• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN PUSTAKA

B. Penyebab Kecemasan

1. Pengertian Kecemasan

Kecemasan merupakan emosi yang tidak menyenangkan yang ditandai

yang kadang-kadang dialami oleh individu dalam tingkat yang

berbeda-beda (Atkinson dan Rita, 1993).

Kecemasan merupakan emosi yang dikarakteristikkan oleh keadaan

pemikiran dan pengantisipasian terhadap bahaya (Hurlock, 1980).

Menurut Nevid (2005) kecemasan merupakan suatu keadaan yang

merangsang fisiologis, perasaan tegang dan tidak menyenangkan, dan

perasaan aprehensif. Perasaan aprehensif adalah keadaan khawatir bahwa

sesuatu yang buruk akan terjadi. Kondisi yang tidak terkendali dan tidak

menyenangkan seperti sulit konsentrasi, khawatir, gelisah dan otot tegang.

2. Jenis-jenis Kecemasan

Gaundry (dalam Gunartomo, 2003) mengatakan bahwa secara

konseptual kecemasan dikenal dengan sifat kecemasan yang menunjukkan

keadaan emosional dan menetap dalam diri seseorang saat menilai situasi

dan kondisi yang sama. Kecemasan ini akan dialami oleh seseorang ketika

orang tersebut menilai keadaan yang pernah dialami sebelumnya sama

dengan keadaan yang dialami berikutnya, meskipun sebenarnya keadaan

yang dihadapi pada waktu yang berikutnya berbeda dengan keadaan yang

dialami pada waktu sebelumnya dan kecemasan yang dihadapi juga

Speilberger (dalam Slameto, 1995) membedakan kecemasan atas dua

bagian yaitu:

a. Kecemasan sebagai suatu sifat, yaitu kecenderungan pada diri seseorang

yang merasa terancam oleh sejumlah kondisi sebenarnya yang tidak

berbahaya.

b. Kecemasan sebagai suatu keadaan, yaitu suatu keadan atau kondisi

emosional sementara pada diri seseorang, yang ditandai dengan perasaan

tegang dan kekhawatiran yang dihayati secara sadar serta bersifat

subyektif, dan meningginya system saraf otonom simpatetik. Sistem saraf

Simpatetik bergerak satu unit. Saat terkena rangsangan emosional, saraf

simpatetik akan mempercepat detak jantung, memperlebar pembuluh darah

dari otot skeletal dan jantung, mempersempit pembuluh darah kulit dan

organ pencernaan, dan memproduksi keringat berlebih. Juga mengaktifkan

kelenjar endokrin tertentu sampai hormon pengeluaran selanjutnya

meningkatkan rangsangan.

Berdasarkan uraian diatas, peneliti menarik kesimpulan mengenai

jenis-jenis kecemasan. Jenis-jenis kecemasan yang dialami seseorang

biasanya seperti perasaan gelisah, yang berarti tidak tentram hatinya, selalu

merasa khawatir, tidak tenang, tidak sabar, dan cemas. Kegelisahan

merupakan ketentraman hati maupun perbuatan seseorang, merasa

hanya dapat diketahui dari gejala tingkah laku atau gerak gerik seseorang

dalam situasi tertentu. Gejala tingkah laku atau gerak-gerik itu umumnya

lain dari biasanya, misalnya berjalan mondar-mandir dalam ruang

tertentu sambil menundukkan kepala. Kegelisahan merupakan salah satu

ekspresi dari kecemasan. Karena itu dalam kehidupan sehari-hari,

kegelisahan juga diartikan sebagai kecemasan.

3. Gejala-gejala Kecemasan

Gejala kecemasan umumnya disertai oleh perubahan fisiologis, seperti

perubahan ekspresi wajah, muka tiba-tiba memerah, pupil mata membesar,

otot muka bergerak-gerak, perubahan gerak-gerik tubuh, menggigit-gigit

jari sendiri, dan macam-macam tingkah laku kompulsif, (Dirga Gunarsa

dan Gunarsa, 1995)

Gejala kecemasan secara fisik yang dapat dilihat oleh orang lain dan

dapat dirasakan oleh individu itu sendiri, antara lain: ujung-ujung jari

terasa dingin, pencernaan tidak teratur, detak jantung cepat, berkeringat

terlalu berlebihan, tidur tidak nyenyak, nafsu makan hilang, kepala pusing,

nafas sesak disebabkan karena detak jantung yang cepat. Gejala kecemasan

secara mental atau psikologis antara lain: merasa takut, merasa akan ada

bahaya, tidak bisa memusatkan perhatian, tidak berdaya, rendah diri, hilang

kepercayaan diri, tidak tentram, dan ingin lari dari kenyataan hidup

Gejala kecemasan secara fisiologis (fisik) yang dapat dirasakan oleh

individu sendiri menurut Fabella (1993) antara lain:

a. Nafsu makan yang hilang atau nafsu makan yang berlebihan

Kecemasan dapat menimbulkan nafsu makan semakin berkuang.

