• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.2. Hasil Penelitian

Pada bagian hasil, akan diuraikan hasil penelitian berupa temuan-temuan dilapangan berdasarkan pengamatan penulis dilapangan. Untuk memperlancar penelitian tersebut, penulis menggunakan metode wawancara dan didalam proses wawancara tersebut penulis banyak dibantu oleh key informan dan informan, sehingga proses pengumpulan data dapat berjalan dengan lancar.

Berdasarkan fakta dilapangan dapat diketahui tentang bagaimana pemberdayaan pengrajin tas di desa Trayang Kecamatan Ngronggot Kebupaten Nganjuk dilihat dari pelatihan kewirausahaan dan strategi pemasaran produk yang dilaksanakan oleh Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, Pertambangan dan Energi Kabupaten Nganjuk. Pelatihan kewirausahaan meliputi sasaran kajian proses penyuluhan dengan cara memberikan pelatihan peningkatan produk dan memberikan ketrampilan pengembangan pola atau mode. Strategi pemasaran produk dilaksanakan dengan sasaran kajian pemasaran produk dengan pameran dan penanggung jawab dalam kegiatan strategi pemasaran adalah seksi Pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah.

Sesuai dengan fokus penelitian yang ada, maka berikut ini penulis akan mendeskripsikan serta menguraikan hasil dari temuan-temuan dilapangan.

4.2.1.Pelatihan Kewirausahaan

Fokus yang pertama adalah pelatihan yang dilakukan oleh Dinas Indagkoptamben Kabupaten Nganjuk sebagai bagian yang membidangi masalah UKM. Pelatihan kewirausahaan memiliki manfaat khususnya bagi pengrajin tas di Desa Trayang. Pelatihan kewirausahaan adalah wujud upaya Dinas Indagkoptamben Kabupaten Nganjuk dalam memberdayakan pengrajin. Kegiatan pelatihan kewirausahaan dikaji dalam dua sasaran kajian yaitu:

4.2.1.1.Pemberian penyuluhan untuk meningkatkan usaha dan kualitas produksi

Pemberian penyuluhan dilakukan oleh Dinas Indagkoptamben Kabupaten Nganjuk dengan cara memberikan penyuluhan peningkatan produk. Peneliti melakukan wawancara dengan Key informan yaitu Bapak Ganang, SE selaku Seksi Pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah di Dinas Indagkoptamben Kabupaten Nganjuk, dan informan yaitu pengrajin tas di Desa Trayang Kecamatan Ngronggot Kabupaten Nganjuk.

Berikut hasil wawancara peneliti dengan key informan yaitu Bapak Ganang, SE selaku seksi pemberdayaan UMKM mengenai tujuan diadakan penyuluhan, beliau menjelaskan bahwa :

“...kami memberikan penyuluhan tentang peningkatan kesadaran kewirausahaan tujuannya memberikan dorongan kepada pengrajin supaya mengetahui tentang kewirausahaan, dan supaya tertarik untuk mengikuti pelatihan..lalu bagaimana memasarkan produk itu, serta bagaimana mengembangkan ben produk tas itu bervariasi lah mbak, agar dapat menarik minat masyarakat untuk membeli tas tersebut mbak...”

Mendukung pernyataan key informan diatas, peneliti mewawancarai informan penelitian ini yaitu pengrajin tas di Desa Trayang Kecamatan Ngronggot Kabupaten Nganjuk Ibu Sofiarti mengenai tujuan pemberian penyuluhan untuk meningkatkan usaha dan kualitas produksi, berikut hasil wawancara peneliti dengan informan :

“...iyo mbak disini onok penyuluhan teko dinas secara bergilir, berupa pemberian informasi ke pengrajin tas soal pentingnya peningkatan produk..mempercantik kemasan ben orang-orang mau beli...nek aku sih

pengen’e mempercantik bungkus ben tambah laku..tapi dari pada ribet-ribet bungkus’e ben ngene disek sing penting laku lah mbak...”(iya mbak

disini ada penyuluhan dari dinas secara bergilir, berupa pemberian informasi kepada pengrajin tas mengenai pentingnya dan memperbaiki kemasan produk supaya orang-orang mau beli..kalau saya sih ingin mempercantik bungkus biar laku..tapi daripada ribet-ribet bungkusnya biar seperti ini dulu yang penting laku lah mbak..).

