• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.2. Hasil Penelitian

Sebelum melakukan pengujian terhadap hipotesis dengan metode regresilinear,diperlukan uji asumsi klasik atas model yang digunakan untuk memastikanbahwa dalam penelitian ini data yang digunakan terdistribusi secara normal, tidakterjadi multikolinearitas, heteroskedastisitas, dan autokorelasi.

4.2.1.1.Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah modelregresi, variabel dependen, variabel independen, atau keduanya mempunyaidistribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah distribusi datanormal atau mendekati normal. Menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov dikatakan data dipastikan dari populasi yang berdistribusi normal jika

nilai signifikansinya lebih besar dari 0,05 (5%). Dengan menggunakan uji ini diperoleh hasil analisis bahwa semua variabel IPCG dalam penelitian ini berasal dari populasi yang berdistribusi normal, sehingga dapat disimpulkan model regresi memenuhi asumsi berdistribusi normal. Seperti pada tabel normalitas data berikut:

Tabel 8: Hasil Uji Normalitas Data(Komolgorov-SmirnovZ)

4.2.1.2.Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas digunakan untuk mengetahui ada tidaknya korelasiantarvariabel independen. Model regresi yang baik tidak terjadi korelasiantarvariabel independen. Uji ini dapat dilihat dari nilai tolerance dan VarianceInflation Factor (VIF). Nilai cut-off yang umum dipakai adalah nilai tolerance0,10 atau sama dengan nilai VIF diatas 10 sehingga data yang tidak terkenamultikolonearitas nilai toleransinya harus lebih dari 0,10 atau VIF kurang dari 10.

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

11 11 11 11 11 .6249 12.7710 .0731 3.2268 2.4545 .11734 .57954 .06163 3.43343 .68755 .169 .143 .177 .271 .382 .169 .143 .177 .271 .382 -.103 -.118 -.139 -.208 -.254 .560 .476 .587 .900 1.267 .912 .977 .881 .393 .081 N Mean Std. Deviation Normal Parametersa,b

Absolute Positive Negative Most Extreme Differences Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed)

y=IPCG x1=Size x2=ROE x3=DER x4=DPS

Sumber : Lampiran 3 .

Tabel 9: Hasil Uji Multikolinearitas (Nilai Tolerance dan VIF)

Variabel Independen Tolerance VIF

Ukuran Perusahaan (X1) 0,209 4,785

Profitabilitas (X2) 0,249 4,015

Leverage (X3) 0,887 1,127

Jumlah Dewan Pengawas Syariah (X4) 0,458 2,184 Sumber : Lampiran 3

Dalam pengujian asumsi klasik terhadap analisis regresi linier berganda ini menyatakan bahwa hasil analisis penelitian ini menunjukkan tidak adanya gejala multikolinearitas dimana nilai VIF pada variabel tidak lebih besar dari 10, maka variabel ini disimpulkan tidak terdapat gejala multikolinearitas dengan variabel lainnya. Dengan nilai VIF untuk Size (X1) = 4,785 ; ROE (X2) = 4,015 ; DER (X3) = 1,127 ; Dewan Pengawas Syariah (X4) = 2,184.

4.2.1.3.Uji Heteroskedastisitas

Heteroskedastisitas adalahvarian dari residual dari satu pengamatan ke pengamatan lain mempunyai varian yang berbeda. Jika varian yang sama disebut Homoskedastisitas. Model regresi yang baik tidak mempunyai Heteroskedastisitas.Deteksi Adanya Heteroskedastisitas :

a. Dari Scatter Plot Residual: jika ada pola tertentu (seperti titik-titik /point-point yang ada membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, menyebar kemudian menyempit)

b. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi Heteroskedastisitas.

c. Pada regresi linier nilai residual tidak boleh ada hubungan dengan variabel X. Hal ini bisa diidentifikasi dengan cara menghitung Korelasi Rank Spearman antara residual dengan seluruh variabel bebas. Rumus Rank Spearman adalah : rs = 1 – 6 N

N 1

d 2 2 i

Keterangan :

di = perbedaan dalam rank antara residual dengan variabel bebas ke-i N = banyaknya data

Pengujian Heteroskedastisitas di sini menggunakankorelasi Rank Spearman antara residual dengan seluruh variabel bebas dengan hasil analisis sebagai berikut:

Tabel 10: Hasil Uji Heteroskedastisitas (Rank Spearman)