Seringkali seseorang merasa tidak nafsu makan walaupun tubuh

menuntut asupan makanan sebagai energi untuk beraktivitas. Nafsu

makan dapat berkurang karena stress. Stres sering berhubungan dengan

makan berlebih, tetapi fakta membuktikan bahwa banyak orang tidak

nafsu makan karena sedang mengalami stres. Stres menurunkan

keinginan dan minat orang terhadap makanan. Gangguan mood dan

depresi juga terkait dengan nafsu makan rendah.

Nafsu makan yang hilang berhubungan dengan perilaku makan

yang kadang ditentukan oleh kondisi lingkungan, sosial dan mental yang

dapat dikendalikan secara sadar misalnya kebiasaan makan dalam

sehari, makan karena kelezatan makanan yang disajikan dengan

meningkatkan selera, kondisi stress, cemas dan depresi yang dengan

mudah mengubah pola makan.

b. Gangguan pencernaan seperti sakit maag

Gangguan pencernaan atau sakit perut adalah istilah umum yang

menggambarkan ketidaknyamanan di perut bagian atas. Pada umumnya

berbahaya, melainkan beberapa gejala yang dialami, termasuk sakit

perut dan perasaan kenyang sebelum mulai makan. Gejala gangguan

sistem pencernaan dapat dirasakan sesekali atau sering setiap hari.

Gangguan sistem pencernaan merupakan gejala dari penyakit

pencernaan. Kelainan pada sistem pencernaan yang bukan disebabkan

oleh penyakit dapat diobati dengan perubahan gaya hidup dan

obat-obatan. Biasanya orang dengan gangguan pencernaan juga mengalami

mulas. mulas dan gangguan pencernaan adalah dua kondisi yang

terpisah. Mulas adalah rasa nyeri atau perih di tengah perut yang dapat

menyebar ke dada atau punggung selama atau setelah makan.

Gangguan sistem pencernaan manusia memiliki banyak

kemungkinan penyebab. Gangguan pencernaan berkaitan erat dengan

gaya hidup seseorang dan mungkin dipicu oleh sistem pencernaan

makanan yang tidak sehat, minuman beralkohol atau obat-obatan yang

di konsumsi, makan berlebihan atau makan terlalu cepat, makanan

berlemak, berminyak atau pedas, terlalu banyak kafein, alkohol, coklat

atau berkarbonasi minuman, merokok, dan kecemasan.

c. Diare atau sering buang air

Diare adalah penyakit yang sangat umum dijumpai. Penyakit ini

dapat menyerang baik anak-anak maupun dewasa. Diare didefinisikan

besar. Frekuensi buang air besar yang dianggap normal adalah 1-3 kali

per hari dan banyaknya 200-250 gram sehari. Jika melebihi jumlah

tersebut, maka seseorang sudah dapat dikatakan mengalami diare. Pada

prinsipnya diare terjadi akibat gangguan sistem percernaan. Gangguan

tersebut dapat berupa gangguan penyerapan, gangguan pengeluaran

enzim usus, ataupun gangguan gerakan usus yang disebabkan oleh

bakteri ataupun nonbakteri sehingga mengakibatkan perubahan jumlah

ataupun konsentrasi sisa makanan yang akan dibuang.

Dengan demikian, gejala yang akan ditemui sebagian besar adalah

gejala dari sistem pencernaan. Penyebab diare adalah infeksi usus

(keracunan makanan), penggunaan antibiotik yang salah sehingga

menganggu bakteri normal usus, alergi protein kedelai, kelainan

penyerapan makanan, misal pada kondisi kekurangan enzim pencerna

makanan, kekurangan vitamin seperti niasin (vitamin B3), dan tertelan

logam berat, seperti Co, Zn, cat.

d. Jantung berdebar-debar

Penyebab jantung berdebar kencang disebabkan oleh kekurangan

asupan nutrisi kalsium ke dalam tubuh. Banyak orang tidak mengetahui

seberapa pentingnya kalsium bagi jantung. Padahal kalsium sebenarnya

bukan hanya buat tulang dan gigi saja. Tulang dan gigi adalah tempat

adalah untuk baterenya. jika seseorang kekurangan kalsium maka

jantung akan melemah sedangkan tugas dari jantung sangatlah berat.

Akhirnya detak jantung pun tidak normal kalau istilah umumnya

ngosngosan.

