• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pembinaan Nilai Karakter Melalui Kegiatan Ekstrakurikuler Teater Di Smk Nusantara Tangerang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pembinaan Nilai Karakter Melalui Kegiatan Ekstrakurikuler Teater Di Smk Nusantara Tangerang"

Copied!
100
0
0

Teks penuh

(1)

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Oleh

Harmellawati NIM 109018200022

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

i

Nusantara

Penelitian dengan judul “Pembinaan Nilai Karakter melalui Kegiatan Ekstrakurikuler Teater di SMK Nusantara Tangerang”. Skripsi program studi Manajemen Pendidikan,

Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai karakter pada kegiatan ekstrakurikuler teater di SMK Nusantara. Penelitian ini dilaksanakan di SMK Nusantara Tangerang pada bulan April sampai bulan Agustus 2013. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif, yaitu suatu metode yang bertujuan untuk menggambarkan suatu kegiatan atau keadaan tertentu yang terlebih dahulu menganalisis data-data dan kejadiannya dalam bentuk tulisan. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik wawancara, observasi dan dokumentasi. Untuk wawancara sebanyak 9 responden dan semua aspek yang berkaitan dengan pembinaan nilai karakter kegiatan ekstrakurikuler teater yang menjadi bahan dokumentasi peneliti. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan dapat disimpulkan bahwa pembinaan nilai karakter melalui kegiatan ekstrakurikuler teater di SMK Nusantara Tangerang cukup berjalan dengan baik. Hal ini dapat dilihat dari hasil wawancara yang mengatakan bahwa dilakukannya latihan rutin pada hari Sabtu dan dibentukknya nilai karakter pada kegiatan ekstrakurikuler teater, yaitu religius, jujur, kreatif, disiplin, percaya diri, mandiri, tanggung jawab dan kebersamaan.

Kata Kunci: Nilai Karakter, Ekstrakurikuler Teater

(7)

ii

Research by title "Development of Character value through Theater Extracurricular Activities at SMK Nusantara".This Thesis is course of education management, Faculty of Tarbiyah and Teaching Islamic State of University Jakarta. This Research aims to determine the value of the character in theater extracurricular activities at SMK Nusantara. This research was conducted in SMK Nusantara (April to August 2013). The method used is qualitative, which is a method that aims to describe a particular activity or situation to first analyze the data and its occurrence in writing.The Sampling was done by using the technique of interview, observation and documentation. Interview as many as 12 respondents and all aspects relating to the development of character values Theatre extracurricular activities was become a object researcher. Based on the research that has been done can be concluded that Development of charactervalue throughTheater extracurricular activities at SMK Nusantarahas gone well.It can be seen from the results of the interview which say that doing regular exercise on Saturday and develop character values in theater extracurricular activities is religious, honest, creative, discipline, self-confidence, independence, responsibility and togetherness.

(8)

iii

Bismillahirrahmanirrahim, segala puji bagi Allah SWT atas segala rahmat dan

nikmatnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Sebagai syarat untuk

mendapatkan gelar sarjana pada jurusan Manajemen Pendidikan.

Dalam hal ini penulis mengangkat judul yaitu “PEMBINAAN NILAI

KARAKTER MELALUI KEGIATAN EKSTRAKURIKULER TEATER DI SMK NUSANTARA TANGERANG”

Terima kasih dan syukur penulis ucapkan atas segala dukungan dan motivasi

yang telah diberikan kepada penulis dari berbagai pihak sehingga penulis mampu

menyelesaikan skripsi ini. Penulis menyadari bahwa dukungan dan motivasi dari

berbagai pihak sangat membantu penulis dalam melalui hambatan selama proses

penyelesaian skripsi ini. Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih

kepada:

1. Ibu Dra. Nurlena Rifa’I, M.A., Ph.D, selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Bapak Dr. Hasyim Asy’ari, M. Pd, selaku Kepala Program Studi Manajemen Pendidikan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta.

3. Bapak Drs. Mu’arif SAM, M. Pd, selaku Dosen MP yang telah meluangkan waktu dalam berkonsultasi dan memberikan banyak masukan selama saya kuliah.

4. Pembimbing I Bapak Prof. Dr. Armai Arief, MA, dan Pembimbing II Ibu Rosida

Erowati, M. Hum, yang dengan penuh kesabaran dan kasih sayang memberikan

waktu luang untuk memberikan bimbingan, arahan, nasihat dan ilmu untuk

(9)

iv dalam sidang munaqosah.

6. Seluruh Dosen beserta jajaran staf karyawan Program Studi Manajemen

Pendidikan yang telah memberikan saya begitu banyak ilmu pengetahuan selama

saya kuliah.

7. Bapak Drs. Hudlori Ma’arif, M.Pd, selaku Kepala SMK Nusantara yang telah memberikan izin untuk penelitian di SMK Nusantara.

8. Pimpinan Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang telah

mengizinkan saya mencari sumber referensi dalam mengerjakan skripsi.

9. Orang tua dan keluargaku khususnya Ibunda tercinta Sri Suryati dan Ayah

tercinta Abdul Kohar yang telah banyak memberikan dukungan moril dan materil

dan tak henti-henti memanjatkan do’a kepada-Nya untuk puteri tersayang. Juga teruntuk kakakku Desse Harviyanti dan adikku Reva Harseptiani yang tak henti

memberikan memotivasi hingga skripsi ini terselesaikan.

10.Faris Bimantara, yang tak hentinya memotivasi, memberikan nasihat, saran,

kritik, memberikan kasih dan sayang serta menghibur dikala penulis merasa jenuh

sampai skripsi ini selesai.

11.Keluarga Besar Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Teater Syahid UIN Jakarta,

teman-teman Forum UKM UIN Jakarta dan Bambang Prihadi selaku sutradara

yang membantu penulis untuk mengetahui lebih dalam mengenai teater.

12.Sahabat dan teman-teman seperjuangan MP A 2009 Genk Keceh, Rempong,

Bacok, Silet dan genk jama’ah, yaitu Silvi, Ocy, Riong, Vina, Tami, Yayu, Omah, Iput, Ika, Yuli, Dea, Lilis, Nisa, Fika, Lulu, Tines, Harni, Sri, Anis, Kahvi,

Daus, Ari, Kikin, Rady, Herda, Leo, Januar, Fajar, Ruslan, MP B Yona, Deblo,

(10)

v

Anul, Amel, Nova, Dewi dan Surur yang bersedia menjadi tempat berbagi dan tak

pernah bosan memberikan semangat, do’a serta cinta.

14.Seluruh pihak di sekolah SMK Nusantara khususnya Pembina dan siswa/i

kegiatan ekstrakurikuler teater SMK Nusantara yang membantu proses kegiatan

dan berjalannya penelitian.

15.Pihak-pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, penulis ucapkan

terima kasih yang sebesar-besarnya.

Terakhir, dengan segala kerendahan hati penulis memohon maaf atas segala

kekurangan yang terdapat dalam skripsi ini. Maka, untuk semua saran dan kritik yang

bersifat membangun, sangat penulis harapkan untuk perbaikan di masa mendatang,

serta besar harapan penulis agar skripsi ini dapat bermanfaat bagi seluruh pihak yang

membutuhkan.

Wassalamu‟alaikum Wr. Wb

Jakarta, 30 Oktober 2013

(11)

vi

ABSTRAK ... iii

ABSTRACT ... iv

KATA PENGANTAR ... v

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... x

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 4

C. Pembatasan Masalah ... 4

D. Perumusan Masalah ... 5

E. Tujuan Penelitian ... 5

F. Manfaat Penelitian ... 5

BAB II LANDASAN TEORI A. Pembinaan ... 6

1. Pengertian Pembinaan ... 7

B. Nilai Karakter ... 8

1. Pengertian Karakter ... 8

2. Nilai-Nilai Karakter ... 11

3. Tahap Pengembangan Karakter ... 16

C. Kegiatan Ekstrakurikuler ... 18

1. Pengertian Kegiatan Ekstrakurikuler ... 18

2. Tujuan Kegiatan Ekstrakurikuler... 19

3. Fungsi Kegiatan Ekstrakurikuler ... 22

4. Prinsip-Prinsip Program Ekstrakurikuler... 23

5. Manfaat Kegiatan Ekstrakurikuler... 24

D. Teater ... 26

1. Pengertian Teater ... 26

2. Drama ... 28

(12)

vii

D. Data dan Sumber Data ... 34

E. Teknik Pengumpulan Data ... 35

F. Kisi-Kisi Instrument Penelitian ... 37

BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Objek Penelitian ... 39

1. Sejarah Singkat SMK Nusantara ... 39

2. Visi, Misi dan Strategi SMK Nusantara ... 41

3. Tujuan Sekolah SMK Nusantara ... 42

4. Guru yang terlibat dalam Kegiatan Ekstrakurikuler Teater.. 44

5. Guru dan Tenaga Kependidikan ... 45

6. Jumlah Siswa SMK Nusantara ... 48

7. Sarana dan Prasarana SMK Nusantara ... 49

8. Kegiatan Ekstrakurikuler ... 50

B. Paparan dan Analisis Data ... 51

1. Nilai Karakter Kegiatan Ekstrakurikuler Teater ... 51

2. Analisis Hasil Wawancara, Observasi dan Dokumentasi ... 57

3. Hasil Temuan Penelitian ... 60

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 70

B. Saran ... 71

DAFTAR PUSTAKA ... 73

LAMPIRAN

(13)

viii

Tabel 4.1 Guru yang terlibat dalam Kegiatan Ekstrakurikuler ... 45

Tabel 4.2 Guru dan Tenaga Kependidikan ... 45

Table 4.3 Jumlah Siswa SMK Nusantara ... 48

(14)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam proses pendidikan manusia memperoleh bimbingan,

pengalaman, pengertian, serta pandangan yang menyebabkan seorang berfikir

lebih maju. Pemberian bimbingan, kecakapan dan pengetahuan kepada siswa

yang merupakan proses belajar mengajar itu dilakukan oleh guru di sekolah

dengan mnggunakan metode tertentu. Penggunaan metode yang tepat

diharapkan dapat meningkatkan kualitas atas mutu pendidikan.

