• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERANAN PENILAIAN PRINSIP 5C PT. BANK PERKREDITAN RAKYAT (BPR) TABUNGAN RAKYAT MAKASSAR SKRIPSI. Oleh MUHAMAD RIJALUL FIKRI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERANAN PENILAIAN PRINSIP 5C PT. BANK PERKREDITAN RAKYAT (BPR) TABUNGAN RAKYAT MAKASSAR SKRIPSI. Oleh MUHAMAD RIJALUL FIKRI"

Copied!
102
0
0

Teks penuh

(1)

PERANAN PENILAIAN PRINSIP 5C PT. BANK PERKREDITAN

RAKYAT (BPR) TABUNGAN RAKYAT MAKASSAR

SKRIPSI

Oleh

MUHAMAD RIJALUL FIKRI

105721108016

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

MAKASSAR

(2)

ii

HALAMAN JUDUL

PERANANAN PENILAIAN PRINSIP 5C PT. BANK PERKREDITAN

RAKYAT (BPR) TABUNGAN RAKYAT MAKASSAR

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana

Manajemen Pada Program Studi Manajemen Universitas

Muhammadiyah Makassar

MUHAMAD RIJALUL FIKRI

105721108016

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

MAKASSAR

(3)

iii

HALAMAN PERSEMBAHAN

Karya ilmiah ini di persembahkan untuk:

1. Kedua orang tua tercinta Ayahanda Syamsudin dan Ibunda ST. Nur, yang telah banyak memberikan dukungan berupa materi, doa tulus yang tak hentinya diberikan kepada saya serta kasih sayang dan motivasi sehingga saya bisa menyelesaikan skripsi ini.

2. Kepada saudara-saudaraku tercinta yang sangat memberikan dukungan serta motivasi yang tak pernah pudar dalam proses penyelesaian skripsi ini.

3. Tak lupa pula saya ucapkan terimakasih yang sedalam-dalamnya kepada bapak Dr. Sutardjo Tui, S.E., M.Si selaku dosen pembimbing 1 dan Bapak Masrullah, S.E.,M.AK selaku pembimbing 2 yang banyak memberikan ilmu dan masukan dalam proses penyelesaian skripsi ini.

4. Sahabat dan teman-teman yang selalu memberikan bantuan, semangat serta dukungan dalam penyelesaian skripsi ini.

MOTTO

Kebanggaan kita yang terbesar adalah bukan tidak pernah gagal, tetapi bangkit kembali setiap kali jatuh.

“Sesungguhnya Allah tidak mengubah nasib suatu kaum hingga mereka mengubah diri mereka sendiri”

(4)
(5)
(6)
(7)

vii

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.

Alhamdulillah, puji syukur bagi Tuhan yang maha esa yang telah memberikan kita semua limpahan rahmat dan hidayah-Nya. Shalawat serta salam semoga tercurahkan kepada Baginda Nabi Muhammad SAW beserta keluarga, sahabat dan para pengikutnya, dan segala limpahan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas karunia yang telah diberikan kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul ‟Peranan Penilaian Prinsip 5C PT. Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Tabungan RakyatMakassar ” Skripsi yang penulis buat ini yang bertujuan untuk memenuhi syarat dalam menyelesaikan tugas akhir dalam penyelesaian pendidikan sebagai strata satu pada program studi manajemen fakultas ekonomi dan bisnis universitas muhammadiyah Makassar.

Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan terwujud tanpa adanya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Begitu pula penghargaan yang setinggi-tingginya dan ucapan terimakasih banyak disampaikan dengan hormat kepada :

1. Bapak Prof. Dr. H. Ambo Asse, M.Ag selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar.

2. Bapak Ismail Rasullong, SE., MM selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.

3. Bapak Muh Nur Rasyid, SE., MM selaku ketua Program studi manajemen Universitas Muhammadiyah Makassar

(8)

viii

4. Bapak Dr. Sutardjo Tui, SE.,M.SI selaku pembimbing I yang senantiasa meluangkan waktunya untuk membimbing dan mengarahkan penulis, sehingga skripsi selesai dengan baik.

5. Bapak Masrullah, SE., M.Ak selaku pembimbing II yang telah berkenan membantu selama penyusunan skripsi ini.

6. Bapak/Ibu Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar yang tak kenal lelah banyak menuangkan ilmunya kepada penulis selama mengikuti perkuliahan.

7. Segenap Staf dan karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.

8. Pimpinan dan karyawan PT. Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Tabungan Rakyat Makassar yang telah memberi izin meneliti sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi dengan baik.

9. Terima kasih kepada pihak-pihak yang tidak dapat di sebutkan satu persatu yang telah membantu dan mendukung penulis dalam penulisan skripsi ini. Akhirnya, sungguh penulis sangat menyadari bahwa skripsi ini sangat jauh dari kesempurmaan oleh karena itu, kepada semua pihak utamanyapara pembaca yang budiman, penulis senantiasa mengharapkan kritikan dan saran yang membangun demi kesempurnaan skripsi ini.

Mudah-mudahan skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak terutama untuk Almamater Kampus Biru UniversitasMuhammadiyah Makassar.

Billahi fisabilil Haq fastabiqul khairat, Wasallamualaikum, Wr.Wb.

Makassar, 28 F ebruari 2021

(9)

ix ABSTRAK

MUHAMAD RIJALUL FIKRI, 2021. Peranan Penilaian Prinsip 5C PT. Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Tabungan Rakyat Makassar.Skripsi Studi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar. Dibimbing oleh Pembimbing I Sutardjo Tui dan Pembibing II Masrullah.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peranan penilaian prinsip 5C PT. Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Tabungan Rakyat Makassar. Penelitian ini menggunakan jenis kualitatif deskriptif, teknik pengumpulan data dengan metode wawancara, observasi, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukan bahwa dalam pemberian pembiayaan Hal yang paling utama dipertimbangkan yaitu penilaian terhadap prinsip 5C (Character, capacity, capital, collateral, dancondition) karena aspek ini adalah aspek yang berperan penting dalam menilai calon debitur dan sangat berperan dalam menentukan layak atau tidaknya pemohonan peminjaman untuk disetujui guna meminimalisir risiko kerugian.

(10)

x ABSTRACT

MUHAMAD RIJALUL FIKRI, 2021. The Role of 5C Principles Assessment of PT. Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Tabungan Rakyat Makassar. Thesis

Management Study, Faculty of Economics and Business, Muhammadiyah University Makassar. Supervised by mentor I Sutardjo Tui and mentor II Masrullah.

This study aims to determine the role of 5C Principles Assessment of PT. Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Tabungan Rakyat Makassar. This research uses descriptive qualitative type, data collection techniques with interview, observation, and documentation methods. The results show that in providing financing, the most important thing to consider is the assessment of the 5C principle (Character, capacity, capital, collateral, and condition) because this aspect is an aspect that plays an important role in assessing prospective borrowers and plays a very important role in determining whether or not an application is appropriate loans to be approved in order to minimize the risk of loss.

(11)

xi DAFTAR ISI

SAMPUL...i

HALAMAN JUDUL...ii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iii

LEMBAR PERSETUJUAN ... Error! Bookmark not defined. LEMBAR PENGESAHAN...v

SURAT PERNYATAAN...vi

KATA PENGANTAR ...Error! Bookmark not defined.ii ABSTRAK ... ix

ABSTRACT ... x

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xiiiii

DAFTAR GAMBAR ... xiviv

BAB IPENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ...1

B. Rumusan Masalah ...4

C. Tujuan Penelitian ...4

D. Manfaat Penelitian ...5

BAB IITINJAUAN PUSTAKA ... 6

A. Prinsip 5C ...6

B.Dimensi 5C ...7

C. Pembiayaan ...12

D. Unsur Pembiayaan ...13

E.Jenis - Jenis Pembiayaan ...14

F. Tujuan Pembiayaan ...19

G. Prosedur Pemberian Pembiayaan Bank ...20

H. Penelitian Terdahulu ...22

(12)

xii

BAB III METODE PENELITIAN ... 26

A. Jenis Penelitian ...26 B.Fokus Penelitian ...26 C. Lokasi Penelitian ...27 D. Sumber Data ...27 E. Pengumpulan Data ...28 F. Instrumen Penelitian ...29

G. Tehnik Analisis Data ...30

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 33

A.Gambaran PT. Bank BPR Tabungan Rakyat ...33

B. Hasil Penelitian ...47 C.Pembahasan ...61 BAB V PENUTUP ... 65 A. Kesimpulan ...65 B. Saran ...65 DAFTAR PUSTAKA ... 67 LAMPIRAN

(13)

xiii

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu 22

Tabel 4.1 Kegiatan Perusahaan 46

(14)

xiv

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran 25

(15)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Di era globalisasi seperti sekarang ini, banyak sekali masyarakat yang mulai mengembangkan skill atau keahliannya dalam bidang kewirausahaan. Namun dalam hal ini keuangan yang kurang menjadi kendala utama yang dikeluhkan. Oleh karena itu semakin berkembangnya usaha tidak akan pernah lepas dari kebutuhan akan pertambahan dana baik yang diperoleh dari perorangan atau yang bergabung dalam suatu badan usaha. Dalam hal ini perbankan merupakan salah satu sektor utama yang memberikan peran dalam perkembangan dan kesuksesan pembangunan perekonomian yaitu dengan cara menghimpun dan menyalurkan dana kepada masyarakat dalam berbagai produk yang ditawarkan sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Menurut Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 pasal 1 ayat (2) mengenai Perbankan, pengertian Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat melalui bentuk kredit dana atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka menaikkan taraf hidup masyarakat. Dalam menyalurkan pembiayaan atau dana kredit, tentu saja pembiayaan yang diberikan oleh pihak bank tidak selalu berjalan sesuai dengan apa yang diharapkan, tentu akan ada risiko-risiko yang muncul dan harus ditanggung oleh pihak Lembaga Keuangan. Salah satu risiko yang akan muncul yaitu pembiayaan yang dilakukan oleh nasabah namun tidak dikembalikan oleh nasabah. Dalam hal ini maka perlu adanya analisis kredit atau pembiayaan sebelum pembiayaan diberikan untuk mengetahui keberhasilan aktivitas

(16)

dalam penyaluran kredit atau produk pembiayaan dan meminimalisir atau menekan kemungkinan risiko-risiko yang terjadi dalam pembiayaan.

