahaan. kewajiban berupa hutang jangka panjang dan hutang jangka pendek. Semakin tinggi hutang yang dimiliki perusahaan, maka semakin berisiko perusahaan tersebut, sebaliknya semakin renda tingkat pengambilan hutangnya maka risiko perusahaan juga semakin rendah. Adapun DER dihitung dengan membagi total hutang dengan total modal.

Perhitungan Debt to Equity Ratio (DER) Perusahaan Makanan dan Minuman Tahun 2015

a) PT Mayora Indah Tbk DER

x 100%

x 100% = 1,183617

b) PT Ultrajaya Milk Industry DER

x 100%

x 100% =

Perhitungan Debt to Equity Ratio (DER) Perusahaan Makanan dan Minuman Tahun 2016

a) PT Mayora Indah Tbk DER

x 100%

x 100% = 1,062552

b) PT Ultrajaya Milk Industry DER

x 100%

x 100% = 0,214937

Perhitungan Debt to Equity Ratio (DER) Perusahaan Makanan dan Minuman Tahun 2017

a) PT Mayora Indah Tbk DER

x 100%

x 100% = 1,028167 b) PT Ultrajaya Milk Industry

DER

x 100%

x 100% = 0,232416

Perhitungan Debt to Equity Ratio (DER) Perusahaan Makanan dan Minuman Tahun 2018

a) PT Mayora Indah Tbk DER

x 100%

x 100% = 1,059305 b) PT Ultrajaya Milk Industry

DER

x 100%

x 100% = 0,163543

b. Debt to Asset Ratio

Rasio ini mengukur seberapa besar aktiva perusahaan yang dibiayai oleh kreditur. Tingkat pendapatan perusahaan dapat mempengaruhi tinggi rendahnya permintaan akan saham dimana hal tersebut juga akan mempengaruhi nilai perusahaan dan investor tidak hanya berharap laba, namun memperhitungkan tingkat pendapatan yang akan diterima perusahaan. tingkat pendapatan perusahaan dapat mempengaruhi tingkat rendahnya permintaan akan saham dimana hal tersebut juga akan mempengaruhi nilai perusahaan. DAR dapat digunakan para calon investor sebagai dasar untuk menanamkan investasinya ke dalam perusahaan karena menggambarkan total aset yang dapat menggambarkan tingkat pengembalian yang akan diterima

perusahaan. sehingga perusahaan perlu dipahami pada titik mana yang dianggap aman untuk peminjaman. Titik anam adalah jika penjaman itu maksimal adalah 40% dari jumlah nilai aset. Semakin kecil DAR maka semakin sedikit pula aset perusahaan yang di biaya oleh hutang.

