• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA

Di dalam tinjauan pustaka ini akan dijelaskan tentang : Konsep dasar status gizi, remaja dan anemia.

2.1Konsep Dasar Status Gizi 2.1.1 Pengertian Status gizi

Status gizi adalah ekspresi dari keadaan keseimbangan dalam bentuk variable tertentu atau perwujudan dari nutrisi. (I Dewa Nyoman Supariasa, 2002).

faktor yang mempengaruhi status gizi : 1) Status ekonomi

Keadaan ekonomi yang rendah, umumnya berkaitan erat dengan masalah kesehatan yang mereka hadapi di sebabkan ketidak mampuan dan ketidak tahuan masalah yang mereka hadapi (Effendi N,2001), remaja dengan ekonomi rendah cenderung mengalami gizi kurang. Hal tersebut akan berpengaruh pada kemampuan untuk konsumsi makanan dan zat gizi sehingga keadaan tersebut memungkinkan untuk terjadinya anemia pada remaja (Effendi N,2001)

2) Status kesehatan

Pada kondisi sakit asupan energi tidak boleh di lupakan, remaja di anjurkan mengkonsumsi tablet mengandung zat besi atau makanan yang mengandung zat besi seperti hati bayam dan sebagainya. Demi kesuksesannya keadaan gizi remaja harus mendapatkan tambahan protein, mineal, vitamin dan energi.

Page | 7 Setiap aktivitas memerlukan anergi maka banyak aktivitas yang dilakukan maka banyak energi yang diperlukan (Path EF,2004)

2.1.2 Penilaian status gizi

Menurut I Dewa Nyoman, Supariasi,2001 Penilaian status gizi dapat dilakukan penilaian secara langsung dan penilaian tidak lagsung dengan metode penilaian yang berbeda-beda. Penilaian status gizi dapat dibagi menjadi empat penilaian yaitu :

1) Antropometri artinya ukuran tubuh manusia. Ditinjau dari sudut pandang gizi, maka antropometri gizi berhubungan dengan berbagai macam pengukuran dimensi tubuh dan komposisi tubuh dari berbagai tingkat umur dan tingkat gizi. Penggunaan Antropometri secara umum digunakan untuk melihat ketidak seimbangan asupan protein dan energi. Ketidakseimbangan ini terlihat pada pola pertumbuhan fisik dan proporsi jaringan tubuh seperti lemak, otot dan jumlah air dalam tubuh.

2) Klinis adalah metode yang sangat penting untuk menilai status gizi masyarakat. Metode ini didasarkan atas perubahan-perubahan yang terjadi yang dihubungkan dengan ketidakcukupan gizi. Hal ini dapat dilihat pada jaringan epitel (superfiecid epithelial fissues) seperti kulit, mata, rambut dan mukosa oval atau pada organ-organ yang dekat dengan permukaan tubuh seperti kelenjar tyroid.

Penggunaan metode ini umumnya untuk survey klinis secara tepat (Rapid Clinical Survey). Survey ini dirancang untuk mendeteksi secara tepat tanda-tanda klinis umum dari kekurangan salah satu atau lebih zat gizi. Di samping itu digunakan untuk mengetahui tingkat status gizi seseorang dengan melakukan pemeriksaan fisik yaitu tanda (sign) dan gejala (symptom) atau riwayat penyakit.

3) Biokimia adalah pemeriksaan specemen yang diuji secara laboratories yang dilakukan pada berbagai macam jaringan tubuh. Jaringan tubuh yang digunakan antara lain : darah, urine, tinja dan juga beberapa jaringan tubuh seperti hati dan otot. Penggunaan Metode ini

Page | 8 digunakan untuk sesuatu peringatan bahwa kemungkinan akan terjadi keadaan malnutrisi yang parah lagi. Banyak gejala klinis yang kurang spesifik, maka penentuan kimia faali dapat lebih banyak menolong untuk menentukan kekurangan gizi yang spesifik.

