• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

B. Hasil Penelitian

1. Peranan Penilaian Prinsip 5C PT. Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Tabungan Rakyat Makassar.

Pemberian kredit merupakan tujuan suatu bank untuk memperoleh keuntungan maksimal dan risiko yang minimal. Penilaian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan peminjam dan itikadnya untuk mengembalikan dana yang sudah diberikan.

Bagi Perbankan, nasabah yang sudah memenuhi kriteria prinsip 5C adalah nasabah yang sudah dianalisis menggunakan prinsip 5C dan ditentukan layak untuk mendapatkan pembiayaan yang pada dasarnya prinsip 5C ini diadakan dengan harapan sebagai bahan acuan terutama pada bagian analisis kredit perbankan, karena perbankan tidak mau asal-asalan dalam memberikan produk pembiayaan kepada calon nasabah. Dalam memberikan pembiayaan nasabah terlebih dahulu mengajukan permohonan pembiayaan kepada lembaga mulai dari tahap pengajuan sampai kepada tahap pengawasan sesuai dengan peraturan yang berlaku di lembaga. Tahap awal yang dilakukan ialah nasabah terlebih dahulu mengetahui produk-produk yang ditawarkan oleh Bank Perkreditan Rakyat

cabang Makassar melalui Costumer Service atau AccountOfficer. Jika nasabah tertarik dan memang membutuhkan pembiayaan maka nasabah akan mengajukan berkas pembiayaan yang terdiri dari foto copy KTP, KK, Jaminan dan berkas lainnya sesuai dengan ketentuan di lembaga. Kemudian setelah nasabah mengajukan permohonan pembiayaan maka pihak Bank yang akan melakukan analisis terhadap pembiayaan yang dilakukan oleh nasabah tersebut yaitu menganalisis dengan menggunakan prinsip 5C. Setelah permohonan yang diajukan tersebut diianalisis dan dinyatakan layak untuk dibiayai maka nasabah akan segera dihubungi untuk melakukan pencairan dana.

Sebagaimana dijelaskan oleh Account Officer :

“Prinsip 5C adalah sebuah usaha atau cara yang dilakukan oleh Bank sebagai lembaga keuangan yang memberikan modal kepada masyarakat selaku nasabah untuk menilai kelayakan nasabah sebelum memberikan modal terhadap usaha yang dilakukan. Menurut saya dengan adanya prinsip 5C sangat membantu dunia Perbankan dalam menilai calon nasabah dalam pemberian pembiayaan guna memberikan keputusan pembiayaan yang tepat dan akurat”. (SW, 24 Desember 2020).

Pernyataan tersebut juga senada dengan pernyataan Manager Credit sebagai berikut:

“Prinsip 5C adalah aspek penilaian yang dijadikan sebagai alat ukur penilaian dalam pemberian pembiayaan kepada calon nasabah, manfaatnya minimaliasir terjadinya risiko kerugian. Prinsip 5C ini sangat berperan sekali untuk membantu dalam menilai kinerja bank BPR untuk menilai layak atau tidaknya modal diberikan”.(NB, 04 Januari 2021).

Hal senada pula disampaikan oleh Costomer Service sebagai berikut: “Prinsip 5C digunakan untuk menilai calon nasabah dan membantu dunia perbankan dalam proses penilaian calon nasabah dalam pemberian pembiayaan”. (RPM, 04 Januari 2021).

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dapat diketahui bahwa prinsip 5C adalah hal yang sangat penting dilakukan untuk menilai kelayakan usaha calon nasabah, menekan risiko akibat tidak terbayarnya pembiayaan dan sebagai alat ukur dalam menentukan permohonan pembiayaan layak atau tidak layaknya untuk diberikan kepada nasabah. Kelayakan usaha nasabah dapat dilihat dari apakah usaha nasabah merupakan usaha pokok, telah memiliki pengalaman usaha yang sama, bahan mudah diperoleh, memiliki pelanggan tetap, usaha dengan jenis yang sama di sekitar tidak banyak, omsetnya stabil, dan pemohon pembiayaan tidak memiliki kendala dalam usaha.

