• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

B. Hasil Penelitian Relevan

Penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti didukung oleh penelitian yang telah dilakukan sebelumnya yaitu :

1. Penelitian yang dilakukan oleh Amelia Rahman, Ofianto, dan Ridho Bayu Yefterson dari Universitas Negeri Padang dengan judul

“Pengembangan Instrumen Tes Higher Order Thinking Skills (HOTS) Pada Mata Pelajaran Sejarah Indonesia”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa instrumen tes yang akan diujikan memiliki tingkat validitas sebesar 0,77-1,30, yang berarti item tes valid atau fit dengan model satu parameter. Kemudian untuk reliabilitas pada instrumen tes HOTS adalah 0,71 dan dapat dinyatakan layak/baik untuk digunakan (dengan koefisien reliabilitas ≥ 0,70). Lalu, pada tahap uji coba terbatas adalah 61,69. Sehingga terdapat sebanyak 22 atau 71% peserta didik yang nilainya berada di atas rata-rata dan 9 atau 29% peserta didik yang nilainya di bawah rata-rata. Oleh karena itu pada uji coba terbatas, secara keseluruhan peserta didik memiliki kemampuan berpikir tingkat tinggi (HOTS) pada kategori baik. Sedangkan pada instrumen tes yang

dikembangkan sudah mencapai layak sehingga dapat dikatakan dapat mengukur HOTS peserta didik dalam pembelajaran sejarah.

Persamaan dengan penelitian ini terletak pada penggunaan instrumen tes sebagai bahan evaluasi berbasis HOTS pada mata pelajaran sejarah.

Perbedaan dengan penelitian ini terletak pada penggunaan model R&D.

Penelitian Amelia dkk, menggunakan model ADDIE sebagai pengembangan penelitiannya, sedangkan penelitian ini menggunakan model Borg dan Gall.

2. Penelitian yang dilakukan oleh Aula Husnawati, Hartono, dan Masturi pada tahun 2019 dengan judul “Pengembangan Soal Higher Order Thinking Skills (HOTS) Fisika Kelas VIII SMP Materi Gerak Pada Benda”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa produk yang dihasilkan layak berdasarkan validitas ahli materi, analisis keefektifan internal dan eksternal. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan validitas ahli materi 88,75% atau sangat valid. Analisis keefektifan internal dilakukan berdasarkan ranaf kriteria kognitif HOTS. Ranah kognitif yang digunakan dalam pembuatan instrumen asesmen HOTS adalah C4 (40%), C5(50%), dan C6 (10%). Selanjutnya berdasarkan analisis eksternal yang dilakukan dengan cara membandingkan soal HOTS yang dikembangkan dengan soal OSN IPA menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan.

Persamaan dengan penelitian ini terletak pada penggunaan instrumen tes sebagai bahan evaluasi berbasis HOTS. Perbedaan dengan penelitian ini

terletak pada mata pelajaran yang diuji. Selain mata pelajaran adalah jenjang kelas. Aula dkk pada kelas VIII SMP, sedangkan peneliti pada kelas XI SMA.

Dari paparan yang telah dijelaskan di atas mengenai persamaan penelitian yang relevan dengan peneliti dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa, pengembangan soal sejarah berbasis HOTS pada pokok bahasan pemikiran-pemikiran yang melandasi peristiwa-peristiwa penting di Eropa dan pengaruhnya bagi kehidupan bangsa Indonesia serta bangsa lain pada masa kini untuk peserta didik kelas XI SMA belum pernah diterapkan sebelumnya sehingga peneliti memiliki inovasi untuk mengembangkan soal sejarah berbasis HOTS.

C. Kerangka Pikir

Pembelajaran abad 21 menuntut peserta didik agar dapat menjalankan kehidupan sesuai dengan tuntutan zaman. Hal ini menjadi salah satu faktor dikembangkannya Kurikulum 2013 pada dunia pendidikan. Dalam implementasi Kurikulum 2013 guru dituntut untuk mengembangkan pembelajaran dengan substansi sebagai berikut (1) Penguatan Pendidikan Karakter (PPK), (2) Gerakan literasi di sekolah atau yang lebih dikenal dengan Gerakan Literasi Sekolah (GLS), (3) Keterampilan 4C (Communication, Collaboration, Critical Thinking and Problem Solving, dan Creativity and Innovation), dan (4) Higher Order Thinking Skills (HOTS). Pada dewasa ini,

HOTS menjadi salah satu hal penting yang perlu dikembangkan oleh guru dalam pembelajaran.

