• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN A. Pengelolaan Rumah Susun Sederhana Sewa (Rusunawa)

1. Pengertian Pengelolaan

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Pusat bahasa Departemen pendidikan nasional, 2008: 719) pengelolaan berasal dari kata dasar

kelola yang artinya mengendalikan; menyelenggarakan; menjalankan;

mengurus; menangani. Kemudian dari kata kelola, menjadi mengelola yang memiliki arti:

a. Mengelola bagi pemerintah adalah menyelenggarakan dan

mengendalikan

b. Mengelola bagi perusahaan adalah mengurus dan menjalankan

Sedangkan pengelolaan itu sendiri menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) memiliki arti proses, perbuatan, dan cara mengelola melakukan sesuatu kegiatan dengan mengerahkan orang lain, dan proses mengawasi pelaksanaan kebijaksanaan dan pencapaian tujuan.

Dalam Peraturan Menteri Negara Perumahan Rakyat No.

14/PERMEN/M/2007 tentang Pengelolaan Rumah Susun Sederhana Sewa (Rusunawa) Bab I Pasal I, yang di maksud dengan pengelolaan adalah upaya terpadu yang dilakukan oleh badan pengelola atas barang milik negara/daerah yang meliputi perencanaan, pengadaan, penggunaan, pemanfaatan, pengamanan dan pemeliharaan, penilaian, penghapusan,

commit to user

pengendalian. Dari beberapa istilah tersebut mengarah pada satu istilah yang disebut dengan manajemen. Oleh karena itu penulis menggunakan istilah manajemen untuk membahas konsep pengelolaan.

Ada banyak definisi atau batasan-batasan mengenai manajemen yang dikemukakan oleh para ahli. Menurut Ordway Tead dalam Inu Kencana Syafiie,dkk (Inu Kencana Syafiie dkk, 1997: 50) :

“Management is the process and agency which direct and gudes the

operations of an organization in the realizing of estabilished aims.”

(Manajemen adalah proses dan perangkat yang mengarahkan serta membimbing kegiatan suatu organisasi dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan). Sedangkan menurut G.R.Terry (alih bahasa oleh Inu Kencana Syafiie, 1997: 50), “ Manajemen adalah suatu proses khusus yang terdiri dari perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan yang dilakukan untuk menentukan serta mencapai sasaran yang telah ditentukan

melalui pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lain”.

Sedangkan menurut Siswanto (Siswanto, 2006: 2), manajemen adalah seni dan ilmu dalam perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pemotivasian, pengendalian terhadap orang dan mekanisme kerja untuk mencapai tujuan.

Malayu Hasibuan berpendapat bahwa manajemen hanya merupakan alat untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Manajemen yang baik akan memudahkan terwujudnya tujuan perusahaan. Dengan manajemen, daya guna dan hasil guna unsur-unsur manajemen akan dapat ditingkatkan. (Hasibuan, 2006: 1)

commit to user

Dalam Internasional Journal of Bussiness and Management,

Management and Cultural Development Vol. 5, No.11 ; November 2010,

dituliskan bahwa:

“…many different definitions on the management have been expressed by the various researchers. Some say that: management is a process. Some express that: management is an art. And also, some believe that: management is a skill.

…it can be concluded that: management is a process that leads the community’s people towards common goals and public utilities. With such descriptions, management can play very important role

in the cultural development.”

(…banyak definisi berbeda tentang manajemen dari beberapa

peneliti. Sebagian mengatakan bahwa manajemen adalah proses. Sebagian mengatakan manajemen sebagai seni. Dan sebagian lainnya mengatakan manajemen adalah kemampuan.

…dapat ditarik kesimpulan bahwa manajemen adalah sebuah

proses untuk memimpin orang dalam suatu komunitas untuk mencapai tujuan bersama dan mambawa kemanfaatan bagi masyarakat. Dengan pengertian manajemen tersebut, maka manajemen dapat memainkan peranan yang sangat penting dalam pengembangan budaya.) (Mohammad Naji; 2010: 172)

Dalam manajemen mengandung fungsi-fungsi manajemen yang merupakan tugas pokok yang harus dijalankan oleh pimpinan dalam organisasi apapun agar tujuan organisasi dapat tercapai dengan efektif dan efisien. Fungsi-fungsi manajemen pada hakekatnya merupakan tugas pokok yang harus dijalankan pimpinan dalam organisasi apapun. Dalam pembahanan mengenai fungsi manajemen terdapat banyak pendapat dari para ahli. Walaupun demikian perbedaan pendapat tersebut pada dasarnya adalah saling melengkapi.