Pembiayaan atau financing merupakan dana yang diberikan oleh pihak lembaga keuangan yang menyediakan produk pembiayaan seperti Bank kepada pihak nasabah yang membutuhkan danaguna mendukung suatu investasi yang sudah ditetapkan, baik dilakukan perorangan atau dilakukan oleh kelompok. Dengan arti lain pembiayaan yaitu penyaluran dana dilakukan guna mendukung investasi yang ditetapkan. Bank dalamkegiatan pembiayaan berperan untuk menunjang dalam keberlangsungan roda kegiatan Bank, apabila pengelolaannya baik dan begitu juga sebaliknya, jika dikelola dengan tidak baik maka akan menimbulkan kerugian bagi bank itu sendiri.

Analisis pembiayaan merupakan salah satu faktor yang menjadi pendukung dalam hal pemberian pembiayaan kepada calon nasabah. Analisis yang mendalam terhadap pembiayaan yang dilakukan oleh nasabah perlu dilakukan agar tidak salah memilih dalam memberikan suatu pembiayaan sehingga pembiayaan yang diberikan kembali terbayar kesepakatantenor dan segala ketentuan sudah disepakati pada awal perjanjian pembiayaan. Jika pembiayaan diberikan tanpa dilakukan analisis maka akan mudah sekali bagi calon nasabah melakukan pembiayaan tanpa data yang jelas yang berujung pada tidak tercapainya tujuan bersama antara lembaga dan nasabah. Salah satu prosedur pemberian pembiayaan yang harus dilakukan oleh lembaga keuangan seperti bank yaitu menganalisa pembiayaan dengan menggunakan prinsip 5C. Prinsip 5C yaitu kegiatan penilaian terhadap beberapa aspek, tahap, dan aturan suatu lembaga untuk

(17)

menentukan layak atau tidaknya permohonan pembiayaan yang bertujuan untuk menilai kesediaan dan kemampuan calon debitur dalam mengembalikan pinjaman pokok beserta bunganya atau memenuhi kewajibannya sesuai dengan isi perjanjian kredit. Penilaian dengan prinsip 5C terdiri dari penilaian terhadap watak atau karakter, kemampuan, modal, jaminan dan kondisi ekonomi calon nasabah.

Dalam melakukan penyaluran kredit atau pembiayaan, setiap lembaga keuangan dalam hal ini perbankan harus lebih teliti dalam penyaluran dana yang disalurkan agar bisa digunakan sesuai permintaan dalam pengajuan pembiayaan, serta bisa mengembalikan kewajiban pengembalian yang jelas bagi lembaga keuangan. Perlunya kehati-hatian ini diperintahkan secara tegas sebagaimana telah di atur dalam pasal 29 ayat (3) Undang-Undang Perbankan yang menentukan bahwa dalam memberikan kredit atau pembiayaan dan melakukan kegiatan usaha lainnya, bank wajib menempuh cara-cara yang tidak merugikan bank dan kepentingan nasabah yang mempercayakan dananya kepada bank. Salah satu hal yang dapat merugikan suatu lembaga adalah pembiayaan bermasalah, pembiayaan bermasalah merupakan pembiayaan yang pada mulanya terjadi wanprestasi (ingkar janji), keadaan dimana nasabah tidak mampu dan tidak mau menepati kewajiban pembiayaan Yang sudah disepakati sesuai dengan perjanjian yang tertera dalam perjanjian pembiayaan (Khotibul Umam dan Setiawan Budi Utomo, 2016: 206).

Bank BPR tabungan rakyat merupakan salah satu lembaga keuangan perbankan yang melakukan penghimpunan dana kepada masyarakat dalam bentuk tabungan dan deposito kemudian menyalurkan dana tersebut kepada

(18)

masyarakat dalam bentuk pinjaman berupa kredit. Bank BPR Tabungan Rakyat melalui fungsi intermediasinya telah banyak membantu masyarakat terutama pada Usaha Kecil dan Mikro (UKM). Dalam hal pemberian kredit atau pembiayaan sangat perlu dilakukan analisis terhadap calon nasabah yang akan menjadi nasabah untuk menghindari hal-hal yang dapat merugikan lembaga keuangan. Analisa kredit atau pembiayaan sangat penting sekali untuk dilakukan sebagai penunjang dalam menentukan layak atau tidaknya pembiayaan yang diajukan dan sebagai bahan acuan yang bisa dijadikan tolak ukur besarnya jumlah dana yang akan diberikan.

Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul sebagai berikut: “Peranan Penilaian Prinsip 5C Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Tabungan Rakyat Makassar” B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana peranan penilaian prinsip 5C (Character, Capacity, Capital, Collateral, dan Condition) pada PT. Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Tabungan Rakyat Makassar ?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, Penulis dalam melakukan penelitian ini memiliki tujuan yaitu untuk mengetahui peranan penilaian prinsip 5C (Character, Capacity, Capital, Collateral, dan Condition) pada PT. Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Tabungan Rakyat Makassar.

(19)

D. Manfaat Penelitian

Ada dua manfaat yang dapat diperolah dalam penelitian ini, yaitu manfaat teoritis dan manfaat praktis:

1. Manfaat teoritis

Hasil penelitian memberikan edukasi pemikiran secara teoritis dan konseptual dalam perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan khususnya dibidang ilmu manajemen yang berhubungan dengan peranan penilaian prinsip 5C.

2. Manfaat praktis

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan masukan, bahan evaluasi dan pertimbangan bagi instansi khususnya mengenai peranan penilaian prinsip 5C PT. Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Tabungan Rakyat Makassar dan sebagai bahan bacaan atau literatur bagi penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan penelitian ini.

(20)

6 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Prinsip 5C

Muhammad (2005:60) mendenifisikan prinsip merupakan suatu pedomandasar yang dijadikan sebagai pentunjuk dalam melakukan suatu tindakan.Sedangkan 5C yaitu alat ukur dalam menganalisa calon nasabah yang melakukan pengajuan pembiayaan yang digunakan oleh Perbankan dengan melihat aspek 5C (character, capacity, capital, collateral, dan

condition).

Penyaluran produk kredit kepada calon nasabah, perbankan atau lembaga keuangan atau pasti mempunyai kebijakan-kebijakan dan aturan yang harus dipenuhi oleh calon debitur dan proses tahapan-tahapan pembiayaan yang harus dilalui sebelum pemberian produk pembiayaan. Sebagaimana telah diatur dalam pasal 29 ayat (3) Undang-Undang Perbankan menentukan bahwa dalam memberikan produk pembiayaan atau kredit berdasarkan prinsip bank syariah dan melakukan kegiatan usaha lainya, bank wajib menempuh cara-cara yang tidak merugikan bank dan kepentingan nasabah yang mempercayakan dananya kepada pihak bank (Muhammad 2005:54). Menggunakan prinsip 5C untuk menganalisis dalam pemberian pembiayaan merupakan Salah satu tahapan pemberian pembiayaan yang harus dilalu oleh pihak i bank guna menyalurkan pembiayaan yang efektif. Analisis pembiayaan ini adalah kegiatan penilaian dilakukan pihak lembaga keuangan terhadap calon debitur layak atau tidaknya dalam pemberian pembiayaan.

(21)

Dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan prinsip 5c adalah suatu pedoman yang digunakan dalam sektor perbankan untuk menilai pengajuan kredit dari calon debitur. Prinsip 5C lah yang dijadikan acuan penilaian baik secara kualitatif maupun kuantitatif bagi bank untuk bisa mendapatkan data yang diperlukan guna memberikan pembiayaan yang efektif yaitu mampu dilunasi oleh debitur pada waktu yang telah ditentukan.

