• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

B. Hasil Penelitian

Data yang diperoleh dalam penelitian ini berupa hasil pre-test dan post-test. Hasil pre-test dan post-test digunakan untuk proses analisis data. Deskripsi hasil pre-test dan post-test pada kelompok kontrol dihitung menggunakan program Statistical Product and Service Solutions (SPSS) versi 20. Tabel 4.1 adalah deskripsi data hasil pre-test dan post-test .

Tabel 4.1

Deskripsi Data Penelitian

Statistics

Pre_kont Post_kont Pre_eks Post_eks N Valid 26 26 24 24 Missing 25 25 27 27 Mean 50.19 61.23 43.67 63.63 Std. Error of Mean 2.098 .737 3.016 .896 Median 49.00 63.00 47.50 63.00 Mode 38a 64 25a 69 Std. Deviation 10.696 3.756 14.776 4.392 Minimum 29 54 5 56 Maximum 71 66 65 70 Sum 1305 1592 1048 1527 a. Multiple modes exist. The smallest value is shown

Tabel 4.1 merupakan tabel yang berisi deskripsi data skor pre-test dan post-test. Rata-rata hasil skor pre-test kelompok kontrol adalah 50,19 dan skor

kelompok eksperimen sebesar 43,67. Skor terendah untuk skor pre-test kelompok

kontrol adalah 29, dan skor terendah pre-test kelompok eksperimen adalah 5. Skor

tertinggi pre-test kelompok kontrol adalah 71 dan skor pre-test kelompok

eksperimen adalah 65. Rata-rata hasil skor post-test yang diperoleh kelompok kontrol yaitu 61,23 dan rata-rata skor post-test kelompok eksperiman yaitu 63,63. Skor tertinggi post-test yang diperoleh kelompok kontrol adalah 66 dan skor

tertinggi post-test yang diperoleh kelompok eksperimen adalah 70. Skor terendah

post-test kelompok kontrol adalah 29 dan skor terendah post-test kelompok eksperimen adalah 56. Data yang mengenai hasil pre-test dan post-test baik kelompok kontrol maupun eksperimen dirangkum dalam tabel 4.2.

Tabel 4.2

Skor Pre-test dan Post-test Kelompok Kontrol dan Eksperimen

Deskripsi Data Kelas Kontrol Kelas Eksperimen

Pre-test Post-test Pre-test Post-test

Rerata ( ̅) 50,19 61,23 43,67 63,63 Median 49 63 47,50 63 Skor terendah 29 54 5 56 Skor tertinggi 71 66 65 70 Standar deviasi 10,69 3,76 14,8 4,4 Kenaikan Skor 11,04 19,96 Kenaikan (%) 21,99% 45,7% Keterangan :

Kenaikan skor dihitung dengan rumus =rerata skor pre-test –rerata skor post-test.

Kenaikan dalam persen dihitung dengan rumus =

Tabel 4.2 menjelaskan rata-rata, skor tertinggi, skor terendah, kenaikan skor, presentase kenaikan skor. Kenaikan skor dapat dihitung dengan mengurangi hasil

skor post-test dengan hasil skor pre-test untuk masing-masing kelompok.

Kelompok kontrol memiliki kenaikan skor 11,04 dan kelas eksperimen memiliki kenaikan skor 19,96. Dari perbedaan kelompok tersebut, diketahui bahwa kelompok eksperimen memiliki kenaikan skor yang lebih tinggi. Persentase kenaikan skor diperoleh dengan membagi angka kenaikan skor dengan rerata skor pre-test kemudian mengalikannya dengan 100%. Presentase kenaikan skor yang diperoleh oleh kelompok kontrol yaitu 21,99% dan kenaikan skor kelompok eksperimen 45,7%. Sudjana (2002: 52) mengungkapkan bahwa peningkatan atau penurunan dapat diketahui secara lebih mudah dengan menggunakan grafik. Grafik yang menggambarkan data hasil pre-test dan hasil post-test pada penelitian ini dipaparkan pada Gambar 4.1.

