• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI

5. Prestasi Belajar

Pada sub bab ini diuraikan mengenai teori belajar, pengertian belajar, pengertian prestasi belajar, dan faktor yang mempengaruhi prestasi belajar.

a. Teori Belajar

Terdapat beberapa teori belajar yang dikemukakan oleh para ahli. Teori-teori tersebut mengalami perkembangan seiring perkembangan zaman di dunia. Teori yang dibahas dalam penelitian ini ada dua yaitu teori kognitivisme dan teori konstruktivisme. Kedua teori tersebut dibahas karena dianggap sejalan dengan penelitian ini.

1) Teori Kognitivisme

Teori kognitivisme adalah teori yang menjelaskan hal-hal yang bekaitan dengan kemampuan manusia dalam memahami pengalaman-pengalamannya sehingga

menjadi bermakna bagi manusia. “Kognitivisme meyakini bahwa belajar adalah hasil

dari usaha individu dalam memaknai pengalaman-pengalamannya yang berkaitan dengan dunia disekitarnya” (Jamaris, 2013: 125). Belajar pengetahuan terdiri dari tiga fase, yaitu eksplorasi, pengenalan konsep, dan aplikasi konsep (Dimyati & Mudjiono, 2006: 14). Fase eksplorasi, pada fase ini siswa mempelajari gejala yang ia temukan. Fase pengenalan konsep digunakan siswa untuk mengenal konsep yang berhubungan

dengan gejala yang ditemukan. Fase aplikasi konsep, pada fase ini siswa menggunakan konsep yang disimpulkan untuk meneliti gejala lain. Ahli yang menganut teori kognitivisme ialah Jean Piaget, Jerome Brunner, Kurt Lewin, Robert M. Gagne, dan David P. Ausubel. Gagne berpendapat bahwa belajar merupakan seperangkat proses kognitif yang mengubah sifat stimulan dari lingkungan, melewati pengolahan informasi, menjadi kapabilitas baru yang berupa keterampilan, pengetahuan, sikap, dan nilai (Dimyati & Mudjiono, 2006: 10).

2) Teori Konstruktivisme

Kontruktivisme merupakan pendekatan dalam psikologi yang meyakini bahwa siswa mampu membangun pemahaman dan pengetahuan sendiri tentang dunia sekitarnya melalui pengalaman-pengalamannya (Jamaris, 2013: 148). Tokoh yang menganut teori belajar konstruktivisme diantaranya J. J. Bruner, Jean Piaget, dan Vygotsky. J.J. Bruner berpendapat bahwa alangkah baiknya jika sekolah dapat menyediakan kesempatan bagi siswanya untuk maju dengan cepat sesuai dengan kemampuan siswa dalam suatu mata pelajaran (Slameto, 1988: 13). Lingkungan yang hendaknya disediakan sekolah adalah lingkungan yang memungkinkan siswa untuk melakukan eksplorasi dan menemukan penemuan baru. Bruner mempertegas

bahwa dalam membangun pengetahuannya, siswa memilih memperkuat

pengetahuannya melalui berbagai kegiatan, seperti mengajukan hipotesis dan membuat berbagai keputusan untuk hal-hal baru yang ditemuinya (Jamaris, 2013: 149). Piaget mengungkapkan gagasan yang sejalan dengan Bruner. Piaget berpendapat bahwa kemampuan berpikir siswa diperoleh dari berbagai pengalaman

dalam melaksanakan tindakan guna pemecahan masalah sehingga siswa aktif membangun pengetahuannya sendiri (Jamaris, 2013: 151).

