4.1. Gambaran Kabupaten Dairi
Kabupaten Dairi berada lebih kurang antara 125-160 km di sebelah selatan hingga Barat Daya kota Medan. Terletak disepanjang sisi Barat Daya dataran tinggi plateau Toba dengan ketinggian antara 900 - 2100 m diatas permukaan laut. Nuansa hutan tropis/hutan primer dan hutan lindung yang selalu berselimut kabut tebal, tingkat kelembaban yang tinggi, suhu dan tekanan udara sangat rendah disertai hujan hampir disepanjang hari adalah karakter utama seluruh wilayah dataran tinggi disekitar Danau Toba. Secara geografis, Kabupaten Dairi terletak diantara koordinat 20 15’ sampai 30 10’ Lintang Utara (LU) dan 980 38’ Bujur Timur (BT). Luas wilayah Kabupaten Dairi 192.780 Ha atau sekitar 2,69% dari luas Provinsi Sumatera Utara (7.160.000 ha) dengan jumlah penduduk pada tahun 2010 berjumlah 270.053 jiwa dengan 64.852 rumah tangga yang penyebaran penduduk tersebut tidak merata di 15 Kecamatan dan 169 kelurahan/desa.
Secara administrasi Kabupaten Dairi berbatasan dengan :
Sebelah Utara : berbatasan dengan Kabupaten Aceh Tenggara Tanah Karo; Sebelah Selatan : berbatasan dengan Kabupaten Pakpak Bharat;
Sebelah Timur : berbatasan dengan Kabupaten Samosir; Sebelah Barat : berbatasan dengan Kabupaten Aceh Selatan
4.2. Karakteristik Responden
Responden dalam penelitian ini berjumlah 66 orang, sesuai dengan rencana penelitian. Karakteristik responden meliputi: umur, pekerjaan, pendidikan dan status perkawinan dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut :
Tabel 4.1 Distribusi Karakteristik Responden
Karakteristik Responden Jumlah %
Umur Responden 21 - 30 Tahun 2 3.0 31 - 40 Tahun 12 18.2 41 - 50 Tahun 38 57.6 > 50 Tahun 14 21.2 Total 66 100.0 Pekerjaan Responden Tidak Bekerja 6 9.1 Bekerja 60 90.9 Total 66 100.0 Pendidikan Responden SD 2 3.0 SLTP 7 10.6 SLTA 51 77.3 Diploma/Sarjana 6 9.1 Total 66 100.0
Status Perkawinan Responden
Kawin 43 65.2
Tidak Kawin 15 22.7
Janda/Duda 8 12.1
Total 66 100.0
Tabel 4.1 diatas menunjukkan bahwa responden usia terbanyak antara 41 - 50 tahun sebanyak 38 orang (57,6%), pekerjaan paling banyak adalah bekerja sebanyak 60 orang (90,9%), tingkat pendidikan paling banyak adalah SLTA sebanyak 51 orang
(77,3%) dan status perkawinan responden paling banyak adalah kawin sebanyak 43 orang (65,2%).
