• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pembelajaran Unit Satu

Dalam dokumen AL P enelitian, Pendidikan dan P Penera (Halaman 159-166)

Hasil Penelitian

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pembelajaran Unit Satu

Berdasarkan hasil tes penempatan pada pertemuan sebelumnya, ternyata seluruh siswa harus belajar mulai dari unit satu. Pembelajaran unit satu ini dimulai pada pertemuan kedua. Guru membagikan LKS unit satu kepada seluruh siswa sebagai panduan untuk memahami materi pada unit satu. Sebelum pembelajaran kooperatif dilaksanakan, terlebih dahulu guru melaksanakan pengajaran klasikal unit satu. Guru menjelaskan pengertian ruang sampel dan titik sampel, cara menentukan ruang sampel dan titik sampel dari suatu percobaan disertai dengan beberapa buah contoh soal. Penjelasan materi berdasarkan LKS yang dipegang oleh masing-masing siswa. Sesekali, guru juga memberikan kesempatan kepada siswa untuk menanyakan hal-hal yang belum/kurang dipahaminya.

Pengajaran klasikal pada unit satu ini memerlukan waktu sekitar satu jam pelajaran. Pada jam pelajaran berikutnya, dimulai pembelajaran kooperatif. Untuk mempercepat perpindahan siswa dalam pembentukan kelompok dan mencegah kekacauan, guru memberikan instruksi tempat yang harus dituju oleh masing-masing kelompok. Kegiatan ini cukup memakan waktu karena siswa harus memindahkan kursi dan meja. Setelah semua siswa berada di kelompoknya masing-masing, maka aktivitas

Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan dan Penerapan MIPA

PM – 8 : Penerapan Model Kooperatif Tipe TAI Karim, Sohrah

kelompok pun dimulai. Semua siswa dalam tiap-tiap kelompok berada pada unit satu, sehingga aktivitas yang mereka lakukan pun sama.

Langkah-langkah dalam diskusi kelompok diuraikan sebagai berikut: langkah pertama, masing-masing anggota kelompok mengerjakan latihan sebanyak 4 butir soal secara berturut-turut dari 16 butir soal yang tersedia secara individual. Kemudian dalam kelompok masing-masing, mereka secara berpasangan bertukar lembar jawaban untuk saling memeriksa jawaban kemudian menuliskan hasilnya di lembar penilaian kelompok. Dalam mengerjakan soal latihan, masing-masing anggota kelompok harus dapat menjawab benar keempat butir soal tersebut. Jika ada yang salah, siswa tersebut harus mengerjakan empat butir soal selanjutnya secara berturut-turut sampai mampu mengerjakan empat butir soal dengan benar. Pada saat mengerjakan latihan ini, siswa dapat berdiskusi dengan teman sekelompoknya jika mengalami kesulitan. Siswa yang lebih cepat memahami materi dan mengerjakan soal dapat membantu teman sekelompoknya yang kesulitan dalam memahami materi atau mengerjakan soal, tetapi masing-masing anggota kelompok tetap bekerja secara individual.

Anggota kelompok yang telah selesai mengerjakan latihan dan memenuhi ketentuan dalam mengerjakan latihan, dapat diajukan oleh kelompoknya untuk mengikuti tes formatif bagian A. Anggota-anggota kelompok mengerjakan tes formatif secara individual dan tetap berada pada posisi di kelompoknya. Kemudian setelah selesai mengerjakan tes formatif, siswa dalam masing-masing kelompok kembali bertukar lembar jawaban seperti pada latihan dan menuliskan hasilnya di lembar penilaian kelompok. Siswa yang mengerjakan tes formatif bagian A harus dapat menjawab benar 8 butir soal. Jika siswa belum dapat menjawab benar 8 butir soal, ia harus mengikuti tes formatif bagian B. Namun sebelumnya, siswa yang harus mengikuti tes formatif B tersebut dapat meminta bantuan temannya atau guru untuk memperbaiki kesalahannya pada tes formatif bagian A. Setelah dapat melewati tes formatif, siswa dapat mengikuti tes unit pada unit satu. Selama mengerjakan tes unit, siswa tetap berada pada posisi masing-masing di kelompoknya dan bekerja secara individual. Guru berkeliling diantara kelompok sambil memantau hasil kerja siswa.

