BAB II TINJAUAN PUSTAKA
E. Tindakan-tindakan Pencegahan Infeksi
5. Pemrosesan Alat Bekas Pakai
Proses pencegahan infeksi dasar yang dianjurkan untuk menurunkan penularan
penyakit dari instrumen yang kotor adalah dekontaminasi, pembersihan (cuci dan
Adapun langkah-langkah dalam pemrosesan alat bekas pakai dapat dilihat pada
gambar di bawah ini:
Skema 1. Langkah-langkah Pemrosesan alat bekas pakai, sumber: JNPK-KR, 2008
a. Dekontaminasi
Dekontaminasi adalah langkah penting pertama untuk menangani peralatan,
perlengkapan, sarung tangan dan benda-benda lainnya yang terkontaminasi.
Dekontaminasi membuat benda-benda lebih aman untuk ditangani dan
dibersihkan oleh petugas. Untuk perlindungan lebih jauh, pakai sarung tangan
karet yang tebal atau sarung tangan rumah tangga dari bahan lateks jika akan DEKONTAMINASI
Rendam dalam larutan klorin 0,5% selama 10 menit
CUCI DAN BILAS Gunakan deterjen dan sikat.
Pakai sarung tangan tebal untuk menjaga agar tidak terluka oleh benda-benda tajam.
Metode yang dipilih Metode Alternatif
STERILISASI DISINFEKSI TINGKAT TINGGI Otoklaf Panas Kering Rebus/kukus Kimiawi
DIINGINKAN DAN KEMUDIAN SIAP DIGUNAKAN
(Peralatan yang sudah diproses dapat disimpan dalam wadah tertutup yang didisinfeksi tingkat tinggi sampai satu minggu jika wadahnya tidak dibuka)
106kPa 121˚C 30 menit jika terbungkus 20 menit jika tidak dibungkus 170˚C 60 menit Panci tertutup 20 menit Rendam 20 menit
masukkan benda-benda yang terkontaminasi ke dalam larutan klorin 0,5%
selama 10 menit. Prosedur ini dengan cepat mematikan virus Hepatitis B dan
HIV. Pastikan bahwa benda-benda yang terkontaminasi terendam seluruhnya
oleh larutan klorin. Berikut adalah cara membuat larutan klorin:
1) Rumus untuk membuat larutan klorin 0,5% dari larutan konsentrat berbentuk
cair
2) Rumus untuk membuat larutan klorin 0,5% dari serbuk kering
Sumber: JNPK-KR, 2008
Tip dekontaminasi:
(1) Gunakan tempat plastik untuk dekontaminasi agar mencegah:
(a) Tumpulnya pisau (misal gunting) saat bersentuhan dengan kontainer
logam.
Jumlah bagian air = % �����������������
% ��������������������� – 1
Contoh : untuk membuat larutan klorin 0,5% dari larutan klorin 5,25% (misalkan BAYCLIN®)
1. Jumlah bagian air = 5,35%
0,5%
-
1 = 10,5-1= 9,52. Tambahkan 9 bagian (pembulatan ke bawah dari 9,5) air ke dalam 1 bagian larutan klorin konsentrat (5,25%)
Catatan: air tidak perlu dimasak
Jumlah bagian air =% ���������������������
% ���������� x 1000
Contoh: untuk membuat larutan klorin 0,5% dari serbuk yang bisa melepaskan klorin (seperti kalsium hipoklorida) yang mengandung 35% klorin:
1. Gram/liter = 0,5%
35% x 1000 = 14,3 gram/liter
2. Tambahkan 14 gram (pembulatan ke bawah dari 14,3) serbuk ke dalam 1 liter air mentah yang bersih
(b) Berkaratnya instrumen karena reaksi kimia (elektrolisis) yang terjadi
antara dua logam yang berbeda (misal instrumen dan wadah) bila
direndam dalam air.
(2) Jangan merendam instrumen logam yang tidak 100% baja tahan gores meski
dalam air biasa selama beberapa jam karena akan berkarat (Tietjen, 2004).
b. Pembersihan (cuci dan bilas)
Pencucian adalah cara paling efektif untuk menghilangkan sebagian besar
mikroorganisme pada peralatan/perlengkapan yang kotor atau sudah digunakan. Baik
sterilisasi maupun disinfeksi tingkat tinggi menjadi kurang efektif tanpa proses
pencucian sebelumnya. Jika perlengkapan untuk proses sterilisasi tidak tersedia,
pencucian secara seksama merupakan proses fisik satu-satunya untuk menghilangkan
sejumlah endospora bakteri. Efektivitas pencucian dalam menghilangkan atau
menon-aktifkan mikroorganisme yaitu 50% hanya dengan menggunakan air
sedangkan 80% jika pencucian dengan detergen dan bilas.
