• Tidak ada hasil yang ditemukan

PRODI PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR TAHUN AJARAN 2020

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PRODI PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR TAHUN AJARAN 2020"

Copied!
153
0
0

Teks penuh

(1)

i

“MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGENAL BENTUK GEOMETRI MELALUI BERMAIN KONSTRUKTIF PADA ANAK DIDIK

KELOMPOK B2 DI TK KARTIKA JAYA XX-34 KABUPATEN GOWA”

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar

Oleh :

ISMAWATI NIM 105450004515

PRODI PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

TAHUN AJARAN 2020

(2)
(3)

iii

(4)

iv

SURAT PERNYATAAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Ismawati

NIM : 105450004515

Program Studi : Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini Jurusan : Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini

Judul Skripsi : Meningkatkan Kemampuan Mengenal Bentuk Geometri Melalui Bermain Konstruktif Pada Anak Didik Kelompok B2 Di TK Kartika Jaya XX-34 Kabupaten Gowa

Dengan ini menyatakan bahwa:

Skripsi yang saya ajukan di depan tim penguji adalah asli hasil karya saya sendiri, bukan hasil jiplakan dan tidak dibuatkan oleh siapapun.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya dan saya bersedia menerima sanksi apabila pernyataan ini tidak benar.

Makassar, Desember 2019 Yang Membuat Pernyataan

Ismawati

(5)

v

SURAT PERJANJIAN Saya yang bertandatangan di bawah ini:

Nama : Ismawati

NIM : 105450004515

Program Studi : Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia dini Jurusan : Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia dini Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dengan ini menyatakan perjanjian sebagai berikut:

1. Mulai dari penyusunan proposal sampai selesainya skripsi ini, saya akan menyusunnya sendiri (tidak dibuatkan oleh siapa pun).

2. Dalam penyusunan skripsi ini, saya akan melakukan konsultasi dengan pembimbing yang telah ditetapkan oleh pimpinan fakultas.

3. Saya tidak akan melakukan penjiplakan (plagiat) dalam menyusun skripsi ini.

4. Apabila saya melanggar perjanjian pada butir 1, 2 dan 3, maka saya bersedia menerima sanksi sesuai aturan yang berlaku.

Demikian perjanjian ini saya buat dengan penuh kesadaran.

Makassar, Desember 2019 Yang Membuat Pernyataan

Ismawati

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

(6)

vi

Memulai dengan penuh doa dan keyakinan. Menjalankan dengan penuh keikhlasan. Menyelesaikan dengan penuh kebahagiaan. Karena ilmu tidak akan

datang kepada jasad yang suka beristirahat”

(Penulis)

PERSEMBAHAN :

Karya Ini Saya Persembahkan Kepada :

1. Kedua Orang Tuaku, Bapak Musyafir Dan Ibu Rajmaeni Yang Senantiasa Memberikan Semangat, Dukungan, Dan Doa Sepanjang Waktu

2. Almamaterku Universitas Muhammadiyah Makassar yang telah banyak memberiku kemampuan dalam belajar

(7)

vii ABSTRAK

Ismawati.2019. Meningkatkan Kemampuan Mengenal Bentuk Geometri Melalui Bermain Konstruktif Pada Anak Didik Kelompok B2 Di TK Kartika Jaya XX-34 Kabupaten Gowa.Skripsi.Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar.

Pembimbing I Baharullah dan Pembimbing II Sri Sufliati Romba.

Masalah utama dalam penelitian ini yaitu apakah melalui bermain konstruktif dapat meningkatkan kemampuan mengenal bentuk geometri pada anak didik kelompok B2 TK Kartika Jaya XX-34 Kabupaten Gowa. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan mengenal bentuk geometri pada anak didik kelompok B2 TK Kartika Jaya XX-34 Kabupaten Gowa.

Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang teridiri dari dua siklus dimana setiap siklus dilaksanakan sebanyak tiga kali pertemuan. Prosedur penelitian meliputi perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Subjek penelitian ini adalah anak didik kelompok B2 TK Kartika Jaya Kabupaten Gowa sebanyak 13 anak didik

Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan secara bertahap pada kemampuan mengenal bentuk geometri dengan bermain konstruktif. Peningkatan kemampuan anak dalam mengenal bentuk geometri melalui bermain konstruktif dalam pelaksanaan siklus I memperoleh nilai rata-rata perkembangan yang diperoleh ialah 50.2% dengan kriteria Mulai Berkembang (MB). Pada siklus II, dengan rata-rata perkembangan yang diproleh ialah 80.1% dengan kriteria Berkembang Sangat Baik (BSB).

Berdasarkan hasil penelitian tersebut di atas, dapat disimpulkan Hasil belajar anak didik dalam meningkatkan kemampuan mengenal bentuk geometri melalui bermain konstruktif pada anak didik kelompok B2 TK Kartika Jaya XX- 34 Kabupaten Gowa mengalami peningkatan

Kata Kunci: kemampuan mengenal bentuk geometri, bermain konstruktif.

(8)

viii

Allah maha penyayang dan pengasih, demikian kata untuk mewakili atas segala karunia dan nikmatnya. Jiwa ini takkan henti bertahmid atas anugerah pada detik waktu denyut jantung, gerak langkah, serta rasa rasio pada-mu sang khalik.

Skripsi ini adalah setitik dari sederetan berkah-mu.

Setiap orang dalam berkarya selalu mencari kesempurnaan, tetapi terkadang kesempurnaan itu terasa jauh dari kehidupan seseorang. Kesempurnaan bagaikan fatamorgana yang semakin dikejar semakin menghilang dari pandangan, bagai pelangi yang terlihat indah dari kejauhan, tetapi menghilang jika didekati.

Demikian juga tulisan ini, kehendak hati angina mencapai kesempurnaan, tetapi kapasitas penulis dalam keterbatasan. Segala daya dan upaya telah penulis kerahkan untuk membuat tulisan ini selesai dengan baik dan bermanfaat dalam dunia pendidikan, khususnya dalam ruang lingkup Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Makassar.

Motivasi dari berbagai pihak sangat membantu dalam perampungan tulisan ini. Segala rasa hormat, penulis mengucapkan terima kasih kepada kedua orang Musyafir dan Rajmaeni yang telah berjuang, berdoa, mengasuh, membesarkan, mendidik, dan membiayai penulis dalam proses pencarian ilmu.

Demikian pula, penulis mengucapkan kepada para keluarga yang tak hentinya memberikan motovasi dan selalu menemaniku dengan candanya, kepada Dr. Baharullah.,M.Pd dan Ibu Sri Sufliati Romba,S.Pd.,M.Pd pembimbing I dan

(9)

ix

pembimbing II, yang telah memberikan bimbingan, arahan serta motivasi sejak awal penyusuna proposal hingga selesainya skripsi ini.

Tidak lupa juga penulis mengucapkan terima kasih kepada bapak Prof. Dr.H. Abd. Rahman Rahim, SE, MM. selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar, Erwin Akib, M. Pd., P.hD. bapak dekan fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar, bapak Tasrif Akib, S.Pd., M.Pd, ketua program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini serta seluruh dosen dan para staf pegawai dalam lingkungan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Makassar yang telah membekali penulis dengan serangkaian ilmu pengetahuan yang sangat bermanfaat bagi penulis

Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya juga penulis ucapkan kepada kepala sekolah, guru, staf TK Kartika Jaya XX-34, dan ibu Nurull Khadijah Kamal, S.Pd selaku guru kelompok B2 di sekolah tersebut yang telah memberikan izin dan bantuan untuk melakukan penelitian. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada teman seperjuangan SANII (Sella, Anniasa, Nurul & Ita) yang selalu menemaniku dalam suka dan duka, sahabat-sahabatku terkasih serta seluruh rekan mahasiswa Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini angkatan 2015 atas segala kebersamaan, motivasi, saran, dan bantuannya kepada penulis yang telah memberi pelangi dalam hidupku.

Akhirnya, dengan segala kerendahan hati, penulis senantiasa mengharapkan kritikan dan saran dari berbagai pihak, selama saran dan kritikan tersebut sifatnya membangun karena penulis yakin bahwa suatu persoalan tidak

(10)

x

manfaat bagi para pembaca, terutama bagi diri pribadi penulis. Amin.

