• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hasil penelitian akan membahas mengenai hasil perhitungan data yang diperoleh dalam penelitian ini. Data yang diolah diperoleh dari pemberian pre-test

dan post-test. Data berupa skor pret-test dan skor post-test. Deskripsi data hasil

pre-test dan post-test kelompok kontrol dan eksperimen yang diolah menggunakan program SPSS 20.00 tergambar pada tabel 4.2.

Tabel 4.2

Tabel Deskripsi Data Penelitian

Statistics

Pre_Kontrol Post_Kontrol Pre_Eksperimen Post_Eksperimen

N Valid 31 31 31 31 Missing 0 0 0 0 Mean 5.42 7.94 5.81 8.48 Std. Error of Mean .253 .202 .224 .179 Median 6.00 8.00 6.00 9.00 Mode 6 7a 5a 9 Std. Deviation 1.409 1.124 1.250 .996 Minimum 2 6 3 7 Maximum 8 10 8 10 Sum 168 246 180 263

a. Multiple modes exist. The smallest value is shown

Tabel 4.2 berisi tentang deskripsi data sksor pre-test dan skor post-test. Rata-rata hasil skor pre-test kelompok kontrol adalah 5,42 dan rata-rata skor pre-test kelompok eksperimen adalah5,81. Skor terendah untuk kelompok kontrol adalah 2 dan kelompok eksperimen adalah 3. Skor tertinggi untuk pre-test dari

kedua kelompok adalah 8. Rata-rata skor post-test yang diperoleh kelompok kontrol ialah 7,94 dan rata-rata skor post-test untuk kelompok eksperimen ialah 8,48. Skor terendah untuk post-test kelompok kontrol ialah 6 dan skor post-test

terendah untuk kelompok eksperimen ialah 7. Skor tertinggi untuk post-test kedua kelompok adalah 10. Data mengenai hasil pre-test dan post-test kelompok kontrol dan kelompok eksperimen dirangkum dalam tabel 4.3.

Tabel 4.3

Skor Pre-test dan Post-test Kelompok Kontrol dan Kelompok Eksperimen Deskripsi Data Kelas Kontrol Kelas Eksperimen

Pre-test Post-test Pre-test Post-test

Rerata (̅) 5,42 7,94 5,81 8,48 Median 6,00 8,00 6,00 9,00 Skor terendah 2,00 6,00 3,00 7,00 Skor tertinggi 8,00 10,00 8,00 10,00 Standar deviasi 1,40 1,12 1,25 0,99 Kenaikan skor 2,52 2,67 Kenaikan (%) 46,49% 45,95% Keterangan:

Kenaikan skor dihitung dengan rumus = rerata skor pre-test – rerata skor post-test Kenaikan dalam persen dihitung dengan rumus =

x 100%

Tabel 4.2 menjelaskan rata-rata, skor tertinggi, skor terendah, kenaikan skor dan persentase kenaikan skor. Kenaikan skor diperoleh dari mengurangi hasil skor

post-test dengan hasil skor pre-test untuk masing-masing kelompok. Kelompok kontrol memiliki kenaikan skor 2,52 dan kelompok eksperimen memiliki kenaikan skor 2,67. Dari perbedaan angka tersebut, diketahui bahwa kelompok eksperimen memiliki kenaikan skor yang lebih tinggi.Persentase kenaikan skor diperoleh dari membagi angka kenaikan skor dengan rerata skor pre-test

kemudian mengalikannya dengan 100%. Persentase kenaikan skor yang diperoleh oleh kelompok kontrol yaitu 46,49% dan kelompok eksperimen 45,96%.

Peningkatan atau penurunan dapat diketahui secara lebih mudah dengan menggunakan grafrik (Sudjana, 2002: 52). Gambar 4.1 merupakan grafik yang menggambarkan data hasil pre-test dan post-test pada penelitian ini.

