• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

B. Hasil Penelitian

Analisa atas Hasil Wawancara

1. Produk Pembiayaan pada Bank BNI Syariah Kantor Cabang Utama

Peneliti : “produk apa saja yang ditawarkan oleh Bank BNI Syariah kepada nasabah atau anggota” ?

Responden : “Produk pembiayaan yang ada pada Bank BNI Syariah Kantor Cabang Utama terbagi atas dua bagian yaitu produk Pembiayaan Produktif dan produk Pembiayaan Konsumtif. Pembiayaan konsumtif digunakan oleh orang pribadi misalnya pembiayan wadiah, pembiayaan mobil, pembiayaan yang digunakan sendiri. Pada Bank BNI Syariah sebenarnya fleksi biasanya pembiayaan yang dipake buat Pendidikan, naik haji, untuk uang panai juga boleh…hehe betul-betul untuk digunakan pribadi dan bukan untuk usaha.

Sedangkan pembiayaan produktif dapat digunakan untuk usaha, investasi dan modal kerja”.

Peneliti : “Cara penawarannya seperti apa”?

Responden : “untuk penawaran yang pertama kita tau dulu Nasabahnya butuh apa, misalnya dia pengusaha kita tawarkan yang pembiayaan produktif. Terus kita tanya lagi usahanya itu untuk apa pembangunankah atau pembelian bahan baku. Kalau misalkan pembelian bahan baku, pembangunan yang modalnya kontruksi yang rumahnya prijual itu masuk dalam modal kerja, sedangkan kalau investasi sendiri itu pembiayaan yang mendukung usaha bukan yang ikut terjual dalam usaha jadi misalnya membangun Sekolah, Gedung, pembelian lahan dan renovasi”.

Berdasarkan dari hasil wawancara di atas, maka penekanan jawaban untuk pertanyaan terkait produk perbankan pada Bank BNI Syariah adalah

produk pembiayaan produktif dan produk pembiayaan konsumtif yang tujuan utamanya untuk usaha, investasi dan modal kerja dapat dikatakan sebagai (pembiayaan produktif) dan pembiayaan yang sifatnya pribadi dapat dikatakan sebagai (pembiayaan konsumtif).

2. Pertimbangan Bank BNI Syariah dalam memberikan pembiayaan

mudharabah kepada anggota.

Peneliti : “Apa yang menjadi dasar pertimbangan Bank BNI Syariah dalam memberikan pembiayaan mudharabah kepada anggota” ?

Responden : “saya membahas secara umum yang pembiayaan saja pertama kita lihat dulu apakah Nasabah ini memang kompeten dibidangnya misalnya kalau dia pengusaha, terus kalau misalnya dia pegawai untuk komsumtif, akan tetapi pengusaha juga bisa. Terus kita lihat untuk pegawai apakah gajinya cukup tidak untuk bayar angsuran, karakternya baik tidak pertama pasti karakter Nasabah. Terus usahanya bagus tidak intinya sanggup tidak Nasabah ini bayar angsuran. Modal ada dan sudah bisa membayar angsuran kemudian sama jaminannya. Jadi itulah yang dipertimbangkan untuk memberikan pembiayaan kepada Nasabah”.

Berdasarkan dari hasil wawancara di atas, maka penekanan jawaban untuk pertanyaan terkait pertimbangan dalam memberikan pembiayaan bahwa pada Bank BNI Syariah yang pertama-tama dipertimbangkan adalah karakter Nasabah dimana yang tujuan utamanya apakah nasabah ini memang kompten di bidangnya misalnya mereka pengusaha akan diberikan pembiayaan produktif, sedangkan untuk pegawai diberikan pembiayaan

42

konsumtif. Maka dari itu akan di cek bisa tidak mereka membayar angsuran mengenai pembiayaan yang telah kereka ajukan.

3. Syarat yang harus dipenuhi anggota untuk mengajukan pembiayaan

mudharabah.

Peneliti : “Syarat apa saja yang harus dipenuhi anggota untuk mengajukan pembiayaan mudharabah” ?

Responden : “Mengenai syarat sebenarnya hampir sama semua dalam pemberian pembiayaan termasuk pembiayaan mudharabah. Cuman paling yang membedakan pererongan, suami istri pasti harus lengkap identitasnya dan legalitasnya”.

Peneliti : “kalau yang belum berkeluarga” ?

Responden : “iya boleh..bagi yang belum berkeluarga boleh juga, akan tetapi harus ada surat keterangan dari kecematan / kelurahan bahwa memang belum menikah. Yang penting dia sudah punya penghasilan tetap misalnya”.

Peneliti : “oh seperti itu..kemudian untuk perusahaan”?

Responden : “untuk perusahaan hampir sama lagi cuman kalau perusahaan orangnya lebih banyak dan lebih kompleks pasti perusahaan ada akta pendirian, akta perubahan. Misalnya kalau berbadan hukum seperti PT sama Yayasan itu pasti ada pengesahan dari Kementrian Hukum dan HAM.