Gambar 4.1 Grafik Perbandingan Skor Pre-test dengan Skor Post-test

Gambar 4.1 menunjukkan perbandingan hasil rata-rata skor pre-test dengan

rata-rata skor post-test kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen. Kedua kelompok sama-sama mengalami kenaikan. Kelompok kontrol mengalami kenaikan rata-rata skor sebesar 11,04 dari rata-rata skor pre-test 50,19 menjadi rata-rata skor post-test sebesar 61,23. Kelompok eksperimen dengan rata-rata skor pre-test sebesar 43,67 dan rata-rata skor post-test sebesar 63,63 mengalami kenaikan rata-rata skor sebesar 19,96. Semua skor yang diperoleh selanjutnya dianalisis dengan beberapa prosedur yaitu uji homogenitas dan uji noemalitas skor pre-test, uji asumsi klasik independent t-test, uji hipotesis dan menguji besar pengaruh. Langkah pengujian tersebut dilakukan untuk menjawab rumusan masalah.

Rumusan masalah pada penelitian ini adalah, “apakah ada perbedaan

prestasi belajar atas penggunaan alat peraga matematika berbasis metode

Montessori.” Hipotesis alternatif pada penelitian ini yaitu, “ada perbedaan prestasi belajar siswa atas penggunaan alat peraga matematika berbasis metode Montessori” Hipotesis nol pada penelitian ini yaitu, “tidak ada perbedaan prestasi

0 10 20 30 40 50 60 70 pre-test post-test kontrol eksperimen

belajar siswa atas penggunaan alat peraga matematika berbasis metode Montessori.”

1. Hasil Uji Skor Pre-test

Analisis data yang pertama dilakukan adalah menguji skor pre-test.

Langkah-langkah yang dilakukan adalah menguji normalitas, homogenitas, dan independent t-test.

a. Hasil Uji Normalitas Skor Pre-test

Data pre-test juga perlu dianalisis normalitasnya untuk melihat sebaran data. Uji normalitas dilakukan menggunakan uji normalitas data dengan Kolmogorov-Smirnov. Uji normalitas dilakukan pada skor pre-test kedua kelompok. Hipotesis untuk uji normalitas skor pre-test adalah:

Ho: Sebaran data skor pre-test tidak berbeda dengan curve normal atau data skor pre-test terdistribusi normal.

Ha: Sebaran data skor pre-test sesuai dengan curve normal atau data skor pre-test normal.

Kriteria yang digunakan untuk menarik kesimpulan dari hasil uji normalitas

skor pre-test menggunakan Kolmogorov-Smirnov adalah:

1) Jika harga sig. (2-tailed) ≥ 0,05 maka Ho gagal ditolak atau Ha ditolak, artinya sebaran data skor pre-test tidak berbeda dengan curve normal atau data skor pre-test terdistribusi normal.

2) Jika harga sig. (2-tailed) < 0,05 maka Ho ditolak atau Ha gagal ditolak, artinya sebaran data skor pre-test berbeda dengan curve normal atau data skor pre-test tidak terdistribusi normal.

Hasil perhitungan uji normalitas skor pre-test untuk kelompok kontrol dengan

menggunakan program SPSS 20.00 dapat dilihat pada tabel 4.3

Tabel 4.3

Hasil Perhitungan Uji Normalitas Skor Pre-test Kelompok Kontrol

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

K_Kontrol

N 26

Normal Parametersa,b Mean 50.19 Std. Deviation 10.696

Most Extreme Differences

Absolute .090 Positive .083 Negative -.090 Kolmogorov-Smirnov Z .457 Asymp. Sig. (2-tailed) .985

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.

Tabel 4.3 adalah output SPSS untuk perhitungan uji normalitas skor pre-test kelompok kontrol. Nilai Sig. (2-tailed) menunjukkan hasil uji normalitas. Nilai Sig.(2-tailed) menunjukkan angka 0,985 (Sig. (2-tailed) ≥ 0,05) maka Ho gagal ditolak atau Haditolak, artinya data skor pre-test terdistribusi normal. Skor pre-test untuk kelompok kontrol terdistribusi normal.