4.3. Pengetahuan Responden
Variabel pengetahuan terdiri dari 15 (lima belas) pertanyaan yang merupakan indikator untuk mengukur pengetahuan tokoh masyarakat dalam program penanggulangan masalah gizi dapat dilihat seperti pada tabel 4.2. berikut:
Tabel 4.2 Distribusi Pengetahuan Tokoh Masyarakat tentang Program Penanggulangan Gizi di Kabupaten Dairi
Tanggapan Responden Tepat Kurang Tepat Tidak Tahu Total n % n % n % n % 1. Jenis program pemerintah untuk
menanggulangi masalah gizi
18 27.3 42 63,6 6 9.1 66 100 2. Yang bertanggung jawab dalam memberikan
pengetahuan kepada masyarakat tentang gizi
17 25.8 39 59.1 10 15.2 66 100 3. Peran serta tokoh masyarakat dalam posyandu 10 15.2 42 63.6 14 21.2 66 100 4. Manfaat dilakukan penyuluhan kesehatan pada
saat pelaksanaan posyandu
15 22.7 43 65.2 8 12.1 66 100 5. Media promosi yang sering digunakan dalam
memberikan informasi tentang gizi
15 22.7 33 50.0 18 27.3 66 100
6. Manfaat dari posyandu 12 18.2 40 60.6 14 21.2 66 100
7. Jenis kegiatan pokok yang ada di posyandu 18 17.3 39 59.1 9 13.6 66 100 8. Manfaat dilakukan penimbangan berat badan
pada saat posyandu
16 24.2 29 43.9 21 31.8 66 100 9. Manfaat buku KMS Balita diisi setiap bulan 8 12.1 38 57.6 20 30.3 66 100
10.Pengertian dari ASI Ekslusif 11 16.7 43 65.2 12 18.2 66 100
11.Penyebab terjadinya gizi buruk 12 18.2 42 63.6 12 18.2 66 100
12.Upaya yang dilakukan dalam hal
penanggulangan masalah gizi pada balita
13.Makanan tambahan yang sesuai untuk balita 13 19.7 39 59.1 14 21.2 66 100
14.Mengetahui balita mengalami gizi buruk 11 16.7 43 65.2 12 18.2 66 100
15.Manfaat PMT bagi balita 15 22.7 40 60.6 11 16.7 66 100
Tanggapan responden mengenai pengetahuan tentang jenis program pemerintah dalam penanggulangan gizi sebagian besar menjawab kurang tepat yaitu sebanyak 42 orang (63,6%). Untuk tanggapan responden mengenai jenis kegiatan yang ada di Posyandu sebagian besar menjawab kurang tepat yaitu sebanyak 39 orang (59,1%). Sedangkan tanggapan responden mengenai penyebab terjadinya gizi buruk sebagian besar menjawab kurang tepat yaitu sebanyak 42 orang (63,6%)
Berdasarkan pertanyaan yang diberikan kepada seluruh responden sebagian besar kurang tepat menjawab setiap item pertanyaan dengan benar. Hal ini menunjukkan pengetahuan kesadaran, pemahaman dan prinsip dasar responden terhadap program penanggulangan gizi masih kurang.
Berdasarkan kategori pengetahuan responden terhadap program penanggulangan gizi dapat dilihat pada tabel 4.3 berikut :
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Kategori Pengetahuan Responden
Pengetahuan Jumlah %
Kurang Baik 38 57.6
Baik 28 42.4
Total 66 100.0
Berdasarkan tabel 4.3 dapat diketahui bahwa pada umumnya responden memiliki pengetahuan yang kurang baik terhadap program penanggulangan gizi yaitu
sebanyak 38 orang (57,6%) sedangkan yang berpengetahuan baik sebanyak 28 orang (42,4%).
4.4. Motivasi Responden
Variabel motivasi terdiri dari 15 (lima belas) pertanyaan yang merupakan indikator untuk mengukur motivasi tokoh masyarakat dalam program penanggulangan masalah gizi dapat dilihat seperti pada tabel 4.4. berikut:
Tabel 4.4 Distribusi Motivasi Tokoh Masyarakat tentang Program Penanggulangan Gizi di Kabupaten Dairi
Tanggapan Responden
Jawaban
SS S R KS STS
n % n % n % n % n %
1. Berpartisipasi karena merupakan tanggung jawab terhadap masyarakat
3 4.5 19 28.8 19 28.8 17 25.8 18 27.3 2. Berpartisipasi karena mengikuti
anjuran orang lain
1 1.5 14 21.2 25 37.9 22 33.3 4 6.1 3. Berpartisipasi karena keinginan
sendiri
4 6.1 15 22.7 24 36.4 18 27.3 5 7.6 4. Berpartisipasi karena banyak
keluhan di masyarakat
3 4.5 13 19.7 25 37.9 17 25.8 8 12.1 5. Berpartisipasi karena dapat
bermanfaat untuk orang lain
0 0.0 19 28.8 21 31.8 21 31.8 5 7.6 6. Berpartisipasi agar masyarakat turut
berperan dalam mengatasi permasalahan gizi.
