• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL PENELITIAN

Dalam dokumen VALUE Jurnal Evaluasi & Asesmen Pendidikan (Halaman 88-96)

SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 SIGLI

HASIL PENELITIAN

Siklus I

Penyusunan skenario pembelajaran di bagi dalam lima tahap pembelajaran, yaitu tahap pramenulis, pengedrafan, perbaikan, penyun-tingan, dan pemublikasian. Kelima tahap itu disampaikan dalam waktu 6 jam pelajaran (6X40 menit) yang dilaksanakan dalam dua kali pertemuan. Tahap-tahap dalam skenario pembelajaran diuraikan berikut ini.

Guru melakukan pembimbingan terhadap siswa untuk membantu merumuskan tema tulisan.

Bimbingan dilakukan dengan mengarahkan siswa untuk merumuskan tema tulisan berdasarkan objek yang diamatinya masing-masing. Melalui proses pembimbingan itu, terlihat semua siswa dapat merumuskan tema tulisan. Setelah itu, siswa diminta untuk menjabarkan tema tulisan menjadi sebuah topik dan beberapa subtopik untuk memudahkan pembuatan kerangka tulisan. Dan terakhir, guru mengarahkan siswa agar menentukan judul yang tepat untuk tulisan untuk yang akan dibuatnya.

Penerapan Strategi Neihgborhood Walk Untuk Meningkatkan Ketrampilan Menuluis Deskripsi Siswa Kelas VIII SMP N 2 Sigi.

VALUE, Jurnal Evaluasi & Asesmen Pendidikan, Vol.I/No.01/Juni/2012 81 Setelah proses penentuan tema, topik, dan

judul tulisan selesai, guru meminta siswa untuk menjabarkannya menjadi kerangka tulisan. Untuk membuat kerangka tulisan, guru mengarahkan siswa sesuai dengan topik dan subtopik yang telah dijabarkannya. Guru juga mengarahkan siswa agar memperhatikan detil-detil sensoris yang ada pada objek yang diamati.

Dari hasil pengamatan, terlihat bahwa sebagian besar siswa terlibat aktif dalam proses pembuatan kerangka tulisan. Dalam membuat kerangka tulisan, siswa mengacu pada hasil identifikasi pengamatan yang telah dilakukannya.

Siswa berusaha sendiri secara aktif menyusun kerangka tulisan yang akan ditulis dalam kelompoknya masing-masing. Sementara itu, guru tidak terlalu banyak melakukan intervensi terhadap hasil kerja yang dilakukan siswa.

Dalam proses membuat draf siswa bekerja secara individu. Akan tetapi, siswa juga dianjurkan untuk saling mendiskusikan pekerjaannya dengan siswa lain dalam kelompoknya. Siswa terlihat begitu serius dalam membuat draf tulisan sehingga suasana kelas tampak tenang walaupun ada beberapa orang siswa yang berjalan-jalan untuk melihat hasil kerja siswa lain..

Berdasarkan hasil refleksi, perlu adanyaPerbaikan dan penambahan pada siklus II, yaitu (1) penyusunan materi pembelajaran agar dilakukan lebih mendetil dan mendalam sesuai dengan spesifikasi pembelajaran, (2) media yang digunakan agar dilengkapi untuk setiap tahap pembelajaran, dan (3) pada skenario pembelajaran tahap pramenulis, kegiatan penyampaian tujuan

pembelajaran dilakukan setelah kegiatan curah pendapat dan penambahan kegiatan pemodelan pada pembelajaran pemublikasian.

Dari hasil pengamatan dan analisis keber-hasilan tindakan tahap penilaian disimpulkan dua hal. Pertama, penilaian proses yang dilakukan guru masih perlu ditingkatkan lagi. Observasi dan pencatatan terhadap aktivitas siswa, baik secara individu maupun secara kelompok perlu ditingkatkan. Kedua, penilaian terhadap hasil tulisan deskripsi siswa juga perlu ditingkatkan dengan memberikan komentar catatan dan balikan langsung. Hal ini diperlukan agar siswa dapat mengetahui kesalahan dan tahu cara memperbaiki kesalahan itu.

Sementara itu, kemampuan menulis deskripsi siswa pada siklus I masih pada kualifikasi cukup. Kemampuan menulis deskripsi siswa yang berkualifikasi baik hanya pada komponen I, sedangkan komponen SP, TB, KK, dan E&TP rata-rata masih berkualifikasi cukup.

Siklus II

Secara umum, perencanaan pembelajaran siklus II yang dibuat tidak jauh berbeda dengan perencanaan siklus I. Perbedaan hanya terdapat pada aspek pengorganisasian materi, media, dan sumber belajar dan aspek penyusunan skenario pembelajaran. Pada aspek media pembelajaran perbedaan dengan rencana sebelumnya berupa penambahan media setiap tahap dan kegiatan pembelajaran. Penambahan dilakukan pada penggunaan media untuk memudahkan guru

VALUE, Jurnal Evaluasi & Asesmen Pendidikan, Vol.I/No.01/Juni/2012 82 menyampaikan tujuan pembelajaran dan media

berupa model teks.

