• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Gambaran Tingkat Karakter Daya Juang Siswa-Siswi Kelas VIII SMPK Santa Maria 2 Malang Sebelum dan Sesudah Mendapatkan Pendidikan Karakter Berbasis Layanan Bimbingan Klasikal dengan Pendekatan Experiential Learning Tahun Ajaran 2014/2015

Berdasarkan perolehan data penelitian yang dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner karakter daya juang, untuk mengetahui gambaran tingkat karakter daya juang siswa-siswi kelas VIII SMPK Santa Maria 2

Malang sebelum dilakukan dan sesudah dilakukan implementasi, maka peneliti melakukan perbandingan dengan menghitung skor rata-rata pretest dan posttest. Perbandingan tersebut diperoleh dari rumus O2-O1, sehingga diperoleh hasil seperti tabel 4.1 di bawah ini.

Tabel 4.1

Selisih Rata-rata Pretest-Posttest Implementasi Pendidikan Karakter Daya Juang

O2 O1 Selisih

73,950 72,047 1,903

Sehingga dengan melihat tabel di atas peneliti bisa mengetahui bahwa implementasi pendidikan karakter daya juang berbasis layanan bimbingan klasikal kolaboratif dengan pendekatan experiential learning ini efektif, karena dari data yang diperoleh menunjukkan bahwa ada peningkatan hasil antara pretest dan posttest dengan selisih 1,903.

Kemudian peneliti juga menganalisis data dengan teknik kategorisasi model distribusi normal. Gambaran tingkat karakter daya juang siswa-siswi kelas VIII SMPK Santa Maria 2 Malang Tahun Ajaran 2014/2015 divisualisasikan dalam tabel 4.2 dan grafik 4.1 sebagai berikut.

Tabel 4.2

Kategorisasi Tingkat Karakter Daya Juang Siswa-Siswi Kelas VIII SMPK Santa Maria 2 Malang Tahun Ajaran 2014-2015 Sebelum dan Sesudah Mendapatkan Pendidikan Karakter

Berbasis Layanan Bimbingan Klasikal Kolaboratif dengan Pendekatan Experiential Learning

Rentang Skor Kategori

Pretest Posttest F % F % > 84 Sangat Tinggi 1 2,4 3 7,1 70 – 84 Tinggi 31 73,8 31 73,8 59 – 69 Sedang 10 23,8 7 16,7 40 – 55 Rendah 0 0 1 2,4 < 40 Sangat Rendah 0 0 0 0

Data pada tabel di atas divisualisasikan dalam bentuk Grafik 4.2 sebagai berikut.

Grafik 4.1. Tingkat Karakter Daya Juang Siswa Kelas VIII SMPK Santa Maria 2 Malang Tahun Ajaran 2014/2015

Tingkat karakter daya juang pada siswa kelas VIII SMPK Santa Maria 2 Malang tahun ajaran 2014/2015 sebelum (pretest) mendapatkan pendidikan karakter berbasis layanan bimbingan klasikal kolaboratif dengan pendekatan experiential learning menunjukkan bahwa:

a. Ada 1 (2,4%) siswa kelas VIII SMPK Santa Maria 2 Malang yang memiliki karakter daya juang pada kategorisasi sangat tinggi.

b. Ada 31 (73,8%) siswa kelas VIII SMPK Santa Maria 2 Malang yang memiliki karakter daya juang pada kategorisasi tinggi.

c. Ada 10 (23,8%) siswa kelas VIII SMPK Santa Maria 2 Malang yang memiliki karakter daya juang pada kategorisasi sedang.

d. Tidak ada (0%) siswa kelas VIII SMPK Santa Maria 2 Malang yang memiliki karakter daya juang pada kategorisasi rendah maupun sangat rendah.