Makassar, 18 November 2019

Ismawati

(11)

xi DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING... iii

SURAT PERNYATAAN ... iv

SURAT PERJANJIAN ... v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... vi

ABSTRAK ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Masalah Penelitian ... 6

1. Identifikasi Masalah ... 6

2. Alternatif Pemecahan Masalah ... 7

3. Rumusan masalah ... 7

C. Tujuan Penelitian ... 7

D. Manfaat Penelitian ... 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Pustaka ... 10

(12)

xii

2. Geometri ... 12

3. Tinjauan tentang Bermain ... 16

4. Konstruktif ... 18

B. Kerangka Pikir ... 23

C. Hipotesis Tindakan ... 25

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 26

B. Lokasi dan Subjek Penelitian ... 26

C. Faktor yang Diselidiki ... 26

D. Prosedur Penelitian ... 28

E. Instrumen Penelitian ... 29

F. Teknik Pengumpulan Data ... 31

G. Teknik Analisis Data ... 31

H. Indikator Keberhasilan ... 32

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 34

B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 72

BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan ... 75

B. Saran ... 76

DAFTAR PUSTAKA ... 77 LAMPIRAN-LAMPIRAN

RIWAYAT HIDUP

(13)

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

2.1 Hasil Penelitian Relevan ... 10

2.2 Tahapan Bermain Konstruktif ... 22

3.1 Kisi-kisi Lembar Observasi Anak (Checklist) ... 30

3.2 Kisi-kisi Lembar Observasi Guru (Checklist)... 30

3.3 Kriteria Penilaian Anak ... 32

3.4 Kategori Penilaian Harian Belajar ... 33

4.1 Observasi guru siklus I pertemuan I... 43

4.2 Observasi guru siklus I pertemuan II ... 45

4.3 Observasi guru siklus I pertemuan III ... 47

4.4 Hasil observasi siklus I, meingkatkan kemampuan mengenal bentuk geometri pada anak didik kelompok B2 Tk Kartika Jaya XX-34 Kabupaten Gowa ... 49

4.5 Rekapitulasi Hasil Observasi Siklus I, Peningkatan Kemampuan Mengenal Bentuk Geometri Pada Anak Didik Kelompok B2 TK Kartika Jaya XX-34 Kabupaten Gowa... 50

4.6 Observasi guru siklus II pertemuan 1 ... 62

4.7 Observasi guru siklus II pertemuan II ... 64

4.8 Observasi guru siklus II pertemuan III ... 67

4.9 Hasil observasi siklus II, meingkatkan kemampuan mengenal bentuk geometri pada anak didik kelompok B2 Tk Kartika Jaya XX-34 Kabupaten Gowa: ... 69

4.10 Rekapitulasi Hasil Observasi Siklus II, Peningkatan Kemampuan Mengenal Bentuk Geometri Pada Anak Didik Kelompok B2 TK Kartika Jaya XX-34 Kabupaten Gowa... 70

4.11 Rekapitulasi Hasil Observasi Siklus I dan Siklus II, Peningkatan Kemampuan Mengenal Bentuk Geometri Pada Anak Didik Kelompok B2 TK Kartika Jaya XX-34 Kabupaten Gowa ... 71

(14)

xiv

Gambar Halaman

2.1 Kerangka Pikir ... .24 3.1 Prosedur Penelitian... 27

(15)

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

1. Kisi-kisi Lembar Observasi (Cheklist) anak dan Guru

2. Lembar observasi (Cheklist). Instrumen penilaian Anak dan Instrumen penilaian guru

3. Surat Izin penelitian

4. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH) 5. Dokumentasi Kegiatan

(16)

1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan mempunyai peranan sangat penting dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Menurut kamus besar bahasa indonesia, pendidikan adalah suatu usaha manusia untuk mengubah sikap dan tata laku seseorang atau sekelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan latihan.

Pada hakikatnya pendidikan adalah usaha manusia untuk memanusiakan manusia itu sendiri. Dalam pendidikan terdapat 2 subjek pokok yang saling berinteraksi. Kedua subjek itu adalah pendidik dan peserta didik. Subjek-subjek itu tidak harus selalu manusia, tetapi dapat berupa media atau alat-alat pendidikan.

Sehingga pada pendidikan terjadi interaksi antara pendidik dengan subjek didik guna mecapai tujuan pendidikan.

Susanto (2017:16) mengemukakan bahwa,

Pendidikan Anak Usia Dini adalah pendidikan yang di berikan bagi anak usia dini (0-6 tahun) yang dilakukan melalui pemberian berbagai rangsanganuntuk membantu pertumbuhan dan perkembangan baik jasmani maupun rohani agar anak memiliki kesiapan untuk memasuki jenjang pendidikan berikutnya.

Suyadi (2015:17) mengemukakan bahwa,

Pendidikan anak usia dini adalah singkatan dari Pendidikan Anak Usia Dini. Pada hakikatnya Pendidikan Anak Usia Dini adalah pendidikan yang di selenggarakan dengan tujuan untuk memfasilitasi partumbuhan dan perkembangan anak secara menyeluruh atau menekankan pada pengembangan seluruh aspek kepribadian anak.

(17)

2

Oleh karena itu, PAUD memberi kesempatan kepada anak untuk mengembangkan kepribadian dan potensi secara maksimal. Konsekuensinya, lembaga PAUD perlu menyediakan berbagai kegitan yang dapat mengembangkan berbagai aspek perkembangan seperti: kognitif, bahasa, sosial emosional, fisik motorik, agama, dan seni. Jadi PAUD dapat di artikan sebagai usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran kepada anak usia 0 hingga 6 tahun secara aktif dan kreatif agar memiliki kecerdasan emosional dan spiritual, serta kecerdasan intelektual yang di perlukan bagi dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Menurut Triharso (Marifah Anti 2018:3) menyatakan bahwa dalam membangun konsep geometri pada anak dimulai dari mengidentifikasi bentuk- bentuk, menyelidiki bangunan dan memisahkan gambar-gambar biasanya seperti:

segi empat, segitiga dan lingkaran. Belajar konsep letak seperti dibawah, diatas, kiri, kanan, meletakkan dasar awal memahami geometri.

Hiele (Safrina,dkk 2014:10) menyatakan bahwa dalam mempelajari geometri, seseorang akan melewati tingkatan berfikir yang hararkis, tingkat berpikir siswa dalam geometri yaitu: pengenalan (tingkat 0), analisis (tingkat 1), pengurutan (tingkat 2), deduksi (tingkat 3), dan tigor/akurasi (tingkat 4). Pada anak usia dini berada pada tahap pengenalan (tingkat 0) di mana siswa baru mengenal bangun-bangun geometri dan memandang suatu bangun geometri sebagai suatu keseluruhan.

Berhubungan dengan pendapat Piaget (Mutiah 2012:102) mengemukakan bahwa,

(18)

Saat bermain anak tidak belajar sesuatu yang baru, tetapi mereka belajar mempraktikkan dan mensolidasikan keterampilan baru yang diperolehnya. Perkembangan bermain berhubungan dengan perkembangan kecerdasan seseorang, maka taraf kecerdasan seorang anak akan mempengaruhi kegiatan bermainnya. Jadi bila anak mempunyai taraf kecerdasan anak seusianya begitu sebaliknya. Anak-anak belajar melalui permainan mereka.

Pengalaman bermain yang menyenangkan dengan bahan, benda, anak lain, dan dukungan orang dewasa membantu anak-anak berkembang secara optimal.

Berdasarkan hasil obserasi yang di lakukan pada kelompok B2 TK Kartika Jaya XX-34 Kabupaten Gowa. Pada tanggal 9 sampai 14 April 2019.

Anak usia dini memiliki karakteristik yang sangat unik dan menarik untuk di pahami. Sehingga harus dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk proses belajar mereka. Anak didik usia 5-6 tahun memiliki kemampuan mengenal membedakan berbagai objek berdasarkan bentuk, ukuran, dan warna. Rendahnya kemampuan mengenal bentuk geometri pada anak kelompok B2 TK Kartika Jaya XX-34 Kabupaten Gowa di sebabkan oleh beberapa penyebab yaitu penggunaan media pembelajaran masih terbatas. Guru hanya mengenalkan bentuk geometri segi empat dan lingkaran dengan menggunakan metode ceramah. Di samping itu guru hanya menggunakan papan tulis sebagai pengenalan bentuk geometri, tanpa diselingi dengan bermain akibatnya kemampuan anak dalam mengenal bentuk geometri belum terkuasai dengan baik. Pengenalan bentuk geometri pada anak didik masih belum berkembang yaitu pada saat pengenalan bentuk geometri dengan menggunakan suatu gambar geometri, anak-anak cepat merasa bosan lalu kemudian menuangkan media bahan kertas origami ke atas kertas yang telah di olesi lem. Dari 13 anak didik di kelas, hanya ada 5 anak yang mampu

(19)

4

menyelesaikan dan menempel secara menyeluruh ke bagian kertas bergambar yang berbentuk geometri.

Kegiatan lain yang menunjukkan bahwa kemampuan mengenal bentuk geometri anak kelompok B2 TK Kartika Jaya XX-34 masih belum berkembang dengan optimal yaitu pada saat kegiatan pengenalan bentuk geometri yang berhubungan dengan ketarampilan khususnya membuat menara dari balok . Dari 13 anak hanya ada 5 anak yang berani mencoba membuat bentuk geometri dan menambah bentuk lain dari contoh yang sudah ada, anak lebih dulu mengatakan

“tidak bisa” saat diminta membuat bentuk geometri. Terbukti dari tujuh anak tersebut, yang telah berani tampil menyusun bentuk geometri dibanding dengan teman yang lain. Hal ini menunjukkan bahwa pengenalan bentuk geometri pada anak didik di klompok B2 TK Kartika Jaya XX-34 belum berkembang secara optimal.

Berdasarkan permasalahan ini, peneliti merasa sangat perlu adanya perbaikan dalam mengenalkan bentuk geometri pada anak. Peneliti memilik salah satu kegiatan pembelajaran yang menarik untuk mengembangkan kemampuan mengenal bentuk geometri pada anak yaitu melalui kegiatan bermain konstruktif.

