• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sikap dan Keterampilan Perawat dalam Penerapan Tindakan Triage di IGD RSUD Dr. Pirngadi Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Sikap dan Keterampilan Perawat dalam Penerapan Tindakan Triage di IGD RSUD Dr. Pirngadi Medan"

Copied!
92
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Oleh: Rica Lestari

111101089

FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

SKRIPSI

Oleh: Rica Lestari

111101089

FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(3)
(4)
(5)

Puji dan syukur kepada Allah SWT atas karunia-Nya skripsi yang berjudul: Sikap dan Keterampilan Perawat dalam Penerapan Tindakan Triage di IGD RSUD Dr. Pirngadi Medan, dapat diselesaikan dengan baik.

Selama proses skripsi ini, penulis mendapatkan banyak bantuan, bimbingan, dukungan dan doa dari berbagai pihak. Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, baik mulai dari masa perkuliahan sampai pada penyusunan skripsi ini, tentulah akan terasa sangat sulit bagi penulis untuk menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak dr. Dedi Ardinata, M.Kes sebagai Dekan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Nunung Febriany Sitepu S.kep, Ns, MNS., sebagai pembimbing yang telah meluangkan banyak waktu dan perhatiannya dengan penuh kesabaran dalam memberikan masukan, arahan, dukungan serta bimbingan dalam proses penyusunan skripsi ini.

3. Bapak Ihsanuddin A. Harahap S.Kp., MNS. selaku dosen penguji I yang telah memberikan masukan pada skripsi ini.

4. Bapak Ismayadi S.Kep., Ns., M.Kes. selaku dosen penguji II yang telah memberi masukan pada skripsi ini.

(6)

serta doa demi kemudahan dalam menyelesaikan pendidikan, juga abang saya Syamsul Bahri Nst dan kakak saya Fitri Handayani PS S.kep, Ns yang telah memberikan dukungan dan doa untuk saya.

6. Sahabat – sahabat terbaik saya, Windayani Sinambela, Nisa Fitri Mardatillah, Raudhoh Samosir serta semua teman-teman S1 2011 Fakultas Keperawatan yang telah membantu dan memotivasi dalam penyusunan skripsi ini.

7. Serta semua pihak yang telah membantu penulis dalam menempuh pendidikan dan penyusunan skripsi ini.

Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat kepada pembacanya, dan penulis juga menerima saran yang membangun dari semua pihak untuk hasil yang lebih baik. Akhir kata penulis sampaikan terima kasih

(7)

Halaman Judul... i

Halaman Orisinalitas ... ii

Halaman Pengesahan ... iii

Prakata ... iv

Daftar Isi... v

Daftar Gambar... viii

Daftar Tabel... . ix

Daftar Lampiran... . x

Abstrak ... xi

Bab 1. Pendahuluan 1. Latar Belakang ... 1

2. Rumusan Masalah ... 1

3. Pertanyaan Penelitian ... 6

4. Tujuan Penelitian... 6

5. Manfaat Penelitian... 6

Bab 2. Tinjauan Pustaka 1. Konsep Sikap... 7

1.1 Definisi Sikap ... 8

1.2 Struktur Sikap... 8

(8)

1.6 Pengukuran Sikap... 13

2. Konsep Keterampilan ... 14

2.1 Definisi Keterampilan ... 14

2.2 Tingkat Keterampilan... 14

3. Konsep Triage ... 16

3.1 Definisi Triage ... 16

3.2 Tujuan Triage ... 18

3.3 Prinsip Triage ... 18

3.4 Tahapan Penilaian Triage... 19

3.5 Protap triage ... 20

3.6 Poses Triage ... 22

Bab 3. Kerangka Penelitian 1. Kerangka Penelitian ... 27

2. Definisi Operasional ... 28

Bab 4. Metode Penelitian 1. Desain Penelitian ... 29

2. Populasi dan Sampel ... 29

2.1 Populasi Penelitian ... 29

2.2 Sampel Penelitian ... 30

3. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 30

(9)

6. Validitas dan Realibilitas ... 33

7. Pengumpulan Data ... 35

8. Analisa Data ... 36

Bab 5. Hasil Penelitian dan Pembahasan 1. Hasil Penelitian ... 37

1.1 Karakteristik Responden... 37

1.2 Sikap Peawat dalam Penerapan Tindakan Triage... 39

2. Pembahasan... 40

2.1 Sikap Perawat dalam Penerapan Tindakan Triage ... 40

2.2 Keterampilan Perawat dalam Penerapan Tindakan Triage ... 41

Bab. 5 Kesimpulan dan Saran 1. Kesimpulan... 45

2. Saran ... 45

2.1 Institusi Pendidikan ... 45

2.2 Penelitian Selanjutnya ... 45

(10)

Gambar Halaman

(11)

2.1 Pengkajian Antar Ruang ……….. 23 2.2 Pengkajian Antar Ruang Pada Anak……… 24 3.1 Defenisi Operasional ……….. 28 5.1 Distribusi frekuensi karakteristik demografi Perawat IGD RSUD

Dr.pirngadi Medan (n=15) ……….. 38

5.2 Distribusi frekuensi data pelatihan yang pernah diikuti oleh perawat di IGD RSUD Dr. Pirngadi Medan (n=15)……….. 38 5.3 Distribusi frekuensi sikap perawat dalam penerapan tindakan triage di

IGD RSUD Dr. Pirngadi Medan (n=15) ……… 39 5.3 Distribusi frekuensi keterampilan perawat dalam penerapan tindakan

(12)

Lampiran 1 Lembar Penjelasan tentang Penelitian Lampiran 2 Lembar Persetujuan Menjadi Responden Lampiran 3 Instrumen Penelitian

Lampiran 4 Hasil Reliabilitas Kuesioner Lampiran 5 Hasil Penelitian

Lampiran 6 Master Tabel

Lampiran 7 Jadwal Tentatif Penelitian Lampiran 8 Surat Validitas Kuesioner Lampiran 9 Surat Etik Penelitian Lampiran 10 Taksasi Dana

Lampiran 11 Surat Uji Reliabilitas Kuesioner

Lampiran 12 Surat Balasan Uji Reliabilitas Kuesioner Lampiran 13 Surat Permohonan Izin Penelitian Lampiran 14 Surat Selesai Penelitian

Lampiran 15 Riwayat Hidup

(13)
(14)
(15)

BAB 1 PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Undang-undang No. 44 Tahun 2009, rumah sakit adalah bagian integral dari suatu organisasi sosial dan kesehatan dengan fungsi menyediakan pelayanan paripurna (komprehensif), penyembuhan penyakit (kuratif), dan pencegahan penyakit (preventif) kepada masyarakat. Rumah sakit juga merupakan pusat pelatihan dan pusat penelitian medik bagi tenaga kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna dengan menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.

Rumah sakit khususnya Instalasi Gawat Darurat (IGD) mempunyai tujuan agar tercapai pelayanan kesehatan yang optimal pada pasien secara cepat dan tepat serta terpadu dalam penanganan tingkat kegawatdaruratan sehingga mampu mencegah resiko kecacatan dan kematian (to save life and limb) dengan respond time selama 5 menit dan waktu definitif < 2 jam (Basoeki et al., 2008). Kematian

dan kesakitan pasien sebenarnya dapat dikurangi atau dicegah dengan berbagai usaha perbaikan dalam bidang pelayanan kesehatan, dimana salah satunya adalah dengan meningkatkan pelayanan kegawatdaruratan.

(16)

segera guna menyelamatkan nyawa dan kecacatan lebih lanjut (UU RI nomor 44 tentang rumah sakit, 2009). IGD adalah unit pelayanan rumah sakit yang memberikan pelayanan pertama pada pasien dengan ancaman kematian dan kecacatan secara terpadu dengan melibatkan berbagai multidisiplin (Depkes RI, 2005). Jumlah dan kasus pasien yang datang ke unit gawat darurat tidak dapat diprediksi karena kejadian kegawatan atau bencana dapat terjadi kapan saja, dimana saja, serta menimpa siapa saja. Karena kondisinya yang tidak terjadwal dan bersifat mendadak serta tuntutan pelayanan yang cepat dan tepat maka diperlukn triage sebagai langkah awal dalam penanganan pasien di unit gawat darurat dalam kondisi sehari-hari, kejadian luar biasa maupun bencana.

Kegagalan dalam penanganan kasus kegawatdaruratan umumnya disebabkan oleh kegagalan mengenal resiko, keterlambatan rujukan, kurangnya sarana yang memadai maupun pengetahuan dan keterampilan tenaga medis dalam mengenal keadaan resiko tinggi secara dini, masalah dalam pelayanan kegawatdaruratan, maupun kondisi ekonomi (Ritonga, 2007).

(17)

kegawatdaruratan di IGD. Seorang perawat IGD harus mampu bekerja dalam menanggulangi semua kasus gawat darurat, maka dari itu dengan adanya pelatihan kegawatdaruratan diharapkan setiap perawat IGD selalu mengupayakan efisiensi dan efektifitas dalam memberikan pelayanan.