B. Dimensi 5C

Menurut (Khotibul Umam dan Setiawan Budi Utomo, 2016: 215-216) dalam hal pemberian pembiayaan, pihak Lembaga Keuangan selalu melakukan analisis penilaian terhadap calon nasabah sebelum memutuskan memberikan pembiayaan terhadap calon debitur yang dikenal dengan prinsip 5C yaitu:

1. Character (Analisis Karakter)

Character berkaitan dengan karakter dan keyakinan Perbankandalam

pemberian pembiayaan kepada nasabah mempunyai karakter, mental dan sikap bertanggung jawab, khususnya pada pembiayaan yang diberikan.

Characterini merupakan faktor kunci dalam pemberian pembiayaan

walaupun calon debitur tersebut mampu menyelesaikan hutang atau masalah pembiayaannya. Namun, kalau calon nasabah tidak memiliki etika yang baik, maka akan timbul masalah yang dapat merugikan bagi perbankan. Adapun hal-halmengenai karakter calon nasabah dapat di gambarkan sebagai berikut:

a. Memeriksa riwayat hidup calon debitur

b. Melakukan verifikasi data calon debitur dengan melakukan interview c. Bank Indonesia checking dan meminta informasi antara bank untuk

(22)

mengetahui apakah calon debitur terdapat pembiayaan bermasalah terhadap bank lain

d. Meneliti reputasi calon nasabah tersebut dilingkungan usahanya

e. Mencari dan Meneliti kehidupan sosial, tempat tinggal, tempat usaha, tentang hobi dan gaya hidup calon debitur.

2. Capacity (kemampuan)

Capacity yaitu penilaian pihak Lembaga keuangan terhadap

kemampuan calon nasabah dalam menjalankan usahanya untuk memperoleh laba yang di harapkan. Selain itu berfungsi untuk mengukur kemampuan calon debitur yang melakukan pembiayaan untuk melunasi kewajiban utang-utangnya tepat waktu.Adapun pendekatan untuk mengukurcapacity calon debitur antara lain:

a. Pendekatan historis yaitu pendekatan yang dilihat dari performance, apakah nasabah mengalami perkembangan dalam usahanya dari waktu ke waktu.

b. Pendekatan yuridis merupakan pendekatan untuk mengetahui calon debitur apakah mempunyai kemampuan untuk mewakili badan usaha yang diwakilinya guna mengadakan perjanjian pembiayaan kredit dengan bank.

c. Pendekatan finansial yaitu pendekatan yang menggambarkan latar belakang dari segi pendidikan pengurus usaha, profesional, dan teknologi yang digunakan dalam berusaha.

d. Pendekatan manajerial yaitu pendekatan yang menilai kemampuan dan keterampilan nasabah dalam melaksanakan fungsi-fungsi manajemen dalam mengurus usaha.

(23)

e. Pendekatan teknis yaitu pendekatan yang menilai calon debitur dalam hal mengelola faktor-faktor produksi seperti keuangan, tenaga kerja, bahan baku, mesin peralatan produksi dan kemampuan merebut pasar. 3. Capital (Permodalan)

Modal merupakan faktor yang mempengaruhi besar kecilnya kredit yang diberikan oleh pihak bank kepada calon debitur.penilaian pihak Lembaga keuangan terhadap jumlah kemampuan modal, Semakin besar modal sendiri yang dimiliki calon debitur atau perusahaan, maka semakin besar pula pembiayaan yang diberikan dan juga membuktikan bahwa kesungguhan calon debitur dalam menjalankan usahanya dan pihak perbankan akan merasa lebih yakin dalam menyalurkan pinjaman kredit kepada calon debitur tersebut karena kemampuan modal menggambarkan tanggung jawab debitur dan sebagai alat pihak bank dalam menganalisa pemberian kredit.

Adapun pendekatan untuk mengukurcapacity calon debitur antara lain: a. Laporan Keuangan Nasabah

Memeriksa dan meneliti laporan keuangan nasabah sangat penting dalam menentukan pemberian pembiayaan dikarenakan jangan sampai calon nasabah yang mengajukan pembiayaan terlilit hutang piutang baik di non lembaga keuangan maupun dilembaga keuangan yang dapat menimbulkan masalah baru ketika pihak bank memberikan pembiayaan. b. Uang Muka

Dalam hal calon debitur adalah perorangan dan tujuan penggunanya jelas, misal pembiayaan seperti untuk pembelian rumah, tanah, dan lain-lain, maka analisis capital dapat diartikan seperti jumlah

(24)

uang yang dibayarkan calon debitur kepada pengembang dan uang muka yang telah disiapkan. Semakin besar jumlah uang muka yang di bayar oleh calon debitur untuk membeli rumah, tanah dan lain-lain, maka semakin meyakinkan bagi bank pembiayaan yang diberikan atau disalurkan kemungkinan lancar.

4. Collateral (jaminan)

Collateralyaitu penilaian pihak Lembaga keuangan terhadap

barang-barang jaminan yang diserahkan oleh calon nasabah sebagai jaminan terhadap pembiayaan yang diterimanya dan Penilaian jaminan ini meliputi: jenis jaminan, lokasi jaminan, bukti kepemilikan dan status hukum jaminan. Penilaian jaminan ini sebagai alat bank untuk mengukur keseriusan calon debitur dan sebagai antisipasi risiko-risiko kredit macet yang muncul dikemudian hari.

Agunan merupakan pertahankan yang dimiliki oleh pihak bank selaku pemberi kredit. Oleh karena itu, penilaian suatu agunan harus juga memperhatikan kondisi bangunan dan lokasinya di masa depan disamping faktor marketablitas agunan tersebut pada saat penilaian. Adapun gambaran mengenai hal tersebut dikenal dengan MAST:

a. Marketability(pemasaran)

Agunan yang diterima oleh pihak bank yang mudah untuk diperjual belikan dengan harga yang selalu menarik dan dengan harga yang berkembang dan meningkat dari waktu ke waktu.

b. Ascertainabilityofvalue(kepastian nilai)

Agunan yang diterima oleh pihak bank memiliki kekuatan harga yang pasti.

(25)

c. Stabilityofvalue(stabilitas nilai)

Agunan yang diberikan atau diserahkan ke pihak bank memilik standar harga yang stabilsehingga ketika agunan tersebut dijual, mendapatkan hasil penjualan bisa mengcover kewajiban nasabah. d. Transferability(transfer)

Agunan yang diterima pihak bank yaitu agunan yang mudah untuk dipindah tangankan dan mudah untuk di pindahkan dari tempat satu ke tempat lain.

5. condition of economies (kondisi ekonomi)

Menganalisis Condition yaitu memberikan penilaian terhadap kondisi perekonomian makro dan berpengaruh terhadap perkembangan usaha calon nasabah. Pihak perbankan juga akan melihat faktor-faktor yang memberikan dampak negatif dari kacamata yang sama. Mereka harus sama melihat gejala makro tersebut apakah dapat memberikan keberhasilan kepada calon nasabah atau debitur sesuai bidang usahanya atau tidak. Terlepas dari ketepatan analisa, pihak lembaga keuangan yang menganalisa pemohon calon debitur harus melakukan analisa yang konkret dan memberikan kredit dengan dasar yang kuat. Inilah yang harus dipegang agar tidak terjadi kredit macet. Adapun gambaran mengenai hal tersebut seperti:

a. Keadaan konjungtur atau naik turunnya kemajuan dan kemunduran ekonomi yang selalu berubah tiap waktu ke waktu.

b. Kebijakan pemerintah c. Keadaan ekonomi global

(26)

C. Pembiayaan

Pembiayaan, secara luas berarti financing atau pembelanjaan, yaitu pendanaan yang disalurkan untuk mendukung usaha yang telah direncanakan, baik dilakukan sendiri maupun dijalankan oleh kelompok. Dalam arti sempit, pembiayaan dipakai untuk mendefinisikan pendanaan yang dilakukan oleh lembaga pembiayaan, seperti bank kepadanasabah. (Muhammad, 2005:304).

Pembiayaan mempunyai arti menyalurkan fasilitas penyediaan dana untuk memenuhi kebutuhan dana pihak-pihak yang membutuhkan pendanaan. (Khotibul Umam dan Setiawan Budi Utomo, 2016: 133-134). Pembiayaan adalah pendanaan yang diberikan oleh lembaga keuangan atau bank untuk mendukung investasi kepada debitur atau nasabah yang telah direncanakan dalam membangun usaha baik yang direncanakan perorangan ataupun secara lembaga atau kelompok. Dengan kata lain pembiayaan sebagai pendanaan untuk mendukung investasi.

Pembiayaan secara sederhana juga dapat diartikan sebagai penyaluran dana dari pihak pemilik dana kepada pihak yang memerlukan dana (Ismail, 2016:93). Pembiayaan dalam arti lain merupakan penyedia pinjaman dan tagihan yang dapat disamakan dengan itu, berdasarkan perjanjian atau kesepakatan pinjam-meminjam antara bank dengan perusahaan dan dengan lembaga keuangan lainya yang membutuhkan dana yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi utang sesuai kesepakatan dan tenor yang di tentukan dengan imbalan atau bagi hasil.

Dari pengertian yang telah dipaparkan diatas dapat di simpulkan bahwa pembiayaan adalah suatu perjanjian antara pemberi dana atau pinjaman

(27)

(bank) dengan pihak peminjam dana (debitur) yang mewajibkan pihak calon debitur untuk melunaskan kewajibannya sesuai dengan perjanjian dan kesepakatan yang berlaku dan yang sudah ditentukan.