Pendidikan membantu peserta didik untuk mengembangkan dirinya

terhadap potensi yang dimiliki dan menjadi pribadi yang berkarakter, baik

bagi lingkungan keluarga dan masyarakat. Karakteristik terdapat pada diri

seseorang yang tergolong dalam nilai karakter.

Nilai karakter merupakan sifat kepribadian yang khas pada tiap

individu dan tampak dalam kehidupan sehari-hari dalam bersikap. Nilai

karakter yaitu mandiri, kreatif, jujur disiplin, kerja keras dan masih banyak

lagi yang dapat membedakan seseorang dengan orang lain, karena karakter

yang dimiliki seseorang belum tentu sama dengan karakter yang dimiliki

orang lain. Karakter dapat terbentuk sejak lahir maupun dengan melalui

proses sejak ia sudah mengenal lingkungan, misalnya lingkungan keluarga.

Sifat maupun ciri khas seseorang dapat dibentuk dan dibina melalui

sekolah. Dalam pembinaan siswa di sekolah, banyak tempat atau wadah

(15)

menampung peserta didik dan dibina agar mereka dapat memiliki

kemampuan, kecerdasan dan keterampilan. Salah satu wadah pembinaan

siswa yaitu kegiatan ekstrakurikuler.

Kegiatan ekstrakurikuler merupakan bagian kegiatan dari pendidikan

yang mempunyai tujuan atau sasaran yang akan dicapai. Kegiatan

ekstrakurikuler yang beragam tersebut dibutuhkan untuk membantu

mengembangkan kreatifitas, menambah wawasan pengetahuan dan

pengalaman yang didapat dari kegiatan ekskul khususnya teater, serta

mengembangkan bakat, minat dan kemampuannya.

Misalnya, seorang siswa akan mendapatkan nilai maupun prestasi

yang baik apabila minat dalam belajarnya tinggi. Dengan adanya minat yang

besar siswa akan mudah memperoleh ilmu yang diberikan guru, karena

dengan minat tersebut ia merasa senang mengerjakan sesuatu atau ilmu yang

diberikan guru, karena dengan minat tersebut ia merasa senang mengerjakan

apa yang diperintahkan dan latihan-latihan yang diberikan guru. Apabila

mereka tidak mempunyai minat untuk belajar, maka ia tidak akan bisa

mendapatkan semangat, menangkap dan memahami pelajaran tersebut.

Kegiatan ekstrakurikuler tidak hanya membutuhkan peran aktif antara

kepala sekolah, guru,pembina atau pembimbing, dana dan fasilitas saja, akan

tetapi juga keinginan atau minat siswa. Jika siswa kurang berperan aktif atau

kurang berminat dalam kegiatan ekstrakurikuler, maka kegiatan tersebut

tidak akan berjalan dengan baik. Karena kegiatan ekstrakurikuler dapat

memberikan pengaruh yang besar terhadap siswa, seperti di lingkungan

sekolah, maupun interaksi antara guru dengan siswa saat belajar di dalam

kelas. Maka demikian, siswa sendirilah yang sangat berpengaruh dalam

kegiatan ekstrakurikuler dan perlu adanya pembinaan dalam mengetahui nilai

karakter apa saja yang terdapat di dalamnya.

Karena terlihat berbeda siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler

dengan siswa yang tidak mengikuti kegiatan ekstrakurikuler, terlihat dari

keaktifan siswa itu sendiri dalam berorganisasi, dalam menerima pelajaran di

(16)

teman-temannya, guru-guru terutama dalam menyesuaikan diri terhadap

lingkungannya dan masyarakat.

Bentuk kegiatan ekstrakurikuler yang terdapat di sekolah adalah :

Teater, Kepramukaan, Palang Merah Remaja (PMR), Usaha Kesehatan

Sekolah (UKS), Kelompok Ilmiah Remaja (KIR), Pasukan Pengibar Bendera

(PASKIBRA), Latihan Dasar Kepemimpinan Siswa (LDKS), Jurnalistik,

Band, Tari Saman, Dance, Marawis, Rohis, Taekwondo dan lain lain. Peserta

didik yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler dapat mempengaruhi

lingkungan yang dapat diwujudkan dalam sikap dan perilakunya sehari-hari

serta dapat membangun nilai karakter dan kepribadiannya. Salah satunya

yaitu membangun kreatifitas. Dalam pembahasan penelitian ini, akan

membahas keterkaitan pembinaan karakter dalam ekstrakulikuler teater.

Teater adalah bentuk kegiatan yang dapat membentuk kepribadian

seperti disiplin, mandiri, bertanggung jawab, rasa ingin tahu, kreatif,

kebersamaan (solidaritas), kerja keras dan sportivitas. Di dalam teater,

seseorang dapat dibina terbentuk karakter dengan sendirinya, bukan dengan

apa yang dikatakan, namun dengan apa yang dilihat. Teater merupakan

kegiatan yang dapat menciptakan kebersamaan kemudian menjaganya serta

membangun imajinasinya seluas mungkin. Sehingga nilai karakter sebagian

besar terdapat pada kegiatan ekstrakurikuler teater.

Dari penjelasan di atas dapat diketahui adanya keterkaitan pembinaan

nilai karakter melalui kegiatan ekstrakurikuler khususnya teater. Karena

karakter peserta didik dapat dibentuk melalui proses pembelajaran formal dan

informal di sekolah (ekstrakurikuler), dengan tujuan untuk membangun

karakter sehingga peserta didik tidak hanya diajarkan materi sekolah saja,

akan tetapi dengan melalui ekstrakurikuler itu sendiri agar peserta didik

mampu secara aktif dalam pembelajaran ekstrakurikuler itu sendiri.

Sekolah beserta jajarannya seperti kepala sekolah dan guru juga

mempunyai peran penting dalam merangsang dan membina siswanya dalam

mengikuti kegiatan yang bermanfaat seperti kegiatan belajar mengajar

(17)

lingkungan, dana, pembina, dan menyediakan ekstrakurikuler yang bervariasi

agar siswa tidak jenuh dan dapat sesuka hati memilih kegiatan ekstrakurikuler

mana yang sesuai dengan minatnya.

Kegiatan ekstrakurikuler teater di SMK Nusantara Tangerang masih

belum optimal pada pembinaan kegiatan esktrakurikuler teater, yaitu dapat

dilihat pada pihak sekolah yang kurang memberikan perhatian dan bimbingan

pada peserta didik yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler khususnya teater.

Masih terdapat siswa yang tidak percaya diri seperti ketika sedang

presentasi di dalam kelas. Selain itu kurangnya disiplin dan kerjasama dalam

berbagai hal, yaitu seperti masih terdapat siswa yang datang terlambat dan

masih menyendiri kurang adanya komunikasi dalam bekerjasama. Sehingga

tidak sedikit siswa yang berminat untuk mengikuti kegiatan ekstrakurikuler

teater agar siswa tersebut mempunyai rasa percaya diri yang tinggi, dapat

disiplin dan dapat bekerjasama dengan baik dalam arti yang positif.

Berdasarkan pada pemikiran tersebut, maka peneliti tertarik untuk

mengadakan penelitian tentang “Pembinaan Nilai Karakter melalui Kegiatan Ekstrakurikuler Teater di SMK Nusantara Tangerang”

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan Latar belakang masalah diatas maka identifikasi masalah

yang dikemukakan penulis sebagai berikut:

1. Belum optimalnya pembinaan pada ekstrakurikuler teater.

2. Belum tumbuhnya rasa percaya diri pada siswa.

3. Kurangnya disiplin dan kerjasama pada siswa.

C. Pembatasan Masalah

Untuk terarahnya penelitian ini, maka penulis membatasi masalah

kepada :

Pembinaan ekstrakurikuler teater untuk membentuk nilai karakter

yang positif: jujur, bertanggung jawab, mandiri, kreatif dan aktif di SMK

(18)

D. Perumusan Penelitian

Berdasarkan masalah di atas maka perumusan masalah yang

dikemukakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Bagaimana

pembinaan nilai karakter dalam kegiatan ekstrakurikuler teater di SMK

Nusantara Tangerang?

E. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui pembinaan nilai-nilai karakter kegiatan

ekstrakurikuler teater di SMK Nusantara.

2. Untuk mengembangkan wawasan tentang dunia pendidikan dan

kemajuan peserta didik terutama tentang kegiatan ekstrakurikuler

teater di SMK Nusantara

3. Untuk mengetahui lebih jelas gambaran pembinaan kepada siswa yang

mengikuti kegiatan ekstrakurikuler teater.

F. Manfaat Penelitian

1. Manfaat bagi peneliti adalah untuk menambah pengetahuan atau

wawasan tentang pendidikan khususnya yang terkait dengan penelitian

tentang kegiatan ekstrakurikuler Teater di SMK Nusantara.

2. Manfaat bagi Sekolah SMK Nusantara adalah mengetahui lebih jelas

tentang pembinaan kegiatan ekstrakurikuler Teater di sekolah, apakah

berkembang dengan adanya ekstrakurikuler Teater tersebut.

3. Sebagai bahan pengetahuan bagi pembaca.

4. Memberikan gambaran kepada siswa untuk mengembangkan bakat dan

minat siswa dalam upaya pembinaan pribadi menuju pembinaan

manusia yang seutuhnya.

5. Meningkatkan kemampuan siswa beraspek kognitif, afektif dan

(19)

6 BAB II

LANDASAN TEORI

A. Pembinaan

1. Pengertian Pembinaan

Pembinaan berasal dari kata dasar “bina”, yang berarti membangun,

mendirikan sesuatu supaya lebih baik. Pembinaan yaitu proses, cara,

perbuatan membina, pembaruan, penyempurnaan, usaha, tindakan, dan

kegiatan yang dilakukan secara efesien dan efektif untuk memperoleh

hasil yang lebih baik.1

Pembinaan dilakukan untuk ke arah yang lebih baik lagi agar terjadi

suatu peningkatan dalam bekerja. Pembinaan diharapkan dapat membantu

seseorang memecahkan masalah dan kesulitan yang mungkin akan

dihadapi di dalam menggunakan cara-cara baru untuk melaksanakan

1

(20)

tugasnya agar berjalan dengan efektif dan efesien untuk mendapatkan

hasil yang optimal.

Membina disiplin peserta didik harus mempertimbangkan berbagai

situasi, dan memahami faktor-faktor yang mempengaruhinya. Oleh karena

itu, disarankan kepada guru untuk melakukan hal-hal sebagai berikut.

a. Memulai seluruh kegiatan dengan disiplin waktu, dan patuh/taat

aturan.

b. Mempelajari pengalaman peserta didik di sekolah melalui kartu

catatan kumulatif.

c. Mempelajari nama-nama peserta didik secara langsung, misalnya

melalui daftar hadir di kelas.

d. Mempertimbangkan lingkungan pembelajaran dan lingkungan peserta

didik.

e. Memberikan tugas yang jelas, dapat dipahami, sederhana dan tidak

bertele-tele.

f. Menyiapkan kegiatan sehari-hari agar apa yang dilakukan dalam

pembelajaran sesuai dengan yang direncanakan, tidak terjadi banyak

penyimpangan.

g. Bergairah dan semangat dalam melakukan pembelajaran, agar

dijadikan teladan oleh peserta didik.

h. Berbuat sesuatu yang berbeda dan bervariasi, jangan monoton,

sehingga membantu disiplin dan gairah belajar peserta didik.

i. Menyesuaikan argumentasi dengan kemampuan peserta didik, jangan

memaksakan peserta didik sesuai dengan pemahaman guru, atau

(21)

j. Membuat peraturan yang jelas dan tegas agar bisa dilaksanakan

dengan sebaik-baiknya oleh peserta didik dan lingkungannya.2

B. Nilai Karakter

1. Pengertian Karakter

Menurut Jack Corley dan Thomas Philip karakter adalah perilaku yang

tampak dalam kehidupan sehari-hari baik dalam bersikap maupun dalam

bertindak. Maksudnya karakter dimaknai sebagai cara berpikir dan

berprilaku yang khas tiap individu untuk hidup dan bekerjasama, baik

dalam lingkup keluarga,masyarakt,bangsa dan negara. Individu yang

berkarakter baik individu yang dapat membuat keputusan dan siap

mempertanggungjawabkan setiap akibat dari keputusannya. 3

Selain itu, karakter menurut Helen G Douglas dikatakan bahwa

karakter tidak diwariskan, tetapi sesuatu yang dibangun secara

berkesinambungan hari demi hari melalui pikiran dan perbuatan, pikiran

demi pikiran, tindakan demi tinndakan. Sehingga karakter dapat dipahami

sebagai nilai-nilai perilaku manusia yang berhubungan dengan Tuhan

Yang Maha Esa,diri sendiri,sesama manusia,lingkungan dan kebangsaan

yang.terwujud dalam pikiran ,sikap, perasaan,perkataan dan perbuatan

berdasarkan norma agama,hukum,tata krama,budaya,adat istiadat dan

estetika.4

Karakter adalah “watak, tabiat, akhlak, atau kepribadian seseorang yang terbentuk dari hasil internalisasi berbagai kebajikan (virtues) yang

diyakini dan digunakan sebagai landasan untuk cara pandang, berpikir,

bersikap, dan bertindak. Kebajikan terdiri atas sejumlah nilai, moral, dan

norma, seperti jujur berani bertindak, dapat dipercaya, dan hormat kepada

2

Mulyasa, Manajemen Pendidikan Karakter, (Jakarta: PT Bumi Aksara), cet 2, hal.173. 3

Muchlas, Konsep dan Model Pendidikan Karakter, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya), Cet. 1, hal. 42.

(22)

orang lain”. Interaksi seseorang dengan orang lain menumbuhkan karakter

masyarakat dan karakter bangsa5

“Karakter seseorang akan dipengaruhi oleh gen (keturunan). Namun, gen hanya salah satu factor pembentuk karakter, karena itu karakter bisa dibentuk sejak anak lahir. Dalam hal ini orang tualah yang memiliki peluang paling besar dalam pembentukan karakter anak”.6 Karakter menurut kamus besar bahasa Indonesia diartikan sebagai

sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang

dari yang lain. Karakter juga bisa diartikan tabiat, yaitu perangkai atau

perbuatan yang selalu dilakukan atau kebiasaan. Karakter yang diartikan

watak, yaitu sifat batin manusia yang mempengaruhi segenap pikiran dan

tingkah laku atau kepribadian.7

Dalam mendiskusikan kepribadian manusia, Freud berpandangan

bahwa pada dasarnya manusia adalah makhluk biologis. Sebelum ada yang

lain seperti misalnya pergaulan social, akal sehat, tingkah laku, adat istiadat,

moralitas dan lain-lain. Dalam teaori Freud, kehidupan psikis berakar pada

kehidupan biologis. Oleh karena itu, penggerak kehidupan psikis

(kepribadian) tidak lain dari pada upaya untuk memenuhi hasrat-hasrat

biologis dalam kehidupan manusia di dunia.8

“Kepribadian adalah totalitas kejiwaan seseorang yang menampilkan sisi yang didapat dari keturunan (orang tua dan leluhur) dan sisi yang didapat dari pendidikan, pengalaman hidup, dan lingkunganya”.9 Kepribadian menunjukkan siapa diri kita yang sebenarnya dan menunjukkan pribadi kita yang sesungguhnya”.

5

Yusuf, Perkembangan Peserta Didik, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2011), Cet. 1, h. 32.

6

Howard, Kepribadian Teori Klasik dan Riset Modern, (Jakarta: Erlangga, 2006), h. 2.

7

Sulhan, Karakter Guru Masa Depan, (Surabaya: PT Jepe Press Media Utama, 2011), Cet. 1, h. 201.

8

Arief, Dinamika Kepribadian, (Bandung: PT Refika Aditama, 2006), Cet. 1, h. 1. 9

(23)

Menurut Hamka, “Kepribadian adalah tingkah laku atau perangai sebagai hasil dari pendidikan dan pengajaran”. Jadi kepribadian adalah hasil

bentukan dan berhubungan erat dengan milieu (lingkungan)”.10

Sebagian akar psikologi kepribadian bisa ditelusuri ke teater. Menurut

Allport, “Aktor-aktor Romawi dan Yunani kuno menggunakan topeng untuk menekankan bahwa mereka sedang memainkan karakter yang berbeda dengan diri mereka sendiri. Ini menekanakn adanya kekaguman terhadap hakikat sebenarnya dari individu”.11

a. Karakter yang Dikembangkan:

Nilai-nilai yang dikembangkan dalam pendidikan budaya dan karakter

bangsa diidentifikasi dari sumber-sumber berikut ini:

1) Agama: masyarakat Indonesia adalah masyarakat beragama. Oleh

karena itu, kehidupan individu, masyarakat, dan bangsa selalu

didasari pada ajaran agama dan kepercayaannya.