Dalam suatu pembelajaran tentunya diperlukan kemampuan berpikir tingkat tinggi, dan ini juga berlaku pada pembelajaran sejarah yang bertujuan untuk melatih peserta didik agar dapat berpikir kritis, berpikir kreatif dan inovatif, memiliki kemampuan untuk memecahkan masalah dan mengambil keputusan, memiliki kemampuan dalam mengaitkan pengetahuan yang diperoleh dengan pengetahuan yang baru didapat, dapat membuat sebuah produk, serta dapat berpikir secara reflektif sehingga dapat memakani dan mengimplementasikan setiap nilai yang terkandung dalam materi sejarah dalam kehidupan sehari-hari.

Dalam penerapan HOTS perlu dilakukan evaluasi pembelajaran. Evaluasi pembelajaran oleh guru meliputi evaluasi kognitif (pengetahuan), afektif (sikap), dan psikomotor (keterampilan). Penerapan ini bertujuan agar guru dan peserta didik dapat berpikir tingkat tinggi (HOTS) (guru dalam hal penyusunan soal dan peserta didik pada bagaimana ia memecahkan suatu permasalahan dalam suatu soal evaluasi) pada pembelajaran sejarah. Namun seringkali dalam kenyataannya, guru belum mampu secara maksimal untuk menyusun soal HOTS dan peserta didik belum mampu berpikir hingga ranah HOTS. Hal ini dapat terjadi karena pelatihan yang kurang optimal dan berbagai macam faktor lainnya.

Berdasarkan uraian di atas, skema kerangka pikir dapat digambarkan sebagai berikut :

Pembelajaran Abad

21 Kurikulum 2013 HOTS

Pembelajaran Sejarah

Evaluasi Pembelajaran

Sejarah

Membuat soal sejarah berbasis

HOTS

Dihasilkannya soal sejarah berbasis HOTS yang layak

Gambar IV Kerangka Berpikir

54 BAB III

METODE PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah penelitian dan pengembangan atau disebut juga dengan nama Research and Development (R&D). R&D adalah metode penelitian yang digunakan untuk merancang produk tertentu dan menguji keefektifan metode tersebut.59 R&D dalam ranah pendidikan merupakan suatu metode penelitian yang digunakan untuk mengembangkan dan memvalidasi produk yang digunakan dalam bidang pendidikan dan pembelajaran. Borg dan Gall kemudian menjelaskan lebih lanjut mengenai apa yang dimaksud dengan model penelitian dan pengembangan, adapun penjelasan tersebut sebagai berikut:

“Educational research and development is a process used to develop and validate educational products. The steps of this process are usually referred to as the R&D cycle, which consists of studying research findings pertinent to the product to be developed, developing the product based on the finding, field testing it in the setting where it will be used eventually, and revising it to correct the deficiencies found in the field testing stage. In indicate that product meets its behaviorally defined objectives.”60

Terjemahan dari uraian tersebut adalah “penelitian dan pengembangan bidang pendidikan adalah suatu proses yang yang digunakan untuk mengembangkan dan memvalidasi produk di bidang pendidikan.

59 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, Bandung: Alfabeta, CV, 2011, hlm. 297.

