BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
B. Pembahasan
Dari hasil penelitian diatas menunjukkan bahwa bentuk tindak tutur yang digunakan siswa pada umumnya menggunakan tindak tutur ekspresif. Tindak tutur ekspresif yakni ungkapan sikap dan perasaan tentang suatu keadaan atau reaksi terhadap sikap dan peruatan seseorang. Pemahaman tersebut sejalan dengan yang diungkapkan Searle (1969) yang menyatakan bahwa ekspresif yakni ungkapan sikap dan perasaan tentang suatu keadaan atau reaksi terhadap sikap dan perbuatan orang. Contohnya memberi selamat, bersyukur, menyesal, meminta maaf, menyambut, dan berterima kasih.
Berdasarkan hasil penelitian ini terdapat enam tindak tutur yang terjadi berdasarkan pendapat Austin (1962) yang membagi tindak tutur ekspresif ini menjadi enam jenis yaitu (1) tuturan ekspresif berterima kasih (thanking), (2) tuturan ekspresif memberi selamat (congratulating), (3) tuturan ekspresif meminta maaf (pardoning), (4) tuturan ekspresif menyalahkan (blaming), (5) tuturan ekspresif memuji (praising), (6) tuturan ekspresif belasungkawa (condoling).
Kaitan dengan ketiga penelitian relevan yang dilakukan oleh Annisa Luvia (2016), M. Nurul Hidayat (2017), dan Zainuddin (2018) dengan penelitian ini sama-sama meneliti tindak tutur ekspresif. Annisa Luvia (2016)
“Tindak Tutur Ekspresif Siswa Kelas VIII SMP Negeri 27 Padang”, Penelitian ini dilatarbelakangi oleh siswa dalam bertutur atau bebicara di SMP Negeri 27 Padang kelas VIII masih banyak yang tidak memperhatikan kepada siapa tuturan itu disampaikan dan tuturan itu dituturkan juga tidak sesuai dengan
56
konteks bertutur. Siswa dengan latar belakang berbeda dan strata sosial yang beragam dapat mempengaruhi tindak tuturan siswa terhadap guru maupun sesama siswa. Berdasarkan alasan tersebut maka penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan tindak tutur ekspresif siswa kelas VIII SMP Negeri 27 Padang. Dalam penelitian ini, dideskripsikan tindak tutur yang digunakan siswa kelas VIII SMP Negeri 27 Padang.
Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan menggunakan metode deskriptif berupa kata-kata lisan dari orang yang diamati. Data penelitian adalah tuturan siswa kelas VIII SMP Negeri 27 Padang dengan sumber data penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Negeri 27 Padang.
Data yang dikumpulkan dengan metode simak dengan teknik sadap, teknik lanjutannya simak bebas libat cakap, rekam, dan catat. Data dianalisis dengan mentranskripkan, menginventarisasikan, mengklasifikasikan data berdasarkan tindak tutur ekspresif dan menarik kesimpulan dari hasil analisis data.
Hasil penelitian yang dilakukan berdasarkan tindak tutur ekspresif siswa kelas VIII SMP Negeri 27 Padang menemukan 3 (tiga) tindak tutur ekspresif yaitu, tindak tutur ekspresif mengkritik, tindak tutur ekspresif menyalahkan, dan tindak tutur mengeluh. Tuturan siswa paling sering menggunakan tindak tutur ekspresif mengkritik karena siswa dalam proses pembelajaran lebih cenderung menyanggah maupun mengkritik hasil dari lawan tutur. Hal tersebut disebabkan oleh siswa merasa adanya ketidaksukaan atau ketidakcocokkan dengan guru maupun teman sebayanya. Tindak tutur ekspresif berikutnya yang sering digunakan siswa saat proses pembelajaran berlangsung adalah tindak
tutur ekspresif mengeluh. Hal ini terjadi saat guru memberikan tugas sekolah siswa banyak mengeluhkan pemberian tugas tersebut. Selanjutnya, tindak tutur menyalahkan ini sedikit digunakan siswa dalam proses pembelajaran karena tindak tutur menyalahkan ini muncul saat lawan tutur tetap mempertahankan kesalahannya. Hal ini terjadi saat guru melakukan kesalahan dalam menerangkan materi pembelajaran dan saat siswa lain merasa bahwa pendapatnya itu benar sehingga mereka tidak ada rasa ingin mempertangungjawabkan kesalahannya dan mengakui bahwa ucapan yang telah dituturkannya itu salah.