Cara lain yang dapat digunakan adalah dengan melihat visualisasi grafik

P-P P-Plots. Kriteria yang digunakan untuk menarik kesimpulan dari hasil uji normalitas skor pre-test menggunakan visualisasi grafik P-P Plots adalah:

1) Jika penyebaran titik berada di sekitar garis diagonal ideal maka data skor pre-test terdistribusi normal.

2) Jika penyebaran titik tidak berada di sekitar garis diagonal ideal maka data skor pre-test terdistribusi tidak normal.

Gambar 4.2 Histogram (kiri) dan P-P Plots (kanan) Skor Pre-test Kelompok Kontrol

Kedua gambar pada gambar 4.2. memperlihatkan bahwa data dari skor

pre-test kelompok kontrol terdistribusi normal. Penyebaran titik berada di sekitar garis diagonal ideal. Normalitas juga dilakukan untuk data skor pre-test kelompok eksperimen. Hasil perhitungan uji normalitas skor pre-test untuk kelompok

eksperimen dengan menggunakan program SPSS 20 dapat dilihat pada tabel 4.4

Tabel 4.4

Hasil Perhitungan Uji Normalitas Skor Pre-test Kelompok Eksperimen

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

K_Eksperimen

N 24

Normal Parametersa,b Mean 43.67 Std. Deviation 14.776 Most Extreme Differences

Absolute .131 Positive .092 Negative -.131 Kolmogorov-Smirnov Z .641 Asymp. Sig. (2-tailed) .805 a. Test distribution is Normal.

Tabel 4.4 adalah output SPSS untuk perhitungan uji normalitas skor pre-test kelompok eksperimen. Nilai Sig. (2-tailed) menunjukkan hasil uji normalitas.

Nilai Sig. (2-tailed) menunjukkan angka 0,805 (Sig. (2-tailed) ≥ 0,05) maka Ho gagal ditolak atau Haditolak, artinya data skor pre-test terdistribusi normal. Skor pre-test untuk kelompok eksperimen terdistribusi normal. Cara yang kedua adalah dengan melihat visualisasi grafik P-P Plots (probability-probabilityplots). Kedua

gambar menggambarkan bahwa data dari skor pre-test kelompok eksperimen

terdistribusi normal. Penyebaran titik berada di sekitar garis diagonal ideal.

Gambar 4.3 Histogram dan P-P Plots Skor Pre-test Kelompok Eksperimen

Pengujian normalitas skor pre-test menunjukkan bahwa kedua kelompok

memilik data yang sama-sama terdistribusi normal sehingga dapat dilanjutkan dengan homogenitas skor pre-test atau menggunakan statistik parametris.

b. Hasil Uji Homogenitas Skor Pre-test

Data pre-test yang diperoleh dari penelitian dianalisis dan diuji homogenitas menggunakan Lavene’s test. Hipotesis untuk uji homogenitas skor pre-test adalah: Ho: Tidak ada perbedaan varian antara skor pre-test kelompok kontrol dan skor pre-test kelompok eksperimen atau skor pre-test kedua kelompok homogen.

(Ho: σ1 2 = σ2

2 )

Ha: Ada perbedaan varian antara skor pre-test kelompok kontrol dan skor pre-test

kelompok eksperimen atau skor pre-test kedua kelompok tidak homogen.

(Ha: σ1 2 ≠σ2

2 )

Kriteria yang digunakan untuk menarik kesimpulan dari hasil uji homogenitas skor pre-test adalah:

1) Jika harga Sig. 0,05 maka Ho gagal ditolak atau Ha ditolak, artinya tidak ada perbedaan varian antara skor pre-test kelompok kontrol dan skor

pre-test kelompok eksperimen atau data skor pre-test kedua kelompok homogen.

2) Jika harga Sig. < 0,05 maka Hoditolak atau Hagagal ditolak, artinya ada perbedaan varian antara skor pre-test kelompok kontrol dan skor pre-test

kelompok eksperimen atau data skor pre-test kedua kelompok tidak

homogen.