0 5 10 15 20 25 30 35 Sangat Tinggi

Tinggi Sedang Rendah Sangat Rendah

> 84 70 – 84 59 – 69 40 – 55 < 40

Kategori pretest

Tingkat karakter daya juang pada siswa kelas VIII SMPK Santa Maria 2 Malang tahun ajaran 2014/2015 sebelum (posttest) mendapatkan pendidikan karakter berbasis layanan bimbingan klasikal kolaboratif dengan pendekatan experiential learning menunjukkan bahwa:

a. Ada 3 (7,1%) siswa kelas VIII SMPK Santa Maria 2 Malang yang memiliki karakter daya juang pada kategorisasi sangat tinggi.

b. Ada 31 (73,8%) siswa kelas VIII SMPK Santa Maria 2 Malang yang memiliki karakter daya juang pada kategorisasi tinggi.

c. Ada 7 (16,7%) siswa kelas VIII SMPK Santa Maria 2 Malang yang memiliki karakter daya juang pada kategorisasi sedang.

d. Ada 1 (2,4%) siswa kelas VIII SMPK Santa Maria 2 Malang yang memiliki karakter daya juang pada kategorisasi rendah.

e. Tidak ada (0%) siswa kelas VIII SMPK Santa Maria 2 Malang yang memiliki karakter daya juang pada kategorisasi sangat rendah.

2. Signifikansi Hasil Implementasi Pendidikan Karakter Daya Juang Berbasis Layanan Bimbingan Klasikal Kolaboratif dengan Pendekatan Experiential Learning

Setelah siswa mengikuti serangkaian kegiatan implementasi dari awal hingga akhir pertemuan, peneliti memperoleh hasil implementasi yang hasilnya signifikan atau bisa dikatakan bahwa ada peningkatan antara sebelum diberikan implementasi dan sesudah diberikannya implementasi. Hasil tersebut dapat dilihat dalam tabel 4.3 dibawah ini.

Tabel 4.3

Paired Samples Test Paired Differences T Df Sig. (2- tailed) Mean Std. Deviation Std. Error Mean 95% Confidence Interval of the Difference Lower Upper Pair 1 PRETEST – POSTTEST -3.44000 6.00750 1.20150 -5.91977 -.96023 -2.863 24 .009

Pada tabel Paired Samples Statistic di atas menunjukkan bahwa jika ditinjau dari rata-rata skor karakter daya juang sebelum dan sesudah diberikan pendidikan karakter berbasis layanan bimbingan klasikan dengan pendekatan experiential learning terjadi peningkatan senilai 3.44000.

Berdasarkan tabel data Paired Samples Test di atas tampak nilai Sig, (2-tailed) (0.009) < (0,05) dan nilai t hutung (-2.863) > t tabel (24;0.05) adalah 0.425 , maka Ho ditolak, jadi secara statistik pendidikan karakter berbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan Experiential learning untuk meningkatkan karakter daya juang siswa-siswi kelas VIII SMPK Santa Maria 2 Malang sebelum dan sesudah tretment signifikan, artinya efektif untuk meningkatkan karakter daya juang siswa-siswi kelas VIII SMPK Santa Maria 2 Malang Tahun Ajaran 2014/2015.

3. Peningkatan Skor Karakter Daya Juang Tiap Sesi Implementasi Penanaman Pendidikan Karakter Daya Juang melalui Layanan Bimbingan Klasikal dengan Pendekatan Experiential Learning.

Peningkatan nilai karakter daya juang pada implementasi ini dapat diperoleh dari hasil self assessment scale yang telah diberikan kepada subjek penelitian. Self assesment scale ini terdiri dari 15 nomor di setiap kategorinya

(percaya diri, kerja keras, dan kerja sama). Hasil kategorisasi yang didapat oleh peneliti dari siswa-siswi SMPK Santa Maria 2 Malang Tahun Ajaran 2014/2015 dapat dilihat melalui tabel 4.4 berikut.

Tabel 4.4

Kategorisasi Self Assessment Siswa Kelas VIII SMPK Santa Maria 2 Malang Tahun Ajaran 2014/2015

Rentang Skor Kategorisasi

SESI 1 2 3 F % F % F % ≥50 Sangat Tinggi 2 4,76 9 21,42 9 21,42 42-49 Tinggi 31 73,80 26 61,90 28 66,70 35-41 Sedang 9 21,42 6 14,30 5 11,90 27-34 Rendah 0 0 1 2,40 0 0 ≤26 Sangat Rendah 0 0 0 0 0 0

Data pengkategorisasian di atas dapat divisualisasikan dalam bentuk grafik 4.2, maka akan terlihat seberti di bawah ini.