M. Nurul Hidayat (2017) “Tindak Tutur Ekspresif Guru Bahasa Indonesia SMA Negeri 3 Kerinci dalam Proses Pembelajaran”, Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan jenis dan fungsi tindak tutur ekspresif yang digunakan guru bahasa Indonesia SMA Negeri 3 Kerinci dalam proses pembelajaran. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan tergolong ke dalam jenis penelitian deskriptif. Metode pengumpulan data menggunakan teknik simak. dan diikuti dengan teknik lanjutan yaitu dengan teknik simak bebas libat cakap (SBLC), teknik catat dan teknik rekam. Selama pengumpulan data peneliti hadir beberapa kali di sekolah untuk melakukan penelitian.
Peneliti hanya berperan sebagai penyimak dalam interaksi percakapan antara guru dan siswa dalam proses belajar mengajar dan tidak terlibat dalam percakapan. Data dalam penelitian ini adalah data verbal yang berupa kalimat yakni tuturan ekspresif guru bahasa Indonesia SMA Negeri 3 Kerinci dalam proses pembelajaran. Sumber data penelitian ini diperoleh dari sumber data
58
yang berupa informan yaitu guru bahasa Indonesia SMA Negeri 3 Kerinci. Untuk menguji keabsahan data hasil penelitian digunakan ketekunan pengamatan dan triangulasi.
Analisis data menghasilkan temuan jenis dan fungsi tindak tutur ekspresif guru bahasa Indonesia SMA Negeri 3 Kerinci dalam proses pembelajaran.
Terdapat 9 jenis tindak tutur ekspresif dengan 22 jumlah bentuk tuturan.
Sedangkan fungsinya meliputi fungsi tukar menukar sikap emosi, fungsi tukar menukar sikap moral, fungsi tukar menukar informasi faktual dan fungsi tukar menukar informasi intelektual.
Kesimpulan penelitian ini yaitu jenis tindak tutur ekspresif guru bahasa Indonesia SMA Negeri 3 Kerinci dalam proses pembelajaran adalah tindak mengucapkan selamat, memberi pujian, mengucapkan terima kasih, menyalahkan, memaafkan, teguran, bertanya, mengampuni, dan sindiran.
Sedangkan fungsi tindak tutur ekspresif guru bahasa Indonesia SMA Negeri 3 Kerinci dalam proses pembelajaran adalah fungsi tukar menukar sikap emosi, fungsi tukar menukar sikap moral, fungsi tukar menukar informasi faktual dan fungsi tukar menukar informasi intelektual..
Zainuddin (2018) “Tindak Tutur Ekspresif Guru Dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas X MAN Pinrang Kabupaten Pinrang’’. Skripsi Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Bahasa dan Sastra Universitas Negeri Makassar, dibimbing oleh Muh. Rapi Tang dan Juanda. Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan tindak tutur ekspresif yang digunakan oleh guru baik itu fungsi tuturan, strategi tuturan dan modus tuturan yang digunakan guru
dalam proses pembelajaran Bahasa Indonesia kelas X MAN Pinrang Kabupaten Pinrang. Peneliti menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan rancangan deskriptif. Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik observasi, teknik rekam, dan teknik catat. Analisis data dengan melalui interpretasi.
Hasil penelitian pembelajaran Bahasa Indonesia kelas X MAN Pinrang menunjukkan bahwa penggunaan jenis tindak tutur ekspresif yang paling banyak digunakan dalam kegiatan proses pembelajaran yaitu fungsi tindak tutur ekspresif kemudian disusul oleh modus tindak tutur dan yang terakhir adalah strategi tindak tutur. Pada proses pembelajaran jenis tindak tutur ekspresif terbanyak digunakan yaitu tindak tutur menanyakan atau memeriksa.
Pada keseluruhan proses pembelajaran tindak tutur ekspresif yang ditemukan 157 tuturan paling banyak digunakan adalah fungsi tindak tutur ekspresif ditemukan sebanyak 74 fungsi tuturan, kemudian yaitu strategi tuturan atau atrategi tindak tutur ekspresif sebanyak 33 strategi tindak tutur, dan yang terakhir adalah modus tindak tutur ekspresif yang jumlahnya sebanyak 50 modus tindak tutur ekspresif. Berdasarkan hasil penelitian di atas guru dapat menggunakan tindak tutur ekspresif sebagaimana fungsinya, dalam suatu tuturan penutur atau mitra tutur harus mengunakan funsi, strategi, dan modus tindak tutur sebagai mana fungsinya.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah disajikan, bentuk tindak tutur ekspresif yang digunakan oleh siswa dalam pembelajaran bahasa Indonesia didalam kelas adalah tindak tutur ekspresif megucapkan selamat, memuji,
60
berterima kasih,belasungkawa, menyalahkan, dan meminta maaf. Selanjutnya , bentuk tindak tutur ekspresif siswa yang paling dominan muncul dalam pembelajaran bahasa Indonesia di kelas VIII A SMPN 2 Galesong berupa tindak tutur memuji, memberi selamat, menyalahkan, meminta maaf, berterima kasih, kemudian belasungkawa. Hasil penelitian ini menunjukkan bentuk tindak tutur yang digunakan siswa dalam percakapan selama pembelajaran bahasa Indonesia di kelas VIII A SMPN 2 Galesong diwujudkan dalam bentuk tindak tutur ekspresif.
