BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Pembelajaran Abad 21
Perkembangan teknologi dan informasi yang terjadi pada abad ke-21 pada nyatanya membawa pengaruh yang begitu besar dalam aspek kehidupan manusia, dan salah satunya meliputi dunia pendidikan.
Berdasarkan data yang diperoleh dari Bank Dunia (World Bank), dapat dikatakan bahwa kualitas pendidikan di Indonesia masihlah rendah meskipun aksebilitas pendidikan bagi masyarakat diyakini telah berkembang pesat.18 Untuk mengatasi hal tersebut, Indonesia telah mencanangkan program reformasi pendidikan untuk meningkatkan kualitas pendidikan selama 15 tahun sejak tahun 2002.19 Kurikulum 2013 merupakan salah satu bentuk upaya pemerintah untuk meningkatkan kualitas pendidikan Indonesia. Melalui kurikulum tersebut menandai adanya angin segar dalam memperbaiki kualitas pendidikan di Indonesia.
Pada abad ke-21 manusia adalah aktor utama dalam pembangunan.
Manusia perlu berusaha dalam membangun peradaban yang lebih maju sehingga tidak hanya berpusat pada pengelolaan sumber daya alam secara terus-menerus. Pembangunan peradaban tersebut harus juga berpusat pada
18 Yuli Yanna Fauzie, “Bank Dunia: Kualitas Pendidikan Indonesia Masih Rendah”, diakses dari https://m.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20180607113429-284-304214/bank-dunia-kualitas-pendidikan-indonesia-masih-rendah, pada tanggal 28 Maret 2020 pukul 09.47.
19 Ibid.
peningkatan sumber daya manusia sehingga manusia menjadi makhluk yang berpendidikan, berpengetahuan, dan beradab. Hal ini bertujuan agar masyarakat dapat menggunakan dan memanfaatkan SDA sepenuhnya untuk kepentingan bersama.
Kurikulum 2013 kemudian dibentuk dan muncul sebagai jawaban dalam mengatasi berbagai rintangan yang terjadi pada abad 21 maupun di masa yang akan datang. Pada masa yang akan datang seseorang dituntut untuk memiliki beberapa kemampuan yang meliputi, kemampuan berkomunikasi, kemampuan berpikir kritis, bertanggung jawab, menjunjung tinggi toleransi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, serta bertanggung jawab terhadap lingkungan di sekitarnya. Tuntutan tersebut dijawab melalui substansi yang termuat dalam Kurikulum 2013 (PPK, GLS, 4C, dan HOTS).
Pemerintah Indonesia berharap kelak peserta didik dapat menjadi generasi penerus yang memiliki kemampuan tersebut sehingga dapat membawa perubahan yang mengarah pada kemajuan dan kesejahteraan bagi bangsa dan negaranya.
Model pembelajaran abad 21 mendorong peserta didik untuk mengeksplorasi informasi lebih banyak dan oleh sebab itu, peserta didik harus aktif untuk mencari tahu, bertanya, dan mampu berpikir secara analitis serta dapat bekerja sama dalam menyelesaikan sebuah masalah yang ada.
Pada abad 21 kehidupan manusia diwarnai dengan berbagai masalah yang kompleks, yang kemudian model pembelajaran abad 21 ada untuk melatih peserta didik agar mampu menyelesaikan sebuah permasalahan yang
dialami dengan menemukan solusi penyelesaian masalah dari pemikiran kritis, kreatif, dan kemampuan dalam memecahkan masalah, serta mengambil sebuah keputusan.20
Guru sebagai tenaga pendidik yang profesional harus memenuhi berbagai persyaratan kompetensi agar dapat melaksanakan tugas dan wewenangnya secara mumpuni. Menurut International Society for Technology in Education karakteristik terpenting dari kompetensi mengajar abad 21 adalah era informasi yang dibagi menjadi lima kategori:21
a. Guru dapat memfasilitasi dan menginspirasi pembelajaran, kreativitas peserta didik dengan indikator sebagai berikut : (1) Menggiatkan dan memodelkan penemuan serta cara berpikir
yang kreatif dan inovatif.
(2) Melibatkan peserta didik dalam menggali isu dunia, memecahkan masalah menggunakan berbagai sumber informasi digital.
(3) Mendorong peserta didik untuk berefleksi menggunakan alat kolaboratif yang bertujuan untuk menunjukkan dan memperjelas pemahaman, pemikiran, perancangan konseptual dan proses kreatif peserta didik.