2) Pancasila: negara kesatuan Republik Indonesia ditegakkan atas

prinsip-prinsip kehidupan kebangsaan dan kenegaraan yang

disebut Pancasila. Artinya, nilai-nilai yang terkandung dalam

Pancasila menjadi nilai-nilai yang mengatur kehidupan politik,

hukum, ekonomi, kemasyarakatan, budaya, dan seni.

3) Budaya: sebagai suatu kebenaran bahwa tidak ada manusia yang

hidup bermasyarakat yang tidak didasari oleh nilai-nilai budaya

yang diakui masyarakat itu. Nilai-nilai budaya itu dijadikan dasar

dalam pemberian makna terhadap suatu konsep dan arti dalam

komunikasi antara anggota masyarakat itu.

4) Tujuan Pendidikan Nasional: sebagai rumusan kualitas yang harus

dimiliki setiap warga negara Indonesia, dikembangkan oleh

10

Hamka, Pendidikan Karakter Berpusat Pada Hati, (Jakarta: Al-Mawardi prima, 2011), Cet. 1, h. 50.

11

(24)

berbagai satuan pndidikan di berbagai jenjang dan jalur. Tujuan

pendidikan nasional memuat berbagai nilai kemanusiaan yang

harus dimiliki warga negara Indonesia.12

2. Nilai-nilai Karakter

Table 1.1

Nilai-Nilai Karakter

NILAI/

KARAKTER DESKRIPSI

1. Religius Sikap dan perilaku yang patuh

dalam melaksanakan ajaran agama

yang dianutnya, toleran terhadap

pelaksanaan ibadah agama lain, dan

hidup rukun dengan pemeluk agama

lain.

2. Jujur Perilaku yang didasarkan pada

upaya menjadikan dirinya sebagai

orang yang selalu dapat dipercaya

dalam perkataan, tindakan dan

pekerjaan.

3. Toleransi Sikap dan tindakan pada upaya

12

(25)

saling menghargai.

4. Disiplin Tindakan yang menunjukkan

perilaku tertib dan patuh pada

berbagai ketentuan dan peraturan.

5. Kerja Keras Perilaku yang menunjukkan upaya

sungguh-sungguh dalam mengatasi

berbagai hambatan belajar dan

tugas, serta menyelesaikan tugas

dengan sebaik-baiknya.

6. Kreatif Berpikir dan melakukan sesuatu

untuk menghasilkan cara lain dalam

hak dan kewajiban dirinya dan

orang lain.

7. Mandiri Sikap dan perilaku yang tidak

mudah tergantung pada orang lain.

8. Demokratis Cara berpikir, bersikap dan

bertindak yang menilai sama hak

dan kewajibandirinya dengan orang

lain

9. Rasa Ingin Tahu Sikap dan tindakan yang selalu

berupaya untuk mengetahui lebih

mendalam dan meluas dari sesuatu

yang dipelajarinya dilihat dan

(26)

10. Semangat kebangsaan Cara berpikir, bertindak, dan

berwawasan yang menempatkan

kepentingan bangsa dan negara

diatas kepentingan diri dan

kelompoknya.

11.Cinta Tanah Air Cara berfikir,bersikap, dan berbuat

yang menunjukan kesetiaan,

kepedulian, dan penghargaan yang

tinggi terhadap bahasa, lingkungan

fisik, sosial,budaya,ekonomi dan

politik bangsa.

12. Menghargai prestasi Sikap dan tindakan yang mendorong

dirinya untuk menghasilkan sesuatu

yang berguna bagi masyarakat, dan

mengakui, serta menghormati

keberhasilan orang lain.

13.Bersahabat/komunikatif Tindakan yang memperlihatkan cara

senang berbicara,

bergaul,bekerjasama dengan orang

lain

14. Cinta damai Sikap,perkataan, dan tindakan yang

menyebabkan orang lain merasa

(27)

dirinya.

15. Gemar membaca Kebiasaaan menyediakan waktu

untuk membaca berbagai bacaan

yang memberikan kebajikan bagi

dirinya.

16. Peduli lingkungan Sikap dan tindakan yang selalu

berupaya menjaga kerusakan pada

lingkungan alam sekitarnya, dan

mengembangkan upaya-upaya untuk

memperbaiki kerusakan alam yang

sudah terjadi.

17. Peduli social Sikap dan tindakan yang selalu ingin

memberi bantuan kepada orang lain

dan masyarakat yang mebutuhkan.

18. Tanggung jawab Sikap dan perilaku seseorang untuk

melaksanakan tugas dan

kewajibannya, yang seharusnya dia

lakukan, terhadap dirinya

sendiri,masyarakat,lingkungan

(alam, sosial dan budaya), negara

dan Tuhan Yang Maha Esa.13

13Ibid,

(28)

Beberapa prinsip pendidikan karakter yang harus dipahami oleh

peserta didik sebagai berikut, Pertama “karaktermu ditentukan oleh apa yang kamu lakukan, bukan apa yang kamu katakan atau yang kamu yakini”. Prinsip ini memberikan verifikasi konkrit tentang karakter seseorang individu

dengan memberikan prioritas pada unsur psikomotorik yang menggerakkan

seseorang untuk bertindak. Pemahaman, pengertian, keyakinan akan nilai

secara obyektif oleh seorang individu akan membantu mengarahkan individu

tersebut pada sebuah keputusan berupa tindakan. Namun verifikasi nyata

sebuah perilaku berkarakter hanya bisa dilihat dari fenomena luar berupa

perilaku dan tindakan . Jadi, perilaku berkarakter itu ditentukan oleh

perbuatan, bukan melalui kata-kata seseorang.14

Kedua, “sikap dan keputusan yang kamu ambil menentukan akan

menjadi orang macam apa dirimu”. Individu mengukuhkan karakter pribadi melalui setiap keputusan yang diambilnya. Hanya dari keputusannya inilah

seorang individu mendefinisikan karakternya sendiri. Oleh karena itu karakter

seseorang itu bersifat dinamis, ia bukanlah kristalisasi pengalaman masa lalu,

melainkan kesediaan setiap individu untuk terbuka dan melatihkan

kebebasannya itu dalam membentuk jenis manusia macam apa dirinya melalui

keputusan-keputusan dalam hidupnya. Untuk inilah setiap kebutusan menjadi

semacam jalinan yang membingkai, membentuk jenis manusia macam apa

yang diinginkannya.15

Ketiga, “karakter yang baik mengandalkan bahwa hal yang baik itu

dilakukan dengan cara-cara yang baik. Bahkan seandainya pun kamu harus

membayarnya secara mahal, sebab mengandung resiko”. Pribadi yang berproses membentuk dirinya menjadi manusia yang baik, juga akan memilih

cara-cara yang baik bagi dirinya. Setiap manusia mesti menganggap bahwa

14

Syarbini, Pendidikan Karakter, (Jakarta: Prima Pustaka), h. 13. 15Ibid

(29)

manusia itu bernilai di dalam dirinya sendiri, karena itu tidak pernah boleh ia

diperalat dan dipergunakan sebagai sarana bagi tujuan-tujuan tertentu.16

3. Tahap Pengembangan Karakter

Karakter dikembangkan melalui tahap pengetahuan (knowing),

pelaksanaan (acting), dan kebiasaan (habit). Karakter tidak terbatas pada

pengetahuan saja. Seseorang yang memiliki pengetahuan kebaikan belum

tentu mampu bertindak sesuai dengan pengetahuannya, jika tidak terlatih

(menjadi kebiasaan) untuk melakukan kebaikan tersebut. Karakter juga

menjangkau wilayah emosi dan kebiasaan diri. Dengan demikian diperlukan

tiga komponen karakter yang baik (components of good character), yaitu

pengetahuan tentang moral (moral feling), dan perbuatan bermoral (moral

action). Hal ini diperlukan agar peserta didik dan atau warga sekolah lain yang

terlibat dalam sistem pendidikan tersebut sekaligus dapat memahami,

merasakan, menghayati, dan mengamalkan (mengerjakan) nilai-nilai

kebajikan (moral).17

Pengembangan karakter dapat dilihat dari metode pembelajaran

karakter berbasis seni. Hal ini sesuai dengan yang dikatakan oleh Zuchdi,

bahwa “Inkulkasi nilai dalam pendidikan karakter berbasis seni dapat dilakukan dengan menginventarisasi nilai-nilai pendidikan karakter yang

terkandung dalam berkesenian, baik substansi seninya maupun proses

kegiatannya”.18

Dalam kegiatan seni terdapat peran yang dimainkan. Seorang pemeran

harus mampu menghayati peran yang dimainkannya. Melalui peran, peserta

didik berinteraksi dengan orang lain yang juga membawakan peran tertentu

16Ibid

17Ibid 18

(30)

sesuai dengan tema yang dipilih. Dalam hal ini, setiap pemeran dapat melatih

sikap empati, simpati, rasa benci, marah, senang dan peran-peran lainnya.19

Menurut Rendra, “Peran ialah gambaran orang. Semakin utuh

gambaran orang itu, akan semakin hidup ia kelihatan. Bagaimana gambar pikirannya, perasaannya, wataknya, keadaan dan sifat jasmaninya, bagaimana kedudukannya dalam masyarakat dan

lain-lain”.20

Melalui bermain peran dalam pendidikan karakter, diharapkan para

peserta didik dapat (1) mengeksplorasi perasaan-perasaannya. (2) memperoleh

wawasan tentang sikap, nilai dan persepsinya, (3) mngembangkan

keterampilan dan siakp dalam memecahkan masalah yang dihadapi, (4)

mengeksplorasi inti permasalahan yang diperankan melalui berbagai cara.21

Faktor-faktor yang berpengaruh dalam pembinaan karakter:22

1. Guru

Mulyasa, Manajemen Pendidikan Karakter, (Jakarta: PT. Bumi Aksara), Cet 1,h. 181 20

