• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hasil Penelitian Terkait Dengan Pengelolaan Rumah Susun Sederhana Sewa (Rusunawa)

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN A. Pengelolaan Rumah Susun Sederhana Sewa (Rusunawa)

4. Hasil Penelitian Terkait Dengan Pengelolaan Rumah Susun Sederhana Sewa (Rusunawa)

Studi-studi terdahulu terkait pengelolaan Rumah Susun Sederhana Sewa pernah dilakukan berbagai pihak. Penelitian tersebut menghasilkan kesimpulan yang beragam sesuai dengan kajian penelitiannya, sebagai berikut:

1. Indartoyo (Makalah Seminar Nasional Arsitektur Universitas Trisakti,

2007)

Mengadakan penelitian tentang Dampak Kehadiran Rusunawa Bagi Penataan Bangunan Dan Infrastruktur Di Daerah Kawasan Terbangun, berkesimpulan bahwa : Berbagai program penyediaan Rusunawa yang telah diimplementasikan hingga saat ini pada lokasi justru terjadi perkembangan yang kurang menguntungkan seperti terjadinya pengembangan rumah-rumah tinggi yang tidak terkendali, tumbuhnya fasilitas layanan yang yang tidak teratur diantaranya justru banyak terjadi di sekitar lokasi pembangunan Rusunawa. Kehadiran

commit to user

Rusunawa di Indonesia diprediksi akan meningkatkan jumlah penduduk sehingga akan menyebabkan peningkatan kebutuhan lahan, peningkatan jumlah dan volume infrastruktur atau peningkatan limbah, bertambah padatnya lalu lintas, perubahan iklim mikro di daerah sekitar kawasan, berkurangnya daya serap tanah terhadap air hujan, hadirnya komunitas baru yang secara otomatis akan meningkatkan harga jual tanah, memperbanyak bangunan kumuh, pengetatan aturan pembangunan dan memerlukan usaha-usaha fisik dan sosial untuk mencapai integratif antar penduduk. Untuk itu rencana penataan bangunan dan infrastruktur di kawasan sekitar Rusunawa sebagai suatu konsep peremajaan permukiman perkotaan yang integratif menangani masalah penataan lingkungan permukiman perkotaan serta penyediaan kebutuhan perumahan kota harus dikaji secara hati-hati, cermat dan matang.

2. Mokh Subkhan (Tesis Program Pascasarjana Magister Teknik

Pembangunan Wilayah Dan Kota Universitas Diponogoro, 2008) Mengadakan penelitian tentang Pengelolaan Rumah Susun Sederhana Sewa Di Cengkareng Jakarta Barat yang bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang menyebabkan ketidakoptimalan pengelolaan Rusunawa. Keidakoptimalan ini disebabkan oleh :

a) Kurangnya solidaritas penghuni Rusunawa untuk menggunakan

commit to user

b) Kurangnya motivasi penghuni Rusunawa untuk meningkatkan taraf

perekonomian keluarga.

c) Rusunawa mempunyai nilai ekonomi tinggi sehingga sering

disalahgunakan oleh pihak-pihak tertentu.

d) Pengelolaan Rusunawa Cengkareng menunjukkan bahwa

kurangnya peran organisasi dalam hal sosialisasi penggunaan fasilitas umum bersama sehingga fasilitas tersebut tidak digunakan dengan semestinya.

e) Koordinasi yang terbatas dengan pihak yang terlibat misalnya

mengenai pengaturan sewa, pemasaran Rusunawa dan sosialisasi kepada masyarakat.

f) Tidak ada sanksi yang tegas bagi penyewa yang tidak taat

administratif.

