• Tidak ada hasil yang ditemukan

DESKRIPSI LOKASI, HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A.DESKRIPSI LOKASI

B. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Kota Surakarta merupakan salah satu kota otonom yang memiliki jumlah penduduk terpadat di Indonesia ± 13.000 jiwa di tiap-tiap kecamatan. Namun sangat disayangkan jumlah penduduk yang terdapat di Kota Surakarta tidak sebanding dengan Luas Wilayah yang hanya 44,04 km². Keterbatasan lahan untuk perumahan dan pemukiman serta mahalnya harga bahan-bahan bangunan akan sulit bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) untuk memenuhi kebutuhan akan tempat tinggal yang menjadi kebutuhan utamanya.

commit to user

Apabila permasalahan ini dibiarkan begitu saja maka tidak sedikit dari MBR membangun permukiman kumuh di sepanjang bantaran sungai, sepanjang rel kereta api, bahkan tidak jarang mereka membuat bangunan liar di lahan yang menjadi Hak Pakai Pemerintah Kota yang apabila dibiarkan begitu saja akan sangat ironis karena merusak pemandangan kota.

Rusunawa di Kota Surakarta memiliki kontribusi yang besar terhadap Pemerintah Kota Surakarta. Oleh karena hal tersebut maka pembangunan Rusunawa penting untuk dikelola dengan baik. Kontribusi Rusunawa terhadap Pemerintah Kota Surakarta menurut Kepala UPTD Rumah Sewa terbagi dalam tiga aspek, yaitu :

Aspek Psikologis

Pembangunan Rusunawa di Kota Surakarta dilihat dari aspek psikologis yaitu:

a. Mengangkat harkat dan martabat dalam berumah tangga.

MBR yang awalnya tinggal di tempat yang tidak layak (kumuh) seperti bantaran sungai, sepsnjang rel kereta api maupun yang membangun di lahan hak pakai Pemkot, tidak memiliki mutu atau nilai serta tidak bermartabat karena dianggap sebagai perusak pemandangan kota. Tetapi ketika MBR tersebut tinggal di Rusunawa maka secara otomatis taraf hidup atau nilainya menjadi terangkat karena tinggal di tempat yang layak dan tidak menjadi perusak pemandangan kota lagi.

commit to user

b. Meningkatkan etos hidup penyewa.

Etos berkaitan dengan etika atau dengan kata lain perilaku. MBR yang tinggal di Rusunawa perilakunya akan lebih baik atau terkendali karena ada aturan-aturan yang mengikat dan menolong penyewa untuk memiliki perilaku yang sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan.

c. Menekan tindakan mengkavling tanah negara untuk hunian tidak berijin.

Dengan dibangunnya Rusunawa di Lahan Hak Pakai Pemkot berarti meminimalisir tindakan masyarakat mengkavling tanah negara untuk hunian tidak berijin yang akhirnya hanya menjadi perusak pemandangan kota.

Aspek Finansial

Pembangunan Rusunawa di Kota Surakarta dilihat dari aspek finansial yaitu:

a. Memberikan kontribusi Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Surakarta.

Pendapatan hasil sewa Rusunawa menambah Pendapatan Asli Daerah Kota Surakarta.

b. Alokasi anggaran penataan perumahan dan pemukiman kumuh Kota

Surakarta dapat dihemat.

Dengan pembangunan Rusunawa dapat meminimalisir alokasi anggaran penataan perumahan dan pemukiman kumuh dengan memanfaatkan lingkungan yang terbagi dalam bagian-bagian dan distrukturkan secara fungsional dalam arah horisontal maupun vertikal. Sehingga dapat miminimalkan lahan dan bangunan.

commit to user Aspek Sosiologis

Pembangunan Rusunawa di Kota Surakarta dilihat dari aspek sosiologis yaitu:

a. Meminimalkan permukiman kumuh.

Dengan adanya pembangunan Rusunawa dapat meminimalkna

permukiman kumuh karena salah satu tujuan dari pembangunan Rusunawa ini adalah untuk penataan wilayah kumuh sehingga wilayah kumuh di Kota Surakarta dapat berkurang.

b. Mengubah perilaku masyarakat dalam menjalani kehidupan rumah tangga

yang lebih tertib dan teratur.

