• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

B. Hasil Penelitian

Hasil penelitian didapatkan dari proses analisis data sesuai dengan prosedur analisis data pada Bab III. Proses analisis data pada penelitian kuantitatif menggunakan analisis statistik. Data yang diperoleh dalam penelitian ini berupa dokumen hasil pengerjaan soal pre-test dan post-test yang dikerjakan oleh siswa. Deskripsi data penelitian hasil pre-test dan post-test dapat dilihat pada tabel 4.2.

Tabel 4.2

Deskripsi Data Penelitian

Statistics Pre-test Kontrol Post-test Kontrol Pre-test Eksperimen Post-test Eksperimen N Valid 25 25 25 25 Missing 0 0 0 0 Mean 31.4400 48.8000 31.2400 51.4800 Std. Error of Mean 1.87979 .81445 2.43535 .96284 Median 33.0000 49.0000 31.0000 52.0000 Mode 18.00a 49.00 20.00a 51.00 Std. Deviation 9.39894 4.07226 12.17675 4.81422 Variance 88.340 16.583 148.273 23.177 Minimum 14.00 40.00 14.00 36.00 Maximum 50.00 57.00 55.00 58.00

a. Multiple modes exist. The smallest value is shown

Tabel 4.2 adalah deskripsi data penelitian berdasarkan analisis statistik deskriptif. Deskripsi data penelitian dihitung menggunakan program SPSS 20.00.

Deskripsi data penelitian menunjukkan data skor pre-test dan skor post-test dari kedua kelompok. Data yang disajikan meliputi mean (rata-rata skor), median (skor tengah), mode (skor yang sering muncul), standard deviation (standar deviasi), variance (variasi), minimum (skor tertinggi), dan maximum (skor terendah).

Rata-rata skor pre-test kelompok kontrol adalah 31,44 sedangkan rata-rata untuk skor pre-test kelompok eksperimen adalah 31,24. Rata-rata skor post-test kelompok kontrol adalah 48,80 sedangkan rata-rata untuk skor post-test kelompok eksperimen adalah 51,48. Skor terendah pada hasil pre-test kelompok kontrol dan kelompok eksperimen adalah sama yaitu 14,00. Skor tertinggi pada hasil pre-test kelompok kontrol adalah 50,00 sedangkan untuk kelompok eksperimen adalah 55,00. Skor terendah pada hasil post-test kelompok kontrol adalah 40,00 sedangkan untuk kelompok eksperimen adalah 36,00. Skor tertinggi pada hasil -post-test kelompok kontrol adalah 57,00 sedangkan untuk kelompok eksperimen adalah 58,00.

Data skor pre-test dan post-test kemudian dianalisis untuk melihat kenaikan skor dari masing-masing kelompok. Kenaikan skor dapat dilihat berdasarkan rata-rata skor, skor tertinggi, dan skor terendah dari kedua kelompok. Kenaikan skor dari masing-masing kelompok dapat dilihat pada tabel 4.3.

Tabel 4.3

Perbandingan Skor Pre-test dan Post-test Kedua Kelompok

Deskripsi Data Kelompok Kontrol Kelompok Eksperimen Skor Pre-test Skor Post-test Skor Pre-test Skor Post-test Rata-rata 31,44 48,80 31,24 51,48 Skor terendah 14,00 40,00 14,00 36,00 Skor tertinggi 50,00 57,00 55,00 60,00 Kenaikan skor 17,36 20,72

Tabel 4.2 menunjukkan kenaikan skor dan persentase kenaikan skor dari masing-masing kelompok. Kenaikan skor diperoleh dari selisih skor pre-test dan skor post-test. Kelompok kontrol mengalami kenaikan skor sebesar 17,36. Kelompok eksperimen mengalami kenaikan skor sebesar 20,72. Persentase kenaikan skor diperoleh dari kenaikan skor dibagi skor pre-test dikali 100%. Persentase kenaikan skor untuk kelompok kontrol adalah 55,22%. Persentase kenaikan skor untuk kelompok eksperimen adalah 66,33%. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa kelompok ekperimen mengalami kenaikan yang lebih tinggi yaitu 10,21% daripada kelompok kontrol.