60 Gall, M, D., Gall, J. P., & Borg, W. R. Educational Research an Introduction; Third Edition.

(USA: Pearson Education, 1983), hlm.772.

langkah pada proses ini biasanya disebut dengan siklus R&D, yang terdiri dari:

peninjauan hasil penelitian sebelumnya yang terkait validitas komponen produk yang dikembangkan, mengembangkannya menjadi sebuah produk, menguji produk yang dirancang, dan meninjau serta mengoreksi produk tersebut berdasarkan hasil uji coba. Hal ini merupakan indikasi bahwa produk dari kegiatan pengembangan yang dilakukan bersifat objektif.”61

R&D model Borg dan Gall terdiri dari sepuluh langkah implementasi, yakni: (1) penelitian dan pengumpulan data (research and information collecting), (2) perencanaan (planning), (3) pengembangan draf produk (develop preliminary form of product), (4) uji coba lapangan (preliminary field testing), (5) penyempurnaan produk awal (main product revision), (6) uji coba lapangan (main field testing), (7) menyempurnakan produk hasil uji lapangan (operational product revision), (8) uji pelaksanaan lapangan (operasional field testing), (9) penyempurnaan produk akhir (final product revision), dan (10) diseminasi dan implementasi (dissemination and implementation).62 Langkah tersebut ditunjukkan pada bagan berikut:

61 Ibid.

62 Hamdani, Strategi Belajar Mengajar, Bandung: Pustaka Setia, hlm. 25-27.

Gambar V Langkah penggunaan metode R&D menurut Borg dan Gall Sumber:

https://www.taufiq.net/2019/09/model-penelitian-pengembangan-borg-and.html diakses pada tanggal 20 November 2020 Pukul 21.47 WIB

Keterangan dari bagan tersebut adalah sebagai berikut:63

1. Research and information collecting (penelitian dan pengumpulan data). Pada langkah ini melibatkan studi literatur tentang topik atau masalah yang akan dipelajari dan persiapan untuk menyusun kerangka kerja penelitian.

2. Planning (perencanaan). Pada langkah ini melibatkan perumusan keterampilan dan pengetahuan yang relevan dengan masalah yang ada, kemudian menentukan tujuan yang hendak dicapai pada setiap langkah, dan melakukan studi kelayakan terbatas jika memungkinkan/diperlukan.

63 Zainal Arifin, Penelitian Pendidikan-Metode dan Paradigma Baru, Bandung: Pt. Remaja Rosdakarya, 2012, hlm. 129-132.

3. Develop preliminary form of product (pengembangan bentuk permulaan dari produk). Pada langkah ini melibatkan peningkatan bentuk awal dari produk yang akan dihasilkan. Pada tahap ini juga merupakan persiapan komponen pendukung, persiapan instruksi dan petunjuk, serta melakukan evaluasi terhadap kelayakan alat pendukung.

4. Preliminary field testing (uji coba awal lapangan). Pada langkah ini terjadi pelaksanaan uji coba lapangan pertama dalam skala terbatas.

Pelaksanaan melibatkan sebanyak 6-12 subjek tes. Pada langkah ini, data dikumpulkan dan dianalisis melalui wawancara, observasi atau angket.

5. Main product revision (revisi produk). Pada langkah ini peneliti melakukan perbaikan produk awal yang dilakukan berdasarkan hasil percobaan pertama. Perbaikan ini kemungkinan besar akan dilakukan lebih dari satu kali, berdasarkan hasil pengujian terbatas, sehingga diperoleh desain produk utama yang siap untuk pengujian lebih lanjut.

6. Main field testing (uji coba lapangan). Pada langkah ini dilakukan uji coba utama yang melibatkan seluruh peserta didik.

7. Operational product revision (revisi produk operasional). Pada langkah ini peneliti melakukan penyempurnaan hasil percobaan yang lebih luas, sehingga produk yang dikembangkan sudah merupakan desain model operasional yang siap untuk divalidasi.

8. Operational field testing (uji coba lapangan operasional). Pada langkah ini peneliti melakukan validasi model operasional yang telah dihasilkan.

9. Final product revision (revisi produk akhir). Pada langkah ini peneliti melakukan perbaikan akhir pada model yang dikembangkan untuk menciiptakan produk final.

10. Dissemination and implementation. Pada langkah ini peneliti menawarkan produk yang dikembangkan dan mengaplikasikannya di lapangan.

Langkah-langkah di atas bukanlah langkah baku yang harus diikuti.

Langkahnya dapat disesuaikan dengan kebutuhan peneliti.