Gambar 4.1 Grafik Perbandingan Rata-Rata Skor Pre-test dan Post-test Kelompok Kontroldengan Kelompok Eksperimen

Gambar 4.1 menunjukkan perbandingan hasil rata-rata skor pre-test dan rata-rata skor post-test kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen.Kedua kelompok sama-sama mengalami kenaikan. Kelompok kontrol mengalami kenaikan rata-rata skor sebesar 2,52 dari rata-rata hasil pre-test sebesar 5,42 menjadi rata-rata hasil post-test sebesar 7,94. Kelompok eksperimen dengan rata-rata skor pre-test sebesar 5,81 dan rata-rata skor post-test sebesar8,48 mengalami kenaikan rata-rata skor sebesar 2,67.

Proses analisis data pada jenis penelitian kuantitatif harus dilanjutkan sampai analisis statistik inferensial. Analisis statistik inferensial dilakukan untuk dapat menarik kesimpulan yang berlaku untuk populasi (Sugiyono, 2012: 147). Semua data yang diperoleh selanjutnya dianalisis dengan beberapa prosedur yaitu uji homogenitas dan uji normalitas skor pre-test, uji asumsi klasik independent t-test, uji hipotesi, menguji besar pengaruhdan menguji signifikansi. Langkah pengujian tersebut dilakukan untuk menjawab rumusan masalah. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “apakah ada perbedaan prestasi belajar siswa atas penggunaan alat peraga matematika berbasis metode Montessori?”. Hipotesis alternatifpenelitian ini adalah ada perbedaan prestasi belajar siswa atas penggunaan alat peraga matematika berbasis metode Montessori. Hipotesis nol pada penelitian ini yaitu tidak ada perbedaan prestasi belajar siswa atas penggunaan alat peraga matematika berbasis metode Montessori.

1. Hasil Uji Skor Pre-test

Analisis data yang pertama kali dilakukan adalah adalah menguji skor pre-test. Pengujian skor pre-test ini bertujuan untuk melihat kemampuan awal dan kesamaan prestasi dari kedua kelompok. Pengujian pre-test dilakukan mealui tiga tahap yaitu uji normalitas, uji homogenitas, dan independent t-test.

a. Hasil uji normalitas skor pre-test

Data skor hasil pre-test dianalisis normalitasnya untuk melihat sebaran data. Uji normalitas dilakukan menggunakan rumusKolmogorov-Smirnov.Uji normalitas dilakukan pada skor pre-test kedua kelompok menggunakan bantuan program SPSS 20.00. Hipotesis untuk uji normalitas skor pre-test adalah:

Ho : Sebaran data skor pre-test tidak berbeda dengan curve normal atau data skor pre-test normal.

Ha : Sebaran data skor pre-test berbeda dengan curve normal atau data skor

pre-test tidak normal.

Kriteria yang digunakan untuk menarik kesimpulan dari hasil uji normalitas skor pre-test menggunakan Kolmogorov-Smirnov adalah:

1) Jika harga Sig.(2-tailed) ≥ 0,05 maka Ho gagal ditolak atau Ha ditolak, artinya sebaran data skor pre-test sesuai dengan curve normal atau data skor pre-test terdistribusi normal.

2) Jika harga Sig. (2-tailed) < 0,05 maka Ho titolak atau Ha gagal ditolak, artinya sebaran data skor pre-test tidak sesuai dengan curve normal atau data skor pre-test teristribudi tidak normal.

Hasil perhitungan uji normalitas skor pre-test untuk kelompok kontrol dengan menggunakan program SPSS 20.00 dapat dilihat pada tabel 4.4.

Tabel 4.4

Hasil Perhitungan Uji Normalitas Skor Pre-test Kelompok Kontrol

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Kel_Kontrol Pretest N 31 31 Normal Parametersa Mean 1.00 5.42 Std. Deviation .000c 1.409 Most Extreme Differences Absolute .241 Positive .179 Negative -.241 Kolmogorov-Smirnov Z 1.339 Asymp. Sig. (2-tailed) .055

a. Test distribution is Normal.