Kenaikan skor kedua kelompok dapat digambarkan dalam sebuah grafik. Grafik memberikan gambaran secara jelas adanya kenaikan skor dari kedua kelompok. Gambar 4.1 adalah gambar grafik kenaikan skor dari kedua kelompok.

Gambar 4.1 Grafik Perbandingan Hasil Skor Pre-test dan Skor Post-test Kelompok Kontrol dan Kelompok Ekperimen

31.44 48.80 31.24 51.96 0 10 20 30 40 50 60

skor pre-test skor post-test

Grafik Perbandingan Hasil Skor Pre-test & Post-test

kontrol eksperimen

Gambar 4.1 adalah grafik perbandingan hasil skor pre-test dan skor post-test kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Grafik menunjukkan bahwa kedua kelompok sama-sama mengalami kenaikan skor. Kelompok kontrol mengalami kenaikan rata-rata skor sebesar 17,36 atau sebesar 55,22%. Kelompok eksperimen mengalami kenaikan rata-rata skor sebesar 20,72 atau sebesar 66,33%. Peningkatan terlihat pada rata-rata skor pre-test dan post-test masing-masing kelompok.

Proses analisis data pada penelitian kuantitatif harus dilanjutkan sampai teknik analisis statistik inferensial. Analisis statistik inferensial dilakukan agar dapat menarik sebuah kesimpulan yang berlaku untuk populasi (Sugiyono, 2012: 147). Rumusan masalah pada penelitian ini adalah, “Apakah ada perbedaan prestasi belajar atas penggunaan alat peraga matematika berbasis metode Montessori”. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya perbedaan prestasi belajar atas penggunaan alat peraga matematika berbasis metode Montessori. Penelitian ini memiliki hipotesis alternatif yaitu ada perbedaan prestasi belajar siswa atas penggunaan alat peraga matematika berbasis metode Montessori. Hipotesis nol pada penelitian ini yaitu tidak ada perbedaan prestasi belajar siswa atas penggunaan alat peraga matematika berbasis metode Montessori. Proses analisis data dilakukan sesuai dengan prosedur analisis data yang telah diuraikan pada Bab III. Proses analisis data untuk analisis data statistik meliputi uji skor pre-test, uji prasyarat analisis, uji hipotesis, uji besar pengaruh, serta uji signifikansi selisih rata-rata skor pre-test dan post-test.

1. Hasil Uji Skor Pre-test

Hipotesis nol telah ditentukan pada Bab III. Proses analisis data yang selanjutnya adalah uji skor pre-test. Pengujian skor pre-test ini bertujuan untuk melihat kemampuan awal dari kedua kelompok. Pengujian skor pre-test dilakukan melalui tiga tahap yaitu uji normalitas skor pre-test, uji homogenitas skor pre-test, dan uji independent t-test skor pre-test.

a. Hasil Uji Normalitas Skor Pre-test

Data hasil pre-test perlu dianalisis normalitasnya untuk melihat sebaran data. Uji normalitas dilakukan menggunakan rumus Kolmogorov-Smirnov. Uji normalitas dilakukan pada skor pre-test kedua kelompok menggunakan bantuan program SPSS 20.00. Hipotesis untuk uji normalitas skor pre-test adalah:

Ho: Sebaran data skor pre-test tidak berbeda dengan curve normal atau data skor pre-test terdistribusi normal.

Ha: Sebaran data skor test berbeda dengan curve normal atau data skor pre-test tidak terdistribusi normal.

Kriteria yang digunakan untuk menarik kesimpulan dari hasil uji normalitas skor pre-test menggunakan Kolmogorov-Smirnov adalah:

1) Jika harga Sig. (2-tailed) ≥ 0,05 maka Ho gagal ditolak atau Ha ditolak, artinya sebaran data skor pre-test tidak berbeda dengan curve normal atau data skor pre-test terdistribusi normal.

