• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian

Penelitian miskonsepsi IPA Fisika kelas V semester 2 ini dilakukan di SD Negeri se-Kecamatan Sleman Kabupaten Sleman. Sekolah dasar yang digunakan sebagai tempat penelitian ini sejumlah 28 SD. Penentuan SD ini didasarkan pada kurikulum yang digunakan yaitu kurikulum 2006/KTSP serta atas kesedian sekolah sebagai tempat penelitian. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V SD semester 2 (genap). Jumlah siswa kelas V di 28 SD Negeri se-Kecamatan Sleman ada 832 siswa.

Penelitian ini merupakan jenis kuantitatif deskriptif dengan menggunakan metode survei. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa instrumen tes dan nontes. Instrumen tes ini berbentuk soal pilihan ganda sedangkan instrumen nontes berupa pedoman wawancara dan check

list. Agar suatu instrumen tes layak mengukur variabel yang sudah

ditentukan maka perlu melalui tahap validasi dan reliabilitas. Tahap validasi ini meliputi validasi isi, validitas muka, dan validitas konstruksi.

Validitas isi ini dilakukan untuk melihat kesesuaian isi instrumen dengan materi pelajaran. Validitas isi terhadap 50 soal pilihan ganda dilakukan oleh empat ahli yaitu dua dosen dari Pendidikan Fisika Sanata

Dharma dan dua guru kelas V sekolah dasar. Instrumen tes yang sudah divalidasi oleh ahli selanjutnya melalui tahap uji validitas muka. Validitas muka dilakukan di SD Negeri Candiroto 1 kepada 5 siswa untuk mengerjakan instrumen soal yang sudah divalidasi oleh expert judgment yaitu berjumlah 38 butir soal. Langkah selanjutnya adalah uji konstruksi yang dilakukan di sekolah dasar di Kecamatan Sleman yang tidak digunakan sebagai sampel penelitian. Instrumen soal diujikan kepada kelas V sejumlah 45 siswa pada lima SD Negeri yang ada di Kecamatan Sleman. Dari uji validitas konstruksi ini diperoleh soal-soal yang valid yaitu 21 soal. Melalui pengujian reliabilitas diketahui bahwa semua soal yang valid dinyatakan reliabel.

Proses pengambilan data dilakukan kurang lebih selama seminggu yaitu antara tanggal 25–30 Mei 2015. Pengambilan data penelitian dilakukan setelah mendapatkan izin dari 28 SD negeri yang digunakan

sebagai tempat penelitian. Pengambilan data dilakukan dengan

menyebarkan instrumen soal di masing-masing SD. Sebelum menyebarkan instrumen, peneliti membuat janji terlebih dulu dengan masing-masing guru wali kelas V di SD Negeri se-Kecamatan Sleman. Jika hari dan waktu sudah ditentukan, peneliti datang ke SD dan memberikan instrumen kepada wali kelas V. Melihat keterbatasannya waktu, peneliti tidak bisa menunggu siswa-siswa kelas V di SD Negeri se-Kecamatan dalam mengerjakan instrumen soal. Peneliti beberapa kali menunggu sendiri siswa kelas V dalam mengerjakan instrumen soal, namun selebihnya instrumen soal diserahkan kepada guru wali kelas V untuk diujikan kepada siswa. Siswa

diberi waktu 90 menit untuk mengerjakan soal tersebut. Pengujian instrumen dilakukan sekali sampai mendapatkan jawaban dari siswa. Data yang sudah terkumpul kemudian dikoreksi oleh peneliti dan kemudian dianalisis.

Analisis data dilakukan dengan cara mengelompokkan aitem berdasarkan tingkat keyakinan siswa. Selanjutnya jawaban siswa dihitung dan dikelompokkan berdasarkan kategori “yakin benar” dan “ tidak yakin benar”. Setelah itu deskripsi miskonsepsi IPA Fisika disajikan per kompetensi dasar dan diperjelas dengan menggunakan diagram.