(Wawancara pada tanggal 23 April 2014)

Pernyataan tersebut juga didukung oleh Ibu Triwahyuni selaku pengrajin tas yang mengatakan bahwa :

“...saya ikut penyuluhan yang diadakan dinas mbak, penyuluhannya yaa tentang peningkatan produksi tas biar lebih menarik masyarakat pembeli mbak...penyuluhan dari dinas itu arahan untuk memperbaiki kualitas produk tas...yaa seperti membuat kemasan dan memberi label biar yang beli lebih tertarik terhadap tas hasil produksi saya.. tas buatan saya saat ini belum tak kasih label mbak, plastiknya juga masih biasa gini, tapi setelah saya ikut penyuluhan jadi pengen bervariasi dalam mengemas biar hasil produksi saya meningkat dan banyak yang beli mbak..”

(Wawancara pada tanggal 23 April 2014)

Pernyataan diatas juga didukung oleh Ibu Ratna selaku pengrajin tas yang mengatakan sebagai berikut :

“...dari dinas ancen enek mbak penyuluhan tentang kesadaran meningkatkan kualitas produk yang disesuaikan dengan perkembangan jaman...ben kualitas produk tas meningkat mbak ngasih lebel truss

plastik’e dikemas ben tambah apik, aku maleh pengen tak gawe kemasan karo lebel ngunu kui mbak ben tas gaweanku iki iso tambah akeh peminat’e...tujuan penyuluhan itu biar kita mau ikut pelatihan mbak..”

(dari dinas memang ada mbak penyuluhan tentang kesadaran meningkatkan kualitas produk yang disesuaikan dengan perkembangan jaman..supaya kualitas produk tas meningkat dengan cara memberi label lalu plastiknya dikemas supaya tambah bagus, saya juga ingin membuat kemasan dan label seperti itu mbak supaya tas buatan saya banyak peminatnya).

(Wawancara pada tanggal 23 April 2014)

Hasil wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa Dinas Indagkoptamben Kabupaten Nganjuk dalam pelaksanaan penyuluhan dilaksanakan dua kali dalam setiap tahunnya. Tujuan dilaksanakannya penyuluhan supaya pengrajin itu mengetahui tentang kewirausahaan, agar pengrajin dapat menciptakan inovasi dalam produknya sehingga tertarik untuk mengikuti pelatihan.

4.2.1.2.Memberikan Pelatihan

Pemberdayaan pengrajin tas di Desa Trayang, Dinas Indagkoptamben Kabupaten Nganjuk memberikan pelatihan berupa ketrampilan untuk mengembangkan disain produk dan pelatihan membuat pembukuan sederhana. Peneliti melakukan wawancara dengan Bapak Ganang selaku Seksi Pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah di Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, Pertambangan dan Energi Kabupaten Nganjuk. Beliau menjelaskan bahwa :

“...kami pihak dinas memang mengadakan pelatihan ketrampilan mbak..pelatihan yang kami berikan yaitu ketrampilan mengenai pengembangan disain dan pelatihan membuat pembukuan...tujuannya supaya para pengrajin dapat mengembangkan pola dan bentuk dalam pembuatan model tas, biar model tasnya bervariasi dan gag monoton lah mbak..biar bisa memenuhi keinginan konsumen juga mbak..namun pihak dinas mengalami kesulitan dalam ngumpulin warga saat ada pelatihan soalnya gak ada paguyubannya mbak..selama ini hanya getuk tular yaitu dari mulut ke mulut mbak... ooo iya mbak pelatihannya disesuaikan dengan jadwal yang kami buat...biasanya setahun dua kali tempatnya ya di balai desa mbak biasanya..”

Mendukung pernyataan diatas, peneliti mewawancarai Ibu Sofiarti selaku pengrajin tas, beliau mengatakan bahwa :

“...iya ada mbak pelatihan dari dinas UMKM Nganjuk tentang pengembangan pola dan model, biar tasnya itu bisa macem-macem modelnya mbak...ada tas yang bisa buat tempat laptop, tas souvenir pernikahan juga ada mbak..pokoknya pelatihannya membuat macem-macem bentuk model tas lah mbak...biasanya pelatihannya setaun dua kali mbak..tapi sampai sekarang belum ada paguyubannya mbak, jadi tau kalo ada pelatihan kayak gitu ya dari pak lurah...”

(wawancara tanggal 23 April 2014).