D. Unsur Pembiayaan

Pembiayaan pada dasarnya menyalurkan dana yang diberikan oleh pihak lembaga keuangan kepada calon debitur atas dasar kepercayaan. Hal ini berarti dalam pemberian pembiayaan harus benar-benar diyakini bahwa calon debitur atau calon nasabah yang telah diberikan pembiayaan dapat bekerja sama dalam dalam menunaikan kewajibannya sebagai debitur.

Unsur pembiayaan adalah suatu alat ukur atau aspek–aspek yang harus diperhatikan dalam pemberian pembiayaan kepada calon debitur sehingga meyakinkan bank bahwa calon debitur mampu membayar atau mengembalikan dana yang telah pihak bank berikan. Adapun unsur-unsur pembiayaan, antara lain:

1. Kepercayaan

Bank mempercayai atau menyakini bahwa dana yang telah diberikan mampu dibayar atau dikembalikan oleh debitur sesuai perjanjian dan kesepakatan. Keyakinan tersebut sudah di berikan sebelum dana dicairkan dengan melakukan pendekatan dan penelitian yang mendalam tentang debitur.

2. Kesepakatan

Kesepakatan dilakukan oleh bank dan calon debitur yang disepakati melalui perjanjian materiil yang ditandatangani oleh pihak bank dan calon debitur.

(28)

3. Jangka waktu

Jangka waktu diberikan kepada debitur untuk mengembalikan atau membayar kembali dana yang telah diberikan, jika pembiayaan tersebut bermasalah dalam artian debitur tidak mampu membayar kembali dana tersebut maka debitur akan mendapatkan denda atau jaminan akan dilelang.

4. Risiko

Bank menanggung risiko yang besar apabila debitur tidak mampu membayar dan mengembalikan dana secara rutin dan lancar dan menyebabkan pembiayaan bermasalah. Jangka waktu pemberian pembiayaan mempengaruhi risiko, semakin lama jangka waktu yang diberikan maka semakin besar risiko yang ditanggung oleh bank.

5. Balas jasa

Dalam pembiayaan visi dan misi Bank harus tercapai dalam memberikan pembiayaan tentu ingin mendapatkan laba dari bagi hasil yang harus dibayar atau dikembalikan oleh debitur atau nasabah.

E. Jenis - Jenis Pembiayaan

Dalam pemberian pembiayaan pihak bank atau lembaga keuangan lainya memberikan pinjaman sesuai dengan keinginan dan kebutuhan kepada calon nasabah atau calon debitur. Ada beberapa macam jenis pembiayaan, antara lain (Ismail,2011:105):

1. Pembiayaan dilihat dari tujuan penggunaan

Dilihat dari tujuan penggunaan, pembiayaan dibagi menjadi tiga jenis yaitu pembiayaan investasi, modal kerja dan konsumsi. Perbedaan masing-masing jenis pembiayaan disebabkan karna adanya perbedaan tujuan

(29)

penggunaannya. Perbedaan ini juga akan mempengaruhi pencairan, pembayaran angsuran dan jangka waktunya.

a. Pembiayaan Investasi

Diberikan kepada nasabah untuk pengadaan barang-barang modal (aset tetap) yang mempunyai nilai ekonomis lebih dari satu tahun.

b. Pembiayaan Modal Kerja

Digunakan untuk memenuhi kebutuhan modal kerja yang biasanya habis dalam siklus satu usaha. Pembiayaan modal kerja ini diberikan dalam jangka pendek yaitu selama-lamanya satu tahun. Kebutuhan yang dapat dibiayai dalam pembiayaan ini antara lain: kebutuhan bahan baku, biaya upah, pembelian dagangan, dan kebutuhan dana lain yang sifatnya hanya digunakan selama satu tahun, serta kebutuhan dana yang diperlukan untuk menutupi piutang perusahaan.

c. Pembiayaan Konsumsi

Diberikan kepada nasabah untuk membeli barang-barang untuk keperluan pribadi dan tidak untuk keperluan usaha.

2. Pembiayaan dilihat dari jangka waktunya

Pembiayaan dilihat dari jangka waktu merupakan pembiayaan yang setiap kredit atau pembiayaan memiliki jangka waktu pengembalian yang disesuaikan dengan kebutuhan. Pembiayaan berdasarkan jangka waktunya antara lain:

a. Pembiayaan jangka pendek

Pembiayaan jangka pendek diberikan dengan jangka waktu maksimal satu tahun. Pembiayaan jangka pendek biasanya diberikan untuk membiayai modal kerja perusahaan yang mempunyai siklus

(30)

usaha dalam satu tahun, dan pengembaliannya diserahkan sesuai kemampuan nasabah.

b. Pembiayaan Jangka Menengah

Pembiayaan jangka menengah diberikan dengan jangka waktu satu tahun hingga tiga tahun. Pembiayaan ini dapat diberikan dalam bentuk pembiayaan modal kerja, investasi dan konsumsi.

c. Pembiayaan jangka panjang

Pembiayaan jangka panjang diberikan dengan jangka waktu lebih dari tiga tahun. Pembiayaan ini pada umumnya diberikan dalam bentuk pembiayaan investasi, misalnya pembelian gedung, pembiayaan proyek, pengadaan mesin dan peralatan, yang nominalnya besar serta biaya konsumsi yang nilainya besar, misalnya pembiayaan yang dilakukan untuk membeli rumah.

3. Pembiayaan dilihat dari sektor usaha

Pembiayaan dilihat dari sektor usaha merupakan Penyaluran dana kepada pihak nasabah yang membutuhkan modal dana untuk memulai dan mengembangkan sektor usahanya. Adapun jenis-jenis pembiayaan yang dilihat dari sektor usaha antara lain:

a. Sektor Industri

Pembiayaan yang diberikan kepada nasabah yang bergerak dalam sektor industri, yaitu sektor usaha yang mengubah bentuk dari pembiayaan bahan baku menjadi barang jadi atau mengubah suatu barang menjadi barang lain yang memiliki manfaat yang lebih tinggi. Beberapa contoh sektor industri antara lain industri elektronik, pertambangan, kimia dan tekstil.

(31)

b. Sektor perdagangan

Pembiayaan ini diberikan kepada pengusaha yang bergerak dalam bidang perdagangan, baik perdagangan kecil, menengah dan besar. Pembiayaan ini diberikan dengan tujuan untuk memperluas usaha nasabah dalam usaha perdagangan, misalnya untuk memperbesar penjualan atau memperbesar pasar.

c. Sektor Pertanian, peternakan, perikanan dan perkebunan

Pembiayaan ini diberikan dalam rangka meningkatkan hasil dari sektor pertanian, peternakan, perikanan dan perkebunan.

d. Sektor jasa

Beberapa faktor jasa yang dapat diberikan pembiayaan oleh bank yaitu jasa pendidikan, jasa rumah sakit, jasa angkutan dan perumahan. 4. Pembiayaan dilihat dari segi jaminan

Pembiayaan pada dasarnya diberikan atas dasar kepercayaan. Dengan demikian hal ini berarti yang diberikan dana harus benar-benar dapat mengembalikan dana sesuai syarat dan ketentuan yang berlaku. Adapun jenis-jenis pembiayaan yang dilihat dari segi jaminan, antara lain: a. Pembiayaan dengan jaminan

Pembiayaan dengan jaminan merupakan jenis pembiayaan yang didukung dengan jaminan atau agunan yang cukup. Jaminan ini terdiri dari:

1) Jaminan perorangan, merupakan jenis pembiayaan yang didukung dengan jaminan seseorang atau badan usaha sebagai pihak ketiga yang bertindak sebagai penanggung jawab apabila terjadi wanprestasi dari pihak nasabah.

(32)

2) Jaminan benda berwujud, yaitu jaminan kebendaan yang terdiri dari barang bergerak maupun tidak bergerak, misalnya kendaraan bermotor, mesin dan peralatan, inventaris kantor, dan barang dagangan. seperti tanah, gedung yang berdiri diatas tanah, sebidang tanah tanpa gedung.

3) Jaminan benda tidak berwujud, antara lain promes atau surat sanggup bayar, obligasi, saham dan surat berharga lainnya yang dapat diikat dengan cara pemindah tanganan.

b. Pembiayaan tanpa jaminan

Pembiayaan tanpa jaminan merupakan pemberian yang diberikan kepada nasabah tanpa didukung adanya jaminan. Pembiayaan ini diberikan oleh bank atas dasar kepercayaan. Pembiayaan tanpa jaminan ini risikonya tinggi karena tidak ada pengaman yang dimiliki oleh bank apabila nasabah wanprestasi.

