• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL PENELITIAN

4.1. Gambaran Umum Daerah Penelitian

Puskesmas Helvetia terletak di Jalan Kemuning Perumnas Helvetia. Puskesmas ini didirikan oleh Gubernur KDH Sumatera Utara Marah Halim pada tahun 1968. Keadaan wilayah kerja puskesmas Helvetia merupakan daerah perumahan dengan luas wilayah kerja 11,60 km2 dengan kepadatan penduduk sebesar 139.196 jiwa yang terdiri dari 29.854 kk dengan 88 lingkungan, dengan batas wilayah sebelah Utara berbatasan dengan Kab. Deli Serdang, sebelah Selatan berbatasan dengan Kec. Medan Sunggal, sebelah Barat berbatasan dengan Kec. Medan Sunggal, sebelah Timur berbatasan dengan Kec. Medan Barat dan Medan Petisah.

Jarak Kantor Camat ke pusat Kota Medan ± 6,40 km2 dan terdiri dari 7 (tujuh) Kelurahan yaitu Kelurahan Helvetia, Kelurahan Helvetia Tengah, Kelurahan Helvetia Timur, Kelurahan Sei Sikambing II C, Kelurahan Dwi Kora, Kelurahan Tanjung Gusta, Kelurahan Cinta Damai dan puskesmas yang memiliki posyandu aktif adalah Kelurahan Helvetia, Kelurahan Helvetia Tengah, Kelurahan Helvetia Timur, Kelurahan Sei Sikambing II C dan Kelurahan Cinta Damai.

Berdasarkan jumlah tenaga kesehatan yang terdapat di Puskesmas Helvetia yaitu di Pustu Dwikora dan Pustu Tanjung Gusta berjumlah 49 orang. Sarana fisik yang terdapat di Puskesmas Helvetia terdiri dari Ruang dokter/ruang periksa, ruang suntik, ruang klinik gigi, ruang karcis/loket, ruang KIA, ruang obat/Gudang, Laboratorium, ruang tunggu pasien, kamar mandi pasien, kamar mandi

41

perawat/dokter, ruang Tata usaha di mana sarana dan prasarana tersebut mendukung berlangsungnya kegiatan posyandu usila di Kelurahan Helvetia Medan.

Untuk meningkatkan kesehatan masyarakat dan untuk tujuan pokok pembangunan kesehatan Dinas Kesehatan Kota Medan melaksanakan berbagai upaya kesehatan dengan meningkatkan fungsi puskesmas melalui kegiatan pokok puskesmas dengan 7 (tujuh) program prioritas dan 4 (empat) program pengembangan yaitu UKS, Kesehatan lingkungan, kesehatan ibu dan Anak dan kesehatan usila.

4.2. Analisis Univariat

Analisa univariat dimaksudkan untuk menggambarkan (mendeskripsikan) masing-masing variabel bebas dan variabel terikat dengan menggunakan tabel distribusi frekuensi meliputi karakteristik responden, distribusi pemanfaatan posyandu dan kemandirian usila.

4.2.1 Karakteristik Responden

Responden dalam penelitian ini sebanyak 120 orang usila yang memanfaatkan Posyandu usila di Puskesmas Helvetia Medan. Karakteristik usila (umur, pendidikan, investasi hari tua, riwayat kesehatan, nutrisi dan latihan/olah raga) yang memanfaatkan Posyandu usila di Puskesmas Helvetia Medan berdasarkan hasil penelitian disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut.

42

4.2.1.1. Umur Responden

Umur responden terbanyak adalah 60-70 tahun yaitu sebanyak 61 orang (50,8%), dan yang paling sedikit berumur >70 tahun yaitu sebanyak 27 orang (22,5%) untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel. 4.1. Distribusi usila Menurut Umur di Posyandu usila Puskesmas Helvetia Medan (N=120). No Umur frekuensi (%) 1. <60 tahun 32 26,7 2. 60- 70 tahun 61 50,8 3. >70 tahun 27 22,5 Total 120 100 4.2.1.2. Pendidikan Responden

Pendidikan responden terbanyak adalah SMA yaitu sebanyak 54 orang (45,0%) dan yang paling sedikit berpendidikan Perguruan tinggi yaitu sebanyak 6 orang (5,0%), untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 4.2. Distribusi usila Berdasarkan Pendidikan di Posyandu usila Puskesmas Helvetia Medan (N=120).