Hasil perhitungan uji homogenitas skor Pre-test dengan menggunakan program SPSS 20.00 dapat dilihat pada tabel 4.5.

Tabel 4.5

Hasil Perhitungan Uji Homogenitas Skor Pre-test

Levene's Test for Equality of Variances F Sig. Pre_test Equal variances assumed 2.152 .149 Equal variances not assumed

Tabel 4.5 adalah output SPSS perhitungan uji homogenitas skor pre-test kedua kelompok. Nilai Sig. pada kolom Lavene’s test menunjukkan hasil uji homogenitas. Nilai Sig. menunjukkan angka 0,149 ( Sig. ≥ 0,05) maka H0 gagal

ditolak atau Ha ditolak, artinya data skor pre-test kedua kelompok homogen atau tidak ada perbedaan yang signifikan antara skor pre-test kelompok kontrol dan skor pre-test kelompok eksperimen. Hasil uji homogenitas menunjukkan data

kedua kelompok homogen maka analisis data dilanjutkan dengan uji independent

t-test untuk skor pre-test.

c. Hasil Uji Independet t-test Skor Pre-test

Uji independent t-test dilakukan untuk mengetahui perbedaan rata-rata dari

hasil pre-test kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Hipotesis yang

digunakan dalam penelitian ini adalah:

Ho : Tidak ada perbedaan rata-rata skor pre-test antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. (Ho: µ1 = µ2)

Ha : Ada perbedaan rata-rata skor pre-test antara kelompok kontrol dan kelompok

eksperimen. (Ha: µ1 ≠ µ2)

Kriteria pengujian independent t-test yang digunakan sebagai berikut: 1) Jika harga Sig. (2-tailed) ≥ 0,05 maka Ho gagal ditolak atau Ha ditolak,

artinya tidak ada perbedaan rata-rata skor pre-test antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.

2) Jika harga Sig. (2-tailed) < 0,05 maka Ho ditolak atau Ha gagal ditolak, artinya ada perbedaan rata-rata skor pre-test antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.

Hasil perhitungan uji independent t-test dengan menggunakan program

SPSS 20.00 dapat dilihat pada tabel 4.6. Tabel 4.6

Independent Samples Test

t-test for Equality of Means

t df Sig. (2-tailed) Mean Difference Std. Error Difference 95% Confidence Interval of the Difference Lower Upper Pre_test Equal variances assumed 1.799 48 .078 6.526 3.627 -.767 13.819 Equal variances not assumed 1.776 41.663 .083 6.526 3.674 -.890 13.941

Sig. (0,078) ≥ 0,05 berarti Ho gagal ditolak atau Ha ditolak, artinya tidak ada perbedaan rata-rata antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Hasil uji independent t-test menunjukkan tidak ada perbedaan rata-rata skor pre-test kelompok kontrol dan eksperimen maka pengujian dapat dilanjutkan dengan langkah uji prasyarat analisis.

2. Hasil Uji Prasyarat Analisis

Prosedur analisis selanjutnya adalah menguji asumsi klasik independent t-test. Tahap pada uji analisis untuk uji asumsi klasik yaitu uji normalitas skor post-test, uji homogenitas skor post-test.

a. Uji Normalitas Skor Post-test

Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan uji normalitas data dengan Kolmogorov-Smirnov. Hipotesis untuk uji normalitas skor post-test adalah:

Ho: Sebaran data skor post-test tidak berbeda dengan curve normal atau data skor post-test terdistribusi normal.

Ha: Sebaran data skor post-test berbeda dengan curve normal atau data skor post-test tidak terdistribusi normal.

Kriteria yang digunakan untuk menarik kesimpulan dari hasil uji normalitas

skor post-test menggunakan Kolmogorov-Smirnov adalah:

1) Jika harga Sig. (2-tailed) ≥ 0,05 maka Ho gagal ditolak atau Ha ditolak, artinya sebaran data skor post-test sesuai dengan curve normal atau data skor post-test terdistribusi normal.