Lembar jawaban tes unit setiap siswa akan diperiksa dan dinilai oleh guru. Siswa yang telah selesai mengerjakan tes unit satu dapat melanjutkan ke unit berikutnya. Adapun ketentuan untuk dapat melanjutkan ke unit berikutnya adalah siswa tersebut

Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan dan Penerapan MIPA

PM – 8 : Penerapan Model Kooperatif Tipe TAI Karim, Sohrah

harus dapat meraih minimal nilai 60 pada tes unit tersebut. Jika siswa belum dapat mencapai nilai 60, siswa tersebut harus kembali mengerjakan soal tersebut. Sebelum mengerjakan kembali, siswa diberi kesempatan untuk belajar lagi beberapa saat.

Pada pembelajaran unit satu ini, guru tidak melaksanakan pengajaran individual karena setelah pengajaran klasikal, siswa mulai bekerja di kelompoknya masing- masing, berdiskusi dan mengerjakan latihan. Pembelajaran unit satu berlangsung dalam dua kali pertemuan yaitu pertemuan kedua dan pertemuan ketiga. Namun setiap kali selesai satu pertemuan, guru selalu meminta semua kelompok mengumpulkan semua lembar jawaban latihan, tes formatif dan tes unit semua anggota kelompok serta lembar penilaian kelompok. Hal ini dilakukan untuk memantau dan mengecek pemahaman siswa melalui jawaban mereka. Jika terlihat ada bagian yang belum dipahami siswa, guru dapat menjadikannya bahan apersepsi untuk pertemuan berikutnya. Sementara itu pekerjaan siswa yang belum selesai akibat habisnya waktu pada pertemuan kedua dapat dilanjutkan kembali pada pertemuan ketiga. Dari kedua pertemuan tersebut, tidak ada siswa yang berhalangan hadir dan pada akhirnya semua siswa dapat menyelesaikan pembelajaran unit satu secara bersamaan. Selanjutnya mereka akan bersiap-siap untuk memasuki pembelajaran pada unit dua pada pertemuan berikutnya.

Pembelajaran Unit Dua

Sebelum memulai pembelajaran unit dua pada pertemuan keempat, terlebih dahulu guru memberikan penghargaan berupa sertifikat kepada masing-masing kelompok sebagai salah satu upaya untuk menghargai hasil kerja kelompok dan untuk memotivasi siswa agar bekerja lebih baik. Penghargaan diberikan berdasarkan perolehan skor perkembangan kelompok setelah melewati unit satu.

Pada pertemuan keempat ini, seluruh siswa secara bersamaan memasuki unit dua. Oleh karena itu, pengajaran yang harus diberikan adalah pengajaran klasikal seperti pada unit satu. Pembelajaran dimulai dengan guru membagikan LKS unit dua kepada seluruh siswa sebagai panduan dalam memahami materi unit dua tersebut yaitu tentang peluang suatu kejadian.

Berdasarkan penjelasan dan pemberian beberapa contoh soal, siswa pun akhirnya dapat mulai memahami materi. Setelah itu, guru meminta siswa untuk kembali ke kelompoknya masing-masing untuk kembali bekerja seperti pada unit satu. Proses pembelajaran pada unit dua ini pun berlangsung sama seperti pada pembelajaran unit

Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan dan Penerapan MIPA

PM – 8 : Penerapan Model Kooperatif Tipe TAI Karim, Sohrah

satu. Siswa mengerjakan soal latihan, tes formatif dan tes unit untuk menentukan apakah mereka dapat melanjutkan ke unit tiga atau tidak. Pada kegiatan kelompok, siswa ditekankan untuk berdiskusi dengan teman jika mengalami kesulitan memahami materi. Tetapi pada saat mengerjakan latihan, tes formatif dan tes unit, siswa harus bekerja secara individual. Proses pembelajaran unit dua berlangsung pada pertemuan keempat dan pertemuan kelima.