Tabel 4.4 adalah output SPSS untuk perhitungan uji normalitas skor pre-test kelompok kontrol. Nilai Sig. (2-tailed) menunjukkan hasil uji normalitas. Nilai Sig.(2-tailed) menunjukkan angka 0,055 (Sig.(2-tailed) ≥ 0,05) maka Ho gagal ditolak atau Ha ditolak, artinya data skor pre-test terdistribusi normal. Skor

pre-test untuk kelompok kontrol terdistribusi normal. Cara lain yang dapat digunakan adalah dengan melihat visualisasi grafik P-P Plots ( probability-probability plots).

Kriteria yang digunakan untuk menarik kesimpulan dari hasil uji normalitas skor pre-test menggunakan visualisasi grafik P-P Plots ialah

1) Jika penyebaran titik berada di sekitar garis diagonal ideal maka data skor

pre-test terdistribusi normal.

2) Jika penyebaran titik tidak berada di sekitar garis diagonal ideal maka data skor pre-test terdistribusi tidak normal.

Gambar 4.2 adalah gambar histogram (sebelah kiri) dan P-P Plots (sebelah kanan). Kedua gambar mengindikasikan bahwa data dari skor pre-test kelompok kontrol terdistribusi normal. Penyebaran titik berada di sekitar garis diagonal ideal.

Gambar 4.2 Histogram (kiri) dan P-P Plots (kanan) Skor Pre-test Kelompok Kontrol

Gambar 4.2 menggambarkan histogram dan P-P plots untuk kelompok kontrol. Bentuk histogram dari rendah ke tinggi dan berangsung merendah lagi.Pola histogram menggambarkan kurve normal. P-P plots menunjukkan sebaran titik berada di sekitar garis idel, maka dapat dikatakan bahwa data adalah normal.

Hasil perhitungan uji normalitas skor pre-test untuk kelompok eksperimen dengan menggunakan program SPSS 20.00 dapat dilihat pada tabel 4.5.

Tabel 4.5

Hasil Perhitungan Uji Normalitas Skor Pre-test Kelompok Eksperimen

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Kel_Eks Pretest N 31 31 Normal Parametersa Mean 2 5.81 Std. Deviation .000 c 1.25 Most Extreme Differences Absolute 0.16 Positive 0.16 Negative -0.142 Kolmogorov-Smirnov Z 0.891 Asymp. Sig. (2-tailed) 0.405

a. Test distribution is

Normal.

Tabel 4.5 adalah output SPSS untuk perhitungan uji normalitas skor pre-test kelompok eksperimen. Hasil uji normalitas dapat dilihat pada kolom Sig. ( 2-tailed). Nilai Sig.(2-tailed) menunjukkan angka 0,405 (Sig. (2-tailed) ≥ 0,05) maka Ho gagal ditolak atau Ha ditolak, artinya data skor pre-test terdistribusi normal. Skor pre-test untuk kelompok eksperimen terdistribusi normal. Cara yang kedua adalah dengan melihat visualisasi grafik P-P Plots maners duis

(probability-probability plots). Gambar 4.3 adalah gambar histogram (kiri) dan P-P P-Plots (kanan). Kedua gambar mengindikasikan bahwa data dari skor pre-test

kelompok eksperimen terdistribusi normal. Penyebaran titik berada di sekitar garis diagonal ideal.

Gambar 4.3 Histogram (kiri) dan P-P Plots (kanan) Skor Pre-test Kelompok Eksperimen

Gambar 4.3 menggambarkan histogram dan P-P plots untuk kelompok eksperimen. Bentuk histogram dari rendah ke tinggi dan berangsung merendah lagi. Pola histogram menggambarkan kurve normal. P-P plots menunjukkan sebaran titik berada di sekitar garis idel,maka dapat dikatakan bahwa data adalah normal.

