• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Hasil penelitian yang akan diuraikan pada bab ini adalah penyebab

kecemasan menghadapi menstruasi pada remaja putri SD kelas VI di

Kecamatan Luhak Nan Duo, Kabupaten Pasaman, Padang Tahun Ajaran

1. Hasil Analisis Data Penyebab Kecemasan Menghadapi Menstruasi

Penyebab kecemasan menghadapi menstruasi pada remaja putri SD

kelas VI di Kecamatan Luhak Nan Duo, Kabupaten Pasaman, Padang

tahun ajaran 2013/2014 diperoleh dengan mengkategorisasikan ke dalam

norma kategori rendah (0%-50%), sedang (50%), dan tinggi (50%-100%).

Tabel 4

Hasil Analisis Aspek Penyebab Kecemasan menghadapi Menstruasi pada Remaja Putri SD Kelas VI

Aspek Hasil Analisis

persentase

Gaya Hidup 42,66%

Pengetahuan 44%

Sikap 44%

Dukungan Keluarga 45,33%

Berdasarkan tabel 4 di atas, tampak bahwa ada 42,66% penyebab

kecemasan menghadapi menstruasi karena memiliki gaya hidup sehat yang

rendah. Remaja putri di Kecamatan Luhak Nan Duo, Kabupaten Pasaman,

Padang masih kurang dalam melakukan aktivitas kesehatan. Adanya

tugas-tugas yang memicu stress dan kegiatan sehari-hari membuat remaja putri

merasa lemas saat menstruasi. Hal ini lah yang menyebabkan remaja putri

mengalami kecemasan menghadapi menstruasi.

Ada 44% penyebab kecemasan menghadapi menstruasi karena

kurangnya pengetahuan remaja putri mengenai menstruasi. Remaja putri

tidak mengetahui banyak informasi tentang menstruasi. Kurangnya

fasilitas seperti buku-buku pengetahuan tentang menstruasi di rumah dan

mengalami kecemasan menghadapi menstruasi. Berarti bahwa sedikitnya

pengetahuan menyebabkan kecemasan menghadapi menstruasi.

Ada 44% penyebab kecemasan menghadapi menstruasi karena

bingung dengan sikap dan apasaja yang dilakukan menjelang menstruasi

dan saat menstruasi. Remaja putri yang lebih siap dalam menghadapi

menstruasi, dapat menyikapi menstruasi dengan baik. Bingung dengan

sikap dan apa saja yang harus dilakukan dalam menghadapi menstruasi

adalah salah satu faktor penyebab kecemasan menghadapi menstruasi pada

remaja putri.

Ada 45,33% penyebab kecemasan menghadapi menstruasi karena

kurangnya dukungan keluarga. Kesibukan orangtua dan kurangnya

pengetahuan orangtua mengenai menstruasi membuat remaja putri kurang

mengetahui berbagai informasi tentang menstruasi. Sehingga dukungan

keluarga merupakan penyebab kecemasan menghadapi menstruasi.

Berdasarkan hasil analisis data, disimpulkan bahwa penyebab

kecemasan menghadapi menstruasi pada remaja putri SD kelas VI di

Kecamatan Luhak Nan Duo, Kabupaten Pasaman, Padang ada empat

faktor, yaitu:

a. Gaya hidup

Gaya hidup yang menyebabkan kecemasan menghadapi

menstruasi pada remaja putri adalah banyaknya tugas-tugas yang

membuat mereka mengalami stress dan banyaknya kegiatan

Remaja putri akan mengalami siklus menstruasi yang tidak

teratur jika gaya hidupnya sering mengalami tekanan atau stres. Stres

atau tekanan yang dialami remaja putri dapat diperoleh dari

tugas-tugas, tekanan dari teman, keluarga, dan lain-lain. Sehingga terjadilah

pengeluaran hormone kortisol yang membuat menstruasi menjadi

tidak normal. Kondisi menstruasi yang tidak normal pada remaja putri

akan menyebabkan kecemasan menghadapi menstruasi.

b. Pengetahuan

Pengetahuan yang rendah mengenai menstruasi pada remaja

putri menyebabkan kecemasan menghadapi menstruasi. Pengetahuan

yang menyebabkan kecemasan menghadapi menstruasi adalah

kurangnya informasi mengenai seksualitas di rumah dan di sekolah

serta kurangnya pengetahuan tentang menstruasi, seperti bagaimana

cara mengganti pembalut, bagaimana cara menjaga kebersihan saat

menstruasi, seberapa sering pembalut harus diganti saat menstruasi,

dan bagaimana cara penghitungan siklus menstruasi.