Sikap dan keterampilan petugas kesehatan IGD sangat dibutuhkan dalam pengambilan keputusan klinis agar tidak terjadi kesalahan dalam melakukan pemilihan berdasarkan triage sehingga dalam penanganan pasien bisa lebih optimal dan terarah (Oman, 2008).

Keterampilan adalah suatu kemampuan untuk menerjemahkan pengetahuan kedalam praktik sehingga tercapai hasil kerja yang diinginkan (Suprapto, 2009)

Triage diambil dari bahasa perancis “trier” artinya pengelompokan atau memilih (Ignatavicius, 2006 dalam Krisanty, 2009). Florence Nightingale menggunakan konsep triage selama perang crime dengan cara memilah korban perang yang mungkin atau tidak mungkin bertahan hidup dan memerlukan perawatan lebih lanjut. Pada tahun 1960 triage mulai berkembang dan dilakukan di unit gawat darurat. Awalnya triage dilakukan oleh dokter atau tim yang terdiri dari dokter dan perawat, saat ini triage umumnya dilakukan oleh seorang perawat unit gawat darurat yang telah berpengalaman (Kartikawati, 2011).

Triage adalah suatu sistem seleksi dan pemilihan pasien untuk menentukan

(18)

tepat sesuai kebutuhannya dengan menggunakan sumberdaya yang tersedia. Triage juga membantu mengatur pelayanan sesuai dengan alur pasien di unit gawat darurat. Penilaian triage merupakan pengkajian awal pasien unit gawat darurat yang dilakukan oleh perawat (Kartikawati, 2011).

Triage memiliki fungsi penting di IGD terutama apabila banyak pasien yang datang pada saat waktu yang bersamaan. Hal ini bertujuan untuk memastikan agar pasien ditangani berdasarkan urutan kegawatannya untuk keperluan intervensi. Triage juga diperlukan untuk penempatan pasien ke area penilaian dan penanganan yang tepat serta membantu untuk menggambarkan keragaman kasus di IGD (Gilboy, 2005).

Sesuai standar Depkes RI perawat yang melakukan triage adalah perawat yang telah bersertifikat pelatihan PPGD (Penanggulangan Pasien Gawat Darurat) atau BTCLS (Basic Trauma Cardiac Life Support) (Pedoman Pelayanan Keperawatan Gawat Darurat Rumah Sakit, 2005). Selain itu perawat triage sebaiknya mempunyai pengetahuan dan pengalaman yang memadai karena harus terampil dalam pengkajian serta harus mampu mengatasi situasi yang kompleks dan penuh tekanan sehingga memerlukan kematangan profesional untuk mentoleransi stres yang terjadi dalam mengambil keputusan terkait dengan kondisi akut pasien dan mengahadapi keluarga pasien (Elliot et al., 2007, hlm 466). Berdasarkan kondisi tersebut menggambarkan bahwa tidak mudah bagi perawat untuk melaksanakan atau melakukan penerapan tindakan triage.

(19)

respon time 0-5 menit, kategori kuning atau P2 (gawat tidak darurat/ darurat tidak gawat) dengan respon time 5-15 menit, kategori hijau atau P3 (tidak gawat dan tidak darurat) dengan respon time 30-45 menit, kategori hitam atau P0 (meninggal sebelum sampai di IGD/ DOA Dath Of Arrival) dengan respon time 30-60 menit (Depkes, 2004).

Menurut Sunaryo (2010) pada hasil penelitiannya tentang beberapa hasil pelaksanaan triage oleh perawat di IGD Rumah Sakit Immanuel Bandung antara lain memperlihatkan kegiatan survei awal sesuai dengan standard prosedur diantaranya sesuai dengan standard prosedur dengan kriteria baik 100%, penilaian prioritas sesuai prosedur dengan kriteria baik 96%, kegiatan tindakan triage sesuai prosedur dengan kriteria cukup sebesar 66%.

Penelitian Gurning (2013) di RS Eka Hospital Provinsi Riau menyatakan bahwa. Hasil observasi awal 5 dari 10 tenaga kesehatan IGD dan termasuk perawat didalamnya melakukan kesalahan dalam penempatan pasien. Penempatan pasien yang dilakukan tidak sesuai dengan hasil triage. Observasi selanjutnya, peneliti menemukan bahwa terdapat sebagian petugas kesehatan IGD tidak melakukan triage pada saat menerima pasien baru, sebagian petugas juga melakukan triage pada saat pasien masih berada didepan pintu IGD atau pada saat pasien turun dari kendaraan padahal pasien yang mereka terima tidak dalam keadaan gawat darurat, kemudian pasien langsung di tempatkan berdasarkan hasil triage yang mereka lakukan didepan pintu IGD secara kasat mata dan tidak

(20)

Berdasarkan fenomena di atas peneliti tertarik untuk mengetahui sikap dan keterampilan perawat dalam penerapan triage di IGD RSUD Dr. pirngadi Medan. 2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan bahwa yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana sikap dan keterampilan perawat dalam penerapan triage di IGD RSUD Dr. pirngadi Medan. 3. Pertanyaan Penelitian

1. Bagaimana sikap perawat dalam penerapan triage di RSUD Dr. Pirngadi Medan?

2. Bagaimana keterampilan perawat dalam penerapan tindakan triage di IGD RSUD Dr. Pirngadi Medan?

4. Tujuan Penelitian 4.1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui sikap dan keterampilan perawat dalam penerapan triage di IGD RSUD Dr. Pirngadi Medan.

4.2. Tujuan Khusus

1. Untuk mengidentifikasi sikap perawat pada penerapan triage dalam upaya penanganan pasien di IGD RSUD Dr. Pirngadi.

(21)

5. Manfaat

5.1 Pendidikan Keperawatan

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi dan sumber ilmu keperawatan terkait dengan penerapan triage agar mampu memilah pasien berdasarkan prioritas untuk mencegah kematian dan kecacatan lebih lanjut. 5.2 Pelayanan Keperawatan

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan dan tambahan informasi bagi perawat yang akan bekerja dalam praktek keperawatan, sehingga akan selalu menerapkan standar prosedur keperawatan yang telah ditetapkan dalam melakukan tidakan keperawatan terutama dibidang sikap dan keterampilan perawat dalam penerapan triage di IGD RSUD Dr. Pirngadi Medan.

5.3 Penelitian Keperawatan

(22)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA 1. Konsep Sikap

1.1 Definisi Sikap

Sikap merupakan organisasi pendapat, keyakinan seseorang mengenai objek atau situasi yang relatif, yang disertai perasaan tertentu dan memberi dasar pada orang tersebut untuk membuat respon atau berperilaku dalam acara tertentu yang telah dipilih (Sunaryo, 2004). Menurut Azwar (2005) mendefenisikan sikap sebagai suatu pola, tendensi atau kesiapan antisipasif, predisposisi untuk menyesuaikan diri dalam situasi sosial atau secara sederhana. Sikap adalah respon secara stimuli sosial yang telah terkondisikan.

Sikap yang terdapat pada diri individu akan memberi warna atau corak tingkah laku ataupun perbuatan individu yang bersangkutan. Dengan memahami atau mengetahui sikap individu, dapat diperkirakan respon atau perilaku yang akan diambil oleh individu yang bersangkutan. Kecenderungan bertindak dari individu, berupa respon tertutup terhadapa stimulus ataupun objek tertentu adalah suatu sikap (Sunaryo, 2004).

1.2 Struktur Sikap

(23)

1) Komponen Persepsi (perceptual)

Berisi kepercayaan individu yang berhubungan dengan hal-hal bagaimana persepsi individu terhadap objek sikap, dengan apa yang dilihat dan diketahui (pengetahuan), pandangan, pikiran, pengalaman pribadi, kebutuhan emosional dan informasi dari orang lain.

2) Komponen Afektif (affective/emosional)

Komponen ini menunjuk pada dimensi emosional sebjek individu, terhadap objek sikap baik yang positif (rasa senang). Reaksi emosional banyak dipengaruhi oleh apa yang kita percayai sebagai sesuatu yang benar terhadap objek sikap tersebut.

3) Komponen Kognitif (cognitive/perilaku)

Yaitu komponen sikap yang berkaitan dengan predisposisi atau kecenderungan bertindak terhadap objek sikap yang dihadapinya. Menurut Notoatmodjo (2003 dalam Sunaryo, 2004) bahwa struktur sikap terdiri dari tiga komponen pokok yaitu: 1) Komponen kepercayaan (keyakinan), ide dan konsep terhadap suatu objek. 2) Komponen yang meliputi kehidupan emosional atau evaluasi individu terhadap suatu objek sikap. 3) Komponen predisposisi atau kesiapan/kecenderungan individu untuk bertindak.

1.3 Tingkatan Sikap

(24)

1) Menerima (receiving)

Menerima dapat diartikan bahwa orang mau dan memperhatikan stimulus yang diberikan (objek). Misalnya sikap seseorang terhadap periksa kehamilannya, dapat diketahui atau diukur dari kehadiran ibu untuk mendengarkan penyuluhan yang telah diberikan.