2) Jika harga Sig. (2-tailed) < 0,05 maka Ho ditolak atau Ha gagal ditolak, artinya sebaran data skor pre-test berbeda dengan curve normal atau data skor pre-test tidak terdistribusi normal.

Hasil perhitungan uji normalitas skor pre-test untuk kelompok kontrol dengan menggunakan program SPSS 20.00 dapat dilihat pada tabel 4.4.

Tabel 4.4

Hasil Perhitungan Uji Normalitas Skor Pre-test Kelompok Kontrol

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Kontrol

N 25

Normal Parametersa,b Mean 31.4400

Std. Deviation 9.39894 Most Extreme Differences Absolute .095 Positive .095 Negative -.087 Kolmogorov-Smirnov Z .477

Asymp. Sig. (2-tailed) .977

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.

Tabel 4.4 adalah output SPSS 20.00 untuk perhitungan uji normalitas skor pre-test kelompok kontrol. Nilai Sig. (2-tailed) menunjukkan nilai hasil uji normalitas. Nilai Sig. (2-tailed) menunjukkan angka 0,977. Nilai 0,977 menunjukkan Sig. (2-tailed) ≥ 0,05. Kesimpulan yang dapat diambil adalah bahwa Hogagal ditolak atau Haditolak, artinya sebaran data skor pre-test tidak berbeda dengan curve normal atau data skor pre-test terdistribusi normal.

Cara lain yang dapat digunakan adalah dengan melihat visualisasi grafik P-P P-Plot. Kriteria yang digunakan untuk menarik kesimpulan dari hasil uji normalitas skor pre-test menggunakan visualisasi grafik P-P Plot adalah:

1) Jika penyebaran titik berada di sekitar garis diagonal ideal maka data skor pre-test terdistribusi normal.

2) Jika penyebaran titik tidak berada di sekitar garis diagonal ideal maka data skor pre-test tidak terdistribusi normal.

Gambar 4.2 adalah gambar histogram (kiri) dan P-P Plot (kanan). Kedua gambar mengindikasikan bahwa data dari skor pre-test kelompok kontrol terdistribusi normal. Penyebaran titik berada di sekitar garis diagonal ideal.

Gambar 4.2 Histogram (kiri) dan P-P Plot (kanan) Skor Pre-test Kelompok Kontrol

Kesimpulan yang dapat diambil berdasarkan uji normalitas skor menggunakan teknik Kolmogorov-Smirnov dan visualisasi grafik P-P Plot adalah bahwa sebaran data skor pre-test kelompok kontrol terdistribusi normal. Langkah selanjutnya adalah menguji normalitas data untuk skor pre-test kelompok ekperimen.

Pengujian normalitas data juga dilakukan pada hasil skor pre-test kelompok eksperimen. Tujuan pengujian normalitas skor pre-test kelompok eksperimen adalah untuk melihat sebaran data skor pre-test kelompok eksperimen. Hasil perhitungan uji normalitas skor pre-test untuk kelompok eksperimen dengan menggunakan program SPSS 20.00 dapat dilihat pada tabel 4.5

Tabel 4.5

Hasil Perhitungan Uji Normalitas Skor Pre-test Kelompok Eksperimen

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Eksperimen N 25 Normal Parametersa,b Mean 31.2400 Std. Deviation 12.17675 Most Extreme Differences Absolute .136 Positive .136 Negative -.092 Kolmogorov-Smirnov Z .679

Asymp. Sig. (2-tailed) .746

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.