Grafik 4.2.Gambaran Peningkatan Karakter Siswa pada Setiap Sesi

4. Efektivitas Implementasi Pendidikan Karakter Daya Juang Berbasis Layanan Bimbingan Klasikal Kolaboratif dengan Pendekatan Experiential Learning Menurut Penilaian Siswa-Siswi Kelas VIII SMPK

Santa Maria 2 Malang Tahun Ajaran 2014/2015

Siswa yang mengikuti serangkaian kegiatan diberikan kesempatan untuk memberikan penilaian terkait dengan efektivitas model pendidikan karakter daya juang yang diimplementasikan pada akhir pertemuan. Terdapat 30 butir pernyataan yang tersedia dan siswa diminta untuk mencentang kolom ya (artinya setuju dengan pernyataan tersebut) atau mencentang kolom tidak (artinya tidak setuju dengan pernyataan tersebut) atau kolom tidak tahu (artinya tidak dapat memberikan pendapat atas nilai pada efektivitas yang tertuang dalam pernyataan tersebut). Penilaian siswa disajikan dalam bentuk persentasi (%) di setiap itemnya dan hasilnya dapat dilihat pada tabel 4.4 berikut. 0 10 20 30 40 50 60 70 1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 31 33 35 37 39 41 sesi 1 sesi 2 sesi 3

Tabel 4.5

Penilaian Siswa terhadap Efektivitas Model No Dalam kegiatan bimbingan karakter ini, saya

mengalami/memperoleh/merasa:

Ya %

1 Semangat untuk mengikuti kegiatan 33 78% 2 Keberanian untuk tampil/lakukan sesuatu 30 71% 3 Gembira/senang dalam melaksanakan kegiatan 33 78%

4 Berani berpendapat 32 76%

5 Lebih kreatif 33 78%

6 Berani mencoba melakukan sesuatu 40 95% 7 Takut salah dalam melakukan permainan 8 19%

8 Malu dalam permainan kelompok 7 16%

9 Dihargai oleh teman-teman 30 71%

10 Tertarik untuk mengikuti semua kegiatan 32 76% 11 Kemudahan bagi siswa dalam mengikuti kegiatan 26 61% 12 Manfaat bagi perbaikan perilaku 36 85% 13 Kemudahan bagi siswa dalam menangkap materi 34 80% 14 Keinginan untuk menolong orang lain 38 90% 15 Puas terhadap bimbingan yang diberikan 33 78%

16 Tertantang untuk mencoba 31 73%

17 Capek/lelah/bosan dalam mengikuti semua kegiatan 12 28% 18 Berkesan terhadap kegiatan yang diikuti 36 85%

19 Terdorong untuk terlibat aktif 36 85%

20 Berani bertanggung jawab 37 88%

21 Menghargai teman 41 97%

22 Kesediaan bekerjasama/kekompakan tim 37 88% 23 Mempererat rasa persaudaraan/persahabatan 37 88% 24 Ketaatan terhadap norma/peraturan/petunjuk 36 85% 25 Memotivasi siswa untuk berusaha/daya juang 39 92% 26 Membangun kepedulian/kesetiakawanan 37 88% 27 Peningkatan keingintahuan siswa 33 78% 28 Peningkatan keingintahuan kesadaran siswa memperbaiki

diri

37 88%

29 Mendorong siswa lebih disiplin 24 57%

30 Membuat hubungan guru-siswa akrab/hangat/dekat 28 66% Mencermati tabel di atas terlihat bahwa sebagian besar siswa yang ikut serta dalam implementasi model pendidikan karakter daya juang berbasis layanan bimbingan klasikal kolaboratif dengan pendekatan experiential learning menilai bahwa model ini sangat efektif, karena pada 18 item yang positif para siswa memperoleh hasil persentase yang tinggi. Artinya model

implementasi pendidikan karakter ini sangat efektif untuk meningkatkan karakter siswa.