Sebelum memberikan kredit bank akan menilai terlebih dahulu kelayakan nasabah dalam penyaluran suatu kredit dengan berpedoman pada penilaian prinsip 5 C yaitu:

a. Character (watak)

Analisis watak sangatlah penting untuk diperhatikan karena kredit adalah kepercayaan yang diberikan oleh bank kepada peminjam sehingga peminjam harus dari pihak yang benar-benar dapat dipercaya dan memiliki itikad yang baik untuk mengembalikan pinjaman yang diberikan.

Sebagaimana dijelaskan oleh Account Officer :

“Penilaian terhadap watak nasabah dilakukan dengan melihat latar belakang nasabah yang berhubungan dengan gaya hidup, sikap dan perilaku nasabah. Penilaian dengan melihat latar belakang nasabah, dilakukan dengan melihat gaya hidup nasabah, baik yang berhubungan dengan pekerjaan calon nasabah, serta kehidupan keluarganya. Analisis watak terutama melihat itikad baik, kejujuran, dan sikap bertanggung jawab calon nasabah terutama terhadap pembiayaan yang diberikan sehingga dapat melaksanakan kewajibannya. Penilaian terhadap watak nasabah dilihat dari perilaku atau sikap nasabah saat mengajukan

pembiayaan dan saat dilakukan interview. Informasi pendukung juga didapatkan dari orang-orang terdekat nasabah, seperti saudara dan tetangga calon nasabah.” (SW, 24 Desember 2020).

Kemudian lebih lanjut Manager Credit memperjelas pernyataannya bahwa:

“Penilaian terhadap watak atau karakter sangatlah penting dilakukan karena jika nasabah memiliki itikad yang buruk maka dapat memberikan dampak yang buruk pula bagi bank dan begitupun sebaliknya jika nasabah memiliki itikad yang baik maka nasabah bisa mengembalikan dana yang telah diberikan”.(NB, 04 Desember 2020).

Pernyataan tersebut juga senada dengan pernyataan Costomer

Service sebagai berikut:

“Dalam dunia perbankkan hal yang paling utama dipertimbangkan yaitu analisis terhadap karakter atau watak karena aspek ini adalah aspek yang berperan penting dalam menilai calon debitur. Dengan aspek ini pihak bank bisa mengetahui kesungguhan calon nasabah yang melakukan pengajuan kredit atau pembiayaan”. (RPM, 04 Januari 2021).

Hal senada pula disampaikan oleh Account Officer sebagai berikut:

“Penilaian karakter terhadap nasabah dapat dilihat dari beberapa cara yakni dari sikap dan perilaku nasabah saat mengajukan pembiayaan dan dari riwayat pinjaman yang dilakukan oleh peminjam. Dalam menilai watak dan sifat nasabah dapat dilakukan dengan melihat pada saat nasabah mengajukan pembiayaan, syarat-syarat dokumen yang diberikan kepada pihak bank antara lain KK (Kartu Keluarga), KTP suami istri, surat izin usaha NPWP dan jaminan yang diberikan oleh nasabah. Hal ini merupakan langkah awal dalam menilai karakter nasabah. Setelah penilaian terhadak watak, langkah selanjutnya yang dilakukan yaitu dengan meilihat track record nasabah yang berhubungan dengan riwayat pinjaman di BI (Bank Indonesia). Jika pinjaman yang dilakukan oleh nasabah di Bank lain tersebut ada maka pihak BPR harus melihat apakah pinjaman yang dilakukan lancar atau tidak. Tidak hanya dilakukan terhadap nasabah saja, track record juga dilakukan terhadap orang tua nasabah dengan menggunan BI Checking. Jika orang tua calon nasabah atau calon nasabah tersebut ada di DHN (Data Hitam Nasional) maka secara otomatis pembiayaan yang dilakukan ditolak). Setelah