2) Jika harga Sig. (2-tailed) < 0,05 maka Ho ditolak atau Ha gagal ditolak, artinya sebaran data skor post-test tidak sesuai dengan curve normal data skor post-test tidak terdistribusi normal.

Hasil perhitungan uji normalitas skor post-test dengan menggunakan

program SPSS 20.00 dapat dilihat pada tabel 4.7.

Tabel 4.7

Hasil Perhitungan Uji Normalitas Skor Post-test Kelompok Kontrol

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

K_kontrol

N 26

Normal Parametersa,b Mean 61.23 Std. Deviation 3.756

Most Extreme Differences

Absolute .258 Positive .151 Negative -.258 Kolmogorov-Smirnov Z 1.316 Asymp. Sig. (2-tailed) .063

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.

Tabel 4.7 adalah output SPSS untuk perhitungan uji normalitas skor post-test kelompok kontrol. Nilai Sig. (2-tailed) menunjukkan hasil uji normalitas. Nilai Sig. (2-tailed) menunjukkan angka 0,063 (Sig.(2-tailed) ≥ 0,05) maka H0 gagal

ditolak atau H1 ditolak, artinya data skor post-test terdistribusi normal. Skor post-test untuk kelompok kontrol terdistribusi normal. Untuk melihat visualisasi grafik kita dapat melihat P-P Plots (Pobability-Probability Plots). Kriteria yang digunakan untuk menarik kesimpulan dari hasil uji normalitas skor pre-test menggunakan visualisasi grafik P-P Plots adalah:

1) Jika penyebaran titik berada di sekitar garis diagonal ideal maka data skor post-test terdistribusi normal.

2) Jika penyebaran titik tidak berada di sekitar garis diagonal ideal maka data skor post-test terdistribusi tidak normal.

Gambar 4.4 adalah gambar histogram (kiri) dan P-P Plots (kanan). Kedua

gambar mengindikasikan bahwa data dari skor post-test kelompok kontrol

terdistribusi normal. Penyebaran titik berada di sekitar garis diagonal ideal.

Gambar 4.4 Histogram (kiri) dan P-P Plots (kanan) Skor Post-test Kelompok Kontrol

Hasil perhitungan uji normalitas skor post-test untuk kelompok eksperimen

dengan menggunakan program SPSS 20.00 dapat dilihat pada tabel 4.8.

Tabel 4.8

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

K_eksperimen

N 24

Normal Parametersa,b Mean 63.63 Std. Deviation 4.392

Most Extreme Differences

Absolute .154 Positive .103 Negative -.154 Kolmogorov-Smirnov Z .754 Asymp. Sig. (2-tailed) .621

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.

Tebel 4.8 menunjukkan nilai Sig. (2-tailed) menunjukkan hasil uji

normalitas. Nilai Sig.(2-tailed) menunjukkan angka 0,621 (Sig.(2-tailed) ≥ 0,05) maka H0 gagal ditolak atau H1 ditolak, artinya data skor post-test terdistribusi normal. Skor post-test untuk kelompok eksperimen terdistribusi normal.

Cara yang kedua adalah dengan melihat visualisasi grafik P-P Plots

(probability-probabilityplots). Gambar 4.5 adalah gambar histogram (kiri) dan P-P P-Plots (kanan). Kedua gambar mengindikasikan bahwa data dari skor post-test kelompok eksperimen terdistribusi normal. Penyebaran titik berada di sekitar garis diagonal ideal. Kesimpulan yang dapat diambil dari hasil uji normalitas skor post-test adalah data terdistribusin secara normal sehingga analisis data yang digunakan adalah statistik parametris.