Peneliti memilih bermain konstruktif balok dan puzzle untuk meningkatkan kemampuan mengenal bentuk geometri pada anak karena pada kegiatan konstruktif anak dapat menyusun bentuk geometri sesuai dengan kreativitas anak yang dapat meningkatkan imajinasi anak dan merupakan kegiatan menarik bagi anak didik. Anak dapat mengenal bentuk geometri dengan dengan bermain

(20)

konstruktif dimana anak dapat menyusun membuat sebuah karya yang di dalamnya terdapat bentuk-bentuk geometri.

Bermain konstruktif melibatkan individu dalam suatu kreasi atau konstruksi suatu produk, serta dapat menimbulkan kesenangan karena anak bermain sambil belajar. Beberapa permainan konstruktif yang bisa anak mainkan contohnya lego, balok, puzzle dan masih banyak lainnya. Permainan yang sangat disukai anak juga mempunyai manfaat untuk proses perkembangan kognifinya.

Awalnya anak didik di perlihatkan contoh bentuk geometri, kemudian anak di bombing untuk membuat dan menyusun bentuk geometri dengan media tersebut, dengan diberikannya bimbingan untuk mengena bentuk geometri pada anak didik pembelajaran diharapkan nantinya anak mampu mengenal bentuk geometri secara mandiri, karena dengan permainan konstruktif anak dapat belajar melalui pengalamannya sendiri dalam mengenal bentuk geometri.(Marifah Anti 2018:5)

Bermain konstruktif dapat digunakan sebagai strategi pembelajaran yang tepat untuk mengenal berbagai bentuk geometri pada anak didik karena bermain ini dikemas dengan menyenangkan dan menggunakan media permainan yang disukai anak didik. Ketika anak didik berhasil membuat dan menyusun berbagai bentuk geometri melalui bermain konstruktif, maka secara langsung melatih ingatan anak didik untuk lebih mengenal berbagai macam bentuk geometri. Melalui bermain konstruktif anak diharapkan akan lebih mudah dalam mengikuti proses pembelajaran terkait dengan materi mengenal bentuk geometri.(Desita,2017:6)

(21)

6

Sehubungan dengan keadaan tersebut perlu dilakukan tindakan yang dapat meningkatkan kemampuan mengenal bentuk geometri pada anak kelompok B2 TK Kartika Jaya XX-34 Kabupaten Gowa. Hal ini dipilih karena kegiatan bermain sangat tepat dan efektif diterapkan untuk anak usia dini.

Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti melakukan penelitian tindakan kelas dengan judul “Meningkatkan Kemampuan Mengenal Bentuk Geometri Melalui Bermain Konstruktif Pada Anak Didik Kelompok B2 TK Kartika Jaya Kabupaten Gowa”.

B. Masalah Penelitian 1. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah di uraikan di atas dapat di identifikasi masalah yang di dapatkan yaitu rendahnya kemampuan mengenal bentuk geometri pada kelompok B2 TK Kartika Jaya XX-34 Kabupaten Gowa.

Rendahnya kemampuan tersebut disebabkan oleh :

a.) Kurangnya media pembelajaran yang digunakan untuk mengenalkan bentuk geometri yang dapat meningkatkan kemampuan kreatifitas anak masih terbatas

b.) Metode yang digunakan adalah metode pembelajaran ceramah, dan hanya bercerita di depan kelas dalam mengenalkan bentuk geometri

c.) Kegiatan pembelajaran dengan mengerjakan secara berulang-ulang tanpa di selingi dengan bermain

(22)

2. Alternatif Pemecahan Masalah

Untuk menyelesaikan masalah yang di hadapi oleh guru dan anak didik adalah melalui bermain konstruktif dapat meningkatkan kemampuan mengenal bentuk geometri pada anak kelompok B2 TK Kartika Jaya XX-34 Kabupaten Gowa.

3. Rumusan Masalah

Berdasarkan alternatif pemecahan masalah di atas maka dapat di rumuskan “Apakah melalui bermain konstruktif dapat meningkatkan kemampuan mengenal bentuk geometri pada anak didik kelompok B2 TK Kartika Jaya XX-34 Kabupaten Gowa?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan kemampuan mengenal bentuk geometri pada anak didik kelompok B2 TK Kartika Jaya XX-34 Kabupaten Gowa, melalui bermain konstruktif.

D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat teoretis

Manfaat secara teoritis penelitian ini di harapkan dapat memberikan pengetahuan untuk meningkatkan kemampuan mengenal bentuk geometri pada anak. Sealain itu sebagai pendorong untuk pelaksanaan pendidikan sehingga menjadi pengetahuan bagi orang tua dan guru.

(23)

8

2. Manfaat praktis

Penelitian ini di harapkan dapat bermanfaat bagi anak, guru sekolah, serta orang tua, adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Bagi Anak

1.) Dapat mengembangkan seluruh aspek perkembangan

2.) Dapat meningkatkan kemampuan kognitif dalam mengenal bentuk 3.) Membantu anak menemukan dan memahami konsep-konsep yang sulit

4.) Mendorong semangat belajar anak didik terhadap pelajaran di sekolah dalam mengenal bentuk

b. Bagi Guru

1.) Memberikan informasi cara mengajarkan permainan konstruktif

2.) Guru lebih kreatif dan inovatif dalam membuat media pembelajaran yang baik dan tepat bagi anak TK

3.) Memudahkan guru untuk melatih keterampilan dan kesabaran dalam mengajarkan pelajaran mengenal bentuk geometri

4.) Sebagai bahan evaluasi mengajar dalam meningkatkan kemampuan mengenal bentuk.

c. Bagi Sekolah

1.) Meningkatkan konstribusi yang dapat meningkatkan kegiatan proses pembelajaran khususnya meningkatkan kemampuan mengenal bentuk anak kelompok B2

2.) Sebagai referensi model pembelajaran anak untuk mengembangkan kemampuan anak kelompok B2

(24)

3.) Memudahkan dalam tercapainya tujuan pembelajaran di Taman Kanak-Kanak melalui metode bermain konstruktif

4.) Menambah koleksi media khususnya dalam media mengenal bentuk

(25)

10 BAB II

KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS

A. Kajian Pustaka

1. Hasil Penelitian Relevan

Ada beberapa peneliti terdahulu yang relevan atau berhubungan dengan penelitian yang dilakukan peneliti, yaitu sebagai beriku:

a. Penelitian oleh Anti Marifah (2018), berjudul “Peningkatan Kemampuan Kognitif Dalam mengenal Bentuk Geometri Melalui Permainan Konstruktif Pada Kelompok A di TK Hikari.”

b. Penelitian oleh Deaty Wahyu Rustiyanti (2014) yang berjudu “Peningkatkan Kemampuan Mengenal Bentuk Geometri Melalui Permianan Dakon Geometri Pada Anak Kelompok B Di TK Arum Puspita Triharji Pandak Bantul.”

Beberapa penelitian terdahulu diatas memiliki persamaan dan perbedaan dengan penelitian yang akan dilakukan peneliti, antara lain yaitu:

Tabel 2.1

Hasil Penelitian Relevan

No. Judul Perbedaan Persamaan

1. Anti Marifah ( 2018) Peningkatan

Kemampuan Kognitif Dalam mengenal Bentuk Geometri Melalui

Penelitian ini akan meningkan kemampuan kognitifnya dalam mengenal bentuk geometri, peneliti

Sama-sama

melakukan penelitian mengenal bentuk geometri, sama-sama melakukan dengan

(26)

No. Judul Perbedaan Persamaan Permainan Konstruktif

Pada Kelompok A di TK Hikari.

menggunakan permainan konstruktif sebagai media pembelajaran mengenal bentuk geometri, peneliti menggunakan permainan yang sudah sering

dimainkan oleh anak, dan peneliti melakukan penelitian dikelompok B sedangkan peneliti itu di kelompok A

media permainan, sama-sama melakukan penelitian di TK

2. Deaty Wahyu Rustiyanti (2014) Peningkatkan

Kemampuan Mengenal Bentuk Geometri Melalui Permianan Dakon Geometri Pada Anak Kelompok B Di TK Arum Puspita Triharji Pandak Bantul

Perminan yang digunakan peneliti yaitu permainan konstruktif sedangkan itu peneliti ini menggunakan permianan dakon geometri

Sama-sama peneliti mengenalkan bentuk geometri, sama-sama melakukan dengan media permainan, sama-sama melakukan penelitian di TK kelompok B

(27)

12

2. Geometri

a. Pengertian Geometri

Pentingnya mengenal bentuk geometri pada anak agar mampu membedakan beberapa macam bentuk geometri yang dijumpai sehari-harinya, menyusun bentuk geometri dan membedakan macam-macam bentuk geometri.