dinyatakan lulus uji maka pihak AO melakukan survey usaha calon nasabah dan melakukan wawancara secara dadakan dan calon nasabah tidak diberitahukan kapan waktunya. Dari wawancara ini dapat dilihat apakah calon nasabah memiliki sifat atau karakter yang bagus atau tidak, dilihat dari gesture tubuh dan caranya berbicara. Jika pihak BPR ragu terhadap calon nasabah maka dapat diperjelas dengan menanyakan kepada kerabat nasabah atau tetangga-tetagga disekitar nasabah tentang karakter dan watak dari calon nasabah. Tidak hanya itu, rekan kerja nasabah juga bisa ditanyai jika kami dari AO masih merasa ragu. Jika kami sudah merasa yakin maka kami tidak lagi mewawancarai pihak lain lagi yang berhubungan dengan calon nasabah”. (SB, 26 Februari 2021).

Berdasarkan hasil wawancara dapat diketahui bahwa penilaian terhadap character dilakukan dengan melihat latar belakang nasabah, gaya hidup, sikap dan perilaku nasabah. Jika nasabah memiliki itikad yang baik maka pembiayaan yang diberikan dapat dikembalikan sesuai dengan kesepakatan diawal perjanjian. Pendekatan terhadap karakter artinya bank secara sungguh-sungguh menilai terkait dengan karakter nasabah. Karakter nasabah dapat dilihat dengan apakah nasabah bersikap tenang atau terbuka, rumah tangganya rukun dan damai, baik dengan tetangga, kondisi ekonominya baik atau meningkat, tepat janji atau tidak

b. Capacity (Kemampuan)

Capacity adalah suatu penilaian terhadap calon debitur yang

berhubungan dengan kemampuan debitur dalam melunasi kewajibannya.

Sebagaimana dijelaskan oleh Account Officer :

“Dalam melihat kemampuan nasabah bank BPR menggunakan pendekatan dengan melihat pendapatan dan pengeluaran nasabah serta perkembangan usaha nasabah dari waktu ke waktu atau pengalaman nasabah dalam mengelola usaha. Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk menghindari terjadinya risiko-risiko yang dapat merugikan lembaga keuangan itu sendiri.

Perkembangan usaha nasabah dapat dilihat dari laporan keuangan usaha nasabah”( SW, 24 Desember 2020).

Pernyataan tersebut juga senada dengan pernyataan Manager

Credit sebagai berikut:

“Penilaian kemampuan dilakukan dengan melihat pengalaman usaha debitur dan tingkat pendidikan yang ditempuhnya. Jika debitur menempuh tingkat pendidikan yang tinggi maka debitur memiliki kemampuan yang lebih dan pengetahuan yang luas dalam mengelola usaha sehingga dana yang diberikan dapat dikembalikan sesuai dengan perjanjian diawal permohonan pinjaman. Penilaian terhadap kemampuan nasabah dilihat dari pengalaman usaha nasabah sebelumnya. Jika nasabah memiliki usaha yang berkembang dengan baik dan lancar maka pembiayaan dengn mudah diberikan. Begitupun sebaliknya” (NB, 04 Januari 2021).

Hal senada pula disampaikan oleh Costomer Service sebagai berikut:

“Dalam pemberian pembiayaan menganalisa capacity atau kemampuan calon nasabah sangat penting seperti pendapatan, pengeluaran, dan bagaimana pengelolaan usaha calon nasabah”. (RPM, 04 Januari 2021).

