KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS
A. Kajian Pustaka
1. Hasil Penelitian Relevan
Ada beberapa peneliti terdahulu yang relevan atau berhubungan dengan penelitian yang dilakukan peneliti, yaitu sebagai beriku:
a. Penelitian oleh Anti Marifah (2018), berjudul “Peningkatan Kemampuan Kognitif Dalam mengenal Bentuk Geometri Melalui Permainan Konstruktif Pada Kelompok A di TK Hikari.”
b. Penelitian oleh Deaty Wahyu Rustiyanti (2014) yang berjudu “Peningkatkan Kemampuan Mengenal Bentuk Geometri Melalui Permianan Dakon Geometri Pada Anak Kelompok B Di TK Arum Puspita Triharji Pandak Bantul.”
Beberapa penelitian terdahulu diatas memiliki persamaan dan perbedaan dengan penelitian yang akan dilakukan peneliti, antara lain yaitu:
Tabel 2.1
Hasil Penelitian Relevan
No. Judul Perbedaan Persamaan
1. Anti Marifah ( 2018)
No. Judul Perbedaan Persamaan
12
2. Geometri
a. Pengertian Geometri
Pentingnya mengenal bentuk geometri pada anak agar mampu membedakan beberapa macam bentuk geometri yang dijumpai sehari-harinya, menyusun bentuk geometri dan membedakan macam-macam bentuk geometri.
Geometri merupakan cabang matematika yang diajarkan pada setiap jenjang pendidikan, hampir semua objek yang ada di lingkungan anak adalah objek geometri.(Safrina,dkk 2014:9)
Menurut Hartono sebagaimana yang dikutip oleh Pratiwi (Marifah Anti,2018:41) yang menyatakan geometri adalah ilmu matematika yang mempelajari hubungan antara titik-titik, garis-garis, sudut-sudut, bidang-bidang serta bangun datar dari bangun ruang. Anak usia dini dapat mempelajari ilmu matematika dengan mudah dengan mengenal titik lalu di sambungkan menjadi garis. Sedangkan mengenal bangun ruang anak perlu memahami yaitu serangkaian bangun datar yang disusun sehingga menjadi bangun ruang.
Menurut Prihandoko Antonius C. (2006:174) Mengungkapkan bahwa : Geometri merupakan salah satu sistem dalam matematika yang diawali oleh sebuah konsep pangkal, yakni titik . titik kemudian di gunakan untuk membentuk sebuah garis dan garis akan menyusun sebuah bidang. Pada bidang akan dapat mengonstruksi macam-macam bangun datar dan segi banyak. Segi banyak dapat di pergunakan untuk menyusun bangun-bangun ruang.
Berdasarkan defenisi di atas dapat disimpulkan bahwa geometri adalah cabang ilmu matematika yang bersangkutan bentuk, ukuran dan sifat-sifat bangun
ruang dan sebuah konsep yang digunakan untuk menyusun sebuah bangun-bangun ruang.
b. Tahapan Mengenal Bentuk Geometri
Anak usia dini pada dasarnya memiliki tahapan belajar mengenal bentuk geometri, mereka tidak dapat langsung mengerti ciri-ciri setiap bentuk, karenanya sebagai orang tua maupun pendidik perlu mengetahui tahapan mengenal bentuk agar mati yang diberikan mudah diterima oleh anak. Menurut Hiele (Safrina,dkk 2014:10) bahwa dalam mempelajari geometri, seseorang akan melewati tingkatan berfikir yang hararkis, ada 4 tingkat berpikir anak dalam memahami geometri, yaitu:
1.) Tingkatan pengenalan (Tingkat 0)
Tahap ini anak mulai mengenal bentuk geometri secara keseluruhan, misalnya bentuk persegi, segitiga, lingkaran, dan lain-lain. Namun anak belum mampu mengetahui adanya sifat-sifat bentuk yang dilihatnya.
2.) Tingkatan analisis (Tingkat 1)
Tahap ini anak mulai mengenal dan memahami sifat-sifat yang dimiliki benda geometri yang diamati
3.) Tingkatan deduksi (Tingkat 2)
Tahap ini anak sudah memahami pentingnya mengambil kesimpulan secara deduktif. Selain itu, anak didik sudah dapat memahami pentingnya mengambil kesimpulan secara deduktif, dan apabila dia mengambil kesimpulan secara induktif itu mungkin bisa keliru.
14
4.) Tingkat keakrutan/Tigor (Tingkat 3)
Tahap ini anak sudah menyadari pentingnya ketepatan atau akurasi dan prinsip-prinsip dasar yang melandasi suatu pembuktian.