Geometri merupakan cabang matematika yang diajarkan pada setiap jenjang pendidikan, hampir semua objek yang ada di lingkungan anak adalah objek geometri.(Safrina,dkk 2014:9)

Menurut Hartono sebagaimana yang dikutip oleh Pratiwi (Marifah Anti,2018:41) yang menyatakan geometri adalah ilmu matematika yang mempelajari hubungan antara titik-titik, garis-garis, sudut-sudut, bidang-bidang serta bangun datar dari bangun ruang. Anak usia dini dapat mempelajari ilmu matematika dengan mudah dengan mengenal titik lalu di sambungkan menjadi garis. Sedangkan mengenal bangun ruang anak perlu memahami yaitu serangkaian bangun datar yang disusun sehingga menjadi bangun ruang.

Menurut Prihandoko Antonius C. (2006:174) Mengungkapkan bahwa : Geometri merupakan salah satu sistem dalam matematika yang diawali oleh sebuah konsep pangkal, yakni titik . titik kemudian di gunakan untuk membentuk sebuah garis dan garis akan menyusun sebuah bidang. Pada bidang akan dapat mengonstruksi macam-macam bangun datar dan segi banyak. Segi banyak dapat di pergunakan untuk menyusun bangun-bangun ruang.

Berdasarkan defenisi di atas dapat disimpulkan bahwa geometri adalah cabang ilmu matematika yang bersangkutan bentuk, ukuran dan sifat-sifat bangun

(28)

ruang dan sebuah konsep yang digunakan untuk menyusun sebuah bangun- bangun ruang.

b. Tahapan Mengenal Bentuk Geometri

Anak usia dini pada dasarnya memiliki tahapan belajar mengenal bentuk geometri, mereka tidak dapat langsung mengerti ciri-ciri setiap bentuk, karenanya sebagai orang tua maupun pendidik perlu mengetahui tahapan mengenal bentuk agar mati yang diberikan mudah diterima oleh anak. Menurut Hiele (Safrina,dkk 2014:10) bahwa dalam mempelajari geometri, seseorang akan melewati tingkatan berfikir yang hararkis, ada 4 tingkat berpikir anak dalam memahami geometri, yaitu:

1.) Tingkatan pengenalan (Tingkat 0)

Tahap ini anak mulai mengenal bentuk geometri secara keseluruhan, misalnya bentuk persegi, segitiga, lingkaran, dan lain-lain. Namun anak belum mampu mengetahui adanya sifat-sifat bentuk yang dilihatnya.

2.) Tingkatan analisis (Tingkat 1)

Tahap ini anak mulai mengenal dan memahami sifat-sifat yang dimiliki benda geometri yang diamati

3.) Tingkatan deduksi (Tingkat 2)

Tahap ini anak sudah memahami pentingnya mengambil kesimpulan secara deduktif. Selain itu, anak didik sudah dapat memahami pentingnya mengambil kesimpulan secara deduktif, dan apabila dia mengambil kesimpulan secara induktif itu mungkin bisa keliru.

(29)

14

4.) Tingkat keakrutan/Tigor (Tingkat 3)

Tahap ini anak sudah menyadari pentingnya ketepatan atau akurasi dan prinsip-prinsip dasar yang melandasi suatu pembuktian.

Mengenalkan bentuk-bentuk geometri pada anak usia dini sangat berpengaruh untuk ke jenjang selanjutnya. Mengenalkan betuk geometri dapat di lakukan dengan bermain sambil belajar. Menurut Susanto perkembangan geometri yang harus di kembangkan pada anak usia dini antara lain:

a) Memilih benda menurut warna, bentuk, dan ukurannya b) Mencocokkan benda menurut warna, bentuk, dan ukurannya

c) Membandingkan benda menurut ukuran besar, kecil, panjang, lebar, tinggi, dan rendahnya

d) Mengukur benda secara sederhana

e) Mengerti an menggunakan bahasa ukuran, seperti besar kecil f) Tinggi, rendah, dan panjang pendek

g) Menciptakan bentuk dari kepingan geometri

h) Menyebut benda-benda yang ada di seitarnya sesuai dengan bentuk geometri i) Mencontoh bentuk-bentuk geometri

Menurut Triharso yang dikutip (Marifah Anti 2018:44) menyatakan bahwa dalam membangun konsep geometri pada anak dimulai dari mengidentifikasi bentuk-bentuk, menyelidiki bangunan dan memisahkan gambar- gambar biasa seperti, segi empat, lingkaran, dan segitiga. Belajar konsep letak, seperti dibawah, diatas, kiri, kanan, meletakkan daasar awal mengenal bentuk geometri.

(30)

Berdasarkan teori diatas dapat di simpulkan bahwa mengenalkan bentuk geometri kepada anak itu dapat di lakukan dengan bermain sambil belajar dengan memilih dan mencocokkan menurut warna, bentuk benda, dan ukuran geometri seperti lingkaran, segitiga, segi empat. serta membandingkan menurut ukuran besar, kecil, penjang, lebar, dan tinggi rendahnya.

c. Kemampuan Mengenal Bentuk geometri

Susanto Ahmad (2011:63) mengemukakan bahwa,

Kemampuan dalam mengenal bentuk geometri yaitu kemampuan mengembangkan konsep bentuk dan ukuran,. Adapun kemampuan yang akan dikembangkan yaitu: (1). Memilih benda menurut warna, bentuk, dan ukuran, (2). mencocokkan benda menurut warna, bentuk dan ukuran. (3). Membandingkan benda menurut ukurannya bear, kecil, panjang, lebar, tinggi, dan rendah, (4).

Mengukur benda secara sederhana.

Pitadjeng (2006:157) mengatakan bahwa dalam pertumbuhannya anak- anak tidak terlepas dari benda-benda di sekitarnya. Sejak kecil, mereka sudah bergaul dengan benda-benda di sekitarnya seperti piring, gelas, lemari, meja.

Bola, atau benda-benda lainnya, yang digunakan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya atau kebutuhan bermainnya. Untuk itu anak-anak perlu memahami, menggambarkan dan mendiskripsikan benda-benda yang ada di sekitarnya.

Mengenalkan bentuk geometri akan lebih jelas jika kita mengetahui terlebih dahulu tentang geometri. Pemahaman konsep geometri anak masih dibantu dengan menggunakan benda atau media karena untuk memperjelas dan mempermudah pengertian dan pemahaman kepada anak. Pemahaman konsep sangat penting dikuasai oleh anak karena sebagai dasar pengetahuan anak selanjutnya.

(31)

16

Berdasarkan kedua kajian pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa pengenalan bentuk geometri merupakan upayaa yang dilakukan dengan sengaja dan terencana untuk membentuk mengenal bentuk geometri dari pemikiran yang bersifat abstrak untuk dikelompokkan menurut sifat-sifat objek untuk membantu menyederhanakan informasi menurut logika. Karena pembelajaran mengenal bentuk geometri pada nak didik dapat secara mudah diajarkan dengan metode bermain, dengan metode bermain anak akan merasa lebih mudah menangkap materi pembelajaran karena suasana yang diciptakan oleh guru menyenangkan dan tidak membosankan.

3. Tinjauan Tentang Bermain a. Pengertian Bermain Anak Usia Dini

Bermain adalah kegiatan yang anak-anak lakukan sepanjang hari karena bagi anak bermain adalah hidup dan hidup adalah permainan. Bermain dapat mengembangkan potensi serta imajinasi yang anak miliki. Belajar melalui bermain tidak membuat anak jenuh dan bosan, karena bermain adalah hidup mereka. Berikut defenisi dari beberapa pendapat:

Menurut Piaget dan Mayesty (Sujiono, 2004:144) mengatakan bahwa bermain adalah suatu kegiatan yang dilakukan berulang-berulang dan menimbulkan kesenangan/kepuasan bagi diri seseorang..

Sejalan dengan pendapat Triharso (20013:1) bermain dapat dilakukan dengan atau tanpa menggunakan alat, yang mengahsilkan pengertian dan memberikan kesenangan maupun mengembangkan imajinasi anak.

(32)

Berdasarkan ketiga kajian pendapat diatas dapat di simpulkan bahwa bermain adalah aktivitas yang sangat menyenangkan yang dapat mengeluarkan seluruh potensi anak serta dapat meningkatkan kemampuan imajinasi anak dan merasa tidak terbebani.

b. Tujuan Bermain Pada Anak Usia Dini

Bermain bagi anak merupakan kegiatan yang dapat di samakan dengan pekerjaan orang dewasa. Bermain memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap perkembangan seorang anak. Bermain pada anak usia dini memiliki tujuan yang penting dalam melakukan pembelajaran sehari-hari.

Menurut Eheart dan Leavitt (Sujiono 2004:145) mengatakan bahwa pembelajaran dapat mengembangkan berbagai potensi pada anak, tidak saja pada potensi fisik, tetapi juga pada perkembangan kognitif, bahasa, social emosional, kreatifitas dan pada akhirnya prestasi akademik.

Dari beberapa kajian di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa tujuan bermain pada anak usia dini adalah mengembangkan aspek bahasa, kognitif, sosail emosional, dan kreativitas melalui bermain anak dapat memecahkan masalah-masalah yang sulit anak pecahkan bersama lingkungan sekitarnya dan dapat menemukan bahasa-bahasa baru dan keterampilan fisik yang belum pernah anak miliki.

