BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
PENDAHULUAN
Bahasa mempunyai peranan penting dalam kehidupan sehari-hari yaitu sebagai alat komunikasi. Komunikasi bertujuan untuk mengungkapkan perasaan dan pikiran sehingga dapat dapat diartikan sebagai suatu proses untuk menyampaikan pesan melalui tuturan. Komunikasi dikatakan berhasil apabila pesan atau informasi yang ingin disampaikan penutur dapat diterima dengan baik oleh mitra tutur. Dalam berkomunikasi bahasa digunakan dalam berbagai kegiatan. Seorang penutur sangat memerlukan bahasa sebagai alat komunikasi untuk menyampaikan pesan kepada mitra tutur untuk mencapai tujuan bersama dalam berkomunikasi. Misalnya saja pada proses pembelajaran disekolah.
Seorang guru akan menyampaikan materi kepada siswa menggunakan bahasa dan tindak tutur yang dipastikan akan di terima dan dipahami dengna baik oleh siswa tersebut.
Dalam pembelajaran di dalam kelas, penggunaan bahasa khususnya bahasa Indonesia merupakan realitas komunikasi yang berlangsung dalam interaksi belajar mengajar. Guru sangat berperan penting dalam pembelajaran karena guru memiliki kecenderungan menggunakan berbagai variasi tindak tutur yang pemakaiannya disesuaikan dengan fungsi untuk menyampaikan ide, merangsang perubahan tingkah laku dan memberikan pengalaman berbahasa
bagi siswa.
1
2
Dalam proses pembelajaran dalam kelas, guru memberikan pengetahuan kepada siswa. Guru harus memahami betul tentang konteks bahasa dalam menentukan susatu ujaran. Dalam konteks pemakaian bahasa yang perlu diperhatikan adalah tempat komunikasi terjadi, objek yang akan dituturkan, dan bagaimana tindakan yang seharusnya penutur terhadap hal yang akan dituturkan. Dalam proses pembelajaran di kelas, bahasa dapat berfungsi sebagai alat komunikasi untuk membangun interkasi antara siswa dan guru yang harmonis dan senyaman mungkin. Apabila terjalin hubungan interkasi yang harmonis maka akan mewujudkan terjadinya pemahaman yang komprehensif tentang materi yang sedang diajarakn oleh guru. Proses komunikasi menjadi sangat penting selama proses pembelajaran berlangsung. Begitupun sebaliknya.
Seorang siswa akan berusaha menerima dan memahami materi yang diajarkan oleh guru.
Bahasa merupakan alat yang digunakan manusia untuk berkomunikasi dan berinteraksi dalam kehidupan sehari-hari dengan orang lain, baik individu maupun kelompok. Sebuah kounikasi bahasa memiliki peranan yang sangat penting sebagai alat komunikasi. Bahasa yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari merupakan realitas komunikasi yang berlangsung secara interaksi.
Manusia dan bahasa tidakdapat dipisahkan, karena bahasa merupakan hasil proses berpikir manusia. Apabila manusia tidak mempunyai bahasa maka komunikasi antar masyarakat tidak akanterjadi. Bahasa menurut Webster (dalam Yendra, 2018:3) adalah alat sistematis untuk menyampaikan sebuah gagasan atau perasaan dengan memakai tanda-tanda,bunyi, gesture, atau tanda
yang disepakati yang mengandung makna yang dapat dipahami. Yendra (2018:4) bahasa selain berfungsi sebagai salah satu alat komunikasi utama, bahasa juga merupakan salah satu keahlian yang hanya dimiliki oleh manusia, hal inilah yang membedakan interaksi makhluk-makhluk lain dibumi. Jadi secara garis besar dapat didefinisikan bahwa bahasa sebagai sistem bunyi yang memiliki makna, lambang bunyi, dan dituturkan dari sistem artbiterari manusia dalam situasi yang wajar yang digunakan sebagai alat komunikasi. Bahasa sebagai alat komunikasi dapat dikaji berdasarkan konteksnya. Cabang ilmu bahasa yang mengkaji tentang bahasa dengan pertimbangan konteks yaitu bidang pragmatik.
Pragmatik sebagai salah satu ilmu bahasa, mengkhususkan pengkajian pada hubungan antara bahasa dan konteks tuturan berkaitan dengan itu Suryanti (2020:10) pragmatik merupakan tataran yang turut memperhitungkan manusia.sebagai pengguna bahasa. Pragmatik adalah cabang ilmu bahasa yang mempelajari struktur bahasa secara eksternal, yakni bagaimana satuan kebahasaan itu digunakan dalam komunikasi. Pragmatik mengkaji tentang tindak tutur dan juga mengkaji tentang cara berbicara atau cara melakukan komunikasi yang baik dan benar sehingga maksud dan pesan dari pembicaraan tersebut dapat atau bisa dipahami oleh mitra tutur (Darwis, 2018:21). Objek kajian pragmatik terdiri dari deiksis,implikatur, praanggapan, tindak tutur dan struktur wacana.
Penelitian ini memfokuskan pada tindak tutur.