Berdasarkan tabel 4.2, frekuensi kemunculan tindak tutur berterima kasih sebanyak 8 kali dengan persentase 25,80, tindak tutur mengucapkan selamat sebanyak 5 kali dengan persentase 16,12%, tindak tutur meminta maaf sebanyak 6 kali dengan persentase 19,35%, tindak tutur meyalahkan sebanyak 4 kali dengan persentase 12,90%, tindak tutur memuji sebanyak 4 kali dengan persentase 12,90, dan tindak tutur belasungkawa sebanyak 4 kali dengan persentase 12,90. Hal tersebut menunjukkan bahwa tuturan yang paling banyak digunakan yaitu bentuk tindak tutur berterima kasih.
Berdasarkan tabel 4.3, dapat disimpulkan latar belakang ekonomi siswa kelas VIII A SMPN 2 Galesong yakni, 9 siswa yang berlatar belakang ekonomi kelas atas, 18 siswa yang berlatar belakang ekonomi kelas menengah, dan 4 siswa yang berlatar belakang ekonomi bawah. Frekuensi kemunculan tindak tutur ekspresif pada siswa yang berlatar belakang ekonomi atas sebanyak tiga tuturan yang jumlah 9 siswa dengan persentase 29,03%. Sedangkan frekuensi kemunculan tindak tutur ekspresif pada siswa yang berlatar belakang ekonomi
menengah sebanyak 3 tuturan yang berjumlah 18 siswa dengan persentase 58,06%. Sedangkan frekuensi kemunculan tindak tutur ekspresif pada siswa yang berlatar belakang ekonomi bawah sebanyak 2 tuturan yang berjumlah 4 siswa dengan persentase 12,90%.
BAB V PENUTUP A. Simpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan pada bagian sebelumnya dapat disimpulkan bahwa bentuk-betuk tindak tutur ekspresif yang umum di gunakan dalam pembelajaran bahasa Indonesia pada percakapan antara siswa dengan guru di dalam kelas VIII A SMPN 2 Galesong, peneliti menemukan frekuensi kemunculan tindak tutur berterima kasih sebanyak 8 kali dengan persentase 25,80, tindak tutur mengucapkan selamat sebanyak 5 kali dengan persentase 16,12%, tindak tutur meminta maaf sebanyak 6 kali dengan persentase 19,35%, tindak tutur meyalahkan sebanyak 4 kali dengan persentase
12,90%, tindak tutur memuji sebanyak 4 kali dengan persentase 12,90, dan tindak tutur belasungkawa sebanyak 4 kali dengan persentase 12,90. Hal tersebut menunjukkan bahwa tuturan yang paling banyak digunakan yaitu bentuk tindak tutur berterima kasih.
Sedangkan peneliti menemukan tindak tutur ekspresif berdasarkan latar belakang ekonomi siswa kelas VIII A SMPN 2 Galesong yakni, 9 siswa yang berlatar belakang ekonomi kelas atas, 18 siswa yang berlatar belakang ekonomi kelas menengah, dan 4 siswa yang berlatar belakang ekonomi bawah.
Frekuensi kemunculan tindak tutur ekspresif pada siswa yang berlatar belakang ekonomi atas sebanyak tiga tuturan yang jumlah 9 siswa dengan persentase 29,03%. Sedangkan frekuensi kemunculan tindak tutur ekspresif pada siswa yang berlatar belakang ekonomi menengah sebanyak 3 tuturan yang berjumlah
62
18 siswa dengan persentase 58,06%. Sedangkan frekuensi kemunculan tindak tutur ekspresif pada siswa yang berlatar belakang ekonomi bawah sebanyak 2 tuturan yang berjumlah 4 siswa dengan persentase 12,90%.