Perlengkapan atau bahan-bahan untuk mencuci peralatan adalah:
1) Sarung tangan karet yang tebal atau sarung tangan rumah tangga dari lateks
2) Sikat (boleh menggunakan sikat gigi)
3) Tabung suntik (minimal ukuran 10 ml; untuk kateter, termasuk kateter
penghisap lendir)
4) Wadah plastik atau baja antikarat (stainless steel)
5) Air bersih
6) Sabun atau detergen
Tahap-tahap pencucian dan pembilasan:
2) Ambil peralatan bekas pakai yang sudah didekontaminasi (hati-hati bila
memegang peralatan yang tajam, seperti gunting dan jarum jahit)
3) Agar tidak merusak benda-benda yang terbuat dari plastik atau karet, jangan
dicuci secara bersamaan dengan peralatan dari logam
4) Cuci setiap benda tajam secara terpisah dan hati-hati:
a) Gunakan sikat dengan air dan sabun untuk menghilangkan sisa darah dan
kotoran
b) Buka engsel gunting dan klem
c) Sikat dengan seksama terutama di bagian sambungan dan sudut peralatan
d) Pastikan tidak ada sisa darah dan kotoran yang tertinggal pada peralatan
e) Cuci setiap benda sedikitnya tiga kali (atau lebih jika perlu) dengan air
dan sabun atau detergen
f) Bilas benda-benda tersebut dengan air bersih
5) Ulangi prosedur tersebut pada benda-benda lain
6) Jika peralatan yang didisinfeksi tingkat tinggi secara kimiawi (misalkan
dalam larutan klorin 0,5%) tempatkan peralatan dalam wadah yang bersih
dan biarkan kering sebelum memulai proses DTT
Alasan: Jika peralatan masih basah mungkin akan mengencerkan larutan
kimia dan membuat larutan menjadi kurang efektif
7) Peralatan yang akan didisinfeksi tingkat tinggi dengan dikukus atau direbus,
atau disterilisasi di dalam otoklaf atau oven panas kering, tidak perlu
dikeringkan dulu sebelum proses DTT atau sterilisasi dimulai
8) Selagi masih memakai sarung tangan, cuci sarung tangan dengan air dan
sabun dan kemudian bilas dengan seksama menggunakan air bersih
Untuk mencuci kateter (termasuk selang atau pipa plastik penghisap lendir) dapat
dilakukan dengan tahap-tahap berikut ini:
1) Pakai sarung tangan karet yang tebal atau sarung tangan rumah tangga dari
lateks pada kedua tangan
2) Lepaskan penutup wadah penampung lendir (untuk kateter penghisap lendir)
3) Gunakan tabung suntik besar untuk mencuci bagian dalam kateter sedikitnya
tiga kali (atau lebih jika perlu) dengan air dan sabun atau detergen.
4) Bilas kateter menggunakan tabung suntik dan air bersih
5) Letakkan kateter dalam wadah yang bersih dan biarkan kering sebelum
dilakukan DTT (JNPK-KR, 2008).
c. Disinfeksi Tingkat Tinggi dan Sterilisasi
Disinfeksi adalah proses pembuangan semua mikroorganisme patogen pada
objek yang tidak hidup dengan pengecualian terhadap endospora bakteri
(Hidayat, 2008).
Disinfeksi tingkat tinggi adalah tindakan yang dilakukan untuk
menghilangkan semua mikroorganisme kecuali endospora bakteri dengan cara
merebus, mengukus atau kimiawi (JNPK-KR, 2008).
1) Disinfeksi Tingkat Tinggi dengan cara merebus
a) Dekontaminasi dan bersihkan semua alat yang akan di didisinfeksi
tingkat tinggi.
b) Semua alat harus terendam dalam air. Atur permukaan air sedemikian
rupa, sekurangnya 2,5 cm (1 inci) air di atas alat. Sebagai tambahan,
pastikan semua wadah dan mangkok yang akan direbus telah dipenuhi
air.
d) Mulai mencatat waktu. Proses DTT waktu dicatat setelah air mendidih
e) Rebus alat-alat selama 20 menit.
f) Setelah merebus 20 menit, pindahkan alat-alat dengan cunam yang telah
di DTT lebih dahulu. Jangan biarkan alat-alat terus terendam dalam air,
karena sewaktu air mulai dingin, kuman dan partikel-partikel masuk
dalam kontainer dan dapat mengontaminasi alat-alat (Tietjen,2004).
g) Biarkan peralatan kering dengan cara diangin-anginkan sebelum
digunakan atau disimpan (jika peralatan dalam keadaan lembab maka
keadaan disinfeksi tingkat tinggi tidak terjaga).
h) Pada saat peralatan kering, gunakan segera atau simpan dalam wadah
disinfeksi tingkat tinggi dan berpenutup. Peralatan bisa disimpan sampai
satu minggu asalkan penutupnya tidak dibuka (JNPK-KR, 2008).
