• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI

E. Hasil Penelitian Relevan

Dalam penulisan skripsi ini penulis menggunakan relevansi dengan judul

skripsi “Pembinaan Karakter Siswa melalui Kegiatan Kepramukaan di SMAN

3 Slawi”. Skripsi ini ditulis oleh Mahpiatun, Jurusan Hukum dan

Kewarganegaraan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Semarang.

Pembinaan karakter siswa dalam kegiatan pramuka sebagai salah satu wadah atau organisasi bertujuan untuk membentuk setiap manusia agar memiliki kepribadian yang beriman, bertakwa, berakhlak mulia, berjiwa patriot, taat hokum, disiplin menjunjung tinggi nilai-nilai luhur bangsa dan memiliki kecakapan hidup sebagai kader bangsa dalam membangun Negara Kesatuan Republik Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pembinaan karakter siswa melalui kegiatan kepramukaan, mengetahui factor-faktor yang menunjang dan menghambat pembinaan karakter siswa melalui kegiatan kepramukaan di SMA Negeri 3 Slawi Kabupaten Tegal.

Hasil penelitian skripsi ini menunjukkan bahwa pembiasaan, keteladanan, penugasan, ceramah dan hukuman atau sanksi merupakan cara yang

46Ibid, h. 9.

47

digunakan dalam pembinaan karakter siswa melalui kegiatan kepramukaan di SMA Negeri 3 Slawi. Pembiasaan dengan meyuruh siswa (anggota pramuka)

datang tepat waktu, saling bertegur sapa, melaksanakan sholat berjama’ah dan

lain-lain. Keteladanan yaitu memberikan contoh perbuatan langsung kepada anggota pramuka. Penugasan yaitu saat kegiatan kemah pindah golongan berlangsung, siswa baru diberi tugas individu dan kelompok. Ceramah dengan memberikan penjelasan akan pentingnya nilai-nilai yang terkandung di dalam Pansasila dan lain-lain.

Relevansi yang kedua yaitu skripsi yang berjudul “Peran Ekstrakurikuler

Seksi Kerohanian Islam dalam Pembinaan Mental Siswa SMAN 1”, yang

ditulis oleh Rokhana Idah Kusnawati mahasiswa jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah Universitas Islam Negeri (UIN) Malang.

Berdasarkan penelitian yang diperoleh dari objek penelitian dapat diketahui bahwa dalam pembinaan mental siswa SMAN 1 dapat dilakukan dengan berbagai macam kegiatan ekstrakurikuler seksi kerohanian Islam agar terbina mental yang baik, terbukti dari hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa sudah mempunyai kesadaran untuk berakhlak mulia terhadap Allah SWT, orang tua, guru, sesama teman dan terhadap sekitar. Banyaknya kenakalan pelajar tampak jelas bahwa pada mereka yang sedang tumbuh jiwanya. Terutama mereka yang hidup dikota-kota besar yang mencoba mengembangkan diri kearah kehidupan yang lebih maju dan modern sejalan dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, dimana beraneka ragam kebudayaan asing yang merusak seolah-olah tanpa seleksi. Mereka dihadapkan pada kontradiksi dan aneka ragam pengalaman yang menyebabkan mereka bingung memilih mana yang baik mana yang buruk. Nilai-nilai moral yang akan diambilnya menjadi pegangan terasa kabur, terutama peranan pendidikan keluarga yang kurang mengindahkan ajaran agama bagi anak-anaknya.

Sebelum memasuki SMA, kehidupan terarah dan teratur serta mengikuti tata cara tertentu, tetapi setelah memasuki SMA terasa seolah-olah kehilangan kemudi dan arah. Tindakannya sering kali mengalami tantangan baik dari teman sebaya, maupun dari teman yang lebih tua dan sering pula tindakan-tindakan mereka sudah dibatas kesopanan.

Para pendidik termasuk orang tua mempunyai tanggung jawab yang bersama dalam membentuk karakter serta tingkah laku yang baik bagi siswa terutama dalam hal mengatasi kenakalannya dilingkungan sekolah. Mental merupakan faktor penting dalam menentukan akhlak yang baik bagi manusia untuk berakhak mulia. Oleh karena itu dalam menanamkan nilai-nilai moral pada anak didik, maka disekolah tersebut dibentuklah kegiatan ekstrakurikuler Seksi Kerohanian Islam, yaitu suatu kegiatan yang dilaksanakan diluar jam pelajaran tatap muka yang bertujuan untuk menunjang serta mendukung program ko kulikuler Pendidikan Agama Islam yang bertujuan meningkatkan keimanan, pemahaman, pengamatan dan pengamalan ajaran Agama Islam, sehingga menjadi manusia muslim yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT serta bermental mulia.