Kedua teori beranggapan bahwa siswa memiliki kemampuan kognitif untuk memahami ataupun mengerti hal-hal di sekitarnya secara mandiri. Teori kognitivisme berpandangan bahwa setiap siswa memiliki kemampuan berpikir untuk memaknai pengalaman-pengalaman yang ditemui sehingga dapat menjadikannya keterampilan dan pengetahuan baru. Sejalan dengan teori kognitif, teori kontruktivisme memandang bahwa siswa dengan bekal kognitif yang dimilikinya mampu membangun pemahaman dan pengetahuan dengan membelajarkan dirinya sendiri secara mandiri. Kedua teori ini dijadikan landasan dalam penelitian ini dalam memaknai proses belajar.

b. Pengertian Belajar

Siregar (2010: 3) menjelaskan bahwa belajar merupakan sebuah proses yang kompleks yang terjadi pada semua orang, berlangsung seumur hidup, sejak masih bayi (bahkan dalam kandungan) hingga liang lahat. Seseorang telah belajar sesuatu dapat diketahui dengan adanya perubahan tingkah laku dalam dirinya. Perubahan tingkah laku tersebut berupa perubahan yang bersifat pengetahuan (kognitif), keterampilan (psikomotor) serta nilai dan sikap (afektif). Pendapat lain dikatakan oleh Dimyati (2006: 7) belajar merupakan tindakan dan perilaku yang kompleks. Sebagai tindakan, maka belajar hanya dialami oleh siswa itu sendiri. Siswa adalah penentu terjadi tidaknya proses belajar.

Kesimpulan yang dapat diperoleh bahwa belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu itu dalam interaksi dengan lingkungannya. Belajar adalah aktifitas sadar dan pengalaman yang dilakukan seseorang untuk memperoleh konsep dan pengetahuan baru sehingga dapat mengubah tingkah laku diri yang relatif tetap. Pengetahuan tersebut dapat menjadikan seseorang memperoleh pengalaman baru.

c. Pengertian Prestasi Belajar

Widiyoko (2009: 25) merumuskan bahwa hasil belajar merupakan perubahan yang terjadi pada diri siswa sebagai akibat kegiatan pembelajaran. Hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui proses pembelajaran (Susanto, 2013: 5). Hasil belajar yang didapatkan siswa berupa pemahaman konsep, keterampilan proses, dan sikap siswa. Dipertegas oleh Sudjana (2005:3) yang mengatakan bahwa prestasi belajar ialah hasil belajar yang dicapai oleh siswa dengan kriteria tertentu sehingga untuk mengetahui tingkat prestasi belajar maka perlu dilakukan evaluasi belajar. Prestasi belajar sesungguhnya adalah hasil belajar, namun pada umumnya hanya mengarah pada aspek kognitif saja. Winkel (2007: 162) mengatakan bahwa “prestasi belajar adalah suatu bukti keberhasilan belajar atau kemampuan seseorang siswa dalam melakukan kegiatan belajarnya sesuai dengan bobot yang dicapainya”. Prestasi belajar yang dicapai oleh seseorang merupakan hasil interaksinya dengan berbagai faktor,baik dari dalam diri sendiri maupun dari luar diri.

d. Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

Prestasi belajar dipengaruhi oleh banyak faktor. Secara umum faktor-faktor tersebut dikelompokkan menjadi dua kelompok besar yaitu faktor eksternal dan faktor internal (Slameto, 2002: 60). Faktor eksternal adalah segala faktor yang ada di luar diri siswa yang memberikan pengaruh terhadap aktivitas dan hasil belajar yang dicapai siswa. Faktor ekstern yang berpengaruh terhadap belajar dapatlah dikelompokkan menjadi 3 faktor, yaitu faktor keluarga, faktor sekolah, dan faktor masyarakat. Faktor internal adalah faktor yang ada di dalam diri siswa yang memberikan pengaruh terhadap aktivitas dan hasil belajar yang dicapai siswa.

Teori Gestalt (dalam Susanto, 2013: 12) menyatakan bahwa belajar merupakan suatu proses perkembangan yang bisa dipengaruhi oleh faktor diri siswa sendiri dan faktor lingkungan. Pendapat tersebut dapat menjadi dasar bahwa hasil belajar juga dipengaruhi oleh dua hal yakni siswa sendiri dan lingkungannya. Prestasi belajar merupakan hasil belajar yang mengarah pada aspek kognitif saja sehingga dapat dikatakan faktor yang yang mempengaruhi hasil belajar sama dengan faktor yang mempengaruhi prestasi belajar.

Dokumen terkait