• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.5. Hasil Penelitian

4.5.1. Hasil analisis uji coba soal instrumen

Pada pelaksanaan penelitian kelas eksperimen menggunakan sampel penelitian kelas tunggal, yaitu kelas manajemen konstruksi Pendidikan Teknik Bangunan Tahun Ajaran 2015/2016. Ada 3 tahapan pada penelitian kelas eksperimen, yaitu: tahap pertama Pre Test, tahap kedua aplikasi media pembelajaran manajemen konstruksi satu kali pertemuan, dan tahap terakhir Post Test. Berikut ini adalah hasil dari pengambilan data yang telah dilakukan pada tanggal 27 Oktober 2015. Hasil analisis uji coba soal instrument dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 4.5.1 rekapitulasi hasil uji coba soal instrument penelitian

Sub Materi Jumlah Butir Soal 1. Soal Tentang MK secara umum 6 2. Soal Tentang teori organisasi, lifr circle, dan perencanaan

3. Soal Tentang CPM (Critical Path Method) 4 4. Soal Pemahaman MS Project 5 Jumlah Soal yang Digunakan 20

4.5.2. Hasil analisis pre test dan post test

Berikut ini adalah hasil dari pengambilan data yang telah dilakukan pre test tanggal 27 Oktober 2015, post test tanggal 10 November 2015 Dalam hasil analisis pre test dan post test dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 4.5.2.a. rekapitulasi hasil pre test

No Materi

Rata-rata

benar Nilai 1 Materi tentang MK secara umum 62.83% 62.83 2

Materi Tentang teori organisasi, life circle,

dan perencanaan waktu 63.70% 63.70 3 Materi Tentang CPM (Critical Path Method) 51.13% 51.13 4 Materi Tentang Pemahaman MS Project 7.38% 7.38 Tabel 4.5.2.b. rekapitulasi hasil post test

No Materi

Rata-rata

benar Nilai 1 Materi tentang MK secara umum 86.67% 86.67 2

Materi Tentang teori organisasi, life circle, dan

perencanaan waktu 77.10% 77.10 3 Materi Tentang CPM (Critical Path Method) 66.00% 66.00 4 Materi Tentang Pemahaman MS Project 35.38% 35.38

4.6. Pembahasan

Gambar 4.10 Uji Instrumen.

Untuk uji instrument sendiri, kelas yang digunakan adalah mahasiswa PTB yang mengikuti mata kuliah manajemen konstruksi tahun ajaran 2015/2016.

1) Validitas Instrumen

Menurut Arikunto, validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat kevalitan atau kesahihan suatu instrumen (2002:144). Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai tingkat validitas yang tinggi dan sebaliknya instrumen yang kurang valid memiliki tingkat validitas yang rendah. Dalam penelitian ini semakin tinggi tingkat validitas instrumen, maka semakin baik instrumen tersebut.

Suatu instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang hendak diukur dan dapat mengungkap data dari setiap variabel yang diukur dengan tepat. Validitas dalam penelitian ini digunakan untuk mengukur sahih atau tidaknya soal dari variabel variasi mengajar dosen menurut mahasiswa.

Untuk mengukur validitas ini dapat dilakukan dengan mengkorelasikan skor butir instrumen dengan skor total. Skor butir dipandang sebagai X dan skor total dipandang sebagai Y. Sebuah item butir instrumen memiliki validitas yang tinggi

jika skor pada butir instrumen mempunyai kesejajaran dengan skor total. Kesejajaran ini dapat diartikan dengan korelasi, sehingga untuk mengetahui validitas instrumen digunakan rumus korelasi. Untuk mengukur tingkat validitas instrumen, peneliti menggunakan rumus korelasi product moment, sebagai berikut:

rxy = N XY X Y

N X 2 X 2 N Y 2 Y 2 Keterangan

rxy = Koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y N = Jumlah responden

X = Jumlah skor item Y = Jumlah skor total

(Arikunto, 2002: 146)