Tabel 4.5 adalah output SPSS 20.00 untuk perhitungan uji normalitas skor pre-test kelompok eksperimen. Nilai Sig. (2-tailed) menunjukkan nilai hasil uji normalitas data skor pre-test kelompok eksperimen. Nilai Sig. (2-tailed) menunjukkan angka 0,746. Nilai 0,746 menunjukkan Sig. (2-tailed) ≥ 0,05. Kesimpulan yang dapat diambil adalah bahwa Ho gagal ditolak atau Haditolak, artinya sebaran data skor pre-test tidak berbeda dengan curve normal atau data skor pre-test terdistribusi normal.

Pengujian normalitas data skor pre-test kelompok eksperimen juga mengggunakan visualisasi grafik P-P Plot. Visualisasi grafik P-P Plot untuk data skor pre-test kelompok kontrol dapat dilihat pada gambar 4.3. Penyebaran titik berada di sekitar garis diagonal ideal. Visualisasi grafik P-P Plot mengindikasikan bahwa data dari skor pre-test kelompok eksperimen terdistribusi normal.

Gambar 4.3 Histogram (kiri) dan P-P Plot (kanan) Skor Pre-test Kelompok Eksperimen

Kesimpulan yang dapat diambil berdasarkan uji normalitas skor menggunakan teknik Kolmogorov-Smirnov dan visualisasi grafik P-P Plot adalah bahwa sebaran data skor pre-test kelompok eksperimen terdistribusi normal. Pengujian normalitas skor pre-test kedua kelompok menunjukkan bahwa kedua kelompok memiliki sebaran data yang terdistribusi normal, sehingga dapat dilanjutkan dengan uji homogenitas skor pre-test atau menggunakan statistik parametris.

b. Hasil Uji Homogenitas Skor Pre-test

Data pre-test yang diperoleh dari penelitian dianalisis dan diuji homogenitasnya menggunakan Lavene’s test. Hipotesis untuk uji homogenitas skor pre-test adalah:

Ho: Tidak ada perbedaan varian antara skor pre-test kelompok kontrol dan skor pre-test kelompok eksperimen atau skor pre-test kedua kelompok homogen. (Ho: σ1

2 = σ2

2 )

pre-test kelompok eksperimen atau skor pre-test kedua kelompok tidak homogen. (Ha: σ1

2 ≠ σ2

2 )

Kriteria yang digunakan untuk menarik kesimpulan dari hasil uji homogenitas skor pre-test adalah:

1) Jika harga Sig. ≥ 0,05 maka Hogagal ditolak atau Haditolak, artinya tidak ada perbedaan varian antara skor pre-test kelompok kontrol dan skor pre-test kelompok eksperimen atau data skor pre-pre-test kedua kelompok homogen. 2) Jika harga Sig. < 0,05 maka Hoditolak atau Ha gagal ditolak, artinya ada perbedaan varian antara skor pre-test kelompok kontrol dan skor pre-test kelompok eksperimen atau data skor pre-test kedua kelompok tidak homogen.

Hasil perhitungan uji homogenitas skor pre-test dengan menggunakan program SPSS 20.00 dapat dilihat pada tabel 4.6. Perhitungan menggunakan bantuan program SPSS 20.00.

Tabel 4.6

Hasil Perhitungan Uji Homogenitas Skor Pre-test

Levene's Test for Equality of

Variances

F Sig.

eksperimen Equal variances assumed

2.649 .110

Equal variances not assumed

Tabel 4.6 adalah output SPSS 20.00 untuk perhitungan uji homogenitas skor pre-test kedua kelompok. Nilai Sig. pada kolom Lavene’s test menunjukkan hasil uji homogenitas skor pre-test. Nilai Sig. menunjukkan angka 0,110. Nilai 0,110 menunjukkan Sig. ≥ 0,05 maka Ho gagal ditolak atau Ha ditolak, artinya tidak ada

perbedaan varian antara skor pre-test kelompok kontrol dan skor pre-test kelompok eksperimen atau data skor pre-test kedua kelompok homogen. Hasil uji homogenitas menunjukkan varian data kedua kelompok homogen maka analisis data dilanjutkan dengan uji independent t-test untuk skor pre-test.