8 12.1 18 27.3 18 27.3 18 27.3 4 6.1 7. Berpartisipasi agar masyarakat dapat
terhindar dari permasalahan gizi
8 12.1 24 36.4 17 25.8 15 22.7 2 3.0 8. Berpartisipasi memperoleh petunjuk
(jalan keluar) dari petugas tentang masalah yang dihadapi
4 6.1 13 19.7 19 28.8 24 36.4 6 9.1 9. Bila ada masalah dapat segera
diketahui dan ditangani
1 1.5 19 28.8 16 24.2 25 37.9 5 7.6 10.Berpartisipasi agar dapat membantu
program pemerintah
11.Berpartisipasi akan mendapatkan penghargaan dari masyarakat
16 24.2 19 28.8 10 15.2 20 30.3 1 1.5 12.Pemberian penghargaan dapat
meningkatkan berpartisipasi.
18 27.3 14 21.2 18 27.3 16 24.2 0 0.0
13.Penghargaan tidak harus uang 14 21.2 19 28.8 18 27.3 12 18.2 3 4.5
14.Berpartisipasi membuat berguna dalam kehidupan bermasyarakat
22 33.3 15 22.7 9 13.6 20 30.3 0 0.0 15.Penghargaan yang diberikan
menimbulkan kepuasan pribadi
8 12.1 18 27.3 22 33.3 18 27.3 0 0.0
Tanggapan responden mengenai motivasi berpartisipasi karena merupakan tanggung jawab terhadap masyarakat sebagian besar merasa setuju dan ragu-ragu yaitu masing-masing sebanyak 19 orang (28,8%). Untuk tanggapan responden mengenai berpartisipasi agar dapat membantu program pemerintah sebagian besar menjawab sangat setuju yaitu sebanyak 30 orang (45,5%). Sedangkan tanggapan responden bahwa penghargaan yang didapat bukan hanya karena uang sebagian besar menjawab setuju yaitu sebanyak 19 orang (28,8%).
Berdasarkan kategori motivasi responden terhadap program penanggulangan gizi dapat dilihat pada tabel 4.5. berikut :
Tabel 4.5. Distribusi Frekuensi Kategori Motivasi Responden
Motiv Jumlah %
Rendah 15 22.7
Tinggi 51 77.3
Total 66 100.0
Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa pada umumnya responden memiliki motivasi yang tinggi yaitu sebanyak 51 orang (77,3 %) sedangkan motivasi rendah sebanyak 15 orang (22,7 %).
4.5. Partisipasi Responden
Variabel partisipasi terdiri dari 15 (lima belas) pertanyaan yang merupakan indikator untuk mengukur motivasi tokoh masyarakat dalam program penanggulangan masalah gizi dapat dilihat seperti pada Tabel 4.6. berikut:
Tabel 4.6 Distribusi Partisipasi Tokoh Masyarakat tentang Program Penanggulangan Gizi di Kabupaten Dairi
Pernyataan
Ya Tidak Total
n % n % n %
1. Hadir pada musyawarah menyangkut penanggulangan gizi
53 80.3 13 19.7 66 100 2. Menyampaikan kondisi permasalahan yang
terjadi terkait gizi 40 60.6 26 39.4 66 100 3. Menyampaikan saran-saran untuk
pemecahan masalah yang ada di desa
29 43.9 37 56.1 66 100 4. Mencari sumber informasi terkait gizi buruk
melalui petugas kesehatan, media, dll
36 54.5 30 45.5 66 100 5. memberikan informasi dan tanggapan
kepada kepada masyarakat tentang
penanggulangan gizi (diluar forum) 43 65.2 23 34.8 66 100 6. Mengajak masyarakat untuk selalu datang
ke Posyandu
22 33.3 44 66.7 66 100 7. Membantu kelancaran pelaksanaan
Posyandu di desa 31 47.0 35 53.0 66 100 8. aktif membentuk kelompok penggerak
mengatasi masalah gizi
52 78.8 14 21.2 66 100 9. Membantu kader memberikan informasi
kepada masyarakat terkait penanganan gizi
37 56.1 29 43.9 66 100 10. Mengajak masyarakat untuk sama-sama
berupaya menanggulangi masalah gizi
35 53.0 31 47.0 66 100 11.Menyumbang dana untuk pembangunan
Posyandu
44 66.7 22 33.3 66 100 12.Membantu dalam mengumpulkan dana dari
masyarakat untuk kegiatan penanggulangan gizi
13.Memberikan insentif/ bantuan kepada kader Posyandu
22 33.3 44 66.7 66 100 14.Memberikan bantuan dana untuk kelancaran
kegiatan kelompok pada kelompok gizi masyarakat yang sudah terbentuk?