(33)

18

c. Karakteristik Bermain Pada Anak Usia Dini Musfiroh (2015:1.11) mengemukakan bahwa,

Karakteristik kegiatan bermain antara lain: (1) menyenangkan dan menggembirakan bagi anak, (2) dorongan bermain muncul dari dalam diri anak bukan dari orang lain, (3) anak melakukan karena spontan dan sukarela (4) semua anak ikut serta secara bersama- sama sesuai peran masing-masing, (5) anak berlaku pura-pura, (6) anak menetapkan aturan main sendiri, (7) anak berlaku aktif, (8) anak bebas memilih bermain apa dan beralih ke kegiatan bermain lainnya.

Bermain memiliki fungsi yang penting dalam pembelajaran anak sehari hari, fungsi dari bermain yaitu anak dapat memiliki perkembangan kompotensi dan imajinasi yang sebelumnya yang tidak dimiliki anak, melalui bermain anak dapat mengembangkan potensi yang belum anak miliki.Bermain memungkinkan anak mempraktikkan kompotensi dan keahlian mereka dengan cara yang rileks dan menyenangkan. Piaget percaya bahwa struktur kognitif, perlu di latih, dan permaianan adalah latar yang sempurna bagi latihan ini.

Menurut kajian pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa bermain merupakan cara yang lebih sempurna dalam mengembangkan aspek perkembangan yang anak miliki.Bermain melalui benda-benda yang nyata (konkret) merupakan hal yang paling menyenangkan bagi anak, karena dengan bermain beda yang nyata anak mendapatkan pembelajaran yang banyak.

4. Konstruktif

a. Bermain Konstruktif

Bermain konstruktif sendiri merupakan salah satu tahapan dari bermain kognitif. Menurut Hurluck (Mutiara Nursinta,dkk 2014:2) menjelaskan bahwa

(34)

bermain konstruktif adalah bentuk bermain dimana anak-anak menggunakan bahan untuk membuat sesuatu yang bukan untuk tujuan bermanfaaat melainkan lebih ditujukan bagi kegembiraan yang diperolehnya dari membuat. Manfaat dari bermain konstruktif adalah dapat melatih kerja sama anak dengan orang lain dan juga dapat mepererat hubungan anak dengan teman atau orang tua mereka.

Musfiroh (2005:27) mengemukakan bahwa,

Konstruktif adalah pengetahuan yang diperoleh melalui suatu dialog oleh suasana belajar yang bercirikan pengalaman dua sisi (kognitif dan efektif). Dengan demikian belajar harus diupayakan agar anak-anak mampu menggunakan peralatan mental (otak) mereka secara efektif dan efisien sehingga tidak ditandai oleh segi kognitifnya saja, akan tetapi terutama juga oleh keterlibatan emosi dan kemampuan kreatif. konstruktif sendiri memiliki arti kata membangun, yang menjadikannya lawan kata dari destruktif, atau menjatuhkan.

Menurut Montolalu (2007: 6.19) bermain konstruktif untuk mengembangkan aspek kognitif. Dimana kemampuan kognitif didalamnya terdapat konsep pengenalan bentuk geometri. Bermain konstruktif dapat meningkatkan pemahaman konsep bilangan karena cara belajar yang efektif untuk anak usia dini yaitu bermain.

Berdasarkan teori diatas dapat disimpulkan bahwa bermain konstruktif adalah suatu proses belajar mengajar yang membangun . melalui permainan ini anak dapat membuat bangunan atau bentuk geometri sesuai dengan imajinasi dan fikirannya sendiri.

(35)

20

b. Karakteristik Permainan Konstruktif

Tedjasaputra (Desita 2017:27) mengatakan karakteristik permainan konstruktif yaitu menggunakan benda dan memperoleh hasil karya tertentu. Dari kajian esensi bermain dari Suyanto (2005:117-118) mengemukakan bahwa,

Bermain konstruktif mempunyai karakteristik yaitu: (1). Terdapat motivasi internal, (2). Menyenangkan, (3). Menggunakan media yang memperjelas pemahaman, (4). Melibatkan aktivitas, (5). Anak terlibat langsung, (6). Mempunyai aturan fleksibel

Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa karakteristik permainan konstruktif adalah kegiatan membangun dan mengklasifikasi ini, tidak hanya sekedar bermain menyenangkan untuk belajar mengenal bentuk geometri tetapi dalam permainan ini anak dapat berinteraksi langsung dengan objek-objek tersebut dan anak-anak terlibat langsung dalam kegiatan tersebut.

5. Pembelajaran Mengenal Bentuk Geometri Melalui Bermain Konstruktif Menurutu Zainal (Desita, 2017:21) disebut pembelajaran jika mengandung unsur pemberi, penerima, isi, upaya pemberi, dan hubungan antara pemberi dan penerima dalam rangka membantu si penerima agar ia bia mendapatkan isi yang disampaikan pemberi. Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran adalah proses interaksi anak didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar yang meliputi guru dan anak didik yang saling bertukar informasi untuk menyampaikan ilmu pengetahuan sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai.

Runtukahu,dkk (2014:150) belajar matematika tidak hanya menyangkut berhitung karena berhitung berhubungan erat dengan geometri. Anak didik perlu

(36)

belajar geometri agar mereka dapat menggunakan matematika secara lebih luas dalam kehidupannya sebagai dasar untuk belajar matematika selanjutnya.

Pengajaran geometri yang akan dikemukakan akan menekankan pada penanaman dan pemahaman konsep geometri.

Untuk dapat menciptakan pembelajaran matematika khususnya mengenal bentuk geometri yang menyenangkan bagi anak didik, diperlukan pemahaman guru terhadap anak didiknya, kemampuan memilih dan menentukan pendekatan pembelajaran matematika bagi anak didik. Salah satu pendekatan pembelajaran yang menyenangkan bagi anak didik adalah pendekatan bermain konstruktif, karena dunia anak tidak terlepas dari bermain.

Tedjasaputra (Musfiroh 2015:2.22) mengemukakan bahwa bermain konstruktif merupakan kegiatan yang menggunakan berbagai benda yang ada untuk menciptakan suatu hasil karya tertentu yang termasuk kategori bermain konstruktif.

Bermain konstruktif melalui kegiatan membangun dan mengklasifikasi ini, tidak hanya sekedar bermain yang menyenangkan untuk belajar mengenal bentuk geometri, tetapi dalam permainan ini anak berinteraksi langsung dengan objek- objek tersebut. Dengan bantuan permainan konstruktif dan guru sebagai pembimbing anak akan belajar mengenali dan menamai bentuk dasar. Menurut Soetopo (Marifah Anti 2018:51) ketika anak belajar tentang ukuran dia akan senang membuat perbandingan yang berhubungan dengan dirinya sendiri yaitu apakah lebih kecil atau lebih besar, lebih tinggi atau lebih pendek dari pada orang lain dalam keluarga. Berikut ini adalah langkah-langkah pembelajaran mengenal bentuk geometri melalui bermain konstruktif.

(37)

22

Tabel 2.2

Tahapan Bermain Konstruktif

No Tahapan Aktifitas Guru Aktifitas Anak Didik

1 Pendahuluan 1. Memilih dan menyiapkan tempat/ruangan

2. Menyiapkan peralatan dan bahan untuk bermain (balok geometri)

3. Mengorganisasikan anak bermain

4. Mengatur efektifitas waktu

Anak didik mendengarkan atau menyimak penjelasan oleh ibu guru tentang pengenalan konsep geometri dan memperhatikan media yang berbentuk geometri seperti balok-balok, segitiga dan lingkaran yang telah di jelaskan oleh ibu guru

2 Inti 1. Guru melihat dan

mendengar apa saja yang dikatakan anak

2. Guru mengamati gambaran tindakan anak, bahasa, ekspersi wajah dan kreasi 3. Guru membimbing anak

bermain (Balok geometri) dan memecahkan masalah (yang sulit diatasi)

Anak didik membuat bentuk-bentuk geometri dengan menggunakan media balok dan puzzle geometri dibantu dengan melihat balok-balok geometri. Dan anak didik menyusun bentuk-bentuk geometri

3 Penutup Guru menilai proses belajar anak didik

Anak didik menyimak kembali penjelasan dari ibu guru tentang bentuk-bentuk

geometri dengan

menggunakan balok-balok geometri dan hasil hasil karya anak didik yang di bentuk menggunakan balok

(38)

B. Kerangka Pikir

Hasil pengamatan yang dilakukan di TK Kartika Jaya XX-34, Kabupaten Gowa. Menunjukkan bahwa anak didik masih belum bisa membedakan bentuk geometri. Untuk itulah perlu adanya upaya mengatasi permasalahan tersebut khususnya untuk meningkatkan kemampuan mengenal bentuk-bentuk geometri.

Berdasarkan permasalahan di atas, maka perlu ditingkatkan kemampuan mengenal bentuk geometri pada anak melalui permainan yang menarik yaitu berupa berupa strategi pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik anak.

Permainan konstruktif merupakan strategi pembelajaran yang dapat mengenalkan bentuk geometri pada anak usia dini, dengan permainan konstruktif anak didik akan mencoba bereksperimen sehingga bertambah pengalaman, dan pengetahuannya dalam mengenal bentuk geometri. Dalam permainan konstruktif tidak pernah lepas dari media permainan yang menyenangkan bagi anak didik.