Jantung berdebar-debar kencang disebabkan karena pola makan

yang tidak sehat seperti: makanan berkolesterol tinggi, mie instan,

goregan, penggunaan minyak goreng dua kali pemakaian, dan stress.

e. Wajah memerah

Saat tersipu, biasanya sebagian besar orang pipinya akan memerah.

Tetapi wajah yang memerah tidak hanya disebabkan karena malu.

Wajah memerah disebabkan karena faktor genetik, gugup, cemas, dan

gaya hidup yang tidak baik. Wajah yang memerah bisa disebabkan

karena terlalu banyak terpapar sinar matahari atau menghisap rokok.

Dua kebiasaan tersebut akan merusak kolagen, sejenis protein yang

menjaga kekencangan dan elastisitas kulit. Kolagen juga menutupi

pembuluh darah di bawah kulit. Jika lapisan kolagen menipis, maka

f. Keringat dingin dan biasanya muncul pada bagian telapak tangan atau

wajah.

Keringat Dingin merupakan suatu kondisi yang tidak normal yang

ditandai dengan keluarnya keringat terkadang berlebihan dan tubuh

malah terasa kedinginan.

g. Pusing dan sakit kepala

Saat pusing dan sakit kepala ini berlangsung, hampir semua orang

merasa/menduga tensi (tekanan darah) adalah penyebabnya. Selalu tensi

yang dianggap sebagai penyebabnya. Karena pada sebagian besar kasus

keluhan kepala yang berat/gawat didapatkan kenaikan tensi atau tensi

tinggi (hipertensi), sehingga orang menjadi terbiasa memvonis tensi

sebagai penyebab semuanya itu. Pusing kepala biasanya disebabkan

oleh infeksi telinga yang dapat menyebabkan pusing yang berat berupa

vertigo atau pusing berputar, migraine, stress, cemas, depresi, dan kadar

gula yang rendah.

Fabella (1993) menyebutkan gejala kecemasan secara psikologis, yaitu:

a. Perilaku membual dan pamer. Membual maksudnya mengatakan

sesuatu yang tidak benar atau tidak sesuai dengan kenyataan. Pamer

adalah menunjukkan sesuatu baik berupa barang maupun keberhasilan

yang dicapai pada orang lain secara berlebihan. Seseorang yang

membual atau pamer tersebut cemas apabila cerita pamer yang

dibuatnya ketahuan oleh orang lain.

b. Pembawaan gugup atau gangguan dalam berkata-kata.

c. Penghindaran terhadap situasi yang dapat mendatangkan kecemasan

dengan cara tidur, menyibukkan diri atau berkhayal. Berkhayal adalah

memikirkan sesuatu yang belum terjadi atau tidak nyata.

d. Munculnya reaksi tertentu terhadap rangsangan (kurang tanggap

ataupun terlalu sensitif)

e. Perilaku yang berubah menjadi aneh. Misalnya seseorang yang biasanya

ramah dan baik, tiba-tiba menjadi tidak peduli dengan orang lain dan

mudah tersinggung.

Berdasarkan pendapat dari tokoh diatas, peneliti menarik kesimpulan

bahwa gejala-gejala kecemasan yang dialami seseorang dapat dilihat secara

psikologis seperti rasa takut, gelisah, gugup, khawatir, dan dapat dilihat

pula secara fisiologis seperti berkeringat dingin, jantung berdetak cepat,

kepala pusing, dan lain-lain.

4. Faktor-faktor yang Menyebabkan Kecemasan

a. Menurut Supratiknya (1995) ada beberapa penyebab munculnya

kecemasan,

1) Modelling, yaitu mencontoh orangtua yang memiliki sifat tegang

yang akan datang ke rumah. Apabila orangtuanya pencemas, maka

ia akan mondar-mandir menunggu kedatangan keluarga yang

memang sudah ditunggu. Melihat orangtua yang cemas dengan

menunnjukkan perilaku mondar-mandir, maka anak akan meniru

kebiasaan orangtua.

2) Tidak mampu mengendalikan dorongan-dorongan yang dapat

“membahayakan“ atau “mengancam”, seperti rasa bermusuhan

terhadap seseorang, dan dorongan-dorongan seks.

3) Membuat keputusan-keputusan yang menimbulkan kecemasan.

Misalnya membuat keputusan atau pilihan yang tidak sesuai dengan

keyakinan dalam dirinya, sehingga individu tersebut dengan

sendirinya akan mengalami kecemasan.

4) Munculnya kembali trauma psikologis yang pernah dialami di masa

lalu. Perasaan cemas muncul karena adanya pengalaman masa lalu,

sehingga individu membayangkan atau teringat kembali dan

menyebabkan perasaan cemas itu akan muncul kembali.

b. Menurut Daradjat (1985) penyebab seseorang mengalami kecemasan

karena:

1) Merasa diri (fisik) kurang.