2) Merespon (responding)

Menanggapi ini diartikan memberikan jawaban atau tanggapan terhadap pertanyaan atau objek yang dihadapi apabila ditanya. Menyelesaikan dan mengerjakan tugas adalah salah satu indikasi dari sikap.

3) Menghargai (valuing)

Menghargai diartikan sebagai subjek atau seseorang memberikan nilai yang positif terhadap objek atau stimulus, dalam arti membahasnya dengan orang lain dan bahkan mengajak, mempengaruhi atau menganjurkan orang lain merespon. Pada sikap ini individu mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu masalah.

4) Bertanggung jawab (responsible)

Sikap yang paling tinggi tingkatannya adalah bertanggung jawab terhadap apa yang telah diyakininya atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala resiko yang mungkin akan dialaminya, merupakan sikap yang paling tinggi.

(25)

individu, sehingga apa yang datang dari dirinya (internal) juga mempengaruhi pembentukan sikap (Notoadmodjo, 2003).

1.4 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pembentukan dan Pengubahan Sikap

Manusia sebagai faktor sosial, pembentukan sikap tidak lepas dari pengaruh interaksi satu sama lainnya (eksternal). Disamping itu manusia juga individu, sehingga apa yang datang dari dalam dirinya (internal) juga mempengaruhi pembentukn sikap (Notoadmojo, 2003).

1) Faktor Internal

Dalam hal ini individu menerima, mengolah dan memilih segala sesuatu yang datang dari luar, serta menentukan mana yang akan diterima dan mana yang akan ditolak. Faktor internal menyangkut motivasi dan sikap yang bekerja dalam diri individu pada saat itu, serta mengarahkan minat, perhatian (psikologis) juga perasaan sakit,lapar dan haus (faktor fisiologis).

2) Faktor Eksternal

Merupakan stimulus untuk membentuk dan menentukan sikap. Stimulus tersebut dapat bersifat langsung, misalnya individu dengan individu, individu dengan kelompok. Dapat juga bersifat tidak langsung yaitu melalui perantara seperti alat komunikasi dan sebagainya.

1.5 Pembentukan dan Perubahan Sikap

(26)

1) Adopsi

Adopsi adalah suatu cara pembentukan dan perubahan sikap melalui kejadian yang terjadi berulang dan terus menerus sehingga lama kelamaan secara bertahap hal tersebut akan diserap oleh individu dan akan mempengaruhi pembentukan serta perubahan sikap individu.

2) Diferensiasi

Diferensiasi adalah suatu cara pembentukan dan perubahan sikap karena sudah dimilikinya pengetahuan, pengalaman, intelegensi dan bertambahnya umur. Oleh karena itu hal-hal yang terjadi dianggap sejenis, sekarang dipandang tersendiri dan lepas dari sejenisnya sehingga membentuk sikap tersendiri.

3) Integrasi

Integrasi adalah suatu cara pembentukan dan perubahan sikap yang terjadi secara bertahap, diawali dari bermacam-macam pengetahuan dan pengalaman yang berhubungan dengan objek sikap tertentu sehingga akhirnya terbentuk sikap terhadap objek tersebut.

4) Trauma

Trauma adalah suatu cara pembentukan dan perubahan sikap melalui kejadian secara tiba-tiba dan mengejutkan. Sehingga menimbulkan kesan mendalam dalam diri individu. Kejadian tersebut akan mengubah sikap individu terhadap kejadian sejenis.

(27)

Generalisasi adalah suatu cara pembentukan dan perubahan sikap karena pengalaman traumatik pada diri individu yang dapat menimbulkan sikap negatif terhadap semua hal yang sejenis.

1.6 Pengukuran Sikap

Mengukur sikap tidak lain adalah mencoba membentuk peringkat sikap seseorang menurut ciri-ciri yang sudah ditetapkan. Pada umumnya pengukuran sikap dapat dibagi dalam tiga cara yaitu: wawancara, observasi dan kuesioner. Setiap cara memiliki keuntungan dan keterbatasan sehingga peneliti perlu mempertimbangkan cara yang sesuai dengan tujuan penelitian sikap (Gayatri, 2004).

Skala yang digunakan dapat berupa skala nominal, ordinal maupun interval. Skala sikap yang sering digunakan adalah: pertama skala mode Thrustone, dengan skala ini responden diminta untuk menyatakan setuju atau

(28)

“baik-tidak baik”, “berharga-tidak berharga”, dan sebagainya. Keempat adalah skala Guttman, merupakan semacam pedoman wawancara/kuesioner terbuka yang dimaksud untuk membuka sikap. Kelima adalah skala Inkeles,merupakan jenis kuesioner tertutup seperti tes prestasi belajar dalam bentu pilihan ganda (Arikunto, 2006).

2. Konsep Keterampilan 2.1 Definisi Keterampilan

Keterampilan adalah kemampuan seseorang menerapkan pengetahuan kedalam bentuk tindakan. Keterampilan seorang karyawan diperoleh melalui pendidikan dan latihan. Menurut Garry Dessler, pelatihan memberikan pegawai baru atau yang ada sekarang keterampilan yang mereka butuhkan untuk melaksanakan pekerjaan. Ada beberapa manfaat yang diperoleh dengan adanya pendidikan dan latihan yakni : a) membantu individu untuk dapat membuat ke putusan dan pemecahan masalah secara lebih baik; b) internalisasi dan operasionalisasi motivasi kerja, prestasi, tanggung jawab, dan kemajuan; c) mempertinggi rasa percaya diri dan pengembangan diri; d) membantu untuk mengurangi rasa takut dalam menghadapi tugas-tugas baru (Justine Sirait, 2006).

2.2 Tingkat Keterampilan a. Persepsi

Mengenal dan memilih berbagai objek sehubungan dengan tindakan yang akan diambil merupakan praktek tingkat pertama.

(29)

Yaitu dapat melakukan sesuatu sesuai dengan urutan yang benar(dalam hal ini adalah prosedur tetap/ protap), ini merupakan indikator praktek tingkat ke dua.

c. Mekanisme

Apabila seseorang telah dapat melakukan sesuatu dengan benar secara otomatis atau sesuatu itu sudah merupakan sebuah kebiasaan, maka ia sudah mencapai tingkatan praktek yang ketiga.

d. Adaptasi

Merupakan suatu praktek atau tindakan yang berkembang denganbaik, artinya tindakan tersebut sudah dimodifikasinya tanpa mengurangi kebenaran tindakan tersebut. (Justine sirait, 2006)

Dan tingkatan keterampilan yang keempat ini yang berhubungan langsung dengan perawat serta perkembangannya dapat berjalan secara alami dan dapat dipelajari pada setiap orang.

Sementara menurut Rober L. Katz (dalam Suprapto, 2009) keterampilan dapat digolongkan menjadi tiga bagian, yaitu:

a. Keterampilan teknis (Technical skill)

Merupakan suatu kemampuan untuk menggunakan keahlian khusus dalam melakukan tugas tertentu.

b. Keterampilan manusiawi (Human Skills)

Kemampuan untuk bekerjasama dengan orang lain disebut human skill. Di tempat kerja keterampilan tersebut muncul dalam bentuk rasa percaya, antusias, keterlibatan secara tulus dalam hubungan inter personal.

(30)

Adalah keterampilan dalam mengkoordinasikan, mengintegrasikan dan mengaktifkan organisasi. Biasanya jenis keterampilan ini banyak dimiliki oleh seorang menejer yang sudah

berpengalaman dalam bidang tertentu dan digunakan untuk membuat suatu keputusan mulai dari perencanaan sampai dengan evaluasi.

3. Konsep Triage 3.1 Definisi Triage

Triage berasal dari bahasa prancis yaitu “Trier” bahasa Inggris triage

diturunkan kedalam bahasa Indonesia triase yang berarti sortir atau membagi kedalam tiga kelompok (Department of Emergency Medicine Singapore General Hospital (DEM SGH, 2005). Triage mulai digunakan di unit gawat darurat pada

akhir tahun 1950 dan awal tahun 1960. Penggunaan triage di unit gawat darurat disebabkan oleh peningkatan jumlah kunjungan ke unit gawat darurat yang dapat mengarah pada lamanya waktu tunggu penderita dan keterlambatan di dalam penanganan kasus-kasus kegawatan.

(31)

Triage juga diartikan sebagai suatu tindakan pengelompokan penderita berdasarkan pada beratnya cedera yang diprioritaskan ada tidaknya gangguan pada airway (A), breathing (B), dan circulation (C) dengan mempertimbangkan sarana, sumberdaya manusia, dan probabilitas hidup penderita.

Triage adalah proses khusus memilah pasien berdasarkan beratnya cedera

(32)

3.2 Tujuan triage

Menurut Kartkawati (2011) ada empat tujuan triage, yaitu: 1) Mengidentifikasi kondisi yang mengancam nyawa.

2) Memprioritaskan pasien menurut kondisi keakutannya.

3) Menempatkan pasien sesuai dengan keakutannya berdasarkan pada pengkajian yang tepat dan akurat.

4) Menggali data yang lengkap tentang keadaan pasien.