Dengan media permainan anak dapat belajar melalui benda konkret atau nyata supaya dapat mengetahui secara langsung bentuk geometri yang disampaikan oleh guru.

Menurut Piaget (Desita 2017:34) mengatakan bahwa pengamatan sangat penting dan menjadi dasar dalam menuntun proses berpikir anak, berbeda dengan perbuatan melihat yang hanya melibatkan mata, pengamatan melibatkan seluruh indera manusia. Anak dapat mengenal bentuk geometri melalui bermain konstruktif, karena permainan konstruktif dapat melibatkan berbagai indera

(39)

24

manusia, misalnya indera penglihatan dan indera peraba, sehingga dapat memberikan kesan yang baik pada anak.

Gambar 2.1 Kerangka berfikir dalam meningkatkan kemampuan mengenal bentuk geometri melalalui bermain konstruktif pada anak didik kelompk B2 TK Kartika Jaya XX-34, Kodim Pandang-Pandang Kabupaten Gowa.

Gambar 2.1 Kerangka Pikir KONDISI AWAL

Guru belum menggunakan pembelajaran bermain konstruktif

Kemampuan mengenal bentuk

geometri masih rendah

TINDAKAN Menggunakan

permainan konstruktif

Siklus II :Anak didik melakukan kegitan

proyek dengan bermainan konstruktif setelah

pelaksanaan pada siklus I Pengenalan

bentuk

geometri pada anak

meningkat KONDISI AKHIR

Siklus I : Anak didik melakukan kegiatan bermain konstruktif sesuai dengan tema yang ditentukan

(40)

C. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kajian teori dan kerangak piker diatas, hipotesis dalam penelitian ini adalah Jika di terapkan bermain konstruktif pada kelompok B2 TK Kartika Jaya XX-34 Kabupaten Gowa, maka dapat meningkatkan kemampuan mengenal bentuk geometri melalaui bermain konstruktif.

(41)

26 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK).

Penelitian ini di rencanakan akan dilaksanakan selama dua siklus. Setiap siklus terdiri dari empat tahapan yaitu: (1).Tahap perencanaan, (2). Tahap pelaksanaan, (3). Observasi, (4). Refleksi

B. Lokasi, Dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di TK Kartika Jaya XX-34 pada kelompok B2 yang terlokasi di jln. Sultan Hasanuddin, Kodim 1409 Pandang-Pandang Kabupaten Gowa Povinsi Sulawesi selatan.

2. Subjek penelitian

Dengan subjek penelitian guru dan seluruh anak didik pada kelompok B2 TK Kartika Jaya XX-34 sebanyak 13 anak yang terdiri dari 6 perempuan dan 7 anak laki-laki pada tahun ajaran 2019/2020.

C. Faktor Yang Di Selidiki

Untuk memecahkan masalah yang telah dirumuskan diatas, ada beberapa faktor yang ingin di selidiki, sebagai berikut:

1. Faktor anak didik

Mengingat tingkat kemampuan anak dalam mengenal bentuk geometri melalui bermain konstruktif, maka diamati seberapa tinggi peningkatan kemampuan mengenal bentuk geometri melalui bermain konstruktif pada anak.

(42)

2. Faktor proses pembelajaran

Penelitian Tindakan kelas yang dilakukan dalam penelitian ini mengacu pada model Kurt Lewin. Menurut Sanjaya (2013:154), Model ini adalah model yang mendasari model-model lainnyayang berangkat dari model Action Research, Kurt Lewin menjelaskan bahwa ada empat hal yang harus dilakuakan dalam proses penelitian tindakan yakni perencanaan, pelaksanaaan, observasi dan refleksi

Bagan 3.1 Prosedur Penelitian Perencanaan

SIKLUS I

Refleksi Pelaksanaan

Pengamatan

Perencanaan

Pelaksanaan SIKLUS II

Refleksi

Pengamatan

(43)

28

Pembelajaran yang menonton dan berpusat pada guru menjadi faktor rendahnya kemampuan mengenal bentuk geometri pada anak, maka dari itu diamati peningkatan kemampuan mengenal bentuk geometri melalui bermain konstruktif.

D. Prosedur Penelitian

prosedur penelitian tindakan kelas ini terdiri dari siklus secaa rinci dapat dijabarkan sebagai berikut :

Siklus 1:

1. Tahap perencanaan

Tahap perencanaan ini di lakukan beberapa tindakan mulai dari membuat perencanaan pembelajaran yaitu RPPH, yang di dalanya terdapat bermain konstruktif untuk meningkatkan kemampuan mengenal benntuk geometri pada anak didik. Selanjutnya menyiapkan media yang akan digunakan dalam permainan tersebut.

2. Tahap pelaksanaan

Pada tahap ini kegiatan dilaksankan sesuai dengan apa yang di rencanakan yaitu melakukan analisis terhadap permasalahan yang ditemukan pada observasi awal, lalu menyusun perencanaan pembelajaran yang di dalamnya terdapat kegiatan bermain sampai akhir proses bermain. Pelaksanaan ini terdiri dari kegiatan pembukaan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup.

3. Tahap Observasi

Tahap observasi dalam penelitian ini adalah pengumpulan data yang bertujuan untuk mengetahui pencapaian sasaran dan tindakan yang akan

(44)

dilaksankan. Pengamatan ini dilakuakan untuk mengetahui sejauh mana pelaksanaan tindakan dapat menghasilkan perubahan yang sesuai.

4. Tahap refleksi

Refleksi dilakukan dengan mempertibangkan pedoman mengajar yang dilakukan serta melihat serta kesesuaian yang dicapai dengan yang diinginkan.

Dimana tahap refleksi dalam penelitian ini adalah untuk melihat kekurangan selama pelaksanaan tindakan kelas. Tahap ini merupakan tahap yang paling penting untuk dilaksanakan karena hasil analisis data dari lapangan yang dilakukan dapat memberikan arah bagi perbaikan siklus selanjutnya. Jika pengamatan belum berhasil maka kegiatan penelitian ini dilakukan sampai maksimal dalam meningkatkan kemampuan mengenal bentuk geometri melalui bermain konstruktif

Siklus II:

Langkah-langkah yang dilakukan pada siklus II ini relative sama dengan perencanaan dan pelaksanaan dalam siklus I dengan mengadakan beberapa perbaikan.

E. Instrument Penelitian

Instrument pennelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah sebagai berikut :

Lembar Observasi (Checklis) lembar observasi digunakan agar peneliti lebih terarah dalam melakukan observasi sehingga hasil data yang di dapatkan mudah diolah, lembar observasi tersebut digunakan untuk mengetahui kemampuan mengenal bentuk geometri pada anak didik melalui permainan konstruktif.Berikut ini kisi-kisi lembar observasi anak dan guru (checklist).

(45)

30

Tabel 3.1 Kisi-kisi Lembar Observasi Anak (Checklist)

No. Aspek yang diamati Indikator

1. Mengelompokkan Anak dapat mengelompokkan bentuk geometri sesuai dengan bentuknya

2.

Membandingkan Anak dapat membandingkan ukuran besar atau kecil, panjang atau pendek bentuk geometri

3. Mengurutkan Anak dapat mengurutkan bentuk

geometri berdasarkan ukurannya

Tabel 3.2 Kisi-kisi Lembar Observasi Guru (Checklist)

No. Langkah-Langkah Kegiatan

1. Guru menyiapkan alat permainan konstruktif berupa, lego yang digunakan padaa hari itu

2. Guru membagi anak menjadi kelompok kecil kemudian guru membagikan bahan yang akan digunakan oleh anak

3. Guru merangsang kognitif anak dengan melakukan tanya jawab tentang kegiatan yang dilakuakan pada hari itu

4. Guru memberikan kesempatan kepada anak untuk bermain konstruktif 5. Guru mengamati kerja anak, dan guru mendampingin anak bermain

konstruktif

6. Guru menghargai hasil karya anak dengan memberi tanda bintang sebagai reward, sehingga anak akan lebih termotivasi

(46)

F. Teknik Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan memerlukan teknik pengumpulan data sebagai berikut :

1. Observasi

Data penelitian dikumpulkan dengan menggunakan teknik obsevasi yaitu suatu cara pengumpulan data atau bukti-bukti dengan mengadakan pencatatan secara sistematis untuk mengamati secara langsung kegiatan pembelajaran mulai dari awal pembelajaran sampai akhir pelaksanaan pembelajaran tindakan digunakan menggunakan lembar observasi peningkatan mengenal bentuk geometri melalui bermain konstruktif.

2. Dokumentasi

Dokumentasi yaitu sebuah cara yang dilakukan untuk menyediakan dokumen-dokumen dengan menggunakan bukti yang akurat dan pencatatan sumber-sumber informasi. Dokumentasi ini digunakan untuk memperkuat data apabila terjadi kekeliruan dari sumber data. Dokumentasi ini berupa foto-foto ketika anak sedang bermain konstruktif yang diterapkan.