Sedangkan dalam skripsi ini penulis menganalisis tentang pembinaan nilai karakter melalui kegiaan ekstrakurikuler teater. Siswa dibina pada nilai-ilai yang positif yang didapat dalam kegiatan ekstrakurikuler teater seperti religious, rasa percaya diri, mandiri, bertanggung jawab, disiplin dan dapat bersosialisasi dengan baik di keluarga, lingkungan sekolah dan masyarakat.

32 BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Dengan penelitian tersebut diharapkan dapat diperoleh pemahaman dan penafsiran yang mendalam mengenai makna, kenyataan dan fakta yang relevan. Informasi faktual yang dicari dengan mendeskripsikan fakta-fakta yang ada. Dengan metode kualitatif ini, diharapkan dapat menggali data-data tentang kegiatan ekstrakurikuler Teater di SMK Nusantara. Dalam penelitian ini, peneliti ingin melihat dan mengkaji data-data faktual tentang proses pembelajaran yang terjadi di lapangan, kemudian mendeskripsikan hasil temuan dalam bentuk tulisan.

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang bertujuan untuk

memaparkan tentang “PEMBINAAN NILAI KARAKTER MELALUI

KEGIATAN EKSTRAKURIKULER TEATER DI SMK NUSANTARA”.

Menurut Cresswell, 1 pendekatan kualitatif adalah suatu proses penelitian dan pemahaman yang berdasarkan pada fenomena sosial dan masalah manusia, yaitu pengamatan pengamatan yang pencatatan dengan sistematis

1

Creswell, John W. 1994. Research Design : Qualitative and Quantitative Approaches. Thousand Oaks : SAGE Publications,IncCharles,William Maynes. 1998. The perils of (and for) an Imperial America, foreign Policy, Summer

fenomena yang diselidiki, observasi ini dilakukan untuk memperoleh data yang menyeluruh mengenai kondisi yang ada.

Penelitian kualitatif merupakan penelitian yang jenis datanya bersifat nonangka. Bisa berupa kalimat, pernyataan, dokumen, seta data lain yang bersifat kualitatif untuk dianalisis secara kualiatif.2

Menurut Denzin & Licoln, penelitian kualitatif merupakan fokus perhatian dengan beragam metode yang mencakup pendekatan interpretatif dan naturalistik terhadap subjek kajiannya. Hal ini berarti bahwa para peneliti kualitatif mempelajari benda-benda di dalam konteks alaminya, yang berupaya untuk memahami, atau menafsirkan, fenomena dilihat dari sisi makna yang dilekatkan manusia (peneliti) kepadanya.

Menurut Strauss & Corbin, istilah penelitian kualitatif dimaksudkan sebagai jenis penelitian yang temuan-temuannya tidak diperoleh melalui prosedur statistik atau bentuk hitungan lainnya. Contohnya dapat berupa penelitian tentang riwayat dan perilaku seseorang, di samping juga tentang peranan organisasi, pergerakan sosial, atau hubungan timbal balik. Sebagian datanya dapat dihitung sebagaimana data sensus, namun analisisnya bersifat kualitatif.3

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini berlokasi di Jl. Tarumanegara Dalam No. 1 Pisangan Ciputat, Tangerang Selatan. Adapun waktu penelitian dilakukan dari bulan April sampai bulan Agustus 2013.

2

Musfiqon, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Prestasi Pustaka, 2012), h. 70. 3

Nusa Putra, Penelitian Kualitatif, (jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2012), Cet. 1, h. 66 .

C. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi diartikan sebagai wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.4

Dalam penelitian kualitatif tidak menggunakan istilah Pupulasi, tetapi

oleh Spradley dinamakan “Sosial Situation” atau situasi social yang terdiri atas

tiga elemen yaitu: tempat (place), pelaku (actor) dan aktivitas (activity).5

Dalam situasi ini penulis akan mengamati nilai karakter yang dimiliki siswa pada kegiatan ekstrakurikuler teater di SMK Nusantara.

Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah peserta didik SMK Nusantara yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler yaitu sebanyak 50 siswa.

Sampel dalam penelitian ini penulis gunakan sebagai sumber data yang dianggap mengetahui tentang situasi sosial, dan untuk menentukan sampel tersebut penulis menggunakan teknik Cluster sampling (area sampling).Yaitu Kepala sekolah, pembina kegiatan ekstrakurikuler teater dan peserta didik yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler teater. Ketiga bagian ini memiliki peranan penting dalam memberikan pembinaan nilai karakter pada kegiatan ekstrakurikuler teater.

Dokumen terkait