Sumber : Lampiran 3 Correlations .100 .770 11 .118 .729 11 .091 .790 11 .117 .731 11 1.000 . 11 Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N x1=Size x2=ROE x3=DER x4=DPS Unstandardized Residual Spearman's rho Unstandardiz ed Residual

Hasil analisis menunjukkan bahwa pada variabel untuk untuk Size (X1), ROE (X2), DER (X3) dan Dewan Pengawas Syariah(X4)tidak mempunyai korelasi yang signifikan antara residual dengan variabel bebasnya, maka hasil analisis ini dapat disimpulkan semua variabel penelitian tidak terjadi Heteroskedastisitas. Dari hal tersebut dapat disimpulkan bahwa semua variabel penelitian memenuhi asumsi Non Heteroskedastisitas.

4.2.1.4. Uji Autokorelasi

Uji Autokorelasibertujuan untuk mengujiadanya korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu periode t-1 (sebelumnya) jika data di atas 15. Uji autokorelasi dilakukan pada sebagian besar data time series.Cara untuk mendeteksi adanya autokorelasi dapat dilihat dari besarnya Angka Durbin Watson dengan patokan:

a. Angka D-W di bawah –2 ada autokorelasi (positif) b. Angka D-W di atas +2 ada autokorelasi (negatif)

c. Angka Berada diantara –2 sampai +2 Tidak ada Autokorelasi

Untuk asumsi klasik yang mendeteksi adanya autokorelasi di sini dilihat dari hasil analisis yang menunjukkan hasil bahwa nilai Durbin Watson sebesar 1,443, hal ini menunjukkantidak adanya gejala autokorelasi (berdasarkan normal).Jadi, dapat disimpulkan dalam penelitian ini data tidak terdapat autokorelasi. Dapatdilihatmelalui tabel berikut ini:

Tabel 11: HasilUji Autokorelasi (Durbin Watson)

4.2.2. Analisis Regresi Berganda

Analisis regresi berganda digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel independen, yaitu ukuran perusahaan, profitabilitas, leverage, dan jumlah dewan pengawas syariah terhadap pengungkapan corporate governance. Untuk mengetahuiseberapa besar dan bagaimana pengaruh masing-masing variabel independenterhadap variabel dependen, dapat dilihat dari nilai koefisien regresi yangditunjukkan pada tabel berikut ini.

Tabel 12: Hasil Analisis Regresi Berganda Variabel Independen Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Signifikansi B Std. Error Beta (Constant) 0,603 0,998 0,605 0,567 Ukuran Perusahaan -0,017 0,089 -0,082 -0,187 0,858 Profitabilitas 1,784 0,766 0,937 2,329 0,059 Leverage 0,006 0,007 0,173 0,810 0,449 Jumlah dewan Pengawas Syariah 0,035 0,051 0,203 0,684 0,520 R Square = 0,758 Adjusted R Square = 0,597 F = 4,698 Signifikansi = 0,046 Sumber : Lampiran 3 Model Summaryb .871a .758 .597 .07452 1.443 Model 1 R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson Sumber : Lampiran 3

Berdasarkan hasil output SPSS yang terlampir, diperoleh persamaan fungsiregresi linear berganda sebagai berikut:

Y = 0,603 - 0,017X1 + 1,784 X2 + 0,006 X3 + 0,035 X4

Berdasarkan persamaan tersebut di atas, maka dapat dijabarkan melalui penjelasan berikut:

1. βo = nilai konstanta sebesar 0,603 menunjukkan bahwa apabila faktor Size (X1), ROE (X2), DER (X3) dan Dewan Pengawas Syariah(X4) konstan maka IPCG naik sebesar 0,603 satu satuan.

2. β1 = - 0,017 menunjukkan bahwa faktor Size (X1) berpengaruh negatif, dapat di artikan apabila setiap ada kenaikan Size satu satuan maka IPCG akan mengalami penurunan sebesar 0,017 dengan asumsi X2, X3, dan X4

Konstan.

3. β2 = 1,784 menunjukkan bahwa faktor ROE (X2) berpengaruh positif, dapat diartikan apabila setiap ada kenaikan ROE satu satuan maka IPCG akan mengalami peningkatan sebesar 1,784 dengan asumsi X1, X3 dan X4 Konstan.