Perhitungan Debt to Asset Ratio (DAR) Perusahaan Makanan dan Minuman Tahun 2015

a) PT Mayora Indah Tbk DAR

x 100%

=

x 100% = 0,542044 b) PT Ultrajaya Milk Industry

DAR

x 100%

= x 100% = 0,639693

Perhitungan Debt to Asset Ratio (DAR) Perusahaan Makanan dan Minuman Tahun 2016

a) PT Mayora Indah Tbk DAR

x 100%

=

x 100% = 0,515163 b) PT Ultrajaya Milk Industry

DAR

x 100%

=

x 100% = 0,719687

Perhitungan Debt to Asset Ratio (DAR) Perusahaan Makanan dan Minuman Tahun 2017

a) PT Mayora Indah Tbk DAR

x 100%

=

x 100% = 0,506944 b) PT Ultrajaya Milk Industry

DAR

x 100%

= x 100% = 0,731956

Perhitungan Debt to Asset Ratio (DAR) Perusahaan Makanan dan Minuman Tahun 2018

a) PT Mayora Indah Tbk DAR

x 100%

= x 100% = 0,514399 b) PT Ultrajaya Milk Industry

DAR

x 100%

=

x 100% = 0,537400

Tabel 3.6

Rasio Solvabilitas Perusahaan Makanan dan Minuman periode 2015-2018

Tahun

DER

DAR

MYOR ULTJ MYOR ULTJ

2015

1,18 0,26 0,54 0,63

2016

1,06 0,21 0,51 0,71

2017

1,02 0,23 0,50 0,73

2018

1,05 0,16 0,51 0,53

Tabel 3.7

Kinerja Keuangan Maen Keterangan

Current Ratio

Mayora 6,49 Tidak Terdapat

Perbedaan Signifikan Ultrajaya 4,167

FATO

Mayora 8,902 Terdapat Perbedaan

Signifikan Ultrajaya 46,967

TATO

Mayora 1,367 Tidak Terdapat

Perbedaan Signifikan Ultrajaya 1,065

NPM

Mayora 0,072 Tidak Terdapat

Perbedaan Signifikan Ultrajaya 0,127

ROA

Mayora 0,102 Tidak Terdapat

Perbedaan Signifikan Ultrajaya 0,142

ROE

Mayora 0,22 Terdapat Perbedaan

Signifikan

D. Pembahasan Hasil Penelitian Kinerja keuangan

Kinerja keuangan merupakan gambaran dari pencapain keberhasilan perusahaan dapat diartikan sebagai hasil yang telah dicapai atas berbagai aktivitas yang telah dilakukan. Dapat dijelaskan bahwa kinerja keuangan adalah suatu analisis yang dilakukan untuk melihat sejauh mana suatu perusahaan telah melaksanakan dengan menggunakan aturan - aturan pelaksanaan keuangan secara baik dan benar.

Hasil penelitian yang didapatkan peneliti adalah sebagai berikut:

1. Kinerja keuangan a. Current Ratio

Rata – rata CR seluruh perusahaan makanan dan minuman sampel dari tahun ke tahun mengalami fluktuasi. Pada tahun 2015 rata-rata CR 2,65, pada tahun 2016 rata-rata CR mengalami peningkatan sebesar 4,23, pada tahun 2017 CR kembali mengalami peningkatan sebesar 16,97 kemudian pada tahun 2018 rata-rata CR kembali mengalami penurunan sebesar 14,78.

Hal ini memberikan indikasi yang kurang bagus karena sebagaimana yang peneliti ketahui bahwa sebagian besar dana yang dikelola oleh perusahaan adalah nada pihak ketiga secara akuntansi dianggab sebagai liabilitasi (hutang) dan sebagaimana yang kita ketahui dalam perbankan, semakin

besar modal pihak ketiga yang bank kelola maka kemungkinan untuk mendapatkan laba semakin tinggi.

b. Quick Rasio

Rata-rata QR seluruh perusahan makanan dan minuman dari tahun ke tahun mengalami fluktuasi. Pada tahun 2015 sebesar 5,55, pada tahun 2016 rata-rata QR meningkat menjadi 14,39, pada tahun 2017 rata-rata QR kembali mengalami penurunan menjadi 14,38, kemudian pada tahun 2018 rata-rata QR kembali mengalami penurunan menjadi 11,06. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan harus lebih berhati-hati dalam mengelola aset yang di biayai oleh utang.

c. Fixed Assets Turn Over

Rata FATO seluruh perusahan makanan dan minuman dari tahun ke tahun mengalami fluktuasi. Pada tahun 2015 sebesar 33,02, pada tahun 2016 rata-rata FATO meningkat menjadi 35,40, pada tahun 2017 rata-rata FATO kembali mengalami penurunan menjadi 5,73, kemudian pada tahun 2018 rata-rata FATO kembali mengalami peningkatan menjadi 37,58. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan harus lebih berhati-hati dalam mengelola aset karena dengan ini perusahaan dapat mengetahui apakah perusahaan tersebut memiliki kinerja yang lebih baik atau lebih buruk.

d. Total Assets Turn Over

Rata-rata TATO seluruh perusahan makanan dan minuman dari tahun ke tahun mengalami fluktuasi. Pada tahun 2015

sebesar 1,24, pada tahun 2016 rata-rata TATO meningkat menjadi 1,26, pada tahun 2017 rata-rata TATO kembali mengalami penurunan menjadi 1.16, kemudian pada tahun 2018 rata-rata TATO kembali mengalami peningkatan menjadi 1,17. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan harus lebih berhati-hati dalam mengelola aset karena dengan ini perusahaan dapat mengukur kemampuan perusahaan untuk menghasilkan penjualan dari total aset dengan membandingkan penjualan bersih dengan total aset rata-rata.

