• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada Bab ini akan disampaikan mengenai hasil penelitian dan pembahasan pengambilan data dilakukan pada Bulan September - Oktober 2010, data yang digunakan adalah data primer yang diambil secara langsung dengan cara melakukan pengukuran berat badan dan tinggi badan dari responden dan Hb sahli di SMA Muhammadiyah Madiun,Kota Madiun.

Hasil penelitian ini memuat data umum dan data khusus data umum menampilkan karakteristik, tinggi badan, berat badan, umur siswi, sedangkan data khusus menampilkan status gizi remaja putri dan kejadian anemia. Data disampaikan dalam bentuk tabel dan narasi.

4.1 Hasil Penelitian 4.1.1Data Umum

1) Gambaran Umum Lokasi Penelitian

SMA Muhammadiyah Madiun berdiri pada tahun 1975 dengan alamat Jl Mastrip luas wilayah + 2.3650 m. terdapat 28 ruagan yang terdiri dari 15 ruang belajar 1 kantor guru, 1 perpustakaan, 1 ruang computer, 1 ruang Uks,2 ruang laboratorium ipa dan bahasa inggris, terdapat 2 toilet guru dan 6 toilet siswa. SMA Muhammadiyah Madiun memiliki 2 jurusan, jumlah siswa keseluruhan adalah 994 siswa dari kelas 1 sampai kelas 3. Dimana kelas 2 terdiri atas 174 siswi dan 155 siswa, 30 guru laki-laki, 40 guru perempuan dan 10 orang tenaga lain ( staf Tu, Uks, satpam, penjaga sekolah dan penjaga perpustakaan ). Sarana penunjang UKS di SMA Muhammadiyah Madiun telah di lengkapi dengan alat kesehatan dan obat standar dasar UKS serta tenaga kesehatan yaitu 1 orang perawat yang berjaga setiap hari pada jam sekolah. Disebelah barat berbatasan dengan jalan di sebelah timur berbatasan

Page | 32 dengan ruko, di utara berbatasan dengan pondok, disebelah selatan berbatasan dengan rumah warga.

2) Karakteristik Responden

(1)Distribusi BerdasarkanTinggi Badan Remaja

Tabel 4.1 Distribusi Tinggi Badan Remaja Putri Kelas XI di SMA Muhammadiyah Madiun.

No. Tinggi Badan (cm) Frekwensi Presentase

1. 140 – 149 cm 31 33,7 %

2. 150 – 159 cm 52 56,5 %

3. 160 – 169 cm 9 9,8 %

Jumlah 92 100,0

Sumber : data primer penelitian 2010

Berdasarkan tabel 4.1 di dapatkan lebih dari sebagian remaja putri mempunyai tinggi badan 150 – 159 cm yaitu 56,5% dan sebagian kecil berada pada tinggi badan 160 – 169 cm yaitu 9,8%.

(2) Distribusi Berdasarkan Berat Badan Remaja

Tabel 4.2 Distribusi Berat Badan Remaja Putri Kelas XI di SMA Muhammadiyah Madiun.

No Berat badan frekwensi Presentasi

1. 35 – 40 kg 25 27,2 %

2 41 – 45 kg 41 44,6 %

3 46 – 50 kg 25 27,2 %

4 51 – 55 kg 1 1,1 %

Jumlah 92 100,0

Sumber : data primer penelitian 2010

Berdasarkan tabel 4.2 di dapatkan hampir sebagian remaja putri mempunyai berat badan 41 – 45 kg yaitu 44,6% dan sebagian kecil berada pada berat badan 51 – 55 kg yaitu 1,1%.

(3) Distibusi Berdasarkan Umur

Tabel 4.3 Distribusi responden berdasarkan umur di SMA Muhammadiyah Madiun, Kota Madiun.

No Umur Frekuensi %

1 16 th 40 43,4

2 17 th 52 56,6

Page | 33 Sumber : data primer penelitian 2010

Berdasarkan tabel 4.3 di dapatkan lebih dari sebagian remaja putri berumur 17 tahun yaitu 56,6% dan hampir sebagian berada pada pada umur 16 tahun yaitu 43,4%.

4.1.2Data Khusus

Data khusus dalam penelitian ini yaitu status gizi remaja putri dan kejadian anemia di SMA Muhammadiyah Madiun..

1) Status Gizi pada Remaja Putri

Tabel 4.4 Distibusi Status Gizi Pada Remaja Putri Di SMA Muhammadiyah Madiun.

No Status Gizi Frekuensi %

1 Kurang 73 79,3

2 Normal 11 12

3 Lebih 8 9

Jumlah 92 100

Sumber : data pimer penelitian 2010

Berdasarkan tabel 4.4 didapatkan hampir seluruh remaja putri mempunyai status gizi kurang sebanyak 73 yiatu 79,3% dan sebagian kecil mempunyai status gizi lebih sebanyak 8 yaitu 8,7%.

