• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Sejarah Singkat BNI Syariah

Dengan adanya krisis moneter pada tahun 1997 membuktikan ketangguhan sistem perbankan syariah. Prinsip Syariah dengan 3 (tiga) pilarnya yaitu adil, transparan dan maslahat mampu menjawab kebutuhan masyarakat terhadap sistem perbankan yang lebih adil.

Dengan berlandaskan pada Undang-undang No.10 Tahun 1998, pada tanggal tanggal 29 April 2000 didirikan Unit Usaha Syariah (UUS) BNI dengan 5 kantor cabang di Yogyakarta, Malang, Pekalongan, Jepara dan Banjarmasin. Selanjutnya UUS BNI terus berkembang menjadi 28 Kantor Cabang dan 31 Kantor Cabang Pembantu.

Disamping itu nasabah juga dapat menikmati layanan syariah di Kantor Cabang BNI Konvensional (office channelling) dengan lebih kurang 1500 outlet yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia.Di dalam pelaksanaan operasional perbankan, BNI Syariah tetap memperhatikan kepatuhan terhadap aspek syariah.Dengan Dewan Pengawas Syariah (DPS) yang saat ini diketuai oleh KH.Ma’ruf Amin, semua produk BNI Syariah telah melalui pengujian dari DPS sehingga telah memenuhi aturan syariah.

Berdasarkan Keputusan Gubernur Bank Indonesia No 12/41/KEP.GBI/2010 tanggal 21 mei mengenai pemberian izin usaha

PT Bank BNI Syariah. Dan di dalam Corporate Plan UUS BNI tahun 2003 ditetapkan bahwa status UUS bersifat temporer dan akan dilakukan spin off tahun 2009. Rencana tersebut terlaksana pada tanggal 19 Juni 2010 dengan beroperasinya BNI Syariah sebagai Bank Umum Syariah (BUS). Realisasi waktu spin off bulan Juni 2010 tidak terlepas dari faktor eksternal berupa aspek regulasi yang kondusif yaitu dengan diterbitkannya UU No.19 tahun 2008 tentang Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) dan UU No.21 tahun 2008 tentang Perbankan Syariah.

Disamping itu, komitmen Pemerintah terhadap pengembangan perbankan syariah semakin kuat dan kesadaran terhadap keunggulan produk perbankan syariah juga meningkat.

Per Juni 2016 jumlah cabang BNI Syariah mencapai 68 Kantor Cabang, 161 Kantor Cabang Pembantu, 17 Kantor Kas, 22 Mobil Layanan Gerak dan 20 Payment Point.

2. Visi dan Misi BNI Syariah a. Visi

“Menjadi bank syariah pilihan masyarakat yang unggul dalam layanan dan kinerja”.

b. Misi

1) Memberikan kontribusi positif kepada masyarakat dan peduli pada kelestarian lingkungan.

2) Memberikan solusi bagi masyarakat untuk kebutuhan jasa perbankan syariah.

3) Memberikan nilai investasi yang optimal bagi investor.

4) Menciptakan wahana terbaik sebagai tempat kebanggaan untuk berkarya dan berprestasi bagi pegawai sebgai perwujudan Ibadah.

5) Menjadi acuan tata kelola perusahaan yang amanah.

3. Struktur Organisasi

Struktur Organisasi adalah bagaimana pekerjaan dibagi dikelompokan dan dikordinasikan secara formal. Berikut adalah struktur organisasi BNI Syariah

Gambar 1

Struktur Organisasi BNI Syariah

Sumber: dari annual report 2012-2016

Tabel 1`

Produk dan Layanan BNI Syariah

PRODUK DANA

 Tabungan iB Hasanah

 Tabungan iB Prima Hasanah

 Tabungan IB Bisnis Hasanah

 Tabungan iB Tapenas Hasanah

 Giro iB Hasanah

 Deposito iB Hasanah

 Tabungan iB Tunas Hasanah

 Tabungan Ku iB

PRODUK PEMBIAYAAN KONSUMTIF

 Griya iB Hasanah

 Fleksi iB Hasanah

 Multiguna iB Hasanah

 Multijasa iB Hasanah

 Pembayaran emas iB Hasanah

 Oto iB Hasanah

 Wirausaha iB Hasanah (WUS)