Perilaku masyarakat yang pada awalnya tinggal di daerah permukiman kumuh memiliki pola kehidupan rumah tangga yang kurang tertib dan teratur. Contohnya pola kehidupan rumah tangga yang tidak mengganggu penghuni rusun lainnya seperti saling menghargai dan menghormati penghuni rusun lainnya.

c. Meningkatkan kualitas berumah tangga.

Pembangunan Rusunawa dari aspek sosiologis dapat meningkatkan kualitas berumah tangga karena fasilitas pribadi disediakan di dalam sarusunawa sehingga setiap urusan dalam rumah tangga diatur sendiri dan dapat meningkatkan kualitas berumah tangga para penghuninya.

Melihat besarnya kontribusi Rusunawa terhadap Pemerintah Kota Surakarta maka pada bab ini akan dijelaskan hasil penelitian terkait dengan rumusan masalah yang telah disebutkan pada bab I, yaitu mengenai Pengelolaan Rumah Susun Sederhana Sewa (Rusunawa) oleh UPTD Rumah

commit to user

Sewa Kota Surakarta. Pengelolaan merupakan proses atau upaya untuk mengerahkan orang lain untuk melakukan suatu kegiatan manajerial. Pengelolaan mengenai Rumah Susun Sederhana Sewa meliputi tahap perencanaan, pengorganisasian, penggerakkan hingga tahap pengawasan.

Semua bangunan Rumah Susun Sederhana Sewa (Rusunawa) di Kota Surakarta termasuk dalam Obyek Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah yang berupa pemakaian gedung atau bangunan pemerintah dan bersifat sewa. Oleh sebab itu bagi setiap orang yang memperoleh pelayanan jasa untuk menggunakan kekayaan yang dimiliki dan dikuasai oleh dan atau dikelola oleh Pemerintah Daerah, maka akan dipungut retribusi pemakaian kekayaan daerah. (Bab 2 Pasal 2 Perda Surakarta No. 7 Tahun 2009).

Agar bangunan Rumah Susun Sederhana Sewa (Rusunawa) dapat berdayaguna serta mencapai target dan sasaran yang diharapkan serta memenuhi aspek yang telah ditetapkan sebagai kontribusi bagi Pemerintah Kota Surakarta maka diperlukan pengelolaan yang baik. Pengelolaan Rumah Susun Sederhana Sewa (Rusunawa) yang berada di Kota Surakarta menjadi tanggungjawab UPTD Rumah Sewa Kota Surakarta. Pembahasan pada penelitian ini dilihat berdasarkan empat fungsi manajemen yaitu perencanaan, pengorganisasian, penggerakkan, dan pengawasan.

commit to user

Penyusunan rencana teknis operasional di bidang penanganan kegiatan teknis di rumah sewa yang dilaksanakan oleh UPTD Rumah Sewa Kota Surakarta mempunyai dasar hukum yang berasal dari Peraturan Walikota (Perwali) Surakarta No. 45 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Pada Dinas Pekerjaan Umum Kota Surakarta dan disempurnakan kembali oleh Peraturan Walikota (Perwali) Surakarta No. 20-O Tahun 2009 Tentang Pedoman Uraian Tugas Jabatan Struktural Unit Pelaksana Teknis Pada Dinas Pekerjaan Umum. Rumah Susun Sederhana Sewa (Rusunawa) yang pada mulanya dikelola oleh Unit Pengelola Rumah Susun Sederhana Sewa (Rusunawa) Kota Surakarta yang tertuang dalam Peraturan Walikota Surakarta No. 12 Tahun 2005 Tentang Pembentukan Unit Pengelola Rusunawa Kota Surakarta. Hal ini sesuai dengan yang dikatakan oleh Bapak Toto Jayanto selaku kepala UPTD Rumah sewa sebagai berikut:

“..cikal bakal lahirnya UPTD atau embrio dari UPTD berasal dari Unit Pengelolaan Rusunawa. Dahulu waktu pembangunan rusun yang pertama sejak tahun 2003 kan belum ada instansi yang mengelola padahal rusun harus ada yang mengelola, karena belum masuk SKPD dan belum ada instansi yang mengelola maka dibentuk Unit Pengelola. ” (Wawancara 6 Oktober 2011)