3.3 Prinsip Triage

Menurut Kartikawati (2011) prinsip triage adalah sebaga berikut:

1) Triage harus dilakukan dengan segera dan singkat.

2) Kemampuan untuk menilai dan merespons dengan cepat kemungkinan yang dapat menyelamatkan pasien dari kondisi sakit atau cedera yang mengancam nyawa dalam departemen gawat darurat.

3) Pengkajian harus dilakukan secara adekuat dan akurat.

4) Keakuratan dan ketepatan data merupakan kunci dalam proses pengkajian. 5) Keputusan dibuat berdasarkan pengakajian.

6) Keselamatan dan keefektifan perawatan pasien dapat direncanakan jika terdapat data dan informasi yang akurat dan adekuat.

7) Intervensi yang dilakukan berdasarkan kondisi keakutan pasien.

(33)

perawatan sesuai dengan prioritas pasien. Hal ini termasuk intervensi terapeutik dan prosedur diagnostik.

9) Tercapainya kepuasan pasien.

a. Perawat triage harus menjalankan triage

b. Secara simultan, cepat, dan langsung sesuai keluhan pasien.

c. Menghindari keterlambatan dalam perawatan pada kondisi yang kritis d. Memberikan dukungan emosional pada pasien dan keluarga.

10) Penempatan pasien yang benar pada tempat yang benar saat waktu yang benar dengan penyedia pelayanan yang benar.

3.4 Tahapan Penilaian Triage

Menurut Oman (2008) penilaian triage terdiri dari :

a. Primary survey prioritas (ABC) untuk menentukan prioritas I dan seterusnya.

b. Secondary survey pemeriksaan menyeluruh (Head to Toe) untuk

menentukan prioritas I,II,III,0 dan selanjutnya.

c. Monitoring korban akan kemungkinan terjadinya perubahan pada

(A,B,C) derajat kesadaran dan tanda vital lainnya. Perubahan prioritas karena perubahan kondisi korban. Dalam pelaksanaan penanganan pasien UGD perawat harus sesuai dengan protap pelayanan triase agar dalam penanganan pasien tidak terlalu lama.

3.5 Protap dalam Triage

(34)

b. Di ruang triage dilakukan anamnesa dan pemeriksaan singkat dan cepat (selintas) untuk menentukan derajat kegawatannya oleh perawat. c. Bila jumlah penderita atau korban lebih dari 50 orang maka triage

dapat dilakukan di luar ruang triage (di depan ruangan IGD).

d. Penderita dibedakan menurut tingkat kegawatannya dengan memberi kode warnanya berdasarkan klasifikasinya.

Klasifikasi dari triage adalah sebagai berikut:

1) Korban kritis (immediate) diberi label merah/kegawatan yang mengancam nyawa (PrioritasI) Immediate.

Untuk mendeskripsikan pasien dengan luka parah diperlukan transportasi segera ke rumah sakit. Kriteria pada pengkajian adalah sebagai berikut. a. Respirasi >20x/menit.

b. Tidak terabanya nadi radialis. c. Tidak sadar/penurunan kesadaran.

Misalnya: Tension Pneumothorax, distres pernafasan, perdarahan internal, dan sebagainya.

2) Tertunda (delay) diberi label kuning/kegawatan yang tidak mengancam nyawa dalam waktu dekat (Prioritas 2) Delayed.

Untuk mendeskripsikan cedera yang tidak mengancam nyawa dan dapat menunggu pada periode tertentu untuk penatalaksanaan dan transportasi dengan kriteria sebagai berikut.

(35)

c. Status mental normal.

Misalnya: perdarahan laserasi terkontrol, fraktur tertutup pada ekstremitas dengan perdarahan terkontrol, luka bakar <25% luas permukaan tubuh, dan sebagainya.

3) Korban terluka yang masih dapat berjalan (minor) diberi label hijau/tidak terdapat kegawatan/penanganan dapat ditunda (Prioritas 3) Minor.

Penolong pertama di tempat kejadian akan memberikan instruksi verbal untuk pergi ke lokasi yang aman dan mengkaji korban dari trauma, serta mengirim ke rumah sakit.

Misalnya: laserasi minor, memar dan lecet dan luka bakar superficial a. Pasien mengalami cedera mematikan dan akan meninggal meski

mendapat pertolongan (Expextant), diberi label hitam Expextant.

Misal: Luka bakar derajat 3 hampir di seluruh tubuh, kerusakan organ vital dan sebagainya.

b. Penderita atau korban mendapatkan prioritas pelayanan dengan urutan warna: merah, kuning, hijau, hitam.

c. Penderita atau korban kategori triage merah dapat langsung diberikan pengobatan di ruang tindakan IGD. Tetapi bila memerlukan tindakan medis lebih lanjut, penderita/korban dapat dipindahkan ke ruang operasi atau dirujuk ke rumah sakit lain.

(36)

e. Penderita dengan kategori triage hijau dapat dipindahkan ke rawat jalan atau bila sudah memungkinkan untuk di pulangkan, maka penderita/korban dapat diperbolehkan untuk pulang.

f. Penderita kategori triage hitam dapat dipindahkan langsung ke kamar jenazah (Rowles, 2007).

3.6 Proses triage

Proses triage mengikuti langkah-langkah proses keperawatan yaitu: pengkajian, penetapan diagnosa, perencanaan, intervensi dan evaluasi. a. Pengkajian

Pengkajian awal dimulai ketika perawat triage memeriksa pasien, perawat harus memeriksa dengan jelas, mendengarkan suara yang tidak umum dan harus waspada terhadap berbagai bau. Perawat triage yang telah berpengalaman cukup melihat pasien sekali saja dan berdasarkan pada penampilan umum, perawat triage dapat memutuskan apakah penanganan dilakukan dengan segera atau

tidak berdasarkan kategori triage yang telah ditentukan. Dalam beberapa kasus, triage dianggap telah dilakukan dan pasien segera dikirim ke ruang perawatan.

(37)
[image:37.595.108.502.126.463.2]

Tabel 2.1 pengkajian antar-ruang.

Sementara pada anak-anak, Emergency Nursing Pediatric Course memberikan panduan pada perawat triage dalam melakukan pengkajian antar ruang yaitu sebagai berikut:

Tabel 2.2 Pengkajian antar-ruang pada pasien anak

Cara Hasil Temuan

Penampilan Keadaan otot

Pandangan mata Tangisan, ucapan Status pernapasan Gangguan pada hidung

Retraksi intercostae Suara napas abnormal Posisi kenyamanan

Perubahan status pernapasan

Cara Hasil Temuan

Melihat Kepatenan jalan napas

Status pernapasan, penggunaan oksigen. Tanda-tanda perdarahan eksternal.

Tingkat kesadaran: interaksi dengan perawat, tidak sadar, menangis.

Keluhan nyeri: wajah tampak meringis, tangan tampak menggenggam.

Warna dan keadaan kulit.

Penyakit kronis: kanker, penyakit paru kronis, dan lain-lain.

Keadaan tubuh: bengkak.

Perilaku umum: takut, marah, sedih, biasa. Adanya alat bantu medis, balutan dan lain-lain. Pakaian: bersih, kotor, dan lain-lain.

Mendengar Suara napas abnormal.

Cara berbicara, intonasi, bahasa. Interaksi dengan orang lain.

Mencium Bau keton, urine, alkohol, sisa muntahan.

[image:37.595.117.508.604.739.2]
(38)

Cara Hasil Temuan

Sirkulasi kulit Pucat

Sianosis Mottling

Dalam melakukan triage, perawat juga harus memperhatikan pengontrolan infeksi dalam situasi apapun dimana kontak dengan darah dan cairan tubuh bisa terjadi. Membersihkan tangan dengan sabun atau pembersih tangan setiap kali kontak dengan pasien merupakan langkah penting untuk mengurangi penyebaran infeksi.

b. Diagnosa

Dalam triage diagnosa dinyatakan sebagai ukuran yang mendesak, Apakah masalah termasuk ke dalam kondisi Emergency (mengancam kehidupan, anggota badan, atau kecacatan). Urgen (mengancam kehidupan, anggota badan, atau kecacatan) atau nonurgen. Diagnosa juga meliputi penentuan kebutuhan pasien untuk perawatan seperti dukungan, bimbingan, jaminan, pendidikan, pelatihan, dan perawatan lainnya yang memfasilitasi kemampuan pasien untuk mencari perawatan.

c. Perencanaan

(39)

diterima pasien. Hal ini sering membutuhkan proses negosiasi, didukung dengan pendidikan perawat. Dalam hal ini perawat bertugas untuk bertindak berdasarkan kepentingan terbaik pasien dan kondisi pasien. Kolaborasi juga perlu dilakukan dengan tim kesehatan lainnya.

d. Intervensi

Dalam analisis akhir, bisa memungkinkan bahwa perawat tidak dapat melakukan apa-apa untuk pasien. Oleh karena itu harus ada pendukung lain yang tersedia, misalnya dokter untuk menentukan tindakan yang diinginkan. Untuk itu, perawat triage harus mengidentifikasi sumber daya untuk menangani pasien dengan tepat. Oleh karena itu perawat triage juga memiliki peran penting dalam kesinambungan perawatan pasien. Protokol triage atau protap tindakan juga dapat dipilih dalam pelaksanaan triage.