Pengembangan kerangka tulisan menjadi tulisan deskripsi diawali dengan arahan dan penjelasan guru. Guru memberikan penjelasan tentang hal-hal apa dapat dilakukan siswa untuk mengembangkan kerangka menjadi tulisan deskripsi. penjelasan yang disampaikan guru juga dilakukan dengan pemberian model tulisan deskripsi. Model yang diberikan berupa contoh teks pengembangan tulisan deskripsi.

Kegiatan guru berikutnya adalah memberi-kan penjelasan dan pemodelan. Guru memberimemberi-kan penjelasan tentang apa saja yang dilakukan siswa pada proses perbaikan serta apa saja yang diperbaiki. Untuk memudahkan memberikan pemahaman kepada siswa, guru menggunakan model. Model yang diberikan adalah model memperbaiki sebuah draf tulisan dan model teks yang telah mengalami proses perbaikan. Guru meminta siswa mengamati dengan cermat model yang diberikan. Sementara itu, penjelasan yang disampaikan guru ditekankan pada perbaikan aspek isi tulisan. Guru menyampaikan hal-hal yang perlu diperiksa dan diperbaiki, seperti kelengkapan rincian objek dan kelengkapan gagasan tulisan.

Proses perbaikan draf awal tulisan dilakukan oleh siswa lain dalam satu kelompok. Perbaikan draf awal tulisan dilakukan dengan cara memindah, menambah informasi yang kurang, membuang bagian yang berulang atau salah, serta mengubah/mengganti tulisan. Setelah proses perbaikan selesai dilakukan, guru meminta siswa

memberikan kembali draf perbaikan pada penulisnya untuk ditulis ulang.

Dari penilaian yang dilakukan oleh guru terhadap draf akhir tulisan deskripsi pada siklus II, menunjukkan adanya peningkatan dibanding pada siklus I. Peningkatan itu dilihat dari lima komponen yang dinilai pada draf akhir tulisan. Kelima komponen itu adalah (1) komponen I, (2) komponen SP, (3) komponen TB, (4) komponen KK, serta (5) komponen E&TP.

Hasil penilaian terhadap komponen I. Dari 40 orang siswa sebagai subjek penelitian, 9 siswa

Rata-rata kemampuan siswa dalam menulis deskripsi pada siklus II menunjukkan dua hal.

Pertama, kemampuan rata-rata siswa menulis tulisan deskripsi dilihat dari komponen I, SP,TB, dan KK adalah baik (B), sedangkan komponen E&TP berkualifikasi cukup (C). Kedua, kemampuan menulis deskripsi siswa secara keseluruhan menunjukkan 4 siswa berkualifikasi sangat baik (SB) 26 siswaberkualifikasi baik (B), 8 siswaberkualifikasi cukup (C), dan 2 subjek berkualifikasi kurang (K).

Dengan demikian, kemampuan rata-rata siswa

Penerapan Strategi Neihgborhood Walk Untuk Meningkatkan Ketrampilan Menuluis Deskripsi Siswa Kelas VIII SMP N 2 Sigi.

VALUE, Jurnal Evaluasi & Asesmen Pendidikan, Vol.I/No.01/Juni/2012 83 dalam menulis deskripsi pada siklus II adalah Baik

(B).

Siklus III

Sumber belajar diorganisasikan sesuai dengan kebutuhan kegiatan belajar dan tujuan pembelajaran. Oleh sebab itu, dalam perencanaan sumber belajar yang digunakan adalah lingkungan sekolah. Lingkungan sekolah dipilih sebagai sumber belajar karena sesuai dengan strategi yang dipergunakan dalam pembelajaran. Ada tiga alternatif yang dirumuskan dalam perencanaan, yaitu (1) lingkungan di sekitar kelas, (2) lingkungan sekolah, dan (3) lingkungan di sekitar sekolah.

Fokus kegiatan yang pertama adalah melakukan kegiatan awal/pembuka kegiatan pembelajaran. Ada empat kegiatan yang dilakukan untuk mengawali kegiatan belajar mengajar.

Kegiatan yang dimaksud adalah (1) melakukan kegiatan curah pendapat untuk membangkitkan skemata siswa tentang tema, (2) menyampaikan tujuan pembelajaran, (3) mengorganisir siswa menjadi beberapa kelompok, dan (4) menjelaskan kegiatan belajar yang akan dilakukan.

Hasil observasi menunjukkan bahwa dalam memulai kegiatan pembelajaran gurumelakukan kegiatan curah pendapat. Curah pendapat dilakukan guru untuk membangkitkan pengetahuan awal siswa tentang tema

“Lingkungan” dengan teknik tanya jawab. Siswa juga terlihat lebih aktif untuk memberikan jawaban pertanyaan yang diberikan guru. Hasil curah pendapat dicatat guru di papan tulis.

