• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini memuat beberapa hal yang berkaitan dengan hasil penelitian dan pembahasan, analisis berdasarkan SPSS 16.0 untuk angket yang telah dibuat dan diisi guna penelitian “PERANAN MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK DAN BUDI PEKERTI TERHADAP PERILAKU SOPAN SANTUN SISWA-SISWI KELAS VIII SMP MARIA IMMACULATA MARSUDIRINI YOGYAKARTA”. Dari 100 angket yang penulis uji cobakan pada responden, data yang masuk keseluruhan adalah 52 buah yang terisi secara lengkap.

A. Hasil Penelitian

1. Uji Persyaratan Analisis

Uji persyaratan analisis ini terdiri dari satu variabel bebas (independent) yaitu mata pelajaran Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti dengan sub variabelnya yaitu relevan dengan tujuan Pendidikan Agama Katolik seturut

Gravissimum Educationis dan relevan dengan peranan pendidikan Agama Katolik

di Sekolah. Sedangkan, variabel terikat (dependent) yaitu perilaku sopan santun siswa-siswi dengan sub variabel relevan dengan nilai-nilai budi pekerti dan senang dan tertarik dalam mengikuti proses pembelajaran.

Uji persyaratan analisis mencakup tiga hal yakni uji normalitas, uji linearitas, uji homokedastisitas serta uji homogenitas. Uji persyaratan analisis tersebut dilakukan dengan bantuan program SPSS 16.0 for windows untuk mengetahui hasil uji normalitas yang mengacu pada tabel Normal P-P Plot mata pelajaran Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti dan Normal P-P Plot perilaku sopan santun, uji linearitas yang mengacu pada tabel anova dan uji homokedastisitas yang mengacu pada tabel scatterplot.

a. Uji Normalitas

Uji normalitas ini menjadi salah satu indikator untuk mengetahui bahwa data yang diperoleh dari sampel penelitian benar-benar representatif terhadap populasi. Hasil pengujian normalitas data dapat dilihat dalam grafik berikut :

Berdasarkan hasil pengujian normalitas dengan Normal Probability Plot diperoleh data variabel mata pelajaran Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti sebagai berikut, bila sampel data variabel mata pelajaran Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti berasal dari suatu populasi yang berdistribusi normal maka titik-titik nilai data akan terletak kurang lebih dalam garis lurus. Dari gambar di atas terlihat bahwa sebaran data variabel mata pelajaran Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti terletak sekitar garis lurus dan titik-titik data membentuk linear sehingga konsisten dengan distribusi normal (Uyanto, 2009 : 53-54). Oleh karena itu diperoleh bahwa data-data yang ada pada variabel mata pelajaran Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti dapat dikatakan berdistribusi normal.

Selain itu untuk mengetahui normalitas dari variabel perilaku sopan santun siswa-siswi dapat dilihat melalui tabel Test of Normality berikut :

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic Df Sig. Statistic df Sig.

PERILAKU .110 52 .160 .973 52 .272

a. Lilliefors Significance Correction

Dari hasil uji normalitas terlihat bahwa perilaku sopan santun siswa-siswi memiliki P-value 0,160 untuk uji normalitas Kolmogorov-Smirnov dan P-value 0,272 untuk uji normalitas Shapiro-Wilk. P-value melalui uji

sementara melalui uji Shapiro-Wilk > 0,05 yang artinya data berasal dari populasi berdistribusi normal.

Dari salah satu hasil uji normalitas berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa variabel perilaku sopan santun siswa-siswi berdistribusi tidak normal. Oleh karena itu, untuk menganalisis normalitas data variabel perilaku sopan santun siswa-siswi dalam analisis data dan pembahasan selanjutnya, peneliti menggunakan teknik Bloom yang dapat dilihat dalam grafik P-P Plot berikut :

Dari hasil pengujian berdasarkan Normal Probability Plot terlihat bahwa sebaran data sekitar garis lurus dan titik-titik data membentuk pola linear sehingga berdistribusi normal. Dengan demikian, data pada perilaku sopan santun dapat dikatakan berdistribusi normal.