Pengujian normalitas skor pre-test menunjukkan bahwa kedua kelompok memilik data yang sama-sama terdistribusi normal sehingga dapat dilanjutkan dengan homogenitas skor pre-test atau menggunakan statistik parametris.

b. Hasil uji homogenitas skor pre-test

Data pre-test yang diperoleh dari penelitian dianalisis dan diuji homogenitasnya menggunakan Lavene’s test. Hipotesis untuk uji homogenitas skor pre-test adalah:

Ho : Tidak ada perbedaan varian antara skor pre-test kelompok kontrol dan skor pre-test kelompok eksperimen atau skor pre-test kedua kelompok adalah homogen. (Ho : σ1

2

= σ2

2

)

Ha : Ada perbedaan varian antara skor pre-test kelompok kontrol dan skor

pre-test kelompok eksperimen atau skor pre-test kedua kelompok adalah tidak homogen. (Ha : σ1

2 ≠σ2

2

)

Kriteria yang dipergunakan dalam menarik kesimpulan dari hasil uji homogenitas skor pre-test adalah:

1) Jika harga Sig. 0,05 maka Hogagal ditolak atau Haditolak, artinya tidak ada perbedaan varian antara skor pre-test kelompok kontrol dan skor pre-test kelompok eksperimen atau data skor pre-test kedua kelompok homogeni.

2) Jika harga Sig. < 0,05 maka Hoditolak atau Hagagal ditolak, artinya ada perbedaan varian antara skor pre-test kelompok kontrol dan skor pre-test

kelompok eksperimen atau data skor pre-test kedua kelompok tidak homogen.

Hasil perhitungan uji homogenitas dengan menggunakan program SPSS 20.00 dapat dilihat pada tabel 4.6.

Tabel 4.6

Hasil Perhitungan Uji Homogenitas Skor Pre-test

Levene's Test for Equality of Variances F Sig. Pretest Equal variances assumed .415 .522 Equal variances not assumed

Tabel 4.6 adalah output SPSS untuk hasil perhitungan uji homogenitas skor

pre-test kedua kelompok. Nilai Sig. pada kolom Lavene’s test menunjukkan hasil uji homogenitas. Nilai Sig. menunjukkan angka 0,522 ( Sig. ≥ 0,05) maka H0

gagal ditolak atau Ha ditolak, artinya data skor pre-test kedua kelompok homogen atau tidak ada perbedaan yang signifikan antara skor pre-test kelompok kontrol dan skor pre-test kelompok eksperimen. Hasil uji homogenitas menunjukkan data kedua kelompok homogen maka analisis data dilanjutkan dengan uji independent t-test untuk skor pre-test.

c. Hasil uji independet t-test skor pre-test

Uji independent t-test dilakukan untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan rata-rata dari hasil pre-test kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Hipotesis yang digunakan dalam dalam uji independent t-test skor

Ho : Tidak ada perbedaan rata-rata skor pre-test antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. (µ1 = µ2)

Ha : Ada perbedaan rata-rata skor pre-test antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. (µ1≠ µ2)

Kriteria pengujian independent t-test yang digunakan adalah:

1) Jika harga Sig. ≥ 0,05; berarti Ho gagal ditolak atau Ha ditolak, artinya tidak ada perbedaan rata-rata antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.

2) Jika harga Sig. < 0,05; berarti Ho ditolak atau Ha gagal ditolak, artinya ada perbedaan rata-rata skor pre-test antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.

Hasil perhitungan uji independent t-test dengan menggunakan program

SPSS 20.00 dapat dilihat pada tabel 4.7.

Tabel 4.7

Hasil Perhitungan Uji Independent t-test Skor Pre-test

t-test for Equality of Means

T Df Sig. (2-tailed) Mean Difference Std. Error Difference 95% Confidence Interval of the Difference Lower Upper Pretest Equal variances assumed -1.145 60 .257 -.387 .338 -1.064 .289 Equal variances not assumed -1.145 59.156 .257 -.387 .338 -1.064 .290

Hasil uji independent t-test menunjukkan Sig.0,257 ≥ 0,05 yang berarti Ho gagal ditolak atau Ha ditolak. Hal tersebut dapat dimaknai bahwa tidak ada perbedaan rata-rata skor pre-test kelompok kontrol dan eksperimen maka pengujian dapat dilanjutkan dengan langkah uji prasyarat analisis.