 Usaha kecil iB Hasanah

 Usaha Besar iB Hasanah

 Linkage Program iB Hasanah

 Kopkar/kopeg iB Hasanah

PRODUK JASA

 Payroll Gaji

 Cash Management

 Pembayaran pajak & penerimaan Negara Bukan Pajak

Sumber: data diolah penulis dari annual report 2012-2016

4. Perkembangan Keuangan BNI Syariah

Kondisi keuangan BNI Syariah setiap tahunnya selalu mengalami peningkatan salah satunya bisa dilihat dari Pembiayaan BNI Syariah di tahun 2012 tumbuh sebesar 43.72% atau Rp2,32 triliun dari posisi tahun 2011 sebesar Rp 5,31 triliun menjadi Rp7,63 di tahun 2012. Pertumbuhan ini lebih besar jika dibandingkan dengan industri perbankan syariah yang tumbuh sebesar 43.68% pada periode yang sama.DPK BNI Syariah sebesar Rp 8,98 triliun meningkat 32.91% atau Rp2,22 triliun dari posisi tahun 2011 sebesar Rp 6,75 triliun. Pada periode yang sama DPK perbankan syariah tumbuh 27.81% dari Rp115,42 triliun di tahun 2011 menjadi Rp147,51 triliun. Pangsa pasar DPK BNI Syariah terhadap perbankan nasional pada 2012 sebesar 6.09%, mengalami sedikit penurunan dari periode sebelumnya sebesar 5.85%. Dari 45 bank yang melakukan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah, DPK BNI Syariah menduduki peringkat ke 4 (empat).

Di tahun 2013 menunjukkan kinerja yang semakin meningkat dibandingkan tahun sebelumnya, dimana aset meningkat sebesar Rp4,06

triliun naik 38,17% dari tahun sebelumnya, laba bersih tumbuh sebesar Rp15,57 miliar naik 15,28% dari tahun sebelumnya, demikian juga dengan pembiayaan dan Dana Pihak Ketiga (DPK), masing-masing tumbuh sebesar Rp3,61 triliun naik 47,30% dari tahun sebelumnya, pada pembiayaan dan sebesar Rp2,51 triliun atau 27,93% pada dana pihak ketiga. Dengan kondisi tersebut menunjukkan bahwa kinerja BNI Syariah tetap membaik dan meningkat secara konsisten.

Kemudian untuk tahun 2015 meskipun di tengah tantangan kondisi perekonomian yang kurang mendukung, kinerja keuangan BNI Syariah di tahun 2015 secara keseluruhan menunjukkan pencapaian yang membanggakan dan semakin meningkat dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Beberapa pencapaian yang membanggakan antara lain adalah aset yang mencapai Rp23,02 triliun atau tumbuh 18,09%, laba bersih yang mencapai Rp228,53 miliar atau meningkat 39,98%, demikian juga dengan pembiayaan yang mencapai peningkatan Rp2,72 triliun atau meningkat 18,09% dan Dana Pihak Ketiga (DPK) sebesar Rp3,08 triliun atau meningkat 18,94%. Pencapaian tersebut secara langsung menunjukkan bahwa kinerja BNI Syariah dari tahun ke tahun tetap membaik dan meningkat secara konsisten.

Di tahun 2016 di tengah tantangan perlambatan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang dipengaruhi oleh kondisi perekonomian global

yang belum membaik. BNI Syariah mampu membukukan pertumbuhan aset sebesar 23,01% menjadi Rp28.314 miliar ditopang oleh pertumbuhan pembiayaan sebesar 15.36% menjadi Rp20.494 miliar dengan Dana Pihak Ketiga (DPK) mencapai sebesar Rp24.233 miliar atau mengalami peningkatan sebesar 25,41%. Selain itu, laba bersih mampu tumbuh sebesar 21,38% menjadi Rp277 miliar ditopang terutama oleh peningkatan aktivitas pembiayaan BNI Syariah. Pencapaian ini menunjukkan bahwa BNI Syariah mampu secara konsisten memperbaiki kinerjanya d tengah tantangan perekonomian domestik dan global.Berikut ini data yang menunjukan perkembangan kinerja keuangan BNI Syariah dari tahun 2012 sampai tahun 2016 :