b. Uji Linearitas Tabel 8. Anova ANOVA Table Sum of Squares Df Mean Square F Sig. PERIL AKU * PAK Betwee n Groups (Combined) 797.456 12 66.455 4.685 .000 Linearity 642.508 1 642.508 45.295 .000 Deviation from Linearity 154.949 11 14.086 .993 .470 Within Groups 553.217 39 14.185 Total 1350.673 51

Uji linearitas dilakukan untuk mengetahui hubungan antara variabel dependent dengan variabel independent. Hasil uji linearitas menunjukkan bahwa semua variabel dalam penelitian ini memiliki hubungan yang linear. Uji linearitas dalam penelitian ini menggunakan uji linearitas dengan bantuan SPSS 16.0 for

windows. Jika sig. Deviation from Linearity > 0,05 maka berkorelasi linear (Duwi

Priyatno, 2012 : 77-78). Berdasarkan tabel diatas diketahui nilai signifikansi 0,470 > 0,05 maka dapat disimpulkan terdapat hubungan linear yang signifikan antara mata pelajaran Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti dengan perilaku sopan santun siswa-siswi.

c. Uji Homokedastisitas

Uji homokedastisitas dilakukan untuk keseimbangan varian diantara variabel bebas. Homokedastisitas menghendaki agar varian kelompok atas dan varian kelompok bawah garis linear memiliki jumlah yang sama. Apabila sebaran titik-titik data tidak membentuk pola atau terakumulasi pada satu titik-titik tertentu dan data tersebar diantara titik 0 pada sumbu X dan Y maka homokedastisitas data terpenuhi (Duwi Priyatno, 2012 : 87).

Scatterplot

Dari output scatterplot diatas dijelaskan antara perilaku sopan santun siswa-siswi dan mata pelajaran Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti tidak membentuk suatu pola dan tersebar diantara titik nol (0) pada sumbu X dan Y. Dengan demikian bahwa nilai perilaku dan nilai mata pelajaran Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti bervariasi dan variasinya cenderung konstan dan

tidak terjadi heterokedastisitas. Kesimpulan: tidak terjadi masalah heterokedastisitas dalam model regresi dan model ini dapat diterapkan untuk analisis selanjutnya.

d. Uji Homogenitas

Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui varian dari beberapa populasi sama atau tidak. Kriteria pengambilan keputusan : jika signifikan > 0,05 dikatakan bahwa varian sama sedangkan jika signifikan < 0,05 dikatakan bahwa varian tidak sama (Zul Asri : 2015).

Tabel 9. Uji Homogenitas

Test of Homogeneity of Variances

PERILAKU

Levene Statistic df1 df2 Sig.

1.056 11 39 .420

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa nilai signifikansi variabel mata pelajaran Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti (X) berdasarkan variabel perilaku sopan santun siswa-siswi (Y) = 0,420 > 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa data mata pelajaran Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti terhadap perilaku sopan santun siswa-siswi memiliki varian yang sama.

2. Analisis Deskripsi

Tabel 10. Analisis Deskripsi

Descriptive Statistics

N Range Minimum Maximum Mean

Std. Deviation Variance PAK 52 32 83 115 97.60 7.747 60.010 PERILAKU 52 32 83 115 97.60 7.747 60.010 Valid N (listwise) 52

Dari output SPSS diatas menyajikan data berupa N, range, minimum,

maximum , sum, mean, Std. Deviation dan variance pada masing-masing variabel.

N berjumlah 52 menunjukkan sampel yang telah diteliti sebanyak 52 responden.

Range pada mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti adalah

32 yang sama dengan range pada perilaku sopan santun siswa-siswi. Nilai minimun pada pelajaran Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti adalah 83 yang sama dengan minimum dari perilaku sopan santun siswa-siswi. Nilai maximum pada mata pelajaran Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti adalah 115 yang sama dengan nilai maximum perilaku sopan santun siswa-siswi. Nilai rata-rata pada mata pelajaran Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti adalah 97,60 yang sama dengan nilai rata-rata pada perilaku sopan santun siswa-siswi.