2. Hasil Uji Prasyarat Analisis

Prosedur analisis yang selanjutnya adalah menguji asumsi klasik

independent t-test. Tahap yang ada pada uji analisis untuk uji asumsi klasik yaitu uji normalitas skor post-test, uji homogenitas skor post-test, dan independence.

a. Uji normalitas skor post-test

Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan uji normalitas data dengan

Kolmogorov-Smirnov. Hipotesis untuk uji normlitas skor post-test adalah:

Ho : Sebaran data skor post-test tidak berbeda dengan curve normal atau data skor post-test normal.

Ha : Sebaran data skor post-test berbeda dengan curve normal atau data skor

post-test tidak normal.

Kriteria yang digunakan untuk menarik kesimpulan dari hasil uji normalitas skor post-test menggunakan Kolmogorov-Smirnov adalah:

1) Jika harga Sig.(2-tailed) ≥ 0,05 maka Ho gagal ditolak atau Ha ditolak, artinya data skor post-test terdistribusi normal.

2) Jika harga Sig. (2-tailed) < 0,05 maka Ho ditolak atau Ha gagal ditolak, artinya data skor post-test terdistribusi tidak normal.

Hasil perhitungan uji normalitas skor post-test dengan menggunakan program SPSS 20.00 dapat dilihat pada tabel 4.8.

Tabel 4.8

Hasil Perhitungan Uji Normalitas Skor Post-test Kelompok Kontrol

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Post_kont

N 31

Normal Parametersa,b Mean Std. Deviation 1.124 7.94

Most Extreme Differences

Absolute .185 Positive .185 Negative -.183 Kolmogorov-Smirnov Z 1.028 Asymp. Sig. (2-tailed) .242

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.

Tabel 4.8 adalah output SPSS untuk perhitungan uji normalitas skor post-test kelompok kontrol. Nilai Sig.(2-tailed) menunjukkan hasil uji normalitas. Nilai

Sig.(2-tailed) menunjukkan angka 0,242 (Sig.(2-tailed) ≥ 0,05) maka Ho gagal ditolak atau Haditolak, artinya data skor post-test terdistribusi normal. Cara lain yang dapat digunakan adalah dengan melihat visualisasi grafik P-P Plots

(probability-probability plots). Kriteria yang digunakan untuk menarik kesimpulan dari hasil uji normalitas skor pre-test menggunakan visualisasi grafik

P-P Plots adalah:

1) Jika penyebaran titik berada di sekitar garis diagonal ideal maka data skor

post-test terdistribusi normal.

2) Jika penyebaran titik tidak berada di sekitar garis diagonal ideal maka data skor post-test terdistribusi tidak normal.

Gambar 4.4 adalah gambar histogram (kiri) dan P-P Plots (kanan). Kedua gambar mengindikasikan bahwa data dari skor pre-test kelompok kontrol terdistribusi normal. Penyebaran titik berada di sekitar garis diagonal ideal.

Gambar 4.4 Histogram (kiri) dan P-P Plots (kanan) Skor Post-test Kelompok Kontrol

Gambar 4.4 menggambarkan histogram dan P-P plots untuk rata-rata skor

post-test kelompok kontrol. Bentuk histogram dari rendah ke tinggi dan berangsung merendah lagi. Pola histogram menggambarkan kurve normal. P-P plots menunjukkansebaran titik berada di sekitar garis ideal, maka dapat dikatakan bahwa data adalah normal.

Hasil perhitungan uji normalitas skor post-test untuk kelompok eksperimen dengan menggunakan program SPSS 20.00 dapat dilihat pada tabel 4.9.

Tabel 4.9

Hasil Perhitungan Uji Normalitas Skor Post-test Kelompok Eksperimen

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Post_eks

N 31

Normal Parametersa,b Mean Std. Deviation 8.48 .996

Most Extreme Differences

Absolute .214 Positive .170 Negative -.214 Kolmogorov-Smirnov Z 1.192 Asymp. Sig. (2-tailed) .117

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.