3. Sugianto Tarigan (Tesis Program Pascasarjana Magister Teknik

Pembangunan Wilayah Dan Kota Universitas Diponogoro, 2010) Mengadakan penelitian Tentang Evaluasi Pengelolaan Sistem Sanitasi Rumah Susun Bidaracina Jakarta Timur yang berkesimpulan bahwa pertumbuhan pembangunan rumah susun di Jakarta tidak diimbangi dengan kemampuan pengelolaan rumah susun itu sendiri. Dari jumlah rumah susun yang sudah dibangun menunjukkan bahwa operasi dan pemeliharaan sistem sanitasi rumah susun masih rendah, hal ini mengakibatkan penurunan kualitas lingkungan dan pelayanan rumah susun. Hasil penelitian disimpulkan bahwa prosedur teknis dan

commit to user

operasional pengelolaan sistem sanitasi yang ada di rumah susun bidaracina tidak berjalan dengan baik karena tidak sesuai dengan petunjuk teknis operasional dan pemeliharaan. Hal ini dibuktikan antara lain dengan kemacetan disaluran pipa masih sering terjadi, sistem bak kontrol sudah tidak berfungsi, pembuangan lumpur tinja dari rumah tetangga tidak melalui proses pengolahan tetapi langsung ke badan air sungai ciliwung sehingga sering tercium bau tidak sedap dilingkungan rumah susun. Melihat fenomena tersebut pemerintah dalam rangka pembangunan serta penyelenggaraan pengelolaan sistem sanitasi menjadi tanggung jawab pemerintah daerah sehingga diperlukan institusi dan peraturan yang jelas serta tegas.

Hasil penelitian terdahulu di atas, dapat digunakan sebagai pendukung data deskriptif karena memiliki relevansi dengan Pengelolaan Rumah Susun Sederhana Sewa di Kota Surakarta yang dikaji dalam penelitian ini, diantaranya bahwa :

a) Program penyediaan Rumah susun sederhana sewa (Rusunawa)

perlu dikaji secara hati-hati, cermat dan matang karena kalau tidak demikian akan mengakibatkan kerugian bagi Pemerintah Kota itu sendiri. Kerugian yang dapat terjadi seperti meningkatnya jumlah penduduk sehingga akan menyebabkan

peningkatan kebutuhan lahan, peningkatan limbah,

bertambahpadatnya lalu lintas, berkurangnya daya serap tanah, dan lain sebagainya. Pengkajian dilakukan agar masalah penataan

commit to user

lingkungan pemukiman serta penyediaan kebutuhan perumahan dapat diatasi.

b) Mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan ketidakoptimalan

pengelolaan Rusunawa yang terdapat di Kota Surakarta.

c) Pembangunan Rumah Susun perlu diimbangi dengan kemampuan

pengelolaan Rumah Susun itu sendiri agar tidak mengalami penurunan kualitas lingkungan dan pelayanan Rumah Susun.

B. Kerangka Pikir

Rumah merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia yang berfungsi untuk mendukung terselenggaranya pembinaan keluarga, pendidikan serta peningkatan kualitas generasi yang akan datang yang berjati diri. (Peraturan Menteri Negara Perumahan Rakyat No.14/PERMEN/M 2007).

Kebutuhan akan rumah tinggal sangat meningkat khususnya di kawasan perkotaan maka fasilitas pembangunan rumah susun sederhana sewa menjadi alternatif untuk pemenuhan rumah tinggal yang bermartabat, nyaman, aman dan sehat bagi seluruh masyarakat khususnya bagi MBR. Rumah susun sederhana sewa (Rusunawa) menjadi solusi bagi Kota Surakarta untuk penataan wilayah kumuh dan meminimalkan hunian tak berijin serta merupakan kebijakan Pemerintah Kota Surakarta dalam rangka penyediaan rumah sederhana dan sehat untuk MBR di Kota Surakarta. Selain itu keberadaan rumah susun sederhana sewa (Rusunawa) juga sebagai penambah pendapatan asli daerah (PAD).

commit to user

Oleh karena itu pengelolaan rumah susun sederhana sewa (Rusunawa) sangat penting untuk dilakukan dalam pelaksanaan kegiatannya agar tujuan yang diharapkan dapat tercapai. Dengan adanya pengelolaan yang baik diharapkan akan dapat memudahkan tercapainya tujuan organisasi. Pengelolaan rumah susun sederhana sewa (Rusunawa) merupakan serangkaian usaha-usaha yang dilakukan untuk menanggulangi lingkungan permukiman perkotaan yang tidak sehat (kumuh), meminimalkan hunian yang tidak berijin dan menjembatani masyarakat berpenghasilan rendah untuk mendapatkan tempat hunian yang layak dengan cara menyewa sesuai dengan kondisi atau kemampuan mereka.