Lebih jelas Acount Officer menyatakan bahwa:

“Penilaian kemampuan nasabah dilakukan dengan memperhatikan tingkat pendidikan nasabah, melihat perkembangan usaha nasabah dari waktu ke waktu. Tingkat pendidikan nasabah dilihat dari pendidikan tertinggi nasabah. Hal ini dilakukan untuk memastikan bahwa nasabah memiliki pengetahuan untuk bisa menjalankan usahanya. Untuk menilai perkembangan usaha nasabah dilakukan dengan melihat langsung usaha nasabah di lapangan dan melakukan wawancara. Penilaian terhadap perkembangan usaha nasabah ini meliputi berapa stok barang yang masuk dan berapa stok barang yang keluar dilihat dari nota penjualan calon nasabah. Selain itu kami dari pihak AO yang memang khusus ditugaskan dibagian lapangan akan melihat secara langsung apakah stok barang yang dimiliki oleh calon nasabah terhadap usahanya berdebu atau tidak, jika ada yang berdebu berarti barang tersebut tidak laku dan sudah lama tersimpan. Selain itu kami akan melihat berapa banyak pelanggan yang datang dan melakukan transaksi, apakah banyak penjualan atau tidak”. (SB,26 Februari 2021).

Dari hasil wawancara dapat diketahui bahwa penilaian terhadap

capacity dilihat dari pengalaman, tingkat pendidikan atau pengetahuan

nasabah. Karena jika nasabah memiliki kemampuan pengetahuan yang luas tentang hal yang berkaitan dengan segala usahanya maka usaha yang dilakukan oleh nasabah dapat memberi dampak yang positif dan nasabah bisa mengembalikan pembiayaan yang diberikan.

c. Capital (modal)

Modal sendiri (ekuitas) merupakan hak pemilik dalam perusahaan, yaitu selisih antara aktiva dengan kewajiban yang ada.Pada dasarnya modal berasal dari investasi dari pemilik dengan hasil usaha perusahaan.

Sebagaimana dijelaskan oleh Account Officer:

“Analisis permodalan Bank Perkreditan Rakyat (BPR) dilakukan dengan menilai tingkat financial atau jumlah modal sendiri yang dimiliki calon nasabah. Biasanya dilihat dari pendapatan nasabah perbulan dikurangi pengeluarannya.” (SW, 24 Desember 2020). Pernyataan tersebut juga senada dengan pernyataan Manager

Credit sebagai berikut:

“Analisis terhadap modal dapat dilihat dari modal sendiri yang dimiliki oleh debitur dan dapat dilihat dari pendapatan debitur setelah dikurangi dengan pengeluarannya perbulan”. (NB, 04 Januari 2021).

Hal senada pula disampaikan oleh Costomer Service sebagai berikut:

“Analisis modal Bank Perkreditan Rakyat (BPR) dilihat dari modal calon nasabah sendiri semakin besar modalnya maka semakin besar pula pembiayaan yang diberikan”. (RPM, 04 Januari 2021). Lebih jelas Account Officer memperjelas dengan menyatakan bahwa :

“Penilaian terhadap modal yang dilakukan oleh Bank BPR yaitu menilai komposisi modal sendiri dibandingkan dengan modal pinjaman untuk dana sebuah usaha. Bank BPR memeriksa laporan keuangan nasabah jika nasabah tersebut sebelumnya sudah memiliki usaha dan mencatat laporan keuangan usahanya. Jika tidak memiliki laporan keuangan maka dapat dilihat dari besarnya uang muka bagi usaha yang ingin dibiayai dengan cara melakukan pinjaman tersebut. Saya kasih contoh kasus pembiayaan untuk pembelian rumah, sebelum membeli rumah calon nasabah pasti telah menyiapkan uang muka dan calon nasabah pasti akan memberikan uang muka kepada pengemban, maka besarnya uang muka yang dimiliki oleh calon nasabah tersebut bisa meyakinkan bagi pihak Bank memberikan pembiayaan kepada calon nasabah. Uang muka terhadap pengajuan usaha seperti rumah tidak diwajibkan, akan tetapi bisa dijadikan pendukung untuk pihak Bank menilai kelayakan dalam memberikan pembiayaan terhadap usaha tersebut” (SB,26 Februari 2021).