Mengenalkan bentuk-bentuk geometri pada anak usia dini sangat berpengaruh untuk ke jenjang selanjutnya. Mengenalkan betuk geometri dapat di lakukan dengan bermain sambil belajar. Menurut Susanto perkembangan geometri yang harus di kembangkan pada anak usia dini antara lain:
a) Memilih benda menurut warna, bentuk, dan ukurannya b) Mencocokkan benda menurut warna, bentuk, dan ukurannya
c) Membandingkan benda menurut ukuran besar, kecil, panjang, lebar, tinggi, dan rendahnya
d) Mengukur benda secara sederhana
e) Mengerti an menggunakan bahasa ukuran, seperti besar kecil f) Tinggi, rendah, dan panjang pendek
g) Menciptakan bentuk dari kepingan geometri
h) Menyebut benda-benda yang ada di seitarnya sesuai dengan bentuk geometri i) Mencontoh bentuk-bentuk geometri
Menurut Triharso yang dikutip (Marifah Anti 2018:44) menyatakan bahwa dalam membangun konsep geometri pada anak dimulai dari mengidentifikasi bentuk-bentuk, menyelidiki bangunan dan memisahkan gambar-gambar biasa seperti, segi empat, lingkaran, dan segitiga. Belajar konsep letak, seperti dibawah, diatas, kiri, kanan, meletakkan daasar awal mengenal bentuk geometri.
Berdasarkan teori diatas dapat di simpulkan bahwa mengenalkan bentuk geometri kepada anak itu dapat di lakukan dengan bermain sambil belajar dengan memilih dan mencocokkan menurut warna, bentuk benda, dan ukuran geometri seperti lingkaran, segitiga, segi empat. serta membandingkan menurut ukuran besar, kecil, penjang, lebar, dan tinggi rendahnya.
c. Kemampuan Mengenal Bentuk geometri
Susanto Ahmad (2011:63) mengemukakan bahwa,
Kemampuan dalam mengenal bentuk geometri yaitu kemampuan mengembangkan konsep bentuk dan ukuran,. Adapun kemampuan yang akan dikembangkan yaitu: (1). Memilih benda menurut warna, bentuk, dan ukuran, (2). mencocokkan benda menurut warna, bentuk dan ukuran. (3). Membandingkan benda menurut ukurannya bear, kecil, panjang, lebar, tinggi, dan rendah, (4).
Mengukur benda secara sederhana.
Pitadjeng (2006:157) mengatakan bahwa dalam pertumbuhannya anak-anak tidak terlepas dari benda-benda di sekitarnya. Sejak kecil, mereka sudah bergaul dengan benda-benda di sekitarnya seperti piring, gelas, lemari, meja.
Bola, atau benda-benda lainnya, yang digunakan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya atau kebutuhan bermainnya. Untuk itu anak-anak perlu memahami, menggambarkan dan mendiskripsikan benda-benda yang ada di sekitarnya.
Mengenalkan bentuk geometri akan lebih jelas jika kita mengetahui terlebih dahulu tentang geometri. Pemahaman konsep geometri anak masih dibantu dengan menggunakan benda atau media karena untuk memperjelas dan mempermudah pengertian dan pemahaman kepada anak. Pemahaman konsep sangat penting dikuasai oleh anak karena sebagai dasar pengetahuan anak selanjutnya.
16
Berdasarkan kedua kajian pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa pengenalan bentuk geometri merupakan upayaa yang dilakukan dengan sengaja dan terencana untuk membentuk mengenal bentuk geometri dari pemikiran yang bersifat abstrak untuk dikelompokkan menurut sifat-sifat objek untuk membantu menyederhanakan informasi menurut logika. Karena pembelajaran mengenal bentuk geometri pada nak didik dapat secara mudah diajarkan dengan metode bermain, dengan metode bermain anak akan merasa lebih mudah menangkap materi pembelajaran karena suasana yang diciptakan oleh guru menyenangkan dan tidak membosankan.
3. Tinjauan Tentang Bermain a. Pengertian Bermain Anak Usia Dini
Bermain adalah kegiatan yang anak-anak lakukan sepanjang hari karena bagi anak bermain adalah hidup dan hidup adalah permainan. Bermain dapat mengembangkan potensi serta imajinasi yang anak miliki. Belajar melalui bermain tidak membuat anak jenuh dan bosan, karena bermain adalah hidup mereka. Berikut defenisi dari beberapa pendapat:
Menurut Piaget dan Mayesty (Sujiono, 2004:144) mengatakan bahwa bermain adalah suatu kegiatan yang dilakukan berulang-berulang dan menimbulkan kesenangan/kepuasan bagi diri seseorang..
Sejalan dengan pendapat Triharso (20013:1) bermain dapat dilakukan dengan atau tanpa menggunakan alat, yang mengahsilkan pengertian dan memberikan kesenangan maupun mengembangkan imajinasi anak.
Berdasarkan ketiga kajian pendapat diatas dapat di simpulkan bahwa bermain adalah aktivitas yang sangat menyenangkan yang dapat mengeluarkan seluruh potensi anak serta dapat meningkatkan kemampuan imajinasi anak dan merasa tidak terbebani.
b. Tujuan Bermain Pada Anak Usia Dini
Bermain bagi anak merupakan kegiatan yang dapat di samakan dengan pekerjaan orang dewasa. Bermain memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap perkembangan seorang anak. Bermain pada anak usia dini memiliki tujuan yang penting dalam melakukan pembelajaran sehari-hari.