B. Pembahasan

1. Gambaran Tingkat Karakter Daya Juang Siswa-Siswi Kelas VIII SMPK Santa Maria 2 Malang Sebelum dan Sesudah Mendapatkan Pendidikan Karakter Berbasis Layanan Bimbingan Klasikal dengan Pendekatan Experiential Learning Tahun Ajaran 2014/2015

Hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa tingkat karakter daya juang siswa kelas VIII SMPK Santa Maria 2 Malang tahun ajaran 2014/2015 meningkat antara sebelum (pretest) dan sesudah (posttest) mendapatkan implementasi layanan bimbingan klasikal kolaboratif dengan pendekatan experiential learning tahun ajaran 2014/2015. Sebagian besar siswa-siswi kelas VIII SMPK Santa Maria 2 Malang sudah memiliki karakter daya juang dengan kategorisasi sangat tinggi, tinggi, dan sedang. Hal ini terjadi karena memang siswa-siswi SMPK Santa Maria 2 Malang telah memiliki karakter daya juang yang tentunya sudah terbentuk dari faktor internal maupun eksternal dalam diri pribadi siswa-siswi tersebut. Walaupun ada satu siswa yang memiliki karakter daya juang pada kategorisasi rendah, tetapi secara keseluruhan atau umum tingkat karakter daya juang siswa-siswi di SMPK Santa Maria 2 Malang tahun ajaran 2014/2015 bisa dikatakan baik.

Berdasarkan tujuan penelitian berkaitan dengan efektivitas implementasi nilai karakter daya juang melalui layanan bimbingan klasikal

kolaboratif dengan pendekatan experiential learning dapat dikatakan bahwa implementasi pendidikan karakter daya juang di SMPK Santa Maria 2 Malang secara keseluruhan cukup baik. Hal tersebut terbukti dengan adanya instrumen penelitian (pretest-posttest) yang menunjukkan bahwa ada peningkatan nilai karakter daya juang pada siswa-siswi setelah mengikuti keseluruhan program yang telah dipersiapkan peneliti untuk mengetahui seberapa besar peningkatan nilai karakter daya juang tersebut. Hal ini sejalan dengan pendapat Stoltz (2000) yang berkaitan denga upaya- upaya dalam meningkatkan daya juang dengan prinsip LEAD yaitu, Listen adalah bagaimana siswa bisa mendengarkan dan merespon dengan baik mengenai kesulitan yang ada, Explore adalah bagaimana siswa bisa menjajaki atas sesuatu yang dialaminya, Analyze adalah bagaimana siswa bisa menganalisis atas pencapaian yang sudah didapatkan, dan Do adalah bagaimana siswa bia bertindak setelah bisa mendapatkan sesuatu yang berarti dalam dirinya.

Upaya-upaya tersebut sangat nampak sekali ketika implementasi pendidikan karakter dilakukan dan keempat upaya tersebut saling berkaitan satu dengan yang lainnya. Sehingga dengan demikian dapat dikatakan pula bahwa efektivitas implementasi nilai karakter daya juang model ini secara efektif dapat meningkatkan nilai karakter daya juang pada diri siswa yang bisa diterapkan di lingkungan sekolah maupun dalam kehidupan sehari-hari.

2. Signifikansi Implementasi Pendidikan Karakter Daya Juang Melalui Layanan Bimbingan Klasikal Kolaboratif dengan Pendekatan Experiential Learning

Proses implementasi pendidikan karakter daya juang yang telah diberikan ini menunjukkan bahwa ada perbedaan antara sebelum dan sesudah diberikannya implementasi. Perbedaan tersebut adalah hasil yang meningkat dari pretest ke posttest, sehingga implementasi ini menunjukkan hasil yang signifikan dalam meningkatkan nilai karakter daya juang pada diri siswa kelas VIII SMPK Santa Maria 2 Malang Tahun Ajaran 2014/2015.

3. Peningkatan Skor Karakter Daya Juang Setiap Sesi Implementasi Layanan Bimbingan Klasikal dengan Pendekatan Experiential Learning.

Berdasarkan data yang telah diperoleh oleh peneliti melalui self assesment nilai karakter daya juang (percaya diri, kerja keras, dan kerja sama/sesi 1, 2, 3), ditemukan peningkatan yang baik dari sesi pertama hingga sesi ketiga dalam implementasi pendidikan karakter. Pada sesi pertama ada 9 0rang (21,42%) siswa yang termasuk dalam kategorisasi sedang. Hal ini tentunya dipengaruhi oleh beberapa faktor yang setidaknya sebagian siswa sudah memiliki karakter daya juang namun mungkin belum dikembangkan.