4. β3 = 0,006 menunjukkan bahwa faktor DER (X3) berpengaruh positif, dapat diartikan apabila setiap ada kenaikan DER satu satuan maka IPCG akan mengalami peningkatan sebesar 0,006 dengan asumsi X1, X2 dan X4

5. β4= 0,035 menunjukkan bahwa faktor Dewan Pengawas Syariah(X4) berpengaruh positif, dapat diartikan apabila setiap ada kenaikan Dewan Pengawas Syariahsatu satuan maka IPCG akan mengalami peningkatan sebesar 0,035 dengan asumsi X1, X2 dan X3 Konstan

4.2.3. Pengujian Hipotesis

4.2.3.1.Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)

Berdasarkan tabel 12, hasil analisis uji F dengan menggunakan model ini menunjukkan hasil yang signifikan, maka dapat disimpulkan bahwa alat analisis regresi berganda yang digunakan sebagai alat analisis ini cocok atau dapat digunakan sebagai alat analisis atau biasanya digunakan untuk melihat pengaruh secara simultan antara variabel bebas dengan variabel terikatnya diperoleh hasil analisis yang signifikan dan positif dengan tingkat signifikan 0,046. Dengan kata lain analisis secara simultan ini terbukti kebenarannya.

Terlihat bahwa nilai F=4,698 dengan probabilitas signifikan sebesar 0,046 < 0,05: signifikan positif, berarti secara bersama-sama perubahanvariabelUkuran Perusahaan (X1), Profitabilitas (X2), Leverage(X3) dan Jumlah Dewan Pengawas Syariah(X4). mampu menjelaskan perubahan variabel Pengungkapan Corporate Governance (Y).

4.2.3.2.Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t)

Berdasarkan tabel 12, variabel ukuran perusahaan (Size)signifikansinyasebesar 0,858. Dengan nilai signifikansi lebih besar dari

0,05, maka dapatdisimpulkan bahwa ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadappengungkapan corporate governance. Dilihat dari nilai koefisien regresinya sebesar -0,082, ukuran perusahaan mempunyai arah pengaruh negatif terhadap pengungkapan corporate governance, dan pengaruh negatif tersebut tidak signifikan. Hal ini berarti semakin besar nilai ukuran perusahaan, maka semakin kecilprobabilitas atau peluang perusahaan tersebut melakukan pengungkapan corporate governance. Berdasarkan hasil hipotesis pertama penelitian yang menduga bahwa ukuran perusahaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap pengungkapan corporate governance, tidak dapat diterima dan tidak terbukti kebenarannya.

Variabel profitabilitas (ROE) probabilitas signifikansinyasebesar 0,059. Dengan nilai signifikansi lebih besar dari 0,05, maka dapatdisimpulkan bahwa profitabilitas tidak berpengaruh terhadappengungkapan corporate governance. Dilihat dari nilai koefisien regresinya sebesar 0,937, profitabilitas mempunyai arah pengaruh positif terhadap pengungkapan corporate governance, dan pengaruh positif tersebut signifikan. Hal ini berarti semakin besar nilai profitabilitas, maka semakin besar pula probabilitas atau peluang perusahaan tersebut melakukan pengungkapan corporate governance. Berdasarkan hasil hipotesis kedua penelitian yang menduga bahwa profitabilitas berpengaruh positif dan

signifikan terhadap pengungkapan corporate governance, tidak dapat diterima dan tidak terbukti kebenarannya.

Variabel leverage (DER) probabilitas signifikansinyasebesar 0,449. Dengan nilai signifikansi lebih besar dari 0,05, maka dapatdisimpulkan bahwaleverage tidak berpengaruh terhadappengungkapan corporate governance. Dilihat dari nilai koefisien regresinya sebesar 0,173, leverage mempunyai arah pengaruh positif terhadap pengungkapan corporate governance, dan pengaruh positif tersebut tidak signifikan. Hal ini berarti semakin besar nilai leverage, bisa meningkatkan probabilitas atau peluang perusahaan tersebut melakukan pengungkapan corporate governance, akan tetapi pengaruhnya tidak signifikan. Berdasarkan hasil hipotesis ketiga penelitian yang menduga bahwa leverage berpengaruh positif dan signifikan terhadap pengungkapan corporate governance, tidak dapat diterima dan tidak terbukti kebenarannya.