No. Pendidikan frekuensi (%)

1. SD 27 22,5

2. SMP 33 27,5

3. SMA 54 45,0

4. Perguruan tinggi 6 5,0

43

4.2.1.3. Investasi Hari Tua Responden

Responden terbanyak mempunyai investasi hari tua berupa Askes yaitu sebanyak 70 orang (58,3%) dan yang paling sedikit mempunyai dana pensiun yaitu 57 orang (47,5%), untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 4.3. Distribusi usila Berdasarkan Investasi Hari Tua di Posyandu Puskesmas Helvetia Medan (N=120).

No. Investasi Hari tua Ya % Tidak %

1. Mempunyai Tabungan 69 57,5 51 42,5

2. Mempunyai Dana Pensiun 57 47,5 63 52,5

3. Mempunyai Askes 70 58,3 50 41,7

4.2.1.4. Riwayat Kesehatan Responden

Riwayat kesehatan responden terbanyak yaitu tidak menderita penyakit sebelumnya sebanyak 74 orang (61,7%) dan yang paling sedikit menderita penyakit sebelumnya seperti menderita penyakit hipertensi, diabetes militus, stroke, gastritis, rematik dan jantung yaitu sebanyak 46 orang (38,3%), untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 4.4. Distribusi usila Berdasarkan Riwayat Kesehatan di Posyandu Puskesmas Helvetia Medan

No. Riwayat Kesehatan frekuensi (%)

1. Menderita penyakit sebelumnya 46 38,3

2. Tidak menderita penyakit sebelumnya. 74 61,7

44

4.2.1.5 Nutrisi Responden

Nutrisi responden terbanyak yaitu dengan kategori baik sebanyak 74 orang (61,7%) dan yang paling sedikit dengan kategori Nutrisi buruk yaitu sebanyak 15 orang (12,5%), untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 4.5. Distribusi usila Berdasarkan Nutrisi di Posyandu Puskesmas Helvetia Medan (N=120).

No. Nutrisi frekuensi (%)

1. Baik 74 61,7

2. Sedang 31 25,8

3. Buruk 15 12,5

Total 120 100

4.2.1.6 Latihan/Olah Raga Responden

Untuk latihan/olah raga responden terbanyak adalah tidak melakukan senam usia lanjut, olah raga ringan, dan gerak jalan santai yaitu masing-masing sebanyak 95 orang (79,2%) untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 4.6. Distribusi usila Berdasarkan Latihan/Olah Raga di Posyandu usila Puskesmas Helvetia Medan (N=120).

No. Latihan/Olah Raga Ya % Tidak %

1. Dilakukan senam usia lanjut 21 17,5 99 82,9

2. Olah Raga Ringan 21 17,5 99 82,9

3. Gerak jalan santai 21 17,5 99 82,9

4.2.2. Pemanfaatan Posyandu Usila

Pemanfaatan posyandu oleh usila dalam satu tahun terakhir yang terbanyak yaitu > 7 kali sebanyak 62 orang (51,7%) dan yang paling sedikit yang memanfaatkan

45

<5 kali yaitu sebanyak 15 orang (12,5%), untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 4.7. Distribusi usila Berdasarkan Pemanfaatan Posyandu Dalam Satu Tahun terakhir di Puskesmas Helvetia Medan (N=120).

No. Pemanfaatan Posyandu Dalam Satu Tahun terakhir frekuensi (%)

1. <5 kali 15 12,5

2. 5- 7 kali 43 35,8

3. > 7 kali 62 51,7

Total 120 100

4.2.3. Kemandirian usila.

Kemandirian usila yang memanfaatkan posyandu yang terbanyak dengan kategori kemandirian C yaitu sebanyak 90 orang (75,0%) dan yang paling sedikit dengan kategori kemandirian A yaitu sebanyak 7 orang (5,8%), untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 4.8. Distribusi usila Berdasarkan Tingkat Kemandirian di Posyandu Puskesmas Helvetia Medan (N=120).