Rendra, Seni Drama untuk Remaja, (Jakarta: Pustaka Jaya, 1993), Cet. 1, h. 101. 21Ibid

, h. 181. 22

Muslich, Pendidikan Karakter Menjawab Tantangan Krisis Multidimensional,

(31)

C. Kegiatan Ekstrakurikuler

1. Pengertian Kegiatan Ekstrakurikuler

Menurut Oemar Hamalik “kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan

pendidikan diluar ketentuan kurikulum yang berlaku, akan tetapi bersifat

paedagogis dan menunjang pendidikan dalam menunjang ketercapaian

tujuan sekolah”.23

Menurut Muhaimin kegiatan ekstrakurikuler adalah

kegiatan pendidikan di luar mata pelajaran dan pelayanan konseling untuk

membantu pengembangan peserta didik sesuai dengan kebutuhan, potensi,

bakat, dan minat mereka melalui kegiatan yang secara khusus

diselenggarakan oleh pendidik dan atau tenaga kependidikan yang

berkemampuan dan berkewenangan di sekolah/madrasah.24

Ekstrakurikuler dapat diartikan sebagai kegiatan pendidikan yang

dilakukan di luar jam pelajaran tatap muka. Kegiatan tersebut

dilaksanakan di dalam dan di luar lingkungan sekolah dalam rangka

memperluas pengetahuan, meningkatkan keterampilan, dan

menginternalisasi nilai-nilai atau aturan-aturan agama serta morma-norma

sosial, baik lokal, nasional, maupun global untuk membntuk insan yang

paripurna. Dengan kata lain ekstrakurikuler merupakan kegiatan

pendidikan di luar jam pelajaran yang ditujukan untuk membantu

perkembangan peserta didik sesuai dengan kebutuhan, poensi, dan minat

mereka melalui kegiatan yang secara khusus diselenggarakan oleh

pendidik dan tenaga kependidikan yang berkemampuan dan

berkewenangan di sekolah.25

Berdasarkan definisi-definisi tersebut, maka dapat disimpulkan

bahwa kegiatan ekstrakurikuler merupakan kegiatan tambahan yang

23

Hamalik, Manajemen Pengembangan Kurikulum, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya), h.181.

24

Muhaimin, dkk, Pengembangan Model Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Pada Sekolah & Madrasah, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. 2008), h. 74.

25

(32)

dilaksanakan di luar jam pelajaran dengan maksud mengisi waktu

senggang yang bertujuan agar memperkaya dan memperluas wawasan

pengetahuan siswa serta mengembangkan kemampuan dan keterampilan

yang ada pada dirinya melalui jenis-jenis kegiatan yang sesuai dengan

minat dan bakatnya.

Bakat merupakan kecakapan potensial yang bersifat khusus, yaitu

khusus dalam sesuatu bidang atau kemampuan tertentu dan merupakan

suatu kapasitas atau potensi yang belum dipengaruhi oleh pengalaman

atau belajar yang berkenaan dengan kemungkinan menguasai sesuatu pola

tingkah laku dalam aspek kehidupan tertentu.26

Pada dasarnya kegiatan ekstrakurikuler merupakan kegiatan belajar

yang waktunya di luar jam pelajaran yang telah di tetapkan dalam susunan

program pelajaran. Kegiatan ini biasanya berupa kegiatan pembinaan yang

berkaitan dengan program kurikuler, memperluas wawasan pengetahuan

dan kemampuan yang telah dimilikinya dari berbagai bidang studi yang

bertujuan memantapkan pembentukkan kepribadian, yang dimaksudkan

untuk mengembangkan bakat siswa yang diminati oleh sekelompok siswa

diluar jam pelajaran biasa.

2. Tujuan kegiatan Ekstrakurikuler

Seperti yang telah disebutkan dalam pengertian ekstrakurikuler diatas,

bahwa kegiatan ekstrakurikuler sebagai wadah pembinaan dan pelatihan

bagi siswa yang terdapat dalam diri siswa sebagai penambahan

pengetahuan dan pengalaman mereka. Adapun tujuan dari pelaksanaan

kegiatan ekstrakurikuler di sekolah menurut Direktorat pendidikan

Menengah Kejuruan yang dikutip oleh B. Suryo Subroto adalah:

26

(33)

a. Kegiatan ekstrakurikuler harus dapat meningkatkan kemampuan

siswa beraspek kognitif dan psikomotor.

b. Mengembangkan minat dan bakat siswa dalam upaya pembinaan

pribadi menuju pembinaan manusia seutuhnya yang positif.

c. Dapat mengetahui, mengenal serta membedakan antara hubungan

satu pelajaran dengan mata pelajaran lainnya.27

Tujuan kegiatan ekstrakurikuker sesuai dengan tujuan yang tercantum

dalam Permendiknas No. 39 Tahun 2008, yaitu sebagai berikut:

1. Mengembangkan potensi peserta didik secara optimal dan terpadu

yang meliputi bakat, minat, dan kreativitas.

2. Memantapkan kepribadian peserta didik untuk mewujudkan

ketahanan sekolah sebagai lingkungan pendidikan sehingga

terhindar dari usaha dan pengaruh negatif dan bertentangan dengan

tujuan pendidikan.

3. Mengaktualisasikan potensi peserta didik dalam pencapaian

prestasi unggulan sesuai bakat dan minat.28

Dari tujuan yang telah dikemukakan diatas bahwa ekstrakurikuler

bertujuan untuk memperluas, meningkatkan dan memantapkan

pengetahuan siswa, membina dan mengembangkan bakat, minat dan

keterampilan dalam rangka mengisi waktu senggang mereka serta

dalam upaya pembentukkan pribadi dan mengenal hubungan antara

berbagai mata pelajaran, serta melengkapi upaya pembentukkan

manusia Indonesia seutuhnya.

27

Suryosubroto, Proses Belajar Mengajar di Sekolah, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 1997), h. 287-288.

28

(34)

Dari tujuan yang telah dikemukakan di atas bahwa

ekstrakurikuler bertujuan untuk memperluas, meningkatkan dan

memantapkan pengetahuan siswa, membina dan mengembangkan

bakat, minat dan keterampilan dalam rangka mengisi waktu senggang

mereka serta dalam upaya pembentukkan pribadi dan mengenal

hubungan antara berbagai mata pelajaran, serta melengkapi upaya

pembentukkan manusia Indonesia seutuhnya.

Selain itu tujuan kegiatan ekstrakurikuler juga untuk

membiasakan siswa melakukan kesibukan-kesibukan yang positif

dengan mengisi waktu-waktu luang setelah pulang sekolah atau pada

waktu libur sekolah. Disini siswa tidak akan ada waktu luang untuk

mengisi hal-hal yang tidak bermanfaat seperti : tawuran antar pelajar,

kumpul-kumpul untuk hal yang tida jelas (minum-minuman, merokok)

dan lain sebagainya.

Dengan demikian kegiatan ekstrakurikuler yang ada di sekolah

merupakan kegiatan preventif atau pencegahan terjadinya hal-hal

negatif yang dilakukan oleh siswa. Kegiatan ekstrakurikuler sangat

penting bagi siswa. Siswa akan memiliki rasa tanggung jawab dan

dapat menggunakan waktu sebaik-baiknya dalam kehidupan

sehari-hari. Secara umum dapat dikemukakan bahwa tujuan ekstrakurikuler

adalah untuk membina dan melatih siswa dengan berbagai

pengetahuan dan keterampilan untuk mengisi waktu senggang

sehingga mereka dapat mengembangkan potensi yang ada pada diri

(35)

3. Fungsi Kegiatan Ekstrakurikuler

Dalam pelaksanaannya kegiatan ekstrakurikuler mempunyai beberapa

fungsi sebagai berikut:

a. Pengembangan, yaitu fungsi kegiatan ekstrakurikuler untuk

mengembangkan kemampuan dan kreativitas peserta didik sesuai

dengan potensi, bakat dan minat mereka.

b. Sosial, yaitu fungsi kegiatan ekstrakurikuler untuk

mengembangkan kemampuan dan rasa tanggung jawab sosial

peserta didik.

c. Rekreatif, yaitu fungsi kegiatan ekstrakurikuler untuk

mengembangkan suasana rileks, mengembirakan dan

menyenangkan bagi peserta didik yang menunjang proses

perkembangan.

d. Persiapan karir, yaitu fungsi kegiatan ekstrakurikuler untuk

mengembangkan kesiapan karir peserta didik.29

Fungsi dan makna kegiatan ekstrakurikuler dalam menunjang

tercapainya tujuan pendidikan akan terwujud, manakala pengelolaan

kegiatan ekstrakurikuler dilaksanakan sebaik-baiknya khususnya

pengaturan siswa, peningkatan disiplin siswa dan semua petugas.