Variabel jumlah dewan pengawas syariah (DPS) probabilitas signifikansinyasebesar 0,520. Dengan nilai signifikansi lebih besar dari 0,05, maka dapatdisimpulkan bahwa jumlah dewan pengawas syariah tidak berpengaruh terhadappengungkapan corporate governance. Dilihat dari nilai koefisien regresinya sebesar 0,203, jumlah dewan pengawas syariah mempunyai arah pengaruh positif terhadap pengungkapan corporate governance, dan pengaruh positif tersebut tidak signifikan. Hal ini berarti

semakin besar nilai jumlah dewan pengawas syariah, bisa meningkatkan probabilitas atau peluang perusahaan tersebut melakukan pengungkapan corporate governance, akan tetapi pengaruhnya tidak signifikan. Berdasarkan hasil hipotesis keempat penelitian yang menduga bahwa jumlah dewan pengawas syariah berpengaruh positif dan signifikan terhadap pengungkapan corporate governance, tidak dapat diterima dan tidak terbukti kebenarannya.

Jadi, berdasarkan uji t yang telah dilakukan pada masing-masing variabel independen tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa secara parsial variabel independen tidakmempunyai pengaruh signifikan terhadap variabel dependen.

Tabel 13: Ringkasan Hasil Hipotesis Penelitian

Hipotesis Hasil

H1: Ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap

pengungkapan corporate governance H1 ditolak H2: Profitabilitas berpengaruh positif terhadap pengungkapan

corporate governance H2 ditolak

H3: Leverage berpengaruh positif terhadap pengungkapan

corporate governance H3 ditolak

H4: Jumlah Dewan Pengawas Syariah berpengaruh positif

terhadap pengungkapan corporate governance H4 ditolak Sumber: Lampiran 3

4.2.3.3.Uji Koefisien Determinasi (R2)

Pada tabel 12, diketahui bahwa koefisien determinasi yang ditunjukkandengan nilai adjusted R Square sebesar 0,758. Hal ini berarti bahwa 75,8% variasiindeks pengungkapan corporate governance dapat dijelaskan secara signifikanoleh ukuran perusahaan (Size), proftabilitas

(ROE),leverage (DER), dan julah dewanpengawas syariah (DPS), sedangkan 24,2% indeks pengungkapan corporate governancedapat dijelaskan oleh variabel lain.

4.3.Pembahasan

4.3.1. Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap PengungkapanCorporate

Governance

Hasil pengujian hipotesis untuk variabel ukuran perusahaan menunjukkan bahwa ukuran perusahaan tidak berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap pengungkapan corporategovernance pada Bank Umum Syariah di Indonesia. Hasil ini konsisten dengan penelitian Pramono (2011)Natalia (2012), dan Putranto (2013) yangmenunjukkan bahwa ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap pengungkapan corporate governance. Akan tetapi, hasil tersebut tidakkonsisten dengan penelitian Rini (2010), yaitu bahwa variabel ukuran perusahaan berpengaruh positif secara signifikan terhadap pengungkapancorporate governance.

Perusahaan besar merupakan entitas yang banyak disorot oleh pasarmaupun publik secara umum, tetapi karena obyek dalam penelitian ini Bank Umum Syariah yang mungkin masih belum terlalu dikenal seperti halnya Bank Konvensional, sehingga informasi yang diungkapkan dalam pengungkapan corporate governance tidak jauh berbeda antara Bank Umum

Syariah yang satu dengan yang lainnya. Alasan lain yang memungkinkanukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap pengungkapancorporate governance karena Bank Umum Syariah baik yang termasuk dalam kategori perusahaan dengan ukuran besar maupun kecilsama-sama lebih mengutamakan prinsip-prinsip pengungkapan corporate governance, yakni transparancy, accountability, responsibility, independency, danfairness dalam laporan pengungkapannya dibandingkan dengan jumlah informasi yang harus dimuat.

4.3.2. Pengaruh Profitabilitas Terhadap Pengungkapan Corporate Governance Hasil pengujian hipotesis variabel profitabilitas menunjukkan bahwavariabel tidak berpengaruh positif dan signifikan terhadap pengungkapancorporate governance. Hasil ini tidak mendukung pernyataan hipotesis penelitian Shinghvi dan Desai (1971) dalam Kartika (2009) yang menyatakan bahwa rentabilitas ekonomi dan profit margin yang tinggi akan mendorong para manajer untuk memberikan informasi yang lebih terperinci, sebab mereka ingin meyakinkan investor terhadap profitabilitas perusahaan dan mendorong kompensasi terhadap manajemen. Pengaruh tidak signifikan dari profitabilitas terhadap pengungkapan corporate governance, diduga karena manajemen enggan mengungkapkan laporan keuangannya secara berlebih, maka perusahaan pesaing bisa lebih mudah mengetahui strategi perusahaan, sehingga dapat melemahkan posisi perusahaan dalam persaingan.