Pengetahuan tentang reproduksi seperti yang telah disebutkan di

atas sangat diperlukan bagi remaja putri. Kurangnya pengetahuan

tentang menstruasi pada remaja putri akan berdampak terhadap

pembentukan sikap, dan kesiapan menghadapi menstruasi. Kurangnya

kesiapan menghadapi menstruasi akan menimbulkan kecemasan

menghadapi menstruasi. Di Kecamatan Luhak Nan Duo, Kabupaten

terhadap menstruasi. Remaja putri tidak mendapatkan pengetahuan

tentang menstruasi dari orangtua dan guru di sekolah. Remaja putri itu

sendiri juga tidak berusaha mencari berbagai pengetahuan tentang

menstruasi di berbagai media. Menjelang menstruasi, sebagian remaja

putri mengkonsumsi obat-obatan untuk menghilangkan rasa nyeri dan

mual. Sedangkan pada saat menstruasi remaja putri tidak

menggunakan pembalut tetapi menggunakan kain sebagai pembalut

agar menstruasi tidak tembus. Kain digunakan remaja putri sebagai

pembalut karena orangtua dan remaja putri itu sendiri tidak

mengetahui pengetahuan bagaimana menggunakan pembalut yang

benar. Orangtua menyarankan menggunakan kain saat menstruasi

karena orangtua mengangap penggunaan pembalut itu berbahaya.

Remaja putri dan orangtua tidak mengetahui bagaimana cara

penggunaan pembalut yang baik. Kurangnya pengertahuan ini

membuat remaja putri mengalami kecemasan menghadapi menstruasi.

c. Sikap

Sikap yang menyebabkan kecemasan menghadapi menstruasi

adalah sikap positif dan negatif. Remaja putri kurang bisa menyikapi

menstruasi sebagai hal yang positif dan kurang bisa menghindari

sikap-sikap negatif saat menstruasi. Remaja putri yang memiliki sikap

negatif terhadap menstruasi akan mengalami kecemasan. Remaja putri

dengan sikap positif terhadap menstruasi akan lebih sedikit mengalami

remaja putri tidak akan mengalami kecemasan menghadapi

menstruasi.

Sikap terhadap menstruasi mempengaruhi pengalaman pribadi

remaja putri terhadap menstruasi. Remaja putri di Kecamatan Luhak

Nan Duo, Kabupaten Pasaman, Padang mengembangkan sikap negatif

tentang menstruasi. Remaja putri Merasa malu dan menganggap

menstruasi adalah suatu penyakit. Remaja putri menganggap

menstruasi sebagai suatu penyakit karena remaja putri memiliki

pengetahuan yang rendah, sehingga merasa letih atau terganggu

dengan menstruasi. Pandangan negatif tentang menstruasi berlanjut

sampai menjelang dewasa.

d. Dukungan Keluarga

Dukungan keluarga sangat penting bagi remaja putri. Kurangnya

dukungan keluarga menyebabkan kecemasan menghadapi menstruasi

pada remaja putri. Dukungan keluarga yang menyebabkan kecemasan

menghadapi menstruasi adalah dukungan emosional, dukungan

penghargaan, dukungan instrumental, dan dukungan informatif.

Apabila ke empat dukungan keluarga tidak diperoleh oleh remaja

putri, maka menyebabkan kecemasan menghadapi menstruasi pada

remaja putri.

Remaja putri pada umumnya belajar tentang menstruasi dari

ibunya, tapi sayang tidak semua ibu memberikan informasi yang

secara terbuka. Hal ini menimbulkan kecemasan pada remaja putri,

bahkan sering tumbuh keyakinan bahwa menstruasi itu sesuatu yang

tidak menyenangkan atau serius. Di Kecamatan Luhak Nan Duo,

Kabupaten Pasaman, Padang, sebagian orangtua tidak memberikan

dukungan terhadap putrinya. Orangtua masih menganggap tabu bila

membicarakan menstruasi di dalam keluarga. Selain menganggap

tabu, pada dasarnya orangtua tidak memiliki pengetahuan tentang

menstruasi.