Pada Std.Deviation diperoleh nilai 7,747 pada mata pelajaran Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti yang sama dengan nilai pada perilaku sopan

santun siswa-siswi. Pada variance mata pelajaran Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti memperoleh nilai 60,010 yang sama dengan nilai pada perilaku sopan santun siswa-siswi.

Tabel 11. Descriptive Statistics

Descriptive Statistics

N Skewness Kurtosis

Statistic Statistic Std. Error Statistic Std. Error

PAK 52 .018 .330 -.816 .650

PERILAKU 52 .018 .330 -.816 .650

Valid N (listwise) 52

Dalam output SPSS diatas menyajikan data berupa N, skewness, dan

kurtosis. N berjumlah 52 menunjukkan sampel yang telah diteliti sebanyak 52

responden. Nilai kemencengan (skewness) pada mata pelajaran Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti sebesar 0,018 yang sama dengan perilaku sopan santun siswa-siswi. Keruncingan (kurtosis) pada mata pelajaran Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti adalah -816 yang sama dengan perilaku sopan santun siswa-siswi.

3. Uji Regresi a. Correlations Tabel 12. Correlations Correlations PAK PERILAKU

PAK Pearson Correlation 1 .690**

Sig. (2-tailed) .000

N 52 52

PERILAKU Pearson Correlation .690** 1

Sig. (2-tailed) .000

N 52 52

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Tabel diatas menggunakan Pearson Correlations. Variabel X dikorelasikan dengan X dan Y, dan Y dikorelasikan dengan Y dan X. Besar korelasi X dengan X adalah 1, dan Y terhadap X adalah 0,690 dengan sampel sebanyak 52 responden.

Dari output diatas dijelaskan bahwa besarnya signifikansi 0,000 lebih kecil dari 0,05, berarti ada korelasi yang signifikan antara mata pelajaran Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti dengan perilaku sopan santun siswa-siswi kelas VIII di SMP Maria Immaculata Marsudirini Yogyakarta.

Koefisien korelasi mata pelajaran Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti terhadap perilaku sopan santun siswa-siswi sebesar 0,690 bertanda positif, menunjukkan arah korelasi positif mengandung pengertian; semakin tinggi mata

pelajaran Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti maka semakin tinggi pula perilaku sopan santun siswa-siswi kelas VIII di SMP Maria Immaculata Marsudirini Yogyakarta.

Tingkat signifikan koefisien korelasi satu sisi dari output (diukur dari probabilitas) menghasilkan angka 0,000 atau praktisnya 0 karena probabilitas jauh dibawah 0,05, maka korelasi antara mata pelajaran Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti dengan perilaku sopan santun siswa-siswi sangat nyata.

b. Variables entered/ removed (b)

Tabel 13. Variables entered/ removed (b)

Variables Entered/Removedb Model Variables Entered Variables Removed Method 1 PAKa . Enter

a. All requested variables entered.

b. Dependent Variable: PERILAKU

Hasil pada tabel diatas menjelaskan tentang variabel yang dimasukkan dalam model regresi dan variabel yang dikeluarkan dari model. Dari output tersebut diketahui bahwa variabel independent yang dimasukkan adalah mata pelajaran Pendidikan Agama Katolik dan Budi pekerti, dan variabel dependentnya adalah perilaku sopan santun siswa-siswi (tidak ada variabel yang dikeluarkan/

c. Model Summary

Tabel 14. Model Summary

Model Summary Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 .690a .476 .465 3.7634

a. Predictors: (Constant), PAK

Output diatas menjelaskan besarnya presentase pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Output tersebut dijelaskan sebagai berikut :

Angka R Square adalah 0,476 (hasil pengkuadratan dari koefisien korelasi/ R, yaitu 0,690 x 0,690 = 0,476). R Square bisa disebut koefisien determinasi yang dalam hal ini berarti 47,6% dari variabel mata pelajaran Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti dipengaruhi oleh perilaku sopan santun siswa-siswi. Sedangkan sisanya 52,4% (100% - 47,6% = 52,4%) dipengaruhi oleh sebab-sebab lain.

R Square berkisar pada angka 0 hingga 1, semakin kecil angka R Square maka semakin lemah hubungan kedua variabel. R Square pada output sebesar 0,476 menunjukkan hubungan antara variabel mata pelajaran Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti dengan perilaku sopan santun siswa-siswi adalah nyata.