Dari hasil wawancara tersebut dapat diketahui bahwa penilaian

capital dapat dilihat dari modal sendiri yang dimiliki oleh nasabah

setelah dikurangi pengeluaran. Capital, artinya besarnya modal yang diperlukan oleh peminjam. Penilaian terhadap modal dapat dilihat dari modal sendiri yang dimiliki 30% dari nilai pinjaman, tidak memiliki pinjaman di tempat lain, dan jika memiliki pinjaman di tempat lain pinjaman yang dilakukan lancar tanpa ada kendala dan pinjaman tersebut akan dipakai untuk usaha.

d. Collateral (Jaminan)

Barang jaminan yang diserahkan sebagai agunan oleh calon debitur terhadap kredit yang dilakukan.Jaminan yang diberikan dapat berupa benda bergerak maupun benda diam atau tidak bergerak.

Sebagaimana dijelaskan oleh Account Officer :

“Analisis jaminan yang dilakukan yaitu, menilai kesesuaian barang jaminan dengan pembiayaan yang diberikan misalnya BPKB” (SW, 24 Desember 2020).

Pernyataan tersebut juga senada dengan pernyataan Manager

Credit sebagai berikut:

“Agunan yang diterima oleh pihak bank yang mudah untuk diperjual belikan dengan harga yang selalu menarik dan dengan harga yang berkembang dan meningkat dari waktu ke waktu, harganya pasti dan jika diserahkan ke pihak bank memiliki standar harga yang stabilsehingga ketika agunan tersebut dijual, mendapatkan hasil penjualan bisa mengcover kewajiban nasabah serta agunan yang diterima pihak bank yaitu agunan yang mudah untuk dipindah tangankan dan mudah untuk di pindahkan dari tempat satu ke tempat lain”. (NB, 04 Januari 2021).

Hal senada pula disampaikan oleh Costomer Service sebagai berikut:

“Analisis collateral atau jaminan pada Bank Perkreditan Rakyat (BPR) ada dua yaitu jaminan yang berwujud seperti tanah, barang dagangan, motor, dll. Sedangkan jaminan yang tidak berwujud seperti obligasi, saham, BPKB dan surat berharga lainya”. (RPM, 04 Januari 2021).

Pernyataan Costomer Service ini kemudian diperjelas oleh

Account Office yang menyatakan bahwa:

“Setiap jaminan yang diberikan oleh calon nasabah dianalisis kembali, misal nasabah memberikan jaminan berupa sertifikat tanah kosong dan calon nasabah menyatakan bahwa jaminan tersebut harganya Rp. 500.000.000, maka pihak BPR akan mencari tau kebenaran pernyataan tersebut baik melalui ketua RT atau perangkat desa lain yang ada disana, karena pasti mereka akan mengetahui harga pasaran tanah yang ada disana. Selain dari segi harga pihak BPR juga akan memeriksa jaminan tersebut dari segi hukumnya. Apakah jaminan yang diberikan tersebut merupakan milik calon nasabah sendiri atau bukan berdasarkan bukti surat kepemilikan. Dan jaminan yang diberikan tersebut harus memenuhi kriteria seperti bukan tanah mati atau tanah tersebut tidak tandus. Jaminan yang dijadikan sebagai agunan di BPR cabang Makassar yaitu BPKB Kendaraan seperti motor dn mobil, Sertifikat tanah dan surat berharga lainnya. Selama ini yang banyak dijadikan sebagai agunan dalam pembiayan yaitu BPKB kendaraan bermotor dan juga sertifikat tanah. Tetapi yang paling banyak yaitu BPKB Motor.” (SB,26 Februari 2021).

Dari hasil wawancara tersebut dapat disimpulkan bahwa penilaian terhadap jaminan sangatlah penting untuk diperhatikan karena dengan

jaminan yang diberikan oleh nasabah dapat dijadikan pertimbangan bagi lembaga untuk memberikan pembiayaan.Jaminan yang biasanya di jadikan jaminan di BPR Makassar yaitu BPKB Kendaraan. Jaminan yang dapat diberikan yaitu jaminan yang dapat diperjual belikan kembali dan bisa mengcover kewajiban nasabah jika suatu waktu terjadi hal yang tidak diinginkan terutama karena kesengajaan dan kelalaian dari nasabah itu sendiri. Peminjam harus bersedia memberikan jaminan dan ada yang menjamin

e. Condition of economy (kondisi ekonomi)

