• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II. KAJIAN TEORI

B. Penelitian yang Relevan

Penelitian ini dilakukan oleh Khafid dan Barokah (2005) dengan judul “Pengaruh Akreditasi Sekolah dan Persepsi Guru Mengenai Supervisi Kepala Sekolah Terhadap Prestasi Belajar Siswa”. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan serta menganalisis pengaruh akreditasi sekolah dan persepsi guru mengenai supervisi kepala sekolah terhadap prestasi belajar mata pelajaran Ekonomi. Penelitian ini dilakukan di SMA se-Kabupaten Banjarnegara sebanyak 7 sekolah. Penelitian ini berjenis survei dengan metode pengumpulan data menggunakan kuesioner dan dokumentasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa besarnya pengaruh akreditasi sekolah dan persepsi guru mengenai supervisi kepala sekolah terhadap prestasi belajar mata

pelajaran Ekonomi sebesar 95% serta adanya pengaruh yang signifikan antara akreditasi sekolah dan supervisi kepala sekolah terhadap prestasi belajar mata pelajaran Ekonomi.

Penelitian ini relevan dengan penelitian yang dilakukan peneliti karena memberikan pandangan tentang pengaruh akreditasi sekolah terhadap prestasi siswa. Sedangkan penelitian ini meneliti tentang perbedaan miskonsepsi jika dilihat dari tingkat akreditasi sekolah.

Penelitian ini dilakukan oleh Pujayanto, Budiharti, Waskita, dan Raharjo

(2007) yang berjudul “Profil Miskonsepsi Siswa SD Pada Konsep Gaya dan

Cahaya”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya miskonsepsi pada konsep gaya dan cahaya yang dimiliki siswa kelas V SD di Kecamatan Tasikmadu Kabupaten Karanganyar. Penelitian ini menggunakan metode

expost facto dengan teknik analisis deskriptif kuantitatif. Hasil penelitian ini

menunjukkan bahwa siswa kelas V SD memiliki miskonsepsi pada konsep gaya dan cahaya. Miskonsepsi yang terjadi pada pada siswa kelas V SD di Kecamatan Tasikmadu pada konsep gaya dan cahaya adalah lebih dari 30%.

Berdasarkan hasil analisis data profil miskonsepsi yang terjadi pada siswa kelas V di Kecamatan Karangmadu, yaitu (1) gaya akan mempercepat gerak benda; (2) gaya tidak dapat membelokkan arah gerak benda; (3) gaya magnet selalu berupa tarikan, sedangkan gaya gravitasi berupa tarikan maupun dorongan; (4) berat benda di bumi sama dengan berat benda di bulan, karena masa benda di bumi sama dengan di bulan; (5) setiap dua benda yang bersentuhan mengalami gaya gesekan; (6) batang besi hanya dapat dijadikan magnet dengan digosok magnet dan batang besi tidak dapat dijadikan magnet

dengan cara induksi; (7) pesawat sederhana dapat memperkecil energi yang digunakan dalam bekerja; (8) cahaya tidak dapat dipantulkan oleh setiap permukaan; (9) Di dalam sebuah medium cahaya dapat dibiaskan; (10) benda dapat dilihat, jika ada cahaya dari mata sampai ke benda; (11) benda dapat dilihat, apabila benda tersebut sumber cahaya; (12) cahaya lampu neon dapat diuraikan menjadi cahaya warna pelangi, karena cahaya lampu neon adalah cahaya putih seperti cahaya putih matahari.

Penelitian ini relevan dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti karena membahas tentang miskonsepsi. Penelitian tersebut membahas miskonsepsi yang terjadi pada mata pelajaran IPA dengan materi gaya dan cahaya, sedangkan peneliti melakukan penelitian tentang miskonsepsi IPA Fisika pada konsep gaya (gaya gesek, gaya magnet, dan gaya gravitasi), pesawat sederhana, sifat-sifat cahaya, penerapan sifat cahaya dalam suatu karya/model, jenis-jenis batuan dan pembentukan batuan karena pelapukan.

Penelitian ini dilakukan oleh Rohman dan Winanto (2007) yang berjudul “Miskonsepsi Siswa Kelas V SDN Sidorejo Lor 04 Salatiga Tentang Gaya

Gravitasi dan Pembelajaran Remediasi”. Penelitian ini bertujuan untuk

mengidentifikasi miskonsepsi materi gaya gravitasi di kelas V pada pembelajaran IPA SD. Penelitian ini merupakan jenis penelitian eksperimen semu (quasi experiment) dengan Design One Group Pretest-Posttest. Metode pengumpulan data dengan menggunakan tes dan pedoman wawancara. Penelitian tersebut menggunakan tes untuk mengumpulkan data konsepsi siswa tentang gaya gravitasi dalam pembelajaran IPA, sedangkan pendoman

wawancara digunakan untuk menggali mengapa terjadi miskonsepsi dalam seputar topik gaya gravitasi pada siswa dalam bentuk tes tertulis.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa siswa mengalami miskonsepsi pada konsepsi pengertian gaya pada pretest sebanyak 38%, konsepsi gaya dapat mengubah bentuk dan ukuran benda sebanyak 64%, gaya dapat mengubah gerak benda sebanyak 52%, konsepsi gaya gravitasi sebanyak 48%, arah gaya gravitasi menuju pusat bumi sebanyak 70% dan gaya gravitasi menyebabkan benda di bumi mempunyai berat sebanyak 100%. Rata-rata keseluruhan miskonsepsi yang dialami kelas V SD adalah 61,41%. Setelah dilakukan pembelajaran remediasi di kelas V SD, miskonsepsi kembali diteliti dengan menggunakan posttest. Hasil posttest menunjukkan bahwa terjadi pengurangan miskonsepsi sebesar 19,56% sehingga menjadi 41,85%.