B. Saran
Berdasarkan penelitian ini, peneliti menyarankan bagi peneliti selanjutnya terkait penelitian yang serupa agar memperdalam teori tindak tutur ekspresif sehingga mempermudah atau membantu dalam melakukan peleitian tindak tutur. Selanjutnya, saran peneliti untuk pembaca yakni para pengguna bahasa agar dapat menggunakan tuturan-tuturan yang sesuai dengan situasi tutur agar maksud yang ingin disampaikan oleh penutur dapat diterima dengan baik oleh mitra tutur. Untuk para peneliti bahasa agar ada penelitian lanjutan dari peneliti ini dengan aspek yang lain guna menambah ilmu linguistik, para pendidik dapat menggunakan tuturan ekspresif dalam pembelajaran agar pembelajaran menarik dan lebih menyenangkan. Peneliti sadar bahwa penelitian ini masih terdapat kekurangan yang tentunya harus dilengkapi dan di perbaiki.
DAFTAR PUSTAKA
Alek, A., & Achmad, H. P. (2012). Linguistik Umum. Jakarta: Erlangga.
Alwi, H., Dardjowidjojo, S., Lapoliwa, H., & Moeliono, A. M. (2019). Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Anggito, A., & Setiawan, J. (2018). Metode Penelitan Kualitatif. Sukabumi: Jejak.
Annisa, L. (2016). Tindak Tutur Ekspresif Siswa Kelas VIII SMP Negeri 27 Padang. STKIP PGRI SUMATERA BARAT.
Aslinda, L. S. (2010). Pengantar Sosiolinguistik. Bandung: Refika Aditama.
Austin, J. L. (1962). How to Do Things with Words. Cambridge: Harvard University Press.
Basrowi, M. S. (2005). Pengantar Sosiologi. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Bublitz, W., & Norrick, N. R. (2011). Foundations of Pragmatics (Vol. 1). Walter de Gruyter.
Chaer, A., & Agustina, L. (2010). Pengantar Awal liguistik. Jakarta: Rineka Cipta.
Darwis, A. (2018). Tindak Tutur Direktif Guru di Lingkungan SMP Negeri 19 Palu: Kajian Pragmatik. Bahasa Dan Sastra, 4(2).
Fluerașu, R.-F. (2015). Narrative and Anecdote-Storytelling Genres in the Literary Text. Journal of Romanian Literary Studies, 07, 1215–1222.
Hidayat, M. N. (2017). Tindak Tutur Ekspresif Guru Bahasa Indonesia SMA Negeri 3 Kerinci dalam Proses Pembelajaran. Universitas Jambi.
Jendra, I. W. (1991). Dasar-Dasar Sosiolinguistik. Denpasar: Ikayana.
Kaare, S. (1989). Diferensiasi Sosial. Jakarta: Bina Aksara.
Leech, G. N. (2016). Principles of Pragmatics. London: Routledge.
Mulyana, D. (2005). Kajian Wacana: Teori, Metode, dan Aplikasi Prinsip-prinsip Analisis Wacana. Yogyakarta: Tiara Wacana.
Nadar, F. X. (2009). Pragmatik & Penelitian Pragmatik. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Nasution, T., & Nur, M. (1986). Peranan Orang Tua dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Anak. Jakarta: Gunung Mulia.
64
Rahardi, R. K. (2005). Pragmatik: Kesantunan Imperatif Bahasa Indonesia.
Jakarta: Erlangga.
Ronan, P. (2015). Categorizing Expressive Speech Acts in the Pragmatically Annotated SPICE Ireland Corpus. ICAME Journal, 39(1), 25–45.
Rustono. (2017). Pragmatik. Semarang: Kastara.
Saleh, M., & Mahmudah. (2006). Sosiolinguistik. Makassar: Badan Penerbit UNM.
Searle, J. R. (1969). Speech Acts: An Essay in the Philosophy of Language (Vol.
626). Cambridge: Cambridge University Press.
Sugiyono. (2013). Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Sumarsono. (2010). Pragmatik: Buku Ajar. Sigaraja: Universitas Pendidikan Ganesha.
Sunarto, K. (2004). Pengantar Sosiologi. Jakarta: Lembaga Penerbit FEUI.
Suryanti, S. P. (2020). Pragmatik. Klaten: Lakeisha.
Tarigan, H. G. (2015) Pengkajian Pragmatik. Bandung: Angkasa.
Tarigan, H. G. (2009). Pengkajian Pragmatik. Bandung: Angkasa.
Verhaar, J. W. M. (2004). Asas-Asas Linguistik Umum. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.
Wijana, I. D. P. (2010). Dasar-Dasar Pragmatik. Yogyakarta: Andi Offset.
Yendra, S. S. (2018). Mengenal Ilmu Bahasa (Linguistik). Yogyakarta:
Deepublish.