Selanjutnya di akhir sesi yang kedua peneliti juga menghimpun data pemahaman siswa melalui self assessment scale. Ternyata ada 26

siswa (61,90%) yang masuk dalam kategorisasi tinggi, dan hanya ada 1 siswa (2,40%) yang termasuk dalam kategorisasi rendah. Dari kedua hasil yang diperoleh oleh peneliti bisa dikatakan bahwa siswa sudah mempunyai jiwa kerja keras yang sangat baik, hal tersebut juga diperkuat dengan adanya siswa sebanyak 9 orang (21,42%) yang masuk dalam kategorisasi sangat tinggi, kemudian untuk selebihnya siswa sebanyak 6 orang (14,30%) masuk dalam kategorisasi sedang.

Kemudian untuk sesi yang ketiga, peneliti juga menemukan siswa sebanyak 28 orang (66,70%) masuk dalam kategorisasi tinggi, 9 siswa (21,42%) masuk dalam kategorisasi sangat tinggi, 5 siswa (11,90%) masuk dalam kategorisasi sedang, dan sama sekali tidak ada siswa yang masuk dalam kategorisasi rendah. Dari hasil yang diperoleh peneliti terkait dengan diberikannya tiga topik implementasi tersebut ada beberapa siswa yang masuk dalam kategorisasi rendah, mungkin hal itu dikarenakan ada pengaruh baik dalam diri siswa ataupun dari luar diri siswa.

Berdasarkan peningkatan self assessment scale dari model implementasi ini secara tidak langsung dapat menjawab bahwa implementasi ini dapat meningkatkan karakter daya juang siswa di SMPK Santa Maria 2 Malang, hal itu terbukti karena selalu ada peningkatan yang terjadi disetiap sesinya.

4. Efektivitas Implementasi Pendidikan Karakter Daya Juang Berbasis Layanan Bimbingan Klasikal Kolaboratif dengan Pendekatan Experiential Learning Menurut Penilaian Siswa-Siswi Kelas VIII

SMPK Santa Maria 2 Malang Tahun Ajaran 2014/2015.

Proses implementasi layanan bimbingan klasikal kolaboratif dengan pendekatan experiential learning juga mendapat penilaian langsung dari siswa. Siswa memberikan penilaian dan penilaian tersebut dapat dikatakan cukup tinggi. Sebagian besar siswa merasa puas dan senang mengikuti serangkaian kegiatan yang telah diberikan peneliti kepada mereka. Melalui proses ini, siswa menjadi lebih menyadari betapa pentingnya bisa menumbuhkan dan membangkitkan daya juang pada diri pribadi mereka. Dengan demikian model ini juga diyakini bisa diterima oleh mereka.

Kesadaran siswa dalam menumbuh karakter daya juang ini mempermudah mereka untuk bisa menerima model pendidikan karakter ini, mereka bisa dengan mudah mengembangkan berbagai cara guna untuk bisa mengembangkan dan menumbuhkan karakter daya juang dalam, diri mereka. Sesuai dengan pengamatan peneliti ketika mengimplementasikan model ini, para siswa terlihat lebih kreatif dan inovatif serta lebih berani dalam mengambil sebuah keputusan sebelum mereka bertindak. Namun ketika kegiatan sudah berakhir masih ada beberapa siswa yang memilih item negatif namun persentasenya hanya sedikit jika dibandingkan dengan nomor item positif yang lain. Dalam

kaitannya dengan validasi yang dinilai oleh siswa terdapat tiga nomor item negatif (7, 8, 17) di mana dapat diartikan bahwa nomor item negatif ini semakin rendah nilainya maka semakin baik, tetapi jika semakin tinggi nilainya maka justru semakin buruk. Namun jika dicermati sesuai dengan hasil penemuan peneliti dalam hal ini, memang ada sebagian yang memilih item negatif ini dengan skor yang tinggi, tetapi persentasenya sedikit. Hal ini dikarenakan mereka kurang memiliki rasa antusias, merasa bahwa kegiatannya membosankan, keadaan fisik yang lelah, dan masih kurang percaya diri untuk bisa tampil di depan umum ketika melakukan kegiatan tersebut.