Sesuai dengan judul penelitian yaitu pengelolaan rumah susun sederhana sewa (Rusunawa) oleh Unit Pelaksana Teknis Rumah Sewa Kota Surakarta, penelitian dilihat berdasarkan fungsi-fungsi manajemen yang

dimulai dari perencanaan, pengorganisasian, penggerakkan hingga

pengawasan. Fungsi perencanaan dilihat dari bentuk-bentuk perencanaan yang berupa mekanisme pembuatan rencana, esensi perencanaannya, serta dasar pertimbangan dalam membuat rencana. Fungsi pengorganisasin terkait dengan pengelompokkan serta pembagian tugas atau pekerjaan diantara para anggota organisai sehingga organisasi dapat digerakkan dan tujuan organisasi dapat tercapai dengan efektif dan efisien.

Fungsi penggerakkan berkaitan dengan pemberian motivasi atau dorongan bekerja kepada seluruh anggota organisasi serta bimbingan tentang pelaksanaan tugas masing-masing serta membimbing anggota organisasi agar

commit to user

memiliki keinginan, mau berusaha, dan bekerja dengan ikhlas untuk mengerjakan kegiatan pengelolaan yang tertuang dalam Peraturan Menteri Negara Perumahan Rakyat No.14/ PERMEN/M/2007 Tentang pengelolaan Rumah Susun Sederhana Sewa (Rusunawa).

Pengawasan merupakan suatu usaha untuk menjamin semua tindakan yang diambil sesuai dengan rencana, serta untuk mengetahui penyimpangan-penyimpangan yang terjadi sehingga tindakan korektif dapat diambil. Dengan kata lain pengawasan adalah proses untuk menjamin bahwa tujuan organisasi dan manajemen berjalan sesuai dengan yang direncanakan atau ditetapkan (tercapai). Selain itu pengawasan juga berusaha mengetahui dan menghindarkan kemungkinan kesalahan dan mencari upaya-upaya untuk mencegahnya. Pengawasan dalam pengelolaan Rumah Susun Sederhana Sewa (Rusunawa) merupakan upaya untuk mengetahui pelaksanaan kerja yang dilakukan pegawai pada Unit Pelaksana Teknis (UPT) Rumah Sewa dalam mengelola rumah susun sederhana sewa (Rusunawa) dan capaian program Rusunawa yang terdapat di Kota Surakarta.

Skema kerangka berfikir secara lebih rinci akan digambarkan pada gambar 2.1 dibawah ini. Kerangka berfikir yang digunakan dalam penelitian ini dapat membantu penulis dalam menentukan tujuan dan arah penelitian serta pemilihan konsep-konsep yang benar.

commit to user

Gambar 2.1

Skema Kerangka Berpikir

-Kebutuhan masyarakat khususnya masyarakat berpenghasilan

rendah (MBR) akan rumah tinggal yang layak huni, bermartabat, nyaman, aman, dan sehat.

-Adanya lahan hak pakai pemkot yang belum dimanfaatkan.

-Keterbatasan lahan kota untuk permukiman.

-Penataan wilayah pemukiman kumuh dan pencegahan hunian tak

berijin.

Rumah Susun Sederhana Sewa (Rusunawa) sebagai solusi dari

permasalahan yang ada.

Pengelolaan Rumah Susun Sederhana Sewa:

-Planning -Organizing -Actuating -Controlling

Capaian Program Rusunawa di Kota Surakarta.

commit to user

BAB III

METODE PENELITIAN

Dokumen terkait