Untuk mengetahui valid tidaknya instrumen dilakukan dengan cara mengkonsultasikan hasil perhitungan koefesien korelasi (r) pada taraf signifikansi 5% atau taraf kepercayaan 95% apabila rxy hitung > rxy tabel maka instrumen tersebut dapat dinyatakan valid, sehingga instrumen tersebut dapat dinyatakan layak untuk mengambil data. Hasil analisis validitas dapat dilihat pada lampiran dan terangkum pada tabel berikut.Daftar Masalah dan Pemungutan suara untuk Kajian Kelas Tahap Satu

b

Menurut Arikunto, reliabilitas menunjukan pada satu pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik (2002:154). Instrumen yang sudah dapat dinyatakan reliabel, ketika digunakan untuk mengambil data, maka data yang diperoleh sudah dapat dipercaya kebenarannya. Relibilitas disini menunjukan pada tingkat keterandalan suatu instrumen dalam mengumpulkan data.

Pada penelitian ini untuk mengetahui reliabilitas instrumen tentang prestasi belajar mata kuliah Manajemen Konstruksi tahun ajaran 2015/2016 PTB FT UNNES.

Maka peneliti menggunakan reliabilitas internal, dengan menggunakan rumus alpha. Adapun yang menjadi dasar dari penggunaan rumus ini adalah instrument yang akan dicari reliabilitasnya berbentuk angket. Adapun rumus yang digunakan untuk mengukur tingkat reliabilitas dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: k 2 r11 k 1 1 t 2 (Arikunto, 2002:171) Keterangan : r11 = reliabilitas instrumen.

k = banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal.

2

t 2

= Varians total

Setelah diperoleh perhitungan, koefesien reliabilitas selanjutnya dikonsultasikan dengan r pada taraf signifikan 5% atau taraf kepercayaan 95%. Apabila R11 > rtabel maka instrumen tersebut dinyatakan reliabel dan dapat digunakan dalam penelitian.

Hasil uji reliabilitas diperoleh

r

11 >

r

tabel yaitu

r

11 1.8050 dan

r

tabel 0.320. Dengan hasil tersebut maka dapat dinyatakan bahwa instrumen tersebut reliabel.

4.6.2. Metode Analisis Data

Metode analisis data adalah suatu metode yang digunakan untuk mengolah data hasil penelitian untuk memperoleh suatu kesimpulan. Dalam penelitian ini metode analisis data yang digunakan adalah sebagai berikut:

1) Analisis Deskriptif Persentase

Metode analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan variabel yang ada dalam penelitian ini yaitu variasi mengajar dosen atau untuk menjawab pertanyaan nomor 1 dan 2 pada rumusan masalah. Hal ini dimaksudkan agar lebih mudah dalam memahaminya.

Rumus yang digunakan adalah DP (Deskriptif Persentase). Rumus DP adalah sebagai berikut:

DP = n x100% N Keterangan :

n = nilai diperoleh

N = jumlah total responden % = tingkat persentase yang dicapai

Dalam penyajiannya, hasil analisis ini didasarkan pada distribusi frekuensi yang memberikan gambaran mengenai distribusi subjek menurut kategori-kategori nilai variabel. Untuk mengetahuinya didasarkan pada nilai atau skor yang telah ditetapkan untuk setiap alternatif jawaban yang tersedia dalam kuesioner.

Langkah-langkah yang di tempuh dalam menggunakan teknik analisis ini adalah sebagai berikut:

a. Membuat tabel distribusi jawaban soal.

b. Menetukan skor jawaban responden dengan ketentuan skor yang ditetapkan.

c. Menjumlahkan skor jawaban yang diperoleh dari tiap-tiap responden. d. Memasukan skor tersebut kedalam rumus.

e. Hasil yang diperoleh selanjutnya dikonsultasikan dengan tabel kategori. Untuk menentukan kategori Deskripsi Persentase (DP) yang diperoleh, maka dibuat tabel kategori yang disusun dengan perhitungan sebagai berikut:

a. Persentase maksimum = (4/4) x 100% = 100% b. Persentase minimum = (1/4) x 100% = 25% c. Rentang persentase = 100 % - 25 % = 75 % d. Interval kelas presentase = 75% / 4 = 19%