Jadi, ketika perusahaan memiliki tingkat laba yang tinggi, perusahaan (manajemen) menganggap tidak perlu melaporkan hal-hal yang dapat mengganggu informasi tentang sukses perusahaan. Sebaliknya pada saat tngkat profitabilitas rendah, mereka berharap perusahaan pengguna laporan akan membaca kabar yang baik mengenai kinerja perusahaan, misalnya dalam lingkup tata kelola perusahaan, dan dengan demikian investor akan tetap berinvestasi di perusahaan tersebut. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa profitabilitas mempunyai pengaruh negatif terhadap tingkat pengungkapan corporate governance, sehingga penelitian ini mendukung penelitian Pramono (2011), Natalia (2012), dan Putranto (2013) yang menyatakan bahwa tingkat profitabilitastidak berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan corporate governance.

4.3.3. Pengaruh Leverage Terhadap Pengungkapan Corporate Governance Hasil pengujian hipotesis membuktikan bahwa leveragetidak berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap pengungkapancorporate governance. Hasil ini tidak mendukung pernyataan Meek, Robert, dan Gray

(1995), Na’im & Fuad (2000) dan Binsar & Widiastuti (2004) dalam Kartika (2009) yang menyatakan bahwa semakin tinggi tingkat hutang suatu perusahaan maka semakin besar pula agency cost. Dengan demikian akan semakin besar pula informasi mengenai penggunaan hutang tersebut kepada pemegang saham, sehingga perusahaan dituntut untuk melakukan

pengungkapan yang lebih luas guna memenuhi kebutuhan informasi kreditor jangka panjang. Dengan tidak siginifikannya pengaruh leverage terhadap pengungkapancorporate governance mengindikasikan bahwa pengungkapan corporate governance dengan penjelasannya tidak menekankan pada informasi hutang perusahaan. Dengan kata lain penyajian informasi penjelas dari hutang disajikan secara normal dengan tidak memperhatikan besarnya perubahan hutang yang terjadi. Namun penelitian ini mendukung penelitian Pramono (2011) dan Natalia (2012) yang menyatakan bahwa tingkat leverage tidak berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan corporate governance. 4.3.4. Pengaruh Jumlah Dewan Pengawas Syariah Terhadap Pengungkapan

Corporate Governance

Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa jumlah dewan pengawas syariahtidak berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap luas pengungkapan corporate governance.Variabel jumlah dewan pengawas syariah ini pertama kali digunakan oleh peneliti untuk menguji pengaruhnya terhadap pengungkapan corporate governance, sehingga belum ada hasil penelitian terdahulu yang mendukung.

Di dalam Bank Umum Syariah, dewan pengawas syariah bertugas memberikan nasihat dan saran kepada direksiserta mengawasi kegiatan Bank agar sesuai dengan PrinsipSyariah.Dengan adanya jumlah anggota dewan pengawas syariah yang banyak, makadimungkinkan saran yang diberikan

kepada direksi bermacam-macamsehingga instruksi dari direksi kepada bagian tertentu kurang tepat sasaran, sehingga kinerja bagian tertentu tersebut menjadi kurang efektif termasuk pengaruhnya terhadap manajemen dalam pengambilankeputusan, serta pengungkapan corporate governance.

5.1. Kesimpulan

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk meneliti pengaruh ukuran perusahaan, profitabilitas, leverage, dan jumlah dewan pengawas syariah terhadap pengungkapan corporate governance bagi Bank Umum Syariah di Indonesia. Sampel dalam penelitian ini adalah 11 Bank Umum Syariah yang ada di Indonesia. Penelitian ini menggunakan indeks pengungkapan corporate governance sebanyak 95 item pengungkapan. Indeks ini dibangun berdasarkan Keputusan Ketua BAPEPAM dan Lembaga Keuangan No. KEP-134/BL/2006 peraturan X.K.6 dan Pedoman Umum Good Corporate Governance (KNKG, 2006), Undang-undang Republik Indonesia No. 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah, Pasal 62 Peraturan Bank Indonesia No.11 Tahun 2009.