Segala kondisi yang dapat mempengaruhi perekonomian dalam kurun waktu tertentu yang secara langsung atau tidak langsung mempengaruhi segala usaha.Baik itu kondisi ekonomi atau kondisi politik, sosial dan budaya.Dalam menilai kondisi atau prospek usaha yang dibiayai hendaknya benar-benar memiliki prospek yang baik, sehingga kemungkinan buruk bagi perusahaan relatif kecil.

Sebagaimana dijelaskan oleh Account Officer :

“Analisis kondisi atau prospek usaha dilakukan dengan analisis terhadap situasi dan kondisi usaha nasabah dengan tujuan untuk memprediksi risiko yang akan terjadi baik kondisi ekonomi calon debitur,ekonomi global, kebijakan pemerintah yang mempengaruhi prospek usaha calon nasabah.” (SW, 24 Desember 2020).

Pernyataan tersebut juga senada dengan pernyataan Manager

Credit sebagai berikut:

“Penilaian terhadap kondisi usaha dapat dilihat dari kondisi ekonomi dunia dan kondisi ekonomi keluarga calon debitur, Penilaian terhadap kondisi usaha juga dilihat dari kepemilikan pribadi seperti tempat usaha, lokasi usaha sehingga pinjaman yang diberikan kembali sesuai dengan apa yang diharapkan bersama. Salah satu faktor yang sangat mendukung dalam menilai kodisi usaha nasabah yaitu kepemilikan tempat dan lokasi tempat apakah strategis atau tidak. Jika tempat usaha tersebut

milik sendiri maka pengeluaran yang dilakukan oleh nasabah tidak terlalu banyak termasuk menyewa tempat usaha. Dan jika tempat usaha tersebut strategis maka usaha tersebut berpeluang besar untuk berkembang sehingga nasabah mudah untuk mengembalikan pinjaman yang dilakukan” (NB, 04 Januari 2021). Hal senada pula disampaikan oleh Costomer Service sebagai berikut:

“Apabila salah satu dari prinsip capital atau kondisi ekonomi tidak mendukung tapi calon debitur memiliki watak yang baik, kemampuan dan jaminan yang baik maka pembiayaan yang diajukan dapat dipertimbangkan untuk di biayai”. (RPM, 04 Januari 2021).

Account Officer memberikan pernyataan juga bahwa:

“BPR dalam melakukan penilaian terhadap kondisi usaha nasabah harus melihat apakah usaha tersebut bersifat fluktuatif atau tidak. Fluktuatif artinya kondisi usaha yang tidak tetap dan harganya sering berubah. Tidak hanya itu, penilaian terhadap kondisi usaha juga dapat dilakukan dengan melihat apakah lokasi usaha tersebut strategis atau tidak. Karena selain dari kebijakan yang ditetapkan oleh pemerintah keadaan disekitar usaha juga dapat menjadi faktor penting dalam sebuah usaha.” (SB, 26 Februari 2021).

Dari hasil wawancara dapat disimpulkan bahwa penilaian terhadap kondisi usaha nasabah sangatlah perlu diperhatikan karena salah satu tercapainya tujuan usaha (keuntungan) yaitu kondisi usaha yang mendukung dengan tempat usaha dan lokasi yang strategis. Kondisi ekonomi masyarakat dan kondisi lokasi usaha yang strategis dapat membantu nasabah mendapatkan tujuan usaha dan bisa mengembalikan dana yang telah di gunakan kepada lembaga yang memberikan dana pembiayaan seperti Bank BPR Makassar. Penilaian terhadap kondisi usaha dilihat dari pasang surut harga usaha tidak membahayakan usaha, tidak ada larangan pemerintah tentang produk, tidak ada larangan tentang tempat, usaha tidak bertentangan dengan

adat istiadat setempat dan usaha tidak mengganggu kesehatan dan lingkungan.