G.R. Terry dalam Inu Kencana Syafiie,dkk (1997: 51)

commit to user

1. Perencanaan (Planning)

2. Pengorganisasian (Organizing)

3. Penggerakkan (Actuating)

4. Pengendalian (Controlling)

Dalam Internasional Journal of Bussiness and Management, Study on

the Inovvation Function of the Management, Vol 4, No. 6, Juni 2009

dituliskan bahwa:

“Four function such as planning, organizing, leading and controlling in the management are the mainline in the management

theory all along.” (Empat fungsi seperti perencanaan,

pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian adalah merupakan inti dari teori manajemen selama ini). )Yun Zhang, 2009: 147).

Dari beberapa pendapat diatas, maka mengenai pengelolaan rumah susun sederhana sewa (Rusunawa) di Kota Surakarta, peneliti memilih untuk menggunakan empat fungsi manajemen menurut G.R. Terry yang dikenal dengan POAC yaitu Planning, Organizing, Actuating, dan Controlling.

Pengelolaan Rumah Susun Sederhana Sewa (Rusunawa) adalah suatu proses kegiatan yang dimulai dari perencanaan, pengorganisasian, penggerakkan, hingga pengawasan dengan memanfaatkan sumber daya yang dimiliki. Proses pengelolaan tidak dapat dilakukan secara individual melainkan dengan bantuan orang lain untuk mencapai tujuan yaitu pengelolaan rumah susun sederhana sewa (Rusunawa) yang memenuhi kebutuhan masyarakat akan rumah tinggal yang bermartabat, nyaman, aman dan sehat bagi masyarakat khusunya bagi masyarakat yang

commit to user

berpenghasilan rendah. Pengelolaan atau manajemen merupakan kunci utama dalam pelaksanaan suatu kegiatan maupun program demi tercapainya tujuan yang diharapkan.

a. Perencanaan

Perencanaan adalah salah satu fungsi manajemen yang berhubungan dengan proses penetapan tujuan dan penentuan tindakan-tindakan apa yang harus dilakukan oleh suatu organisasi untuk mencapainya. Dalam perencanaan ditetapkan arah dan strategi yang diambil untuk mencapai tujuan yang diharapkan.

Perencanaan menurut Malayu Hasibuan (Inu Kencana Syafiie,dkk, 1997: 76) adalah sejumlah keputusan yang menjadi pedoman untuk mencapai suatu tujuan tertentu.

Menurut T. Hani Handoko (2003: 79) mengatakan bahwa dalam menetapkan perencanaan yang baik, langkah-langkah yang harus dilakukan yaitu :

1. Menetapkan tujuan atau serangkaian tujuan.

2. Merumuskan keadaan saat ini.

3. Mengidentifikasikan segala kemudahan dan hambatan.

4. Mengembangkan rencana atau serangkaian kegiatan untuk

pencapaian tujuan.

Sondang P. Siagian (2005: 36) menyebutkan bahwa perencanaan merupakan usaha sadar dan pengambilan keputusan yang telah diperhitungkan secara matang tentang hal-hal yang dikerjakan dimasa

commit to user

depan dalam dan oleh suatu organisasi dalam rangka pencapaian tujuan yang ditetapkan.

Perencanaan menjadi hal yang paling mendasar karena melibatkan pilihan-pilihan dari berbagai tindakan alternatif. Oleh karena itu perencanaan merupakan suatu proses dasar dalam mengambil keputusan yang menetapkan langkah-langkah yang diperlukan sebelum kerja nyata direalisasikan guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Perencanaan digunakan sebagai jembatan bagi masa mendatang dengan menghubungkan fakta-fakta yang telah ada. Kemudian dengan adanya fakta-fakta yang telah ada, di tentukan beberapa aktivitas yang dianggap perlu dalam pencapaian hasil yang diinginkan oleh suatu organisasi.

Dari beberapa pendapat diatas, maka dapat diambil kesimpulan mengenai beberapa hal yang berhubungan dengan perencanaan, yaitu:

1. Suatu rencana lahir sebagai hasil pemikiran dari identifikasi

masalah dan analisis situasi yang telah dilakukan.

2. Orientasi dari suatu perencanaan mengarah pada masa depan atau

masa yang akan datang.