5. Pembiayaan dilihat dari segi jumlahnya

Pembiayaan dilihat dari segi jumlahnya adalah pembiayaan yang diberikan oleh pihak bank atau lembaga keuangan lainnya kepada nasabah atau calon debitur berdasarkan jumlah kebutuhannya, adapun jenis pembiayaan dari segi jumlahnya antara lain:

a. Pembiayaan retail, merupakan pembiayaan yang diberikan kepada individu atau usaha dengan skala usaha sangat kecil.

b. Pembiayaan menengah, merupakan pembiayaan yang diberikan kepada pengusaha yang level menengah, dengan batasan antara Rp.350.000.000 hingga Rp. 500.000.000.

(33)

nasabah dengan jumlah nominal yang besar dan di peruntukkan kepada nasabah korporasi.

F. Tujuan Pembiayaan

Pembiayaan mempunyai tujuan yang sangat penting untuk membantu nasabah atau masyarakat dalam meningkatkan kesempatan kerja dan meningkatkan kesejahteraan bagi perekonomian masyarakat, Suatu bank dalammemberikan pembiayaan kepada para debitur pasti mempunyai tujuan yang tidak terlepas dari misi Bank tersebut(Veithzal Rivai dan Arifiyan Arifin, 2010:490), antara lain:

1. Mencari Keuntungan, yaitu untuk memperoleh hasil dalam bentuk bagi hasil atau margin yang diterima oleh bank sebagai balas jasa dan biaya administrasi pembiayaan yang diberikan kepada nasabah.

2. Membantu usaha nasabah yang memerlukan dana, baik dana investasi maupun untuk modal kerja.

3. Membantu pemerintah agar semakin banyak pembiayaan yang diberikan oleh pihak perbankan, mengingat semakin banyak pembiayaan yang disalurkan kepada masyarakat maka akan berdampak kepada pertumbuhan diberbagai sektor.

4. Membuka lapangan kerja baru, artinya dengan adanya pemberian kredit atau pembiayaan maka otomatis membuka sektor-sektor usaha baru dan menyerap tenaga kerja.

(34)

G. Prosedur Pemberian Pembiayaan Bank

Dalam pemberian pembiayaan tentu ada prosedur-prosedur yang harus dilalui dalam proses pemberian pembiayaan atau kredit, yaitu sebagai berikut: 1. Persiapan Pembiayaan

Persiapan pemberian pembiayaan adalah kegiatan tahap utama, yaitu pengumpulan informasi calon debitur dalam proses pemberian kredit atau pembiayaan. Tahap ini sangat penting karena calon debitur yang baru pertama kali mengajukan kredit atau pembiayaan pada bank yang bersangkutan. Dalam hal ini bank akan mengumpulkan informasi berupa indentitas calon debitur baik dengan cara wawancara maupun meminta bahan tertulis secara langsung kepada calon debitur atau berasal dari sumber lain.

2. Analisis Pembiayaan

Dalam menganalisa dan menilai calon debitur pembiayaan dibahas sebagai aspek yang menyangkut berbagai keadaan aspek usaha calon debitur. Pembahasan ini dilakukan untuk meneliti apakah usaha calon nasabah memenuhi aspek-aspek prinsip 5C atau tidak. Aspek-aspek yang dibahas dan dinilai oleh analisis kredit pada tahap ini antara lain sebagai berikut: aspek manajemen dan organisasi, aspek pemasaran, aspek teknis Aspek keuangan, aspek yuridis atau hukum, dan aspek sosial ekonomi. 3. Analisis Pembiayaan dalam Praktik

Analisis pembiayaan dan penilaian dalam praktik yang dilakukan oleh

accountofficerdari suatu lembaga keuangan atau bank yang level jabatanya

sebagai level seksi atau bagian dan bahkan level jabatan tim yang bertugas menganalisa permohonan kredit atau pembiayaan.

(35)

Analisis pembiayaan dilakukan dengan tujuan pembiayaan yang telah diberikan agar mencapai keamanan dan meminimalisir kredit atau pembiayaan bermasalah. Artinya, pemberian pembiayaan tersebut harus diterima pengembaliannya secara tertib, teratur, lancar, dan tepat waktu sesuai kesepakatan atau perjanjian antara pihak lembaga keuangan atau bank dengan calon nasabah sebelum menerima dan menggunakan pembiayaan. Adapun langkah penting dalam merealisasi pembiayaan yang dilakukan oleh pihak bank atau lembaga keuangan yang bertugas sebagai pelaksana pembiayaan antara lain:

a. Menilai kelayakan usaha calon debitur atau peminjam

b. Menekan risiko akibat pembiayaan bermasalah atau tidak terbayarnya pembiayaan

c. Menghitung kebutuhan pembiayaan yang layak diberikan.

Tujuan utama dari analisis pemohon pembiayaan ini adalah untuk memperoleh keyakinan dari calon nasabah apakah mempunyai kemauan dalam memberikan atau mengembalikan pembiayaan secara tertib, aman dan teratur sesuai kesepakatan antara calon debitur dan pihak bank.

d. Keputusan Pembiayaan

Atas dasar laporan hasil analisis pembiayaan, pihak pemutus atau pemberi kebijakan pembiayaan adalah pejabat-pejabat yang mempunyai wewenang memberi pembiayaan apakah pemohon tersebut layak atau tidaknya untuk diberikan pembiayaan atau pinjaman. Apabila permohonan tersebut layak untuk diberikan (seluruhnya atau sebagian), segera tetapkan dalam surat keputusan pembiayaan yang biasanya

(36)

disertai persyaratan tertentu. H. Penelitian Terdahulu

Untuk menghindari kesamaan judul dari penelitian sebelumnya, maka penulis melakukan tinjauan empiris yang berhubungan dengan perananan penilaian prinsip 5C Bank BPR tabungan rakyat, dalam penelitian ini penulis akan memberikan paparan pembahasan sebagai berikut:

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

No Nama

Peneliti

Judul Penelitian Metode Penelitian Hasil Penelitian 1. Okta Rian Basori dan Sulistya Dewi Wahyuningsi h (2018) Analisis Penilaian Prinsip 5C dalam pemberian kredit terhadap Non perfomingLoan guna menilai tingkat kesehatan Bank pada PT. BPR Harta SwadiriPandaan Metode Kualitatif

Hasil penelitian ini adalah tingkat kolekblitas (NPL) di PT. BPR Harta SwadiriPandaan pada tahun 2015-2017 mengalami peningkatan karena disebabkan kurang teliti dan selektif petugas AO calon debitur. Selain itu, dari segi pengendalian internal harus membentuk Tim seksama layak tidaknya kredit diberikan. 2. Nurul Ikhwan, Raymond,Di an Lestari Siregar (2016) AnalysisOfIplem entations 5C Aspects On BankingCreditDi stribution In Batam Metode Kuantitatif

Hasil penelitian ini adalah ditemukan bahwa adanya iplementasi untuk seluruh variabel 5C pada penyaluran kredit perbankan di kota Batam serta itikad dan tanggung

(37)

jawab serta komitmen pembayaran

merupakan informasil awal karakter UMKN dalam pengajuan kredit usha perbankan di kota Batam. 3. Regilia Asri Cahyaningty as dan Akhmad darmawan (2019) Pengaruh 5C terhadap pemberian kredit (Studi Kasus Koperasi Pegawai Telkom Puwekerto) Metode kuantitatif

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa

character, capacity, capital, collateral, dan conditionofeconomy

secara parsial tidak mempunyai pengaruh terhadap pemberian kredit. 4. Nanik Eprianti (2019) Penerapan prinsip 5C terhadap Non PerformingFinan cing (NPF) Metode Kualitatif

Hasil penelitian ini adalah perbankan yang ingin menekankan tingkat NPF harus memperhatikan prinsip 5C dan menganalisa kredit harus mengutamakan kualitas bukan kuantitas. 5. Siti Raesa Rizki P (2019) Penerapan Prinsip 5C terhadap Pengambilan Keputusan Kredit pada PT. BRI Unit Handil Bakti Barito Kuala

Metode Deksriptif Kualitatif

Hasil penelitian ini adalah prinsip 5C perlu diterapkan dalam pengambilan keputusan kredit PT.BRI Unit Handil Bakti mengalami kenaikan tiap bulanya yang di dukung karena adanya kenaikan jumlah nasabah yang cukup besar tiap bulannya. Untuk itu prinsip 5C harus diterapkan semaksimal mungkin

(38)

agar PT. BRI Unit Handil Bakti dapat selektif dalam menilai calon debitur sehingga dapat menekan kredit bermasalah atau NPL seminimal mungkin. I. Kerangka Pemikiran

Kerangka pemikiran disusun untuk memberikan gambaran mengenai alur penelitiaan yang akan dilakukan nantinya. Penelitian ini menganalisis prinsip 5C yaitu penilaian terhadap calon nasabah dengan character

(watak),capacity(kemampuan), capital (permodalan), collateral (jaminan) sertacondition(kondisi usaha) pada Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Tabungan Rakyat Makassar.Guna untuk mengetahui Peranan penilaian prinsip 5C untuk menentukan layak atau tidaknya calon debitur untuk mendapatkan pemberian pembiayaan yang efektif.