Pembelajaran Unit Tiga

Pembelajaran unit tiga dimulai pada pertemuan keenam yang diawali dengan pemberian sertifikat kepada masing-masing kelompok berdasarkan perolehan skor perkembangan kelompok setelah melewati unit dua. Pada pertemuan ini, sebanyak 13 orang siswa secara bersamaan memasuki unit tiga. Guru pun membagikan LKS unit tiga bagi siswa yang sudah memasuki unit tiga. Pada saat mengenalkan materi pada unit tiga yaitu tentang kisaran nilai peluang, guru tidak langsung melaksanakan pengajaran individual tetapi secara klasikal sekitar 20 menit. Setelah itu meminta siswa untuk kembali ke kelompoknya masing-masing untuk kembali bekerja seperti pada unit satu dan unit dua.

Proses pembelajaran pada unit tiga juga berlangsung sama seperti pada unit satu dan unit dua. Siswa mengerjakan soal latihan, tes formatif dan akhirnya tes unit untuk menentukan apakah mereka dapat melanjutkan ke unit empat atau tidak. Tampak beberapa siswa saling berdiskusi dengan temannya ketika menemui kesulitan, tetapi pada saat mengerjakan latihan, tes formatif dan tes unit, siswa harus bekerja secara individual. Proses pembelajaran pada unit tiga berlangsung pada pertemuan keenam sampai pertemuan ketujuh. Namun sampai pertemuan ketujuh berakhir, masih terdapat beberapa siswa yang terlambat menyelesaikan unit tiga ini sehingga harus melanjutkan kembali pekerjaan mereka pada pertemuan berikutnya.

Pembelajaran Unit Empat

Seperti pada pembelajaran unit-unit sebelumnya, pembelajaran unit empat juga berlangsung dalam dua kali yaitu pada pertemuan kedelapan dan pertemuan kesembilan. Pertemuan kedelapan juga diawali dengan pemberian sertifikat kepada tiap-tiap kelompok setelah berhasil melewati unit tiga. Pada pertemuan ini, sebanyak 10 orang siswa secara bersamaan memasuki unit empat. Guru pun membagikan LKS unit 4 kepada siswa-siswa yang sudah memasuki unit empat, sementara siswa yang terlambat

Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan dan Penerapan MIPA

PM – 8 : Penerapan Model Kooperatif Tipe TAI Karim, Sohrah

dapat melanjutkan kembali pekerjaannya menyelesaikan unit tiga dan segera menyusul memasuki unit empat. Untuk mengenalkan materi frekuensi harapan pada unit ini, guru melaksanakan pengajaran individual bagi mereka yang telah memasuki unit empat ini. Mereka menerima LKS unit empat untuk dibaca dan dipahami materinya sambil berdiskusi dengan teman-temannya. Setelah itu, guru meminta siswa untuk kembali ke kelompoknya masing-masing untuk kembali bekerja seperti pada unit-unit sebelumnya. Siswa yang terlambat menyelesaikan unit empat segera menyusul siswa-siswa lain yang telah memasuki unit empat, namun mereka kembali harus menunggu beberapa saat untuk mengetahui nilai tes unitnya sebelum melanjutkan ke unit empat. Setelah mengetahui bahwa hasil tes unit tiga mereka telah memenuhi syarat memasuki unit empat, para siswa ini pun mengikuti pengajaran individual unit empat. Dalam pengajaran individual ini, sesekali guru juga mengingatkan kembali tentang materi pada unit-unit sebelumnya. Setelah mengikuti pengajaran individual, siswa pun kembali ke kelompoknya masing-masing untuk kembali bekerja seperti pada unit-unit sebelumnya. Dalam pembelajaran ini, guru selalu mengawasi kegiatan kelompok dan memberikan bantuan jika diperlukan. Pembelajaran unit empat berakhir pada pertemuan kesembilan. Semua siswa pada akhirnya dapat menyelesaikan tes unit dengan baik sebelum pertemuan berakhir, sementara untuk penyerahan sertifikat atas kinerja kelompok diberikan pada pertemuan berikutnya (pertemuan terakhir) yaitu pada saat tes pemberian tes akhir.