G. Teknik Analisis Data 1. Teknik Analisis Data

Data yang diperoleh dalam penelitian ini dianalisis menggunakan teknik analisis data deskriptif kualitatif. analisis data deskriptif kualitiatif merupakan gambaran kualitas atau mutu dari angka-angka yangdiproleh dari hasil tindakan.

(47)

32

Menurut Masyhud (Asmarani Arum2016:40) hasil obsevasi analisis dengan menggunakan rumus yaitu:

P= f /N x

100%

Keterangan:

P = Hasil pengamatan

f = Skor mentah yang diproleh siswa N = Skor maksimum

Untuk mengetahui hasil belajar anak yang diperoleh, maka disajikan kriteria persentase hasil belajar pada tabel 3.3 sebagai berikut:

Tabel 3.3 Kriteria Penilaian Anak

No Kriteria Persentase

1 BSB (Berkembang Sangat Baik) 76-100

2 BSH (Berkembang Sesuai Harapan) 51-75

3 MB (Mulai Berkembang) 26-50

4 BB (Belum Berkembang) 0-25

H. Indikator Keberhasilan

Indikator keberhasilan disini di bagi dua yaitu indikator proses dan indikator hasil. Indikator proses (guru) adalah jika pada penelitian ini pada pelaksanaan siklus tindakan tahap evaluasi diperoleh 75% dari jumlah langkah- langkah pelaksanaan pembelajaran dengan menerapkan bermain konstruktif dengan memperoleh kategori baik. Sedangkan indikator keberhasilan (anak) jika pada penelitian ini pada pelaksanaan siklus tindakan tahap evaluasi diperoleh 75%

(48)

dari jumlah langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran dengan menerapkan permainan konstruktif memperoleh kategori Berkembang Sangat Baik

Tabel 3.4 Kategori Penilaian Harian Belajar

No. Kategori Kemampuan Simbol

1. Belum Berkembang

Kemampuan mengenal bentuk geometri anak tidak berkembang walaupun dengan bimbingan dan arahan dari guru

BB

2. Mulaia Berkembang

Kemampuan mengeal bentuk geometri anak mulai berkembang dengan arahan dan bimbingan guru

MB

3. Berkembang Sesuai Harapan

Kemampuan mengenal bentuk geometri anak berkembang sesuai harapan tanpa bimbingan dan arahan guru

BSH

4. Berkembang Sangat Baik

Kemampuan mengenal bentuk geometri anak berkembang dengan sangat baik dan tepat dalam melakukan percobaan tanpa bimbingan dan arahan guru

BSB

(49)

34 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian 1. Pemaparan Siklus I

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dilakukan peneliti sebagai observer dan berdampingan dengan guru kelas sebagai pengajar dalam penelitian.

Penelitian dilaksanakan sebanyak 2 siklus. Siklus I dilaksanakan pada tanggal 14 Oktober 2019 sampai 16 Oktober 2019, d siklus II dilaksankan pada tanggan 23 Oktober 2019 sampai 25 Oktober 2019. Setiap siklus terdiri dari empat tahap yaitu perencanaaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Adapun proses pelaksanaan dari penelitian ini yaitu sebagai berikut :

a. Perencanaan

Perencanaan dilakukan beberapa hari sebelum peneliti melakukan penelitian yaitu pada hari kamis, 10 Oktober 2019 di TK Kartika Jaya XX-34 kegiatan perencanaan ini dilakuakan dengan mengidentifikasi dan menganalisis masalah yang berkaitan dengan peningkatan kemampuan mengenal bentuk geometri melalui bermain konstruktif pada anak didik kelompok B2 TK Kartika Jaya XX-34.

Adapun rencana yang dilaksanakan adalah sebagai beriku :

1. Peneliti memahas kembali penerapan bermain sambil belajar pada anak didik untuk mengembangkan kemampuan mengenal bentuk geommetri dalam hal ini bermain konstruktif

(50)

2. Menentukan waktu pelaksanaan

3. Membuat lembar observasi guru dan anak didik

4. Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran harian (RPPH)

b. Pelaksanaan Tindakan Siklus I

1.) Petemuan pertama, siklus I/Senin, 14 Oktober 2019

Pelaksanaaan siklus I pertemuan pertama dengan waktu dimulai jam pelajaran pada puku 08.00 s/d 11.00 wita dengan pelaksanaan tindakan dilakukan sebagai berikut kegiatan awa ± 30 menit, kegiatan inti ± 60 menit, dan kegiatan akhir ± 30 menitPada pertemuan pertama jumlah anak didik kelompok B2 Tk Kartika Jaya XX-34 Kabupaten Gowa yaitu 13 orang anak didik, 7orang anak didik laki-laki dan 6 orang anak didik perempuan. Dan yang hadir hanya 11 orang anak didik yaitu 5 orang anak didik laki-laki, dan 6 orang anak perempuan.

Adapun uraiannya sebagai berikut:

a.) Kegiatan Awal

Kegiatan awal ini dimulai dengan kegiatan baris berbaris di depan kelas, bernyanyi dan periksa kuku. Melakukan tepuk semangat, menyanyikan lagu untuk mengucapkan salam serta lagu pengantar doa sebelum belajar di sertai dengan surah Al-fatihah beserta dengan artinya dan menyanyikan lagu sesuai dengan tema “Ayam-Ayam” lalu dilanjutkan dengan menyanyikan lagu-lagu berhitung, lagu nama-nama hari serta nama-nama bulan. Selanjutnya anak-anak menyebutkan tanggal, bulan, dan tahun pada hari itu. Kemudian bercakap-cakap tentang ciptaan Tuhan.

(51)

36

b.) Kegiatan Inti

Guru memperlihatkan gambar binatang darat “Ayam” dan anak mengamati gambar ayam yang diperlihatkan oleh ibu guru, dilanjutkan dengan tanya jawab perihal gambar ayam yang di perlihatkan oleh ibu guru. Kemudian anak mengemukakan sendiri dari gambar ayam tersebut. Setelah itu anak mewarnai sketsa gambar ayam yang telah disediakan, selanjutnya anak menulis huruf “A-Y-A-M” di lembaran kertas sketsa gambar ayam apabila anak sudah mewarnai gambar sketsa ayam.

Apabila anak sudah mewarnai sketsa gambar ayam dan menulis huruf

“A-Y-A-M” selanjutnya anak bermain konstruktif balok geometri. Kegiatan ini dimulai dengan guru bertanya “Balok ini bentunya apa?” tidak semua anak menjawab tetapi ada yang beberapa anak yang menjawab “Persegi Panjang”

dilanjutkan lagi bentuk geometri selanjutnya sambil mengangkat baloknya “Ini bentuk apa yah?” ada sebagian anak menjawab “segitiga” selanjutnya guru menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan dengan memberi tahu aturan permainannya. Guru menanyakan pada anak didik :Apakah sudah paham mengenai aturan bermainnya atau belum?”. Anak-anak seketika menjawab dengan suara lantangnya “Sudah bu”, kegiatan bermain konstruktif ditemani dan diawasi oleh guru kelas dan terlebih dahulu anak mengelompokkan bentuk geometri yang sesuai bentuk persegi empat dan segitiga, kemudian anak didik menyebutkan bentuk-bentuk geometri tersebut. Kemudian anak didik menyusun membentuk ayam menggunakan balok geometri persegi dan segitiga.

(52)

c.) Kegiatan Istirahat

Masuk kegiatan istirahat, guru membimbing anak untuk mencuci tangan sebelum dan sesudah makan serta membimbing anak untuk berdoa bersama.

d.) Kegiatan Akhir

Kegiatan akhir pembelajaran, guru mengajak anak untuk mengevaluasi hasil kegiatan pembelajaran dengan tanya jawab kegiatan apa saja yang sudah dilakuakan pada hari itu. Anak didik menjawab pertanyaan guru dengan cukup baik. Kegiatan tanya jawab antara guru dan anak bertujuan menggali pengetahuan anak mengenai pengenalan tentang bentuk-bentuk geometri. Anak didik diberikan banyak kesempatan untuk bercerita mengenai kegiatan yang telah dilakuakn pada waktu itu, anak didik telihat sangat senang ketika permainan konstruktif berlangsung. Setelah melakukan sesi tanya jawab, pada kegitan akhir guru memberikan beberapa nasehat pada anak didik. Kegiatan selanjutnya yaitu bernyanyi dan ber doa sebelum pulang sekolah.

1. Pertemuan kedua/ Selasa, 15 Oktober 2019

Pelaksanaaan siklus I pertemuan pertama dengan waktu dimulai jam pelajaran pada puku 08.00 s/d 11.00 wita dengan pelaksanaan tindakan dilakukan sebagai berikut kegiatan awa ± 30 menit, kegiatan inti ± 60 menit, dan kegiatan akhir ± 30 menitPada pertemuan kedua jumlah anak didik kelompok B2 TK Kartika Jaya XX-34 Kabupaten Gowa yaitu 13 orang anak didik, 7orang anak didik laki-laki dan 6 orang anak didik perempuan. Dan yang hadir hanya 10 orang anak didik yaitu 4 orang anak didik laki-laki, dan 6 orang anak perempuan.

Adapun uraian pelaksanaan sebagai berikut.