Adanya alasan di atas, peneliti akan membuatkan usulan

topik-topik bimbingan tentang menstruasi supaya mereka lebih nyaman dan

tidak mengalami kecemasan menghadapi menstruasi. Peneliti

membuat usulan topik bimbingan pribadi berdasarkan empat

penyebab kecemasan menghadapi menstruasi pada remaja putri yaitu

gaya hidup, pengetahuan, sikap, dan dukungan keluarga.

Hasil penelitian ini rupanya berbeda dengan dugaan awal

peneliti. Awalnya peneliti menduga faktor utama penyebab kecemasan

menghadapi menstruasi pada remaja putri karena rendahnya dukungan

keluarga. Berdasarkan hasil wawancara dengan orangtua (keluarga),

informasi yang diperoleh adalah rendahnya dukungan keluarga.

Perbedaan dugaan awal peneliti dengan hasil penelitian disebabkan

karena adanya kemungkinan yaitu kemungkinan remaja putri merasa

malu apabila kurang mendapat dukungan keluarga, sehingga

kecemasan menghadapi menstruasi. Tetapi yang menjadi faktor utama

penyebab kecemasan menghadapi menstruasi adalah gaya hidup.

Meskipun hasil penelitian berbeda dengan dugaan awal peneliti,

peneliti tetap berpegang pada data hasil penelitian. Namun setelah

dilakukan penelitian faktor penyebab kecemasan adalah gaya hidup.

2. Dasar Pembuatan Topik-topik Bimbingan Pribadi

Topik bimbingan yang diusulkan diperoleh berdasarkan item-item

yang terdapat dalam kuesioner penyebab kecemasan menghadapi

menstruasi. Data hasil penelitian yang akan digunakan sebagai dasar

pembuatan topik-topik bimbingan diperoleh dengan cara mengelompokan

item. Dari pengelompokan item tampaklah skor item-item yang rendah

yang menunjukkan penyebab kecemasan menghadapi menstruasi.

Item-item yang menunjukkan penyebab kecemasan menghadapi menstruasi

itulah yang dijadikan dasar pembuatan topik-topik bimbingan. Berikut

adalah rincian item-item yang rendah yang menunjukkan kecemasan

menghadapi menstruasi pada remaja putri sebagai dasar pembuatan usulan

Tabel 5

Item-item yang Menunjukkan Penyebab Kecemasan menghadapi Menstruasi pada Remaja Putri SD Kelas VI Di Kecamatan Luhak Nan Duo, Kabupaten

Pasaman, Padang Tahun Ajaran 2013/2014.

Aspek Indikator Item Jumlah

Skor Gaya Hidup Tugas-tugas yang memicu stress

12. Tugas yang terlalu banyak membuat saya capek

13. Saya malas mengerjakan tugas saat menstruasi 5 7 Pengeta huan Sumber Informasi yang diperoleh

27. Saya bertanya kepada ibu mengenai menstruasi

28. Saya membaca majalah dan koran di perpustakaan sekolah tentang

menstruasi 12 8 Sikap Positif (mendekati, menyayangi, mengharapka n)

30. Saya senang bila menstruasi datang 31. Saya bersemangat mengikuti

pelajaran saat menstruasi

9 4 Negatif (menjauh, menghindar, membenci, tidak menyukai)

33. Saat menstruasi saya mendekati teman-teman perempuan saja.

6

Tabel 5 di atas adalah item-item yang menunjukkan penyebab

kecemasan menghadapi menstruasi pada remaja putri yang digunakan

sebagai dasar pembuatan topik bimbingan pribadi. Dengan adanya topik

bimbingan pribadi yang dibuat oleh peneliti, diharapkan akan mengurangi

B. Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian, remaja putri SD kelas VI di Kecamatan

Luhak Nan Duo, Kabupaten Pasaman, Padang tahun ajaran 2013/2014 ada

empat faktor penyebab kecemasan menghadapi menstruasi pada remaja

putri, yaitu: gaya hidup, pengetahuan, sikap, dan dukungan keluarga.

