BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Dari penelitian yang dilakukan untuk mengetahui Pelaksanaan Tindakan
Pencegahan Infeksi pada Proses Pertolongan Persalinan oleh Bidan Praktik Mandiri
di Wilayah Kerja Puskesmas Kabanjahe Tahun 2014 dengan jumlah sampel
sebanyak 32 orang diperoleh hasil sebagai berikut:
1. Karakteristik Responden
Tabel 5.1
Distribusi Karakteristik Responden di Wilayah Kerja Puskesmas Kabanjahe Tahun 2014 (n=32)
Karakteristik Responden Frekuensi Persentase (%) Pendidikan D I D III D IV S 2 6 24 1 1 18,8 75,0 3,1 3,1 Lama Bekerja < 5 tahun 5-10 tahun > 10 tahun 5 7 20 15,6 21,9 62,5 Pelatihan APN Ya 32 100
Berdasarkan tabel 5.1 dapat diketahui dari 32 responden bahwa karakteristik
responden berdasarkan pendidikan yakni mayoritas berpendidikan D III sebanyak 24
orang (75,0%). Berdasarkan lama bekerja mayoritas telah bekerja selama > 10 tahun
sebanyak 20 orang (62,5%). Dan berdasarkan keikutsertan pelatihan Asuhan
Persalinan Normal (APN), seluruh responden sebanyak 32 orang (100%) telah
2. Pelaksanaan Tindakan Pencegahan Infeksi pada Proses Pertolongan Persalinan
a. Tindakan Pencegahan Infeksi dengan Cuci Tangan Tabel 5.2
Distribusi Tindakan Pencegahan Infeksi pada Proses Pertolongan Persalinan dengan Cuci Tangan oleh Bidan Praktik Mandiri di Wilayah Kerja Puskesmas
Kabanjahe Tahun 2014 (n=32)
Item observasi tindakan cuci tangan Dilakukan Tidak dilakukan
F % F %
1. Bidan selalu mencuci tangan sebelum dan sesudah kontak fisik dengan pasien dan jika tangan terkontaminasi
30 93,8 2 6,3
2. Bidan melepaskan perhiasan di tangan dan pergelangan sebelum mencuci tangan
31 96,9 1 3,1
3. Bidan membasahi tangan dengan air dan menggosok kedua tangan termasuk sela jari dengan menggunakan sabun selama 10-15 detik
29 90,6 3 9,4
4. Setelah mencuci tangan bidan membilas tangan dengan air bersih yang mengalir
31 96,9 1 3,1
5. Bidan tidak mencuci tangan dengan mencelupkan ke dalam wadah berisi air
32 100 0 0
6. Bila tidak tersedia air bidan mencuci tangan dengan campuran alcohol 60- 90%
31 96,9 1 3,1
7. Setelah selesai cuci tangan bidan mengeringkan tangan dengan handuk pribadi yang bersih dan kering
28 87,5 4 12,5
Berdasarkan tabel 5.2 dari 32 responden dapat dilihat 30 responden (93,8%)
melakukan tindakan pada item nomor 1, sebanyak 31 responden (96,9%) melakukan
melakukan item observasi nomor 7 dan seluruh responden (100%) melakukan
tindakan pada item observasi nomor 5. Berdasarkan hasil item observasi tersebut
maka dapat dikategorikan tindakan responden dalam pelaksanaan cuci tangan pada
tabel di bawah ini.
Tabel 5.3
Distribusi Kategori Pencegahan Infeksi pada Proses Pertolongan Persalinan dengan Tindakan Cuci Tangan oleh Bidan Praktik Mandiri di Wilayah kerja
Puskesmas Tahun 2014 (n=32)
Kategori Tindakan Cuci Tangan Frekuensi Persentase (%) Kompeten Tidak Kompeten 21 11 65,6 34,4
Berdasarkan tabel 5.3 dari 32 responden dapat diketahu bahwa mayoritas
responden yakni sebanyak 21 orang (65,6%) kompeten dalam hal tindakan cuci
b. Tindakan Pencegahan Infeksi dengan Pemakaian Sarung Tangan Tabel 5.4
Distribusi Tindakan Pencegahan Infeksi pada Proses Pertolongan Persalinan dengan Pemakaian Sarung Tangan oleh Bidan Praktik Mandiri di Wilayah