(4) Memodelkan konstruksi pengetahuan melalui pembelajaran dengan peserta didik, melalui kegiatan tatap muka atau
20 Daryanto dan Syaiful Karim, Pembelajaran Abad 21, Yogyakarta : Penerbit Gava Media, 2017, hlm. 1.
21 Ibid., hlm. 3.
melalui lingkungan virtual.
b. Merancang dan mengembangkan pengalaman pembelajaran dan penilaian era digital, dengan indikator sebagai berikut:
(1) Merancang pengalaman belajar yang tepat dengan mengintegrasikan alat dan sumber daya digital untuk mendorong pembelajaran dan kreativitas peserta didik.
(2) Mengembangkan lingkungan belajar yang kaya teknologi agar peserta didik memiliki rasa ingin tahu dan berpartisipasi aktif dalam membuat tujuan, pengelolaan, dan mengukur kemajuan belajar mereka sendiri.
(3) Menyesuaikan aktivitas pembelajaran agar sesuai dengan gaya belajar dan kemampuan untuk menggunakan sumber dan alat informasi digital.
(4) Menyediakan alat penilaian formatif dan sumatif yang bervariasi menurut standar teknologi dan konten yang dapat memberikan informasi yang berguna bagi peserta didik dalam proses pembelajaran.
c. Menjadi versi belajar dan berkarya di era digital, dengan indikator sebagai berikut:
(1) Kompeten dalam mengelola sistem teknologi dan dalam transfer pengetahuan ke teknologi dan situasi baru.
(2) Pemanfaatan sumber informasi digital untuk mendorong kesuksesan dan inovasi peserta didik melalui kolaborasi
dengan peserta didik, kolega, dan komunitas.
(3) Mengkomunikasikan pandangan guru secara efektif dengan peserta didik, orangtua/wali peserta didik, dan kolega menggunakan berbagai format media digital.
(4) Memberikan contoh dan memfasilitasi penggunaan alat digital untuk menganalisis, mengevaluasi, dan menggunakan sumber informasi yang tersedia untuk mendukung penelitian dan pembelajaran.
d. Mendorong dan menjadi panutan dalam hal tanggung jawab masyarakat digital, dengan indikator sebagai berikut:
(1) Mendorong dan memberi contoh, serta mengajar secara sehat, legal, dan etis dalam penggunaan teknologi informasi digital, menghormati hak pencipta, hak kekayaan intelektual, dan dokumentasi sumber belajar.
(2) Menggunakan strategi pembelajaran yang berpusat pada peserta didik untuk memenuhi keberagaman kebutuhan peserta didik dengan menyediakan akses yang sesuai terhadap alat dan sumber informasi digital lainnya.
(3) Mendorong serta menjadi panutan dalam beretika digital dan bertanggung jawab dalam interaksi sosial yang berkaitan dengan penggunaan teknologi informasi.
(4) Mengembangkan dan memberi contoh pemahaman budaya dan kesadaran global dengan berpartisipasi bersama peserta
didik dari budaya lain menggunakan alat komunikasi dan kolaboratif digital.
e. Terlibat dalam peningkatan dan kepemimpinan yang kompeten dengan indikator sebagai berikut:
(1) Berpartisipasi dalam komunitas lokal dan global untuk mengeksplorasi penerapan teknologi kreatif untuk meningkatkan pembelajaran.
(2) Menunjukkan kepemimpinan, turut andil dalam pengambilan keputusan, serta mengembangkan keterampilan kepemimpinan dan teknologi kepada orang lain.
(3) Mengevaluasi serta mengambil nilai penelitian dan praktik profesional yang terkait dengan penggunaan alat dan sumber digital yang efektif untuk meningkatkan keberhasilan pembelajaran.
(4) Berperan serta dalam pembaharuan diri, efektivitas, dan vitalitas yang terkait dengan profesi guru.
Guru memiliki peranan yang penting dalam menghadapi tantangan yang ada di abad 21 khususnya di bidang pendidikan. Guru diharapkan dapat melakukan proses pembelajaran yang bertumpu pada 4 pilar belajar yang dianjurkan oleh United Nations Educational, Scientific, and Cultural Organization (UNESCO), adapun ke-4 pilar tersebut sebagai berikut:22
22 Ibid., hlm. 6.
a. Learning to know, yang berarti peserta didik disarankan untuk mencari berbagai pengetahuan sebanyak-banyaknya, melalui berbagai pengalaman yang dialami.
b. Learning to do, yang berarti interaksi disertai tindakan, peserta didik didorong untuk terlibat dalam memecahkan masalah yang ada di lingkungan sekitar melalui tindakan nyata.
c. Learning to be, yang berarti pentingnya mendidik serta melatih peserta didik agar dapat menjadi pribadi yang mandiri sekaligus mewujudkan apa yang menjadi impian dan cita-cita.
d. Learning to live together, yang berarti menumbuhkan kesadaran pada peserta didik mengenai dirinya yang merupakan bagian dari masyarakat. Hal ini menyebabkan mereka harus dapat hidup bersama di tengah keberagaman suku, etnis, ras, agama, latar belakang, dan lain sebagainya di Indonesia.