Dari penelitian yang telah dilakukan serta pembahasan hasil peneltian pada bab terdahulu dapat diambil beberapa kesimpulan dari penelitian, yaitu sebagai berikut :

1. Koefisien determinasi berganda (R square) tinggi dengan nilai sebesar 0,758 atau 75,8%.

3. Nilai F hitung tinggi (signifikan positif), terlihat bahwa nilai F=4,698 dengan probabilitas signifikan sebesar 0,046 < 0,05.

4. Tapi tak satupun (atau sedikit sekali) diantara variabel bebas yang signifikan pada saat dilakukan pengujian hipotesis dengan menggunakan uji statistik t, dengan hasil sebagai berikut:

a. Berdasarkan hasil hipotesis pertama penelitian yang menduga bahwa ukuran perusahaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap pengungkapan corporate governance, tidak dapat diterima dan tidak terbukti kebenarannya. Hal tersebut dikarenakan hasil hipotesis menunjukkan bahwa ukuran perusahaan tidak berpengaruh dan tidak signifikan terhadap pengungkapan corporate governance.

b. Berdasarkan hasil hipotesis kedua penelitian yang menduga bahwa profitabilitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap pengungkapan corporate governance, tidak dapat diterima dan tidak terbukti kebenarannya. Hal tersebut dikarenakan hasil hipotesis menunjukkan bahwa profitabilitas tidak berpengaruh dan signifikan terhadap pengungkapan corporate governance.

c. Berdasarkan hasil hipotesis ketiga penelitian yang menduga bahwa leverage berpengaruh positif dan signifikan terhadap pengungkapan corporate governance, tidak dapat diterima dan tidak terbukti kebenarannya. Hal tersebut dikarenakan hasil

hipotesis menunjukkan bahwa leverage tidak berpengaruh dan tidak signifikan terhadap pengungkapan corporate governance. d. Berdasarkan hasil hipotesis keempat penelitian yang menduga

bahwa jumlah dewan pengawas syariah berpengaruh positif dan signifikan terhadap pengungkapan corporate governance, tidak dapat diterima dan tidak terbukti kebenarannya. Hal tersebut dikarenakan hasil hipotesis menunjukkan bahwa jumlah dewan pengawas syariah tidak berpengaruh dan tidak signifikan terhadap pengungkapan corporate governance.

5.2.Saran

Dari pembahasan, maka saran yang dapat disampaikan adalah sebagai berikut:

1. Bagi calon investor, selain melihat rasio keuangan perusahaan, dalam mengambil keputusan investasi haruslah melakukan penilaian-penilaian terhadap pengungkapan corporate governance agar investasi yang dilakukan nantinya dapat mendatangkan keuntungan yang lebih baik.

2. Bagi calon kreditor, dapat menggunakan laporan good corporate governance sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil keputusan

pemberian kredit pada perusahaan agar kredit yang diberikan nantinya dapat berjalan dengan lancar.

3. Bagi manajemen perusahaan, dalam rangka menarik minat investor dan kreditor haruslah mempertimbangkan kelengkapan item pengungkapan corporate governance dalam laporan tahunan sesuai dengan pedoman yang berlaku serta diharapkan dapat meningkatkan kinerja keuangan dan mengimplementasikan corporate governance secara efektif dan menyeluruh, agar nilai perusahaan semakin meningkat.

4. Bagi peneliti yang akan datang:

a. Agar meningkatkan cara mengukur atau mendeteksi adanya pengungkapan corporate governance serta mengamatinya untuk periode yang berbeda dengan jangka waktu pengamatan yang lebih lama dari penelitian ini dan memperbanyak jumlah perusahaan yang dijadikan sampel sehingga hasil yang diperoleh dapat lebih akurat dan valid, sehingga dapat dijadikan suatu informasi yang berguna bagi pihak yang berkepentingan.

b. Agar hasil penelitian mendukung kesimpulan yang lebih akurat, maka sampel yang digunakan hendaknya tidak hanya Bank Umum Syariah saja, misalnya seluruh Bank

Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah yang ada di Indonesia.

c. Penilaian indeks pengungkapan corporate governance dapat dilakukan dengan melibatkan beberapa peneliti sehingga dapat memperkecil tingkat subyektifitas penilaian indeks pengungkapan corporate governance.

d. Item pengungkapan seharusnya diberikan bobot sehingga dapat diperhitungkan tingkat bobot dari masing-masing item pengungkapan.