c. Hasil Uji Independet t-test Skor Pre-test

Uji independent t-test dilakukan untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan rata-rata skor pre-test kelompok kontrol dan rata-rata skor pre-test kelompok eksperimen. Hipotesis yang digunakan dalam uji independet t-test skor pre-test ini adalah:

Ho: Tidak ada perbedaan rata-rata skor pre-test antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. (Ho: µ1 = µ2)

Ha: Ada perbedaan rata-rata skor pre-test antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. (Ha: µ1≠ µ2)

Kriteria pengambilan keputusan pada pengujian independent t-test yang digunakan adalah:

1) Jika harga Sig. (2-tailed) ≥ 0,05 maka Ho gagal ditolak atau Ha ditolak, artinya tidak ada perbedaan rata-rata skor pre-test antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.

2) Jika harga Sig. (2-tailed) < 0,05 maka Ho ditolak atau Ha gagal ditolak, artinya ada perbedaan rata-rata skor pre-test antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.

Hasil perhitungan uji independent t-test skor pre-test dengan menggunakan program SPSS 20.00 dapat dilihat pada tabel 4.7.

Tabel 4.7

Hasil Perhitungan Uji Independent t-test Skor Pre-test

Independent Samples Test

t-test for Equality of Means

T df Sig. (2-tailed) Mean Differe nce Std. Error Differen ce 95% Confidence Interval of the Difference Lower Upper Ekspe rimen Equal variances assumed .065 48 .948 .20000 3.07645 -5.98561 6.38561 Equal variances not assumed .065 45. 106 .948 .20000 3.07645 -5.99588 6.39588

Skor pre-test kedua kelompok dianalisis menggunakan program SPSS 20.00 untuk mengetahui perbedaan rata-rata skor pre-test. Tabel 4.7 menunjukkan hasil pengujian independent t-test skor pre-test. Nilai Sig. (2-tailed) menunjukkan nilai hasil uji independent t-test. Nilai Sig. (2-tailed) menunjukkan angka 0,948. Nilai 0,948 menunjukkan bahwa Sig.(2-tailed) ≥ 0,05 yang berarti Ho gagal ditolak atau Ha ditolak, artinya tidak ada perbedaan rata-rata antara skor pre-test kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Hasil uji independent t-test menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan rata-rata skor pre-test antara kelompok kontrol dan eksperimen maka pengujian dapat dilanjutkan dengan langkah uji prasyarat analisis untuk uji independent t-test skor post-test.

2. Hasil Uji Prasyarat Analisis

Prosedur analisis yang selanjutnya adalah uji prasyarat analisis untuk uji independent t-test skor post-test. Tahap pada uji analisis untuk uji prasyarat analisis yaitu uji normalitas skor post-test, uji homogenitas skor post-test, dan independence. Pengujian telah dilakukan dengan bantuan program pengolahan data statistikal SPSS 20.00.

a. Uji Normalitas Skor Post-test

Uji normalitas skor post-test dilakukan dengan menggunakan uji normalitas data dengan Kolmogorov-Smirnov. Hipotesis untuk uji normalitas skor post-test adalah:

Ho: Sebaran data skor post-test tidak berbeda dengan curve normal atau data skor post-test terdistribusi normal.

Ha: Sebaran data skor post-test berbeda dengan curve normal atau data skor post-test tidak terdistribusi normal.

Kriteria yang digunakan untuk menarik kesimpulan dari hasil uji normalitas skor post-test menggunakan Kolmogorov-Smirnov adalah:

1) Jika harga Sig. (2-tailed) ≥ 0,05 maka Ho gagal ditolak atau Ha ditolak, artinya sebaran data skor post-test tidak berbeda dengan curve normal atau data skor post-test terdistribusi normal.

2) Jika harga Sig. (2-tailed) < 0,05 maka Ho ditolak atau Ha gagal ditolak, artinya sebaran data skor post-test berbeda dengan curve normal data skor post-test tidak terdistribusi normal.