Penelitian ini relevan dengan penelitian yang diakukan oleh peneliti karena membahas tentang miskonsepsi pada kelas V. Penelitian tersebut terbatas meneliti tentang miskonsepsi pada materi gaya gravitasi sedangkan peneliti meneliti lebih luas tentang miskonsepsi IPA Fisika pada konsep gaya (gaya gesek, gaya magnet, dan gaya gravitasi), pesawat sederhana, sifat-sifat cahaya, penerapan sifat cahaya dalam suatu karya/model, jenis-jenis batuan dan pembentukan tanah karena pelapukan.

Penelitian ini dilakukan oleh Pujayanto (2006) dengan judul “Miskonsepsi IPA (Fisika) pada Guru SD”. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui ada tidaknya miskonsepsi IPA (Fisika) guru kelas V SD di Kecamatan Tasikmadu Kabupaten Karanganyar tahun ajaran 2006/2007. Penelitian tersebut berusaha mendeskripsikan tentang profil miskonsepsi IPA

(Fisika) pada guru kelas V SD. Penelitian ini menggunakan metode expose

facto di mana sumber data berasal dari sumber data primer. Populasi dalam

penelitian ini adalah semua guru kelas V sekolah dasar di Kecamatan Tasikmadu Kabupaten Karanganyar.

Berdasarkan analisis data terbukti bahwa guru-guru kelas V SD di Kecamatan Tasikmadu mengalami miskonsepsi IPA (Fisika) pada pokok bahasan gaya dan cahaya. Profil miskonsepsi yang dialami oleh guru, yaitu (1) gaya dapat berupa tarikan atau dorongan, gaya magnet selau berupa tarikan sebesar 45%, (2) gaya gravitasi dapat berupa dorongan maupun tarikan sebesar 40%, (3) massa benda di bumi sama dengan massa benda di bulan, berat benda di bumi sama dengan berat di bulan sebesar 60%, (4) setiap dua benda bersentuhan muncul gaya gesekan sebesar 60%, (5) pesawat sederhana meringankan kerja manusia berarti pada umumnya dengan menggunakan pesawat sederhana gaya (kuasa) dan energi yang digunakan menjadi lebih kecil sebesar 100%, (6) cahaya merambat lurus, berarti cahaya tidak dapat dipantulkan oleh permukaan tembok tetapi dapat dibiasakan oleh sebuah medium sebesar 85%, (7) benda dapat dilihat jika benda tersebut sebagai sumber cahaya atau ada cahaya dari mata sampai ke benda sebesar 50%, (8) cahaya lampu neon adalah cahaya putih seperti cahaya putih matahari sebesar 55%.

Penelitian ini relevan dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti karena sama-sama membahas tentang miskonsepsi pada mata pelajaran IPA. Penelitian tersebut membahas tentang miskonsepsi yang terjadi pada guru

kelas V SD, sedangkan peneliti membahas miskonsepsi yang terjadi pada siswa kelas V SD.

Penelitian ini dilakukan oleh Saehana dan Kasim (2007) yang berjudul “Studi Awal Miskonsepsi Mekanika pada Guru Fisika SMA di Kota Palu”. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkatan miskonsepsi mekanika pada guru SMA di kota Palu dan mengidentifikasi materi mekanika yang sering mengalami miskonsepsi. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh guru Fisika SMA di Kota Palu, sedangkan sampel penelitian dipilih secara acak dari 10 SMA sebanyak 25 orang.

Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa guru Fisika SMA di Kota Palu mengalami miskonsepsi mekanika yaitu sebesar 40%. Meteri yang banyak mengalami miskonsepsi pada guru adalah pada konsep gerak, perpaduan gerak dan Hukum Newton. Berdasarkan analisis data dengan menggunakan tes diagnostik dapat diketahui bahwa tingkat miskonsepsi guru Fisika di kota Palu sebesar 40% dan pemahaman konsep yang benar adalah sebesar 30%. Sedangkan guru yang menjawab benar dengan menebak dan guru yang kurang memiliki pengetahuan masing-masing sebesar 10% dan 20%.

Penelitian ini relevan dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti karena membahas tentang miskonsepsi. Penelitian tersebut membahas tentang miskonsepsi yang terjadi pada guru Fisika SMA, sedangkan peneliti membahas tentang miskonsepsi yang terjadi pada siswa kelas V SD.

Gambar 2.11 Literatur Map Penelitian

Berdasarkan gambar 2.11 menunjukkan bahwa penelitian ini didasarkan pada beberapa penelitian sebelumnya. Pada penelitian Khafid dan Barokah (2005) meneliti tentang pengaruh akreditasi sekolah dan persepsi guru terhadap prestasi. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Pujayanto, Budiharti, Waskita, dan Raharjo (2007), Rohman dan Winarno (2007), Pujayanto (2006), serta Saehana dan Kasim (2007) sama meneliti tentang mikonsepsi.

Pengaruh Akreditasi Sekolah dan Persepsi Guru Mengenai Supervisi Kepala Sekolah Terhadap Prestasi Belajar

Siswa

Profil Miskonsepsi Siswa SD Pada Konsep Gaya dan

Cahaya

Miskonsepsi IPA

(Fisika) Pada Guru

SD

Miskonsepsi Siswa Kelas V SDN Sidorejo Lor 04 Salatiga Tentang Gaya Gravitasi dan Pembelajaran

Remediasi

Studi Awal Miskonsepsi Mekanika pada Guru Fisika SMA di Kota Palu Miskonsepsi IPA Fisika

Siswa Kelas V Semester 2 SD Negeri Se-Kecamatan Sleman Kabupaten Sleman

Dokumen terkait