Dalam kaitannya dengan uraian diatas maka disajikan kerangka konsep yang digunakan dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:

(39)

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran PRINSIP 5C CHARACTER CAPACITY CAPITAL CAPITAL COLLATERAL CONDITION PT. BANK BPR MAKASSAR

(40)

26 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif deskriptif. Penelitian deskriptif yaitu penelitian yang menghasilkan data-data dekskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati (Lexy J Moleong,2014:4). Studi deskriptif sering didesainuntuk mengumpulkan data yang menjelaskan ciri-ciri seseorang, kejadian atau situasi (Ghozali, 2013:90). Dari definisi tersebut mendorong peneliti untuk melakukan penelitian kualitatif karena metode ini dapat memberikan informasi kepada peneliti sebuah gambaran detail tentang aspek yang relevan dengan fenomena mengenai perhatian dari perfektif seseorang (Suharso, 2009:8).

Pendekatan kualitatif yang digunakan dalam penelitian ini untuk menggali secara lebih mendalam tentang Peranan penilaian prinsip 5C PT. Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Tabungan Rakyat Makassar. Dengan pendekatan ini lebih leluasa mengkaji, bagaimana peranan penilaian prinsip 5C PT. Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Tabungan Rakyat Makassar.

B. Fokus Penelitian

Fokus penelitian berfungsi sebagai pembatasan mengenai objek yang akan diteliti selain itu agar peneliti tidak terjebak pada banyaknya data yang diperoleh atau di temukan di lapangan atau tempat penelitian guna memilih dan mendapatkan data yang relevan dan data yang tidak relevan.

Dalam penelitian ini yang menjadi fokus penelitian adalahPeranan penialaian prinsip 5C PT. Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Tabungan Rakyat Makassar.Guna mendalami fokus penelitian tersebut dalam penelitian ini

(41)

menggunakan metode kualitatif. Penelitian menggunakan metode kualitatif dipilih karena fenomena yang diamati perlu pengamatan terbuka yang memiliki tujuan mengeksplorasi pengalaman seseorang ketika mengalami suatu fenomena sehingga objek atau masalah tersebut dapat dipilih dan dibuka sehingga tercapai suatu pemahaman yang ada.

C. Lokasi Penelitian

Lokasipenelitian sangat penting dalam penelitian metode kualitatif yang penelitian ini dilakukan di PT. Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Tabungan Rakyat Makassar di Jalan Pengayoman Komplek Pasar Segar Blok RB. 21 Kota Makassar Telp. (0411) 4663434 Fax. (0411) 4663361 Makassar 90222 E-mail : bpr_btr@yahoo.com.

D. Sumber Data

Sumber data yang dimaksud dalam penelitian ini adalah seseorang atau lebih yang dipilih menjadi narasumber atau responden yang memberikan informasi. Adapun sumber data yang digunakan dalam penelitian, yaitu: 1. Sumber data primer

Sumber data primer yaitu data yang didapat dari hasil wawancara langsung dengan managercredit, AccountOfficer (AO), dan Costumer

Cervise PT. Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Tabungan Makassar.

2. Sumber data sekunder

Sumber data sekunder yaitu data yang didapatkan dari pihak lain yang dapat dijadikan pendukung dan pelengkap sumber data primer. Data sekunder yang diperlukan misalnya tentang profil perusahaan, struktur organisasi, perkembangan perusahaan dilihat dari dokumen atau penelitian sebelumnya.

(42)

E. Pengumpulan Data

Prosedur pengumpulan data merupakan salah satu bagian terpenting dalam penelitian, Guna mendapatkan data yang yang akurat dan

kredibeldengan demikian peneliti menggunakan beberapa metode dalam

proses pengumpulan data. 1. Metode Observasi.

Secara luas, observasi atau pengamatan berarti setiap kegiatan untuk melakukan pengukuran, atau bisa juga diartikan pengamatan dengan menggunakan indera penglihatan yang berarti tidak mengajukan pertanyaan-pertanyaan (Irawan Soehartono, 2004:63).

Jenis-jenis observasi dapat dibedakan dalam dua bentuk, yaitu:

a. Participant observer, yaitu suatu bentuk observasi dimana pengamat (observer) secara teratur berpartisipasi dan terlibat dalam kegiatan yang diamati.

b. Non-participant observer, yaitu suatu bentuk observasi dimana pengamat (peneliti) tidak terlibat langsung didalam kegiatan kelompok, atau dapat juga dikatakan pengamat tidak ikut serta dalam kegiatan yang diamanatinya (A.Muri Yusuf, 2016:384).

Dalam hal ini peneliti melakukan observasi partisipasi untuk terlibat secara langsung dan mengamati gejala-gejala yang ada untuk memperoleh data yang lebih lengkap dan akurat.Dengan metode ini penulis melakukan observasi dengan melihat dan mencermati bagaimana peranan penilaian prinsip 5C PT. Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Tabungan Rakyat.

(43)

Wawancara merupakan tehnik pengumpulan data dengan caramelakukan wawancara dengan narasumber yang berkaitan dengan penelitian untuk menggali lebih banyak informasi. Dalam penelitian inipenulis melakukan wawancara terstruktur sesuai dengan pedoman wawancara.Wawancara yang dilakukan yaitu terkait dengan bagaimana peranan penilaian prinsip 5C PT.Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Tabungan Rakyat Makassar.

3. Metode Dokumentasi.

Dokumentasi merupakan sumber data yang digunakan untuk melengkapi penelitian, baik berupa sumber tertulis, film, gambar (foto), dan karya-karya monumental, yang semuanya itu memberikan informasi bagi penelian ( Sugiyono, 2008 : 233-234).

Dalam metode pengumpulan data ini peneliti menggunakan arsip-arsip, catatan-catatan, dokumen-dokumen dan semua sumber tertulis lainnya dan juga foto-foto yang berkaitan dengan penelitian ini agar lebih membantu dan memudahkan mendapatkan temuan informasi data.

F. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan peneliti dalam mengumpulkan data yang diteliti dan untuk mengukur nilai variable yang diteliti (Burgin, 2014:133).Instrumen yang dimaksud yaitu kamera, telepon genggam (recorder), pensil, ballpoint, buku.Kamera digunakan ketika penulis melakukan observasi untuk mereka kejadian yang penting pada suatu peristiwa baik dalam bentuk foto maupun video.Recorder digunakan untuk merekam suara ketika melakukan pengumpulan data baik saat wawancara,

(44)

observasi dan sebagainya, sedangkan buku, pulpen dan ballpoint digunakan untuk mencatat informasi atau data yang didapatkan dari narasumber.

Dalam penelitian kualitatif segala sesuatu yang akan dicari dari objek belum jelas dan pasti masalahnya, sumber datanya, hasil yang diharapkan semua belum jelas. Kerangka atau rancangan penelitian masih bersifat sementara dan akan berkembang setelah peneliti memasuki objek penelitian. G. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data adalah proses penyusunan data agar dapat ditafsirkan. Menyusun berarti menggolongkannya dalam pola, tema dan kategori.Tafsiran atau interprestasi artinya memberikan makna kepada analisis, menjelaskan pola atau kategori, mencari hubungan antara berbagai konsep (Elvinaro Ardianto, 2011: 215).

Pada jenis penelitian kualitatif ini, pengelolaan data tidak harus dilakukan setelah data terkumpul atau pengelolaan data selesai. Peneliti dapat kembali ke tempat penelitian untuk mencari tambahan data jika dianggap dan dibutuhkan untuk diolah kembali. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan tehnik analisis pengolahan data yang mencakup tiga kegiatan utama, yaitu: 1. Reduksi Data (data reduction)

Reduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya. Ketika penulis melakukan penelitian tentu saja akan mendapatkan data yang banyak dan relatif beragam. Itu sebabnya perlu dilakukan analisis data melalui reduksi data. Dengan demikian, data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya dan mencarinya apabila

(45)

diperlukan. Data yang diperoleh dalam penelitian ini ditulis dalam bentuk laporan atau data yang terperinci.

2. Penyajian Data (display data)

Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah penyajian data.Teknik penyajian data dilakukan dalam berbagai bentuk seperti tabel, grafik dan sejenisnya.Namun dalam penelitian kualitatif yang paling sering digunakan untuk menyajikan data adalah dengan teks narartif.Dengan demikian, penyajian data dalam penelitian ini menggunakan penyajian data dengan teks yang bersifat naratif.Data yang disajikan berbentuk rangkuman secara deskriptif dan sistematis dari hasil yang diperoleh sehingga fokus penelitian dapat diketahui dengan mudah.

Penyajian data yang baik merupakan langkah penting dalam mencapai analisis kualitatif yang akurat dan handal. Dalam melakukan penyajian data tidak semerta-merta menggambarkan secara naratif, akan tetapi disertai dengan proses analisis penelitian secara terus menerus sehingga dapat menarik kesimpulan sesuai data yang ditemukan dan melakukan verifikasi. 3. Penarikan Kesimpulan (verification)

Tahap ini merupakan tahap penarikan kesimpulan dari semua data yang diperoleh sebagai tahap hasil dari penelitian. Sebelum melakukan penarikan kesimpulan terlebih dahulu melakukan reduksi data dan penyajian data serta penarikan kesimpulan dari kegiatan-kegiatan meneliti sebelumnya.