Dari 20 soal yang diujikan terdapat beberapa soal yang tidak valid, hasil perhitungan rekapitulasi perhitungan validitas,daya pembeda,tingkat kesukaran dan

realibilitas soal dapat dilihat dalam tebel dibawah ini,dan untuk lebih jelasnya dapat dilihat di lampiran 2 perhitungan validitas,daya pembeda,tingkat kesukaran dan realibilitas soal dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 4.6.1 Rekapitulasi Perhitungan Instrumen

Sub Materi Jumlah Butir Soal 1. Soal Tentang MK secara umum 6 2. Soal Tentang teori organisasi, life circle, dan perencanaan

waktu 5

3. Soal Tentang CPM (Critical Path Method) 4 4. Soal Pemahaman MS Project 5 Jumlah Soal yang Digunakan 20

Dari hasil perhitungan instrumen yang telah dilakukan terdapat pada lampiran 2 maka didapatkanlah 20 soal yang valid sesuai daftar tabel diatas. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran 2. Adapun uraian soal rekapitulasi akan dipaparkan sebagai berikut :

1. Dari 6 soal yang diujikan untuk materi MK secara umum, materi ataupun instrumen yang memiliki kriteria valid sebanyak 6 soal. semua instrumen memiliki kriteria valid dan bisa diujikan untuk pre test dan post test.

2. Dari 5 soal yang dujikan untuk materi organisasi, life circle, dan perencanaan waktu, semua instrumen memiliki kriteria valid dan bisa diujikan untuk pre test dan post test.

3. Dari 4 soal yang dujikan untuk materi CPM (Critical Path Method) , semua instrumen memiliki kriteria valid dan bisa diujikan untuk pre test

4. Dari 5 soal yang dujikan untuk materi Pemahaman MS Project, semua instrumen memiliki kriteria valid dan bisa diujikan untuk pre test dan post test.

Kesemua soal ini yang berjumlah 20 setelah mealui uji instrumen dan daya pembeda,maka selanjutnya akan diujikan ke mahasiswa manajemen konstruksi untuk mengetahui seberapa besar peningkatan hasil belajar melalui pre test dan post test adapun kriteria prestasi belajar dapat dilihat pada tebel dibawah ini.

Tabel 4.6.2 Kriteria Prestasi Belajar Manajemen Konstruksi Interval Kriteria Hasil Belajar

>86 – 100 Baik Sekali (A) >84 – 85 Lebih dari baik (AB) >71 – 80 Baik (B)

>66 – 70 Lebih dari cukup (BC) >61 – 65 Cukup (C)

>56 – 60 Kurang dari cukup (CD) >51 – 55 Kurang (D)

<50 Gagal (E)

(Pedoman Akademik UNNES, 2008 : 71)

Berikut ini adalah daftar nilai akademik PTB yang mengambil mata kuliah manajemen konstruksi. Data ini adalah data rekapitulasi yang telah didapatkan melalui proses pre test dan post test. Dalam proses pelaksanaannya pre test dilakukan sebelum mahasiswa menerima materi pelajaran yang akan diujikan,yaitu materi pemahaman Microsoft Project. Setelah itu mahasiswa mendapatkan materi pelajaran, kemudian dilaksanakanlah post test. Dimana post test ini mahasiswa sudah mendapatkan materi tentang pemahaman Microsoft Project dalam media yang di buat oleh peneliti. Untuk lebih jelasnya data perhitungan dapat dilihat dalam

Tabel 4.6.3 Hasil pemahaman teori balajar mahasiswa (pre test)

No Materi

Rata-rata

benar Nilai 1 Materi tentang MK secara umum 62.83% 62.83 2

Materi Tentang teori organisasi, life circle, dan

perencanaan waktu 63.70% 63.70 3 Materi Tentang CPM (Critical Path Method) 51.13% 51.13 4 Materi Tentang Pemahaman MS Project 7.38% 7.38