Kerja Puskesmas Kabanjahe Tahun 2014 (n=32) Item observasi tindakan pemakaian
sarung tangan
Dilakukan Tidak dilakukan
F % F %
1. Menggunakan sarung tangan sebelum menyentuh sesuatu yang terkontaminasi
30 93,8 2 6,3
2. Sarung tangan yang digunakan adalah sarung tangan steril/DTT
31 96,9 1 3,1
3. Pada saat melakukan tindakan periksa dalam menggunakan sarung tangan .
32 100 0 0
4. Sebelum melepaskan sarung tangan dan setelah melakukan tindakan, terlebih dahulu dicelupkan ke dalam larutan klorin
21 65,6 11 34,4
5. Sarung tangan dibuka dengan keadaan terbalik, kemudian direndam dalam larutan klorin selama 10 menit.
25 78,1 7 21,9
6. Pada waktu melakukan
pengisapan lendir dari hidung dan membersihkan jalan nafas bayi, bidan menggunakan sarung tangan .
32 100 0 0
7. Menggunakan sarung tangan pada saat membersihkan percikan darah/ cairan tubuh.
29 90,6 3 9,4
8. Pada saat memegang peralatan yang terkontaminasi bidan memakai sarung tangan.
30 93,8 2 6,3
(96,9%) melakukan tindakan pada item observasi nomor 2, sebanyak 21 responden
(65,6%) melakukan tindakan pada item observasi nomor 4, sebanyak 25 responden
(78,1%) melakukan tindakan pada item observasi nomor 5, sebanyak 29 responden
(90,6%) melakukan tindakan pada item observasi nomor 7 dan seluruh responden
(100%) melakukan tindakan pada item observasi nomor 3 dan 6. Berdasarkan hasil
item observasi tersebut maka dapat dikategorikan tindakan responden dalam
pelaksanaan pemakaian sarung tangan pada tabel di bawah ini.
Tabel 5.5
Distribusi Kategori Pencegahan Infeksi pada Proses Pertolongan Persalinan dengan Tindakan Pemakaian Sarung Tangan oleh Bidan Praktik Mandiri di
Wilayah kerja Puskesmas Tahun 2014 (n=32) Kategori Tindakan Pemakaian
Sarung Tangan Frekuensi Persentase (%) Kompeten Tidak Kompeten 18 14 56,3 43,8
Berdasarkan tabel 5.5 dari 32 responden dapat diketahui bahwa mayoritas responden
yakni sebanyak 18 orang (56,3%) kompeten dalam hal tindakan pemakaian sarung
c. Tindakan Pencegahan infeksi dengan Pemakaian Pelindung Diri Tabel 5.6
Distribusi Tindakan Pencegahan Infeksi pada Proses Pertolongan Persalinan dengan Pemakaian Pelindung Diri oleh Bidan Praktik Mandiri di Wilayah
Kerja Puskesmas Kabanjahe Tahun 2014 (n=32) Item observasi tindakan Pemakaian
Pelindung Diri
Dilakukan Tidak dilakukan
F % F %
1. Bidan selalu menggunakan sarung tangan saat melakukan tindakan invasif
32 100 0 0
2. Bidan menggunakan masker saat
melakukan pertolongan persalinan yang menutupi hidung,
mulut hingga rahang bawah
8 25,0 24 75,0
3. Bidan menggunakan pelindung mata yakni googles atau kacamata resep dokter saat melakukan pertolongan persalinan
17 53,1 15 46,9
4. Bidan menggunakan tutup kepala saat melakukan pertolongan persalinan
2 6,3 30 93,8
5. Bidan menggunakan apron atau celemek untuk pelindung tubuh bagian depan saat melakukan pertolongan persalinan
25 78,1 7 21,9
6. Bidan menggunakan alas kaki berupa sepatu bot atau sandal tertutup saat melakukan pertolongan persalinan
21 65,6 11 34,4
Berdasarkan tabel 5.6 dari 32 responden dapat dilihat seluruh responden
(100%) melakukan item observasi nomor 1, sebanyak 24 responden (75,0%) tidak
melakukan item observasi nomor 2, sebanyak 17 responden (53,1%) melakukan item
observasi nomor 3, sebanyak 30 responden (93,8%) tidak melakukan item observasi
nomor 4, sebanyak 25 responden (78,1%) melakukan item observasi nomor 5 dan
hasil item observasi tersebut maka dapat dikategorikan tindakan responden dalam
pelaksanaan pemakaian pelindung diri pada tabel di bawah ini.