Individu menilai bahwa dirinya memiliki kekurangan fisik yang

orang lain. Misalnya merasa dirinya kurang tinggi ketika berada di

dekat teman-temannya yang lebih tinggi. Memiliki rasa percaya diri

yang rendah terhadap kondisi fisik yang ada pada dirinya, membuat

orang tersebut merasakan cemas. Cemas bila di ejek atau jadi bahan

tertawaan. Bagi orang yang sudah dewasa tidak akan saling

mengejek antar teman, tetapi bagi anak-anak, kondisi fisik yang

kurang seperti kurang tinggi akan jadi bahan ejekan dan tertawaan

teman-teman seusianya yang lebih tinggi. Misalnya ejekan kerdil

atau cebol. Seorang anak akan cemas bila diejek cebol atau kerdil,

terutama bila diejek di depan teman-temannya yang lain. Sama

halnya dengan menstruasi. Remaja putri akan mengalami

kecemasan apabila menstruasi datang lebih cepat diantara

teman-teman seusianya.

2) Pengaruh pendidikan waktu kecil

Seorang anak yang masa kecilnya sering diberi nasehat atau

dilarang untuk melakukan suatu hal. Kondisi ini akhirnya membuat

individu tersebut kurang percaya diri dan akan mengalami

kecemasan bila melihat, memegang atau melakukan hal-hal yang

sering dilarang oleh orangtuanya. Seorang anak memiliki rasa ingin

tahu yang tinggi terhadap segala hal. Rasa ingin tahu yang

anak mempunyai pengetahuan yang rendah. Misalnya anak yang

bermain pisau. Sebagian orangtua pasti akan melarang anak yang

bermain pisau, orangtua lebih sering mengatakan pada anak bahwa

pisau itu sangat berbahaya dan akan melukai dirinya. Sementara

anak tersebut belum pernah mengetahui apakah benar pisau dapat

melukainya. Dengan adanya larangan bermain pisau, membuat anak

tidak mengetahui bahwa pisau benar-benar dapat melukai tubuh.

Anak pun akan mempunyai persepsi bahwa semua pisau itu pasti

akan melukai. Padahal tidak semua pisau dapat melukai, seperti

pisau tumpul atau pisau mainan yang tidak bisa melukai. Sama

halnya dengan menstruasi. Sebagian orangtua akan melarang

putrinya menggunakan pembalut saat menstruasi. Orangtua

menyarankan menggunakan kain sebagai pembalut. Menurut

pandangan orangtua, menggunakan pembalut saat menstruasi itu

berbahaya. Sehingga anak akan mempunyai persepsi bahwa

menggunakan pembalut saat menstruasi itu berbahaya. Dengan

adanya larangan menggunakan pembalut, remaja putri yang sudah

menstruasi akan menganggap bahwa menstruasi itu tidak

menyenangkan dan merepotkan. Repot karena harus mencuci kain

yang dipakai sebagai pembalut. Terkadang merasa jijik dengan kain

3) Sering terjadi frustrasi karena keinginannya tidak tercapai, baik

secara material maupun sosial.

4) Rasa tidak berdaya.

Merasa tidak mampu melakukan sesuatu yang bisa dilakukan oleh

orang lain. Merasa kurang percaya diri dengan kemampuan yang

dimiliki.

5) Tidak ada rasa kekeluargaan.

Kurang adanya rasa humoris dan saling pengertian dalam keluarga

serta kurang adanya rasa peduli antar anggota keluarga lainnya.

c. Menurut Sundari (2005) penyebab kecemasan yang dialami seseorang

antara lain:

1) Merasa berdosa atau bersalah. Misalnya individu melakukan suatu

hal yang bertentangan dengan hati nurani atau keyakinannya.

Seorang pelajar yang menyontek ketika ujian dan menjadi

berkeringat dingin ketika pengawas lewat di depannya.

2) Akibat melihat dan mengetahui bahaya yang mengancam dirinya.

Misalnya seseorang yang sedang berkendara mengetahui bahwa

kendaraan yang dinaiki remnya mecet, maka seseorang tersebut

akan merasa cemas kalau terjadi kecelakaan beruntun dan dia

Berdasarkan pendapat beberapa tokoh tentang penyebab kecemasan,

peneliti menyimpulkan bahwa kecemasan disebabkan karena kesalahan dalam

diri seseorang yang menyebabkan kecemasan itu muncul. Tidak adanya

keyakinan atau rasa percaya diri.

Dokumen terkait