e. Net Profit Margin

Rata-rata NPM seluruh perusahan makanan dan minuman dari tahun ke tahun mengalami fluktuasi. Pada tahun 2015 sebesar 0,09, pada tahun 2016 rata-rata NPM meningkat menjadi 0,10, pada tahun 2017 rata-rata NPM kembali mengalami peningkatan menjadi 0,10, kemudian pada tahun 2018 rata-rata NPM kembali mengalami penurunan menjadi 0,09. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan harus lebih berhati-hati dalam mengelola aset karena dengan ini perusahaan dapat membandingkan total jumlah laba bersih dengan total jumlah pendapatan perusahaan.

f. Return on Asset

Rata-rata ROA seluruh perusahan makanan dan minuman dari tahun ke tahun mengalami fluktuasi. Pada tahun 2015 sebesar 0,13, pada tahun 2016 rata-rata ROA tidak mengalami perubahan yaitu tetap dengan 0,13, pada tahun 2017 rata-rata

ROA kembali mengalami penurunan menjadi 0,11, kemudian pada tahun 2018 rata-rata ROA kembali tidak mengaami perubahan yaitu 0,11. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan harus lebih berhati-hati karena dengan rasio ini perusahaan dapat mengukur seberapa efisien suatu perusahaan dalam mengelola asetnya untuk menghasilkan laba selama suatu periode.

g. Return on Equity

Rata-rata ROE seluruh perusahan makanan dan minuman dari tahun ke tahun mengalami fluktuasi. Pada tahun 2015 sebesar 0,21, pada tahun 2016 rata-rata ROE tidak mengalami perubahan yaitu tetap dengan 0,21, pada tahun 2017 rata-rata ROE kembali mengalami penurunan menjadi 0,19, kemudian pada tahun 2018 rata-rata ROE kembali mengalami penurunan yaitu 0,17. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan harus lebih berhati-hati karena dengan rasio ini perusahaan dapat mengukur kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba dari investor pemegang saham dari perusahaan tersebut.

h. Debt to Equity Ratio

Rata-rata DER seluruh perusahan makanan dan minuman dari tahun ke tahun mengalami fluktuasi. Pada tahun 2015 sebesar 0,72, pada tahun 2016 rata-rata DER mengalami penurunan yaitu 0,63, pada tahun 2017 rata-rata DER kembali mengalami penurunan menjadi 0,62, kemudian pada tahun 2018 rata-rata

DER kembali mengalami penurunan yaitu 0,61. Hal ini dinilai baik karena semakin kecil DER maka semakin kecil pula persentase hutang dalam biaya perusahaan.

i. Debt to Assets Rasio

Rata-rata DAR seluruh perusahan makanan dan minuman dari tahun ke tahun mengalami fluktuasi. Pada tahun 2015 sebesar 0,58, pada tahun 2016 rata-rata DAR mengalami peningkatan yaitu 0,61, pada tahun 2017 rata-rata DAR kembali mengalami peningkatan menjadi 0,62, kemudian pada tahun 2018 rata-rata DAR kembali mengalami penurunan yaitu 0,53. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan harus berhati-hati dalam mengelola asetnya karena samakin besar jumlah aset yang dibiayai oleh hutang.

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data dapat diambil kesimpulan sabagai berikut:

1. Berdasarkan Analisis Rasio Likuiditas

Dari hasil analisis rasio likuiditas pada kedua perusahaan terdapat terjadinya pergerakan naik turun yang disebabkan oleh meningkatnya utang lancar yang di ikuti dengan adanya peningkatan maupun penurunan jumlah aktiva lancar, serta perubahan tingkat persedian.

Dengan bagitu dapat diambil kesimpulan bahwa Rasio lancar (CR) PT.

Mayora Indah Tbk dan PT. Ultrajaya Milk Industry memiliki data time series lebih dari 200% dan Quick Ratio (QR) lebih dari 100% artinya kedua perusahaan mempunyai kinerja keuangan yang baik. Hal tersebut didasari karena CR berada diatas data time series sebagai tolak ukurnya.