Penarikan kesimpulan yaitu hasil penelitian yang menjawab fokus penelitian berdasarkan hasil analisis data.Kesimpulan dalam penelitian ini dapat menjawab rumusan masalah yang sudah dirumuskan sejak awal,

(46)

Namun bisa saja tidak, karena masalah dalam rumusan masalah masih bersifat sementara dan berkembang saat penelitian dilakukan dilapangan.Penarikan kesimpulan ini disajikan dalam bentuk deskriptif objek penelitian dengan berpedoman pada kajian penelitian (Imam Gunawan, 2007:210-212). Setelah melakukan verifikasi maka dapat dilakukan penarikan kesimpulan berdasarkan hasil penelitian yang digambarkan atau dalam bentuk narasi dan masuk pada tahap akhir dari kegiatan analisis pengolahan data.

4. Triangulasi

Pengecekan keabsahan data dapat dilakukan dengan tehnik triangulasi keabsahan data. Triangulasi yaitu tehnik yang memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai perbandingan terhadap data itu(Lexy J. Moleong, 2001: 247). Ada 3 macam triangulasi sebagai berikut :

a. Triangulasi sumber data, triangulasi ini membandigkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui sumber berbeda dalam metode kualitatif.

b. Triangulasi metode, triangulasi ini menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda.

c. Triangulasi Teori, triangulasi ini berdasarkan anggapan bahwa fakta tertentu tidak dapat diperiksa derajat kepercayaan dengan satu atau lebih teori tetapi tetapi hal itu dapat dilakukan, dalam hal ini dinamakan penjelasan banding.

(47)

33 BAB lV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran PT. Bank BPR Tabungan Rakyat

Hasil penelitian dan pembahasan skripsi mengenai mekanisme dalam pembahasan tentang gambaran dari PT. Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Tabungan Rakyat Makassar.

1. Profil Lokasi Penelitian

Tahun pendirian usaha, tahun 1994 dengan akta notaris SistkeLimowa, S.H., No. 168 tanggal 22 April 1992 dan akta perubahan terakhir dengan akta notaris Mardiana Kadir, S.H., No. 235, tanggal 19 Juli 2012, dengan pengesahan oleh Menteri Kehakiman dan HAM Republik Indonesia No. AHU-AH.01.10-24987. Pada tahun 2016 pengurus PT. Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Tabungan Rakyat terdiri dari 2 (dua) orang direksi dan 2 (dua) orang komisaris, berdasarkan RUPS tanggal 24 Juni 2016 dan telah di notariskan melalui akta notaris Mardiana Kadir, S.H., nomor 45 tanggal 28 Juni 2016, serta telah mendapat persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia (HAM) sesuai surat keputusan nomor AHU-0012505.AH.01.02 tanggal 30 Juni 2016. Dan juga surat persetujuan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) nomor S-149/KR.06/2016 tanggal 23 Agustus 2016.

Kegiatan operasional mulai: tanggal 28 Februari 1994 dengan izin dan keputusan Menteri Keuangan nomor: Kep-050/KM.17/1994 tanggal 28 Februari 1994 dan akuisisi tahun 2012: nomor akta 189 tanggal 11 Juni 2012. Ijin usaha:

(48)

a. Menteri Kehakiman dan HAM Republik Indonesia No. AHU-AH.01.10-24987.

b. Menteri Keuangan Nomor: Kep-050/KM.17/1994 Tanggal 28 Februari 1994.

c. Surat Izin Walikota No. 503/20666/IG-B/09/BPTPM Tentang Izin Gangguan Walikota Makassar, berlaku mulai 05 Oktober 2016 s/d 05 Oktober 2021.

d. Tandadaftar perusahaan Perseroan Terbatas (PT) No. 503/15629/TDPPT B/09/KPAP, Nomor TDP 202316418678, berlaku s/d 05 oktober 2021.

Bank Perkreditan Rakyat (BPR) merupakan lembaga keuangan bank yang dimana tugas dan fungsi bank sama mengacu pada undang-undang perbankan nomor 7 tahun 1992 diubah menjadi no 10 tahun 1998. BPR Tabungan Rakyat merupakan perusahaan perbankan yang terdaftar dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Bank Indonesia (BI) dan lembaga yang dijamin oleh perusahaan asuransi simpanan oleh Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), serta dibawa naungan Asosiasi Yayasan Persatuan Bank Perkreditan Rakyat Indonesia (Perbarindo) Sulawesi Selatan.

Adapun alamat lokasi tempat penelitian adalah di Jalan Pengayoman Komp. Pasar Segar Blok RB. 21 Kota Makassar Telp. (0411) 4663434 Fax. (0411) 4663361 Makassar 90222 E-mail : bpr_btr@yahoo.com .

(49)

Gambar 4.1 Lokasi Penelitian 2. Visi dan Misi Perusahaan

a. Visi Bank BPR Tabungan Rakyat Makassar

1) Menjadi lembaga keuangan mikro yang lebih baik dan selalu melakukan perubahan.

2) Lebih terpercaya dan independent. 3) Mengutamakan pelayanan professional. b. Misi Bank BPR Tabungan Rakyat Makassar

Tumbuh bersama meningkatkan kesejahteraan dan perekonomian serta mendukung permberdayaan UMKM. Professional dan terpercaya dalam pelayanan serta memberikan konstribusi kepada masyarakat maupun kepada pemerintahan daerah.

(50)

3. Struktur Perusahaan

KONTROL INTEREN

Iin Parlina**

Adm. Kredit UMUM/SDM & IT MANAGER KREDIT/BISNIS MANAGER PEMASARAN

Asnawi*** H. Nooralim Budhijaya, S.E**

PEMBK/ANLS SATPAM Koor. Collection & Legal MARK. KREDIT BARU/SRVYR

Dini Dzuqni Utami, SE H. Muh. Hamka M. Tika, ST.,MM*

APPRAISAL SOPIR AO & COLLECTING KM PEMASARAN DANA

*/** Akhiruddin Slamet

Syamsul Rahman

OB Sahabuddin, S.E

Yohanes

AO & COLLECTING KB

Keterangan Budi Nugraha

Garis Komando Susilawati

Garis Koordinasi Makassar, Juni 2020

Rangkap Jabatan Komisaris, Direktur Utama,

COLLECTING DH */**/***

Tembusan :- Dewan Komisaris Keterangan :

- Arsip + penambahan peg.

Ir. Eddy Salim - Pengurangan Peg. Ir. Eddy Salim (Komisaris)

STRUKTUR ORGANISASI PT. BANK PERKREDITAN RAKYAT TABUNGAN RAKYAT

PERIODE JUNI 2020 PEMEGANG SAHAM

Ir. Eddy Salim (PSP 97,07%) RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM (RUPS)

Drs. H. Muchtamar S, MM & Hj. Zamzam (PS-2,93%)

H. Muh. Idrus (PS-50%)-PJS DEWAN KOMISARIS

Drs. H. Muchtamar Sanrang, MM (Komisaris Utama) (-)

DIREKTUR UTAMA Halida Sasmita, S.T.,MM*

DIREKTUR OPERASIONAL/DIR.BISNIS (PJS) DIREKTUR BISNIS

Yuli Fitriani, S.km*

*

PENGAWAS BG. OPERASIONAL

CUSTUMER SERVICE Siska, S.Adm Riska Putri M*

(51)

4. Job Description

a. Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS)

Merupakan posisi tertinggi dalam perusahaan dikarenakan PT. Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Tabungan Rakyat Makassar berbentuk perseroan terbatas dengan kepemilikan saham oleh beberapa orang pemegang saham. Biasanya Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) diadakan minimal satu tahun sekali.

b. Dewan Komisaris

1) Mengawasi pelaksanaan tugas dewan direksi serta memberikan nasehat atas pelaksanaan tugas dewan direksi tersebut.

2) Anggota dewan komisaris mempunyai hak untuk memeriksa buku-buku, surat-surat, serta kekayaan perusahaan.

3) Memberhentikan salah seorang dari anggota direksi ataupun semua anggotanya karena alasan-alasan tertentu.

4) Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), khususnya diadakan untuk menentukan apakah anggota direksi yang telah diberhentikan akan terus diberhentikan akan terus diberhentikan atau dikembalikan pada posisi semula.

c. Direktur Utama

1) Mempertanggungjawabkan kekayaan perusahaan. 2) Mengikat perusahaan sebagai jaminan

3) Mengadakan rapat apabila dalam anggaran dasar tidak ditetapkan cara lain dalam pelaksanaannya.

4) Memimpin dan mengelola perusahaan sehingga tercapai tujuan perusahaan.

(52)

5) Memperoleh, mengalihkan dan melepaskan hak atas barang-barang tak bergerak atas nama perusahaan.

6) Berhak mengangkat seorang kuasa atau lebih dengan syarat-syarat dan kekuasaan yang ditentukan secara tertulis tertulis.

7) Bertanggung jawab atas operasional perusahaan, khususnya yang berhubungan dengan pihak eksternal perusahaan.

d. Kontrol Intern

1) Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan tugas dalam kantor. 2) Memeriksa administrasi keuangan bank.

3) Meneliti kebenaran dan kelengkapan laporan-laporan keuangan terutama neraca dengan perhitungan rugi atau laba.