Faktor utama penyebab kecemasan menghadapi menstruasi dalam

penelitian ini adalah gaya hidup. Hidup sehat berarti memperhatikan

kesehatan dan kualitas hidup baik yang disertai dengan membuat perubahan

kecil untuk menuju hidup yang lebih sehat. Selain itu, harus beristirahat

yang cukup dan mengelola stress. Hidup sehat termasuk juga dengan

menambah wawasan mengenai nutrisi, aktivitas fisik, hidrasi, dan

keseimbangan energi. Meluangkan waktu untuk aktivitas fisik yang teratur

seperti olah raga, memilih pola konsumsi yang kaya akan buah, sayur,

daging rendah lemak, produk susu rendah lemak, dan ikan. Memahami

kebutuhan energi dalam menyusun rencana makan yang seimbang antara

jumlah asupan kalori dengan kebutuhan aktivitas fisik guna memelihara

berat badan yang sehat. Memperhatikan label makanan untuk membuat

keputusan bijak dalam memilih makanan dan minuman. Hal tersebut di atas

tidak pernah dilakukan oleh remaja putri SD kelas VI Kecamatan Luhak

Nan Duo, Kabupaten Pasaman, Padang. Kurangnya memperhatikan pola

hidup sehat seperti makan-makanan yang sehat membuat remaja putri

mengalami rasa sakit pada saat menstruasi sehingga remaja putri mengalami

pusing dan mual yang dialami ketika menjelang menstruasi, saat menstruasi,

ataupun sesudah menstruasi. Adanya banyak tugas yang memicu stress dan

banyaknya kegiatan sehari-hari yang mereka lakukan saat menstruasi

menyebabkan kecemasan menghadapi menstruasi pada remaja putri.

Faktor ke dua penyebab kecemasan menghadapi menstruasi pada

remaja putri SD kelas VI di Kecamatan Luhak Nan Duo, Kabupaten

Pasaman, Padang adalah pengetahuan. Pengetahuan yang rendah tentang

menstruasi membuat remaja putri mengalami kecemasan menghadapi

menstruasi. Faktor yang mempengaruhi pengetahuan antara lain seperti

pendidikan, pengalaman, umur, pekerjaan, dan pendapatan informasi yang

di peroleh dari berbagai sumber, (Notoatmodjo, 2005).

Pengetahuan tentang menstruasi dan peran serta orangtua dalam

memberikan informasi mengenai menstruasi secara dini sangat penting.

Apabila remaja putri kurang mengetahui informasi mengenai menstruasi

maka remaja putri kurang memahami menstruasi dengan baik. Koff dan

Morison (dalam Fuhrmann, 1990) menjelaskan bahwa tinggi rendahnya

kecemasan menghadapi menstruasi dipengaruhi oleh pengetahuan yang

didapat tentang menstruasi dan faktor kesiapan menghadapi menstruasi.

Remaja putri yang kurang mendapat pengetahuan tentang menstruasi

menyebabkan adanya hambatan dalam memulai pembicaraan tentang

masalah seksualitas. Maseters, dkk (1992) menyatakan bahwa budaya timur

seperti ini menyebabkan banyak orangtua terutama ibu mengalami kesulitan

membicarakan masalah seksualitas dengan anak perempuannya.

Pengetahuan sangat penting dalam kehidupan sehari-hari. Menurut

Notoadmodjo (2005) pengetahuan merupakan hasil dari apa yang diketahui,

dan ini terjadi setelah seseorang melakukan penginderaaan terhadap suatu

obyek tertentu. Jadi pengetahuan yang baik tentang menstruasi sangat

penting agar remaja putri tidak salah mengartikan tentang menstruasi.

Pengetahuan tentang menstruasi seperti berapa lama siklus menstruasi

tersebut, dan apa saja yang dialami seorang wanita ketika mengalami

menstruasi. Dengan demikian agar remaja putri memiliki pengetahuan

tentang hal-hal tersebut perlu di berikan layanan bimbingan yang terkait

dengan pentingnya pengetahuan tentang menstruasi. Penelitian ini

membuktikan bahwa kurangnya pengetahuan yang dimiliki menyebabkan

remaja putri mengalami kecemasan menghadapi menstruasi

Faktor ke tiga yang menyebabkan kecemasan menghadapi menstruasi

pada remaja putri SD kelas VI di Kecamatan Luhak Nan Duo, Kabupaten

Pasaman, Padang adalah sikap. Hal ini berkaitan dengan pengetahuan yang

dimiliki oleh remaja putri. Sedikitnya pengetahuan yang dimiliki membuat

remaja putri tidak mengetahui sikap apa saja atau bagaimana menyikapi

menstruasi. Bingung dengan sikap yang dilakukan ketika menstruasi

membuat remaja putri mengalami kecemasan menghadapi menstruasi.