2. Deskripsi Responden Penelitian

Penelitian ini menggunakan siswa kelas V semester 2 SD Negeri se-Kecamatan Sleman sebagai responden penelitian. Siswa yang menjadi responden dalam penelitian ini diambil secara acak sehingga memiliki latar belakang yang berbeda-beda seperti umur, jenis kelamin, jenis pekerjaan orang tua, dan tingkat pendidikan orang tua. Sekolah dasar yang digunakan sebagai tempat penelitian juga memiliki tingkat akreditasi yang berbeda yaitu dari akreditasi A, B, hingga C. Informasi mengenai latar belakang tersebut digunakan untuk melengkapi data-data responden penelitian. Begitu juga dengan tingkat akreditasi sekolah penting diketahui karena digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan miskonsepsi IPA Fisika kelas V semester 2 SD Negeri se-Kecamatan Sleman jika dilihat dari tingkat akreditasi sekolah. Berikut data responden dapat dilihat pada tabel 4.1 di bawah ini.

Tabel 4.1 Data Responden

No. Nama Sekolah Tingkat Akreditasi Jumlah Responden

A B C 1 SD N Keceme II A 9 2 SD N Pendowoharjo A 9 3 SD N Denggung A 16 4 SD N Jetisharjo A 11 5 SD N Sleman I A 11 6 SD N Ngangkrik A 10 7 SD N Sleman III A 22 8 SD N Pangukan A 9 9 SD N Kadisobo II A 10 10 SD N Panasan B 11 11 SD N Sidomulyo B 6 12 SD N Nyaen I B 9 13 SD N Murten B 8 14 SD N Dukuh I B 7 15 SD N Kadisobo I B 4 16 SD N Kadisobo III B 7 17 SD N Nyaen II B 4 18 SD N Jaban B 10 19 SD N Dukuh II B 8 20 SD N Mangunan B 5 21 SD N Sleman V B 11 22 SD N Sleman IV B 7 23 SD N Trimulyo B 3 24 SD N Triharjo B 22 25 SD N Tridadi B 9 26 SD N Caturharjo B 11 27 SD N Dalangan B 10 28 SD N Jetis Jogopaten C 2 Total 107 152 2 261 Persentase 41,00% 58,24% 0,77% 100%

Berdasarkan tabel 4.1 di atas dapat diketahui bahwa sampel yang digunakan dalam penelitian ini ada 261 siswa. Terdapat 107 siswa dari sekolah dengan tingkat akreditasi A, 152 siswa dari sekolah dengan akreditasi B, dan 2 siswa dari sekolah dengan tingkat akreditasi C.

3. Deskripsi Data Miskonsepsi IPA Fisika Siswa Kelas V Semester 2 SD Negeri se-Kecamatan Sleman

Hasil penelitian ini disajikan dalam bentuk deskripsi untuk mengetahui seberapa besar miskonsepsi yang terjadi pada siswa kelas V se-Kecamatan Sleman. Miskonsepsi IPA Fisika siswa kelas V SD dianalisis berdasarkan jawaban siswa yang menjawab “salah” namun dengan

pernyataan “yakin benar”. Miskonsepsi IPA Fisika ternyata terdapat pada

setiap butir soal yang mewakili masing-masing kompetensi dasar 5.1, 5.2, 6.1, 6.2, dan 7.1. Berikut tabel 4.1 tentang data miskonsepsi IPA Fisika siswa kelas V semester 2 SD Negeri se-Kecamatan Sleman.

Gambar 4.1 Persentase Data Miskonsepsi Siswa Kelas V

Berdasarkan gambar 4.1 dapat diketahui bahwa miskonsepsi IPA Fisika terjadi pada semua aitem. Persentase yang tertinggi terlihat pada aitem 16, hal ini menunjukkan bahwa pemahaman siswa tentang IPA Fisika di semester 2 pada konsep jenis-jenis batuan masih kurang. Sedangkan

0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% Ai te m 1 Ai te m 2 Ai te m 3 Ai te m 4 Ai te m 5 Ai te m 6 Ai te m 7 Ai te m 8 Ai te m 9 Ai te m 10 Ai te m 11 Ai te m 12 Ai te m 13 Ai te m 14 Ai te m 15 Ai te m 16 Ai te m 17 Ai te m 18 Ai te m 19 Ai te m 20

Miskonsepsi

Miskonsepsi

miskonsepsi terendah dapat dilihat pada aitem 9 dan 10 menunjukkan bahwa sebagian besar siswa sudah paham tentang IPA Fisika yaitu pada konsep pesawat sederhana. Pengelompokan aitem berdasarkan kompetensi dasar dapat dilihat pada tabel 4.2 berikut.

