• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pada bab ini akan diuraikan data hasil penelitian dan pembahasan mengenai sikap dan keterampilan perawat dalam penerapan tindakan triage di IGD RSUD Dr. Pirngadi Medan. Penelitian ini dilaksanakan dari tanggal 28 Maret sampai tanggal 3 Juli 2015.

1. Hasil Penelitian

1.1 Karakteristik Perawat

Berdasarkan 15 Perawat di IGD RSUD Dr. Pirngadi Medan, didapatkan karakteristik perawat mencakup usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan dan pernah mendapatkan pelatihan PPGD (penanggulangan penderita gawatdarurat) dan BTCLS (Basic Trauma Cardiac Support). Dari hasil penelitian yang dilaksanakan, data yang menunjukkan usia perawat adalah <40 tahun sebanyak 11 orang (73.3%) dan usia perawat >40 tahun sebanyak 4 orang (26.7%). Data yang menunjukkan jenis kelamin perawat adalah laki-laki 8 orang (53.3%) dan 7 orang (46.7%) perempuan. Tingkat pendidikan perawat adalah SPK sebanyak 1 orang (6.7%), D3 keperawatan sebanyak 6 orang (40%), S1 ilmu keperawatan sebanyak 8 orang (53.3%). Perawat yang pernah mengikuti pelatihan PPGD sebanyak 7 orang (46.7%) dan BTCLS sebanyak 8 orang (53.3%). Berikut tabel distribusi frekuensi karakteristik demografi perawat IGD RSUD Dr. Pirngadi Medan.

Tabel 5.1 Distribusi frekuensi karakteristik demografi perawat IGD RSUD Dr. Pirngadi Medan (n=15)

Karakteristik Demografi Frekuensi Persentase(%) Usia < 40 tahun > 40 tahun 11 4 73.3 26.7 Total 15 100 Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan 8 7 53.3 46.7 Total 15 100 Tingkat Pendidikan SPK D3 Keperawatan S1 Keperawatan 1 6 8 6.7 40.0 53.3 Total 15 100

Sumber: Data Primer

Tabel 5.1 menunjukkan bahwa mayoritas perawat berusia <40 tahun (73.3%). Perawat laki-laki sebanyak (53.3%) lebih banyak dibanding perawat perempuan (46.7%).

Tabel 5.2 Distribusi frekuensi data pelatihan yang pernah diikuti oleh perawat di IGD RSUD Dr. Pirngadi Medan (n=15)

Mendapat pelatihan GADAR Frekuensi Persentase(%) PPGD 7 46.7 BTCLS 8 53.3 Total 15 100

Sumber: Data Primer

Tabel 5.2 menunjukkan bahwa perawat yang mendapatkan pelatihan BTCLS (53.3%) lebih banyak dibanding perawat yg mengikuti pelatihan PPGD (46.7%).

1.2 Sikap Perawat dalam Penerapan Tindakan Triage

Data sikap perawat dalam melakukan tindakan penerapan triage di IGD RSUD Dr. Pirngadi Medan dideskripsikan menggunakan rumus persentase dan digolongkan menjadi Sangat baik, Baik, Cukup baik, dan Tidak baik.

Berikut tabel distribusi frekuensi sikap perawat dalam penerapan tindakan triage di IGD RSUD Dr. Pirngadi Medan.

Tabel 5.3 Distribusi frekuensi sikap perawat dalam penerapan tindakan triage di IGD RSUD Dr. Pirngadi Medan (n=15)

Kategori Frekuensi Persentase (%)

Sangat baik 12 80.0

Baik 3 20.0

Cukup baik - -

Tidak baik - -

Total 15 100

Sumber: Data Primer

Tabel 5.2 menunjukkan bahwa perawat IGD RSUD Dr. Pirngadi Medan memiliki sikap sangat baik sebanyak 12 orang (80%) dan 3 orang (20%) memiliki sikap yang dalam penerapan tindakan triage.

Tabel 5.5 distribusi frekuensi keterampilan perawat dalam penerapan tindakan triage di IGD RSUD Dr. Pirngadi Medan

Kategori Frekuensi Persentase (%)

Keterampilan Perawat Baik 15 100.0 Tidak baik - - Total 15 100.0

Sumber: Data Primer

2. Pembahasan

Hasil penelitian yang telah diperoleh, pembahasan dilakukan untuk menjawab pertanyaan penelitian tentang sikap dan keterampilan perawat dalam penerapan tindakan triage di IGD RSUD Dr. Pirngadi Medan.

2.1 Sikap Perawat dalam Penerapan Tindakan Triage di IGD RSUD Dr. Pirngadi Medan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar dari perawat di IGD RSUD Dr. Pirngadi Medan memiliki sikap yang sangat baik dalam melakukan penerapan tindakan triage dengan kategori sikap sangat baik sebesar (80%). Sikap adalah organisasi pendapat, keyakinan seseorang mengenai objek atau situasi yang relatif, yang disertai perasaan tertentu dan memberi dasar pada orang tersebut untuk membuat respon atau berperilaku dalam acara tertentu yang telah dipilih. Sikap yang terdapat pada diri individu akan memberi warna atau corak tingkah laku ataupun perbuatan individu yang bersangkutan. Dengan memahami atau mengetahui sikap individu, dapat diperkirakan respon atau perilaku yang

akan diambil oleh individu yang bersangkutan. Kecenderungan bertindak dari individu, berupa respon tertutup terhadap stimulus atau pun objek tertentu adalah suatu sikap (Sunaryo, 2004).

Berdasarkan data demografi yang didapatkan sebagian besar dari perawat IGD diRSUD Dr. Pirngadi mendapatkan pelatihan mengenai penatalaksanaan triage PPGD (Pelatihan Penaggulangan Gawat Darurat). Hal ini menunjukkan kemajuan yang sangat pesat dalam sistem pelayanan di rumah sakit tersebut.