Tabel 5.7
Distribusi Kategori Pencegahan Infeksi pada Proses Pertolongan Persalinan dengan Tindakan Pemakaian Pelindung Diri oleh Bidan Praktik Mandiri di
Wilayah kerja Puskesmas Tahun 2014 (n=32) Kategori Tindakan Pemakaian
Pelindung Diri Frekuensi Persentase (%) Kompeten Tidak Kompeten 2 30 6,3 93,8
Berdasarkan tabel 5.7 dari 32 responden dapat diketahui bahwa mayoritas
responden yakni sebanyak 30 orang (93,8%) tidak kompeten dalam hal tindakan
d. Tindakan Pencegahan Infeksi dengan Pengelolaan Cairan Antiseptik Tabel 5.8
Distribusi Tindakan Pencegahan Infeksi pada Proses Pertolongan Persalinan dengan Pengelolaan Cairan Antiseptik oleh Bidan Praktik Mandiri di Wilayah
Kerja Puskesmas Kabanjahe Tahun 2014 (n=32) Item observasi tindakan
pengelolaan cairan antiseptik
Dilakukan Tidak dilakukan
F % F %
1. Bidan hanya menggunakan air matang untuk mengencerkan
17 53,1 15 46,9
2. Bidan berhati-hati saat menuangkan larutan ke wadah yang lebih kecil untuk menghindari kontaminasi
32 100 0 0
3. Bidan menggunakan wadah yang kecil untuk pemakaian cairan antiseptic sehari-hari
32 100 0 0
4. Bidan mengosongkan dan mencuci wadah dengan sabun dan air serta membiarkannya kering sekali seminggu
9 28,1 23 71,9
5. Bidan menempelkan label bertuliskan tanggal saat melakukan pengisian ulang
2 6,3 30 93,8
6. Bidan menggunakan kapas gulung yang diberi larutan antiseptik
32 100 0 0
7. Bidan tidak
merendam/mencelupkan
gulungan kapas ke dalam wadah larutan antiseptik
28 87,5 4 12,5
8. Bidan menyimpan larutan antiseptic di tempat dingin dan gelap
32 100 0 0
Berdasarkan tabel 5.8 dari 32 responden dapat dilihat sebanyak 17 responden
(53,1%) melakukan item observasi nomor 1, seluruh responden (100%) melakukan
item observasi nomor 4, sebanyak 30 responden (93,8%) tidak melakukan item
observasi nomor 5 dan sebanyak 28 responden (87,5%) melakukan item observasi
nomor 7. Berdasarkan hasil item observasi tersebut maka dapat dikategorikan
tindakan responden dalam pelaksanaan pengelolaan cairan antiseptik pada tabel di
bawah ini.
Tabel 5.9
Distribusi Kategori Pencegahan Infeksi pada Proses Pertolongan Persalinan dengan Tindakan Pengelolaan Cairan Antiseptik oleh Bidan Praktik Mandiri di
Wilayah kerja Puskesmas Tahun 2014 (n=32) Kategori Tindakan Pengelolaan
cairan antiseptik Frekuensi Persentase (%) Kompeten Tidak Kompeten 2 30 6,3 93,8
Berdasarkan tabel 5.9 dari 32 responden dapat diketahui bahwa mayoritas
responden yakni sebanyak 30 orang (93,8%) tidak kompeten dalam hal tindakan
e. Tindakan Pencegahan Infeksi dengan Pemrosesan Alat Bekas Pakai Tabel 5.10
Distribusi Tindakan Pencegahan Infeksi pada Proses Pertolongan Persalinan dengan Pemrosesan Alat Bekas Pakai oleh Bidan Praktik Mandiri di Wilayah
Kerja Puskesmas Kabanjahe Tahun 2014 Item observasi tindakan
pemrosesan alat bekas pakai
Dilakukan Tidak dilakukan
F % F %
1. Bidan menggunakan sarung tangan saat melakukan dekontaminasi
28 87,5 4 12,5
2. Bidan merendam alat bekas pakai ke dalam larutan klorin selama 10 menit segera setelah digunakan
20 62,5 12 37,5
3. Benda-benda yang direndam oleh larutan klorin terendam seluruhnya ke dalam larutan
32 100 0 0
4. Larutan klorin diganti jika larutan telah berubah warna/keruh
32 100 0 0
5. Bidan memakai sarung tangan saat melakukan pembersihan
32 100 0 0
6. Alat-alat yang akan dilakukan
pembersihan telah didekontaminasi terlebih dahulu
32 100 0 0
7. Bidan mencuci alat bekas pakai menggunakan sikat dengan air dan sabun untuk menghilangkan sisa darah dan kotoran
19 59,4 13 40,6
8. Bidan menyikat alat sedikitnya 3 kali kemudian dibilas dengan air bersih
14 43,8 18 56,3
9. Alat bekas pakai disterilkan dengan cara merebus dalam air mendidih sampai 100ºC selama 20 menit
32 100 0 0
10. Alat bekas pakai yang telah disterilkan disimpan dalam wadah tertutup dan kering
Berdasarkan tabel 5.10 dari 32 responden dapat dilihat sebanyak 28
responden (87,5%) melakukan item observasi nomor 1, sebanyak 20 responden
(62,5%) melakukan item observasi nomor 2, sebanyak 18 responden (56,3%) tidak
melakukan item observasi nomor 7, sebanyak 19 responden (59,4%) melakukan item
observasi nomor 8, sebanyak 27 responden (84,4%) melakukan item observasi
nomor 10 dan seluruh responden (100%) melakukan item observasi nomor 3, 4, 5, 6,
dan 9. Berdasarkan hasil item observasi tersebut maka dapat dikategorikan tindakan
responden dalam pelaksanaan pemrosesan alat bekas pakai pada tabel di bawah ini.