B. Uji Coba Produk

Pada penelitian ini, tahapan langkah R&D menurut Borg dan Gall tidak digunakan secara menyeluruh dikarenakan situasi pandemi (Covid-19) yang tidak mendukung terlaksananya keseluruhan proses/langkah menurut Borg dan Gall. Penelitian ini hanya menerapkan langkah pertama hingga langkah ketujuh.

Ketujuh langkah tersebut diantaranya adalah (1) penelitian awal dan mengumpulkan informasi, (2) perancangan desain produk awal, (3) pengembangan produk awal, (4) uji coba produk secara terbatas, (5) revisi hasil uji lapangan terbatas, (6) uji coba lapangan, (7) penyempurnaan produk hasil uji lapangan, dengan penjelasan sebagai berikut:

1. Penelitian dan Pengumpulan Data

Langkah pertama dalam penelitian ini adalah melakukan penelitian dan pengumpulan data yang meliputi pengukuran kebutuhan, studi

pustaka/literatur, penelitian skala kecil, dan pertimbangan nilai. Pada tahap ini peneliti membagi menjadi beberapa pembahasan.

a. Pemilihan Materi

Materi yang akan dijadikan pokok bahasan dalam R&D ini adalah pemikiran-pemikiran yang melandasi peristiwa penting di Eropa dan pengaruhnya bagi bangsa Indonesia serta bangsa lain di dunia pada masa kini. Pemilihan materi didasarkan pada pertimbangan sebagai berikut:

Renaissance, Merkantilisme, Reformasi Gereja, Aufklarung, dan Revolusi Industri merupakan suatu materi pembelajaran yang dapat dipetik nilainya dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Tentunya hal ini selaras dengan substansi Kurikulum 2013 mengenai PPK. Nilai yang diperoleh dari materi ini adalah sikap kejujuran, kritis, dan tanggung jawab. Selain karena muatan nilai, materi ini dipilih karena peneliti pernah memberikan presentasi dan pengajaran pada mahasiswa Pendidikan Sejarah yang setingkat ketika mengambil mata kuliah Pembelajaran Mikro.

b. Analisis Kebutuhan

Pada fase ini, peneliti mengumpulkan data melalui observasi ketika pembelajaran sejarah berlangsung dan dilanjutkan dengan wawancara tidak terstruktur dengan guru mata pelajaran sejarah dan peserta didik kelas XI IPS dari SMA Negeri 8 Yogyakarta ketika mengikuti program Pengenalan Lapangan Persekolahan (PLP) Perencanaan Pembelajaran dan Pengelolaan Pembelajaran. Observasi dan wawancara ini bertujuan

untuk mengetahui informasi mengenai masalah terkait dengan penerapan soal berbasis HOTS di sekolah. Informasi yang telah terkumpul akan dianalisis sebagai pertimbangan dalam pengembangan yang diharapkan mampu memecahkan masalah yang dihadapi.

c. Studi Literatur

Langkah selanjutnya adalah studi literatur mengenai buku ajar.

Peneliti mempelajari buku, modul, dan jurnal, baik dalam bentuk cetak maupun elektronik, untuk dijadikan referensi materi pemikiran-pemikiran yang melandasi peristiwa penting di Eropa dan pengaruhnya bagi bangsa Indonesia serta bangsa lain yang nantinya akan dijadikan bahan membuat soal sejarah berbasis HOTS. Peneliti menggunakan Kompetensi Dasar (KD) 3.3, yakni Menganalisis pemikiran-pemikiran yang melandasi peristiwa penting di Eropa antara lain Renaissance, Merkantilisme, Reformasi Gereja, Aufklarung, Revolusi Industri, dan pengaruhnya bagi bangsa Indonesia serta bangsa lain di dunia pada masa kini.

2. Perencanaan

Berdasarkan penelitian dan pengumpulan data yang telah dilakukan, maka dibuat rancangan/desain produk yang meliputi:

a. Tujuan

Tujuan dari penelitian R&D ini adalah memaparkan desain pengembangan soal sejarah berbasis HOTS kelas XI SMA pada pokok bahasan pemikiran-pemikiran yang melandasi peristiwa

penting di Eropa dan pengaruhnya bagi bangsa Indonesia serta bangsa lain untuk kelas XI SMA dalam pembelajaran sejarah.

b. Pengguna

Pengguna dari soal sejarah berbasis HOTS ini, yaitu peserta didik SMA kelas XI IPS.