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui sebaran data skor post-test pada skor post-test kedua kelompok. Hasil uji normalitas skor post-test untuk kelompok kontrol menggunakan program SPSS 20.00 dapat dilihat pada tabel 4.8.

Tabel 4.8

Hasil Perhitungan Uji Normalitas Skor Post-test Kelompok Kontrol

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Kontrol N 25 Normal Parametersa,b Mean 48.8000 Std. Deviation 4.07226 Most Absolute .144

Kontrol Extreme Differences Positive .144 Negative -.129 Kolmogorov-Smirnov Z .721

Asymp. Sig. (2-tailed) .677

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.

Tabel 4.8 adalah output SPSS 20.00 untuk perhitungan uji normalitas skor post-test kelompok kontrol. Nilai Sig. (2-tailed) menunjukkan nilai hasil uji normalitas. Nilai Sig.(2-tailed) menunjukkan angka 0,677. Nilai 0,677 menunjukkan bahwa Sig. (2-tailed) ≥ 0,05. Kesimpulan yang dapat diambil adalah bahwa Ho gagal ditolak atau Haditolak, artinya sebaran data skor post-test tidak berbeda dengan curve normal atau data skor post-test terdistribusi normal. Skor post-test untuk kelompok kontrol terdistribusi normal.

Cara lain yang dapat digunakan adalah dengan melihat visualisasi grafik P-P P-Plot. Kriteria yang digunakan untuk menarik kesimpulan dari hasil uji normalitas skor post-test menggunakan visualisasi grafik P-P Plot adalah:

1) Jika penyebaran titik berada di sekitar garis diagonal ideal maka data skor post-test terdistribusi normal.

2) Jika penyebaran titik tidak berada di sekitar garis diagonal ideal maka data skor post-test tidak terdistribusi normal.

Hasil pengujian normalitas data menggunakan visualisasi P-P Plot dapat dilihat pada gambar 4.4. Penyebaran titik berada di sekitar garis diagonal ideal. Visualisasi grafik P-P Plot mengindikasikan bahwa data dari skor post-test kelompok eksperimen terdistribusi normal.

Gambar 4.4 Histogram (kiri) dan P-P Plot (kanan) Skor Post-test Kelompok Kontrol

Gambar 4.4 adalah gambar histogram (kiri) dan P-P Plot (kanan). Kedua gambar mengindikasikan bahwa data dari skor post-test kelompok kontrol terdistribusi normal. Penyebaran titik berada di sekitar garis diagonal ideal.

Pengujian normalitas data juga dilakukan pada hasil skor post-test kelompok eksperimen. Hasil perhitungan uji normalitas skor post-test untuk kelompok eksperimen dengan menggunakan program SPSS 20.00 dapat dilihat pada tabel 4.9. Tujuan pengujian normalitas skor post-test ini adalah untuk mengetahui sebaran data skor post-test kelompok eksperimen.

Tabel 4.9

Hasil Perhitungan Uji Normalitas Skor Post-test Kelompok Eksperimen

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Eksperimen N 25 Normal Parametersa,b Mean 51.4800 Std. Deviation 4.81422 Most Extreme Differences Absolute .140 Positive .088 Negative -.140 Kolmogorov-Smirnov Z .701

Eksperimen

Asymp. Sig. (2-tailed) .709

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.

Tabel 4.9 adalah hasil perhitungan uji normalitas dengan Kolmogorov-Smirnov menggunakan program SPSS 20.00. Nilai Sig. (2-tailed) menunjukkan hasil uji normalitas. Nilai Sig.(2-tailed) menunjukkan angka 0,709. Nilai 0,709 menunjukkan bahwa Sig. (2-tailed) ≥ 0,05. Kesimpulan yang dapat diambil adalah bahwa Hogagal ditolak atau Ha ditolak, artinya sebaran data skor post-test tidak berbeda dengan curve normal atau data skor post-test terdistribusi normal. Skor post-test untuk kelompok eksperimen terdistribusi normal.