No. Kemandirian frekuensi (%)

1. Kemandirian A 7 5,8 2. Kemandirian B 23 19,2 3. Kemandirian C 90 75,0 Total 120 100 4.3. Analisis Bivariat

Analisa bivariat dimaksudkan untuk mengetahui pengaruh masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat. Adapun variabel Independen (Variabel bebas) adalah karakteristik individu terdiri dari umur, pendidikan, investasi hari tua, riwayat kesehatan, nutrisi dan latihan olah raga sedangkan variabel Dependen

46

(variabel terikat) adalah pemanfaatan posyandu oleh usila di Puskesmas Helvetia Medan.

4.3.1. Pengaruh Umur usila Terhadap Pemanfaatan Posyandu.

Diketahui bahwa pemanfaatan posyandu > 7 kali (tinggi) paling banyak dengan kelompok umur 60-70 tahun yaitu 32 orang (26,7%) dan paling sedikit pada kelompok umur < 60 tahun yaitu 3 orang (2,5%). Pemanfaatan posyandu 5-7 kali (sedang) paling banyak dengan kelompok umur 60-70 tahun yaitu 29 orang (24,2%) dan tidak ada pada kelompok umur > 70 tahun. Pemanfaatan posyandu < 5 kali (rendah) paling banyak dengan kelompok umur <60 tahun dan tidak ada pada kelompok umur 60-70 tahun serta > 70 tahun.

Hasil uji statisik dengan Chi-Square menunjukan probabilitas (p) lebih kecil dari (0,000 < 0,05) berarti Ho ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa ada pengaruh yang bermakna antara umur terhadap pemanfaatan posyandu oleh usila di Puskesmas Helvetia Medan. Pemanfaatan posyandu akan meningkat seiring dengan bertambahnya usia para usila. Hal ini dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 4.9. Pengaruh Umur usila Terhadap Pemanfaatan Posyandu di Posyandu Puskesmas Helvetia Medan

Umur

< 60 tahun 60- 70 tahun > 70 tahun No Pemanfaatan posyandu F % F % F % F % 1. <5 kali ( rendah) 15 12,5 0 0 0 0 15 12,5 2. 5-7 kali (sedang) 14 11,7 29 24,2 0 0 43 35,8 3. > 7 kali ( tinggi) 3 2,5 32 26,7 27 22,5 62 51,7 Total 32 26,7 61 50,8 27 22,5 120 100 X2 =77.111 df= 4 p= 0,000

47

4.3.2 Pengaruh Pendidikan usila Terhadap Pemanfaatan Posyandu.

Diketahui bahwa pemanfaatan posyandu > 7 kali (tinggi) paling banyak dengan pendidikan SMA yaitu 49 orang (40,8%) dan paling sedikit dengan pendidikan SD yaitu 2 orang (1,7%). Pemanfaatan posyandu 5-7 kali (sedang) paling banyak dengan pendidikan SMP yaitu 28 orang (23,3%) dan tidak ada dengan pendidikan perguruan tinggi. Pemanfaatan posyandu < 5 kali (rendah) paling banyak dengan pendidikan SD yaitu 13 orang (10,8%) dan tidak ada dengan pendidikan perguruan tinggi.

Hasil uji statisik dengan Chi-Square menunjukan probabilitas (p) lebih kecil dari (0,000 < 0,05) berarti Ho ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa ada pengaruh yang bermakna antara pendidikan terhadap pemanfaatan posyandu oleh usila di Puskesmas Helvetia Medan. Pemanfaatan posyandu akan bertambah baik apabila ditingkatkan variabel pendidikan. Dari hasil diatas dapat diperkirakan bahwa Pemanfaatan Posyandu akan bertambah baik apabila usila mempunyai pendidikan dan pengetahuan yang tinggi tentang pentingnya kesehatan bagi mereka. Hal ini dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.10. Pengaruh Pendidikan usila Terhadap Pemanfaatan Posyandu di Posyandu Puskesmas Helvetia Medan