Tabel 4.2 Pengelompokan Aitem Berdasarkan KD

Deskripsi data dalam penelitian ini disajikan lebih mendalam berdasarkan kompetensi dasar yaitu KD 5.1, 5.2, 6.1, 6.2, dan 7.1. Deskripsi data penelitian ini fokus pada miskonsepsi yang terjadi pada siswa kelas V SD di semester 2. Miskonsepsi siswa kelas V SD terhadap konsep IPA Fisika dapat dilihat dari jawaban yang salah, namun siswa menjawab dengan yakin benar.

a. Kompetensi dasar 5.1 mendeskripsikan hubungan antara gaya, gerak

dan energi melalui percobaan (gaya gravitasi, gaya gesek, gaya magnet).

Kompetensi Dasar Nomor Aitem

Pilihan Ganda 5.1 Mendeskripsikan hubungan antara

gaya, gerak dan energi melalui percobaan (gaya gravitasi, gaya gesek, gaya magnet).

1, 2 3, 4 5.2 Menjelaskan pesawat sederhana yang

dapat membuat pekerjaan lebih mudah dan lebih cepat.

5, 6 7, 8 9, 10

6.1 Mendeskripsikan sifat-sifat cahaya. 11, 12

13, 14 6.2 Membuat suatu karya/model,

misalnya periskop atau lensa dari bahan sederhana dengan menerapkan sifat-sifat cahaya.

15, 19

7.1 Mendeskripsikan proses pembentukan tanah karena pelapukan.

16, 18 17, 20

Miskonsepsi siswa kelas V tentang konsep IPA Fisika pada KD 5.1 dapat diketahui dari jawaban 4 aitem soal yang mewakili dua indikator yaitu 5.1.1 dan 5.1.2. Aitem yang mewakili indikator 5.1.1 adalah aitem 1 dan 2, sedangkan aitem yang mewakili indikator 5.1.2 adalah aitem 3 dan 4. Selanjutnya deskripsi miskonsepsi IPA Fisika pada aitem 1, aitem 2, aitem 3, dan aitem 4 diperjelas dengan menggunakan diagram lingkaran di bawah ini.

Gambar 4.2 Persentase Miskonsepsi IPA Fisika pada Aitem 1 Berdasarkan gambar 4.2 dapat diketahui bahwa aitem 1 merupakan perwakilan dari indikator 5.1.1 yaitu tentang menyebutkan macam-macam gaya melalui percobaan. Gambar 4.2 menunjukkan bahwa jawaban yang benar dari aitem 1 adalah D. Sebanyak 235 siswa menjawab D dengan yakin benar yaitu sebuah kelereng digelindingkan di atas tanah akan berhenti karena adanya pengaruh gaya gesek. Siswa yang menjawab A, B, atau C maka jawaban tersebut adalah salah. Jika siswa yang menjawab aitem 1 dengan jawaban A, B, atau C dengan yakin benar maka siswa tersebut mengalami miskonsepsi. Siswa yang menjawab pilihan A, B, atau C dengan yakin benar ada 22 siswa. Pada

A 36% B 9% C 55%

Aitem 1

gambar 4.2 dapat dilihat persentase siswa yang mengalami miskonsepsi pada masing-masing jawaban yang salah. Sebesar 36% siswa menjawab A yaitu sebuah kelereng digelindingkan di atas tanah akan berhenti karena adanya pengaruh gaya pegas. Selanjutnya 9% siswa menjawab B yaitu sebuah kelereng digelindingkan di atas tanah akan berhenti karena adanya pengaruh gaya magnet. Sedangkan siswa yang menjawab C, sebuah kelereng digelindingkan di atas tanah akan berhenti karena adanya pengaruh gaya gravitasi ada 55%. Siswa yang mengalami miskonsepsi pada indikator 5.1.1 aitem 1 tergolong rendah yaitu sebesar 8%.

Gambar 4.3 Persentase Miskonsepsi IPA Fisika pada Aitem 2 Gambar 4.3 menunjukkan bahwa jawaban yang benar dari aitem 2 adalah C. Sebanyak 214 siswa dengan yakin benar menjawab C yaitu penerapan gaya gravitasi ditunjukkan oleh peristiwa air yang mengalir dari tempat yang tinggi ke tempat yang rendah. Siswa yang menjawab A, B, atau D maka jawaban tersebut adalah salah. Jika siswa yang menjawab aitem 2 dengan jawaban A, B, atau D dengan yakin benar maka siswa tersebut mengalami miskonsepsi. Siswa yang menjawab pilihan A, B,

