A. Hasil Penelitian
1. Hasil Penelitian pada Siklus I
a. Deskripsi Hasil pada Tahap Perencanaan Siklus I
Sebelum memulai penelitian, peneliti terlebih dahulu meminta izin kepada Kepala SD Negeri Nusa Harapan Permai Makassar dan berdiskusi dengan guru kelas V untuk kesepakatan waktu pelaksanaan tindakan siklus I. Setelah itu peneliti mempersiapkan hal-hal yang akan digunakan dalam pelaksanaan tindakan siklus I. Rincian hal-hal yang dilakukan peneliti tersebut yaitu sebagai berikut:
48
1) Menyiapkan bahan ajar untuk materi tokoh-tokoh pada masa Hindu (Aswawarman, Mulawarman, Purnawarman, Airlangga, dan Jayabaya).
2) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sesuai dengan model pembelajaran permainan broken triangle.
3) Menyiapkan media pembelajaran berupa potongan-potongan kertas berbentuk segitiga yang telah dicantumkan kata atau kalimat yang dapat dibentuk menjadi suatu segitiga utuh.
4) Menyiapkan lembar observasi guru dan siswa selama pembelajaran.
5) Menyiapkan instrumen penilaian yang akan digunakan.
Setelah mempersiapkan perlengkapan untuk pelaksanaan tindakan pada siklus I, peneliti berdiskusi dengan salah seorang rekan peneliti yang akan membantu peneliti dalam melakukan observasi terhadap aktivitas guru dan siswa dalam mengikuti pembelajaran IPS dengan model pembelajaran permainan broken triangle.
b. Deskripsi Hasil pada Tahap Pelaksanaan Dan Observasi Siklus I Pelaksanaan tindakan pada siklus I dilakukan dalam dua kali pertemuan, satu pertemuan untuk menerapkan model pembelajaran permainan broken triangle dan satu pertemuan untuk pelaksanaan tes siklus I. Pelaksanaan tindakan dalam hal ini adalah penerapan model pembelajaran permainan broken triangle dimana peneliti yang bertindak sebagai guru dan salah seorang rekan peneliti bertindak sebagai observer. Adapun hasil observasi terhadap keterlaksanaan model
pembelajaran permainan broken triangle oleh guru (peneliti) disajikan pada tabel 4.1.
Tabel 4.1
Keterlaksanaan Model Pembelajaran Permainan Broken Triangle dalam Pembelajaran IPS pada Siklus I
No. Tahap-Tahap
Nilai Keterlaksanaan Kategori Pembelajaran
1 Mempersiapkan
3,33 Sangat Baik
pembelajaran Mengorganisasikan
2 siswa ke dalam 3,00 Baik
beberapa kelompok Membagikan potongan- potongan kertas
3 berbentuk pecahan 3,29 Baik
segitiga untuk dibentuk menjadi segitiga utuh 4 Pemaparan hasil diskusi
3,00 Baik
siswa
5 Membimbing siswa untuk
3,75 Sangat Baik
membuat kesimpulan
Rata-rata 3,27 Baik
Berdasarkan tabel di atas, nilai keterlaksanaan model pembelajaran permainan broken triangle untuk tahap pertama sebesar 3,33 berkategori sangat baik, tahap kedua 3,00 berkategori baik, tahap ketiga 3,29 berkategori baik, tahap keempat 3,00 berkategori baik, dan tahap kelima 3,75 berkategori sangat baik. Rata-rata keterlaksanaan model pembelajaran permainan broken triangle adalah 3,27 berkategori baik.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa model pembelajaran permainan broken triangle terlaksana dengan baik pada siklus I. Meskipun demikian,
masih terdapat hal-hal yang perlu diperbaiki dalam penerapan model tersebut.
Pada tahap pertama yakni mempersiapkan pembelajaran terdiri dari 3 indikator pengamatan yaitu: (1) mempersiapkan siswa untuk belajar, (2) mengkomunikasikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai oleh setiap siswa, dan (3) mengingatkan materi sebelumnya yang berkaitan dengan materi yang akan dipelajari. Ketiga indikator tersebut terlaksana dengan baik pada siklus I.