5.3.Keterbatasan dan Implikasi 5.3.1. Keterbatasan

Dalam penelitian ini terdapat beberapa keterbatasan yang kemungkinan dapat mempengaruhi hasil penelitian, antara lain:

1. Penelitian ini menggunakan sampel yang relatif kecil, dikarenakan periode penelitian hanya satu tahun, yaitu tahun 2012., sehingga sangat besar kemungkinan sampel tidak mampu merepresentasikan populasi dengan baik.

2. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini hanya terfokus pada Bank Umum Syariah, sehingga kesimpulan yang dihasilkan dari penelitian ini tidak dapat digeneralisasi industri yang lain.

3. Dalam penelitian ini, indeks pengungkapan corporate governance laporan tahunan perusahaan ditentukan atas dasar interpretasi peneliti setelah membaca isi laporan tahunan (annual report) perusahaan yang diteliti. Hal ini memungkinkan terjadinya perbedaan penilaian antar perusahaan karena kondisi subyektifitas peneliti.

4. Item pengungkapan yang digunakan dalam penelitian ini dinilai dengan cara tanpa pembobotan dimana masing-masing item diberlakukan secara sama, sehingga tidak memperhitungkan tingkat bobot masing-masing item pengungkapan.

5.3.2. Implikasi

Hasil penelitian ini tidak selalu sama dengan penelitian sebelumnya, namun hasil dalam penelitian ini dapat menambah keyakinan kita bahwa:

a. Perusahaan yang memiliki ukuran lebih besar cenderung memiliki hubungan yang lebih kompleks dengan para pemangku kepentingan. Untuk memenuhi tuntutan para pemangku kepentingan, maka perusahaan dengan ukuran yang lebih besar akan mengungkapkan informasi corporate governance dengan kualitas yang tinggi. Tetapi ukuran perusahaan tidaklah satu-satunya pertimbangan yang dipergunakan, sebab hasil penelitian ini membuktikan bahwa ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap pengungkapan corporate governance. Hal ini mengandung implikasi bahwa pengungkapan corporate governance pada Bank Umum Syariah baik yang termasuk dalam

kategori perusahaan dengan ukuran besar maupun kecil sama-sama lebih mengutamakan prinsip-prinsip pengungkapan corporate governance, yakni transparancy, accountability, responsibility, independency, dan fairness dalam laporan pengungkapannya dibandingkan dengan jumlah informasi yang harus dimuat dalam laporan corporate governance.

b. Profitabilitas merupakan kemampuan suatu perusahaan untuk mendapatkan laba (keuntungan) dalam suatu periode tertentu. Profitabilitas suatu perusahaan akan mempengaruhi kebijakan para investor atas investasi yang dilakukan, sehingga informasi profitabilitas harus dimasukkan dalam laporan pengungkapan corporate governance. Tetapi profitabilitas tidaklah satu-satunya pertimbangan yang dipergunakan, sebab hasil penelitian ini membuktikan profitabilitas tidak berpengaruh terhadap pengungkapan corporate governance. Hal ini mengandung implikasi bahwa pengungkapan corporate governance mungkin berhubungan dengan variabilitas kinerja perusahaan, jika kinerja sebagai perantara informasi antara investor dengan manajemen perusahaan maka arah hubungan antara kelengkapan pengungkapan corporate governance dengan kinerja perusahaan menjadi tidak jelas.

c. Leverage merupakan sebagian pinjaman dari jumlah modal perusahaan dalam membiayai investasi. Investor menggunakan

leverage secara signifikan untuk meningkatkan keuntungan yang dapat diberikan melalui investasi. Perusahaan yang memiliki tingkat leverage yang tinggi akan cenderung mengungkapkan lebih banyak informasi corporate governance untuk menjaga dan meningkatkan kepercayaan dari para pemangku kepentingan. Tetapi leverage tidaklah satu-satunya pertimbangan yang dipergunakan, sebab hasil penelitian ini membuktikan leverage tidak berpengaruh terhadap pengungkapan corporate governance. Hal ini mengandung implikasi bahwa pengungkapan corporate governance dengan penjelasannya

Dokumen terkait