Nilai Sig. (2-tailed) menunjukkan hasil uji normalitas. Nilai Sig.(2-tailed) menunjukkan angka 0,117 (Sig.(2-tailed) ≥ 0,05) maka Hogagal ditolak atau Ha ditolak, artinya data skor post-test terdistribusi normal. Skor post-test untuk kelompok eksperimen terdistribusi normal.

Cara yang kedua adalah dengan melihat visualisasi grafik P-P Plots

(probability-probability plots). Gambar 4.5 adalah gambar histogram (kiri) dan P-P P-Plots (kanan). Kedua gambar mengindikasikan bahwa data dari skor post-test

kelompok eksperimen terdistribusi normal. Penyebaran titik berada di sekitar garis diagonal ideal. Kesimpulan yang dapat diambil dari hasil uji normalitas skor post-test adalah data terdistribusi secara normal sehingga analisis data yang digunakan adalah statistik parametris.

Gambar 4.5 Histogram (kiri) dan P-P Plots (kanan) Skor Post-test Kelompok Eksperimen

Gambar 4.5 menggambarkan histogram dan P-P plots untuk rata-rata skor

post-test kelompok eksperimen. Bentuk histogram dari rendah ke tinggi dan berangsung merendah lagi. Pola histogram menggambarkan kurve normal. P-P plots menunjukkansebaran titik berada di sekitar garis idel, maka dapat dikatakan bahwa data adalah normal.

b. Uji homogenitas skor post-test

Analisis yang selanjutnya dilakukan adalah menguji homogenitas skor

post-test kelompok kontrol dengan independent t-test. Pengujian independent t-test menggunakan SPSS 20.00. Output SPSS dapat dilihat pada lampiran 16.

Hipotesis untuk uji homogenitas skor post-test adalah:

Ho :Tidak ada perbedaan yang signifikan antara skor post-test kelompok kontrol dan skor post-test kelompok eksperimen. (1≠ 2)

Ha :Ada perbedaan yang signifikan antara skor post-test kelompok kontrol dan skor post-test kelompok eksperimen. (1 = 2)

Kriteria yang digunakan untuk menarik kesimpulan dari hasil uji homogenitas skor post-test adalah:

1) Jika harga Sig. ≥ 0,05 maka Ho gagal ditolak atau Ha ditolak, artinya data skor post-test kedua kelompok homogen atau tidak ada perbedaan yang signifikan antara skor post-test kelompok kontrol dan skor post-test kelompok eksperimen.

2) Jika harga Sig. < 0,05 maka Ho ditolak atau Ha gagal ditolak, artinya data skor pre-test kedua kelompok tidak homogen atau ada perbedaan yang signifikan skor post-test antara kelompok kontrol dan skor post-test kelompok eksperimen.

Hasil perhitungan uji homogenitas skor post-test untuk kelompok eksperimen dengan menggunakan program SPSS 20.00 dapat dilihat pada tabel 4.10.

Tabel 4.10

Hasil Perhitungan Uji Homogenitas Skor Post-test

Levene's Test for Equality of Variances F Sig. Posttest Equal variances assumed 0.193 0.662 Equal variances not assumed

Tabel 4.10 merupakan hasil perhitungan uji homogenitas skor post-test.

kolom Lavene’s test menunjukkan angka 0,662 (Sig. ≥ 0,05) maka Ho gagal ditolak atau Ha ditolak, artinya data skor post-test kedua kelompok homogen atau tidak ada perbedaan yang signifikan antara skor post-test kelompok kontrol dan skor post-test kelompok eksperimen. Data yang diperoleh dalam penelitian merupakan data yang homogen maka data yang dilihat dalam output SPSS20.00

adalah kolom equal variance assumed.

c. Independence

Prasyarat analisis yang ketiga adalan independence. Analisis prasyarat ini telah memenuhi kriteria karena data berasal dari dua kelompok yang terpisah. Kedua kelompok sampel memiliki anggota yang berbeda satu sama lain. Masing-masing kelompok juga menerima perlakuan yang berbeda. Siswa yang menerima perlakuan di kelompok eksperimen tidak menerima perlakuan di kelompok kontrol, begitu sebaliknya. Kedua kelompok menerima perlakuan yang tidak sama sehingga tidak saling mempengaruhi.