Pada tahap kedua hanya satu indikator dari dua indikator yang dilaksanakan dengan baik oleh guru (peneliti). Indikator pengamatan yang terlaksana dengan baik yaitu mengorganisasikan siswa ke dalam beberapa kelompok dan yang terlaksana kurang baik yaitu memberikan penekanan agar setiap anggota kelompok aktif mengemukakan ide atau pendapatnya. Pada tahap ini peneliti kurang memberikan penekanan-penekanan agar masing-masing siswa aktif dalam kelompoknya. Hal ini kemudian berdampak pada kurang aktifnya siswa dalam kelompok masing-masing. Dalam setiap kelompok ada saja siswa yang tidak ikut terlibat dalam kegiatan diskusi.
Pada tahap ketiga terlaksana dengan baik enam dari tujuh indikator pengamatan. Indikator pengamatan terlaksana kurang baik yaitu menginformasikan bahwa siswa diberikan waktu dalam membentuk segitiga utuh. Dalam hal ini guru tidak mengingatkan bahwa dalam membentuk segitiga utuh, ada batas waktunya sehingga beberapa
kelompok terlambat dalam menyusun segitiga utuh dari pecahan segitiga yang diberikan.
Pada tahap keempat terlaksana dengan baik tiga dari empat indikator pengamatan. Dalam hal ini guru tidak memberikan penguatan pada poin-poin yang perlu diingat siswa. Guru hanya mengarahkan siswa untuk berdiskusi antar kelompok dan mengklarifikasi hasil pekerjaan siswa. Pada tahap kelima terlaksana dengan baik empat dari empat indikator pengamatan. Pada tahap ini siswa diarahkan untuk membuat kesimpulan dari apa yang telah dipelajari.
Adapun hasil observasi siswa dalam pembelajaran IPS dengan model pembelajaran permainan broken triangle ditampilkan pada tabel berikut.
Tabel 4.2
Hasil Observasi Siswa Kelas V SD Negeri Nusa Harapan Permai Makassar dalam Mengikuti Pembelajaran IPS dengan Model
Pembelajaran Permainan Broken Triangle pada Siklus I No. Aspek Pengamatan Rata-rata Skor Kategori
1 Perhatian 3,21 Baik
2 Kerjasama 3,38 Sangat Baik
3 Partisipasi 2,88 Baik
4 Presentasi 2,96 Baik
Rata-rata Total 3,10 Baik
Berdasarkan tabel diatas, untuk aspek pengamatan perhatian diperoleh rata-rata skor aktivitas siswa sebesar 3,21 berkategori baik, untuk aspek kerjasama diperoleh rata-rata skor 3,38 berkategori sangat baik, untuk aspek partisipasi diperoleh rata-rata skor 2,88 berkategori baik,
dan untuk aspek presentasi diperoleh rata-rata skor 2,96 berkategori baik.
Rata-rata total skor aktivitas siswa sebesar 3,10 yang berkategori baik.
Hal ini menunjukkan bahwa siswa mengikuti pembelajaran dengan baik pada siklus I.
c. Deskripsi Hasil Tes Siklus I
Tes Siklus I dilaksanakan setelah penerapan model pembelajaran permainan broken triangle dalam pembelajaran IPS pada siswa kelas V SD Negeri Nusa Harapan Permai Makassar. Deskripsi hasil tes pada siklus I disajikan dengan statistik deskriptif seperti yang ditampilkan pada tabel berikut.
Tabel 4.3
Statistik Deskriptif Hasil Tes Siklus I pada Siswa Kelas V SD Negeri Nusa Harapan Permai Makassar
Statistik Nilai Statistik
Jumlah Siswa 24
Nilai Ideal 100
Nilai Tertinggi 88
Nilai Terendah 54
Rentang 34
Rata-rata 72,79
Median 73,00
Modus 71,00
Standar Deviasi 9,12
Variansi 83,13
Berdasarkan tabel di atas, tampak bahwa nilai tertinggi yang diperoleh siswa kelas V SD Negeri Nusa Harapan Permai Makassar pada hasil tes siklus I adalah 88, nilai terendah 54, rentang 34, rata-rata nilai 72,79, median 73,00, modus 71 dengan standar deviasi 9,12. Adapun pengategorian hasil tes siklus I tersebut ditampilkan pada tabel berikut.