Chaer dan Agustina (2010:27) menyatakan bahwa tindak tutur adalah tuturan dari seseorang yang bersifat psikologis dan yang dilihat adalah makna
4
tindak di dalamtuturannya itu. Maksudnya, tindak tutur merupakan ujaran yang berupa pikiran atau gagasan dari seseorang yang dapat dilihat dari makna tindakan atas tuturannya tersebut. Tindak tutur terdapat dalam konumikasi bahasa. Seorang mitratutur, maka yang ingin dikemukakannya itu adalah makna atau maksud kalimat. Cara penyampaian atau maksud dalam tindak tutur perlu dipertimbangkan berbagai kemungkinan tindak tutur harus sesuai dengan posisi penutur, situasi tutur, dan kemungkinan struktur yang ada dalam bahasa itu. Penutur cenderung menggunakan bahasa yang seperlunya dalam berkomunikasi. Pemilihan kata oleh penutur lebih mengarah pada bahasa yang komunikatif melalui konteks situasi yang jelas suatu peristiwa komunikasi dapat berjalan dengan lancar.
Tindak tutur dibagi menjadi tiga jenis yaitu lokusi, ilokusi, dan perlokusi.
Tindak tutur lokusi adalah tindak tutur yang makna tuturannya sesuai dengan tuturan penutur. Tindak tutur ilokusi adalah tindak tutur melakukan sesuatu yang didalamnya terkait fungsi dan makna lain dari tuturan. Tindak tutur perlokusi adalah tuturan yang dituturkan oleh penutur yang mempunyai efek atau pengaruh bagi mitra tuturnya. Selanjutnya menurut Searle (1969) membagi tindak tutur ilokusi menjadi lima jenis yaitu tindak tutur representatif, direktif, ekspresif, komisif, dan deklaratif. Penelitian ini lebih memfokuskan pada tindak tutur ekspresif.
Tindak tutur ekspresif mempunyai fungsi untuk mengekspresikan, mengungkapkan atau memberitahukan sikap psikologis sang pembicara menuju suatu pernyataan keadaan yang diperkirakan oleh ilokusi. Misalnya,
mengucapkan terima kasih, mengucapkan selamat, memaafkan, mengampuni, menyalahkan, memuji, menyatakan belasungkawa, dan sebagainya.
Selanjutnya, Yule (2006) tindak tutur ekspresif ialah jenis tindak tutur yang menyatakan sesuatu yang dirasakan oleh penutur. Tindak tutur itu mencerminkan pernyataan-pernyataan psikologis dan dapat berupa pernyataan kegembiraan, kesulitan, kesukaan, kebencian, kesenangan, atau kesengsaraan. Tindak tutur ekspresif itu disebabkan oleh sesuatu yang dilakukan oleh penutur atau pendengar, tetapi semuanya menyangkut pengalaman penutur.
Sementara itu, Austin (1962) membagi tindak tutur ekspresif ini menjadi enam. Keenam jenis itu adalah berterima kasih (thanking), memberi selamat (congratulating), meminta maaf (pardoning), menyalahkan (blaming), memuji (praising), dan belasungkawa (condoling). Searle (1969) menyatakan bahwa tindak tutur ekspresif digunakan untuk mengekspresikan keadaan psikologis dalam kondisi ketulusan atau perasaan sebenarnya dalam konten proposisional.
Tindak tutur yang termasuk ke dalam tindak tutur ekspresif, di antaranya menyambut, memuji dan menyalahkan.
Dalam interkasi pembelajaran penggunaan ragan tindak tutur digunakan sebagai salah satu tolok ukur keefektifan komunikasi dalam pembelajaran.
Komunikasi multiarah menjadi salah satu indikator keefektifan komunikasi dalam pembelajaran. Komunikasi multiarah yaitu komunikasi yang melibatkan interaksi anatar siswa dan guru serta antara siswa dengan siswa lain. Apabila dalam proses pembelajaran tidak ditemukan atau sedikit ditemukan penggunaan tindak tutur oleh siswa, maka hal tersebut menunjukkan bahwa
6
para siswa bertindak pasif dan pembelajaran hanya didominasi oleh guru.
Sebaliknya, apabila dalam pembelajaran ditemukan berbagai variasi tindak tutur yang dilakukan oleh siswa dan guru. Hal ini menunjukkan bahwa siswa dan guru berperan aktif dalam pembelajaran.Salah satu peristiwa tutur berbahasa yang menarik dikaji secara pragmatik adalah peristiwa berbahasa antara siswa dan guru.
Keberadaan tindak tutur guru dalam interaksi pembelajaran sangat berpengaruh terhadap aktivitas belajar siswa. Interaksi belajar mengajar bahasa merupakan alat atau sarana komunikasi yang sangat penting. Bahasa digunakan sebagai media untuk saling berinteraksi antara guru dan siswa. Melalui komunikasi yang baik maka tujuan yang ingin dicapai dalam proses pembelajaran akan terwujud. Seorang guru harus menarik dan mempertahankan perhatian siswa dalam mengikuti pproses pembelajaran dengan baik. Penelitian ini dilaksanakan di SMP 2 Galesong dengan pertimbangan berdasarkan observasi dan hasil wawancara kepada guru mata pelajaran bahasa Indonesia di sekolah tesebut. Penelitian ini terkait dengan bentuk tindak tutur ekspresif dalam interaksi pembelajaran bahasa Indonesia belum pernah dilakukan sebelumnya.Perbedaan dalam penelitian ini adalah mendeskripsikan bentuk tutur ekspresif siswa terhadap guru dalam interaksi pemebelajaran bahasa Indonesia.
Adapun teori utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori Leech khususnya dalam pembagian bentuk dan fungsi tindak tutur ekspresif.
Berdasarkan pemaparan tersebut, penulis termotivasi melakukan penelitian
dengan judul “tindak tutur ekspresif berdasarkan latar belakang ekonomi peserta dididk dalam interaksi pembelajaran bahasa Indonesia kelas VIII A SMPN 2 Galesong”.