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Gurning (2013) di RS Eka Hospital Provinsi Riau menyatakan bahwa berdasarkan hasil observasi 5 dari 10 perawat IGD melakukan kesalahan dalam penempatan pasien penempatan pasien yang dilakukan tidak sesuai dengan hasil triage. peneliti juga menemukan bahwa terdapat sebagian petugas kesehatan IGD tidak melakukan triage pada saat menerima pasien baru. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar dari perawat masih memiliki sikap yang buruk terhadap penatalaksanaan triage. Menurut Aniek (dalam Purwanto, 2010) mengatakan bahwa ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi sikap kerja perawat diantaranya: kondisi kerja yang meliputi lingkungan fisik ataupun lingkungan sosial yang dapat mempengaruhi kenyamanan dalam bekerja, pengawasan atasan, kerjasama antar tim, keamanan, kesempatan untuk maju seperti adanya jaminan masa depan yang lebih baik, fasilitas kerja yang memadai, dan gaji.

2.2 Keterampilan Perawat dalam Penerapan Tindakan Triage di IGD RSUD Dr. Pirngadi Medan.

Keterampilan adalah kemampuan seseorang menerapkan pengetahuan kedalam bentuk tindakan. Keterampilan seorang karyawan diperoleh melalui pendidikan dan latihan. (Justine Sirait, 2006).

Pada variabel ini dilakukan penelitian dengan melakukan observasi / pemantauan tindakan triage di IGD RSUD Dr. Pirngadi Medan yang dilakukan oleh peneliti. Berdasarkan hasil observasi, peneliti melakukan pemantauan kinerja perawat dengan menyusun lembar observasi sebanyak 7 pernyataan yang disusun berdasarkan Standard Operasional mengenai penatalaksanaa triage di IGD RSUD Dr. Pirngadi Medan dengan jumlah responden yang sama yakni sebanyak 15 orang responden (Perawat IGD RSUD Dr. Pirngadi Medan). Hal ini untuk membuktikan bahwa apakah sikap perawat tersebut sesuai dengan keterampilan yang mereka terapkan dalam penerapan tindakan triage.

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti selama 1 bulan, didapatkan hasil bahwa sebanyak 15 orang (100%) perawat memiliki keterampilan yang baik dalam penerapan tindakan triage di IGD RSUD Dr. Pirngadi Medan. Sebagian besar perawat mampu menerima pasien yang baru datang di ruang IGD sesuai dengan pernyataan yang telah dibuat oleh peneliti. Hal ini menunjukkan bahwa perawat di IGD RSUD Dr. Pirngadi Medan memiliki keterampilan yang baik dalam penerapan tindakan triage. Selain itu, perawat juga mampu melakukan pemeriksaan / anamnesa secara cepat dan tepat untuk menentukan derajat kegawatan pasien serta membedakan tingkat kegawatannya

berdasarkan kondisi pasien. Namun dalam hal ini, masih terdapat 2 orang perawat di IGD RSUD Dr. Pirngadi Medan yang tidak melakukan pemeriksaan / anamnesa secara cepat dan tepat. Berdasarkan observasi yang dilakukan oleh peneliti, toleransi yang kurang merupakan salah satu alasan bagi mereka untuk tidak melakukan pekerjaannya secara maksimal. Hal ini dapat menyebabkan terjadinya keterlambatan dalam penanganan pasien. Adapun klasifikasi dari triage yakni: menempatkan pasien gawatdarurat / kritis (immadiate) ke ruangan berlabel merah, menempatkan pasien gawat tidak darurat (delay) ke ruangan berlabel kuning, menempatkan pasien tidak gawat tapi darurat (minor) ke ruangan berlabel hijau, dan menempatkan pasien tidak gawat dan tidak darurat / meninggal (expectant) ke ruangan berlabel hitam. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti, terdapat perbedaan yang sangat signifikan dari penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Gurning (2013) bahwa sebagian besar dari perawat di IGD RS Eka Hospital Riau melakukan kesalahan dalam penempatan pasien dan tidak sesuai dengan hasil triage serta tidak mampu melakukan triage pada saat menerima pasien baru.

Menurut Depkes (2004) Triage pada dasarnya memiliki 4 kategori warna dan Patient Acuity Categoriy Scale (PACS) yaitu kategori merah atau P1 (gawat darurat) dengan respon time 0-5 menit, kategori kuning atau P2 (gawat tidak darurat/ darurat tidak gawat) dengan respon time 5-15 menit, kategori hijau atau P3 (tidak gawat dan tidak darurat) dengan respon time 30-45 menit, kategori hitam atau P0 (meninggal sebelum sampai di IGD/ DOA (Dath Of Arrival)

Selain itu, pada observasi selanjutnya dipernyataan terakhir terdapat hasil yang baik, yakni seluruh perawat yang bertugas di IGD RSUD Dr. Pirngadi Medan mampu membedakan pasien menurut tingkat kegawatannya dengan memberi kode warna berdasarkan klasifikasinya.

Menurut Rowles (2007) dalam bukunya yang berjudul “Dasar-Dasar Keperawatan Gawat Darurat” pengklasifikasian pasien berdasarkan tingkat kegawatannya merupakan salah satu protap / ketentuan yang menjadi salah satu tanda pengenal kondisi pasien itu sendiri. Hal ini menunjukkan bahwa (86%) perawat yang bertugas di IGD RSUD Dr. Pirngadi Medan memiliki sikap dan keterampilan yang baik dalam menerapkan tindakan triage sesuai dengan protap / ketentuan yang berlaku di IGD RSUD Dr. Pirngadi Medan.

BAB 6

Dokumen terkait