Dari data tabel diatas dapat dilihat bahwa hasil pencapaian nilai pada saat pre test pada materi Menkons secara umum dan teori sudah baik tetapi masih dibawah KKM. Namun untuk materi tentang CPM (Critical Path Method) dan materi tentang pemahaman Microsoft Project mahasiswa kurang begitu memahaminya. Itu dapat dibuktikan dari data tabel diatas. Dari materi CPM dan Mirosoft Project didapatakan nilai yang belum mencapai ketuntasan. Kentuntasan dalam teknik sipil adalah 65.00 atau 65.00% dari tiap materi yang dijelaskan. Hasil rata-rata benar yang didapatkan adalah 62.83% untuk materi MK secara umum, 63.70% untuk materi teori organisasi, 51.13% untuk materi CPM dan 7.38% untuk pemahaman MS Project. Sedangak untuk hasil rata – rata nilai yang didapatkan adalah 52.89% (dapat dilihat di lampiran 3).

Tabel 4.6.4 Hasil pemahaman teori balajar mahasiswa (post test)

No Materi

Rata-rata

benar Nilai 1 Materi tentang MK secara umum 86.67% 86.67 2

Materi Tentang teori organisasi, life circle, dan

perencanaan waktu 77.10% 77.10 3 Materi Tentang CPM (Critical Path Method) 66.00% 66.00 4 Materi Tentang Pemahaman MS Project 35.38% 35.38

Dari data tabel diatas dapat dilihat bahwa hasil pencapaian nilai pada saat post test pada materi struktur cukup baik untuk pemahaman mereka tentang materi CPM (Critical Path Method) sudah cukup baik. Namun untuk materi tentang pemahaman Microsoft Projet mahasiswa memang di bawah KKM namun sudah mengalami peningkatan dari hasil pre test. Itu dapat dibuktikan dari data tabel diatas.

Kentuntasan dalam teknik sipil adalah 65.00 atau 65.00% dari tiap materi yang dijelaskan. Hasil rata-rata nilai yang didapatkan adalah 73.71% (dapat dilihat di lampiran 3).

Dari data diatas dapat disambil kesimpulan bahwa nilai rata-rata dari kelas uji coba yaitu kelas menkons adalah pada saat pre test mendapatkan hasil 62.53% < 65,00% sedangkan pada saat post test mendapatkan hasil 73.71% > 65,00% dari nilai standar minimal ketuntasan yang harus dicapai. Dari nilai pre test dan post test dapat dilihat kalau mahasiswa mengalami peningkatan hasil belajar.

4.6.3. Uji Peningkatan Hasil Belajar Mahasiswa (Uji Gain)

Uji peningkatan hasil belajar siswa (uji gain) bertujuan untuk mengetahui seberapa besar peningkatan hasil belajar siswa sebelum diberi perlakuan dan setelah diberi perlakuan. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa menggunakan rumus:

<g> = <S post> - <S pre>

Keterangan:

<g> = Peningkatan hasil belajar siswa <S post> = Nilai rata-rata post-test

<S pre> = Nilai rata-rata pre-test 100% = Nilai maksimal

Adapun klasifikasi nilai <g> adalah sebagai berikut.

(<g>) > 0,70 Peningkatan hasil belajar siswa tinggi 0,30 < (<g>) 0,70 Peningkatan hasil belajar siswa sedang (<g>) > 0,30 Peningkatan hasil belajar siswa rendah

Berikut ini adalah hasil uji peningkatan yang telah didapatkan melalui uji pre test dan post test dalam hal ini kognitif (intelektual), sikap (afektif) dan uji peningkatan pemahaman menggambar penulangan dalam hal ini perilaku (psikomotorik) :

Tabel 4.6.5 Hasil Uji Gain

Kelas Rata-rata Pre-Test Rata-rata Post-Test <g> Kriteria Menkons 52.89 73.71 0.4419 Sedang

Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa peningkatan hasil belajar yang terjadi dalam mata kuliah manajemen konstruksi setelah mendapatkan materi tentang pemahaman mata kuliah manajemen konstruksi 0.4419 yang dimana kriteria tersebut dapat diartikan dalam kriteria peningkatan hasil belajar yang sedang.

Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang kebenarannya masih harus diuji. Adapun dalam penelitian ini hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut : Dengan menggunakan media pembelajaran aplikasi lectora di harapkan mahasiswa PTB yang mengambil mata kuliah manajemen konstruksi akan dapat lebih mudah memahami materi yang di berikan dan hambatannya.