4) Biofisik Pengertian status gizi secara biofisik adalah metode penentuan status gizi dengan melihat kemampuan-kemampuan fungsi (khususnya jaringan) dan melihat perubahan struktur dari jaringan. Umumnya dapat digunakan dalam situasi tertentu seperti kejadian buta senja epidemic (epidemic of right blindes) cara yang digunakan adalah tes adaptasi gelap.

2.2Konsep Dasar Antropometri 2.2.1 Pengertian

Menurut asal kata Antropometri berasal dari kata “Metros” dan “Antropos”. Antropos artinya tubuh dan metros artinya ukuran, jadi antropometri adalah ukuran tubuh. Menurut Jellife, Antropometri adalah berhubungan dengan berbagai macam, pengukuran dimensi tubuh dan komposisi dari berbagai tingkat gizi (Supariasa, dkk, 2001:36).

2.2.2 Syarat penggunaan antropometri 1) Alatnya mudah didapat dan digunakan.

2) Pengukuran dapat dilakukan berulang-ulang dengan mudah dan obyektif.

3) Pengukuran bukan hanya dilakukan dengan tenaga khusus, professional juga oleh tenaga lain setelah dilatih untuk itu.

4) Biaya relative murah.

5) Hasilnya mudah disimpulkan. 6) Secara ilmiah diakui kebenarannya.

2.2.3 Keunggulan dan kelemahan antropometri

Dalam penentuan atau penilaian status gizi dengan menggunakan metode antropometri mempunyai keunggulan dan kelemahan antara lain:

Page | 9 1) Keunggulan

Keunggulan dalam metode antropometri dalam penilaian status gizi antara lain: (1) Prosedur sederhana, aman dan dapat dilakukan dalam jumlah sampel yang besar. (2) Relatif tidak membutuhkan tenaga ahli.

(3) Alatnya murah, mudah dibawa, tahan lama, dapat dipesan, dibuat di daerah tersebut. (4) Metode ini tepat dan akurat.

2) Kelemahan

Kelemahan metode antropometri dalam penilaian status gizi antara lain: (1) Jenis parameter Tidak sensitive

(2) Faktor di luar gizi dapat menurunkan spesifikasi dan sensifitas antropometri.

(3) Kesalahan yang terjadi pada saat pengukuran dapat mempengaruhi prosesi, akurasi dan validitas pengukuran antropometri

2.2.4 Jenis parameter

Antropometri sebagai indikator status gizi dapat di lakukan mengukur beberapa parameter. Parameter adalah ukuran tunggul dari tubuh manusia, antara lain: umur, berat badan, tinggi badan, lingkar lengan atas, lingkar kepala, lingkar dada, lingkar panggul dan lemak di bawah kulit. Dalam hal ini akan di uraikan tentang parameter tinggi dan berat badan karena paling menunjang.

1) Berat Badan

Berat badan merupakan ukuran antropometri yang terpenting dan paling sering digunakan pada bayi baru lahir (neonatus). Berat badan menggambarkan jumlah dari protein, air dan mineral pada tulang. Pada remaja lemak tubuh cenderung meningkat, dan protein otot menurun.

Page | 10 (1) Parameter yang paling baik, mudah terlihat perubahan dalam waktu singkat karena

perubahan-perubahan konsumsi makanan dan kesehatan.

(2) Memberikan gambaran status gizi sekarang dan kalau dilakukan secara periodik memberikan gambaran yang baik tentang pertumbuhan.

(3) Merupakan ukuran antropometri yang sudah dipakai secara umum dan luas di Indonesia sehingga tidak merupakan hal baru yang memerlukan penjelasan secara meluas.

(4) Ketelitian pengukuran tidak banyak dipengaruhi oleh ketrampilan pengukur.

(5) Karena masalah umur merupakan faktor penting untuk penelitian status gizi, berat badan terhadap tinggi badan sudah dibuktikan di mana-mana sebagai indeks yang tidak tergantung pada umur.

(6) Alat pengukur dapat diperoleh di daerah pedesaan dengan ketelitian yang tinggi dengan menggunakan dacin yang sudah dikenal oleh masyarakat.