e. Evaluasi

(40)

dibuat, maka lakukan kolaborasi dengan tenaga medis atau dokter yang bertugas daengan waktu yang bersamaan. Perlu diingat bahwa perawat triage harus selalu bersandar pada arah keselamatan pasien.

f. Dokumentasi triage

(41)

BAB 3

KERANGKA PENELITIAN

1. Kerangka Penelitian

Gambar 3.1 Kerangka Penelitian Tindakan Triage di

IGD RSUD Dr. Pirngadi Medan Sikap

1. Menerima (receiving) 2. Merespon (responding) 3. Menghargai (valuing) 4. Bertanggung jawab

(responsible)

Keterampilan

(42)
[image:42.595.108.531.181.482.2]

2. Definisi Operasional

Tabel 3.1 Definisi Operasional

Variabel Definisi Operasional Alat Ukur Hasil Ukur Skala Sikap Tingkat sikap

1. Menerima (receiving) 2. Merespon (responding) 3. Menghargai (valuing) 4. Bertanggung jawab (responsible) Kuesioner dengan 19 pertanyaan Skor : Sangat baik Baik Cukup baik Tidak baik Numerik

Keterampilan Keterampilan

Sesuai dengan Standar operasional (SOP) Triage di IGD RSUD Dr. Pirngadi Medan

(43)

BAB 4

METODOLOGI PENELITIAN

1. Desain Penelitian

Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan desain penelitian deskriptif yang bertujuan untuk mengidentifikasi sikap dan keterampilan perawat dalam penerapan triage di IGD RSUD Dr. Pirngadi Medan.

2. Populasi dan Sampel Peneitian 2.1 Populasi Penelitian

Populasi dari penelitian ini adalah seluruh perawat yang bertugas di IGD RSUD Dr. Pirngadi Medan. Hal ini dikarenakan peneliti ingin mengetahui sikap dan keterampilan perawat dalam melakukan penerapan triage di IGD RSUD Dr. Pirngadi Medan, dengan jumlah 15 orang perawat dengan pertimbangan bahwa perawat yang bertugas di IGD harus dapat menangani pasien dengan cepat, tepat dan benar berdasarkan SOP yang berlaku di rumah sakit tersebut, khusus nya penerapan triage di IGD RSUD Dr. Pirngadi Medan. Populasi penelitian ini adalah 15 orang perawat yang telah mengikuti pelatihan kegawatdaruratan terdiri dari 11 orang perawat tetap dan 4 orang perawat kontrak terhitung di bulan Desember 2014.

2.2 Sampel Penelitian

(44)

menggunakan seluruh anggota populasi sebagai responden atau sample (Sugiono, 2009). Dengan kriteria perawat yang menjadi sample telah mengikuti pelatihan kegawatdaruratan dengan sertifikat yang masih berlaku dalam 5 tahun kedepan terhitung dari tahun pertama mengikuti pelatihan tersebut. Maka peneliti mengambil sample dari seluruh populasi yang ada yaitu 15 orang perawat.

3. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di IGD RSUD Dr. Pirngadi Medan pada bulan Maret-Juli 2015. Data yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data primer yang diperoleh langsung dari perawat tetap yang bertugas di IGD RSUD Dr. Pirngadi dengan memberikan kuesioner yang akan diisi oleh perawat dan melakukan pengamatan sistematis/observasi sistematis terhadap sikap dan keterampilan perawat dalam penerapan triage oleh peneliti tanpa menggangu aktivitas kerja perawat.

4. Pertimbangan Etik Penelitian

Dalam penelitian ini peneliti tetap berpedoman pada prinsip-prinsip etik penelitian yaitu:

1) Confidentiality yaitu kesediaan peneliti untuk dapat menyimpan rahasia responden. Peneliti harus dapat menjamin kerahasiaan responden. Semua data dalam penelitian yang mencantumkan identitas responden dan tempat peneltian hanya digunakan untuk kepentingan penelitian dan dapat dihapus apabila sudah tidak dipergunakan lagi.

(45)

responden tidak akan dicatat dimanapun. Semua kuesioner yang telah terisi hanya akan diberikan nomor kode yang tidak bisa digunakan untuk mengidentifikasi identitas responden. Apabila hasil dari penelitian ini dipublikasikan, tidak ada satu identitas yang berkaitan dengan responden akan ditampilkan dalam publikasi tersebut. Siapapun yang bertanya tentang keterlibatan responden dan apa yang responden jawab dipenelitian ini, responden berhak untuk tidak menjawabnya.

3) Informed Consent yaitu peneliti memberikan penjelasan tentang

penelitian yang akan dilakukan dengan memberhentikan proses pengambilan data jika ternyata dalam pengisian kuesioner responden tidak nyaman selama pengisian data kuesioner dari bagian penelitian yang dilakukan.

5. Instrumen Penelitian 5.1 Kuesioner Penelitian

(46)
[image:46.595.109.518.197.370.2]

4 (empat) skala Likert dengan tujuan untuk memudahkan responden menentukan pilihan jawaban.

Tabel 4.1 Instrumen Penelitian

Komponen Favorable Unfavorable Jumlah

Menerima 1,15 6,14,16,18 6

Merespon 3, 2,8,10,19 5

Menghargai 5,9 17 3

Bertanggungjawab 7,11,13 4,12 5

Total 8 11 19

Pengukuran keterampilan perawat menggunakan lembar observasi yang dibuat oleh peneliti berdasarkan Protap/ SOP yang berlaku di RSUD Dr. Pirngadi Medan. Penelitian ini dilakukan dngan cara melakukan pementauanterhadap responden yang sama diatas untuk melihat apakah perawat mmiliki keterampilan yang baik dalam melakukan penerapan tindakan triage atau tidak memiliki keterampilan yang buruk dalam penerapan triage.

Menurut Muller (2013) sikap perawat dikategorikan menjadi baik dan buruk, sehingga data sikap perawat IGD dikategorikan menjadi baik dan buruk. Data sikap perawat dalam penerapan tindakan Triage diIGD RSUD Dr. Pirngadi Medan digolongkan menjadi:

(47)

Sedangkan untuk keterampilan perawat dapat dilihat dari hasil pementauan/observas yang dilakukan oleh peneliti.

6. Uji Validitas dan Reliabilitas

Validitas merupakan suatu indeks yang menunjukkan alat itu benar-benar mengukur apa yang diukur (Saryono, 2011). Uji validitas yang digunakan oleh peneliti untuk masing-masing kuesioner variabel penelitian adalah validitas logis, dimana untuk validitas isi, instrumen sudah disesuaikan dengan isi dari tinjauan pustaka. Sedangkan untuk validitas konstruksi peneliti sudah menyusun instrumen dengan menggunakan kisi-kisi. Uji validitas ini terlebih dahulu dikonsultasikan dengan pakar yang memahami tentang triage di Universitas Sumatera Utara, Medan.

Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan (Saryono, 2011). Reliabilitas dinyatakan dalam koefisien dengan angka 0 sampai 1.00. semakin tinggi koefisien mendekati angka 1.00 berarti reliabilitas semakin tinggi. Nilai koefisien reliabilitas yang baik adalah 0.7-0.8 (Cukup baik), di atas 0.8 (Baik).

Selanjutnya untuk menghitung relibilitas instrumen digunakan rumus Cronbach’s Alpha sebagai berikut:

k ∑S21

ri = { 1 - }

k - 1 St2

Keterangan:

(48)

k = banyaknya item pertanyaan

S12 = jumlah varians item

St2 = varians pertanyaan

Uji reliabilitas akan dilakukan terhadap 15 orang responden di IGD RSU HAJI Medan dengan waktu yang berbeda pada saat penelitian dilakukan pengumpulan data. Instrumen yang di uji yaitu kesioner sikap yang berjumlah 19 pernyataan. Dari hasil sistem komputerisasi yang dilakukan dengan menggunakan rumus Cronbach’s Alpha, maka didapat nilai reliabilitas 0.791.

Dengan demikian, kuesioner tersebut dinyatakan reliabel karena memiliki nilai reliabilitas > 0.7.

7. Pengumpulan data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini dilakukan dengan pengisian data demografi dan pengamatan oleh peneliti. Pengumpulan data dimulai setelah peneliti mendapat surat izin pelaksanaan penelitian dari Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara dan surat izin dari lokasi penelitian yaitu RSUD Dr. Pirngadi Medan.

(49)

apabila ada pernyataan yang kurang jelas. Setelah responden selesai mengisi kuesioner maka peneliti memeriksa kembali kelengkapan jawaban kesioner. Apabila ada data yang kurang responden diminta untuk melengkapinya kembali.