Dari data diatas yang didapatkan, maka dapat dijawab dengan benar bahwa Dengan menggunakan media pembelajaran aplikasi lectora di harapkan mahasiswa PTB yang mengambil mata kuliah manajemen konstruksi akan dapat lebih mudah memahami materi yang di berikan dan ada berbagai macam hambatan yang terjadi. Untuk lebih jelas dapat dilihat dalam lampiran 3.

4.8. Identifikasi kendala tiap mata kuliah Manajemen Konstruksi 1. Pemahaman materi tentang materi MK secara umum.

Dalam materi ini tingkat pemahaman mahasiswa kelas menkons yang dijadikan kelas penelitian cukup bagus untuk pemahamannya. Itu dibuktikan dalam hasil pemahaman teoritis yang pada saat melaksanakan pre test mahasiswa kelas menkons mendapatkan nilai rata – rata benar 62.83%. Dengan nilai tersebut secara konsep awal mahasiswa kelas menkons sudah paham tentang materi menkons itu sendiri walaupun belum dijelaskan oleh dosen pengampu mata kuliah.

Dalam post test mahasiswa kelas menkons mendapatkan nilai rata – rata benar sebesar 86.67%. Dengan nilai yang didapatkan itu mahasiswa yang secara konsep sudah mengetahui tentang materi MK secara umum dan setelah dijelaskan

oleh dosen pengampu mata kuliah tentang materi MK secara umum mahasiswa semakin mengerti prinsip-prinsip tentang Manajemen Konsruksi secara umum. 2. Pemahaman materi tentang teori organisasi, life circle, dan perencanaan waktu

Dalam materi ini tingkat pemahaman mahasiswa kelas menkons yang di jadikan kelas penelitian juga cukup bagus pemahamannya. Ini dibuktikan dengan hasil pemaaman secara teoretis yang pada saat melaksanakan pre test mahasiswa kelas menkons mendapatkan nilai rata – rata benar sebesar 63.70%. Dengan demikian konsep awal pemahaman materi tentang teori organisasi, life circle, dan perencanaan waktu sudah paham tentang materi tersebut, walaupun belum dijelaskan oleh dosen pemngampu mata kuliah.

Dalam post test mahasiswa kelas menkons mendapatkan nilai rata – rata benar sebesar 77.10%. Dengan nilai yang didapatkan itu mahasiswa yang secara konsep sudah mengetahui tentang materi teori organisasi, life circle, dan perencanaan waktu.

3. Pemahaman materi tentang CPM (Critical Path Method)

Tingkat pemahaman mahasiswa dalam materi tentang Critical Path Method kurang bagus, hal ini di buktikan hasil pemahaman teoretis saat melaksanakan pre test kelas menkons mendapatkan nilai rata – rata benar sebesar 51.13%. Sehingga konsep pemahaman mahasiswa tentang materi ini belum dikuasai.

Sedangkan dalam post test mahasiswa kelas menkons mendapatkan nilai rata – rata benar sebesar 66.00%. Dengan nilai yang didapatkan itu mahasiswa sudah mengetahui tentang materi Critical Path Method.

4. Pemahaman materi tentang MS Project

Tingkat pemahaman mahasiswa dalam materi tentang MS Project juga kurang bagus, hal ini di buktikan hasil pemahaman teoretis saat melaksanakan pre test kelas menkons mendapatkan nilai rata – rata benar sebesar 7.38%. Sehingga konsep pemahaman mahasiswa tentang materi ini belum dikuasai.

Dalam post test mahasiswa kelas menkons mendapatkan nila rata – rata benar sebesar 35.38%. Dengan nilai yang didapatkan ini mahsiswa memang mengalami peningkatan hasil belajar, namun nilai yang didapatkan masih dibawah KKM.