Penentuan berat badan dilakukan dengan cara menimbang. Alat yang digunakan di lapangan sebaliknya memenuhi beberapa persyaratan:

1. Mudah digunakan dan dibawa dari satu tempat ke tempat yang lain. 2. Mudah diperoleh dan relative murah harganya.

3. Ketelitian penimbangan sebaliknya maksimum 0,1 kg. 4. Skala mudah di baca.

5. Cukup aman untuk menimbang anak balita. 2) Tinggi Badan

Merupakan parameter yang penting bagi keadaan yang telah lalu dan keadaan sekarang, jika umur tidak diketahui dengan tepat. Disamping itu tinggi badan merupakan ukuran kedua yang terpenting. Karena menghubungkan berat badan terhadap tinggi badan (Quac Stick).

Page | 11 (1) Tempelkan dengan paku mikrotoa tersebut pada dinding yang lurus dan dasar setinggi

tepat 2 meter. Angka 0 (nol) pada lantai yang datar rata. (2) Lepaskan sepatu atau sandal.

(3) Harus berdiri, tegak seperti sikap sempurna.

(4) Turunkan mikrotoa sampai tepat kepala bagian atas, siku-siku lurus menempel pada dinding.

(5) Baca angka pada skala yang nampak pada lubang dalam gulungan mikrotoa. Angka tersebut menunjukkan tinggi badan (Supariasa, dkk, 2001:42-43).

3) Indeks Antropometri

IMT merupakan alat yang sederhana untuk memantau status gizi orang dewasa khususnya yang berkaitan dengan kekurangan dan kelebihan berat badan, maka mempertahankan berat badan normal memungkinan seseorang dapat mencapai usia harapan hidup lebih panjang. Ambang batas IMT ditentukan dengan merujuk ketentuan FAO, WHO yang membedakan batas ambang untuk laki dan perempuan. Batas ambang normal, laki-laki adalah 20,1-25,0 dan perempuan adalah 18,7-23,8, untuk kegemukan, lebih lanjut FAO, WHO menguraikan menggunakan satu ambang batas. Ambang batas laki-laki desain perempuan. Ketentuan yang diuraikan adalah menggunakan ambang batas laki-laki untuk kategori kurus tingkat berat dan menggunakan ambang batas pada perempuan untuk kategori gemuk tingkat berat (I Dewa Nyoman, Supariasi, 2001:60)

Untuk kepentingan Indonesia, ambang batas dimodifikasi lagi berdasarkan pengalaman klinis hasil penelitian di beberapa negara berkembang.

BB (Kg) IMT =

TB2 (cm)

Page | 12 1

KATEGORI IMT

Kategori kurang

- Kekurangan berat badan tingkat berat - Kekurangan berat badan tingkat ringan

< 17,0 17,0 – 18,5

2 Kategori normal 18,5 – 25,0

3 Kategori lebih

- Kelebihan berat badan tingkat ringan - Kelebihan berat badan tingkat berat

25,0 – 27,0 > 27,0 Sumber : Supariasi,dkk,2001

Berat badan normal adalah idaman bagi setiap orang agar mencapai tingkat kesehatan yang optimal. Keuntungan apabila berat badan normal adalah penampilannya baik, lincah dan resiko sakit rendah. Berat badan yang kurang dan berlebihan akan menimbulkan resiko terhadap berbagai macam penyakit. (Supariasa, dkk, 2001: 61-62).

2.3 Konsep Dasar Remaja 2.3.1 Pengertian Remaja

Masa remaja adalah masa transisi dari masa kanak-kanak ke masa dewasa. Masa remaja ditandai dengan perubahan-perubahan fisik pubertas dan emosional, kompleks, dinamis serta penyesuaian sosial yang penting untuk menjadi dewasa. Identitas seksual secara normal mencapai kesempurnaan sebagaimana organ-organ reproduksi kematangan (Hamilton, 2001: 53).