2) Kejadian Anemia

Tabel 4.5 Distribusi Kejadian Anemia Pada Remaja Putri Di SMA Muhammadiyah Madiun Tahun 2008.

No Kejadian Anemia Frekuensi %

1 Tidak anemia 11 12

2 Ringan 63 68

3 Sedang 18 20

4 Berat 0 0

Jumlah 92 100

Sumber : data primer penelitian 2010

Berdasarkan tabel 4.5 didapatkan lebih dari sebagian remaja putri mengalami anemia ringan 63 yaitu 68,0% dan sebagian kecil tidak mengalami anemia 11 yaitu 12,0%.

3) Hubungan status gizi dengan kejadian anemia pada remaja putri kelas X1 di SMA Muhammadiyah Madiun Tahun 2010.

Tabel 4.6 Tabulasi silang status gizi dengan kejadian anemia pada remaja di SMA Muhammadiyah Madiun Tahun 2010.

Page | 34 No Status

gizi

Kejadian anemia jumlah

Tidak anemia Anemia ringan

Anemia sedang

Jumlah % Jumlah % Jumlah % Jumlah %

1 Kurang 6 8,2 51 69,9 16 21,9 73 100

2 Normal 4 36,4 5 45,5 2 18,2 11 100

3 Lebih 1 12,5 7 87,5 0 0 8 100

Jumlah 11 12 63 68 18 20 92 100

rs = -208 dan p = 0,047

Berdasarkan tabel 4.6 menunjukkan bahwa hampir seluruh remaja putri yaitu 87,5% memiliki status gizi lebih dan mengalami anemia ringan, sedangkan hampir sebagian remaja putri yaitu 45,5% memiliki status gizi normal dan mengalami anemia ringan, lebih dari sebagian remaja putri yaitu 69,9% memiliki status gizi kurang dan mengalami anemia ringan, maka terdapat hubungan negatif antara status gizi remaja putri kelas X1 dengan kejadian anemia di SMA Muhammadiyah Madiun Tahun 2010.

Pembahasan

Pada pembahasan ini akan diuraikan tentang status gizi pada remaja, kejadian anemia pada remaja dan hubungan antara status gizi dengan kejadian anemia pada remaja putri kelas XI di SMA Status Gizi pada remaja putri kelas XI di SMA Muhammadiyah Madiun Tahun 2010.

Berdasarkan tabel 4.4 dari 92 remaja didapatkan hampir seluruh responden mempunyai status gizi kurang yaitu sebanyak 73 (79,3%) dan sebagian kecil mempunyai status gizi lebih sebanyak 8 (8,7%).

Page | 35 Hal ini dikarenakan remaja mempunyai keadaan gizi yang berbeda-beda yaitu berat badan dan tinggi badan serta riwayat gizi yang berbeda pula. Seorang yang memiliki status kesehatan yang baik, maka pertumbuhan dan perkembangan juga akan optimal.

Gizi merupakan kebutuhan yang penting bagi remaja, hal tersebut sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh sotjiningsih (2004) bahwa gizi atau nutrisi yang baik pada masa remaja memungkinkan kesehatan yang baik, pertumbuhan dan pekembangan yang optimal, gizi yang cukup dan baik juga membentuk kecerdasan otak, jiwa dan kehidupan sosial.

Dari status gizi remaja di SMA Muhammadiyah Madiun hampir sebagian mempunyai status gizi kurang, ini dapat dipengaruhi oleh status social ekonomi, keadaan ekonomi yang rendah umumnya berkaitan erat dengan masalah kesehatan yang mereka hadapi disebabkan ketidak mampuan dan ketidak tahuan masalah yang mereka hadapi (Effendi N,2001). Remaja dengan status ekonomi yang kurang akan cenderung mengalami status gizi yang kurang karena pola konsumsi makanan tidak bergizi sehingga memungkinkan terjadinya anemia pada remaja.

Gizi merupakan kebutuhan yang penting bagi remaja, hal tersebut sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh sotjiningsih (2004) bahwa gizi atau nutrisi yang baik pada masa remaja memungkinkan kesehatan yang baik, pertumbuhan dan pekembangan yang optimal, gizi yang cukup dan baik juga membentuk kecerdasan otak, jiwa dan kehidupan sosial. Status gizi pada remaja dapat ditingkatkan dengan mengkonsumsi makanan yang memenuhi zat-zat gizi.