Gambar 2

Neraca BNI Syariah 2012 s/d 2016

Sumber: data dari annual report 2012-2016

Rasio Keuangan BNI Syariah 2012-2016

Sumber: data diolah penulis dari annual report 2012-2016

Dari kedua tabel tersebut terlihat bahwa pertumbuhan kinerja keuangan BNI Syariah terus mengalami perbaikan dan peningkatan yang cukup signifikan dari tahun 2012 sampai dengan 2016. Pertumbuhan aset BNI Syariah dalam kurun waktu lima tahun terakhir sebesar 27,31%. BNI Syariah berhasil membukukan total aset sebesar Rp28.314 miliar per 31 Desember 2016 ditengah tantangan perlambatan ekonomi nasional atau tumbuh 23,01% dibandingkan total aset pada tahun sebelumnya sebesar Rp23.018 miliar.Jumlah liabilitas BNI Syariah mencapai sekitar Rp4.685 miliar per 31 Desember 2016, tumbuh 41,51% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Peningkatan liabilitas ini ditopang oleh kemampuan BNI Syariah untuk mendapatkan dana pihak ketiga lebih besar dengan simpanan nasabah naik sebesar 46,69% menjadi Rp4.079

2012 2013 2014 2015 2016

FDR 84.99% 97.86% 92.58% 91.94% 84.57%

DPK 8.98 11.49 16.25 19.32 24.23

CAR 14.10% 16.23% 18.42% 15.48% 14.92%

NPF 2.02% 1.86% 1.86% 2.53% 2.94%

BOPO 85.39% 83.94% 85.03% 89.63% 87.67%

ROA 1.48% 1.37% 1.27% 1.43% 1.44%

miliar untuk menopang pertumbuhan pembiayaan yang diberikankepada para nasabahnya.

Kemudian secara khusus pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) BNI Syariah terdiri dari simpanan nasabah dan dana syirkah temporer bank. Secara keseluruhan, DPK dari kedua sumber ini pada tahun 2016 meningkat sebesar Rp4.910 miliar atau tumbuh 25,41% dari posisi tahun 2015. Posisi dana syirkah temporer bank masih memiliki peran dominan atas struktur DPK bank dengan kontribusi sebesar 83,17% sedangkan simpanan nasabah memiliki porsi lebih rendah sebesar 16,83% pada tahun 2016. Pertumbuhan berkelanjutan DPK BNI Syariah terutama ditopang oleh peningkatan dana yang berasal dari deposito mudharabah yang mencapai Rp12.691 miliar pada tahun 2016, lebih tinggi dari pencapaian tahun 2015 sebesar Rp10.405 miliar. Namun demikian, secara keseluruhan, struktur DPK BNI Syariah terdiversifikasi dengan baik dengan posisi deposito mudharabah terhadap total DPK bank mencapai 52,37% ditambah dana giro dan tabungan sebesar 8,74% dan 38,89%

pada tahun 2016 dibandingkan komposisi tahun 2015 masing-masing sebesar 7,80%: 38,35%.

Hal ini tidak lepas dari peran BNI Syariah yang merupakan salah satu bank penerima setoran biaya penyelenggara ibadah haji (BPS-BPIH) yang ditunjuk oleh Kementrian Agama Republik Indonesia sebagai BPS

BPIH sejak 28 desember 2010 dan ditunjuk kembali sejak tanggal 2 januari 2014 berdasarkan Peraturan Menteri Agama No 30 th 2013.

Seiring dengan pelimpahan setoran penyelenggaraan ibadah haji atau dana haji dari Kementrian Agama Republik Indonesia kepada BNI Syariah, maka hal ini merupakan kesempatan yang sangat strategis bagi BNI syariah dalam meningkatkan kinerja keuangannya secara keseluruhan.

Dokumen terkait