Pendidikan SD SMP SMA PT No Pemanfaatan Posyandu F % F % F % F % F % 1. <5 kali ( rendah) 13 10,8 0 0 2 1,7 0 0 15 12,5 2. 5-7 kali (sedang) 12 10,0 28 23,3 3 2,5 0 0 43 35,8 3. > 7 kali ( tinggi) 2 1,7 5 4,2 49 40,8 6 5,0 62 51,7 Total 27 22,5 33 27,5 54 45,0 6 5,0 120 100 X2 =111.739 df= 6 p= 0,000

48

4.3.3 Pengaruh Investasi hari tua usila Terhadap Pemanfaatan Posyandu. Diketahui bahwa pemanfaatan posyandu > 7 kali (tinggi) paling banyak pada usila yang tidak ada investasi yaitu 48 orang (40,0%) dan paling sedikit pada usila yang ada investasi yaitu 14 orang (11,7%). Pemanfaatan posyandu 5-7 kali (sedang) paling banyak pada usila yang ada investasi yaitu 41 orang (34,2%) dan paling sedikit pada usila yang tidak ada investasi yaitu 2 orang (1,7%). Pemanfaatan posyandu < 5 kali (rendah) paling banyak pada usila yang ada investasi yaitu 13 orang (10,8%) dan paling sedikit pada usila yang tidak ada investasi yaitu 2 orang (1,7%).

Hasil uji statisik dengan Chi-Square menunjukan probabilitas (p) lebih kecil dari (0,000 < 0,05) berarti Ho ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa ada pengaruh yang bermakna antara investasi hari tua terhadap pemanfaatan posyandu oleh usila di Puskesmas Helvetia Medan. Dari hasil diatas dapat diperkirakan bahwa Pemanfaatan Posyandu akan bertambah baik apabila usila mempunyai investasi hari tua. Hal ini dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.11. Pengaruh Investasi Hari Tua Terhadap Pemanfaatan Posyandu di Posyandu Puskesmas Helvetia Medan

Investasi Hari Tua

Ada Tidak No. Pemanfaatan Posyandu F % F % F % 1. <5 kali ( rendah) 13 10,8 2 1,7 15 12,5 2. 5-7 kali (sedang) 41 34,2 2 1,7 43 35,8 3. > 7 kali ( tinggi) 14 11,7 48 40,0 62 51,7 Total 68 56,7 52 43,3 120 100 X2 =61.036 df= 2 P = 0,000

49

4.3.4 Pengaruh Riwayat kesehatanusila Terhadap Pemanfaatan Posyandu. Diketahui bahwa pemanfaatan posyandu > 7 kali (tinggi) paling banyak pada usila yang tidak ada riwayat kesehatan yaitu 54 orang (45,0%) dan paling sedikit pada usila yang mempunyai riwayat kesehatan yaitu 8 orang (6,7%). Pemanfaatan posyandu 5-7 kali (sedang) paling banyak pada usila yang ada riwayat kesehatan yaitu 30 orang (25,0%) dan paling sedikit pada usila yang tidak ada riwayat kesehatan yaitu 13 orang (10,8%). Pemanfaatan posyandu < 5 kali (rendah) paling banyak pada usila yang ada riwayat kesehatan yaitu 8 orang (6,7%) dan paling sedikit pada usila yang tidak ada riwayat kesehatan yaitu 7 orang (5,8%).

Hasil uji statisik dengan Chi-Square menunjukan probabilitas (p) lebih kecil dari (0,000 < 0,05) berarti Ho ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa ada pengaruh yang bermakna antara riwayat kesehatan terhadap pemanfaatan posyandu oleh usila di Puskesmas Helvetia Medan. Pemanfaatan posyandu akan bertambah baik apabila ada riwayat kesehatan terdahulu. Hal ini dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.12. Pengaruh Riwayat Kesehatan Terhadap Pemanfaatan Posyandu di Posyandu Puskesmas Helvetia Medan

Riwayat Kesehatan Ya Tidak No. Pemanfaatan Posyandu F % F % F % 1. <5 kali ( rendah) 8 6,7 7 5,8 15 12,5 2. 5-7 kali (sedang) 30 25,0 13 10,8 43 35,8 3. > 7 kali ( tinggi) 8 6,7 54 45,0 62 51,7 Total 46 38,3 74 61,7 120 100 X2=36.363 df=2 P = 0,000