Gambar 4.5 Histogram (kiri) dan P-P Plots (kanan) Skor Pre-test Kelompok Eksperimen

b. Uji Homogenitas Skor Post-test

Analisis yang selanjutnya dilakukan adalah menguji homogenitas skor

post-test kelompok kontrol dengan independent t-test. Pengujian independent t-test

menggunakan SPSS 20.00. Output SPSS dapat dilihat pada lampiran 16. Hipotesis

untuk uji homogenitas skor post-test adalah:

Ho: Tidak ada perbedaan varian antara skor post-test kelompok kontrol dan skor

post-test kelompok eksperimen atau skor post-test kedua kelompok homogen.

(Ho: σ12= σ22)

Ha: Ada perbedaan varian antara skor post-test kelompok kontrol dan skor

post-test kelompok eksperimen atau skor post-test kedua kelompok tidak

homogen. (Ha: σ12≠σ22)

Kriteria yang digunakan untuk menarik kesimpulan dari hasil uji homogenitas skor post-test adalah:

1) Jika harga Sig. 0,05 maka Ho gagal ditolak atau Ha ditolak, artinya tidak ada perbedaan varian antara skor pre-test kelompok kontrol dan skor

pre-test kelompok eksperimen atau data skor pre-test kedua kelompok homogen.

2) Jika harga Sig. < 0,05 maka Ho ditolak atau Ha gagal ditolak, artinya ada perbedaan varian antara skor pre-test kelompok kontrol dan skor pre-test

kelompok eksperimen atau data skor pre-test kedua kelompok tidak

homogen.

Hasil perhitungan uji homogenitas skor post-test untuk kelompok eksperimen

dengan menggunakan program SPSS 20.00 dapat dilihat pada tabel 4.9.

Tabel 4.9

Hasil Perhitungan Uji Homogenitas Skor Post-test

Levene's Test for Equality of Variances F Sig. eksperimen Equal variances assumed .977 .328 Equal variances not assumed

Tabel 4.9 merupakan hasil perhitungan uji homogenitas skor post-test. Nilai Sig. menunjukkan hasil uji normalitas. Nilai Sig.(2-tailed) pada kolom Lavene’s test menunjukkan angka 0,328 (Sig. ≥ 0,05) maka Hogagal ditolak atau Haditolak,

yang bebarti data skor post-test kedua kelompok homogen atau tidak ada

post-test kelompok eksperimen. Data yang diperoleh dalam penelitian merupakan data yang homogen maka data yang dilihat dalam output SPSS 20.00 adalah kolom equal variance assumed.

c. Independence

Prasyarat analisis yang ketiga adalan independence. Analisis prasyarat ini telah memenuhi kriteria karena data dari dua kelompok yang terpisah. Kedua kelompok sampel memiliki anggota yang berbeda. Masing-masing kelompok juga menerima perlakuan yang berbeda satu sama lain. Siswa yang menerima perlakuan di kelompok eksperimen tidak menerima perlakuan di kelompok kontrol, begitu sebaliknya. Kedua kelompok menerima perlakuan yang tidak sama sehingga tidak saling mempengaruhi.

3. Hasil Uji Hipotesis

Uji hipotesis dalam penelitian ini menggunakan independent t-test.

Penggunaan independent t-test didasarkan pada terpenuhinya ketiga syarat yaitu sebaran data skor post-test normal, homogen, dan diperoleh dari data yang independen. Hipotesis untuk independent t-test iniadalah:

Ho: Tidak ada perbedaan rata-rata skor post-test antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. (Ho: µ1 = µ2)

Ha: Ada perbedaan rata-rata skor post-test antara kelompok kontrol dan kelompok

Kriteria yang digunakan untuk menarik kesimpulan dari hasil uji independent t-test adalah:

1) Jika harga Sig. 0,05 maka Ho gagal ditolak atau Ha ditolak, maka tidak ada perbedaan rata-rata skor pre-test antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen artinya tidak ada perbedaan prestasi belajar siswa atas penggunaan alat peraga matematika berbasis metode Montessori.

2) Jika harga Sig. < 0,05 maka Ho ditolak atau Ha gagal ditolak, maka ada perbedaan rata-rata skor pre-test antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen artinya ada perbedaan prestasi belajar siswa atas penggunaan alat peraga matematika berbasis metode Montessori.