A 53% B 30% D 17%

Aitem 2

atau C dengan yakin benar ada 30 siswa. Pada gambar 4.2 dapat dilihat persentase siswa yang mengalami miskonsepsi pada masing-masing jawaban yang salah. Sebesar 53% siswa menjawab A yaitu penerapan gaya gravitasi ditunjukan oleh peristiwa jarum kompas dapat menunjukkan arah utara dan selatan. Selanjutnya 30% siswa menjawab B yaitu pengaruh gaya gravitasi ditunjukkan oleh peristiwa Andi mengerem sepedanya saat melewati turunan. Sedangkan siswa yang menjawab D, peristiwa gaya gravitasi ditunjukkan oleh peristiwa orang yang sedang berenang dapat bergerak maju ada 17%. Siswa yang mengalami miskonsepsi pada indikator 5.1.2 aitem 2 sebesar 11%.

Gambar 4.4 Persentase Miskonsepsi IPA Fisika pada Aitem 3 Berdasarkan gambar 4.4 dapat diketahui bahwa aitem 3 merupakan perwakilan dari indikator 5.1.2 yaitu tentang mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi gaya. Gambar 4.4 menunjukkan bahwa jawaban yang benar dari aitem 3 adalah D. Sebanyak 144 siswa menjawab D dengan yakin benar yaitu yang bukan termasuk cara memperbesar gaya gesek adalah memperhalus permukaan benda. Siswa yang menjawab A, B, atau C maka jawaban tersebut adalah salah. Jika

A 5% B 26% C 69%

Aitem 3

siswa yang menjawab aitem 3 dengan jawaban A, B, atau C dengan dengan yakin benar maka siswa tersebut mengalami miskonsepsi. Siswa yang menjawab pilihan A, B, atau C dengan yakin benar ada 81 siswa. Pada gambar 4.4 dapat dilihat persentase siswa yang mengalami miskonsepsi pada masing-masing jawaban yang salah. Sebesar 5% siswa menjawab A yaitu yang bukan termasuk cara memperbesar gaya gesek adalah melapisi permukaan benda dengan karet. Selanjutnya 26% siswa menjawab B yaitu yang bukan termasuk cara memperbesar gaya gesek adalah memperhalus bidang permukaan. Sedangkan siswa yang menjawab C, yang bukan termasuk cara memperbesar gaya gesek adalah memberi pul atau paku-pakuan pada sepatu sepak bola ada 69%. Siswa yang mengalami miskonsepsi pada indikator 5.1.2 aitem 3 sebesar 31%.

Gambar 4.5 Persentase Miskonsepsi IPA Fisika pada Aitem 4 Gambar 4.5 menunjukkan bahwa jawaban yang benar dari aitem 4 adalah B. Sebanyak 164 siswa menjawab B dengan yakin benar yaitu yang bukan termasuk pengaruh gaya gravitasi terhadap benda adalah benda cepat mengalami pelapukan. Siswa yang menjawab A, C, atau D maka jawaban tersebut adalah salah. Jika siswa yang menjawab aitem 4

A 13% C 15% D 72%

Aitem 4

dengan jawaban A, C, atau D dengan yakin benar maka siswa tersebut mengalami miskonsepsi. Siswa yang menjawab pilihan A, C, atau D dengan yakin benar ada 79 siswa. Pada gambar 4.5 dapat dilihat persentase siswa yang mengalami miskonsepsi pada masing-masing jawaban yang salah. Sebesar 13% siswa menjawab A yaitu yang bukan termasuk pengaruh gaya gravitasi terhadap benda adalah benda memiliki berat. Selanjutnya 15% siswa menjawab C yaitu yang bukan termasuk pengaruh gaya gravitasi terhadap benda adalah benda jatuh ke bawah. Sedangkan siswa yang menjawab D, yang bukan termasuk pengaruh gaya gravitasi terhadap benda adalah permukaan air selalu datar ada 72%. Siswa yang mengalami miskonsepsi pada indikator 5.1.2 aitem 4 sebesar 30%.

b. Kompetensi dasar 5.2 menjelaskan pesawat sederhana yang dapat

membuat pekerjaan lebih mudah dan lebih cepat. Miskonsepsi siswa tentang konsep IPA Fisika pada KD 5.2 dapat diketahui dari jawaban 6 aitem soal yang mewakili tiga indikator yaitu 5.2.1, 5.2.2, dan 5.2.3. Aitem yang mewakili indikator 5.2.1 adalah aitem 5 dan 6, indikator 5.2.2 diwakili oleh aitem 7 dan 8, sedangkan aitem yang mewakili indikator 5.2.3 adalah aitem 9 dan 10. Selanjutnya deskripsi miskonsepsi IPA Fisika pada aitem 5, aitem 6, aitem 7, aitem 8, aitem 9, dan aitem 10 diperjelas dengan menggunakan diagram lingkaran di bawah ini.