Observasi Terhadap Aktivitas Siswa

Aktivitas siswa pada saat proses pembelajaran peluang dengan model kooperatif tipe TAI berjalan cukup baik, Hal tersebut dapat dilihat dari lembar obervasi aktivitas siswa dan guru dalam pembelajaran kooperatif tipe TAI yang dilakukan oleh satu orang pengamat yaitu guru di SMP tempat penelitian dilaksanakan. Observasi terhadap aktivitas siswa ini dilakukan untuk memperhatikan apakah aktivitas yang dilakukan siswa sudah terlaksana dengan baik atau tidak. Khusus untuk aktivitas siswa, perlu diperhatikan apakah aspek-aspek aktivitas siswa dalam pembelajaran kooperatif tipe TAI sudah terlaksana dengan baik atau belum.

Berdasarkan lembar observasi aktivitas siswa dalam pembelajaran kooperatif, dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut:

(1) aktivitas mempunyai keberanian untuk bertanya termasuk kualifikasi sangat baik,

Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan dan Penerapan MIPA

PM – 8 : Penerapan Model Kooperatif Tipe TAI Karim, Sohrah

(2) aktivitas mendengarkan dengan aktif dan menanyakan kebenaran/memeriksa ketepatan termasuk baik,

(3) aktivitas menghargai pendapat orang lain, mengambil giliran dan berbagi tugas, berada dalam tugas, menunjukkan penghargaan dan simpati dan mengungkapkan ketidaksetujuan dengan cara yang diterima termasuk cukup baik,

(4) aktivitas memancing orang lain untuk berbicara dan mendorong orang lain untuk berpartisipasi termasuk kurang baik.

Evaluasi dan Hasil Belajar Siswa

Evaluasi pembelajaran kooperatif tipe TAI terdapat dua macam, yaitu evaluasi secara kelompok dan evaluasi secara individu. Pelaksanaan evaluasi bertujuan untuk mengetahui hasil belajar siswa dan juga untuk menentukan tingkat penghargaan kelompok Evaluasi secara kelompok dilakukan berdasarkan nilai tes unit/final tes masing-masing unit untuk menentukan tingkat penghargaan kelompok setelah beberapa kali pertemuan. Setiap siswa dalam kelompoknya diharapkan dapat menyumbangkan poin yang tinggi bagi kelompoknya sehingga kelompoknya mendapat penghargaan yang bagus, tetapi dalam hal ini tidak ada istilah peringkat. Masing-masing kelompok akan mendapatkan penghargaan sesuai dengan skor yang mereka hasilkan.

Sedangkan evaluasi secara individu dilaksanakan pada akhir kegiatan pembelajaran secara keseluruhan yaitu melalui tes akhir. Tes akhir ini berlangsung lancar. Selama kegitan berlangsung, siswa dengan serius mengerjakan soal-soal yang diberikan. Evaluasi yang dilakukan bersifat tertutup dan siswa tidak diperkenankan bekerjasama dengan siswa yang lain. Guru mengawasi dengan ketat berlangsungnya tes akhir.

Pemberian poin perkembangan dilakukan dengan menentukan selisih perolehan nilai tes terdahulu (dasar) dengan nilai tes unit yang telah dilewati siswa. Nilai dasar yang digunakan adalah nilai tes formatif siswa untuk kompetensi dasar yang telah diujikan oleh guru mata pelajaran matematika. Nilai dasar dapat dilihat pada lampiran 10. Setelah dilakukan perhitungan poin perkembangan individu, selanjutnya dilakukan perhitungan poin perkembangan kelompok dengan cara menjumlahkan poin perkembangan masing-masing anggota kelompok dibagi dengan banyaknya anggota kelompok sehingga didapatkan rata-rata poin perkembangan kelompok. Berdasarkan poin rata-rata perkembangan kelompok, masing-masing kelompok mendapatkan

Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan dan Penerapan MIPA

PM – 8 : Penerapan Model Kooperatif Tipe TAI Karim, Sohrah

penghargaan sesuai dengan kriteria yang ada. Ada tiga jenis penghargaan yang dapat diberikan yaitu super, hebat dan baik. Selama pembelajaran kooperatif tipe TAI, penghargaan diberikan sebanyak empat kali, yaitu setelah melewati unit satu, unit dua, unit tiga dan unit empat.