3. Pengembangan Draf Produk

Peneliti kemudian mulai melakukan penyusunan kisi-kisi soal HOTS dengan memperhatikan tingkat kognitif pada Taksonomi Bloom yang sudah disempurnakan, yakni tingkat kognitif C4, C5, dan C6. Peneliti tak lupa memperhatikan penggunaan kata kerja operasional (KKO) dalam indikator soal, menyusun 60 butir soal sejarah berbasis HOTS yang terdiri dari 50 soal berbentuk pilihan ganda dan 10 soal berbentuk uraian, membuat kunci jawaban, serta membuat pedoman penskoran yang mengandung kata kunci khusus untuk soal uraian.

4. Uji Coba Lapangan Terbatas

Langkah ini merupakan uji produk secara terbatas. Langkah ini meliputi: 1) melakukan uji lapangan awal terhadap desain produk; 2) isi maupun dari pihak yang terlibat terbatas; 3) uji lapangan awal dilakukan beberapa kali untuk mendapatkan desain yang layak secara substansi dan metodologi. Pada tahap ini, peneliti mengembangkan produk awal dengan melakukan uji coba lapangan terbatas atau uji internal terhadap soal HOTS yang sudah disusun.

Desain produk berupa soal sejarah berbasis HOTS diuji coba pada lapangan terbatas oleh praktisi pendidikan yang didapuk menjadi dosen dan guru, yakni satu dosen Pendidikan Sejarah Universitas Sanata Dharma dan dua guru Sejarah SMA, masing-masing dari SMA Kolese Gonzaga Jakarta dan SMA Kolese De Britto Yogyakarta. Uji coba lapangan terbatas dilakukan dengan cara menyerahkan desain produk yang terdiri dari soal sejarah berbasis HOTS yang disertai kunci jawaban dan kisi-kisi, juga lembar kuesioner. Desain produk dinilai dan dikomentari oleh dosen dan guru yang selanjutnya akan digunakan peneliti sebagai bahan pertimbangan untuk merevisi produk.

5. Penyempurnaan Produk Awal

Langkah ini merupakan penyempurnaan model atau desain berdasarkan uji lapangan terbatas. Penyempurnaan produk dilakukan setelah pengujian lapangan secara terbatas dilakukan. Evaluasi yang dilakukan lebih banyak berkaitan dengan evaluasi proses, sehingga perbaikan yang dilakukan adalah perbaikan internal.

6. Uji Coba Lapangan

Langkah ini merupakan uji produk secara lebih luas. Langkah ini meliputi: 1) melakukan uji efektivitas desain produk; 2) menguji keefektifan produk menggunakan teknik eksperimen model pengulangan; 3) hasil uji lapangan diperoleh desain yang efektif dari segi isi maupun metodologi.

Pada tahap ini peneliti melakukan uji coba produk secara lebih luas, yaitu

mengirimkan produk, yang merupakan hasil revisi berdasarkan masukan dosen dan guru, kepada 10 siswa dari beberapa SMA.

7. Penyempurnaan Produk Hasil Uji Lapangan

Langkah ini adalah revisi kedua sesudah dilakukan uji lapangan yang lebih luas berdasarkan uji lapangan yang pertama. Penyempurnaan produk berdasarkan hasil uji lapapangan ekstensif ini akan semakin memperkuat produk yang sedang dikembangkan peneliti. Penyempurnaan produk ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Hal ini karena penyempurnaan produk ini didasarkan pada evaluasi hasil selain perbaikan internal.

C. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat penelitian

Penelitian ini dilakukan secara online dikarenakan situasi pandemi yang tidak memungkinkan untuk melakukan tatap muka.

2. Waktu penelitian

Penelitian ini terhitung sejak Februari 2020 hingga Oktober 2021.