Biasanya mengatur siswa di luar jam-jam pelajaran lebih sulit dari

mengatur mereka dalam kelas. Oleh karena itu, pelaksanaan kegiatan

ekstrakurikuler melibatkan banyak pihak, memerlukan peningkatan kerja

administrasi yang lebih tinggi.

29

(36)

4. Prinsip-prinsip Program Ekstrakurikuler

Agar pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler mencapai hasil baik

dalam mendukung kegiatan kurikuler maupun dalam upaya

menumbuhkan dan mengembangkan nilai-nilai kepribadian, maka perlu

diusahakan adanya informasi yang jelas mengenai prinsip kegiatan

ekstrakurikuler. Dan dengan berpedoman kepada tujuan kegiatan

ekstrakurikuler di sekolah dapat ditetapkan prinsip-prinsip program

ekstrakurikuler sebagai berikut:

a. Individual, yaitu prinsip kegiatan ekstrakurikuler yang sesuai

dengan potensi, bakat, minat peserta didik masing-masing.

b. Pilihan, yaitu prinsip kegiatan ekstrakurikuler yang sesuai dengan

keinginan dan diikuti secara sukarela peserta didik.

c. Keterlibatan aktif, yaitu prinsip kegiatan ekstrakurikuler yang

menuntut keikutsertaan peserta didik secara penuh.

d. Menyenangkan, yaitu prinsip kegiatan ekstrakurikuler dalam

suasana yang disukai dan menggembirakan peserta didik.

e. Etos kerja, yaitu prinsip kegiatan ekstrakurikuler yang membangun

semangat peserta didik untuk bekerja dengan baik dan berhasil.

f. Kemanfaatan sosial, yaitu prinsip kegiatan ekstrakurikuler yang

dilaksanakan untuk kepentingan masyarakat.30

Prinsip-prinsip umum:

a. Semua murid, guru dan personil administrasi hendak ikut serta

dalam usaha meningkatkan program.

b. Kerjasama dalam tim adalah fundamental.

30

(37)

c. Pembatasan-pembatasan untuk partisipasi hendaknya dihindarkan

sejauh mungkin.

d. Prosesnya adalah lebih penting dari pada hasilnya.

e. Program hendaknya memperhitungkan kebutuhan khusus sekolah.

f. Program hendaknya cukup komprehensif dan seimbang sehingga

dapat memenuhi kebutuhan minat semua murid.31

5. Manfaat Kegiatan Ekstrakurikuler

Secara umum kegiatan ekstrakurikuler bermanfaat bagi siswa,

guru, dan sekolah. Karena selain untuk menambah pengetahuan, wawasan,

menyalurkan bakat dan minat siswa juga untuk popularitas sekolah

sehingga menambah kualitas pendidikan dan proses belajar mengajar di

sekolah tersebut. Kegiatan ekstrakurikuler ditujukan agar siswa dapat

mengembangkan kepribadian, bakat dan kemampuannya di berbagai

bidang di luar aspek akademik. Meskipun ada juga kegiatan

ekstrakurikuler yang berkaitan langsung dengan sisi akademik siswa.

Manfaat kegiatan ini untuk wadah penyaluran hobi, minta dan bakat para

siswa secara positif yang dapat mengasah kemampuannya, daya

kreatifitas, jiwa sportifitas dan meningkatkan rasa percaya diri.

Manfaat yang terdapat dalam kegiatan ekstrakurikuler adalah

mancapai sebuah nilai sosial, nilai moral, maupun nilai-nilai lainnya.

Secara garis besar manfaat dari kegiatan ekstrakurikuler, antara

lain:

1. Memenuhi kebutuhan kelompok.

2. Menyalurkan minat dan bakat.

31

(38)

3. Memberikan pengalaman eksplotorik.

4. Mengembangkan dan mendorong motivasi terhadap mata pelajaran.

5. Mengikat para siswa di sekolah.

6. Mengembangkan loyalitas terhadap sekolah.

7. Mengintegrasikan loyalitas terhadap sekolah.

8. Mengembangkan sifat-sifat tertentu.

9. Menyediakan kesempatan pemberian bimbingan dan layanan secara

informal.

10.Mengembangkan citra masyarakat terhadap sekolah.32

Membangun citra terhadap sekolah tergantung dari warga sekolah.

Salah satunya adalah siswa dalam menjaga dan menciptakan citra yang

baik, sikap, perilaku dan prestasi yang diraih merupakan ukuran dalam

menciptakan citra yang baik. Pendapat lain dikemukakan oleh Oteng

Sutisna tentang hasil-hasil yang dapat dirasakan siswa dalam mengikuti

kegiatan ekstrakurikuler seperti:

Hasil-hasil individu:

a. Siswa dapat menggunakan waktu senggangnya dengan kontruktif.

b. Mengembangkan kepribadian.

c. Memperkaya kepribadian.

d. Mencapai realisasi diri untuk maksud-maksud baik.

e. Mengembangkan inisiatif dan tanggung jawab.

f. Belajar memimpin dan turut aktif dalam pertemuan-pertemuan.

g. Menyediakan waktu bagi penilaian diri.33

Hasil-hasil Sosial:

32

Hamalik, Manajemen Pengembangan Kurikulum, Bandung: PT Rosdakarya, 2004), h. 182.

33

(39)

a. Memberikan rekreasi mental dan fisik yang sehat.

b. Memberikan pengalaman dalam bekerja dengan orang lain.

c. Mengembangkan tanggung jawab kelompok yang demokratis.

d. Belajar mempraktekkan hubungan manusia yang baik.

e. Memahami proses kelompok.

f. Memupuk hubungan murid-guru yang baik.

g. Menyediakan kesempatan bagi partisipasi murid-guru.

h. Meningkatkan hubungan-hubungan social.34

D. Teater

1. Pengertian Teater

Teater berasal dari bahasa Yunani, yaitu Theatron. Yang

diturunkannya dari kata theaomai, yang mempunyai arti ta’jub melihat atau memandang. Sedangkan dalam arti luas, teater adalah segala macam

jenis tontonan yang dipertunjukkan di depan orang banyak.35

Teater secara luas dapat diartikan sebagai segala jenis pertunjukkan

yang ditampilkan di depan penonton dan secara terbatas dapat diartikan

sebagai drama, yaitu penuturan hidup dan kehidupan manusia yang

ditampilkan diatas pentas.36

Teater bisa juga diartikan mencakup gedung, pekerja (pemain fan kru

panggung), sekaligus kegiatannya (isi pentas-peristiwanya). Sementara

itu, ada juga yang mengartikan teater sebagai semua jenis dan bentuk

tontonan (seni pertunjukkan tradisional-rakyat-kontemporer), baik di

panggung tertutup maupun di arena terbuka. Jika peristiwa tontonan

mencakup “Tiga Kekuatan” (pekerja-tempat-penikmat), atau ada “Tiga Unsur” (bersama-saat-tempat) maka peristiwa itu adalah teater.37

34

Sutisna, op.cit, h. 69. 35

Asmara, Apresiasi Drama, (Yogyakarta: Nur Cahaya, 1979), h. 11. 36

Hermawan, Teater yang Hidup, (Bandung: Etnoteater Publisher, 2008), h. 27. 37

(40)

Cohen (1983) menyebutkan bahwa teater adalah “wadah kerja artistic

dengan actor menghidupkan tokoh, tidak direkam tetapi langsung dari

naskah”.38

Teater adalah suatu kegiatan manusia yang secara sadar menggunakan

tubuhnya sebagai alat atau media utama untuk menyatakan rasa dan

karsanya, mewujud dalam suatu karya (seni).39 Teater istilah lain dari

drama. Drama lebih merupakan „penciptaan kembali’ realitas kehidupan. Aristoteles menyebutnya „peniruan gerak’ dengan memanfaatkan unsur -unsur aktivitas yang nyata.40

Teater adalah sekelompok orang-orang yang ingin mengasah dirinya

di atas panggung dalam peran dan mempertunjukkan dirinya yang

sebenarnya. Di dalam teater dapat membentuk karakter yang kuat karena

di dalam sekelompok teater tersebut bersama-sama membangun rasa cipta

dalam satu tujuan. Di dalam berteater banyak manfaat yang didapat salah

satunya yaitu menjadikan pribadi yang kreatif.

Kreativitas adalah kemampuan: a) untuk membuat kombinasi baru,

berdasarkan data, informasi atau unsur yang ada, b) berdasarkan data atau

informasi yang tersedia, menemukan banyak kemungkinan jawaban

terhadap suatu masalah, dimana penekanannya adalah pada kualitas,

ketepatgunaan dan keragaman jawaban, c) yang mencermikan kelancaran,

keluwesan dan orisinilitas dalam berpikir serta kemampuan untuk

mengkolaborasi suatu gagasan.41

Saran untuk mengembangkan kreativitas sebagaimana yang

diringkaskan oleh Taylor sebagi berikut:

a. Menilai dan menghargai berpikir kreatif.