Sedangkan pada hasil perhitungan Quick Ratio (CR) pada periode 2015 – 2018 juga dikatakan baik karena diatas data time series hal tersebut sesuai dengan pendapat Munawir (2002:94) yang menyatakan bahwa rasio lancar yang baik adalah 2:1 atau 200% sedangkan untuk rasio cepat yang baik adalah 1:1 atau 100%.

2. Berdasarkan Analisis Rasio Aktivitas

Hasil analisis rasio aktivitas pada PT. Mayora Indah Tbk dan PT.

Ultrajaya Milk Industry pada periode 2015-2018 memperlihatkan hasil perhitungan Fixed Asset Turn Over (FATO) kedua perusahaan

mempunyai perputaran aktiva perusahaan dalam menghasilkan tingkat penjualan menunjukkan kinerja perusahaan yang baik. Sedangkan umur piutang lebih baik PT. Ultrajaya Milk Industry dari pada PT.Mayora Indah Tbk, karena umur piutang PT. Ultrajaya Milk Industry lebih cepat.

3. Berdasarkan Analisis Rasio Profitabilitas

Hasil analisis rasio profitabilitas pada PT. Mayora Indah Tbk dan PT.ultrajaya Milk Industry pada tahun 2015-2018 memperlihatkan adanya kenaikan dan penurunan tiap tahunnya. Pada kedua perusahaan memiliki hasil perhitungan Net Profit Margin (NPM) lebih dari 5% dan Return On Asset (ROA) lebih dari 5%, dengan hal ini dapat ambil kesimpulan bahwa kinerja keuangan dalam perusahaan memiliki tingkat tinggi yang baik.

Namun hasil perhitungan dari rasio Return on Equity (ROE) kedua perusahaan lebih dari data time series yang ditetapkan yaitu 29%, sehingga menunjukkan kalau kinerja perusahaan masih kurang baik. Hasl tersebut di dukung oleh pendapat Hanafi dan Halim (2007:83-84) yang menyatakan bahwa Net Profit Margin (NPM) dapat dikatakan baik apabila rasio tersebut lebih dari 5%, Return On Asset (ROA) dapat dikatakan baik apabila rasio tersebut lebih dari 5%, dan Raturn on Equity (ROE) dapat dikatakan baik apabila rasio tersebut berkisar antara 20% - 40%.

4. Berdasarkan Analisis Rasio Solvabilitas

Sesuai hasil analisis kedua perusahaan dapat diambil kesimpulan bahwa pergerakan naik turun nilai rasio solvabilitas disebabkan oleh adanya kenaikan total aset, total utang, serta total modal sendiri yang dimiliki perusahaan. dari hasil perhitungan menggunakan Debt to Total Aseet kedua perusahaan berada di bawah data time series yang ditetapkan

yaitu 100%, maka perusahaan dapat dikatakan memiliki kinerja yang baik.

Sedangkan perhitungan Debt to Equity PT. Mayora Indah Tbk, perusahaan memiliki nilai melebihi data time series yang di tetapkan yaitu 100%, maka dapat dikatakan kinerja dalam peruahaan masih kurang baik. Sedangkan PT. Ultrajaya Milk Industry memiliki rasio DER lebih dari 100%, maka perusahaan dapat dikatakan memiliki kinerja yang baik. Hal bersebut sesuai dengan pendapat Hanafi (2008:41) yang menyatakan bahwa Debt to total asset (DAR) dan Debt to equity (DER) dapat dikatakan baik apabila rasio tersebut kurang dari 100%.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian di atas maka peneliti dapat memberikan saran bahwa:

1. Sebaiknya kedua perusahaan makanan dan minuman tersebut memperluas cabang agar bisa dapat [enjualan yang lebih banyak lagi dan perusahaan makanan dan minuman hendaknya memperhatikan terus kinerjanya sehingga dapat meningkatkan laba yang dihasilkan.

2. Berdasarkan tujuan perusahaan dalam mensejahterakan masyarakat maka sangat penting melakukan analisis laporan keuangan, karena dapat mengetahui kondisi keuangan perusahaan yang bersangkutan, sehingga dapat diketahui kelemahan-kelemahan yang berkaitan dengan kinerja keuangan dapat di evaluasi. Hal itu dimaksudkan agar perusahaan senantiasa tetap bertahan dan berkembang dalam menjalankan kegiatan usahanya demi meningkatkan kesejahteraan masyarakat umum.

3. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat menambah variabel rasio keuangan, sehingga dapat menggambarkan aspek-aspek kinerja keuangan yang penting sacara keseluruhan, atau menggunakan metode analisis kinerja keuangan yang lain seperti penggunaan EVA dan MVA, sehingga dapat memberikan alternatif yang berbeda di dalam membandingkan kinerja keuangan antara PT. Mayora Indah Tbk dan PT. Ultrajaya Milk Industry.

DAFTAR PUSTAKA

Andayani, N. B. (2017). Kinerja Keuangan sebelum dan sesudah IPO dan Pengaruhnya terhadap Nilai Perusahaan. E-jurnal Ekonomi dan Bisnis Universitas Udaya.

Anthony, R. N. (2005). Managemen Control System sistem Pengendalian Manajemen . Jakarta: Salemba empat.

Ariani, D. W. (2009). Manajemen Operasi Jasa. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Ayunda, R. (2014). Analisis Perbandingan inerja Keuangan Pada Perusahaan Makanan dan Minuman di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi , Vol. 3 No.11 .

Harapan, S. S. (2008). Analisis Krisis Laporan Keuangan. Jakarta:: Rajawali ...Pers.

Hasan, I. (2009). Analisis Data Penelitian Dengan Statistik. Jakarta: Bumi Aksa.

J. Fred, E. (2004). Dasar dasar Manajemen Keuangan Edisi Ketujuh. Jakarta:

Erlangga.

Janna, M. (2011). Ekslorasi Kinerja Keuangan Perusahaan Food and Beverage Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Kasmar. (2013). Analisis Laporan Keuangan PT. Raja Grafindo Persada Jakarta.

Kasmir. (2008). Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: Rajawali Pers.

Keown, A. J. (1999). Dasar-Dasar Keuangan Edisi Kelima. Jakarta: Grafindo.

Kuncoro, M. (2009). Pengantar Manajemen Keuangan . Jakarta: Mitra Wacana Media.

Muktiada, N. D. (2008). Analisis Rasio Likuiditas Untuk Mengatur Kemampuan Perusahaan Membiayai Sktiva Perusahaan. Jurnal Ilmiah Ranggading Vol. 8 No.1, Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Kesatuan.

Muktiadji, N. d. (2008). Analisis Rasio Likuiditas untuk Mengukur Kemampuan Perusahaan Dalam Membiayai Aktivitas.

Prastowo, D. d. (2008). Analisis Laporan Keuangan . Yogyakarta: UPP. STIM.

YKPN.

Sugiyono. (2013: 96). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.

Bandung: Alfabeta.

Sugiyono,2015:117.”MetodePenelitian”.http://digilib.unila.ac.id/10355/16/

.BAB%20III.pdf

Sugiyono,2015:118.”MetodePenelitian”.http://digilib.unila.ac.id/10355/16/

BAB%20III.pdf.

Santoso, S. (2015). Menguasai Statistik NonParametrik. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo.

Sawir, A. (2003). Analisis Keuangan. Jakarta: Gramedia Pustaka Umum.

Siregar, S. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Kencana.

Soemarsono, S. (2004). Akuntansi Suatu Pengantar. Jakarta: Saleman Empat.

Srimindari, C. (2004). Kinerja Perusahaan. Fokus Ekonomu.

BIOGRAFI PENULIS

NurQalbi panggilan Qalbi lahir di Belajen pada tanggal 29 Mei 1996, Kecamatan Alla Kabupaten Enrekang merupakan anak ke 2 dari 8 bersaudara, dari pasangan suami istri Bapak Syafruddin dan Ibu Hermin Tera. Peneliti sekarang bertempat tinggal di BTN Bumi Somba Opu Macanda, Kabupaten

NurQalbi panggilan Qalbi lahir di Belajen pada tanggal 29 Mei 1996, Kecamatan Alla Kabupaten Enrekang merupakan anak ke 2 dari 8 bersaudara, dari pasangan suami istri Bapak Syafruddin dan Ibu Hermin Tera. Peneliti sekarang bertempat tinggal di BTN Bumi Somba Opu Macanda, Kabupaten

Dokumen terkait