3. Dengan perencanaan maka apabila rencana tersebut dilaksanakan

akan mempermudah usaha yang dilakukan dalam pencapaian tujuan.

b. Pengorganisasian

Pengorganisasian merupakan fungsi dari manajemen yang mendukung pelaksanaan dari perencanaan. Pengorganisasian berfokus

commit to user

pada pengaturan tugas-tugas yang harus dikerjakan untuk mencapai tujuan dari suatu organisasi. Pengorganisasian dilakukan oleh sekelompok orang yang tergabung dalam unit-unit satuan-satuan kerja guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Pengorganisasian merupakan proses mengatur dan mengalokasikan tugas-tugas, pekerjaan, wewenang, peran-peran termasuk koordinasi hubungan-hubungan antar bagian baik secara vertikal maupun horisontal dalam suatu struktur organisasi yang diperlukan untuk mencapai tujuan yang sudah ditentukan. Semakin jelas dan terpadu tugas-tugas yang dirancang dalam suatu organisasi akan semakin efektif organisasi itu mencapai tujuannya. ( Koontz dan Weihrich dalam Ulber Silalahi 2002: 46).

Sedangkan menurut Siswanto (2006: 75) pengorganisasian adalah pembagian kerja yang direncanakan untuk diselesaikan oleh anggota kesatuan pekerjaan, penetapan hubungan antar pekerjaan yang efektif diantara mereka, dan pemberian lingkungan dan fasilitas pekerjaan yang wajar sehingga mereka bekerja secara efisien.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pengorganisasian merupakan proses mendisain struktur formal, mengatur dan mengelompokkannya serta membagi tugas atau pekerjaan diantara anggota organisasi sehingga tercipta organisasi yang dapat digerakkan sebagai satu kesatuan dalam rangka pencapaian tujuan organisasi yang telah ditetapkan secara efektif dan efisien.

commit to user

c. Penggerakkan

Fungsi manajemen yang ketiga adalah penggerakkan. Fungsi dari

penggerakan sangat penting karena penggerakan merupakan

pengupayaan dari fungsi perencanaan dan pengorganisasian. Tanpa adanya penggerakan maka perencanaan dan pengorganisasian yang telah ditetapkan tidak akan dapat berjalan dengan baik. Akibatnya tujuan organisasi juga akan sulit untuk dicapai. Dalam proses penggerakkan berkaitan dengan siapa yang harus digerakkan, mengapa harus digerakkan, bagaimana menggerakkannya, dan kapan harus digerakkan. Namun dalam proses penggerakkan tersebut juga diperlukan kepemimpinan untuk mempengaruhi bawahan dan memotivasi agar pekerjaan yang dihasilkan sesuai dengan keinginan pemimpin dan pada akhirnya tujuan dapat tercapai dengan baik.

Menurut Terry dalam Inu Kencana (1999: 81) :

“Penggerakkan atau pelaksanaan kerja merupakan suatu tindakan untuk mengusahakan agar semua anggota kelompok berkenan berusaha untuk mencapai sasaran agar sesuai dengan

perencanaan manajerial dan usaha-usaha organisasi.”

Hampir senada dengan pendapat Terry, menurut Sondang P.Siagian (2005: 95) :

“Penggerakkan adalah keseluruhan usaha, teknik dan metode untuk mendorong para anggota organisasi agar mau dan ikhlas bekerja dengan sebaik mungkin demi tercapainya tujuan

organisasi dengan efisien, efektif, dan ekonomis.”

Dengan demikian pengerakkan merupakan kegiatan pemberian dorongan atau motivasi bekerja kepada anggota organisasi serta

commit to user

membimbing anggota organisasi agar memiliki keinginan, mau berusaha, dan bekerja dengan ikhlas dalam melaksanakan tugas yang telah ditetapkan dalam masing-masing bidang agar tujuan yang telah ditetapkan dapat tercapai.

d. Pengawasan

Fungsi manajemen yang terakhir adalah fungsi pengawasan atau pengendalian (controlling). Menurut pendapat George Terry dalam Inu Kencana Syafiie, dkk (1999: 83) menyatakan bahwa :

“Controlling can be defined as the process of determining what is to accomplished, that is the standart, what is being accomplished, that is the performance, and if necessary applying corrective measure so that performance takes place according to plans, that

is in conformity whith the standart”. ( Pengawasan dapat

dirumuskan sebagai proses penentuan yang harus dicapai yaitu standar, apa yang sedang dilakukan yaitu pelaksanaan, menilai pelaksanaan dan bila perlu melakukan perbaikan-perbaikan sehingga pelaksanaan sesuai dengan rencana, yaitu selaras dengan standar).