Berdasarkan penilaian siswa yang sudah didapat peneliti, model pembelajaran pendidikan karakter ini sangat efektif diterapkan bagi siswa. Dari apa yang sudah dinilai siswa terlihat bahwa mereka sangat menikmati proses kegiatan yang ada hal tersebut ditandai dengan persentase yang tinggi pada nomor item yang tersaji (1, 3, 4, 5, 6, 10, 12, 13, 14, 15, 16, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28, 29, dan 30).

Sehingga dari hasil yang telah diperoleh oleh peneliti , dapat dikatan bahwa proses pembelajaran ini sangat dinikmati oleh siswa. Hal ini sejalan dengan pendapat Nasution (2005) yang mengemukakan tujuan experiential learning lebih bermakna ketika pembelajaran dapat mempengaruhi siswa, mengubah siswa, dan tentu memperluas keterampilan pada diri siswa. Pendekatan experiential learning ini jiga memiliki keunggulan tersendiri yaitu bisa memotivasi diri siswa, sehingga

siswa lebih bisa meningkatkan daya juang yang ada dalam dirinya. Hal ini tentunya didukung dengan materi yang ada di dalam serangkaian kegiatan. Artinya jika materi yang disajikan kepada siswa ini bisa dengan mudah diterima dan dinikmati oleh para siswa, maka pasti para siswa yang mengikuti kegiatan tersebut akan merasa antusias dan sungguh-sungguh menikmati proses yang berlangsung. Dengan demikian tentunya peneliti harus dapat menyajikan materi yang menarik, kegiatan yang menarik, dinamika yang menarik dan tentunya cara penyampaian yang bisa dengan mudah diterima oleh para siswa, sehingga dengan demikian para siswa akan lebih mudah menjalin komunikasi antara yang satu dengan yang lain, entah itu dengan teman sebayanya ataupun dengan Guru yang ada di sekolah tersebut.

Maka dengan melihat penilaian siswa yang sudah didapat oleh peneliti mengenai efektivitas pendidikan karakter daya juang berbasis layanan bimbingan klasikal kolaboratif dengan pendekatan experiential learning di SMPK Santa Maria 2 Malang Tahun Ajaran 2014/2015, dapat dikatakan bahwa model pembelajaran pendidikan karakter ini sangat efektif dan sangat bermanfaat. Artinya bahwa proses pembelajaran pendidikan karakter ini dengan mudah bisa diterima oleh para siswa, sehingga dapat meningkatkan karakter daya juang pada diri siswa.

68 BAB V PENUTUP

Pada bab ini dipaparkan kesimpulan, keterbatasan, dan saran terhadap hasil penelitian.

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dalam penelitian ini dapat disimpulkan menjadi empat hal yaitu:

1. Sebagian besar siswa kelas VIII SMPK Santa Maria 2 Malang Tahun Ajaran 2014/2015 memiliki karakter daya juang pada kategori sangat baik. Artinya siswa sudah memiliki karakter daya juang yang baik, selain itu dalam penelitian ini terdapat pula siswa yang masih memiliki karakter daya juang dalam kategori sedang, dengan demikian untuk para siswa yang masih dalam kategori sedang ini masih bisa atau masih memiliki peluang untuk memperbaiki dirinya supaya bisa lebih meningkatkan karakter daya juang yang ada dalam dirinya.

2. Implementasi pendidikan karakter berbasis layanan bimbingan klasikal kolaboratif dengan pendekatan experiential learning secara signifikan meningkatkan karakter daya juang siswa kelas VIII SMPK Santa Maria 2 Malang Tahun Ajaran 2014/2015.

3. Implementasi pendidikan karakter berbasis layanan bimbingan klasikal kolaboratif dengan pendekatan experiential learning dapat meningkatkan karakter daya juang siswa kelas VIII SMPK Santa Maria 2 Malang Tahun Ajaran 2014/2015 pada setiap sesi.

4. Program layanan bimbingan klasikal kolaboratif dengan pendekatan experiential learning secara efektif bisa diterapkan pada pembelajaran siswa. Artinya siswa bisa dengan mudah memahami akan makna yang terkandung dalam pembelajaran yang diberikan, dan hal tersebut ditanggapi, diterima, dan direspon dengan cukup baik oleh para siswa SMPK Santa Maria 2 Malang.