Masa remaja adalah masa peralihan dari kanak-kanak ke dewasa, bukan hanya dalam artian psikologis tetapi juga fisik (Sarlito Wirawan Sarwono, 2002:52) diantara perubahan-perubahan fisik itu yang terbesar pengaruhnya pada perkembangan jiwa remaja adalah perkembangan tubuh, mulai berfungsinya alat-alat reproduksi dan tanda-tanda seksual

Page | 13 skundernya tumbuh. Kesimpulan masa remaja adalah masa yang ditandai dengan perubahan fisik pubertas dan emosional, kompleks, dinamis.

Mengenai umur kronologis beberapa seorang anak dikatakan remaja masih berbagai pendapat, menurut Undang-undang No. 4 tahun 1979 mengenai kesejahteraan anak, remaja adalah individu yang belum mencapai umur 21 tahun dan belum menikah. Menurut UU perkawinan pasal 7 UU No. /1974, yaitu 16 tahun untuk wanita dan 19 tahun untuk pria. 2.3.2 Perkembangan Remaja

Istilah adolescence atau remaja berasal dari kata lain, Adolescence, yang berarti “bertumbuh” sepanjang fase perkembangan ini, sejumlah masalah fisik, sosial, dan psikologi bergabung untuk menciptakan karakteristik, prilaku dan kebutuhan yang unik (Bobak, 2004:827).

2.3.3 Tahap-tahap remaja

Masa remaja berlangsung tiga tahapan yang masing-masing ditandai dengan isu-isu biologic, psikologik dan sosial, antara lain:

1) Masa Remaja Awal (10-14 tahun) ditandai dengan :(1) Peningkatan yang cepat dari perkembangan dan pematangan fisik, (2) Berfikir kongkret, (3) Konflik dengan orang tua, (4) Keterkaitan utama.

2) Masa Remaja Menengah ditandai dengan : (1) Hampir lengkapnya pertumbuhan pubertas, (2) Keterampilan-keterampilan berfikir yang baru, (3) Hubungan heteroseksual merupakan hal yang penting, (4) Remaja menunjukkan perilaku idealis dan nonsitik, (5) Remaja berjuang untuk mandiri/bebas dari orang tua, (6) Mulai melamun, berfantasi dan berfikir tentang hal-hal yang ironis, (7) Emosi yang labil, sering meledak-ledak dan mood yang sering berubah.

Page | 14 3) Masa Remaja Akhir (17-19 tahun) ditandai dengan : (1) Remaja mulai berpacaran dengan

lawan jenisnya, (2) Remaja mulai mengembangkan rencana hidupnya untuk masa depan, (3) Remaja berusaha untuk mandiri secara emosional dan financial dari orang tua.

2.3.4 Ciri-ciri masa remaja Ciri-ciri masa remaja adalah

1) Masa remaja sebagai periode yang penting yaitu perkembangan fisik dan mental yang cepat. Semua perkembangan itu menimbulkan perlunya penyesuaian mental dan perlunya membentuk sikap, nilai dan minat baru.

2) Masa remaja sebagai periode perubahan. Ada 5 perubahan yaitu (1) Meningginya emosi, (2) Perubahan tubuh, minat dan peran, (3) Perubahan penilaian (kualitas lebih penting daripada kwantitas), (4) Remaja akan ditumbuhi masalah, (5) Menginginkan dan menuntut kebebasan.

3) Masa remaja sebagai usia bermasalah.

Ada dua alasan remaja dalam menyelesaikan masalah sulit untuk diatasi: (1) Semasa kanak-kanak, masalah diselesaikan oleh orang tua dan guru.

(2) Pada remaja merasa mandiri, ingin mengatasi sendiri dan menolak bantuan orang tua dan guru.

4) Masa remaja sebagai masa mencari identitas.