4.1.3 Kejadian Anemia pada remaja putri kelas XI di SMA Muhammadiyah Madiun 4.1.4 Anemia artinya anemia yang di sebabkan oleh gizi kurangnya zat besi dalam tubuh sehingga kebutuhan besi untuk eritropoesis tidak cukup yang ditandai dengan gambaran sel darah merah yang hipoklom mikrositik, kadar besi serum dan saturasi (jenuh) transferin

Page | 36 menurun, mampu ikat besi total iron binding capacyti (TIBC) meninggi dan cadangan besi dalam sumsum tulang dan tempat lain sangat kurang atau tidak ada sama sekali (Gultom, 2003).

Berdasarkan data tabel 4.5 di jelaskan bahwa sebagian besar responden tidak mengalami anemia yaitu sebanyak 11 orang (12,0%) dan lebih dari sebagian responden mengalami anemia ringan yaitu sebanyak 63 orang (68%).

Salah satu perhatian khusus diantara responden ini adalah asupan vitamin dan mineral yang tidak adekuat. Remaja perempuan mengkonsumsi sejumlah zat besi, kalsium, magnesium, fosfor dan zink yang tidak adekuat, ini menunjukkan asupan vitamin A, vitamin E, vitamin B6. Selain ketidak adekuatan asupan vitamin dan mineral, diet remaja juga dikarakteristikkan oleh konsumsi lemak total, asupan tinggi lemak jenuh, natrium, kolesterol, dan gula halus serta rendahnya asupan serat buah dan sayuran. Makna yang terutama adalah kenyataan bahwa banyak remaja perempuan berhenti minum susu pada saat kebutuhan kalsium mencapai puncaknya.

Menurut Linda V (2007) anemia bukan suatu diagnosa spesifik tetapi lebih merupakan indikasi gangguan dasar, serta pengaruh merokok dan ketinggian pada kuantitas dan kualitas SDM. Selain faktor-faktor yang mempengaruhi peningkatan resiko anemia periode pertumbuhan cepat, nutrisi yang buruk, riwayat perdarahan mentruasi hebat dan pendapatan yang rendah. Definisi anemia dapat terjadi dengan cepat atau lambat. Simpanan bergantung pada asupan zat besi diet dan asupan zat besi diet bergantung pada kualitas makanan dan adanya peningkatan atau penghambat absorsi pencernaan bersamaan makanan.

Wanita memerlukan zat besi lebih tinggi dari laki – laki karena terjadi mentruasi dengan perdarahan sebanyak 50 – 80 cc setiap bulan dan kehilangan zat besi sebanyak 30 – 40 mg. kehilangan darah inilah yang menyebabkan kejadian anemia (manuaba,2007:29). Makanan yang di konsumsi oleh remaja harus memiliki jumlah kalori dan zat gizi yang sesuai

Page | 37 dengan kebutuhan seperti karbohidrat, lemak, protein, vitamin, mineral, serat dan air (krisnaluli diah, 2000:30).

4.1.5Hubungan Antara Status Gizi Dengan Kejadian Anemia Pada Remaja Putri Kelas XI di SMA Muhammadiyah madiun Tahun 2010.

Hasil uji Sperman di dapatkan nilai korelasi spearman (r’s)= -208 Dan nilai sig 0,047 dimana p<0,05 sehingga H1 diterima yang artinya ada hubungan antara status gizi dengan kejadian anemia.

Remaja dengan status gizi yang tinggi maka kejadian anemia rendah, Bila status gizi kurang maka kejadian anemia tinggi. anemia ini dipengaruhi oleh faktor status ekonomi, status kesehatan, aktivitas, absorbsi makanan, kehilangan darah yang di sebabkan oleh mentruasi. Menurut Agus, Mohammad (2004) gizi baik akan dapat dicapai dengan memberi makanan yang seimbang bagi tubuh menurut kebutuhan dan gizi kurang menggambarkan ketidak seimbangan makanan yang di makan dengan kebutuhan tubuh manusia

Ekonomi rendah cenderung mengalami gizi kurang. Hal tersebut akan berpengaruh pada kemampuan untuk konsumsi makanan dan zat gizi sehingga keadaan tersebut memungkinkan untuk terjadinya anemia pada remaja. Pada keadaan sakit asupan energi tidak boleh dilupakan, remaja di anjurkan mengkonsumsi tablet mengandung zat besi atau makanan yang mengandung zat besi seperti hati bayam dan sebagainya. Demi kesuksesan keadaan gizi remaja harus mendapatkan tambahan protein, mineral, vitamin dan energi.

Setiap aktivitas memerlukan energi maka banyak aktivitas yang dilakukan maka banyak energi yang diperlukan (Path EF,2004). Makanan yang dikonsumsi oleh remaja harus memiliki jumlah kalori dan zat gizi yang sesuai dengan kebutuhan seperti karbohidrat, lemak, protein, vitamin, mineral, serat dan air sehingga satus gizinya dapat tercukupi dan tidak mengalami anemia.

Page | 38

Dokumen terkait