Hasil perhitungan uji independent t-test skor post-test untuk kedua

kelompok dengan menggunakan program SPSS 20.00 dapat dilihat pada tabel

4.10.

Tabel 4.10

Hasil Perhitungan Uji Independent Sample t-test Skor Post-test

Group Statistics

kelompok N Mean Std. Deviation Std. Error Mean postest

kontrol 26 61.2308 3.75561 .73654 eksperimen 24 63.6250 4.39182 .89648

Independent Samples Test

Tabel 4.10 memperlihatkan bahwa t hitung pada tingkat kepercayaan 95% untuk hasil post-test pada baris equal variances assumed adalah 0,977 dengan Sig. (2 tailed) = 0,043. Uji hipotesis pada penelitian ini adalah menggunakan uji satu pihak maka hasil Sig. (2 tailed) = 0,043 yang berada di bawah p val< 0,05. Hasil uji hipotesis dapat disimpulkan Ho ditolak atau Ha gagal ditolak, artinya ada perbedan prestasi belajar siswa atas penggunaan alat peraga matematika berbasis metode Montessori.

Bukti manual mengacu rumus independent t-test pada gambar 3.7 adalah sebagai berikut: ( ) ( )

=

( ) ( )

=

=

= 16,36 ̅ ̅ t df Sig. (2-tailed) Mean Differenc e Std. Error Differen ce 95% Confidence Interval of the Difference Lower Upper postest Equal variance s assumed -2.077 48 .043 -2.39423 1.1529 1 -4.7123 1 -.07616 Equal variance s not assumed -2.064 45.470 .045 -2.39423 1.1602 4 -4.7304 1 -.05806

Perhitungan secara manual t-test secara manual terbukti sama dengan

perhitungan menggunakan program SPSS 20.00.

4. Hasil Uji Besar Pengaruh

Uji besar pengaruh dilakukan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh penggunaan alat peraga matematika berbasis metode Montessori terhadap prestasi

belajar siswa. Analisis dilakukan dengan menggunakan rumus effect size.

Perhitungan effect size pada penelitian ini adalah:

√ ( ) ( ) √

Perhitungan effect size menunjukkan 0,282 dengan kriteria Small effect. Presentase besar pengaruh penggunaan alat peraga matematika berbasis metode

Montessori dapat diketahui melalui perhitungan rumus koefisien determinasi. Hasil perhitungan koefisien determinasi tampak pada tabel 4.11.

Tabel 4.11

Hasil Uji Koefisien Determinasi

Komponen Hasil t -2,077 df 48 r 0,282 r2 0,079 R2 7,9 %

Kesimpulan yang bisa dijelaskan dari hasil analisis data adalah bahwa secara umum kelompok eksperimen (M = 61,2; SE = 3,75) memiliki rata-rata skor post-test yang lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok kontrol (M = 63,62; SE = 4,391). Perbedaan skor tersebut signifikan t(48)=-2,077, p < 0,05 dan

memiliki small effect size sebesar r = 0,282. Koefisien determinasi menunjukkan

bahwa R2 = 7,9% yang berarti bahwa peningkatan prestasi belajar siswa

dipengaruhi oleh penggunaan alat peraga sebesar 7,9% sedangkan sisanya sebesar 92,1 % dipengaruhi oleh faktor-faktor lain.

5. Hasil Uji Signifikansi Skor Pre-test dan Post-test

Uji signifikansi dilakukan untuk mengetahui seberapa besar signifikansi hasil skor pre-test dan post-test pada kelompok kontrol dan eksperimen. Uji signifikansi selisih dilakukan dengan menggunakan paired t-test.

1. Hipotesis dalam paired t-test adalah:

Ho : Tidak ada perbedaan yang signifikan antara selisih rata-rata skor pre-test dan rata-rata skor post-test pada kelompok kontrol. (Ho: µ1 = µ2)

Ha : Ada perbedaan yang signifikan antara rata-rata selisih skor pre-test dan

Dokumen terkait