Penelitian ini dimulai dari observasi hingga penyelesaian laporan skripsi.

D. Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif dan kualitatif. Dimana data kuantitatif adalah data mengenai hasil penilaian suatu produk pembelajaran berupa skor yang diukur melalui kuesioner, sedangkan data kualitatif berupa tanggapan yang dapat berupa kritik dan saran.

E. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian dan pengembangan ini adalah:

1. Observasi

Observasi merupakan aktivitas pengamatan secara sistematis terhadap penelitian untuk memperoleh data penelitian menggunakan semua indera.64 Dalam penelitian ini, observasi dilakukan secara langsung saat pembelajaran sejarah di kelas.

2. Wawancara

Menurut Esterberg yang dikutip oleh Sugiyono dalam Purwanto, wawancara tidak terstruktur adalah wawancara bebas, dan peneliti tidak menggunakan kaidah wawancara yang sistematis dan tersusun sepenuhnya.

Wawancara tidak terstruktur ini dilakukan dengan guru dan peserta didik yang bersangkutan, yaitu guru mata pelajaran sejarah dan peserta didik kelas XI IPS di SMA Negeri 8 Yogyakarta.

3. Kuesioner

Kuesioner atau angket merupakan salah satu jenis metode pengumpulan data di mana seorang responden diminta untuk menjawab pertanyaan berdasarkan pertanyaan tertulis yang diajukan peneliti.65 Jawaban memiliki sifat yang tertutup dan membimbing responden terhadap jawaban yang diinginkan pada pilihan jawaban yang sudah tersedia.

64 Creswell, 2012, terjemahan Sugiyono dalam buku Metode Penelitian & Desain Pengembangan:

Research and Development, Bandung: Alfabeta, cetakan ke 3, 2017. Hlm. 30.

65 Sugiyono, Metode Penelitian & Desain Pengembangan; Research and Development, Bandung:

Alfabeta, cetakan ke 3, 2017, hlm. 216.

Penelitian ini menggunakan kuesioner untuk mengetahui kualitas soal HOTS. Teknik kuesioner pada penelitian ini digunakan dengan tujuan untuk mendapat data dari ahli materi dan ahli validasi (dosen dan guru). Kuesioner berupa Google Forms nantinya akan diberikan secara bersamaan dengan desain produk yang akan dinilai untuk diisi oleh dosen dan guru.

Penilaian pada kuesioner memakai skala Likert (skala 5).66 Skala Likert mempunyai 5 alternatif jawaban pada tiap instrumen yang dapat berupa kata-kata antara lain yaitu : sangat baik, baik, cukup baik, kurang baik, dan sangat kurang baik67. Data yang didapatkan dari kuesioner tertutup adalah data kuantitatif yang berupa skor.68 Untuk analisis kuantitatif maka jawaban dapat diberi skor yaitu : sangat baik (5), baik(4), cukup(3), kurang(2), dan sangat kurang (1). Berikut merupakan kisi-kisi kuesioner yang akan ditujukan kepada ahli materi, dan ahli validasi.

Tabel 9. Kisi-Kisi Instrumen Uji Coba Lapangan Terbatas oleh Dosen & Guru

No. Aspek Indikator No.

item Jumlah 1

Materi

Kesesuaian soal dengan indikator pada kisi-kisi. 1 1 2 Kesesuaian soal dengan indikator (menuntut tes

tertulis untuk bentuk uraian). 2 1

3

Rumusan soal tidak mengandung unsur

SARAPPPK (Suku, Agama, Ras, Antargolongan, Pornografi, Politik, Propaganda, dan Kekerasan).

3 1

4 Kesesuaian soal dalam menggunakan stimulus yang

menarik. 4 1

5 Kesesuaian soal dalam menggunakan stimulus yang

kontekstual. 5 1

6 Ketepatan soal dalam mengukur level kognitif

penalaran. 6 1

7 Jawaban butir soal tersirat pada stimulus. 7 1

8 Pilihan Jawaban Homogen dan logis (pilihan

ganda). 8 1

66 Ibid., hlm.165.

67 Ibid., hlm.166.

68 Ibid., hlm.216.

9 Secara keseluruhan setiap soal memiliki satu

jawaban benar. 9 1

10

Konstruksi

Penggunaan rumusan pokok soal yang jelas dan

tegas. 10 1

11

Rumusan kalimat soal/pertanyaan menggunakan kata-kata tanya atau perintah yang menuntut jawaban terurai (uraian).