Tabel 5.11
Distribusi Kategori Pencegahan Infeksi pada Proses Pertolongan Persalinan dengan Tindakan Pemrosesan Alat Bekas Pakai oleh Bidan Praktik Mandiri di
Wilayah kerja Puskesmas Tahun 2014 (n=32) Kategori Tindakan Pemrosesan
Alat Bekas Pakai
Frekuensi Persentase (%) Kompeten Tidak Kompeten 10 22 31,3 68,8
Berdasarkan tabel 5.11 dari 32 responden dapat diketahui bahwa mayoritas
responden yakni sebanyak 22 orang (68,8%) tidak kompeten dalam hal tindakan
f. Tindakan Pencegahan Infeksi dengan Pengelolaan Sampah Medik Tabel 5.12
Distribusi Tindakan Pencegahan Infeksi pada Proses Pertolongan Persalinan dengan Pengelolaan Sampah Medik oleh Bidan Praktik Mandiri di Wilayah
Kerja Puskesmas Kabanjahe Tahun 2014 (n=32) Item observasi tindakan
pengelolaan sampah medik
Dilakukan Tidak dilakukan
F % F %
1. Bidan menggunakan sarung tangan saat menangani sampah medic
28 87,5 4 12,5
2. Bidan menggunakan wadah yang berbeda dengan kantong plastik berwarna sesuai jenis sampah
5 15,6 27 84,4
3. Bidan menempatkan wadah sampah dekat dengan lokasi terjadinya sampah dan mudah dicapai
32 100 0 0
4. Bidan tidak menggunakan alat yang telah dipakai untuk mengumpulkan dan mengangkut sampah untuk keperluan lain di klinik
32 100 0 0
5. Bidan membuang sampah cair dengan hati-hati ke wastafel/lubang pembuangan di toilet dan menyiram dengan air untuk membuang sisa sampah cair
32 100 0 0
6. Bidan menggunakan wadah tahan tembus untuk pembuangan benda tajam yang terkontaminasi
32 100 0 0
7. Tempat penampungan sampah didesinfeksi setelah dikosongkan
13 40,6 19 59,4
8. Bidan mencuci tangan setelah melepaskan sarung tangan sehabis menangani sampah
Berdasarkan tabel 5.12 dari 32 responden dapat dilihat bahwa sebanyak 28
responden (87,5%) melakukan item observasi nomor 1, sebanyak 27 responden
(84,4%) tidak melakukan item observasi nomor 2, sebanyak 19 responden (59,4%)
tidak melakukan item observasi nomor 7 dan seluruh responden (100%) melakukan
item observasi nomor 3, 4, 5, 6 dan 8. Berdasarkan hasil item observasi tersebut
maka dapat dikategorikan tindakan responden dalam pelaksanaan pengelolaan
sampah medik pada tabel di bawah ini.
Tabel 5.13
Distribusi Kategori Pencegahan Infeksi pada Proses Pertolongan Persalinan dengan Tindakan Pengelolaan Sampah Medik oleh Bidan Praktik Mandiri di
Wilayah kerja Puskesmas Tahun 2014 (n=32) Kategori Tindakan Pengelolaan
Sampah Medik Frekuensi Persentase (%) Kompeten Tidak Kompeten 4 28 12,5 87,5
Berdasarkan tabel 5.13 dari 32 responden dapat diketahui bahwa mayoritas
responden yakni sebanyak 28 orang (87,5%) tidak kompeten dalam hal tindakan