38

Yudiaryani, Panggung Teater Dunia Perkembangan dan Perubahan Konvensi, (Jogjakarta: Pustaka Gonddho Suli, 1999), h. 2.

39

Padmodarmaya, Tata dan Teknik Pentas, (Jakarta: Balai Pustaka, 1988), Cet. 1, h. 21. 40

Rahmanto, Drama, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2007), cet. 1, hal. 1.31 41

(41)

b. Membantu anak menjadi lebih peka terhadap rangsangan dari

lingkungan.

c. Memberanikan anak untuk memanipulasi benda-benda (objek) dan

ide-ide.

d. Mengembangkan rasa toleransi terhadap gagasan baru.

e. Mengajar anak untuk menilai berpikir kreatifnya.

f. Memberikan informasi tentang proses kreativitas.42

2. Drama

Drama berasal ari bahasa Yunani, dram yang berarti gerak. Atau Inggris lebih lanjut kata drama ini sebagai action atau a thing done. Dan

drama ini tidak lain dari pada „life presented in Action‟ atau suatu segi

kehidupan yang dihidangkan dengan gerak.43

Dalam The American Colege Dictionary dijelaskan bahwa drama

adalah suatu karangan dalam prosa atau puisi yang disajikan dalam bentuk

dialog atau pantomim suatu cerita yang mengandung konflik atau kontras

seorang tokoh terutama suatu cerita dipentaskan di atas panggung.44

Drama adalah suatu cerita dalam bentuk dialog (antawacana) tentang

konflik (pertentangan) manusia, diproyeksikan dengan ucapan dan

perbuatan dari sebuah panggung kepada penonton.45

Jenis Drama:

1. Drama Teater peristiwa (kejadian) yang dipertunjukkan di atas

panggung gedung pertunjukkan (teater).

2. Drama Film dan Drama TV peristiwa-peristiwa dalam cerita dapat

dipertunjukkan pada tempat kejadian yang sesungguhnya, atau

42

Mulyasa, Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2008), h. 60.

43

Asmara, op. Cit, h. 9. 44

Tarigan, Prinsip-Prinsip Dasar Sastra, (Bandung: Angkasa, 2011), h. 70. 45

(42)

mirip dengan tempat yang sesungguhnya, berkat kemajuan

teknologi dalam dunia fim.46

Tujuan penting dalam pembelajaran drama adalah untuk

memahami bagaimana suatu tokoh harus diperankan dengan

sebaik-baiknya. Untuk mempelajari pementasan, memang tidak mudah.

Apalagi bagi siswa yang sama sekali belum mengenal seluk beluk

pentas drama. Untuk itu, seorang guru harus memperkenalkan

siswa-siswanya pada seluk beluk pementasan drama.47

E. Hasil Penelitian Relevan

Dalam penulisan skripsi ini penulis menggunakan relevansi dengan judul

skripsi “Pembinaan Karakter Siswa melalui Kegiatan Kepramukaan di SMAN

3 Slawi”. Skripsi ini ditulis oleh Mahpiatun, Jurusan Hukum dan Kewarganegaraan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Semarang.

Pembinaan karakter siswa dalam kegiatan pramuka sebagai salah satu

wadah atau organisasi bertujuan untuk membentuk setiap manusia agar

memiliki kepribadian yang beriman, bertakwa, berakhlak mulia, berjiwa

patriot, taat hokum, disiplin menjunjung tinggi nilai-nilai luhur bangsa dan

memiliki kecakapan hidup sebagai kader bangsa dalam membangun Negara

Kesatuan Republik Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

bagaimana pembinaan karakter siswa melalui kegiatan kepramukaan,

mengetahui factor-faktor yang menunjang dan menghambat pembinaan

karakter siswa melalui kegiatan kepramukaan di SMA Negeri 3 Slawi

Kabupaten Tegal.

Hasil penelitian skripsi ini menunjukkan bahwa pembiasaan, keteladanan,

penugasan, ceramah dan hukuman atau sanksi merupakan cara yang

46Ibid,

h. 9. 47

(43)

digunakan dalam pembinaan karakter siswa melalui kegiatan kepramukaan di

SMA Negeri 3 Slawi. Pembiasaan dengan meyuruh siswa (anggota pramuka)

datang tepat waktu, saling bertegur sapa, melaksanakan sholat berjama’ah dan

lain-lain. Keteladanan yaitu memberikan contoh perbuatan langsung kepada

anggota pramuka. Penugasan yaitu saat kegiatan kemah pindah golongan

berlangsung, siswa baru diberi tugas individu dan kelompok. Ceramah dengan

memberikan penjelasan akan pentingnya nilai-nilai yang terkandung di dalam

Pansasila dan lain-lain.

Relevansi yang kedua yaitu skripsi yang berjudul “Peran Ekstrakurikuler

Seksi Kerohanian Islam dalam Pembinaan Mental Siswa SMAN 1”, yang ditulis oleh Rokhana Idah Kusnawati mahasiswa jurusan Pendidikan Agama

Islam Fakultas Tarbiyah Universitas Islam Negeri (UIN) Malang.

Berdasarkan penelitian yang diperoleh dari objek penelitian dapat

diketahui bahwa dalam pembinaan mental siswa SMAN 1 dapat dilakukan

dengan berbagai macam kegiatan ekstrakurikuler seksi kerohanian Islam agar

terbina mental yang baik, terbukti dari hasil penelitian menunjukkan bahwa

siswa sudah mempunyai kesadaran untuk berakhlak mulia terhadap Allah

SWT, orang tua, guru, sesama teman dan terhadap sekitar. Banyaknya

kenakalan pelajar tampak jelas bahwa pada mereka yang sedang tumbuh

jiwanya. Terutama mereka yang hidup dikota-kota besar yang mencoba

mengembangkan diri kearah kehidupan yang lebih maju dan modern sejalan

dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, dimana beraneka ragam

kebudayaan asing yang merusak seolah-olah tanpa seleksi. Mereka

dihadapkan pada kontradiksi dan aneka ragam pengalaman yang

menyebabkan mereka bingung memilih mana yang baik mana yang buruk.

Nilai-nilai moral yang akan diambilnya menjadi pegangan terasa kabur,

terutama peranan pendidikan keluarga yang kurang mengindahkan ajaran

(44)

Sebelum memasuki SMA, kehidupan terarah dan teratur serta mengikuti

tata cara tertentu, tetapi setelah memasuki SMA terasa seolah-olah kehilangan

kemudi dan arah. Tindakannya sering kali mengalami tantangan baik dari

teman sebaya, maupun dari teman yang lebih tua dan sering pula

tindakan-tindakan mereka sudah dibatas kesopanan.

Para pendidik termasuk orang tua mempunyai tanggung jawab yang

bersama dalam membentuk karakter serta tingkah laku yang baik bagi siswa

terutama dalam hal mengatasi kenakalannya dilingkungan sekolah. Mental

merupakan faktor penting dalam menentukan akhlak yang baik bagi manusia

untuk berakhak mulia. Oleh karena itu dalam menanamkan nilai-nilai moral

pada anak didik, maka disekolah tersebut dibentuklah kegiatan ekstrakurikuler

Seksi Kerohanian Islam, yaitu suatu kegiatan yang dilaksanakan diluar jam

pelajaran tatap muka yang bertujuan untuk menunjang serta mendukung

program ko kulikuler Pendidikan Agama Islam yang bertujuan meningkatkan

keimanan, pemahaman, pengamatan dan pengamalan ajaran Agama Islam,

sehingga menjadi manusia muslim yang beriman dan bertaqwa kepada Allah

SWT serta bermental mulia.

Sedangkan dalam skripsi ini penulis menganalisis tentang pembinaan

nilai karakter melalui kegiaan ekstrakurikuler teater. Siswa dibina pada

nilai-ilai yang positif yang didapat dalam kegiatan ekstrakurikuler teater seperti

religious, rasa percaya diri, mandiri, bertanggung jawab, disiplin dan dapat

(45)

32 BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Dengan penelitian

tersebut diharapkan dapat diperoleh pemahaman dan penafsiran yang mendalam

mengenai makna, kenyataan dan fakta yang relevan. Informasi faktual yang

dicari dengan mendeskripsikan fakta-fakta yang ada. Dengan metode kualitatif

ini, diharapkan dapat menggali data-data tentang kegiatan ekstrakurikuler Teater

di SMK Nusantara. Dalam penelitian ini, peneliti ingin melihat dan mengkaji

data-data faktual tentang proses pembelajaran yang terjadi di lapangan, kemudian

mendeskripsikan hasil temuan dalam bentuk tulisan.

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang bertujuan untuk

memaparkan tentang “PEMBINAAN NILAI KARAKTER MELALUI

KEGIATAN EKSTRAKURIKULER TEATER DI SMK NUSANTARA”.