Gambar 4.6 Persentase Miskonsepsi IPA Fisika pada Aitem 5 Gambar 4.6 menunjukkan bahwa jawaban yang benar dari aitem 5 adalah B. Sebanyak 144 siswa menjawab B dengan yakin benar yaitu gunting termasuk pengungkit yang titik tumpunya terletak di antara beban dan kuasa. Siswa yang menjawab A, C, atau D maka jawaban tersebut adalah salah. Jika siswa yang menjawab aitem 5 dengan jawaban A, C, atau D dengan yakin benar maka siswa tersebut mengalami miskonsepsi. Siswa yang menjawab pilihan A, C, atau D dengan yakin benar ada 55 siswa. Pada gambar 4.5 dapat dilihat persentase siswa yang mengalami miskonsepsi pada masing-masing jawaban yang salah. Sebesar 67% siswa menjawab A yaitu gunting termasuk pengungkit yang bebannya terletak di antara titik tumpu dan kuasa. Selanjutnya 24% siswa menjawab C yaitu gunting termasuk pengungkit yang kuasanya terletak di antara titik tumpu dan beban. Sedangkan siswa yang menjawab D gunting termasuk pengungkit yang bebannya terletak di antara kuasa dan titik tumpu ada 9%. Siswa yang mengalami miskonsepsi pada indikator 5.2.1 aitem 5 sebesar 21%. A 67% C 24% D 9%

Aitem 5

Gambar 4.7 Persentase Miskonsepsi IPA Fisika pada Aitem 6 Gambar 4.7 menunjukkan bahwa jawaban yang benar dari aitem 6 adalah A. Sebanyak 165 siswa menjawab A dengan yakin benar yaitu posisi titik tumpu, beban, dan kuasa pada alat gerobak beroda satu adalah beban berada di antara titik tumpu dan kuasa. Siswa yang menjawab B, C, atau D maka jawaban tersebut adalah salah. Jika siswa yang menjawab aitem 6 dengan jawaban B, C, atau D dengan yakin benar maka siswa tersebut mengalami miskonsepsi. Siswa yang menjawab pilihan B, C, atau D dengan yakin benar ada 57 siswa. Pada gambar 4.7 dapat dilihat persentase siswa yang mengalami miskonsepsi pada masing-masing jawaban yang salah. Sebesar 58% siswa menjawab B yaitu posisi titik tumpu, beban, dan kuasa pada alat gerobak beroda satu adalah titik tumpu berada di antara beban dan kuasa. Selanjutnya 28% siswa menjawab C yaitu posisi titik tumpu, beban, dan kuasa pada alat gerobak beroda satu adalah kuasa berada di antara titik tumpu dan beban. Sedangkan siswa yang menjawab D posisi titik tumpu, beban, dan kuasa pada alat gerobak beroda satu adalah titik tumpu, beban, dan kuasa

B 58% C 28% D 14%

Aitem 6

berada pada satu tempat ada 14%. Siswa yang mengalami miskonsepsi pada indikator 5.2.1 aitem 6 sebesar 22%.

Gambar 4.8 Persentase Miskonsepsi IPA Fisika pada Aitem 7 Gambar 4.8 menunjukkan bahwa jawaban yang benar dari aitem 7 adalah A. Sebanyak 211 siswa menjawab A dengan yakin benar yaitu alat yang termasuk tuas jenis pertama adalah gunting. Siswa yang menjawab B, C, atau D maka jawaban tersebut adalah salah. Jika siswa yang menjawab aitem 7 dengan jawaban dengan B, C, atau D dengan yakin benar maka siswa tersebut mengalami miskonsepsi. Siswa yang menjawab pilihan B, C, atau D dengan yakin benar ada 27 siswa. Pada gambar 4.8 dapat dilihat persentase siswa yang mengalami miskonsepsi pada masing-masing jawaban yang salah. Sebesar 37% siswa menjawab B yaitu alat yang termasuk tuas jenis pertama adalah gerobak pasir. Selanjutnya 33% siswa menjawab C yaitu alat yang termasuk tuas jenis pertama adalah sekop. Sedangkan siswa yang menjawab D alat yang termasuk tuas jenis pertama adalah pemecah kemiri ada 30%. Siswa yang mengalami miskonsepsi pada indikator 5.2.2 aitem 7 sebesar 10%.