Misalnya usahanya berbentu k CV sebenarnya hampir sama dengan orng probadi. Kemudian yang lain-lain tentu ada izin usaha, legalitas, NPWP, izin usaha operasionalnya. Misalkan sekolah harus ada Badan Akreditasi Nasional (BAN) kemudian dokumen-dokumen lainnya harus ada rekening koran untuk nasabah agar dapat diketahui transaksinya atau perputaran uangnya kira-kira kemana dan banyak dimana keluar masuk dananya agar pihak Bank BNI Syariah juga dapat mengetahui perbulan dia bisa menyisihkan berapa

ditabungannya. Agar dapat diketahui bahwa dana yang ada direkeningnya ternyata dapat membayar angsuran”.

Berdasarkan dari hasil wawancara di atas, maka penekanan jawaban untuk pertanyaan terkait syarat yang harus dipenuhi anggota dalam mengajukan produk pembiayaan pada Bank BNI Syariah adalah bahwa pada Bank BNI Syariah menyatakan mengenai syarat sebenarnya hampir sama semua dalam pemberian pembiayaan termasuk pembiayaan mudharabah pada PT Bank BNI Syariah Kantor Cabang Utama. Akan tetapi ada beberapa hal yang dapat membedakan antara Bank BNI Syariah dengan Bank Syariah lain misalnya pererongan, suami istri harus melengkapi identitas dan legalitasnya. Sedangkan bagi yang belum berkeluarga harus menyertakan Surat Keterangan Domisili dari kecematan setempat bahwa memang belum menikah dan lengkap dengan identitas tidak tercatat di KUA manapun.

kemudian untuk perusahaan seperti PT, Yayasan dan Koperasi untuk dapat mengajukan pembiayaan harus menyertakan berupa surat izin usaha, legalitas, NPWP, izin usaha operasionalnya. Misalkan sekolah harus ada Badan Akreditasi Nasional (BAN) kemudian dokumen-dokumen lainnya seperti rekening koran untuk nasabah agar pihak Bank dapat mengetahui transaksinya atau perputaran uangnya kira-kira kemana dan banyak dimana keluar masuk dananya agar pihak Bank BNI Syariah juga dapat mengetahui perbulan dia bisa menyisihkan berapa ditabungannya.

44

4. Prosedur pengajuan untuk mendapatkan pembiayaan mudharabah di PT

Bank BNI Syariah Kantor Cabang Utama.

Peneliti : “Bagaimana prosedur pengajuan untuk mendapatkan pembiayaan mudharabah di Bank BNI Syariah” ?

Responden : “mengenai prosedur misalkan baru pertama kali bisa langsung datang ke Bank BNI Syariah boleh telefon langsung juga boleh. Kemudian komunikasi dengan sales-sales pada Bank BNI Syariah kemudian dibagikan syarat-syarat dari sales/marketing. Setelah dipenuhi dokumen dari sales/marketing. Nasabah datang membawa dokumen-dokumen disitulah nanti diadakan coleb data dari coleb data tersebut kemudian di verifikasi kira-kira kebenaran dari yang diberikan ini apakah benar atau tidak. Setelah semuanya benar barulah kemudian diadakan kelas Analisa dari Analisa tersebut semua data-data yang diajukan sebelumnya di Analisa. Dari hasil Analisa tersebut dapatlah diketahui bahwa memang nasabah betul-betul butuh pembiayaan dan mapu membayar pembiayaan setelah proses Analisa barulah kemudian dilakukan proses pemutus up tool. Apakah advis dan laporan yang dikirim /yang sudah dibikin disetujui oleh pemutus atau tidak.

Setelah itu tinggal tunggu keputusan ditolak ataukah diterima berkasnya”.

Berdasarkan dari hasil wawancara di atas, maka penekanan jawaban untuk pertanyaan terkait prosedur pengajukan untuk mendapatkan pembiayaan pada Bank BNI Syariah adalah Usaha yang dimiliki nasabah sesuai dengan sasaran. Oleh karenanya tujuan utama Bank BNI Syariah mengetahui usaha yang dimiliki nasabah sesuai dengan sasaran yaitu agar dapat diketahui bahwa memang nasabah betul-betul butuh dan mampu untuk membayar pembiayaan. Kemudian Dokumen-dokumen yang harus dipenuhi nasabah Setelah data-data dilengkapi, pihak bank akan melakukan

wawancara untuk menggali informasi terkait besarnya pengajuan dana dan penggunaan dana yang nantinya informasi tersebut akan digunakan dalam menentukan besarnya angsuran, porsi bagi hasil, dan jangka waktu pembiayaan. Setelah itu manajemen akan memproses dan menganalisis berdasarkan prinsip 5C dalam menentukan layak atau tidaknya nasabah tersebut memperoleh pembiayaan. Analisis 5C yakni Character (kepribadian), Capacity (kemampuan), Capital (modal usaha), Collateral (jaminan), Condition of economy (kondisi ekonomi). Setelah menganalisis kelayakan nasabah yang mengajukan pembiayaan, dilakukanlah survei dalam rangka membandingkan dan menilai data-data antara hasil wawancara dengan hasil dilapangan.