50

4.3.5 Pengaruh Nutrisiusila Terhadap Pemanfaatan Posyandu.

Diketahui bahwa pemanfaatan posyandu > 7 kali (tinggi) paling banyak pada usila dengan nutrisi sedang yaitu 28 orang (23,3%) dan paling sedikit pada usila dengan nutrisi buruk yaitu 13 orang (10,8%). Pemanfaatan posyandu 5-7 kali (sedang) paling banyak pada usila dengan nutrisi baik yaitu 41 orang (34,2%) dan paling sedikit dengan nutrisi buruk dan sedang yaitu masing-masing 1 orang (0,8%). Pemanfaatan posyandu < 5 kali (rendah) paling banyak pada usila dengan nutrisi baik yaitu 12 orang (10,0%) dan paling sedikit pada usila dengan nutrisi buruk yaitu 1 orang (0,8%).

Hasil uji statisik dengan Chi-Square menunjukan probabilitas (p) lebih kecil dari (0,000 < 0,05) berarti Ho ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa ada pengaruh yang bermakna antara nutrisi terhadap pemanfaatan posyandu oleh usila di Puskesmas Helvetia Medan. Pemanfaatan posyandu akan bertambah baik seiring dengan meningkatnya nutrisi usila. Hal ini dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.13. Pengaruh Nutrisi Terhadap Pemanfaatan Posyandu di Posyandu Puskesmas Helvetia Medan

Nutrisi

Buruk Sedang Baik

No. Pemanfaatan posyandu F % F % F % F % 1. <5 kali ( rendah) 1 0,8 2 1,7 12 10,0 15 12,5 2. 5-7 kali (sedang) 1 0,8 1 0,8 41 34,2 43 35,8 3. > 7 kali ( tinggi) 13 10,8 28 23,3 21 17,5 62 51,7 Total 15 12,5 31 25,8 74 61,7 120 100 X2=43.093 df=4 P= 0,000

51

4.3.6. Pengaruh Latihan/Olah raga usila Terhadap Pemanfaatan Posyandu. Diketahui bahwa pemanfaatan posyandu > 7 kali (tinggi) paling banyak pada usila yang tidak melakukan latihan/olah raga yaitu 44 orang (36,7%) dan paling sedikit pada usila yang melakukan latihan/olah raga yaitu 18 orang (15,0%). Pemanfaatan posyandu 5-7 kali (sedang) paling banyak pada usila yang tidak melakukan latihan/olah raga yaitu 43 orang (35,8%) dan tidak ada pada usila yang melakukan olah raga. Pemanfaatan posyandu < 5 kali (rendah) paling banyak pada usila yang tidak melakukan latihan/olah raga yaitu 12 orang (10,0%) dan paling sedikit pada usila yang melakukan olah raga yaitu 3 orang (2,5%).

Hasil uji statisik dengan Chi-Square menunjukan probabilitas (p) lebih kecil dari (0,001 < 0,05) berarti Ho ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa ada pengaruh yang bermakna antara latihan/olah raga terhadap pemanfaatan posyandu oleh usila di Puskesmas Helvetia Medan. Pemanfaatan posyandu akan bertambah baik apabila dilakukan latihan/olah raga diposyandu. Hal ini dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.14. Pengaruh Latihan/Olah raga Terhadap Pemanfaatan Posyandu di

Posyandu Puskesmas Helvetia Medan Latihan/Olah Raga

Dilakukan Tidak Dilakukan No. Pemanfaatan Posyandu F % F % F % 1. <5 kali ( rendah) 3 2,5 12 10,0 15 12,5 2. 5-7 kali (sedang) 0 0 43 35,8 43 35,8 3. > 7 kali ( tinggi) 18 15,0 44 36,7 62 51,7 Total 21 17,5 99 82,9 120 100 X2 =14.897 df = 2 P = 0,001