Faktor ke empat yang menyebabkan kecemasan menghadapi

membuat remaja putri mengalami kecemasan menghadapi menstruasi.

Keluarga adalah sumber informasi yang utama bagi remaja putri terutama

informasi mengenai menstruasi. Di Kecamatan Luhak Nan Duo, Kabupaten

Pasaman, Padang, sebagian masyarakat atau orangtua masih menganggap

tabu membicarakan tentang menstruasi dalam keluarga, sehingga remaja

putri kurang memiliki pengetahuan dan sikap yang cukup tentang

menstruasi. Kesiapan mental sangat diperlukan sebelum dan saat menstruasi

tiba. Untuk mempersiapkan mental yang cukup pada remaja putri, perlu

adanya dukungan keluarga. Kecemasan bukan merupakan suatu penyakit,

melainkan suatu gejala. Hal ini akan semakin parah apabila remaja putri

kurang memiliki pengetahuan yang cukup tentang menstruasi.

Pada umumnya remaja putri belajar mengenai menstruasi dari ibunya.

Dukungan orangtua terutama ibu sangat diperlukan guna membantu

pemahaman remaja putri mengenai menstruasi. Dukungan yang diberikan

kepada remaja putri saat menghadapi menstruasi dapat dilakukan dengan

memberikan dukungan emosional, informasi, dan penghargaan. Adanya

dukungan emosional pada saat menstruasi akan membuat remaja putri lebih

merasa diperhatikan. Perhatian orangtua merupakan salah satu faktor

psikologis bagi anak, apabila kebutuhan ini tidak terpenuhi menyebabkan

anak menjadi tidak tahu apa itu menstruasi dan tidak siap untuk

menghadapinya.

Conel (2006) menyatakan bahwa kecemasan akan berkurang apabila

menstruasi ditandai dengan munculnya gejala-gejala fisik,

pemikiran-pemikiran yang negatif dan perasaan yang tidak menyenangkan ketika

menstruasi. Kecemasan ini muncul karena remaja putri kurang

mempersiapkan diri dalam menghadapi menstruasi. Hasil penelitian yang

telah dilakukan menunjukkan bahwa kurangnya dukungan keluarga (ibu)

yang diterima subjek penelitian, menyebabkan kecemasan menghadapi

menstruasi pada subjek penelitian.

Ke empat aspek penyebab kecemasan menghadapi menstruasi (gaya

hidup, pengetahuan, sikap, dan dukungan keluarga) saling mempengaruhi.

Gaya hidup atau pola hidup sehat, dan pengetahuan mengenai menstruasi

diperoleh dari keluarga. Keluarga yang tidak memberikan dukungan pada

remaja putri, dapat memperngaruhi rendahnya gaya hidup sehat yang

dimiliki remaja putri. Ke empat aspek tersebut saling berkaitan dan dapat

menyebabkan kecemasan menghadapi menstruasi pada remaja putri.

Secara keseluruhan, sebagian besar remaja putri SD kelas VI di

Kecamatan Luhak Nan Duo, Kabupaten Pasaman, Padang mengalami

kecemasan menghadapi menstruasi karena dipengaruhi oleh beberapa faktor

penyebab kecemasan menghadapi menstruasi, yaitu gaya hidup,

pengetahuan, sikap, dan dukungan keluarga. Remaja putri sebaiknya

membekali diri dengan informasi yang cukup tentang menstruasi dan

membicarakan masalah menstruasi dengan keluarga (ibu) agar mendapatkan

informasi yang benar dan menjalani menstruasi dengan gaya hidup yang

C. Implikasi Hasil Penelitian Bagi Penyusunan Topik-topik Bimbingan

Dokumen terkait