Perencanaan di katakan baik apabila didalamnya mengandung tujuan-tujuan yang akan dicapai. Karena dengan adanya tujuan atau goal yang akan dicapai dari setiap rencana, mempermudah organisasi untuk merealisasikan rencana tersebut. Begitu juga dengan UPTD Rumah Sewa yang memiliki 4 tujuan dalam Pembangunan Rusunawa di Kota Surakarta, yaitu :

commit to user

1. Pembangunan Rusunawa memberikan solusi atas kebutuhan

perumahan yang sederhana dan sehat.

2. Pembangunan Rusunawa merupakan kebijakan Pemerintah Kota

Surakarta dalam rangka penyediaan rumah sederhana dan sehat untuk Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) di Surakarta.

3. Pembangunan Rusunawa diperuntukkan untuk penataan wilayah

kumuh di Kota Surakarta.

4. Pembangunan Rusunawa dibuat untuk meminimalkan hunian tidak

berijin.

Sumber : Kepala UPTD Rumah Sewa Kota Surakarta

Rusunawa merupakan program dari pemerintah pusat yang tujuan pembangunannya yaitu untuk membantu masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) dalam hal pemenuhan akan rumah tinggal. Selain untuk memenuhi kebutuhan Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) akan

rumah tinggal yang layak, dengan dibangunnya Rusunawa

meminimalkan bangunan liar dan penataan pemukiman kumuh agar tidak merusak pemandangan kota. Selain hal tersebut, Rusunawa juga menambah Pendapatan Asli Daerah (PAD).

Oleh karena pembangunan Rusunawa memiliki banyak manfaat maka pemerintah pusat mencanangkan kepada setiap daerah otonom untuk berpartisipasi dalam program sejuta tower. Kota Surakarta yang termasuk dalam daerah otonom memiliki respon yang sangat baik akan pelaksanaan program dari pemerintah pusat ini. Proyek pembangunan

commit to user

rumah susun bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) di Kota Surakarta akan berlanjut sampai tahun 2015.Selain adanya program pembangunan sejuta tower dari pemerintah pusat, dengan pembangunan rusunawa maka lahan Hak Pakai Pemerintah Kota dapat dimanfaatkan secara optimal serta didukung oleh besarnya minat warga Kota Surakarta untuk tinggal di Rusunawa.

Perencanaan tujuan dari pembangunan Rusunawa bukan hanya menjadi harapan Pemerintah Kota dan pihak UPTD Rumah Sewa saja tetapi juga menjadi jawaban bagi seluruh masyarakat Kota Surakarta khususnya MBR yang memerlukan rumah sebagai tempat tinggal.

Hal ini sesuai dengan yang di katakan Ibu Ipung sebagai penyewa di Rusunawa Semanggi sebagai berikut:

“ ..Rusun ini sudah menjawab kebutuhan saya akan rumah yang sehat mb. Air nya jernih,tidak berbau. Tempat pembuangan sampahnya juga baik,setiap lantai disediakan tong sampah.” (Wawancara 25 Oktober 2011)

Hal senada juga diungkapkan oleh Ibu Yuli sebagai penyewa di Rusunawa Jurug sebagai berikut :

“..Dibandingkan tempat tinggal saya yang dulu di bantaran sungai gajah putih,tinggal di rusun ini lebih sehat mb. Airnya bersih dan lingkungannya juga sehat. Kalau yang menjadi kendala untuk saat ini dalam hal kebersihan yaitu pengelolaan sampah yang belum efektif karena Rusun Jurug yang bangunan depan masih dalam tahap pembangunan sehingga menyulitkan truk pengangkut sampah untuk mengambil sampah. Itu aja mb.” (Wawancara 10 November 2011)

Melihat dari tujuan Pembangunan Rusunawa di Kota Surakarta maka pengelolaan Rumah Susun Sederhana Sewa (Rusunawa) yang dilakukan

commit to user

oleh UPTD Rumah Sewa yang berkaitan dengan Perencanaan dapat dilihat dari beberapa kegiatan yaitu :

a. Perencanaan Anggaran dan Lahan

Perencanaan anggaran diperlukan untuk memperkirakan besarnya perkiraan dana yang diperlukan dalam pembangunan Rusunawa beserta sumber pendanaannya. Anggaran merupakan

sumber utama dalam pembangunan rusunawa. Sedangkan

perencanaan lahan berkaitan terhadap tempat atau daerah yang akan dibangun rusunawa. Identifikasi lahan sangat penting dilakukan karena melalui identifikasi tersebut dapat diketahui apakah lahan tersebut layak di bangun rusunawa atau tidak, dilihat dari segi sanitasi, akses ke jalan umum dan akses ke tempat kerja penghuni rusunawa.