(53)

38

a.) Kegiatan Awal

Kegiatan awal ini dimulai dengan kegiatan baris berbaris di depan kelas, bernyanyi dan periksa kuku. Melakukan tepuk semangat, lompat kelinci, menyanyikan lagu untuk mengucapkan salam serta lagu pengantar doa sebelum belajar di sertai dengan surah Al-fatihah beserta dengan artinya dan menyanyikan lagu sesuai dengan tema lalu dilanjutkan dengan menyanyikan lagu-lagu berhitung, lagu nama-nama hari serta nama-nama bulan. Selanjutnya anak-anak menyebutkan tanggal, bulan, dan tahun pada hari itu. Kemudian bercakap-cakap tentang ciptaan Tuhan.

b.) Kegiatan Inti

Guru memperlihatkan gambar binatang darat “ulat” dan anak mengamati gambar ulat yang diperlihatkan oleh ibu guru, dilanjutkan dengan tanya jawab perihal gambar kelinci yang di perlihatkan oleh ibu guru. Kemudian anak mengemukakan sendiri dari gambar kelinci tersebut. Setelah itu anak mengkolase sketsa gambar ulat yang telah disediakan. Apabila anak sudah mengkolase sketsa gambar ulat selanjutnya anak bermain konstruktif yaitu menyusun balok geometri persegi empat dan segitiga kelinci. Kegiatan ini dimulai dengan guru bertanya “ini bentunya apa?” tidak semua anak menjawab tetapi ada yang beberapa anak yang menjawab “Persegi Panjang” dilanjutkan lagi bentuk geometri selanjutnya sambil mengangkat baloknya “Ini bentuk apa yah?” ada sebagian anak menjawab “Segi tiga” selanjutnya guru menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan dengan memberi tahu aturan permainannya. Selanjutnya anak didik menyusun balok geometri persefi empat dan segitiga membentuk ulat.

(54)

Guru menanyakan pada anak didik :Apakah sudah paham mengenai aturan bermainnya atau belum?”. Anak-anak seketika menjawab dengan suara lantangnya “Sudah bu”, kegiatan bermain konstruktif ditemani dan diawasi oleh guru kelas.

c.) Kegiatan istirahat

Masuk kegiatan istirahat, guru membimbing anak untuk mencuci tangan sebelum dan sesudah makan serta membimbing anak untuk berdoa bersama.

d.) Kegiatan Akhir

Kegiatan akhir pembelajaran, guru mengajak anak untuk mengevaluasi hasil kegiatan pembelajaran dengan tanya jawab kegiatan apa saja yang sudah dilakuakan pada hari itu. Anak didik menjawab pertanyaan guru dengan cukup baik. Kegiatan tanya jawab antara guru dan anak bertujuan menggali pengetahuan anak mengenai pengenalan tentang bentuk-bentuk geometri. Anak didik diberikan banyak kesempatan untuk bercerita mengenai kegiatan yang telah dilakuakn pada waktu itu, anak didik telihat sangat senang ketika permainan konstruktif berlangsung. Setelah melakukan sesi tanya jawab, pada kegitan akhir guru memberikan beberapa nasehat pada anak didik. Kegiatan selanjutnya yaitu bernyanyi dan ber doa sebelum pulang sekolah

1.) Pertemuan 3/ Rabu 16 Oktober 2019

Pelaksanaaan siklus I pertemuan pertama dengan waktu dimulai jam pelajaran pada puku 08.00 s/d 11.00 wita dengan pelaksanaan tindakan dilakukan sebagai berikut kegiatan awa ± 30 menit, kegiatan inti ± 60 menit, dan kegiatan akhir ± 30 menitPada pertemuan ketiga jumlah anak didik kelompok B2 Tk

(55)

40

Kartika Jaya XX- 34 Kabupaten Gowa yaitu 13 orang anak didik, 7 orang anak didik laki-laki dan 6 orang anak didik perempuan. Dan yang hadir hanya 11 orang anak didik yaitu 5 orang anak didik laki-laki, dan 6 orang anak perempuan.

Adapun uraian pelaksanaan sebagai berikut:

a.) Kegiatan Awal

Kegiatan awal ini dimulai dengan kegiatan baris berbaris di depan kelas, bernyanyi dan periksa kuku. Melakukan tepuk semangat, menirukan suara kucing menyanyikan lagu untuk mengucapkan salam serta lagu pengantar doa sebelum belajar di sertai dengan surah Al-fatihah beserta dengan artinya dan menyanyikan lagu sesuai dengan tema lalu dilanjutkan dengan menyanyikan lagu-lagu berhitung, lagu nama-nama hari serta nama-nama bulan. Selanjutnya anak-anak menyebutkan tanggal, bulan, dan tahun pada hari itu. Kemudian bercakap-cakap tentang ciptaan Tuhan.

b.) Kegiatan Inti

Guru memperlihatkan gambar binatang darat “Kucing” dan anak mengamati gambar Kucing yang diperlihatkan oleh ibu guru, dilanjutkan dengan tanya jawab perihal gambar kucing yang di perlihatkan oleh ibu guru. Kemudian anak mengemukakan sendiri dari gambar kucing tersebut. Setelah itu anak mewarnai sketsa gambar kucing yang telah disediakan, Apabila anak sudah mewarnai sketsa gambar kucing selanjutnya anak bermain konstruktif balok geometri. Kegiatan ini dimulai dengan guru bertanya “Balok ini bentunya apa?”

tidak semua anak menjawab tetapi ada yang beberapa anak yang menjawab

“Persegi Panjang” dilanjutkan lagi bentuk geometri selanjutnya sambil

(56)

mengangkat baloknya “Ini bentuk apa yah?” ada sebagian anak menjawab

“Persegi” selanjutnya guru menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan dengan memberi tahu aturan permainannya. Guru menanyakan pada anak didik :Apakah sudah paham mengenai aturan bermainnya atau belum?”. Anak-anak seketika menjawab dengan suara lantangnya “Sudah bu”, kegiatan bermain konstruktif ditemani dan diawasi oleh guru kelas. Kemudian anak menyelesaikan tugasnya dengan menyususn balok geometri persei empat dan persegi panjang membentuk kucing.

c.) Kegiatan Istirahat

Masuk kegiatan istirahat, guru membimbing anak untuk mencuci tangan sebelum dan sesudah makan serta membimbing anak untuk berdoa bersama.

d.) Kegiatan Akhir

Kegiatan akhir pembelajaran, guru mengajak anak untuk mengevaluasi hasil kegiatan pembelajaran dengan tanya jawab kegiatan apa saja yang sudah dilakuakan pada hari itu. Anak didik menjawab pertanyaan guru dengan cukup baik. Kegiatan tanya jawab antara guru dan anak bertujuan menggali pengetahuan anak mengenai pengenalan tentang bentuk-bentuk geometri. Anak didik diberikan banyak kesempatan untuk bercerita mengenai kegiatan yang telah dilakuakn pada waktu itu, anak didik telihat sangat senang ketika permainan konstruktif berlangsung. Setelah melakukan sesi tanya jawab, pada kegitan akhir guru memberikan beberapa nasehat pada anak didik. Kegiatan selanjutnya yaitu bernyanyi dan ber doa sebelum pulang sekolah.

Gambar

Gambar        Halaman
Gambar  2.1  Kerangka  berfikir  dalam  meningkatkan  kemampuan  mengenal  bentuk  geometri  melalalui  bermain  konstruktif  pada  anak  didik  kelompk  B2  TK  Kartika  Jaya  XX-34,  Kodim  Pandang-Pandang  Kabupaten  Gowa
Tabel 3.1 Kisi-kisi Lembar Observasi Anak (Checklist)
Tabel 3.3 Kriteria Penilaian Anak
+7

Referensi

Dokumen terkait

Penghargaan berupa ucapan “terima kasih” dan “selamat berjuang” yang diberikan Najwa kepada para kandidat dan tim sukses pendukung kedua pasangan calon gubernur

Beberapa masalah yang dihadapi dalam pem- bangunan pertanian ialah (1) laju perubahan lahan pertanian menjadi non-pertanian masih cukup tinggi, (2) penurunan

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar pada tema peristiwa alam sub tema musim penghujan melalui pendekatan saintifik dan model pembelajaran

pada awal hasil produksi mengandung variabel yang sama dengan ruas kiri.. STMIK GI MDP Diktat Teori Bahasa dan Automata Hal 89. Produksi yang rekursif kanan menyebabkan

Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan ( research and development ). Pengembangan media video dilakukan dengan langkah-langkah: 1) analisis kebutuhan,

Dari beberapa model pengelolaan aset wakaf di Yayasan Sabilillah tersebut maka Yayasan Sabilillah telah berhasil dalam melakukan pemanfaatan harta wakaf yang

di dalam Lembaga Permasyarakatan ini tidak ada yang bisa diajak bicara, apalagi sesama narapidana, pastinya mereka memiliki masalah yang sama lagipula bercerita

Tingginya skor norma sosial ini ditunjukkan oleh adanya hubungan kepercayaan dan kerja sama antar masyarakat untuk mewujudkan pengelolaan lahan hutan yang lestari