Standar error of the estimate (kesalahan standar dari hasil penaksiran)

d. ANOVA (b)

Tabel 15. ANOVA

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 642.508 1 642.508 45.364 .000a

Residual 708.165 50 14.163

Total 1350.673 51

a. Predictors: (Constant), PAK

b. Dependent Variable: PERILAKU

Dari uji ANOVA atau F test, didapat F hitung adalah 45,364 dengan tingkat signifikansi 0,000. Karena probabilitas (0,000) jauh lebih kecil dari 0,05 maka model regresi dapat dipakai untuk memprediksi mata pelajaran Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti.

Tabel diatas menampilkan nilai F hitung, uji F berguna untuk menentukan apakah model penaksiran yang digunakan tepat atau tidak. Model yang digunakan dalam penelitian ini adalah model linear. Ketepatan dalam model ini diuji dengan membandingkan F hitung dengan F tabel. F hitung = 45,364 sedangkan F tabel dihitung berdasarkan taraf signifikansi 5%.

Cara mudah menentukan ketepatan model adalah dengan membandingkan probabilitas dengan taraf nyatanya. Probabilitas dalam tabel Anova tertulis Sig. Kritetria ketepatan dengan angka probabilitas adalah sebagai berikut (Duwi

Priyatno. 2012 : 84-85): jika probabilitas >0,05 maka model ditolak, sedangkan jika probabilitas <0,05 maka model diterima.

Probabilitas pada tabel ini menunjukkan Sig. 0,000 yang artinya probabilitas <0,05 maka kesimpulannya yaitu model yang digunakan dalam penelitian ini tepat karena Ho ditolak dan Ha diterima. Variasi nilai variabel independent atau variabel bebas dapat menjelaskan variasi nilai dependent atau variabel terikat. e. Coefficients Tabel 16. Coefficients Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients T Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) 12.113 6.654 1.821 .075 PAK 1.095 .163 .690 6.735 .000

a. Dependent Variable: PERILAKU

Pada tabel coefficients diatas nilai B constant 12,113 dan nilai B mata pelajaran Pendidikan Agama Katolik sebagai prediktor adalah 1,095 maka persamaan garis regresi antara variabel mata pelajaran Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti (X) dan perilaku sopan santun siswa-siswi (Y) adalah Y = 12,113 + 1,095 X.

Persamaan regresi diatas dapat digunakan untuk melakukan estimasi bagaimana pengaruh mata pelajaran Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti terhadap perilaku sopan santun siswa-siswi kelas VIII di SMP Maria Immaculata Marsudirini Yogyakarta. Misalnya, nilai mata pelajaran Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti yang diberikan sebesar 65, maka nilai perilaku sopan santun siswa-siswi sebagai berikut :

Y = 12,113 + (1,095 x 65) = 83, 288

Dari hasil persamaan regresi diatas dapat diketahui bahwa estimasi nilai perilaku sopan santun siswa-siswi sebesar 83,288 dengan nilai mata pelajaran Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti sebesar 65. Oleh karena itu, dari persamaan regresi dapat diartikan bahwa setiap pertambahan nilai mata pelajaran Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti sebesar1 poin maka nilai perilaku sopan santun siswa-siswi bertambah 12,113 + 1,095. Apabila setiap nilai mata pelajaran Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti bertambah 10 point maka nilai perilaku sopan santun siswa-siswi, Y = 12,113 + (1,095 x 10). Maka Y akan bertambah menjadi 12,113 + 10,95.

Hasil uji hipotesis dapat diketahui dengan melihat signifikansi pada tabel

coefficients. Ketentuan penerimaan atau penolakan bila signifikansi ≤ 0,05 maka

Ha ditolak dan Ho diterima. Dari tabel coefficients diatas dapat diketahui bahwa signifikansi adalah 0,000, sehingga Ha diterima dan Ho ditolak. Kesimpulannya ialah ada pengaruh mata pelajaran Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti

terhadap perilaku sopan santun siswa-siswi kelas VIII di SMP Maria Immaculata Marsudirini Yogyakarta.

Dokumen terkait