2) Disinfeksi Tingkat Tinggi dengan pengukusan
Disinfeksi tingkat tinggi dengan pengukusan dilakukan dengan alat kukusan
yang terdiri dari panci bawah (berdiameter ± 31 cm) untuk merebus air, tiga
panci berlubang-lubang di dasarnya (diameter 0,5 cm) untuk melewatkan uap ke
atas dan air kembali ke bawah dan tutup panci.
DTT dengan pengukusan dapat dilakukan dengan cara:
a) Tempatkan instrumen dan alat-alat di salah satu panci yang ada lubang di
dasarnya. Untuk memudahkan pengeluaran panci, jangan isi panci terlalu
penuh.
b) Ulangi proses ini sampai ketiga panci terisi. Letakkan semua panci tersebut di
atas panci bawah yang berisi air untuk dididihkan. Siapkan panci kosong
tanpa lubang di samping sumber panas.
d) Waktu uap mulai keluar di antara panci dan tutup, mulai mencatat waktu atau
menulis waktu mulainya DTT.
e) Kukus selama 20 menit.
f) Angkat panci atas dan tutup panci berikutnya. Guncangkan panci agar air
turun dari panci yang baru diangkat.
g) Tempatkan panci yang baru diangkat ke atas panci kosong. Ulangi sampai
semua panci ditempatkan di atas panci kosong dan tutup panci yang paling
atas (langkah ini membuat semua alat dingin dan kering tanpa
terkontaminasi)
h) Biarkan alat-alat menjadi kering dalam panci (1-2 jam) sebelum dipakai.
i) Dengan menggunakan penjepit yang di DTT, pindahkan alat-alat kering ke
dalam kontainer yang kering dan telah di DTT, bertutup rapat (Tietjen, 2004).
3) Disinfeksi Tingkat Tinggi dengan bahan kimiawi
Bahan kimia yang dianjurkan untuk DTT adalah klorin dan glutaraldehid.
Larutan disinfeksi tingkat tinggi yang selalu tersedia dan tidak mahal adalah
larutan klorin. Karena larutan klorin bersifat korosif dan proses DTT
memerlukan perendaman selama 20 menit maka peralatan yang sudah
didisinfeksi tingkat tinggi secara kimiawi harus segera dibilas dengan air matang.
Berikut adalah langkah-langkah dalam melakukan disinfeksi tingkat tinggi:
a) Letakkan peralatan dalam keadaan kering (sudah didekontaminasi dan cuci
bilas) ke dalam wadah dan tuangkan desinfektan. Jika peralatan basah
sebelum direndam dalam larutan kimia maka akan terjadi pengenceran
larutan tersebut sehingga dapat mengurangi daya kerja atau efektifitasnya.
b) Pastikan bahwa peralatan terendam seluruhnya dalam larutan kimia.
d) Bilas peralatan dengan air matang dan angin-anginkan sampai kering di
wadak disinfeksi tingkat tinggi yang berpenutup.
e) Setelah kering, peralatan dapat segera digunakan atau disimpan dalam wadah
disinfeksi tingkat tinggi berpenutup rapat (JNPK-KR, 2008).
4) Sterilisasi
Sterilisasi adalah tindakan untuk menghilangkan semua mikroorganisme
(bakteri, jamur, parasit, dan virus) termasuk bakteri endospora.
Cara sterilisasi adalah sebagai berikut:
a) Sterilisasi dengan merebus dalam air mendidih sampai 100˚C (15 -20 menit) (Hidayat, 2008).
b) Sterilisasi dengan stoom. Menggunakan uap panas dalam autoclave 106 pada
temperatur 121˚C selama 30 menit jika insterumen terbungkus dan 20 menit jika tidak terbungkus.
c) Sterilisasi dengan panas kering menggunakan oven panas tinggi pada
temperatur 170˚C selama 60 menit.
d) Sterilisasi dengan bahan kimia dengan menggunakan larutan glutaraldehid 2-
4% selama 10 jam atau menggunakan larutan formaldehid 8% selama 24 jam
(Tietjen, 2004).