Apabila nasabah telah dinyatakan layak untuk menerima pembiayaan, maka pihak bank akan memberikan Surat Keputusan Pembiayaan (SKP) dan kemudian akan langsung dilakukan pembuatan akad dan pencairan dana.

Pada umumnya pencairan dilakukan secara bertahap sebanyak 2 (dua) hingga 3 (tiga) kali agar pihak bank dapat mengontrol dan memastikan jalannya usaha nasabah. Selama dimulainya hingga berakhirnya akad, pihak bank akan melakukan monitoring terhadap usaha nasabah, pemantauan dilakukan selama 3 bulan sekali oleh PT Bank BNI Syariah KCU Makassar.

Kemudian tahapan selanjutnya adalah pelunasan atau pembayaran angsuran

46

oleh nasabah. Adapun gambar alur pengajuan pembiayaan khususunya Mudharabah adalah sebagai berikut :

Gambar 4.2.

Responden : “Mengenai rukun dan syarat kalau dari Bank BNI Syariah.

biasanya lebih sering didapatkan pada saat setelah putusan. Setelah putusan misalnya nasabah sudah diterima di Bank BNI Syariah itu ada Namanya unit Dikita. Kalua di cabang sendiri itu Namanya operasional. Nah di unit

operasional inilah memang biasanya rukun dan syarat harus dipenuhi. Nah jadi, misalnya kalau mudharabah share harus sekian, ini harus sekian, sebenarnya dari pemutus harus sih. Maka dari pengusung sebenarnya harus sudah sesuai dengan rukun dan syarat harus sesuai dengan akad-akad pembiayaan yang kita ajukan. Misalkan produk pembiayaan mudharabah 100% untuk mhudarib, kalau musyarakah bisa share berapapun. tetapi kalau di Bank BNI Syariah ketentuan 30-70% minimal. Murabahah juga sekian jadi jual belinya itu ada uang muka yang diserahkan oleh nasabah dan sebagainya. Nah nanti di operasional baru dilihat kesesuaiannya apakah memang sesuai atau tidak. Pada operasional itu cara mengakadkan nasabah itu harus terstruktur. Misalnya kalau nasabah di Bank BNI Syariah misalnya nasabah murabahah, nasabah murabahah itu kalau ada wakalah jadi Bank BNI Syariah mewakilkan kepada nasabah pada saat proses jual beli. Contoh beli rumah dan Bank BNI Syariah belum bekerja sama dengan deplopernya.

Dan nasabah minat rumahnya nah itu pihak Bank BNI Syariah melakukan wakaf wakalah untuk nasabahnya agar nasabahnya bisa menjadi wakil Bank BNI Syariah untuk dapat membeli rumah tersebut. Nah di situkan hak kepemilikan sudah berpindah ke Bank BNI Syariah dengan wakaf wakalah.

Setelah itu barulah jual belinya itu di jalankan dari Bank BNI Syariah ke nasabah. Sedangkan pembiayaan mudharabah sendiri itu sudah bisa langsung mengeksekusi karena memang 100% pencairan nanti akan langsung ke nasabah jadi memang nasabah yang langsung mengelola dana tersebut supaya bisa menghasilkan keuntungan dan nanti dibagilah pendapatannya”.

Berdasarkan dari hasil wawancara di atas, maka penekanan jawaban untuk pertanyaan terkait rukun dan syarat dalam pembiiayaan mudharabah pada Bank BNI Syariah bahwa rukun dana syarat lebih sering didapatkan pada saat setelah putusan. Setelah rukun dan syarat terpenuhi barulah kemudian pihak Bank BNI Syariah meelakukan pencairan dana 100% kepada nasabah untuk dikelolah dana tersebut supaya bisa menghasilkan keuntungan

48

yang akan dibagi pendapatannya sesuai akad-akad yang telah disetujui pada saat mengajukan pembiayaan. Misalkan pada nasabah murabahah, dalam produk murabahah ada yang dinamakan wakaf wakalah jadi Bank BNI Syariah mewakilkan kepada nasabah pada saat proses jual beli. Contoh beli rumah, Bank BNI Syariah belum bekerja sama dengan deplopernya akan tetapi nasabah minat rumahnya maka disitulah pihak Bank BNI Syariah melakukan wakaf wakalah untuk nasabahnya agar bisa menjadi wakil Bank BNI Syariah.

Dokumen terkait