Menurut Ericson “Identitas diri yang dicari remaja berupa usaha untuk menjelaskan siapa dirinya, apa perannya?” Selanjutnya Ericson menjelaskan bagaimana pencarian identitas ini merupakan perilaku remaja. “Dalam usaha mencari perasaan berkesinambungan kesamaan yang baru para remaja harus memperjuangkan perjuangan tahun-tahun lalu”. 5) Masa remaja sebagai masa yang menimbulkan ketakutan

Pada masa ini remaja dianggap sebagai anak yang tidak rapi, yang tidak dapat dipercaya dan cenderung merusak dan berperilaku merusak, menyebabkan orang dewasa

Page | 15 yang harus membimbing dan mengawasi kehidupan remaja muda takut bertanggung jawab dan bersikap tidak bersimpati terhadap perilaku remaja yang normal.

6) Masa remaja sebagai masa periode peralihan

Peralihan berarti terputusnya hubungan atau berubah dari apa yang terjadi sebelumnya, melainkan peralihan dari satu tahap perkembangan ke tahap perkembangan lainnya. Pada masa ini, remaja bukan lagi seorang anak dan juga bukan orang dewasa.

7) Masa remaja sebagai masa yang tidak realistik

Remaja cenderung memandang kehidupan mulai kaca berwarna merah jambu. Ia melihat dirinya sendiri dengan orang lain sebagaimana yang ia inginkan dan bukan sebagaimana adanya terlebih dalam hal cita-cita.

8) Masa remaja sebagai masa ambang dewasa

Dengan makin mendekatnya usia kematangan yang satu para remaja menjadi gelisah untuk meninggalkan stereotipe belasan tahun dan untuk memberikan kesan bahwa mereka sudah hampir dewasa. Oleh karena itu, remaja mulai memusatkan diri pada perilaku yang dihubungkan dengan status dewasa (Hurlock, 2001: 207-209).

2.3.5 Perubahan tubuh selama masa remaja 1) Perubahan Eksternal

(1) Tinggi Rata-rata anak perempuan mencapai tinggi yang matang antara usia 17 tahun hingga 18 tahun dan rata-rata anak laki-laki setahun sesudahnya.

(2) Berat

Perubahan berat badan mengikuti jadwal yang sama dengan perubahan tinggi. Tetapi berat badan sekarang tersebar ke bagian-bagian tubuh yang tadinya hanya mengandung sedikit lemak atau tidak mengandung lemak sama sekali.

(3) Proporsi tubuh

Page | 16 (4) Organ seks

Baik organ seks pria maupun organ seks wanita mencapai ukuran yang matang pada akhir masa remaja, tetapi fungsinya belum matang sampai beberapa tahun kemudian.

(5) Ciri-ciri sekunder

Table 2.2 Ciri-ciri atau karakteristik seks sekunder sebagai berikut:

Wanita Pria

• Panggul menjadi bertambah lebar dan bulat sebagai akibat

membesarnya tulang pinggul dan berkembangnya lemak bawah kulit

• Puting susu membesar dan menonjol payudara menjadi lebih besar dan bulat

• Rambut keemaluan mulai berkembang setelah pinggul dan payudara

• Kulit menjadi kasar tebal agak pucat dan lubang pori-pori bertambah besar

• Kelenjar lemak dan kelenjar lemak lebih aktif

• Otot semakin besar dan kuat • Suara lebih penuh dan merdu

• Berjalan-jalan kecil sekitar kelenjar susu

• Tumbuh rambut di kemaluan, yang gelap, lebih kasar, subur, agak keriting

• Kulit menjadi lebih besar tidak jernih, warnanya pucat dan pori-pori meluas

• Kelenjar yang memproduksi minyak menjadi lebih aktif • Otot bertambah besar dan kuat • Suara berubah setelah kemaluan

timbul, suara pecah sengkali kematangan berjalan pesat

Page | 17 2) Perubahan Internal

(1) Sistem pencernaan, Perut menjadi lebih panjang, usus bertambah panjang dan besar, otot-otot di perut dan dinding usus menjadi lebih tebal dan lebih kuat, hati bertambah berat dan kerongkongan bertambah panjang.