55 83.3 11 16.7 66 100 15.Memberikan bantuan kepada masyarakat
yang menderita permasalahan gizi
41 62.1 25 37.9 66 100
Sebagian besar responden hadir pada saat musyawarah menyangkut penanggulangan gizi yaitu sebanyak 53 orang (80,3%). Untuk tanggapan responden mengenai berpartisipasi dengan selalu mengajak masyarakat untuk datang ke Posyandu pada umumnya tidak mereka lakukan yaitu sebanyak 44 orang (66,7%). Sedangkan tanggapan responden bahwa pada umumnya responden memberikan bantuan dana untuk kegiatan Posyandu yaitu sebanyak 44 orang (66,7%).
Berdasarkan distribusi kategori partisipasi responden dalam program penanggulangan gizi dapat dilihat pada tabel 4.7 berikut:
Tabel 4.7. Distribusi Frekuensi Kategori Partisipasi Responden
Partisipasi Jumlah %
Kurang 17 25.8
Tinggi 49 74.2
Total 66 100.0
Berdasarkan tabel 4.7. dapat diketahui bahwa pada umumnya responden memiliki partisipasi yang tinggi dalam program penanggulangan gizi yaitu sebanyak 49 orang (51,5 %) sedangkan partisipasi yang kurang sebanyak 32 orang (48,5 %).
Analisis bivariat dilakukan dengan menggunakan uji chi square untuk mengetahui hubungan variabel counfounding (karakteristik) dan variabel dependen
pengetahuan dan motivasi terhadap partisipasi tokoh masyarakat dalam program penanggulangan gizi.
4.6. Hubungan Umur dengan Partisipasi Tokoh Masyarakat tentang Program Penanggulangan Gizi di Kabupaten Dairi
Hubungan Umur dengan partisipasi masyarakat dalam program penanggulangan gizi dapat dilihat pada tabel 4.8 berikut:
Tabel 4.8. Hubungan Umur dengan Partisipasi
Umur
Partisipasi
Total
P
Kurang Tinggi
Jumlah % Jumlah % Jumlah %
21-30 Tahun 0 0.0 2 100.0 2 100.0
0,096
31-40 Tahun 0 0.0 12 100.0 12 100.0
41-50 Tahun 13 34.2 25 65.8 38 100.0 >50 Tahun 4 28.6 10 71.4 14 100.0
Partisipasi masyarakat dalam program penanggulangan gizi dengan kategori tinggi, dominan pada kelompok umur 41-50 tahun yaitu sebanyak 25 orang (65,8 %). Sedangkan partisipasi masyarakat dalam program penanggulangan gizi dengan kategori kurang juga dominan pada kelompok umur 41-50 tahun yaitu sebanyak 13 orang (34,2 %) dan tidak terdapat hubungan antara umur dengan partisipasi masyarakat dalam program penanggulangan gizi (p= 0.096 > α 0.05).