Sumber pendanaan Rusunawa Kota Surakarta diperoleh dari APBN (Anggaran Pendapatan Belanja Negara) Tahun 2005- 2025 yang tertuang dalam UU No.17 Tahun 2007 Tentang Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025, APBD (Anggaran Pendapatan Belanja Daerah) Propinsi Jawa Tengah, dan APBD (Anggaran Pendapatan Belanja Daerah) Kota Surakarta. Pendanaan pembanguna Rusunawa tertuang pada Undang-Undang Republik Indonesia No. 1 Tahun 2011 Tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman Bab X Bagian kedua Pasal 119. Sumber pendanaan yang berasal dari APBN diperoleh dari Kemenpera (Kementrian Perumahan Rakyat) dan KemenPU (Kementrian Pekerjaan Umum) berupa bentuk

commit to user

fisik bangunan rusunawa. Pendanaan yang diperoleh dari APBD Propinsi Jawa Tengah berupa sarana-sarana pendukung seperti pagar, paving, taman bermain, musholla, dan sarana-sarana pendukung lainnya. Kemudian pendanaan yang diperoleh dari APBD Pemerintah Kota Surakarta sendiri berupa lahan, dan pemasangan listrik serta air.

Hal ini sesuai dengan yang dikatakan oleh Bapak Toto Jayanto selaku kepala UPTD Rumah Sewa sebagai berikut:

“..sumber pendanaan ada 3, yang satu APBN (Kemenpera dan KemenPU) ,trus yang kedua APBD propinsi, yang ketiga ya Pemerintah Kota Surakarta. Pendanaan yang berasal dari APBN berupa fisik rusun, kalo yang APBD Propinsi sarana pendukung seperti pagar, paving dan yang lainnya berasal dari Kota Surakarta seperti lahan, listrik, dan air.” (Wawancara 6 Oktober 2011)

Hal ini juga senada dengan yang disampaikan oleh Ibu Sri Ratnartiningsih sebagai Subbagian Tata Usaha UPTD Rumah Sewa, sebagai berikut :

“..sumber pendanaan dari Pemerintah kota Surakarta berupa tanah,listrik dan air. Anggaran pendirian bangunan dari Kemenpera dan KemenPU, terus propinsi berupa kelengkapan berupa pagar, paving dan kelengkapan yang lain. Jadi kerja sama antara Pusat, Daerah, dan Pemkot.” (Wawancara 11 Oktober 2011)

Untuk perencanaan lahan atau penetapan lokasi yang akan dibangun Rusunawa melihat pada keadaan lahan Hak Pakai Pemerintah Kota yang tersedia. Apabila masih ada lahan Hak Pakai Pemerintah Kota Surakarta yang belum dimanfaatkan dan tanah tersebut tidak dalam sengketa dalam arti tidak milik orang lain serta bebas dari bangunan apapun maka Rusunawa dapat dibangun. Dalam

commit to user

pembangunan Rusunawa hal yang selanjutnya menjadi pertimbangan adalah mengenai struktur tanah cocok untuk dibangun Rusunawa atau tidak, sanitasi baik atau tidak, serta akses ke jalan umum mudah dan tidak jauh dari tempat kerja calon penghuni.