Kemudian untuk lembar observasi pada variabel keterampilan perawat, akan dilakukan pengamatan oleh peneliti terhadap responden mengenai keterampilan perawat dalam penerapan triage. Peneliti mengamati keterampilan perawat dalam penerapan triage sesuai dengan lembar observasi sistematis yang diatur berdasarkan SOP yang yang telah ditetapkan oleh RSUD Dr. Pirngadi Medan. Setelah semua data terkumpul maka akan dilakukan analisa data.

8. Analisa Data

Setelah semua data terkumpul, maka peneliti mengadakan analisis data. Analisis data yang akan diterapkan peneliti adalah analisis deskriptif yaitu suatu prosedur pengolahan data yang menggambarkan atau meringkas data dengan cara ilmiah dalam bentuk tabel atau grafik. Analsis ini dimulai dengan tahap editing untuk memeriksa kelengkapan data, kemudian memberikan kode (coding) untuk memudahkan dalam tabulasi. Selanjutnya memasukkan data (entry) ke dalam komputer untuk diolah dengan menggunakan program statistik komputer.

(50)
(51)

BAB 5

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini akan diuraikan data hasil penelitian dan pembahasan mengenai sikap dan keterampilan perawat dalam penerapan tindakan triage di IGD RSUD Dr. Pirngadi Medan. Penelitian ini dilaksanakan dari tanggal 28 Maret sampai tanggal 3 Juli 2015.

1. Hasil Penelitian

1.1 Karakteristik Perawat

(52)

Tabel 5.1 Distribusi frekuensi karakteristik demografi perawat IGD RSUD Dr. Pirngadi Medan (n=15)

Karakteristik Demografi

Frekuensi Persentase(%)

Usia

< 40 tahun > 40 tahun

11 4

73.3 26.7

Total 15 100

Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan 8 7 53.3 46.7

Total 15 100

Tingkat Pendidikan SPK D3 Keperawatan S1 Keperawatan 1 6 8 6.7 40.0 53.3

Total 15 100

Sumber: Data Primer

Tabel 5.1 menunjukkan bahwa mayoritas perawat berusia <40 tahun (73.3%). Perawat laki-laki sebanyak (53.3%) lebih banyak dibanding perawat perempuan (46.7%).

Tabel 5.2 Distribusi frekuensi data pelatihan yang pernah diikuti oleh perawat di IGD RSUD Dr. Pirngadi Medan (n=15)

Mendapat pelatihan GADAR

Frekuensi Persentase(%)

PPGD 7 46.7

BTCLS 8 53.3

Total 15 100

Sumber: Data Primer

[image:52.595.104.518.155.411.2] [image:52.595.114.517.531.631.2]
(53)

1.2 Sikap Perawat dalam Penerapan Tindakan Triage

Data sikap perawat dalam melakukan tindakan penerapan triage di IGD RSUD Dr. Pirngadi Medan dideskripsikan menggunakan rumus persentase dan digolongkan menjadi Sangat baik, Baik, Cukup baik, dan Tidak baik.

Berikut tabel distribusi frekuensi sikap perawat dalam penerapan tindakan triage di IGD RSUD Dr. Pirngadi Medan.

Tabel 5.3 Distribusi frekuensi sikap perawat dalam penerapan tindakan triage di IGD RSUD Dr. Pirngadi Medan (n=15)

Kategori Frekuensi Persentase (%)

Sangat baik 12 80.0

Baik 3 20.0

Cukup baik - -

Tidak baik - -

Total 15 100

Sumber: Data Primer

[image:53.595.109.521.363.448.2]
(54)

Tabel 5.5 distribusi frekuensi keterampilan perawat dalam penerapan tindakan triage di IGD RSUD Dr. Pirngadi Medan

Kategori Frekuensi Persentase (%)

Keterampilan Perawat

Baik

15 100.0

Tidak baik - -

Total 15 100.0

Sumber: Data Primer

2. Pembahasan

Hasil penelitian yang telah diperoleh, pembahasan dilakukan untuk menjawab pertanyaan penelitian tentang sikap dan keterampilan perawat dalam penerapan tindakan triage di IGD RSUD Dr. Pirngadi Medan.

2.1 Sikap Perawat dalam Penerapan Tindakan Triage di IGD RSUD Dr. Pirngadi Medan

[image:54.595.107.517.179.265.2]
(55)

akan diambil oleh individu yang bersangkutan. Kecenderungan bertindak dari individu, berupa respon tertutup terhadap stimulus atau pun objek tertentu adalah suatu sikap (Sunaryo, 2004).

Berdasarkan data demografi yang didapatkan sebagian besar dari perawat IGD diRSUD Dr. Pirngadi mendapatkan pelatihan mengenai penatalaksanaan triage PPGD (Pelatihan Penaggulangan Gawat Darurat). Hal ini menunjukkan kemajuan yang sangat pesat dalam sistem pelayanan di rumah sakit tersebut.

(56)

2.2 Keterampilan Perawat dalam Penerapan Tindakan Triage di IGD RSUD Dr. Pirngadi Medan.

Keterampilan adalah kemampuan seseorang menerapkan pengetahuan kedalam bentuk tindakan. Keterampilan seorang karyawan diperoleh melalui pendidikan dan latihan. (Justine Sirait, 2006).

Pada variabel ini dilakukan penelitian dengan melakukan observasi / pemantauan tindakan triage di IGD RSUD Dr. Pirngadi Medan yang dilakukan oleh peneliti. Berdasarkan hasil observasi, peneliti melakukan pemantauan kinerja perawat dengan menyusun lembar observasi sebanyak 7 pernyataan yang disusun berdasarkan Standard Operasional mengenai penatalaksanaa triage di IGD RSUD Dr. Pirngadi Medan dengan jumlah responden yang sama yakni sebanyak 15 orang responden (Perawat IGD RSUD Dr. Pirngadi Medan). Hal ini untuk membuktikan bahwa apakah sikap perawat tersebut sesuai dengan keterampilan yang mereka terapkan dalam penerapan tindakan triage.

(57)

berdasarkan kondisi pasien. Namun dalam hal ini, masih terdapat 2 orang perawat di IGD RSUD Dr. Pirngadi Medan yang tidak melakukan pemeriksaan / anamnesa secara cepat dan tepat. Berdasarkan observasi yang dilakukan oleh peneliti, toleransi yang kurang merupakan salah satu alasan bagi mereka untuk tidak melakukan pekerjaannya secara maksimal. Hal ini dapat menyebabkan terjadinya keterlambatan dalam penanganan pasien. Adapun klasifikasi dari triage yakni: menempatkan pasien gawatdarurat / kritis (immadiate) ke ruangan berlabel merah, menempatkan pasien gawat tidak darurat (delay) ke ruangan berlabel kuning, menempatkan pasien tidak gawat tapi darurat (minor) ke ruangan berlabel hijau, dan menempatkan pasien tidak gawat dan tidak darurat / meninggal (expectant) ke ruangan berlabel hitam. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti, terdapat perbedaan yang sangat signifikan dari penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Gurning (2013) bahwa sebagian besar dari perawat di IGD RS Eka Hospital Riau melakukan kesalahan dalam penempatan pasien dan tidak sesuai dengan hasil triage serta tidak mampu melakukan triage pada saat menerima pasien baru.

(58)

Selain itu, pada observasi selanjutnya dipernyataan terakhir terdapat hasil yang baik, yakni seluruh perawat yang bertugas di IGD RSUD Dr. Pirngadi Medan mampu membedakan pasien menurut tingkat kegawatannya dengan memberi kode warna berdasarkan klasifikasinya.

(59)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

1. Kesimpulan

Hasil penelitian yang telah dilakukan di IGD RSUD Dr. Pirngadi Medan menunjukkan bahwa:

a. Mayoritas perawat di IGD RSUD Dr. Pirngadi Medan berusia <40 tahun, dengan tingkat pendidikan terakhir S1 sebanyak 8 orang perawat , dan yang telah mengikuti pelatihan PPGD/ lebih banyak dari pelatihan BTCLS. b. Perawat di IGD RSUD Dr. Pirngadi Medan memiliki sikap yang sangat

baik dalam penerapan tindakan triage.

c. Perawat di IGD RSUD Dr. Pirngadi Medan memiliki keterampilan yang baik dalam penerapan tindakan triage.

2. Saran

2.1 Institusi Pendidikan

Institusi pendidikan disarankan agar lebih intensif memberi materi ajar mengenai penatalaksanaan triage dan memberikan materi-materi terbaru mengenai cara cepat dalam pemeriksaan pasien dan penentuan kondisi kegawatannya sesuai dengan perkembangan ilmu yang ada.

2.2 Penelitian Selanjutnya

(60)
(61)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto,S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek,Yogyakarta : Rineka Cipta

Arikonto, Suharsimi. (2010). Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik. Jakarta : Rineka Cipta.

Basoeki, A.P., Koeshartono, Rahardjo. E., & Wirjoatmodjo. (2008). Penanggulangan penderita gawat darurat anestesiologi & reanimasi.

Surabaya: FK. Unair.

Brooker, C. (2009). Ensiklopedia Keperawatan (Churchill Livingstone’s Mini Encyclopedia of Nursing), Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Departemen Kesehatan RI. (2004). Sistem penanggulangan gawat darurat terpadu.Jakarta: Bakti Husada.