11 1

12 Memuat petunjuk yang jelas tentang cara

mengerjakan soal. 12 1

13

Terdapat pedoman penskoran/rubrik sesuai dengan kriteria/kalimat yang mengandung kata kunci (uraian).

13 1

14 Rumusan pokok soal dan pilihan jawaban

merupakan pernyataan yang diperlukan saja. 14 1 15 Pokok soal tidak memberi petunjuk ke kunci

jawaban. 15 1

16 Pokok soal bebas dari pernyataan yang bersifat

negatif ganda. 16 1

17 Gambar, grafik, tabel, diagram, atau sejenisnya

jelas dan berfungsi. 17 1

18

Pilihan jawaban tidak menggunakan pernyataan

“semua jawaban di atas salah” atau “semua jawaban di atas benar” dan sejenisnya.

18 1

19

Pilihan jawaban yang berbentuk angka/waktu disusun berdasarkan urutan besar kecilnya angka atau kronologisnya.

19 1

20 Panjang pilihan jawaban relatif sama (pilihan

ganda). 20 1

21 Butir soal tidak bergantung pada jawaban soal lain. 21 1 22

Bahasa

Penggunaan kalimat yang sesuai dengan ejaan bahasa Indonesia yang baik dan benar, untuk bahasa daerah dan bahasa asing sesuai kaidahnya.

22 1

23 Penggunaan bahasa/kalimat yang digunakan tidak

berlaku setempat/tabu. 23 1

24 Penggunaan kalimat/bahasa mudah

dipahami/komunikatif. 24 1

25

Pilihan jawaban tidak mengulang kata/kelompok kata yang sama, kecuali merupakan satu kesatuan pengertian.

25 1

Jumlah 25

Tabel 10. Kisi-Kisi Instrumen Uji Coba Lapangan Terbatas oleh Peserta Didik

No. Aspek Indikator No.

item Jumlah 1

Materi

Kesesuaian soal dengan indikator pada kisi-kisi. 1 1 2

Rumusan soal tidak mengandung unsur

SARAPPPK (Suku, Agama, Ras, Antargolongan, Pornografi, Politik, Propaganda, dan Kekerasan).

2 1

3 Kesesuaian soal dalam menggunakan stimulus yang

menarik. 3 1

4 Kesesuaian soal dalam menggunakan stimulus yang

kontekstual. 4 1

5 Ketepatan soal dalam mengukur level kognitif

penalaran. 5 1

6 Pilihan Jawaban Homogen dan logis (pilihan

ganda). 6 1

7

Konstruksi

Penggunaan rumusan pokok soal yang jelas dan

tegas. 7 1

8 Memuat petunjuk yang jelas tentang cara

mengerjakan soal. 8 1

9 Rumusan pokok soal dan pilihan jawaban

merupakan pernyataan yang diperlukan saja. 9 1 10 Pokok soal tidak memberi petunjuk ke kunci

jawaban. 10 1

11 Pokok soal bebas dari pernyataan yang bersifat

negatif ganda. 11 1

12 Gambar, grafik, tabel, diagram, atau sejenisnya

jelas dan berfungsi. 12 1

13

Pilihan jawaban tidak menggunakan pernyataan

“semua jawaban di atas salah” atau “semua jawaban di atas benar” dan sejenisnya.

13 1

14

Pilihan jawaban yang berbentuk angka/waktu disusun berdasarkan urutan besar kecilnya angka atau kronologisnya.

14 1

15 Panjang pilihan jawaban relatif sama (pilihan

ganda). 15 1

16 Butir soal tidak bergantung pada jawaban soal lain. 16 1 17

Bahasa

Penggunaan kalimat yang sesuai dengan ejaan

Penggunaan kalimat yang sesuai dengan ejaan

Dokumen terkait