52

4.4. Analisis Multivariat

Analisis ini bertujuan untuk mengetahui variabel independent yang paling dominan pengaruhnya terhadap variabel dependen. Pengaruh karakteristik (umur, pendidikan, investasi hari tua, riwayat kesehatan, nutrisi dan latihan/olah raga) individu terhadap pemanfaatan posyandu usila di Puskesmas Helvetia Medan tahun 2007. Setelah uji bivariat dilakukan maka dari variabel karakteristik diatas yang mempunyai hubungan adalah variabel umur, pendidikan, investasi hari tua, riwayat kesehatan, nutrisi dan latihan/olah raga. Kemudian dilakukan uji statistik regression linier berganda. Teknik analisis regression linier berganda bertujuan untuk menaksir pengaruh variabel Independen (variabel bebas) adalah karakteristik yaitu umur, pendidikan, investasi hari tua, riwayat kesehatan, nutrisi dan latihan olah raga terhadap pemanfaatan posyandu oleh usila di Puskesmas Helvetia Medan.

Dari hasil analisis statistik diperoleh bahwa variabel umur, pendidikan, latihan olah raga, riwayat kesehatan dan investasi hari tua berpengaruh terhadap pemanfaatan posyandu usila di Puskesmas Helvetia Medan sebesar 71,8% dimana nilai R2 = 0,718. Hal ini dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 4.15. Tabel hasil Uji regression linier Berganda Pengaruh Karakteristik usila Terhadap Pemanfaatan Posyandu.

Karakteristik B Std. Error Beta t Sig.

(Constant) 2.502 .481 5.198 .000

Umur .346 .070 .347 4.935 .000

Pendidikan .317 .056 .398 5.641 .000

Investasi hari tua -.191 .067 -.180 -2.839 .005

Riwayat Kesehatan .251 .084 .175 3.001 .003

Nutrisi -.086 .066 -.087 -1.301 .196

Latihan/Olah raga -.230 .050 -.272 -4.549 .000

53

4.5. Analisis Statistik Hubungan Pemanfaatan Posyandu dengan Kemandirian usila.

Untuk menganalisa hubungan pemanfaatan posyandu dengan tingkat kemandirian usila di Puskesmas Helvetia Medan tahun 2007. Tekhnik analisis korelasi digunakan untuk menaksir hubungan variabel Dependen (Variabel terikat) yaitu pemanfaatan posyandu dengan variabel Independen (variabel bebas) yaitu kemandirian usila di Puskesmas Helvetia Medan dengan hasil sebagai berikut:

Tabel 4.16. Tabel hasil Uji Korelasi pemanfaatan posyandu Terhadap kemandirian usila di Puskesmas Helvetia Medan

Kemandirian usila Kemandirian A Kemandirian B Kemandirian C frekuensi No Pemanfaatan Posyandu N % N % N % N % 1. < 5 kali (rendah) 6 5,0 9 7,5 0 - 15 12,5 2. 5-7 kali (sedang) 1 0,8 14 11,7 28 23,3 43 35,8 3. > 7 kali (tinggi) 0 - 0 - 62 51,7 62 51,7 Jumlah 7 5,8 23 19,2 90 75,0 120 100 X2 = 80,474 df = 4 p= 0,000

Berdasarkan tabel 4.16 diatas diketahui bahwa usila yang memanfaatkan posyandu dengan kategori < 5 kali (rendah) yang terbanyak dengan tingkat kemandirian B yaitu 9 orang (7,5%) dan tidak ada dengan tingkat kemandirian C dan usila yang memanfaatkan posyandu dengan kategori 5-7 kali (sedang) yang terbanyak dengan tingkat kemandirian C yaitu sebanyak 28 orang (23,3%) dan paling sedikit dengan tingkat kemandirian A yaitu 1 orang (0,8%) serta usila yang memanfaatkan posyandu >7 kali (tinggi) yang terbanyak dengan tingkat C yaitu sebanyak 62 orang (51,7%) dan tidak ada usila dengan tingkat kemandiriian A dan B.

54

Hasil uji statistik dengan korelasi menunjukkan probabilitas (p) lebih kecil dari (0,000 < 0,05) berarti Ho di tolak. Hal ini menunjukkan terdapat hubungan yang bermakna antara pemanfaatan posyandu dengan tingkat kemandirian usila.