4.9. Singkronisasi antara media dengan data yang didapatkan secara teori Dari hasil yang dtelah didapatkan, terjadi peningkatan hasil belajar pada kelas menkons. Yaitu dengan mendapatkan data dari teori. Data yang didapatkan dari teori belajar adalah data antara pre test dan post test. Dimana data itu diambil pada bulan November 2015. Jadi dengan diberikan media interaktif yang di buat oleh peneliti dapat meningkatkan hasil belajar mahasiswa. Hal ini dibuktikan dengan nilai yang didapatkan dari pre test dan post test, pada saat pre test dan sebelum media diberikan nilai rata – rata benar sebesar 52.89%. Dengan demikian nilai rata – rata kelas menkons tersebut masih dibawah KKM. Sedangkan pada saat post test dan media sudah di berikan nilai rata – rata benar menjadi sebesar 73.71%, sehingga terdapat peningkatan hasil belajar pada kelas menkons. Meski terdapat peningkatan hasil belajar nilai tersebut masih dalam kriteria sedang, ini dibuktikan dengan uji gain sebesar 0.4419.

4.10. Hubungan antara kemampuan afektif,kognitif dengan psikomotorik Dari data diatas dapat diketahui bahwa untuk menguasai mata kuliah manajemen konstruksi tidak hanya mengandalkan teori semata, namun juga harus didukung dengan kemampuan mengoprasikan Microsoft Project. Dari data diatas mahasiswa kelas menkons sudah memahami mata kuliah manajemen konstruksi secara teoritis. Dimana skor rata-rata benar mencapai 73.71%.

Dilihat dari segi afektif dan kognitif perolehan angka ini sudah cukup baik dimana skor minimal dalam suatu pembelajaran minimal dengan taraf ketuntasan harus mencapai 65,00%. Sedangkan skor yang dicapai oleh mahasiswa kelas menkons mencapai lebih dari 65,00%. Dari pengamatan yang telah dilakukan kemampuan afektif dan kognitif yang dimiliki mahasiswa kelas menkons cukup bagus namun untuk kemampuan psikomotoriknya kurang bagus.

Dari data yang telah didapatkan dapat ditarik kesimpulan bahwa ketika mahasiswa menguasai teori dalam ini kemampuan afektif dan kognitif yang baik, bukan suatu jaminan kemampuan psikomotoriknya baik pula. Hal ini dapat dilihat dari data-data yang ditemukan. Sehingga perlu adanya suatu media atau metode baru agar mahasiswa lebih mudah dan nyaman dalam mengerjakan dan memahami materi perkuliahan manajemen konstruksi.

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diambil pada penelitian tentang penerapan media pembelajaran menggunakan aplikasi lectora dalam mata kuliah Manajemen Konstruksi adalah :

1. Tingkat kelayakan media pembelajaran menggunakan aplikasi lectora dapat dikatakan masuk kategori “baik” dengan presentase 73.71%. 2. Tingkat hasil evaluasi belajar mahasiswa mata kuliah Manajemen

Konstruksi setelah menggunakan media pembelajaran mendapatkan nilai uji gain sebesar 0.4419. Nilai ini masuk dalam kriteria “sedang”.

5.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas maka penulis memberikan saran sebagai berikut :

1. Mahasiswa bisa memanfaatkan dengan baik media pembelajaran menggunakan aplikasi lectora ini. Sangat diharapkan dengan adanya media pembelajaran ini mahasiswa bisa belajar mandiri tanpa harus menunggu dosen untuk menjelaskan materi dalam perkuliahan.

2. Untuk mahasiswa yang akan meneliti sama halnya dengan media pembelajaran ini, peneliti bisa meneruskan hasil penelitian ini dengan

cara mengimplementasikan ke peserta didik dengan menggunakan metode pengajaran yang ada.

3. Jika mahasiswa akan meneliti dengan hal serupa tentang kelayakan media pembelajaran, disarankan untuk memakai atau menggunakan aplikasi terbaru. Karena di tahun yang akan datang pasti akan muncul aplikasi-aplikasi yang bisa digunakan untuk presentasi dalam proses belajar mengajar.

4. Perlu adanya penyempurnaan media pembelajaran media konstruksi untuk meningkatkan kualitas pembelajaran yang baik. Karena peneliti tahu media yang di buat oleh peneliti mempunyai banyak kekurangan, sehingga perlu adanya penyempurnaan.

Dokumen terkait