4) Mengadakan pengawasan terhadap pelaksanaan tata kerja dan prosedur dari unit-unit kerja di kantor menurut ketentuan yang berlaku serta menilai efektifitas atas pelaksanaan tata kerja tersebut.

5) Mengawasi penyusunan rencana kerja bank termasuk anggaran dan belanja bank.

6) Memperbarui sistem pembukuan sesuai dengan perkembangan bank serta menyesuaikan struktur organisasi sehubungan dengan perkembangan usaha bank.

e. Direktur Operasional / Direktur Kepatuhan (PJS)

1) Merencanakan, melaksanakan dan mengawasi seluruh pelaksanaan operasional bank.

1) Membuat strategi dan pemenuhan target bank dan cara mencapai target tersebut.

(53)

4) Mengecek, mengawasi dan menentukan semua kebutuhan dalam proses operasional bank.

5) Mengawasi seluruh karyawan apakah tugas yang dilakukan sesuai dengan standar operasional bank.

6) Membuat laporan kegiatan untuk dilaporkan kepada direktur utama. f. Pimpinan Bagian Operasional dan Personalia

1) Membuat anggaran tenaga kerja yang diperlukan.

2) Membuatjobanalysis, jobdescription, danjobspecification. 3) Menentukan dan memberikan sumber-sumber tenaga kerja.

4) Mengurus dan mengembangkan proses pendidikan karyawan bank. 5) Mengurus seleksi karyawan baru.

6) Mengurus soal-soal pemberhentian (pensiun). 7) Mengurus soal-soal kesejahteraan karyawan bank. g. Admin Kredit

1) Membuat surat perjanjian kredit, nota pencairan dan daftar angsuran nasabah bank.

2) Mencairkan kredit nasabah bank.

3) Menginventaris data nasabah sampai dengan merapikan data jaminan nasabah.

4) Membuat daftar asuransi nasabah bank yang plafon kreditnya sudah cair.

5) Menghitung total transaksi pembayaran kredit yang disetorkan oleh

(54)

h. Pembukuan/ Accounting

1) Mencatat atau membukukan saldo nasabah giro jika ada penyetoran dan atau penarikan dana rekening nasabah tersebut.

2) Untuk menentukan besar kecilnya dana yang dibayarkan ke nasabah. 3) Memberikan konfirmasi kepada pihak marketing mengenai data-data

nasabah yang kurang.

4) Membuat neraca harian dan laporan keuangan bulanan.

i. Customer Service

1) Melayani pendaftaran produk bank dan membantu menjawab pertanyaan nasabah mengenai produk atau jasa yang ada di bank bersangkutan.

2) Menyelesaikan permasalahan atau komplain dari nasabah yang merasa tidak puas terhadap layanan atau produk bank.

3) Melayani dan memenuhi harapan nasabah dengan memberikan pelayanan yang cepat dan tepat.

4) Melakukan beberapa pekerjaan administrasi seperti melakukan sistem filying atas berkas-berkas yang ada dalam tanggung jawab bank bersangkutan dengan benar dan rapi agar dapat dengan cepat ditemukan ketika suatu saat diperlukan.

j. Teller

1) Sesuai kuasa bank melakukan penerimaan setoran tunai maupun cek atau bilyet giro bank lain atau penarikan pembayaran yang dilakukan nasabah sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

(55)

2) Membuat laporan penerimaan maupun pengeluaran (tunai atau tidak), membuat rekapitulasi harian dan perincian jumlah yang ada dalam kas.

3) Mengadakan pengontrolan secara ketat terhadap posisi kas dan surat

berharga agar tercatat dan terkontrol.

4) Meminta bagian umum untuk melakukan pencairan tunai, kliring, incaso, dan transfer surat berharga yang tepat waktu dengan persetujuan kepala bagian operasional

k. Bagian Umum

1) Menginvestasikan dan menyediakan sarana kebutuhan perusahaan. 2) Membukakan pengadaan atau pembelian perlengkapan kantor agar

tetap terawat dan dapat digunakan secara efektif.

3) Membina dan menciptakan suasana kerja yang baik dan memberikan dorongan kepada karyawan agar tetap konsisten dalam melaksanakan pekerjaan.

4) Menginventariskan masalah kepegawaian dan mengajukan usulan perbaikan laporan tertulis kepada direksi.

5) Mempersiapkan, membayar dan membukukan gaji dan honor kepada karyawan dan pihak lainnya atas persetujuan direksi.

l. Satpam

1) Bertanggung jawab kepada kepala cabang dalam hal keamanan. 2) Mengawasi dan menjaga keamanan dari kegiatan operasional kantor. 3) Selalu waspada terhadap kemungkinan terjadinya kejahatan yang

(56)

m. Driver (Sopir)

1) Menunjang kelancaran transportasi yang diperlukan kantor. 2) Mengurus dan merawat mobil agar tetap bersih dan siap pakai. 3) Melaporkan kerusakan kendaraan agar segera dilakukan perbaikan. n. Clening Servis / Office Boy

1) Menjaga kebersihan kantor secara keseluruhan. 2) Membantu menyimpan arsip dan dokumen nasabah. o. Direktur Bisnis

1) Meriset pasar, mencari peluang nasabah baru, dan menjaga hubungan dengan para debitur.

2) Menyusun dan mempresentasikan rencana pengembangan bisnis bank.

3) Melakukan riset perkembangan bisnis perusahaan secara berkala.

p. ManagerCredit

1) Membuat usulan rancangan pemasaran kepada direksi.

2) Memantau secara terus menerus efektivitas dan kolektifitas pembiayaan.

3) Melaksanakan supervisi program pembiayaan dan pemasaran

4) Memonitor lalu lintas jatuh tempo deposito dan tabungan besar, serta mengadakan pendekatan ulang dan mengoptimalkan jaringan atau hubungan dengan nasabah.

5) Bertanggungjawab terhadap kolektibilitas nasabah yang dipromosikan dan atau dibawah pembinaannya sebagai senior

accountofficer.

(57)

pembiayaan yang diberikan. Dalam rangka pengamanan terhadap pembiayaan pada unit yang ada dibawah supervisinya.

7) Melaksanakan koordinasi terhadap setiap pelaksanaan tugas-tugas pemasaran dan pembiayaan dari unit yang ada dibawah supervisinya sehingga dapat memberikan pelayanan kebutuhan perbankan kepada nasabah secara efektif dan efesien.

8) Melakukan monitoring, evaluasi, review dan supervisi terhadap setiap pelaksanaan tugas dari fungsi pemasaran dan pembiayaan dalam rangka pengamanan terhadap pembiayaan yang diberikan.

9) Menyusun strategi, planning dan melakukan pemasaran atau solidaritas nasabah baik dalam rangka keuntungan sumber dana maupun alokasi pembiayaan secara efektif dan efesien serta terarah, baik melalui database maupun jaringan nasabah.

q. Analisis Kredit

1) Menganalisis data pinjaman dan pernyataan keuangan perorangan atau perusahaan, untuk menentukan tingkat risiko mereka, yang berkaitan dengan perpanjangan kredit atau peminjangan uang.

2) Membuat perbandingan keuangan menggunakan program bank, untuk mengevaluasi keadaan keuangan bank.

3) Berkonsultasi dengan klien untuk memberikan solusi keluhan mereka, dengan memeriksa transaksi keuangan dan kredit mereka.

4) Menyiapkan laporan, yang isinya termasuk tingkat risiko yang berkaitan dengan perpanjangan kredit atau peminjangan uang. 5) Membandingkan catatan likuiditas, profitabilitas, dan kredit suatu

Gambar

Tabel 2.1   Penelitian Terdahulu       22
Gambar 2.1                           Kerangka Pemikiran        25
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran PRINSIP 5C CHARACTER CAPACITY CAPITAL CAPITAL COLLATERAL CONDITION PT
+5

Referensi

Dokumen terkait

metode tadrij , dimana proses pembelajaran diberikan secara bertahap atau berangsur-angsur. Adapun dalam penelitian kali ini peneliti mengambil obyek penelitian di MA NU

Demikian keterangan ini kami buat dengan sebenarnya termasuk bahwa kami tidak melakukan [elanggaran Hask Atas Kekayaan lntelektual antara lain seperti Hak Cipta,

The animals not known whether GDNF can prevent the delayed neuro- were sacrificed at 2 (six animals in hGDNF model and four nal death induced by transient ischemia. In the

A web interface that enables user-friendly spatiotemporal queries is implemented at the front- end, while a series of data mining functionalities extracts aggregated

(2) Besaran Tarif Pelayanan Penunjang Medik tercantum dalam Lampiran V yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Bupati ini.

 Digunakan untuk mencatat pengakuan beban perjalanan dinas dalam rangka kegiatan rapat, seminar, dan sejenisnya yang dilaksanakan di luar

Persoalan kajian telah diubahsuai berdasarkan kepada persoalan kajian asal (Davis et al. , 2007) yang dijadikan rujukan adalah seperti berikut: (1) Adakah perisian kursus

Metode penelitian ini dilakukan dengan pendekatan studi kasus. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi atas sarana air bersih perdesaan,