(2) Sistem peredaran darah, Jantung tumbuh pesat selama masa remaja, pada usia 17-18, beratnya dua belas kali lipat pada waktu lahir.

(3) Sistem pernafasan, Kapasitas paru-paru anak perempuan hampir matang pada usia 17 tahun, anak laki-laki mencapai kematangan beberapa tahun kemudian.

(4) Sistem endokrin, Kelenjar-kelenjar seks berkembang pesat dan berfungsi, meskipun belum mencapai dewasa.

(5) Jaringan tubuh, Perkembangan kerangka rata-rata berhenti pada usia 18 tahun. (Hurlock, 2001:211)

2.4 Konsep Anemia Remaja 2.4.1 Pengertian

Anemia dalam remaja adalah suatu kondisi dimana kadar HB atau eritrosit lebih rendah dari harga normal, dikatakan anemia bila HB < 12 g pada wanita dan HB < 14 g pada pria (Arif Marsjoer,dkk 2001). Menurut Rustam Mochtar (2004:145) faktor yang mempengaruhi kejadian anemia yaitu :

(1) Sosial ekonomi

keadaan ekonomi yang rendah, umumnya berkaitan erat dengan masalah kesehatan yang mereka hadapi di sebabkan ketidak mampuan dan ketidak tahuan masalah yang mereka hadapi (Effendi N,2001), remaja dengan ekonomi rendah cenderung mengalami gizi kurang. Hal tersebut akan berpengaruh pada kemampuan untuk konsumsi makanan dan zat gizi sehingga keadaan tersebut memungkinkan untuk terjadinya anemia pada remaja (Effendi N,2001)

Page | 18 (2) Kehilangan darah yang disebabkan oleh perdarahan mentruasi

Karena jika kehilangan darah tubuh dengan segera menarik cairan dari jaringan di luar pembuluh darah, akibatnya darah menjadi encer dan persentasi sel darah merah berkurang. (3) Status gizi

Remaja dengan status gizi yang rendah memungkinkan untuk terjadinya anemia, karena gizi merupakan suatu proses organisme yang di konsumsi secara normal melalui proses digesti, absorbsi, transportasi, penyimpanan, metabolisme.

(4) Absorbsi makan

makanan yang di konsumsi oleh remaja harus memiliki jumlah kalori dan zat gizi yang sesuai dengan kebutuhan seperti karbohidrat, lemak, protein, vitamin, mineral, serat dan air (Krisnaluli Diah,2000:30)

Diagnosa Anemia Pada remaja

Untuk menegakkan diagnosa anemia dapat dilakukan dengan anamnesa. Pada anamnesa akan didapatkan keluhan cepat lelah, sering pusing, mata berkunang–kunang. Pemeriksaan dan pengawasan kadar Hb dengan menggunakan alat sahli. Hasil pemeriksaan kadar Hb dengan sahli dapat digolongkan sebagai berikut :

Tabel 2.3 Klasifikasi Anemia menurut manuaba, 2007 : 38 No Nilai Hb putri (gram %) Nilai Hb putra (gram %) Kriteria

1 11 13 Tidak anemia

2 9-10 11-12 Anemia ringan

3 7-8 9-10 Anemia sedang

4 <7 <9 Anemia berat

Page | 19 2.4.2 Klasifikasi Anemia

Klasifikasi anemia menurut Rustam Mochtar (2004:145) yaitu : 1) Anemia Defisiensi Besi

Anemia defisiensi besi yang mencapai 62,3 % disebabkan karena kurang masuknya unsur besi dengan makanan, karena gangguan reasobsi, gangguan penggunaan, atau karena terlampau banyaknya besi ke luar dari badan, misalnya pada perdarahan haid menstruasi. 2) Anemia Megaloblastik

Anemia megaloblastik yang mencapai 29,0% disebabkan karena kekurangan asam folat, jarang sekali akibat karena kekurangan vitamin B12. Biasanyakarena mal nutrisi dan infeksi yang kronik.