3. Hasil Uji Hipotesis

Uji hipotesis dalam penelitian ini menggunakan independent t-test.

Penggunaan independent t-test didasarkan pada terpenuhinya ketiga syarat yaitu sebaran data skor post-test normal, homogen, dan diperoleh dari data yang independen. Hipotesis untuk independent t-test iniadalah:

Ho: Tidak ada perbedaan prestasi belajar siswa atas penggunaan alat peraga matematika berbasis metode Montessori. (1 = 2)

Ha: Ada perbedaan prestasi belajar siswa atas penggunaan alat peraga matematika berbasis metode Montessori. (1≠2)

Kriteria yang digunakan untuk menarik kesimpulan dari hasil uji

independent t-test adalah:

1) Jika harga Sig. (2-tailed) ≥ 0,05 maka Ho gagal ditolak atau Ha ditolak, artinya tidak ada perbedaan prestasi belajar siswa atas penggunaan alat peraga matematika berbasis metode Montessori.

2) Jika harga Sig. (2-tailed) < 0,05 maka Ho ditolak atau Ha gagal ditolak, artinya ada perbedaan prestasi belajar siswa atas penggunaan alat peraga matematika berbasis metode Montessori.

`Hasil perhitungan uji independent t-test skor post-test untuk kedua kelompok dengan menggunakan program SPSS 20.00 dapat dilihat pada tabel 4.11.

Tabel 4.11

Hasil Perhitungan Uji Independent Sample t-test

Group Statistics

Kelas N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

Posttest 1 31 7.94 1.124 .202

Independent Samples Test

t-test for Equality of Means

T df Sig. (2-tailed) Mean Differenc e Std. Error Difference 95% Confidence Interval of the Difference Lower Upper Posttest Equal varian ces assum ed -2.034 60 .046 -.548 .270 -1.088 -.009 Equal varian ces not assum ed -2.034 59.145 .046 -.548 .270 -1.088 -.009

Tabel 4.11 memperlihatkan bahwa t hitung pada tingkat kepercayaan 95% untuk hasil post-test pada baris equal variances assumed adalah -1,145 dengan

Sig. (2 tailed) = 0,257. Uji hipotesis pada penelitian ini adalah menggunakan uji satu pihak maka hasil Sig. (2 tailed) dibandingkan langsung denganp val 0,05. Diketahui Sig.(2 tailed)< 0,05 maka hasil uji hipotesis dapat disimpulkan Ho ditolak atau Ha gagal ditolak, artinya ada perbedan prestasi belajar siswa atas penggunaan alat peraga matematika berbasis metode Montessori.

Bukti manual mengacu rumus independent t-test pada gambar 3.7 adalah sebagai berikut: ̅ ̅ √( ) ( )

Perhitungan secara manual t-test secara manual terbukti mendekati dengan perhitungan menggunakan program SPSS 20.00.

4. Hasil Uji Besar Pengaruh

Uji besar pengaruh dilakukan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh penggunaan alat peraga matematika berbasis metode Montessori terhadap prestasi belajar siswa. Analisis dilakukan dengan menggunakan rumus effect size.

Perhitungan effect size pada penelitian ini adalah:

√ ( ) ( )

Perhitungan effect size menunjukkan 0,25 dengan kriteria small effect. Persentase besar pengaruh penggunaan alat peraga matematika berbasis metode Montessori dapat diketahui melalui perhitungan rumus koefisien determinasi. Hasil perhitungan koefisien determinasi tampak pada tabel 4.12.

Tabel 4.12

Hasil Uji Koefisien Determinasi

Komponen Hasil T -2,034 Df 60 R 0,25 r2 0,0625 R2 6,25%

Kesimpulan yang bisa dijelaskan dari hasil analisis data adalah bahwa secara umum kelompok eksperimen (M = 7,94; SE = 0,202) memiliki rata-rata

Dokumen terkait