Tekhnik analisis korelasi digunakan untuk mengetahui hubungan variabel Independen (variabel bebas) adalah kemandirian usila terhadap variabel Dependen (variabel terikat) adalah pemanfaatan posyandu oleh usila di Puskesmas Helvetia Medan. Dari hasil diatas diketahui bahwa:

1. Arah korelasi positif menunjukkan bahwa semakin tinggi pemanfaatan posyandu oleh usila maka akan semakin tinggi tingkat kemandiriannya demikian pula sebaliknya jika pemanfaatan posyandu oleh usila semakin rendah maka tingkat kemandirian usila juga akan semakin rendah.

2. Hubungan variabel Independen (Variabel bebas) kemandirian usila dengan variabel dependen (Variabel terikat) pemanfaatan posyandu menunjukkan nilai (0,000< 0,05) atau angka probabilitas P= 0,000, maka semua variabel secara signifikan menunjukkan hasil berkorelasi (berhubungan). Hal ini juga ditunjukkan dengan hasil ** pada angka korelasi yang artinya sama yaitu angka korelasi signifikan.

Berdasarkan persamaan diatas dapat dibuktikan bahwa usila akan lebih mandiri jika ditingkatkan variabel pemanfaatan posyandu. Hal ini sesuai dengan hipotesa sebelumnya yang menyatakan bahwa Ada hubungan pemanfaatan posyandu terhadap tingkat kemandirian usila di Puskesmas Helvetia Medan tahun 2007.

55

BAB. V PEMBAHASAN

5.1. Pengaruh karakteristik (umur, pendidikan, investasi hari tua, riwayat kesehatan, nutrisi dan latihan/olah raga) terhadap pemanfaatan posyandu usila di Puskesmas Helvetia Medan tahun 2007.

5.1.1. Pengaruh umur terhadap pemanfaatan posyandu usila di Puskesmas Helvetia Medan tahun 2007.

Hasil analisis univariat menunjukkan bahwa usila yang terbanyak adalah berumur 60-70 tahun yaitu sebanyak 61 orang (50,8%), dan yang paling sedikit berumur >70 tahun yaitu sebanyak 27 orang (22,5%). Usia tersebut sesuai menurut UU No. 4 tahun 1965 pasal 1 dinyatakan sebagai berikut : Seorang dapat dinyatakan sebagai seorang jompo atau usila setelah yang bersangkutan mencapai umur 55 tahun, tidak mempunyai atau tidak berdaya mencari nafkah sendiri untuk keperluan hidupnya sehari-hari dan menerima nafkah dari orang lain dan menurut UU No. 13 tahun 1998 tentang kesejahteraan usila menyatakan bahwa usila adalah seseorang yang mencapai usia 60 tahun keatas.(DepkesRI, 2007).

Sedangkan dari hasil analisis bivariat dengan uji chi-square menunjukkan bahwa umur mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap pemanfaatan posyandu artinya pemanfaatan posyandu akan meningkat seiring dengan bertambahnya umur usila. Hal ini sesuai dengan pendapat Miller, (1999) yang menyatakan bahwa semakin tua umur seseorang, maka semakin banyak fungsi organ tubuh yang mengalami gangguan/masalah yang berdampak pada kebutuhan klien akan pemeliharaan kesehatannya.

56

5.1.2. Pengaruh Pendidikan terhadap pemanfaatan posyandu usila di Puskesmas Helvetia Medan tahun 2007.

Bila dilihat dari pendidikan responden terbanyak adalah SMA yaitu sebanyak 54 orang (45,0%) dan yang paling sedikit berpendidikan Perguruan tinggi yaitu sebanyak 6 orang (5,0%). Berdasarkan hasil uji chi-square berganda dapat diketahui bahwa variabel bebas yaitu pendidikan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat yaitu pemanfaatan posyandu (P = 0,000), artinya pemanfaatan posyandu akan bertambah besar/meningkat apabila ditingkatkan variabel pendidikan. Dari hasil diatas dapat diperkirakan bahwa Pemanfaatan Posyandu akan meningkat apabila usila mempunyai jenjang pendidikan dan pengetahuan yang tinggi tentang pentingnya kesehatan bagi mereka. Hal ini sesuai dengan pendapat Sutanto (2000), yang menyatakan bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka semakin tinggi pula tingkat pengetahuannya terhadap suatu hal. Karena pendidikan sangat mempengaruhi cara berpikir dan perubahan prilaku seseorang.