DepKes, (2009). Undang-undang Republik Indonesia no 46 tentang Rumah Sakit. Jakarta

DepKes, (2005). Pedoman Pelayanan Keperawatan Gawat Darurat. Jakarta.

Gilboy, N. (2005). Australasian triage scale.Australia: Emergency Department.

Gurning, Yanty. (2013). Hubungan tingkat pengetahuan dan sikap petugas kesehatan IGD terhadap tindakan triage berdasarkan prioritas. Jurnal

(62)

Juatine T. Sirait. 2006. Memahami Aspek-Aspek Pengelolaan Sumber Daya Manusia Dalam Organisasi. Jakarta: Grasindo

Kartikawati, Dewi. (2011). Buku ajar dasar-dasar keperawatan gawat drurat. Jakarta:Salemba Medika.

Krisanty, P. (2009). Asuhan keperawatan.Jakarta: Trans Info Media.

Notoatmodjo, S. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.

Notoatmodjo, S. (2003). Ilmu Kesehatan Prinsip Prinsip Dasar. Jakarta:Rineka Cipta.

Oman, Kathleen S. (2008). Panduan belajar keperawatan emergensi. Jakarta : EGC

Pangastuti, Devi. (2011). Perbedaan Tingkat Pengetahuan dan Keterampilan Perawat dalam Pelaksanaan Triase di Unit Gawat Darurat RS Telogorejo

dengan RS Pantiwilasa Semarang. Skripsi Mahasiswa Studi Ilmu

Keperawatan Universitas Muhammadiyah Semarang.

Ritonga. (2007). Manajemen unit gawat darurat pada penanganan kasus kegawatdaruratan obstetri. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada.

Rini, Linda. (2011). Faktor-fakor yng mempengaruhi perawat dalam pelaksanaan triage di unit gawat darurat Rumah Sakit Puri Indah Jakarta Barat.

Skripsi Mahasiswa Studi Ilmu Keperawatan Universitas Esa Unggul.

(63)

Sunaryo, Y.E. (2010). Pelaksanaan triage oleh perawat di instalasi gawat darurat rumah sakit Immanuel Bandung. Diperoleh tanggal 10 Desember 2014 dari: www.rsimmanuel.com/index.php?option= com_content&view...

Suprapto, Tommy. (2009). Pengantar Teori dan Manajemen Komunikasi. Yogyakarta: MedPress.

Undang-undang No.44. (2009). Peraturan rumah sakit. Diperoleh tanggal 10 Desember 2014

(64)

Lampiran 1 Lembar Penjelasan tentang Penelitian

Lembar Penjelasan Tentang Penelitian

Judul : Sikap dan Keterampilan Perawat dalam Penerapan Triage di IGD RSUD Dr. Pirngadi Medan.

Peneliti : Rica Lestari

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sikap dan keterampilan perawat dalam penerapan triage di IGD RSUD Dr. Pirngadi Medan. Perawat akan diberikan lembaran yang berisikan pertanyaan dan akan dilakukan pengamatan oleh peneliti terkat sikap dan keterampilan perawat tentang triage dan memilih jawaban sesuai dengan sikap perawat dan akan dilakukan observasi oleh peneliti terhadap responden dalam batas waktu yang telah ditentukan. Jika perawat bersedia menjadi responden dalam penelitian ini, maka perawat diminta untuk menandatangani Lembar Persetujuan Menjadi Responden. Perawat berhak menolak ataupun mengakhiri keterlibatan dalam penelitian tanpa ada sanksi apapun. Kerahasiaan informasi yang disampaikan akan dijaga dan tidak akan digunakan untuk hal diluar kepentingan penelitian.

Medan, 2015 Peneliti,

(65)

Lampiran 2 Lembar Persetujuan Menjadi Responden

Lembar Persetujuan Menjadi Responden

Judul Penelitian : Sikap dan Keterampilan Perawat dalam Penerapan Tindakan Triage di IGD RSUD Dr. Pirngadi Medan

Peneliti : Rica Lestari Nasution

Nama saya Rica Lestari Nasution, saya adalah mahasiswa Program Studi S-1 Keperawatan Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Sumatera Utara. Saat ini saya melakukan penelitian tentang sikap dan keterampilan perawat dalam penerapan triase di IGD RSUD Dr. Pirngadi Medan. Penelitian ini merupakan salah satu syarat dalam menyelesaikan tugas akhir di Program Studi Keperawatan Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

Untuk keperuan tersebut saya mengharapkan kesediaan bapak/ibu untuk menjadi responden dalam penelitian ini, melalui pengisiaan kuesioner yang telah saya sediakan sesuai dengan petunjuk yang ada. Saya harap jawaban yang bapak/ibu berikan adalah pendapat pribadi tanpa dipengaruhi orang lain. Partisipasi bapak/ibu bersifat sukarela tanpa ada unsur paksaan, dan bapak/ibu dapat mengundurkan diri setiap saat tanpa ada sangsi appun. Informasi yang bapak/ibu berikan sangatlah penting untuk perkembangan ilmu keperawatan tanpa ada maksud yang lain.

Apabila bapak/ibu bersedia, maka bapak/ibu dapat menandatangani formulir ini. Atas partisipasi bapak/ibu dalam penelitin ini saya ucapkan terimakasih.

Medan, Januari 2014

Peneliti Responden

(66)

Lampiran 3 Instrumen Penelitian

Kuesioner Sikap Perawat dalam Penerapan Triage di IGD RSUD Dr. Pirngadi Medan

Petunjuk pengisian Bapak/Ibu diharapkan :

1. Menjawab setiap pertanyaan yang tersedia dengan memberikan tanda cheeklist (√) pada tempat yang disediakan.

2. Semua pertanyaan harus dijawab.

3. Setiap pertanyaan diisi dengan satu jawaban.

4. Bila ada yang kurang mengerti dapat bertanya kepada peneliti. A.DATA DEMOGRAFI

Kode (diisi oleh peneliti) :

Usia : Tahun

Jenis Kelamin : 1. ( ) Laki-laki 2. ( ) Perempuan Tingkat Pendidikan : 1. ( ) SPK

2. ( ) D3 Keperawatan 3. ( ) S1 Keperawatan

Sudah pernah mendapat pelatihan GADAR :

1. ( ) PPGD (penanggulangan penderita gawat darurat)

(67)

B. KUESIONER

Lembar Kuesioner 1: Sikap Perawat dalam Penerapan Tindakan Triage Berilah tanda chek list pada kolom jawaban yang anda pilih

Keterangan : SL : Selalu SR : Sering

KK : Kadang-kadang TP : Tidak pernah

No Pertanyaan SL SR KK TP

1. Saya berpedoman pada SOP triage dalam pengelompokan pasien di Instalasi Gawat Darurat

2. Saya lebih mendahulukan pasien berdasarkan jabatan dan administrasi yang ia gunakan tanpa memperhatikan kondisi dan tingkat kegawatan pasien yang dialami oleh pasien. 3. Saya melakukan pengelompokan/penanganan

pasien berdasarkan labeling kegawat daruratan

4. Saya melakukan pengkajian dan penanganan kepada pasien tanpa menempatkan pasien di ruang triage/IGD terlebih dahulu.

5. Saya tidak membeda-bedakan pasien dalam memberikan penanganan kegawatdaruratan di IGD

6. Saya melakukan proses triage tanpa mengikuti langkah-langkah dalam penilaian triage terdiri dari: primary survey, secondary survey dan monitoring.

(68)

No Pertanyaan SL SR KK TP 8. Terjadi keterlambatan dalam penanganan

triage di Instalasi Gawat Darurat

9. Saya menggunakan kode warna dalam pengelompokan pasien dengan ketentuan: warna merah sebagai prioritas I, warna kuning sebagai prioritas II, warna hijau sebagai prioritas III, dan warna hitam sebagai prioritas IV.

10. Saya tidak mampu melakukan triage dengan segera dan waktu yang singkat yakni 2-5 menit.

11. Saya mampu melakukan evaluasi terhadap tindakan triage yang telah saya lakukan apakah efektif atau tidak bagi keselamatan pasien.

12. Saya tidak melakukan prioritas labeling sesuai dengan kondisi pasien

13. Saya dapat mengenali dengan segera ketika saya melakukan kegagalan dalam penanganan pasien gawatdarurat.

14. Saya tidak menggunakan kode warna dalam pengelompokan pasien dengan ketentuan: warna merah sebagai prioritas I, warna kuning sebagai prioritas II, warna hijau sebagai prioritas III, dan warna hitam sebagai prioritas IV.