4.7. Hubungan Pekerjaan dengan Partisipasi Tokoh Masyarakat tentang Program Penanggulangan Gizi di Kabupaten Dairi
Hubungan Pengetahuan dengan partisipasi masyarakat dalam program penanggulangan gizi dapat dilihat pada tabel 4.9 berikut:
Tabel 4.9. Hubungan Pekerjaan dengan Partisipasi Pekerjaan Partisipasi Total P Kurang Tinggi
Jumlah % Jumlah % Jumlah %
Tidak Bekerja 2 33.3 4 66.7 6 100.0
0.656
Bekerja 15 25.0 45 75.0 60 100.0
Partisipasi masyarakat dalam program penanggulangan gizi dengan kategori tinggi, dominan pada kelompok masyarakat yang bekerja yaitu sebanyak 45 orang (75,0 %). Sedangkan partisipasi masyarakat dalam program penanggulangan gizi dengan kategori kurang juga dominan pada kelompok masyarakat yang bekerja yaitu sebanyak 15 orang (25,0 %) dan tidak terdapat hubungan antara pekerjaan dengan partisipasi masyarakat dalam program penanggulangan gizi (p= 0.656 > α 0.05).
4.8. Hubungan Pendidikan dengan Partisipasi Tokoh Masyarakat tentang Program Penanggulangan Gizi di Kabupaten Dairi
Hubungan Pendidikan dengan partisipasi masyarakat dalam program penanggulangan gizi dapat dilihat pada tabel 4.10 berikut:
Tabel 4.10. Hubungan Pendidikan dengan Partisipasi
Pendidikan
Partisipasi
Total
P
Kurang Tinggi
Jumlah % Jumlah % Jumlah %
SD 2 100.0 0 0.0 2 100.0
0.036
SLTP 1 14.3 6 85.7 7 100.0
SLTA 11 21.6 40 78.4 51 100.0
Partisipasi masyarakat dalam program penanggulangan gizi dengan kategori tinggi, dominan pada kelompok responden dengan tingkat pendidikan SLTA yaitu sebanyak 40 orang (78,4 %). Sedangkan partisipasi masyarakat dalam program penanggulangan gizi dengan kategori kurang juga dominan pada kelompok masyarakat dengan tingkat pendidikan SLTA yaitu sebanyak 11 orang (21,6%) dan terdapat hubungan antara tingkat pendidikan dengan partisipasi masyarakat dalam program penanggulangan gizi (p= 0.036 > α 0.05).
4.9. Hubungan Status Perkawinan dengan Partisipasi Responden tentang Program Penanggulangan Gizi di Kabupaten Dairi
Hubungan status perkawinan dengan partisipasi masyarakat dalam program penanggulangan gizi dapat dilihat pada tabel 4.11 berikut:
Tabel 4.11. Hubungan Status Perkawinan dengan Partisipasi
Status Perkawinan Partisipasi Total P Kurang Tinggi
Jumlah % Jumlah % Jumlah %
Kawin 9 20.9 34 79.1 43 100.0
0.460
Tidak Kawin 5 33.3 10 66.7 15 100.0
Janda/Duda 3 37.5 5 62.5 8 100.0
Partisipasi masyarakat dalam program penanggulangan gizi dengan kategori tinggi, dominan pada kelompok responden dengan status perkawinan kawin yaitu sebanyak 34 orang (79,1 %). Sedangkan partisipasi masyarakat dalam program penanggulangan gizi dengan kategori kurang dominan pada kelompok masyarakat dengan status perkawinan kawin yaitu sebanyak 9 orang (20,9%) dan tidak terdapat
hubungan antara status perkawinan dengan partisipasi masyarakat dalam program penanggulangan gizi (p= 0.460 > α 0.05).
4.10. Hubungan Pengetahuan dengan Partisipasi Responden tentang Program Penanggulangan Gizi di Kabupaten Dairi
Hubungan Pengetahuan dengan partisipasi masyarakat dalam program penanggulangan gizi dapat dilihat pada tabel 4.12 berikut:
Tabel 4.12. Hubungan Pengetahuan dengan Partisipasi
Pengetahuan
Partisipasi
Total
P