Hal tersebut senada dengan pernyataan Ibu Aseh selaku pengrajin tas mengatakan bahwa :

“...saya juga ikut pelatihan ketrampilan dari dinas mbak..pelatihannya itu ya ngajari kita untuk bikin pola model-model tas mbak..truss bahannya itu juga macem-macem ada yang dari batu-batuan, rajut, manik-manik, panel..pokoknya seneng mbak ikut pelatihan dari dinas soalnya produksi tas bisa lebih berkembang..trus info pemberitahuan kalau ada pelatihan ya dari orang-orang gitu mbak..”

(wawancara tanggal 23 April 2014).

Hal yang serupa juga disampaikan oleh Ibu Ulin selaku pengrajin tas, beliau mengatakan :

“...iyo mbak..dinas ngenekno pelatihan ben model’e tas kui akeh

macem-macem..ben pembeli iso milih model’e tas..tapi gag enek paguyuban’e

mbak,nek enek pelatihan ngertine yo dari pak lurah’e trus infone nyebar gitu mbak..” (iya mbak..dinas mengadakan pelatihan biar modelnya tas itu banyak macamnya..biar pembeli bisa memilih model tas...tapi tidk ada paguyubannya mbak, kalau ada pelatihan ya tau dari pak lurah lalu infonya nyebar gitu mbak..).

(wawancara tanggal 23 April 2014).

Hasil wawancara diatas tentang pemberdayaan pengrajin tas dengan cara memberikan ketrampilan dapat disimpulkan bahwa Dinas Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, Pertambangan dan Energi Kabupaten Nganjuk memberikan pelatihan ketrampilan berupa pengembangan model supaya pengrajin

dapat mengembangkan pola atau disain dalam pembuatan model tas, sehingga tas dapat berkembang sesuai dengan permintaan masyarakat.

Jadwal pelatihan yang dilaksanakan pada Dinas Indagkoptamben Kabupaten Nganjuk diadakan dua kali dalam setahun. Pada tahun 2014 ini diadakan di Desa Trayang Kecamatan Ngronggot Kabupaten Nganjuk pada tanggal 23-24 April 2014 dan tanggal 8-9 Oktober 2014 dengan agenda pelatihan ketrampilan peningkatan kualitas produk dan pelatihan pembukuan sederhana. Pada saat peneliti melakukan penelitian di Desa Trayang pada tanggal 23-24 April kegiatan penyuluhan diikuti oleh 27 peserta yaitu 13 pengrajin dan 14 masyarakat umum dan kegiatan pelatihan diikutui 34 peserta yaitu 13 pengrajin dan 21 masyarakat umum yang bukan pengrajin. Jadwal kegiatan dan daftar hadir peserta terlampir. Dalam kegiatan pelatihan terdapat 7 peserta dari masyarakat bukan pengrajin yang tidak mengikuti penyuluhan namun mengikuti pelatihan.

Namun dalam pelaksanaan pemberdayaan melalui ketrampilan belum terdapat paguyuban pengrajin tas yang berfungsi untuk menampung dan menginformasikan mengenai kegiatan yang diadakan oleh Dinas Indagkoptamben Kabupaten Nganjuk. Salama ini informasi tentang adanya pemberdayaan melalui pelatihan dengan cara “getuk tular” yaitu pemberitahuan dari mulut ke mulut. Informasi mengenai kegiatan yang dilakukan oleh dinas disalurkan kepada kepala desa di masing-masing desa, kemudian oleh kepala desa diumumkan kepada masyarakatnya.

Gambar 4.5

Pengrajin Mengikuti Pelatihan Ketrampilan

Gambar 4.6 Hasil Kerajinan Tas

Selanjutnya peneliti ingin mengetahui tentang pelatihan administrasi keuangan atau pembukuan. Peneliti melakukan wawancara dengan Bapak Ganang selaku Seksi Pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah di Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, Pertambangan dan Energi Kabupaten Nganjuk. Beliau menjelaskan bahwa :

“...selain pelatihan ketrampilan kami juga mengadakan pelatihan pembukuan mbak..tujuannya biar pengrajin bisa tau pengeluarannya berapa serta mengetahui labanya berapa...”