3) Anemia Hipoplasti

Anemia Hipoplasti yang mencapai 8,0 % disebabkan oleh hipofungsi sum-sum tulang, membentuk sel darah merah baru.

4) Anemia Hemolitik

Anemia Hemolitik yang mencapai 0,7 % disebabkan penghancuran/ pemecahan sel darah merah yang terdapat dari pembuatannya, sehingga dari klasifikasi di atas yang sering terjadi dimasyarakat adalah Anemia Defisiensi Besi.

3) Pencegahan anemia

Pencegahan anemia menurut Wiknojosastro 2005:453 yaitu setiap remaja diberi sulfas ferrosus glukonas ferrosus cukup 1 tablet sehari. Selain itu remaja Dianjurkan untuk makan lebih banyak protein dan sayur-sayuran yang mengandung banyak mineral serta vitamin.

4) Penanganan

Terapi anemia defisiensi besi adalah preparat besi oral atau parenteral. Terapi oral ialah dengan pemberian preparat besi : fero sulfat, fero glukonat atau Na-fero bisitrat.

Page | 20 Pemberian preparat 60 mg/hari dapat menaikkan kadar Hb sebanyak 1 gram%/bulan. Efek samping pada traktus gastrointestinal relatif kecil pada pemberian preparat pada Na-fero bisitrat dibandingkan dengan ferosulfat. Kini program nasional menganjurkan kombinasi 60 mg besi dan 50µ g asam folat untuk profilaksis anemia.

Pemberian preparat parenteral yaitu dengan ferum dextran sebanyak 1000 mg (20 ml) intravena atau 2x10 ml/im pada gluteus, dapat meningkatkan Hb relative lebih cepat yaitu 2 g%. Pemberian parenteral ini mempunyai indikasi : intoleransi besi pada traktus gastrointestinal, anemia yang berat dan kepatuhan yang buruk. Efek samping yang utama ialah reaksi alergi, untuk mengetahuinya dapat diberikan dosis 0,5 cc/IM dan bila tidak ada reaksi dapat diberikan seluruh dosis ( Sarwono, 2002:282).

2.5 Kerangka Konseptual

Kerangka konsep adalah abstraksi dari suatu relita agar dapat dikomunikasikan dan membentuk suatu teori yang menjelaskan keterkaitan antar variable (baik yang diteliti maupun tidak diteliti). Kerangka konsep akan membatu penelitian dalam menghubungkan hasil penemuan dengan teori (Nursalam, 2003 : 55)

Keterangan Faktor Yang Mempengaruhi Status gizi Faktor yang mempengaruhi anemia Status gizi normal ringan Absorbsi makanan berat sedang Status kesehatan Status ekonomi

Aktivitas Kehilangan darah yg

disebabkan oleh

mentruasi

Page | 21 : Diteliti

: Tidak Diteliti

Gambar 2.1 : Kerangka konseptual penelitian hubungan status gizi dengan kejadian anemia pada remaja putri di SMA Muhammadiyah Madiun .

Kejadian anemi pada remaja dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain : Status gizi, sosial ekonomi, absorbsi makanan dan kehilangan darah yang disebabkan oleh menstruasi, yang mana dari status gizi tersebut dapat menyebabkan anemia. Faktor yang mempengaruhi status gizi adalah : status ekonomi, status kesehatan dan aktivitas. Anemia dapat digolongkan menjadi anemia ringan, sedang dan berat.

2.6 Hipotesis Penelitian

Hipotesis adalah jawaban semementara dari rumusan masalah atau pertanyaan penelitian. Menurut Ia Biondo Wood dan Haber (1994) hipotesis adalah suatu pernyataan tentang hubungan antara dua atau lebih variable yang diharapkan bisa menjawab suatu pertanyaan dalam penelitian (Nursalam, 2003: 57)

Berdasarkan Kerangka Konseptual dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

H1 : Terdapat hubungan antara status gizi dengan kejadian Anemia pada Remaja putri kelas XI di SMA Muhammadiyah Madiun .

Page | 22

Dokumen terkait