Cara yang kedua untuk mengetahui sebaran data skor post-test kelompok eksperimen adalah dengan melihat visualisasi grafik P Plot. Visulisasi grafik P-P P-Plot skor post-test kelompok eksperimen dapat dilihat pada gambar 4.5.

Gambar 4.5 Histogram (kiri) dan P-P Plot (kanan) Skor Pre-test Kelompok Eksperimen

Gambar 4.5 adalah gambar histogram (kiri) dan P-P Plot (kanan). Kedua gambar mengindikasikan bahwa data dari skor post-test kelompok eksperimen

terdistribusi normal. Penyebaran titik berada di sekitar garis diagonal ideal. Kesimpulan yang dapat diambil berdasarkan uji normalitas skor menggunakan teknik Kolmogorov-Smirnov dan visualisasi grafik P-P Plot adalah bahwa sebaran data skor post-test kelompok eksperimen terdistribusi normal. Pengujian normalitas skor post-test kedua kelompok menunjukkan bahwa kedua kelompok memiliki sebaran data yang terdistribusi normal, sehingga dapat dilanjutkan dengan uji homogenitas skor post-test atau menggunakan statistik parametris. b. Uji Homogenitas Skor Post-test

Analisis yang selanjutnya dilakukan adalah menguji homogenitas skor post-test dengan Lavene’s test Hipotesis untuk uji homogenitas skor post-test adalah: Ho: Tidak ada perbedaan varian antara skor post-test kelompok kontrol dan

skor post-test kelompok eksperimen atau skor post-test kedua kelompok homogen. (Ho: σ1

2 = σ2

2 )

Ha: Ada perbedaan varian antara skor test kelompok kontrol dan skor post-test kelompok eksperimen atau skor post-test kedua kelompok tidak homogen. (Ha: σ1

2 ≠ σ2

2 )

Kriteria yang digunakan untuk menarik kesimpulan dari hasil uji homogenitas skor post-test adalah:

1) Jika harga Sig. ≥ 0,05 maka Hogagal ditolak atau Haditolak, artinya tidak ada perbedaan varian antara skor post-test kelompok kontrol dan skor post-test kelompok eksperimen atau data skor post-test kedua kelompok homogen.

2) Jika harga Sig. < 0,05 maka Hoditolak atau Ha gagal ditolak, artinya ada perbedaan varian antara skor post-test kelompok kontrol dan skor post-test kelompok eksperimen atau data skor post-test kedua kelompok tidak homogen.

Hasil perhitungan uji homogenitas skor post-test dengan menggunakan program SPSS 20.00 dapat dilihat pada tabel 4.10.

Tabel 4.10

Hasil Perhitungan Uji Homogenitas Skor Post-test

Levene's Test for Equality of

Variances

F Sig. eksperimen Equal variances

assumed

.558 .459

Equal variances not assumed

Tabel 4.10 merupakan hasil perhitungan uji homogenitas skor post-test. Nilai Sig. pada kolom Lavene’s test menunjukkan hasil uji homogenitas. Nilai Sig. pada kolom Lavene’s test menunjukkan angka 0,459. Nilai 0,459 menunjukkan Sig. ≥ 0,05 maka Ho gagal ditolak atau Haditolak, artinya tidak ada perbedaan varian antara skor post-test kelompok kontrol dan skor post-test kelompok eksperimen atau skor post-test kedua kelompok homogen. Varian skor kedua kelompok sampel yang diperoleh dalam penelitian merupakan data yang homogen maka data yang dilihat dalam output SPSS 20.00 adalah kolom equal variance assumed. Data pada kolom equal variance assumed diperlukan dalam uji independent t-test.

c. Independence

Prasyarat analisis yang ketiga adalah independence. Analisis prasyarat ini telah memenuhi kriteria karena data dari dua kelompok yang terpisah. Kedua

Dokumen terkait