Tabel 4.2 Indikator penilaian 5C PT. Bank BPR

NO PRINSIP 5C INDIKATOR

1. Character

a. Itikad dan tanggung jawab

4. sifat atau watak jujur dan gaya hidup sederhana

5. komitmen Pembayaran

2. Capacity a. Pendapatan calon nasabah

b. kemapuan calon nasabah dalam membayar angsuran

c. Kemampuan calon nasabah dalam menyelesaikan kredit tepat waktu

3. Capital a. Sumber penghasilan tetap

nasabah

b. Calon nasabah memiliki barang-Barang atau usaha lain sebagai sumber pendapatan

c. calon nasabah memiliki tabungan atau simpanan dibank lain

4. Collateral a. Nilai jual barang yang melebihi jumlah plafon kredit

b. Status kepemilikan agunan

c. Kriteria barang jaminan dan keaslian dokumen

5.

Condition

a. kondisi tempat usaha

b. Prospek pengembangan bisnis calon nasabah

c. Fluktuasi atau keadaan perekonomian

2. Studi Kasus Prinsip 5C Pengambilan Keputusan Kredit PT. Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Tabungan Rakyat Makassar.

Ibu Susilawati selaku AO (Account Officer) PT. Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Tabungan Rakyat Makassar memberikan satu contoh kasus permohonan kredit yang disetujui dan dinyatakan layak untuk diberikan pinjaman yaitu sebagai berikut:

"Informan A memiliki usaha dagang sembako yang sudah berjalan selama 4 tahun dan memiliki pendapatan perbulan sebesar Rp.1.500.000-.karena ingin merenovasi tokonya Informan A melakukan pinjaman dana ke Bank Perkreditan Rakyat kantor cabang Makassar dengan menjaminkan BPKB motor. Jumlah dana yang ingin di pinjam oleh Informan A yaitu sebesar Rp.10.000.000,-diangsur dengan jangka waktu 3 tahun (36 bulan). Informan A dalam kehidupan sehari-hari dikenal sebagai orang yang sangat baik oleh masyarakat, suka membantu dan tidak pernah bermasalah dengan orang lain. Baik itu dilingkungan rumah maupun dilingkungan tempat bekerja. Informan A memiliki 2 orang anak yang masih TK dan SD. Istrinya memiliki usaha warung didepan rumah, dengan keuntungan rata-rata perbulan sebesar Rp. 1.000.000,-. Pengeluaran Informan A untuk biaya rumah tangga sebulan Rp.600.000,-. Untuk Istri, telepon dan biaya Air sebesar Rp. 250.000,-. biaya yang dikeluarkan untuk pendidikan anak sebesar Rp. 300.000,-. Dan lain-lain sebesar Rp.150.000,- Informan A juga mempunyai pnjaman kredit di bank lain dengan angsuran perbulan Rp. 500.000,- berdasarkan informasi yang didapatkan dari bank lain mengatakan bahwa pinjaman yang dilakukan informan A lancar dan tidak pernah terlambat dalam melakukan pembayaran angsuran.

Analisis Kredit yang diterapkan Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Tabungan Rakyat Makassar dengan mengunakananalisi prinsip 5C sebagai berikut: a. Character (watak)

Dilingkungan informan A dikenal dengan kepribadian yang baik, suka membantu dan tidak pernah bermasalah dengan siapapun. Pembiayaan yang dilakukan di Bank lain juga angsurannya lancar dan tidak pernah terlambat dalam melakukan pembayaran.

1. Capacity (Kemampuan) Aspek Pendapatan Besar pendapatan :Rp.1.500.000,- Penghasilan Istri : Rp. 1.000.000,- Total pendapatan : Rp.2.500.000,- Aspek Pengeluaran

Biaya rumah tangga : Rp.600.000,- Telepon/Listrik/Air : Rp. 250.000,- Biaya Pendidikan : Rp.300.000,- Biaya lain-lain : Rp.150.000,-

Dokumen terkait