Hal ini sesuai dengan yang dikatakan Bapak Toto Jayanto selaku Kepala UPTD Rumah Sewa sebagai berikut :

“..lahan yang digunakan untuk pembangunan Rusunawa apabila masih ada lahan Hak Pakai Pemkot yang belum dimanfaatkan, kemudian tanah tersebut tidak berada dalam sengketa dalam arti tidak milik orang lain serta bebas dari bangunan apapun kemudian kondisi sanitasi baik dan memungkinkan untuk dibangun Rusunawa.” (Wawancara 6 Oktober 2011)

Apabila kriteria tersebut sudah memenuhi maka dari pihak UPTD Rumah Sewa langsung mengajukan anggaran pembangunan Rusunawa ke Kementrian Pekerjaan Umum dan Kementrian Perumahan Rakyat untuk diverifikasi. Sampai tahun 2011 ini lahan Hak Pakai Pemerintah Kota Surakarta yang telah dibangun Rusunawa terdiri dari lahan Hak Pakai Pemkot yang berada di Begalon, Semanggi, Jurug dan Kerkop.

Lahan yang digunakan untuk pembangunan Rusunawa di Kota Surakarta dahulu merupakan pemukiman kumuh dan hunian tidak berijin. Tetapi setelah dibangunnya Rusunawa saat ini menjadi pemukiman yang layak huni, sehat dan tertata rapi. Hal ini dapat dilihat melalui gambar 4.1 yaitu lahan Rusunawa Begalon dan Rusunawa Semanggi :

commit to user

Kondisi Lahan/Wilayah Rusunawa Begalon Kelurahan Panularan Kecamatan Laweyan Kota Surakarta

Sebelum Tahun 2003

Sumber : Dokumentasi UPTD Rumah Sewa

Gambar diatas adalah lahan atau wilayah sebelum dibangunnya Rusunawa Begalon. Rusunawa Begalon terletak di Kelurahan Panularan Kecamatan Laweyan Kota Surakarta. Lahan tempat dibangunnya Rusunawa Begalon dahulu adalah pemukiman padat penduduk yang kumuh dan jauh dari lingkungan hidup yang baik, sehat, bersih, rapi dan indah. Tetapi dengan program dari Pemerintah Pusat yang tertuang dalam Undang-Undang Republik Indonesia No. 1 Tahun 2011 Tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman bahwa setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat yang merupakan kebutuhan dasar manusia maka Pemerintah berperan untuk menyediakan dan memberi kemudahan dan bantuan perumahan dan kawasan pemukiman khususnya bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR).

commit to user

Untuk mendukung program Pemerintah tersebut Kota Surakarta wajib memfasilitasi penyediaan perumahan dan pemukiman bagi masyarakat khususnya MBR termasuk menetapkan Kasiba (Kawasan siap bangun) dan Lisiba (Lingkungan siap bangun) sesuai dengan UU RI No.1 Tentang Perumahan dan Kawasan Pemukiman Paragraf 3 Pasal 15. Untuk mengubah wilayah tersebut menjadi pemukiman yang layak huni maka Pemerintah Kota Surakarta membangun Rusunawa Begalon dan Rusunawa lainnya yang tersebar di wilayah Rurakarta Gambar dibawah ini menunjukkan Rusunawa Begalon yang telah dibangun.

Gambar 4.2

Kondisi Lahan/Wilayah Rusunawa Begalon II Kel. Panularan Kec. Laweyan Kota Surakarta Pada Tahun 2006

Foto 1 Foto 2

commit to user

Foto 3 Foto 4

Foto 5 Foto 6

Sumber : Observasi Pribadi Peneliti (22 Oktober 2011)

Gambar diatas merupakan Rusunawa Begalon yang dibangun diatas lahan yang awalnya merupakan pemukiman kumuh. Tampak pada gambar bahwa kondisi pemukiman saat ini lebih baik dari sebelumnya. Kondisi pemukiman berubah menjadi rumah tinggal yang bersih, sehat, rapi, indah dan tertata dengan baik. Lahan yang dibangun Rusunawa Begalon bukan hanya satuan unit rumah tinggal saja tetapi terdapat fasilitas taman bermain anak (Foto 2), tempat menjemur pakaian (Foto 3), tempat parkir (Foto 5) dan papan baca (Foto 6). Lahan yang sebelumnya kumuh saat ini menjadi wilayah pemukiman yang tertata rapi, bersih, dan indah.

commit to user

Identifikasi Rusunawa Begalon II, yaitu :