5.1.3 Pengaruh Investasi Hari Tua terhadap pemanfaatan posyandu usila di Puskesmas Helvetia Medan tahun 2007.

Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa responden terbanyak mempunyai investasi berupa Askes yaitu sebanyak 70 orang (58,3%) dan yang paling sedikit mempunyai dana pensiun yaitu 57 orang (47,5%). Rata-rata usila tersebut juga sudah memiliki investasi berupa Askes, dana pensiun dan tabungan hari tua.

Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa investasi hari tua meliputi investasi berupa tabungan, dana pensiun dan adanya asuransi kesehatan, mempunyai

57

pengaruh yang signifikan terhadap pemanfaatan posyandu (P = 0,000) di Puskesmas Helvetia Medan. Pemanfaatan posyandu akan bertambah dengan adanya investasi hari tua berupa tabungan, dana pensiun dan adanya asuransi kesehatan para usila. Hal tersebut beralasan, menurut teori Maslow dikemukakan bahwa seseorang yang telah terpenuhi kebutuhan dasarnya dari aspek sandang, pangan dan ekonomi, maka akan lebih termotivasi untuk melakukan hal-hal pendukung lainnya seperti kegiatan posyandu.

5.1.4 Pengaruh Riwayat Kesehatan terhadap pemanfaatan posyandu usila di Puskesmas Helvetia Medan tahun 2007.

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa riwayat kesehatan responden terbanyak yaitu tidak menderita penyakit sebelumnya sebanyak 74 orang (61,7%) dan yang paling sedikit menderita penyakit sebelumnya yaitu sebanyak 46 orang (38,3%). Hal ini mengindikasikan bahwa usila yang datang ke posyandu tidak semata-mata karena mempunyai masalah kesehatan tetapi juga berupaya untuk memelihara kesehatannya. Hasil ini seiring dengan penjelasan dari Depkes, (2003) tentang perawatan dan pelayanan kesehatan lanjut usia. Posyandu usila untuk upaya pemeliharaan, pencegahan, pengobatan dan rehabilitasi penyakit usila. Secara umum prinsip pelayanan kesehatan bagi usila yang ada di pusat pelayanan kesehatan tidak dapat dipisahkan dengan pelayanan dasar dan rujukannya yang ada di puskesmas. Seiring dengan kondisi tersebut, pada umumnya usila di Puskesmas Helvetia Medan banyak mengalami penyakit hipertensi dan penyakit degeneratif. Hipertensi (tekanan darah meninggi) akibat meningkatnya resistensi pembuluh darah perifer. Tekanan

58

darah pada wanita tua mencapai 170/90 mmHg dan pada pria tua mencapai 160/100 mmHg masih dianggap normal.

Penyakit degeneratif merupakan masalah kesehatan yang paling sering terjadi pada kelompok usila sehingga upaya yang dilakukan dalam mengatasinya lebih di prioritaskan pada pelayanan yang bersifat promotif dan preventif, (Nugroho, 2000). Dimana para usila yang datang berkunjung ke puskesmas diberi penyuluhan tentang berbagai hal yang berkaitan dengan masalah kesehatan yang mereka alami. Namun demikian hal ini tentunya hanya dapat dilakukan bagi usila yang datang berkunjung ke Puskesmas atau pusat pelayanan kesehatan lainnya, tidak demikian dengan para usila yang tidak mampu berkunjungan ke puskesmas di karenakan berbagai alasan atau usila yang merasa dirinya baik-baik saja. Berdasarkan hasil penelitian ini juga dapat diketahui bahwa riwayat kesehatan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap pemanfaatan posyandu, artinya usila akan lebih memanfaatkan posyandu bila mempunyai riwayat kesehatan yang buruk sebelumnya misalnya menderita penyakit sebelumnya.karena prinsip lebih mengutamakan upaya kuratif dibanding promotif dan preventif lebih dominan di posyandu ini. Hal ini menunjukkan bahwa sikap usila yang salah dimana mereka menunggu ada masalah (sakit) baru berkunjung

Dokumen terkait