Menurut Eheart dan Leavitt (Sujiono 2004:145) mengatakan bahwa pembelajaran dapat mengembangkan berbagai potensi pada anak, tidak saja pada potensi fisik, tetapi juga pada perkembangan kognitif, bahasa, social emosional, kreatifitas dan pada akhirnya prestasi akademik.
Dari beberapa kajian di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa tujuan bermain pada anak usia dini adalah mengembangkan aspek bahasa, kognitif, sosail emosional, dan kreativitas melalui bermain anak dapat memecahkan masalah-masalah yang sulit anak pecahkan bersama lingkungan sekitarnya dan dapat menemukan bahasa-bahasa baru dan keterampilan fisik yang belum pernah anak miliki.
18
c. Karakteristik Bermain Pada Anak Usia Dini Musfiroh (2015:1.11) mengemukakan bahwa,
Karakteristik kegiatan bermain antara lain: (1) menyenangkan dan menggembirakan bagi anak, (2) dorongan bermain muncul dari dalam diri anak bukan dari orang lain, (3) anak melakukan karena spontan dan sukarela (4) semua anak ikut serta secara bersama-sama sesuai peran masing-masing, (5) anak berlaku pura-pura, (6) anak menetapkan aturan main sendiri, (7) anak berlaku aktif, (8) anak bebas memilih bermain apa dan beralih ke kegiatan bermain lainnya.
Bermain memiliki fungsi yang penting dalam pembelajaran anak sehari hari, fungsi dari bermain yaitu anak dapat memiliki perkembangan kompotensi dan imajinasi yang sebelumnya yang tidak dimiliki anak, melalui bermain anak dapat mengembangkan potensi yang belum anak miliki.Bermain memungkinkan anak mempraktikkan kompotensi dan keahlian mereka dengan cara yang rileks dan menyenangkan. Piaget percaya bahwa struktur kognitif, perlu di latih, dan permaianan adalah latar yang sempurna bagi latihan ini.
Menurut kajian pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa bermain merupakan cara yang lebih sempurna dalam mengembangkan aspek perkembangan yang anak miliki.Bermain melalui benda-benda yang nyata (konkret) merupakan hal yang paling menyenangkan bagi anak, karena dengan bermain beda yang nyata anak mendapatkan pembelajaran yang banyak.
4. Konstruktif
a. Bermain Konstruktif
Bermain konstruktif sendiri merupakan salah satu tahapan dari bermain kognitif. Menurut Hurluck (Mutiara Nursinta,dkk 2014:2) menjelaskan bahwa
bermain konstruktif adalah bentuk bermain dimana anak-anak menggunakan bahan untuk membuat sesuatu yang bukan untuk tujuan bermanfaaat melainkan lebih ditujukan bagi kegembiraan yang diperolehnya dari membuat. Manfaat dari bermain konstruktif adalah dapat melatih kerja sama anak dengan orang lain dan juga dapat mepererat hubungan anak dengan teman atau orang tua mereka.
Musfiroh (2005:27) mengemukakan bahwa,
Konstruktif adalah pengetahuan yang diperoleh melalui suatu dialog oleh suasana belajar yang bercirikan pengalaman dua sisi (kognitif dan efektif). Dengan demikian belajar harus diupayakan agar anak-anak mampu menggunakan peralatan mental (otak) mereka secara efektif dan efisien sehingga tidak ditandai oleh segi kognitifnya saja, akan tetapi terutama juga oleh keterlibatan emosi dan kemampuan kreatif. konstruktif sendiri memiliki arti kata membangun, yang menjadikannya lawan kata dari destruktif, atau menjatuhkan.
Menurut Montolalu (2007: 6.19) bermain konstruktif untuk mengembangkan aspek kognitif. Dimana kemampuan kognitif didalamnya terdapat konsep pengenalan bentuk geometri. Bermain konstruktif dapat meningkatkan pemahaman konsep bilangan karena cara belajar yang efektif untuk anak usia dini yaitu bermain.
Berdasarkan teori diatas dapat disimpulkan bahwa bermain konstruktif adalah suatu proses belajar mengajar yang membangun . melalui permainan ini anak dapat membuat bangunan atau bentuk geometri sesuai dengan imajinasi dan fikirannya sendiri.
20
b. Karakteristik Permainan Konstruktif
Tedjasaputra (Desita 2017:27) mengatakan karakteristik permainan konstruktif yaitu menggunakan benda dan memperoleh hasil karya tertentu. Dari kajian esensi bermain dari Suyanto (2005:117-118) mengemukakan bahwa,
Bermain konstruktif mempunyai karakteristik yaitu: (1). Terdapat motivasi internal, (2). Menyenangkan, (3). Menggunakan media yang memperjelas pemahaman, (4). Melibatkan aktivitas, (5). Anak terlibat langsung, (6). Mempunyai aturan fleksibel
Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa karakteristik permainan konstruktif adalah kegiatan membangun dan mengklasifikasi ini, tidak hanya sekedar bermain menyenangkan untuk belajar mengenal bentuk geometri tetapi dalam permainan ini anak dapat berinteraksi langsung dengan objek-objek tersebut dan anak-anak terlibat langsung dalam kegiatan tersebut.
5. Pembelajaran Mengenal Bentuk Geometri Melalui Bermain Konstruktif