15. Saya mengetahui bahwa triage diartikan sebagai suatu tindakan pengelompokan pasien berdasarkan beratnya cedera dan ada tidaknya gangguan pada ABCDE

16. Saya tidak berpedoman pada SOP triage dalam pengelompokan pasien di IGD

(69)

18. Saya tidak dapat mengingat bahwa melakukan proses triage harus dengan mengikuti

langkah-langkah dalam penilaian triage terdiri dari: 1. Primary survey, 2. Secondary survey, 3. Monitoring

(70)

Lampiran 4 Hasil Reliabilitas Kuesioner

Hasil Reliabilitas Kuesioner

Case Processing Summary

N %

Cases

Valid 10 100,0

Excludeda 0 ,0

Total 10 100,0

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha

N of Items

,791 19

Item-Total Statistics

Scale Mean if

Item Deleted

Scale Variance

if Item Deleted

Corrected

Item-Total

Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

S1 56,40 14,267 ,847 ,741

S2 56,00 16,667 ,422 ,778

S3 56,50 16,722 ,730 ,768

S4 56,70 14,678 ,487 ,776

S5 56,30 15,789 ,460 ,775

S6 56,60 16,711 ,461 ,776

S7 56,50 18,056 ,207 ,790

S8 56,80 19,511 -,263 ,814

S9 56,20 19,733 -,243 ,833

S10 56,50 18,056 ,207 ,790

S11 57,10 17,211 ,279 ,787

S12 56,50 16,722 ,730 ,768

S13 56,60 18,711 ,000 ,793

S14 56,30 15,122 ,597 ,762

S15 56,30 16,011 ,638 ,764

S16 56,00 16,444 ,478 ,774

S17 56,50 16,722 ,730 ,768

S18 56,40 16,933 ,461 ,777

(71)

Lampiran 5 Hasil Penelitian

[image:71.595.113.439.208.305.2]

Hasil Penelitian

Tabel Frekuensi Data Demografi Perawat di IGD RSUD Dr.pirngadi Medan (n=15)

USIA

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

1 11 73,3 73,3 73,3

2 4 26,7 26,7 100,0

Total 15 100,0 100,0

JK

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

LAKI 8 53,3 53,3 53,3

PEREMPUAN 7 46,7 46,7 100,0

Total 15 100,0 100,0

TP

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

SPK 1 6,7 6,7 6,7

D3 6 40,0 40,0 46,7

S1 8 53,3 53,3 100,0

Total 15 100,0 100,0

PLTHN

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

PPGD 7 46,7 46,7 46,7

BTCLS 8 53,3 53,3 100,0

(72)
[image:72.595.109.439.175.746.2]

Tabel Distribusi Frekuensi Sikap Perawat dalam Penerapan Tindakan Triage di IGD RSUD Dr. Pirngadi Medan (n=15)

S1

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid 4 15 100,0 100,0 100,0

S2

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

1 2 13,3 13,3 13,3

2 1 6,7 6,7 20,0

4 12 80,0 80,0 100,0

Total 15 100,0 100,0

S3

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

3 1 6,7 6,7 6,7

4 14 93,3 93,3 100,0

Total 15 100,0 100,0

S4

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

1 4 26,7 26,7 26,7

3 1 6,7 6,7 33,3

4 10 66,7 66,7 100,0

(73)

S5

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

1 2 13,3 13,3 13,3

3 2 13,3 13,3 26,7

4 11 73,3 73,3 100,0

Total 15 100,0 100,0

S6

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

1 3 20,0 20,0 20,0

2 2 13,3 13,3 33,3

4 10 66,7 66,7 100,0

Total 15 100,0 100,0

S7

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

2 1 6,7 6,7 6,7

3 2 13,3 13,3 20,0

4 12 80,0 80,0 100,0

Total 15 100,0 100,0

S8

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

(74)

S9

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

3 2 13,3 13,3 13,3

4 13 86,7 86,7 100,0

Total 15 100,0 100,0

S10

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

2 1 6,7 6,7 6,7

4 14 93,3 93,3 100,0

Total 15 100,0 100,0

S11

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

3 1 6,7 6,7 6,7

4 14 93,3 93,3 100,0

Total 15 100,0 100,0

S12

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

2 1 6,7 6,7 6,7

4 14 93,3 93,3 100,0

(75)

S13

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

3 3 20,0 20,0 20,0

4 12 80,0 80,0 100,0

Total 15 100,0 100,0

S14

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

1 1 6,7 6,7 6,7

2 1 6,7 6,7 13,3

3 1 6,7 6,7 20,0

4 12 80,0 80,0 100,0

Total 15 100,0 100,0

S15

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

2 1 6,7 6,7 6,7

3 3 20,0 20,0 26,7

4 11 73,3 73,3 100,0

Total 15 100,0 100,0

S16

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

1 1 6,7 6,7 6,7

2 1 6,7 6,7 13,3

3 2 13,3 13,3 26,7

(76)

S17

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid 4 15 100,0 100,0 100,0

S18

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

2 1 6,7 6,7 6,7

4 14 93,3 93,3 100,0

Total 15 100,0 100,0

S19

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

2 1 6,7 6,7 6,7

3 1 6,7 6,7 13,3

4 13 86,7 86,7 100,0

Total 15 100,0 100,0

Total

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

sangat baik 12 80,0 80,0 80,0

baik 3 20,0 20,0 100,0

(77)
[image:77.595.110.440.161.368.2]

Tabel Keterampilan Perawat dalam Penerapan Triage di IGD RSUD Dr. Pirngadi Medan (n=15)

S1

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid 2 15 100,0 100,0 100,0

S2

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

1 2 13,3 13,3 13,3

2 13 86,7 86,7 100,0

Total 15 100,0 100,0

S3

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

1 2 13,3 13,3 13,3

2 13 86,7 86,7 100,0

Total 15 100,0 100,0

S4

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

1 2 13,3 13,3 13,3

2 13 86,7 86,7 100,0

(78)

S5

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

1 2 13,3 13,3 13,3

2 13 86,7 86,7 100,0

Total 15 100,0 100,0

S6

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

1 2 13,3 13,3 13,3

2 13 86,7 86,7 100,0

Total 15 100,0 100,0

S7

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

1 2 13,3 13,3 13,3

2 13 86,7 86,7 100,0

Total 15 100,0 100,0

TOTAL

Frequency Percent

(79)

menerima

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid baik 15 100,0 100,0 100,0

merespon

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid baik 15 100,0 100,0 100,0

tanggungjawab

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid baik 15 100,0 100,0 100,0

menghargai

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

(80)

Master Tabel

No Demografi Skor Item Sikap Perawat Total Hasil

Usia JK TP Plthn S1 S2 S3 S4 S5 S6 S7 S8 S9 S10 S11 S12 S13 S14 S15 S16 S17 S18 S19

1 <40thn L S1 PPGD 4 1 4 3 1 1 3 4 4 2 4 4 3 3 4 3 4 4 3 59 Baik

2 >40thn P D3 PPGD 4 1 4 1 3 2 3 4 4 4 3 4 3 4 3 2 4 4 2 59 Baik

3 >40thn P D3 BTCLS 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 76 Baik

4 <40thn P D3 PPGD 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 76 Baik

5 <40thn P S1 PPGD 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 76 Baik

No Demografi Skor Item Sikap Perawat Total Hasil

Usia JK TP Plthn S1 S2 S3 S4 S5 S6 S7 S8 S9 S10 S11 S12 S13 S14 S15 S16 S17 S18 S19

6 >40thn L SPK PPGD 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 76 Baik

7 <40thn L S1 BTCLS 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 76 Baik

8 <40thn L D3 PPGD 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 76 Baik

9 >40thn P D3 BTCLS 4 2 4 1 1 1 4 4 3 4 4 4 4 4 3 3 4 2 4 60 Baik

10 <40thn L S1 PPGD 4 4 3 4 3 4 2 4 3 4 4 4 3 4 2 4 4 4 4 68 Baik

No Demografi Skor Item Sikap Perawat Total Hasil

Usia JK TP Plthn

Gambar

Tabel  Halaman
Tabel 2.2 Pengkajian antar-ruang pada pasien anak
Tabel 3.1 Definisi Operasional
Tabel 4.1 Instrumen Penelitian
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Atkins, Stevenson &amp; Rajshekhar (1996) terhadap 700 pasien dan 200 anggota staf perawat tiga di rumah sakit Midwest,

Tujuan pada penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi tindakan perawatan dekubitus dalam persiapan pasien, menjaga kebersihan, menjaga kelembaban, menjaga tekanan, pengkajian

RSUD Dr. Keadaan gawat darurat merupakan suatu keadaan klinis dimana pasien membutuhkan tindakan medis segera guna menyelamatkan nyawa dan kecacatan lebih

Hubungan Pelayanan Perawatan dengan Tingkat Kepuasan Pasien di Ruang Unit Gawat Darurat Rumah Sakit Advent Bandung.

Aspek kemampuan pelayanan yang akurat adalah berkaitan dengan kehandalan kemampuan perawat di rumah sakit untuk memberikan pelayanan segera, akurat sejak pertama kali

Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan pengetahuan kepada perawat dalam memberikan pelayanan yang baik kepada pasien, bukan hanya pada saat pasien datang ke rumah sakit

dengan masalah yang mungkin timbul di rumah saat pasien sudah keluar dari Rumah

Berdasarkan triage kepuasan pasien juga mempengaruhi hasil dan praktek pengobatan serta membantu citra rumah sakit untuk mengevaluasi diri menjadi lebih baik, kepuasan pasien juga