B 37% C 33% D 30%

Aitem 7

Gambar 4.9 Persentase Miskonsepsi IPA Fisika pada Aitem 8 Gambar 4.9 menunjukkan bahwa jawaban yang benar dari aitem 8 adalah B. Sebanyak 144 siswa menjawab B dengan yakin benar yaitu gerobak beroda tiga adalah contoh jenis tuas golongan kedua. Siswa yang menjawab A, C, atau D maka jawaban tersebut adalah salah. Jika siswa yang menjawab aitem 8 dengan jawaban A, B, atau D dengan yakin benar maka siswa tersebut mengalami miskonsepsi. Siswa yang menjawab pilihan A, C, atau D dengan yakin benar ada 63 siswa. Pada gambar 4.9 dapat dilihat persentase siswa yang mengalami miskonsepsi pada masing-masing jawaban yang salah. Sebesar 38% siswa menjawab A yaitu gerobak beroda tiga adalah contoh jenis tuas golongan pertama. Selanjutnya 1% siswa menjawab C yaitu gerobak beroda tiga adalah contoh jenis tuas golongan ketiga. Sedangkan siswa yang menjawab D gerobak beroda tiga adalah contoh jenis tuas golongan keempat ada 61%. Siswa yang mengalami miskonsepsi pada indikator 5.2.2 aitem 8 sebesar 24%. A 38% C 1% D 61%

Aitem 8

Gambar 4.10 Persentase Miskonsepsi IPA Fisika pada Aitem 9 Gambar 4.10 menunjukkan bahwa jawaban yang benar dari aitem 9 adalah A. Sebanyak 233 siswa menjawab A dengan yakin benar yaitu alat pembuka tutup botol menggunakan prinsip kerja pengungkit. Siswa yang menjawab B, C, atau D maka jawaban tersebut adalah salah. Jika siswa yang menjawab aitem 9 dengan jawaban B, C, atau D dengan yakin benar maka siswa tersebut mengalami miskonsepsi. Siswa yang menjawab pilihan B, C, atau D dengan yakin benar ada 19 siswa. Pada gambar 4.10 dapat dilihat persentase siswa yang mengalami miskonsepsi pada masing-masing jawaban yang salah. Sebesar 37% siswa menjawab B yaitu alat pembuka tutup botol menggunakan prinsip kerja katrol. Selanjutnya tidak ada siswa yang menjawab aitem 9 dengan jawaban C yaitu alat pembuka tutup botol menggunakan prinsip kerja gravitasi . Sedangkan siswa yang menjawab D alat pembuka tutup botol menggunakan prinsip kerja bidang miring ada 63%. Siswa yang mengalami miskonsepsi pada indikator 5.2.3 aitem 9 sebesar 7%.

B 37% C 0% D 63%

Aitem 9

Gambar 4.11 Persentase Miskonsepsi IPA Fisika pada Aitem 10 Gambar 4.11 menunjukkan bahwa jawaban yang benar dari aitem 10 adalah C. Sebanyak 229 siswa menjawab C dengan yakin benar yaitu lintasan jalan di perbukitan dibuat berkelok-kelok karena penerapan bidang miring. Siswa yang menjawab A, B, atau D maka jawaban tersebut adalah salah. Jika siswa yang menjawab aitem 10 dengan jawaban A, B, atau D dengan yakin benar maka siswa tersebut mengalami miskonsepsi. Siswa yang menjawab pilihan A, B, atau D dengan yakin benar ada 17 siswa. Pada gambar 4.11 dapat dilihat persentase siswa yang mengalami miskonsepsi pada masing-masing jawaban yang salah. Sebesar 82% siswa menjawab A yaitu lintasan jalan di perbukitan dibuat berkelok-kelok karena penerapan roda berporos. Selanjutnya tidak ada siswa yang menjawab aitem 10 dengan jawaban B yaitu lintasan jalan di perbukitan dibuat berkelok-kelok karena penerapan katrol. Selanjutnya tidak ada siswa yang menjawab aitem 10 dengan jawaban D yaitu lintasan jalan di perbukitan dibuat berkelok-kelok karena penerapan pengungkit. Siswa yang mengalami miskonsepsi pada indikator 5.2.3 aitem 10 sebesar 7%.