Tidak jauh berbeda dengan pendapat Ulber Silalahi (2003: 47)

bahwa pengawasan (controlling) adalah proses pengukuran pelaksanaan

kerja atau kinerja aktual, membandingkan hasil dengan standar organisasi dan tujuan, dan pengambilan tindakan korektif jika dibutuhkan.

Robert J.Mockler lebih memperjelas lagi mengenai definisi pengawasan yaitu suatu usaha sistematik untuk menetapkan standar pelaksanaan dengan tujuan-tujuan perencanaan, merancang sistem informasi umpan balik, membandingkan kegiatan nyata dengan standar yang telah ditetapkan sebelumnya, menentukan dan mengukur

commit to user

penyimpangan-penyimpangan serta mengambil tindakan koreksi yang diperlukan untuk menjamin bahwa semua sumber daya perusahaan dipergunakan dengan cara paling efektif dan efisien dalam pencapaian tujuan-tujuan perusahaan ( T.Hani Handoko, 2003: 360).

Dengan demikian pengawasan merupakan suatu usaha untuk menjamin semua tindakan yang diambil sesuai dengan rencana, serta

untuk mengetahui penyimpangan-penyimpangan yang terjadi

sehingga tindakan korektif dapat diambil. Dengan pengawasan dapat diketahui juga sampai seberapa jauh tingkat pencapaian atau tingkat penyelesaian dari suatu kegiatan sudah terlaksana sesuai dengan standar yang ditentukan sebelumnya atau tidak. Dengan kata lain pengawasan adalah proses untuk menjamin bahwa tujuan organisasi dan manajemen berjalan sesuai dengan yang direncanakan (tercapai). 2. Pengertian Rumah Susun Sederhana Sewa (Rusunawa)

Menurut UU. No.16 Tahun 1985 Tentang Rumah Susun terkait dengan rumah susun yang meliputi pengertian rumah susun, pengaturan dan pembinaan rumah susun, kelengkapan rumah susun, pembangunan rumah susun, target/sasaran penghuni rumah susun, dan komponen pembangunan rumah susun.

Pengertian rumah susun menurut UU No.16 Tahun 1985 tentang rumah susun yaitu rumah susun (rusun) adalah bangunan gedung bertingkat yang dibangun dalam suatu lingkungan, yang terbagi dalam bagian-bagian yang distrukturkan secara fungsional dalam arah horizontal

commit to user

maupun vertikal dan merupakan satuan-satuan yang masing-masing dapat dimiliki dan digunakan secara terpisah terutama untuk tempat yang dilengkapi dengan bagian bersama, benda bersama dan tanah bersama.

Pembangunan rumah susun (rusun) bertujuan untuk memenuhi kebutuhan perumahan yang layak bagi masyarakat yang berpenghasilan rendah yang menjamin kepastian hukum dan pemanfaatannya. Pembangunan rumah susun juga meningkatkan daya guna dan hasil guna tanah di daerah perkotaan dengan memperhatikan kelestarian sumber daya alam dan menciptakan lingkungan pemukiman yang lengkap, serasi dan seimbang serta untuk memenuhi kebutuhan yang berguna bagi masyarakat.

Sedangkan pengertian Rumah Susun Sederhana Sewa (Rusunawa)

dalam Peraturan Menteri Negara Perumahan Rakyat No.

14/PERMEN/M/2007 tentang Pengelolaan Rumah Susun Sederhana Sewa (Rusunawa) Bab I Pasal I, menyatakan bahwa Rumah Susun Sederhana Sewa, yang selanjutnya disebut Rusunawa adalah bangunan gedung bertingkat yang dibangun dalam suatu lingkungan yang terbagi dalam bagian-bagian yang distrukturkan secara fungsional dalam arah horisontal maupun vertikal dan merupakan satuan-satuan yang masing-masing digunakan secara terpisah, status penguasaannya sewa serta dibangun dengan menggunakan dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dan atau Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) dengan fungsi utamanya sebagai hunian.

commit to user

Pembangunan rumah susun sederhana sewa (rusunawa) pada dasarnya merupakan stimulus bagi masyarakat berpenghasilan rendah yang memerlukan tempat tinggal. Oleh karena itu fasilitas pembangunan rumah susun sederhana sewa (rusunawa) yang telah terbangun perlu segera dikelola agar tujuan pembangunan rumah susun sederhana sewa (rusunawa) berhasil dan berdaya guna serta mencapai target dan sasaran yang diharapkan.

3. Pengertian Pengelolaan Rumah Susun Sederhana Sewa (Rusunawa)

Dokumen terkait