Tabel 4.4
Kategorisasi Hasil Tes SIklus I pada Siswa Kelas V SD Negeri Nusa Harapan Permai Makassar
Interval Kategori Frekuensi Persentase (%)
86 - 100 Sangat Tinggi 2 8,33
76 - 85 Tinggi 5 20,83
60 - 75 Sedang 14 58,33
55 - 59 Rendah 2 8,33
0 - 54 Sangat Rendah 1 4,17
Jumlah 24 100,00
Berdasarkan tabel 4.4, diketahui bahwa untuk kategori sangat tinggi sebanyak 2 siswa (8,33%), kategori tinggi sebanyak 5 siswa (20,83%), kategori sedang sebanyak 14 siswa (58,33%), kategori rendah sebanyak 2 siswa (8,33%) dan kategori sangant rendah sebanyak 1 siswa (4,17%).
Untuk lebih jelasnya, berikut disajikan histogram kategori hasil tes pada siklus I.
14
14
12
10
8
5
6
4
2 2
2 1
0
Sangat Rendah Sedang Tinggi Sangat Tinggi
Rendah (55-59) (60-75) (76-85) (86-100)
(0-54)
KATEGORI
Gambar 4.1. Histogram Kategori Hasil Tes Siklus I pada Siswa Kelas V SD Negeri Nusa Harapan Permai Makassar
Dari gambar 4.1 tampak bahwa hasil tes pada siklus I kebanyakan berada pada kategori sedang dan masih terdapat siswa yang hasil tesnya berada pada kategori rendah dan sangat rendah.
Persentase ketuntasan hasil belajar siswa kelas V SD Negeri Nusa Harapan Permai Makassar pada siklus I disajikan pada tabel berikut.
Tabel 4.5
Persentase Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Kelas V SD Negeri Nusa Harapan Permai Makassar pada Siklus I
Interval Ketuntasan Frekuensi Persentase (%)
70 - 100 Tuntas 18 75,00
0 - 69 Tidak Tuntas 6 25,00
Jumlah 24 100,00
Berdasarkan tabel 4.5, diketahui bahwa siswa yang mencapai ketuntasan sebanyak 18 siswa (75,00%) dan siswa yang tidak tuntas sebanyak 6 siswa (25,00%). Untuk lebih memperjelas, berikut disajikan diagram lingkaran persentase ketuntasan hasil belajar siswa.
75,00%
25,00% Tuntas
Tidak Tuntas
Gambar 4.2. Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Kelas V SD Negeri Nusa Harapan Permai Makassar pada SIklus I
Dari gambar 4.2 tampak bahwa persentase ketuntasan hasil belajar siswa yaitu 75,00%. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar siswa telah mencapai ketuntasan pada tes siklus I namun nilai persentase tersebut belum mencapai 85% sehingga siswa kelas V SD Nusa Harapan Permai belum dapat dikatakan tuntas secara klasikal.
d. Deskripsi Hasil pada Tahap Refleksi Siklus I
Pada tahap refleksi, peneliti menelaah hasil observasi dan hasil tes siklus I untuk melihat kekurangan-kekurangan apa saja yang terjadi dalam pelaksanaan tindakan siklus I. Kekurangan-kekurangan yang teridentifikasi dalam pelaksanaan tindakan siklus I adalah sebagai berikut.
1) Guru (peneliti) tidak memberikan penekanan-penekanan agar setiap anggota kelompok ikut aktif terlibat dalam mengemukakan ide atau pendapatnya. Akibatnya, dalam setiap kelompok ada saja siswa yang tidak ikut terlibat dalam kegiatan diskusi.
2) Guru tidak mengingatkan adanya batasan waktu dalam menyusun segitiga utuh dari pecahan-pecahan segitiga. Akibatnya, terdapat beberapa kelompok terlambat dalam menyusun segitiga tersebut.
3) Guru tidak memberikan penguatan terhadap poin-poin yang perlu diingat siswa.
4) Hasil tes siswa belum mencapai ketuntasan klasikal.
Kekurangan-kekurangan tersebut menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran permainan broken triangle pada siklus I masih belum optimal. Hal tersebut menjadi bahan pertimbangan dalam membuat perencanaan untuk siklus II.