Dibangun oleh : Kementrian Pekerjaan Umum

Sumber Dana : APBN

No. IMB : No. 601/0877.1/L-04/IMB/VII/2008

Type : 21/ 1 blok

Jumlah Unit : 96 Unit/ 21 m²

Pemilik Tanah : Pemerintah Kota Surakarta

Sertifikat Hak : Pakai HP.12

Tgl Penerbitan : 5 Desember 2006 No.11.02.01.04.4.001.2

Dihuni : Tahun 2009

Setelah pembangunan Rusunawa Begalon II kemudian pada tahun 2010 dibangun Rusunawa Semanggi yang terletak di Kelurahan Semanggi Kecamatan Pasar Kliwon Kota Surakarta. Tidak jauh berbeda dengan kondisi wilayah sebelum dibangunnya Rusunawa Begalon, Rusunawa Semanggi dahulu juga merupakan wilayah kumuh yang tidak tertata. Dapat dilihat pada Gambar 4.3 :

commit to user

Gambar 4.3

Kondisi Lahan/Wilayah Rusunawa Semanggi Kelurahan Semanggi Kecamatan Pasar Kliwon Kota Surakarta Sebelum Tahun

2010

Sumber : Dokumentasi UPTD Rumah Sewa

Sama halnya dengan Lahan Rusunawa Begalon. Dahulu lahan Rusunawa Semanggi juga merupakan pemukiman kumuh yang terletak di Kelurahan Semanggi Kecamatan Pasar Kliwon Kota Surakarta. Lahan tempat dibangunnya Rusunawa Begalon dahulu adalah pemukiman padat penduduk yang kumuh dan jauh dari lingkungan hidup yang baik, sehat, bersih, rapi dan indah. Tetapi dengan program dari Pemerintah Pusat yang tertuang dalam Undang-Undang Republik Indonesia No. 1 Tahun 2011 Tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman bahwa setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan lingkungan hidup

commit to user

yang baik dan sehat yang merupakan kebutuhan dasar manusia maka Pemerintah berperan untuk menyediakan dan memberi kemudahan dan bantuan perumahan dan kawasan pemukiman khususnya bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR).

Untuk mendukung program Pemerintah tersebut Kota Surakarta wajib memfasilitasi penyediaan perumahan dan pemukiman bagi masyarakat khususnya MBR termasuk menetapkan Kasiba (Kawasan siap bangun) dan Lisiba (Lingkungan siap bangun) sesuai dengan UU RI No.1 Tentang Perumahan dan Kawasan Pemukiman Paragraf 3 Pasal 15. Untuk mengubah wilayah tersebut menjadi pemukiman yang layak huni maka Pemerintah Kota Surakarta membangun Rusunawa Semanggi. Gambar dibawah ini menunjukkan Rusunawa Begalon. Gambar dibawah ini merupakan Rusunawa Semanggi yang telah dibangun.

Gambar 4.4

Kondisi Lahan/Wilayah Rusunawa Semanggi Kelurahan Semanggi Kecamatan Pasar Kliwon Kota Surakarta Tahun 2010

Foto 7 Foto 8

commit to user

Foto 9 Foto 10

Sumber : Observasi Pribadi Peneliti (25 Oktober 2011)

Gambar diatas merupakan Rusunawa Semanggi yang dibangun diatas lahan yang awalnya merupakan pemukiman kumuh. Tampak pada gambar bahwa kondisi pemukiman saat ini lebih baik dari sebelumnya. Kondisi pemukiman berubah menjadi rumah tinggal yang bersih, sehat, rapi, indah dan tertata dengan baik. Lahan yang dibangun Rusunawa Semanggi bukan hanya satuan unit rumah tinggal saja tetapi terdapat fasilitas taman hijau (Foto 9), tempat menjemur pakaian yang dilindungi oleh tralis dan tempat parkir motor yang tertata rapi. Lahan yang sebelumnya kumuh saat ini menjadi wilayah pemukiman yang tertata rapi, bersih, dan indah.

Identifikasi Rusunawa Semanggi, yaitu : Dibangun oleh : Kementrian Pekerjaan Umum Sumber Dana : APBN

DIPA : Tahun Anggaran 2008 No.