Evaluasi secara individu dilakukan melalui tes akhir. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada siswa kelas IX B SMP IDHATA Banjarmasin dengan model kooperatif tipe TAI dapat diketahui bahwa rata-rata nilai tes akhir siswa kelas IX B adalah 61,88 yang berada pada kualifikasi cukup.

Berdasarkan hasil tes akhir tersebut, dapat diperoleh prosentase keseluruhan kualifikasi siswa yang dapat dilihat pada tabel 4 berikut ini.

Tabel 4. Prosentase Kualifikasi Hasil Belajar Siswa

Kualifikasi Interval Nilai Frekuensi Persentase (%) Istimewa ≥ 95,0 0 0,0 Amat Baik 80,0 – 94,9 2 12,5 Baik 65,0 – 79,9 5 31,3 Cukup 55, 0 – 64,9 4 25,0 Kurang 40,1 – 54,9 4 25,0 Amat Kurang ≤ 40,0 1 6,2 Jumlah 16 100,0

Berdasarkan tabel 4, diperoleh bahwa dari 16 orang siswa yang mengikuti pembelajaran diperoleh frekuensi banyak siswa pada masing-masing kualifikasi. Tidak terdapat siswa yang termasuk kualifikasi istimewa. Frekuensi banyak siswa pada kualifikasi amat baik sebanyak 2 orang atau 12,5% sedangkan untuk kualifikasi baik sebanyak 5 orang atau 31,3%. Frekuensi banyak siswa pada kualifikasi cukup dan kualifikasi kurang masing-masing sebanyak 4 orang atau 25,0%, sedangkan banyaknya siswa yang berada pada kualifikasi amat kurang hanya 1 orang atau 6,2%.

Pembahasan

Pembelajaran kooperatif tipe TAI sangat baik untuk menumbuhkan partisipasi siswa didalam proses pembelajaran. Sesuai dengan filosofi pembelajaran kooperatif,

Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan dan Penerapan MIPA

PM – 8 : Penerapan Model Kooperatif Tipe TAI Karim, Sohrah

maka dengan tipe TAI ini semangat kebersamaan dan sosial siswa dapat ditumbuhkan. Meskipun demikian, dari sisi hasil belajar untuk pokok bahasan peluang ternyata nilai yang diperoleh siswa tidak terlalu istimewa.

Hal lain yang perlu diperhatikan dalam penerapan pembelajaran kooperatif tipe TAI adalah masalah kehadiran siswa. Ternyata kehadiran siswa dalam pembelajaran kooperatif tipe TAI mempunyai pengaruh tersendiri. Jika dalam satu kali pertemuan ada siswa yang tidak hadir mengikuti pembelajaran, maka akan menghambat aktivitasnya secara individu dan aktivitasnya sebagai anggota kelompok. Selama pembelajaran kooperatif tipe TAI, seluruh siswa kelas IX B dapat mengikuti pembelajaran namun dalam beberapa pertemuan, ada siswa yang tidak hadir. Hal ini kadang menghambat aktivitas dalam kelompoknya karena dalam aktivitas kelompok pembelajaran kooperatif tipe TAI ini sangat memerlukan kerja sama yang baik antar anggota kelompok, baik dalam kegiatan menuntaskan materi maupun saat mereka saling memeriksa lembar jawaban.

PENUTUP

Dalam dokumen AL P enelitian, Pendidikan dan P Penera (Halaman 159-166)

Dokumen terkait