Berdasarkan tuntutan tersebut, guru didorong untuk berperan secara aktif dan kreatif dalam pembelajaran. Berikut merupakan beberapa poin penting yang harus dimiliki guru agar menjadi tenaga pendidik yang aktif dan kreatif:23
a. Guru bukan hanya menguasai ilmu pengetahuan sebagai hasil namun yang utama adalah sebuah proses.
b. Guru diharapkan mampu mengenal karakteristik peserta didik
23 Ibid., hlm. 7.
yang pada saat ini tengah berproses dan berkembang baik dilihat dari cara pemikirannya, perkembangan sosial, serta emosional atau perkembangan moralnya.
c. Guru diharapkan memahami pendidikan sebagai sebuah proses pembudayaan agar mampu memilih model belajar dan sistem evaluasi yang dapat diterapkan.
d. Peran guru terkait dengan kegiatan pembelajaran, administrasi pendidikan, diri pribadi, dan sudut pandang psikologis.
Guru dalam kaitannya dengan kegiatan pembelajaran dan administrasi pendidikan berperan sebagai berikut:
a. Pengambil inisiatif, pengarah serta penilai pendidikan.
b. Wakil masyarakat di sekolah, hal ini berarti guru berperan sebagai juru bicara dan kepentingan masyarakat dalam bidang pendidikan.
c. Alhi dalam bidangnya, yakni menguasai materi yang wajib diajarkan.
d. Penegak disiplin adakah peran guru dalam menjaga peserta didik agar melaksanakan kedisiplinan.
e. Pelaksana administrasi pendidikan yang berarti guru memiliki tanggung jawab dalam mengarahkan perkembangan peserta didik sebagai generasi masa depan Indonesia.
f. Penerjemah untuk masyarakat, yang berarti guru berperan dalam memberitahukan kemajuan IPTEK (Ilmu Pengetahuan dan Teknologi) kepada masyarakat.
Penataan serta perubahan Kurikulum 2013 dilakukan agar Sistem Pendidikan Nasional dapat mengikuti perkembangan zaman saat ini, dan relevan serta kompetitif. Penataan dan perubahan tersebut berdasarkan Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 35 dan 36 yang menitikberatkan pada peningkatan Standar Nasional sebagai acuan kurikulum secara berkala serta terencana. Pada implementasinya Kurikulum 2013 menuntut guru agar mampu mengembangkan pembelajaran dengan empat hal penting sebagai berikut:
a. Penerapan Gerakan Literasi Sekolah (GLS) harus dilaksanakan untuk menumbuhkan kesadaran peserta didik dalam membaca dan menulis yang tidak terbatas dilakukan di sekolah saja, melainkan juga di mana saja dan dilakukan seumur hidup. Literasi bukan hanya teentang membaca dan menulis, tetapi juga tentang keterampilan berpikir dengan menggunakan sumber pengetahuan yang berbentuk cetak, visual, atau auditori.
b. Pembelajaran dengan mengintegrasikan Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) sangat diperlukan, hal ini didasarkan pada kenyataan kehidupan masyarakat saat ini yang kerap kali terjadi dekadensi moral, seperti narkoba, perkelahian pelajar, plagiarisme, korupsi, menyontek dan berbagai tindakan tidak baik lainnya. Oleh sebab itu diperlukan penekanan karakter seperti nasionalis, religius, gotong royong, mandiri, dan integritas.
c. Keterampilan Abad ke-21 yang meliputi 4C (Communication, Collaboration, Critical Thinking and Problem Solving, serta Creativity and Innovation), adalah bentuk antisipasi kurikulum terhadap perkembangan teknologi serta implementasinya dalam kehidupan masyarakat. Kemampuan 4C merupakan jenis soft skill yang diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari sangat bermanfaat selain penguasaan hardskill.
d. Higher Order Thinking Skills (HOTS) merupakan keterampilan untuk berpikir pada tingkatan yang tinggi. Diharapkan dengan diterapkannya Higher Order Thinking Skills (HOTS) peserta didik mampu mengajukan beberapa pertanyaan yang sesuai dengan masalah, serta mampu memperoleh informasi yang relevan dan memilah berbagai informasi yang ada, serta menalar informasi yang telah dikumpulkan sehingga dapat menarik sebuah kesimpulan.
2. Higher Order Thinking Skills (HOTS)