A 82% B 18% D 0%

Aitem 10

c. Kompetensi dasar 6.1 adalah mendeskripsikan sifat-sifat cahaya.

Miskonsepsi siswa tentang konsep IPA Fisika pada KD 6.1 dapat diketahui dari jawaban 4 aitem soal yang mewakili dua indikator yaitu 6.1.1 dan 6.1.2. Aitem yang mewakili indikator 6.1.1 adalah aitem 11 dan 12, sedangkan aitem yang mewakili indikator 6.1.2 adalah aitem 13 dan 14. Selanjutnya deskripsi miskonsepsi IPA Fisika pada aitem 11, aitem 12, aitem 13 dan aitem 14 diperjelas dengan menggunakan diagram lingkaran.

Gambar 4.12 Persentase Miskonsepsi IPA Fisika pada Aitem 11 Gambar 4.12 menunjukkan bahwa jawaban yang benar dari aitem 11 adalah B. Siswa yang menjawab A, C, atau D maka jawaban tersebut adalah salah. Sebanyak 111 siswa menjawab B dengan yakin benar yaitu cahaya merambat dari udara menuju ke air, maka cahaya akan dibiaskan mendekati garis normal. Jika siswa yang menjawab aitem 11 dengan jawaban A, C, atau D dengan yakin benar maka siswa tersebut mengalami miskonsepsi. Siswa yang menjawab pilihan A, C, atau D dengan yakin benar ada 60 siswa. Pada gambar 4.12 dapat dilihat persentase siswa yang mengalami miskonsepsi pada masing-masing

A 12% C 14% D 74%

Aitem 11

jawaban yang salah. Sebesar 12% siswa menjawab A yaitu cahaya merambat dari udara menuju ke air, maka cahaya akan dibiaskan menjauhi garis normal. Selanjutnya 14% siswa menjawab C yaitu cahaya merambat dari udara menuju ke air, maka cahaya akan dibiaskan sejajar garis normal. Sedangkan siswa yang menjawab D, cahaya merambat dari udara menuju ke air, maka cahaya akan dibiaskan berlawanan arah dengan garis normal ada 74%. Siswa yang mengalami miskonsepsi pada indikator 6.1.1 aitem 11 sebesar 23%.

Gambar 4.13 Persentase Miskonsepsi IPA Fisika pada Aitem 12 Gambar 4.13 menunjukkan bahwa jawaban yang benar dari aitem 12 adalah C. Sebanyak 139 siswa menjawab C dengan yakin benar yaitu peristiwa yang menunjukkan sifat cahaya merambat lurus adalah terbentuknya pelangi setelah hujan. Siswa yang menjawab A, B, atau D maka jawaban tersebut adalah salah. Jika siswa yang menjawab aitem 12 dengan jawaban A, B, atau D dengan yakin benar maka siswa tersebut mengalami miskonsepsi. Siswa yang menjawab pilihan A, B, atau D dengan yakin benar ada 88 siswa. Pada gambar 4.13 dapat dilihat persentase siswa yang mengalami miskonsepsi pada masing-masing

A 24% B 61% D 15%

Aitem 12

jawaban yang salah. Sebesar 24% siswa menjawab A yaitu peristiwa yang menunjukkan sifat cahaya merambat lurus adalah sorotan lampu kendaraan bermotor pada malam hari. Selanjutnya 61% siswa menjawab B yaitu peristiwa yang menunjukkan sifat cahaya merambat lurus adalah rambatan cahaya matahari yang menembus genting kaca. Sedangkan siswa yang menjawab D, peristiwa yang menunjukkan sifat cahaya merambat lurus adalah sorotan lampu senter ketika sedang mati lampu ada 15%. Siswa yang mengalami miskonsepsi pada indikator 6.1.1 aitem 12 sebesar 34%.

Gambar 4.14 Persentase Miskonsepsi IPA Fisika pada Aitem 13 Gambar 4.14 menunjukkan bahwa jawaban yang benar dari aitem 13 adalah B. Sebanyak 195 siswa menjawab B yaitu ketika seseorang sedang bercermin pada cermin datar, maka jarak benda dengan cermin

Dokumen terkait