Menurut Cresswell, 1 pendekatan kualitatif adalah suatu proses penelitian dan

pemahaman yang berdasarkan pada fenomena sosial dan masalah manusia,

yaitu pengamatan pengamatan yang pencatatan dengan sistematis

1

(46)

fenomena yang diselidiki, observasi ini dilakukan untuk memperoleh data yang

menyeluruh mengenai kondisi yang ada.

Penelitian kualitatif merupakan penelitian yang jenis datanya bersifat

nonangka. Bisa berupa kalimat, pernyataan, dokumen, seta data lain yang bersifat

kualitatif untuk dianalisis secara kualiatif.2

Menurut Denzin & Licoln, penelitian kualitatif merupakan fokus

perhatian dengan beragam metode yang mencakup pendekatan interpretatif dan

naturalistik terhadap subjek kajiannya. Hal ini berarti bahwa para peneliti

kualitatif mempelajari benda-benda di dalam konteks alaminya, yang berupaya

untuk memahami, atau menafsirkan, fenomena dilihat dari sisi makna yang

dilekatkan manusia (peneliti) kepadanya.

Menurut Strauss & Corbin, istilah penelitian kualitatif dimaksudkan sebagai

jenis penelitian yang temuan-temuannya tidak diperoleh melalui prosedur

statistik atau bentuk hitungan lainnya. Contohnya dapat berupa penelitian tentang

riwayat dan perilaku seseorang, di samping juga tentang peranan organisasi,

pergerakan sosial, atau hubungan timbal balik. Sebagian datanya dapat dihitung

sebagaimana data sensus, namun analisisnya bersifat kualitatif.3

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini berlokasi di Jl. Tarumanegara Dalam No. 1 Pisangan

Ciputat, Tangerang Selatan. Adapun waktu penelitian dilakukan dari bulan April

sampai bulan Agustus 2013.

2

Musfiqon, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Prestasi Pustaka, 2012), h. 70. 3

(47)

C. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi diartikan sebagai wilayah generalisasi yang terdiri atas

obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.4

Dalam penelitian kualitatif tidak menggunakan istilah Pupulasi, tetapi

oleh Spradley dinamakan “Sosial Situation” atau situasi social yang terdiri atas

tiga elemen yaitu: tempat (place), pelaku (actor) dan aktivitas (activity).5

Dalam situasi ini penulis akan mengamati nilai karakter yang dimiliki

siswa pada kegiatan ekstrakurikuler teater di SMK Nusantara.

Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah peserta didik

SMK Nusantara yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler yaitu sebanyak 50

siswa.

Sampel dalam penelitian ini penulis gunakan sebagai sumber data yang

dianggap mengetahui tentang situasi sosial, dan untuk menentukan sampel

tersebut penulis menggunakan teknik Cluster sampling (area sampling).Yaitu

Kepala sekolah, pembina kegiatan ekstrakurikuler teater dan peserta didik yang

mengikuti kegiatan ekstrakurikuler teater. Ketiga bagian ini memiliki peranan

penting dalam memberikan pembinaan nilai karakter pada kegiatan

ekstrakurikuler teater.

D. Data dan Sumber Data

1. Data Primer, adalah data yang dihimpun secara langsung dari sumbernya dan

diolah sendiri oleh lembaga bersangkutan untuk dimanfaatkan. Data primer

dapat berbentuk opini subjek secara individual atau kelompok, dan hasil

observasi terhadap karakteristik benda (fisik), kejadian, kegiatan dan hasil

4

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2009), h. 215.

5Ibid

(48)

pengujian tertentu.6 Merupakan observasi langsung pada pelaksanaan program

dan wawancara mendalam. Informan dalam data primer ini, antara lain :

pembina ekstrakurikuler teater dan peserta didik yang mengikuti kegiatan

ekstrakurikuler teater.

2. Data Sekunder, adalah data penelitian yang diperoleh secara tidak langsung

melalui media perantara (dihasilkan pihak lain) atau digunakan oleh lembaga

lainnya yang bukan merupakan pengolahnya, tetapi dapat dimanfaatkan dalam

suatu penelitian tertentu.7 Berupa catatan-catatan dan dokumen dari sekolah,

gambar (foto kegiatan), serta arsip-arsip yang berkaitan dengan masalah yang

diteliti.

E. Teknik Pengumpulan Data

Untuk menjawab pertanyaan penelitian skripsi ini, penulis mengandalkan

data sekunder sebagai acuan, yakni data-data yang didapat dalam bentuk yang

sudah jadi berupa publikasi dan sudah dikumpulkan oleh pihak atau instansi lain.

Data ini diperoleh melalui studi kepustakaan untuk mengetahui adakah

Pembinaan nilai karakter melalui kegiatan ekstrakurikuler teater di SMK

Nusantara. Sumber-sumber data tersebut dapat berupa buku, jurnal, interview

dan observasi.

Setelah data yang diperoleh terkumpul, maka langkah selanjutnya adalah

mengklarifikasi data-data tersebut secara sistematis yang kemudian dianalisis

sesuai dengan rumusan masalah dan tujuan penelian, setelah itu disajikan dalam

bentuk laporan ilmiah, yaitu skripsi.

Dalam menganalisis data ini, penulis menggunakan analisis deskriptif

yaitu dengan cara mengumpulkan data, disusun, disajikan yang kemudian

dianalisis untuk mengungkapkan arti data tersebut, menggambarkan keadaan

sasaran apa adanya berdasarkan teori yang ada.

6

Rosady Ruslan, Metode Penelitian, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, h. 138. 7 Ibid,.

(49)

1. Observasi

Observasi, merupakan metode pengumpulan data yang dilakukan peneliti

untuk mengamati atau mencatat suatu peristiwa dengan penyaksian langsung,

dan biasanya peneliti dapat sebagai partisipan atau observer dalam

menyaksikan atau mengamati suatu objek peristiwa yang sedang ditelinya.8

Dalam penelitian kualitatif, salah satu teknik yang digunakan peneliti

untuk mengamati secara langsung responden di lapangan adalah dengan

teknik observasi. Observasi dilakukan guna mengadakan secara langsung

terhadap objek penelitian, tentang hal hal yang dilakukan dalam observasi

adalah mengenal keadaan yang sebenarnya terjadi dan mengamati kegiatan,

kejadian maupun peristiwa di lokasi penelitian yang terkait dengan masalah

pembinaan nilai karakter pada kegiatan ekstrakurikuler teater. Dalam hal ini

penulis melakukan penelitian selama 4 bulan mulai dari 17 April 2013 sampai

31 Agustus 2013 dengan cara mengamati langsung terhadap segala sesuatu

yang berkaitan dengan pembinaan nilai karakter siswa yang mengikuti

kegiatan ekstrakurikuler teater serta manfaat kegiatan ekstrakurikuler teater.

2. Wawancara

Selain observasi kami sebagai peneliti memilih teknik penelitian

pengumpulan data dengan kegiatan wawancara.

Wawancara adalah proses tanya jawab dalam penelitian yang

berlangsung secara lisan dimana dua orang atau lebih bertatap muka

mendengarkan secara langsung informasi-informasi dan

keterangan-keterangan yang ada. Dalam hal ini peneliti melakukan wawancara dengan

kepala sekolah, wakil kepala sekolah, guru bidang kesiswaan, guru mata

pelajaran Bahasa Indonesia, guru mata pelajaran PAI, guru mata pelajaran

PKN, Pembina kegiatan ekstrakurikuler Teater, peserta didik yang

8 Ibid

Gambar

Tabel 2.1 Nilai Karakter .................................................................................
Table 1.1 Nilai-Nilai Karakter
Tabel 3.1
Table 4.2
+5

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan analisis penelitian ini maka dapat ditarik kesimpulan bahwa nilai-nilai Pancasila melalui kegiatan ekstrakurikuler Pramuka di SMK Al Ma’shum Sidodadi Kisaran

Pentingnya dalam membina akhlak remaja saat ini, Maka wujud upaya yang ada melalui kegiatan ekstrakurikuler Badan Dakwah Islam BDI di SMK PGRI 3 Malang, adalah mewajibkan

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan implementasi nilai karakter kreatif melalui ekstrakurikuler di SMK Muhammadiyah 3 Sukolilo, untuk mendeskripsikan

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui implementasi penanaman nilai-nilai karakter islam melalui kegiatan ekstrakurikuler di SDN 3 Limboto, untuk mengetahui

Kegiatan Ekstrakurikuler teater jikoji ini mulai di adakannya pada tanggal 25 februari 2013. Kegiatan ini dilatarbelakangi oleh kesadaran berkesenian para gerasi muda yang

Penanaman nilai-nilai karakter religius dalam ekstrakurikuler Hizbul Wathan di MTs Muhammadiyah Patikraja dapat ditanamkan melalui kegiatan keagamaan yang dilaksanakan di

Kegiatan pembinaan karakter kesiswaan merupakan kegiatan pendidikan yang dilakukan di luar jam pelajaran tatap muka. Kegiatan tersebut dilaksanakan di dalam dan di luar

“Penanaman Nilai-nilai Pendidikan Karakter Bagi Mahasiswa Melalui Kegiatan Ekstrakurikuler Pramukan di Institut Agama Islam Negeri Jember”. Penelitian ini menggunakan