Yule, G. (2006). Pragmatik (Terjemahan Indah Fajar Wahyuni). Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Yuliana, R., Rohmadi, M., & Suhita, R. (2013). Daya Pragmatik Tindak Tutur Guru dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia pada Siswa Sekolah Menengah Pertama. BASASTRA, 1(2), 280–293.
Zainuddin, Z. (2018). Tindak Tutur Ekspresif Guru dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas X Man Pinrang. Universitas Negeri Makassar.
66
LAMPIRAN
Lampiran 1: Lembar Observasi/Korpus Data
Lembar Observasi/Korpus Data Tuturan Ekspresif Berdasarkan Latar Belakang Ekonomi Peserta Didik Dalam Interaksi Pembelajaran Bahasa Indonesia Kelas VIII A SMPN 2 Galesong
No.
“ tippako ammari garring” Makasih pulpennya Riska
“tarima kasi’ pulupennu Riska”
“ tippako ammari garring gang”
Kau paling tinggi nilaimu.
Selamat bro
“kau paling tinggi nilainu.
Salamakki”
4. Makasih bu
“terima kasih bu” Maaf ibu darika tadi WC
“pammopporangnga ibu, battua
“ga’gana bo’boknu Apamu sakit? GWS bro
“ apannu pakrisi? Tippako
68
painrangngangnga bukunu”
8. Terima kasih bu
“tarima kasi’ bu” Cepatko sembuh dehhh. Jangko manja
15. Darika kantin ibu jadi lambatka
masuk kelas. Maaf ibu nahhh
17. Terima kasih hari ini buu
“tarima kasi’ anne alloa bu”
18. Makasih yaaaa bu
“ tarima kasi’ bu”
70
Lampiran 2 : Surat Pengantar Penelitian
~tAJ'EUS PD.""OIDrKA..'= n:-:cc1 PO.fPt:,;A:-. Pt:SAT ~fUHA.'-OtAOIYAH
l\ssalamu 11/aikum \'tlarahmatullalli WabarakalUh
Dckan Fakullas Keguruan dan llmu Pendidikan Universilas Muhammod1yah Makassar mcncrangkan bah,\a rrrabasiswa terscbut di bav1.:1h ini:
Noma
Pendidikan Oahasa dan Saslra Indonesia Dongg:ilo / 22-111999
Jin. I\. DJcmma No.130
l\dalah yang bcrsangkutan akan mengooakan pcnonuan dan menyelesaikan ~kripsi dcngan Judul Tindak Tutur Ckspre!>lrOerdasarkan L..at.ir Oelokang Ckonom, Peserla D1d1kDalam lnleral(!.1 PembelaJaran Oahasa Indonesia Kl'las VIII I\ SMP Nogan 2 Calesong
Dcm1k1,m pengantar ini komi bual, alas kerjasamanya dihalurkan ]a.taukumu//ahu Khaeran Kal!>1fiJan.
wossetom« 11'a1kum Warahmatullahi wabarakatuh.
Makassar, 13 Syawwal 11.1,311 1t. Met 2022 M
Lampiran 3 : Surat Izin Penelitian
72
Lampiran 4 : Surat Penerimaan Penelitian
Lampiran 5 : Daftar nama siswa kelas VIII A
74
Lampiran 6: Proses pembelajaran bahasa Indonesia kelas VIII A
76
Lampiran 7: Jadwal mata pelajaran bahasa Indonesia kelas VIII A
RIWAYAT HIDUP
Widya Sari. Dilahirkan di Donggala pada tanggal 22 November 1999. Penulis merupakan anak ke enam dari enam bersaudara dari pasangan Ayahanda Jamluddin dengan Ibu Melle. Penulis menepuh pendidikan Sekolah Dasar pada tahun
2005 di SD Negeri 203 Suppa Kabupaten Pinrang dan tamat tahun 2011, penulis masuk Sekolah Menengah Pertama pada tahun 2011 di SMP Negeri 1 Suppa Kabupaten Pinrang dan tamat pada tahun 2014, dan masuk Sekolah Menengah Atas pada tahun 2014 di SMA Negeri 4 Pinrang Kabupaten Pinrang dan tamat pada tahun 2017.
Penulis melanjutkan jenjang pendidikan di tingkat Universitas pada program strata 1 (S1) pada tahun 2018 pada Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar dan selesai pada tahun 2022. Dengan judul Skripsi : Tindak Tutur Ekspresif berdasarkan Latar Belakang Ekonomi Peserta Didik dalam Interaksi Pembelajaran Bahasa Indonesia Kelas VIII A SMPN 2 Galesong (Tinjauan Pragmatik).