Mendukung pernyataan diatas, peneliti mewawancarai informan penelitian ini yaitu pengrajin tas di Desa Trayang Kecamatan Ngronggot Kabupaten Nganjuk Ibu Sofiarti mengenai pemberdayaan pengrajin tas dengan cara memberikan pelatihan administrasi keuangan, mengatakan bahwa :

“...ndhisek kui mbak aku nek nyatet pendapatan karo pengeluaran pake

bukune bocah sekolah terus tak garis’i mbak..tapi setelah ada pelatihan administrasi pembukuan dari dinas akhirnya bisa tau tentang pembukuan sederhana..” (dulu itu mbak saya kalau mencatat pendapatan

dan pengeluaran memakai bukunya anak sekolah lalu saya beri garis mbak..tapi setelah ada pelatihan dari dinas akhirnya bisa mengetahui tentang pembukuan sederhana).

(Wawancara pada tanggal 23 April 2014)

Pendapat yang sama juga diungkapkan oleh Ibu Diana selaku pengrajin tas, mengatakan bahwa :

“...iya mbak dulu saya asal-asalan saja kalau mencatat pendapatan, laba dan pengeluaran..tak tulis di coret-coretan biasa mbak..tapi sekarang setelah ikut pelatihan jadi rapi mbak pembukuanku...”

(Wawancara pada tanggal 23 April 2014)

Berdasarkan hasil wawancara diatas maka dapat disimpulkan ada dua jenis pelatihan yang diberikan oleh Dinas Indagkoptamben yaitu pelatihan tentang ketrampilan dan pelatihan administrasi keuangan atau pembukuan sederhana. Pelatihan tentang ketrampilan bertujuan supaya pengrajin dapat mengembangkan pola atau disain dalam pembuatan model tas, sehingga tas dapat berkembang sesuai dengan permintaan masyarakat lebih luas. Sedangkan pelatihan administrasi keuangan mempunyai tujuan agar pengrajin mampu membuat pembukuan sederhana, sehingga pengrajin dapat mengetahui laba serta pengeluaran yang diperoleh setiap bulan.

4.2.2. Strategi Pemasaran Produk

Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, Pertambangan dan Energi Kabupaten Nganjuk sebagai bagian yang membidangi masalah UKM juga memiliki peran malaksanakan pemberdayaan terhadap pengrajin tas di desa Trayang yaitu melalui strategi pemasaran yang berfungsi untuk meningkatkan pemasaran. Dalam program pemasaran produk yang dilaksanakan oleh Dinas Indagkoptamben Kabupaten Nganjuk ini diharapkan para pengrajin tas di desa Trayang dapat memasarkan produksinya melalui pameran.

Seperti yang diungkapkan oleh Bapak Ganang Wahyudi, SE selaku Seksi Pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah di Dinas Indagkoptamben Kabupaten Nganjuk mengatakan bahwa :

“...Sejak kerajinan tas mulai menurun serta kalangan remaja mulai memilih kerja di pabrik, maka dinas melakukan pemberdayaan kepada para pengrajin tas di desa Trayang mbak,..program kegiatannya dari dinas ya berupa pemasaran produk melalui pameran mbak, tujuannya untuk mempromosikan barangnya biar lebih dikenal oleh masyarakat luas...” (Wawancara pada tanggal 22 April 2014)

Selanjutnya peneliti ingin mengetahui tentang fasilitas kegiatan pameran yang disediakan oleh Dinas untuk pengrajin, berikut pernyataan dari Ibu Aniyanti, S.Sos selaku kepala Seksi Pemberdayaan UMKM di Dinas Indagkoptamben Kabupaten Nganjuk :

“...iya kami mengadakan pameran dengan tujuan supaya para pengrajin dapat memasarkan tasnya lebih banyak dari sebelumnya mbak..kalau mengenai fasilitas stan, transportasi semua sudah ditanggung oleh dinas mbak..jadi para pengrajin tinggal mengikuti pameran tersebut mbak..ooo kalau web resmi untuk promosi produk saat ini di Nganjuk belum ada mbak”

Hal tersebut didukung pernyataan dari pengrajin tas di desa Trayang yaitu Ibu Sofiarti, mengatakan sebagai berikut :

“..dinas itu selain memberi pelatihan juga mengajak kita memasarkan produk melalui pameran mbak..dilakukan setiap triwulan sekali mbak..biasanya kalo pameran diluar kota yo sekitar sampai tiga hari mbak..trus kalo ikut kegiatan pameran itu semua udah ditanggung oleh dinas mbak..jadi saya senang sekali saat mengikuti pameran soalnya barang dagangan saya jadi laris banget mbak..tapi kalau promosi lewat internet gag ada mbak..yo cuma pameran saja..”

(wawancara pada tanggal 23 April 2014).