B. Keterbatasan Penelitian

Pelaksanaan penelitian pendidikan karakter berbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning untuk meningkatkan nilai karakter daya juang siswa kelas VIII SMPK Santa Maria 2 Malang Tahun Ajaran 2014/205 telah dirancang secara konseptual, sistematik, dan prosedural bersama tim Stranas untuk mencapai tujuan yang optimal. Akan tetapi, dalam penelitian ini masih terdapat kekurangan dan perlu diadakan perbaikan serta pembenahan oleh peneliti selanjutnya. Yang menjadi catatan evaluasi bagi peneliti meliputi:

1. Instrumen Penelitian

Alat instrumen yang digunakan dalam penelitian ini belum dilakukan uji coba terlebih dahulu, sebelum digunakan sebagai alat untuk memperoleh data. Sehingga reliabilitas yang diperoleh termasuk dalam kategori cukup. Hal ini dikarenakan alat instrumen penelitian beberapa item kurang mewakili nilai-nilai karakter daya juang.

2. Waktu Penelitian

Waktu penelitian yang relatif singkat dalam memberikan bimbingan yakni dua hari dengan tiga topik kemungkinan hanya memberikan pemahaman bagi siswa dalam arti baru sampai dalam tataran kognisi dan afeksi. Hal ini belum dapat dipastikan untuk menjadi karakter siswa dan bisa diinternalisasi dalam kehidupan sehari-hari.

C. Saran

Beberapa saran yang dapat peneliti paparkan guna lebih mengoptimalkan dan mengembangkan keefektivitasan layanan bimbingan untuk meningkatkan pendidikan karakter sehingga dapat membantu peserta didik untuk menginternalisasikan dalam kehidupan sehari-hari yaitu:

1. Bagi Kepala Sekolah

Program pendidikan karakter berbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning efektif untuk meningkatkan karakter daya juang siswa, maka hal itu juga dimungkinkan dapat digunakan untuk meningkatkan karakter-karakter yang lain sesuai kebutuhan siswa. Oleh karena itu kepala sekolah perlu memberikan perhatian khusus dan menggunakan pendekatan ini untuk membentuk karakter siswa secara komprehensif dengan memberdayakan guru bimbingan dan konseling berkolaborasi dengan guru-guru mata pelajaran, serta memberikan kebijakan untuk mendukung program- program yang dilaksanakan.

2. Bagi Guru Bimbingan dan Konseling

Pembimbing yang memiliki kompeten untuk mengetahui kebutuhan-kebutuhan peserta didik melalui need assesment akan membantu dalam memberikan layanan bimbingan dengan topik layanan yang sesuai dengan kebutuhan dan sasaran yang akan diberi layanan. Penelitian ini diberikan kepada siswa kelas VIII SMPK Santa Maria 2 Malang Tahun Ajaran 2014/2015. Maka bagi guru bimbingan dan konseling dapat menggunakan pendidikan karakter berbasis layanan bimbingan klasikal kolaboratif dengan pendekatan experiential learning. 3. Bagi Guru Mata Pelajaran

Guru mata pelajaran diharapkan untuk ikut berpartisipasi dalam penerapana pendidikan karakter. Guru mata pelajaran dapat memulainya dengan membentuk kerjasama dengan guru bimbingan dan konseling yang ada di sekolah. Harapannya para guru mata pelajaran serta guru bimbingan dan konseling dapat membentuk tim yang solid dan kompak. Sehingga dengan keadaan seperti itu, bisa secara bersama-sama membentuk dan membangun karakter siswa dengan lebih baik lagi. 4. Bagi Siswa

Siswa diharapkan mampu untuk menikmati proses pembelajaran dan menciptakan kenyamanan ketika mengikuti proses pembelajaran. Sehingga akan semakin banyak sumber informasi dan pengetahuan yang dapat diperoleh siswa, selain itu siswa juga diharapkan untuk dapat

menerapkan nilai-nilai karater dalam diri pribadi maupun dalam kehidupan sehari-hari.

5. Bagi Para Peneliti Lain

Dalam penelitian ini peneliti belum melakukan uji coba instrumen

Dokumen terkait