0624/033-05.01-/2007

commit to user

No. IMB : No. 601/0992/P.02/IMB/XII/2009

Type : 24/ 2 blok

Jumlah lantai : 5 lantai

Jumlah Unit : 192 Unit/ 24 m²

Jumlah Difabel : 14 unit/ 24 m²

Pemilik Tanah : Pemerintah Kota Surakarta Sertifikat Hak : Pakai HP.36

Tgl Penerbitan : 29 Agustus 2005 No.11.02.03.02.4.00036

Dihuni : Tahun 2010

Setelah Rusunawa Semanggi, pembangunan Rusunawa

selanjutnya adalah Rusunawa Jurug. Rusunawa Jurug terletak di Jl. KH. Maskyur Kelurahan Jebres Kecamatan Jebres Kota Surakarta.

Identifikasi Rusunawa Jurug, yaitu :

Dibangun oleh : Kementrian Negara Perumahan Rakyat

Sumber Dana : APBN

DIPA : Tahun Anggaran 2009

Luas : 4.000 m²

No. IMB : Dalam Proses

Type : 29/ 3 blok

Jumlah lantai : 5 lantai

Jumlah Unit : 74 Unit/ 27 m²

Pemilik Tanah : Pemerintah Kota Surakarta

commit to user

Tgl Penerbitan : -

Dihuni : Tahun 2011

Gambar 4.5

Rusunawa Jurug Jl. KH. Maskyur Kelurahan Jebres Kecamatan Jebres Kota Surakarta Tahun 2011

Foto 11 Foto 12

Sumber : Observasi Pribadi Peneliti (10 November 2011)

Foto 13 Foto 14

Sumber : Observasi Pribadi Peneliti (10 November 2011)

Pada gambar dapat dilihat bahwa pembangunan Rusunawa Jurug masih dalam tahap penyelesaian. Diharapkan akhir tahun 2011 ini pembangunan Rusunawa Jurug sudah selesai. Walaupun pembangunan Rusunawa Jurug belum selesai sepenuhnya, Rusunawa ini sudah mulai ditempati pada bulan Juli tahun 2011 lalu.

commit to user

Pembangunan Rusunawa selanjutnya adalah Rusunawa Kerkop yang terletak di dekat stasiun Jebres. Rusunawa Kerkop ini akan mulai di huni tahun 2012 mendatang.

Gambar 4.6

Rusunawa Kerkop Kelurahan Purwodiningratan Kecamatan Jebres Kota Surakarta Tahun 2011

Foto 15 Foto 16

Foto 17 Foto 18

Sumber : Observasi Pribadi Peneliti (10 November 2011)

Pembangunan Rusunawa selanjutnya direncanakan di daerah Mojosongo yang merupakan lahan Hak Pakai Pemerintah Kota Surakarta Nomor 24 Mojosongo, Jebres dengan perkiraan anggaran pembangunan sebesar 13 miliar per twin block yang dapat menampung 90 Kepala Keluarga per twin block. Saat ini ada 500 Kepala Keluarga yang masuk kedalam daftar antrean calon penghuni. Proyek pembangunan rumah susun untuk masyarakat berpenghasilan

commit to user

rendah (MBR) di Kota Surakarta akan berlanjut hingga tahun 2015. Oleh karena itu Pemerintah Kota Solo terus berupaya mencari lahan kosong untuk didirikan Rusunawa sampai tahun 2015.

b. Penetapan Calon Penghuni Dan Biaya Sewa

Penetapan calon penghuni dilakukan setelah bangunan rusunawa dianggap layak untuk dihuni oleh penghuni rusunawa yang telah lolos seleksi di UPTD Rumah Sewa. Sasaran dari penghuni Rumah Susun Sederhana Sewa (Rusunawa) adalah seluruh warga negara Indonesia yang termasuk dalam kelompok masyarakat yang berpenghasilan rendah (MBR). Hal ini sesuai dengan Peraturan Menteri Negara Perumahan Rakyat No. 14/PERMEN/M/2007 Tentang Pengelolaan Rumah Susun Sederhana Sewa Bab IV Pasal 15 tentang Kepenghunian. Sasaran penghuni Rusunawa pada Kota Surakarta sendiri adalah penduduk Kota Surakarta yang termasuk masyarakat

Dokumen terkait