Pernyataan tersebut senada yang diungkapkan oleh Ibu Yuyun selaku pengrajin tas, mengatakan :

“...gak ada mbak promosi internet-internet selama ini..tapi saya sering ikut pameran keluar kota mbak..dikasih fasilitas stan sama dinas..kalau ikut pameran kan orang-orang jadi tau produk tas buatan saya..yaa dengan adanya pameran kayak gitu ya pendapatan saya bertambah mbak...” (wawancara pada tanggal 23 April 2014)

Hal yang serupa juga disampaikan oleh Ibu Ratna selaku pengrajin tas, mengatakan bahwa :

“...iyo mbak aku seneng nek wayahe pameran mesti tas gaweanku payu

akeh..nek melok pameran difasilitasi karo dinas mbak..biaya transport yo wes ditanggung dinas kabeh..nek produk sing dimasukne neng internet belum pernah ada mbak..” (iya mbak saya senang kalau waktunya

pameran pasti tas buatan saya laku banyak..kalau ikut pameran difasilitasi oleh dinas mbak, biaya transport juga sudah ditanggung oleh dinas semua..tapi produk yang dimasukin internet belum pernah ada mbak..).

Gambar 4.7

Foto Pengrajin Mengikuti Pemeran Yang Diadakan oleh Dinas Indagkoptamben Kabupaten Nganjuk

Gambar 4.8

Foto Pemberitahuan Diadakannya Pameran

Untuk mendukung pernyataan informan diatas tentang kegiatan pemasaran produk melalui pameran yang dilakukan setiap triwulan. Berikut wawancara peneliti dengan Ibu Elok Suryawati, S.Ab selaku seksi pemberdayaan Usaha Kecil, Mikro dan Menengah mengatakan bahwa :

“...kalau kegiatan pameran yang kita selenggarakan itu dilakukan setiap triwulan sekali mbak...penanggung jawabnya yaa seksi pemberdayaan UMKM yaitu saya sendiri sama ibu Sulbiah dan Bapak Ganang Wahyudi...”

Untuk mendukung pernyataan dari ibu Elok Suryawati, S.Ab diatas berikut data pendukung berupa tabel jadwal kegiatan pameran :

Tabel 4.6

Jadwal Kegiatan Pameran Dinas Indagkoptamben Kabupaten Nganjuk Pada Triwulan Tahun 2013-2014

No Tanggal Pelaksanaan Tempat

1 11 s/d 14 Maret 2013 Lapangan Rampal Malang

2 25 s/d 27 Maret 2013 Monumen Simpang Lima Gumul Kediri

3 7 s/d 11 Juni 2013 Jatim Expo Surabaya

4 16 s/d 19 Juni 2013 Lapangan Gajayana Malang

5 3 s/d 8 September 2013 GOR Madiun

6 19 s/d 21 September 2013 Senayan Jakarta Pusat

7 17 s/d 19 Desember 2013 Lapangan Gajayana Malang

8 28 s/d 29 Maret 2014 Taman Budaya Surabaya

9 5 s/d 8 Juni 2014 Bitra Expo Batam

10 18 s/d 22 Juni 2014 Jakarta Convention Center

11 20 s/d 22 Juni 2014 GOR Magetan

12 September 2014 (tanggal menyusul) Grand City Surabaya

Sumber : Dinas Indagkoptamben Kabupaten Nganjuk, 2014

Berdasarkan hasil wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa strategi pemasaran produk yang dilakukan oleh Dinas Indagkoptamben Kabupaten Nganjuk hanya melalui kegiatan pameran saja, tidak ada pemasaran produk melalui website resmi kabupaten Nganjuk. Pengrajin sering mengikuti pameran yang diselenggarakan oleh Dinas Indagkoptamben Kabupaten Nganjuk. Dengan mengikuti pameran yang dilakukan secara rutin oleh Dinas Indagkoptamben Kabupatan Nganjuk ternyata memberikan dampak positif dengan meningkatnya omset bagi pengrajin tas di Desa Trayang. Dalam pameran ini Dinas Indagkoptamben Kabupaten Nganjuk memberikan sarana dan prasarana kepada pengrajin tas tanpa dipungut biaya, pameran ini dilakukan sampai keluar kota. Kegiatan pameran bertujuan agar kerajinan tas di desa Trayang Kecamatan

Ngronggot Kabupaten Nganjuk semakin berkembang dan lebih dikenal mayarakat.

Dokumen terkait