Draf awal yang dihasilkan siswa menunjukkan kemajuan dibandingkan pada pembelajaran siklus sebelumnya. Siswa tidak lagi terlihat kaku dalam membuat draf tulisan deskripsi.

Pengembangan draf tulisan yang dilakukan siswa tidak hanya mengacu pada hasil identifikasi objek, tetapi sudah berani mengembangkan berdasarkan perasaan dan pengetahuan yang dimilikinya. Hal ini dikarenakan, kerangka tulisan yang dibuat siswa sebelumnya sudah dilakukan secara sistematis dan tidak hanya terpaku pada hasil identifikasi, tetapi juga dari hasil pemikiran dan pengetahuan yang dimilikinya tentang objek.

Kemampuan menulis siswa juga sebagai alat untuk memberikan umpan balik kepada siswa. Oleh karena itu, dalam setiap penilaian yang dilakukan, guru juga memberikan catatan atau komentar balikan untuk memudahkan siswa dalam melakukan perbaikan terhadap kekurangan/

kesalahan yang ada pada tulisannya. Hal ini dilakukan sebagai perbaikan terhadap tindakan penilaian yang dilakukan pada siklus II.

Penilaian pada draf akhir tulisan deskripsi siswa dilakukan dengan melihat semua komponen yang ada pada profil. Komponen-komponen yang terdapat pada profil tulisan, yaitu komponen I, komponen SP, komponen TB, komponen KK, serta komponen E&TP.Masing-masing komponen dibagi dalam empat kualifikasi meliputi kualifikasi sangat baik (SB), kualifikasi baik (B), kualifikasi cukup (C), dan kualifikasi kurang (K).

Penilaian dalam bentuk penentuan kualifikasi keberhasilan terhadap draf akhir tulisan dilakukan oleh guru. Hasil penilaian juga dijadikan

VALUE, Jurnal Evaluasi & Asesmen Pendidikan, Vol.I/No.01/Juni/2012 84 sebagai bahan refleksi penelitian. Setelah penilaian

selesai dilakukan, guru menyerahkan kembali draf akhir tulisan deskripsi itu kepada siswa. Hal ini dilakukan agar siswa mengetahui hal-hal yang perlu diperbaikinya.

SIMPULAN DAN SARAN

Peningkatan pada tahap perencanaan difokuskan pada kemampuan guru dalam membuat perencanaan pembelajaran menulis deskripsi dengan SNW. Upaya peningkatan dilakukan melalui kegiatan diskusi bersama dengan peneliti, untuk memahami dan membuat perencanaan sesuai strategi yang diterapkan dan mensimulasikannya.

Melalui kegiatan itu, pemahaman guru tentang hakikat sebuah perencanaan pembelajaran menjadi lebih baik. Hal itu dilihat dari perencanaan yang dihasilkan melalui tindakan setiap siklus, yakni (a) perencanaan disusun secara sistematis dan terorganisasi dengan baik, (b) tujuan pembelajaran dirumuskan secara jelas dan operasional, (c) pengorganisasian materi, media, dan sumber belajar dirumuskan secara lengkap, (d) langkah-langkah pembelajaran yang dirumuskan pada skenario pembelajaran dijabarkan secara detil, lengkap, dan jelas, serta (e) prosedur penilaian pembelajaran yang dilakukan dilengkapi dengan alat dan tekniknya secara jelas dan lengkap.

Peningkatan pada tahap pelaksanaan difokuskan pada aktivitas guru dan siswa dalam pembelajaran. Melalui pemanfaatan objek secara langsung yang ada di luar kelas, aktivitas dan

kemampuan guru dalam mengelola kegiatan pembelajaran semakin baik. Guru bukan lagi sebagai sebagai satu-satunya sumber informasi, tetapi berperan sebagai fasilitator yang mengarahkan siswa untuk mengumpulkan bahan tulisan dengan melihat objek secara langsung sampai membuat tulisan jadi. Guru juga dapat menciptakan kondisi belajar yang memberi peluang kepada siswa untuk terlibat aktif dari tahap pramenulis sampai tahap pemublikasian. Adapun peningkatan aktivitas siswa dapat dilihat dari keterlibatan siswa dalam proses belajar. Melalui penerapan SNW,siswa semakin aktif terlibat dalam kegiatan pembelajaran, mulai dari kegiatan mengamati untuk mengumpulkan bahan tulisansampai pada kegiatan memublikasikannya.

Peningkatan pada tahap penilaian difokuskan pada aktivitas guru dan siswa dalam proses penilaian pembelajaran. Dalam melakukan penilaian, guru tidak lagi hanya pada hasil, tetapi juga pada proses menulis yang dilakukan siswa.

Keseriusan, keaktifan, dan kerjasama merupakan salah satu fokus penilaian proses yang dilakukan guru. Teknik penilaian sejawat yang diterapkan guru juga telah menumbuhkan keterlibatan siswa dalam proses penilaian. Adapun dilihat dari aktivitas siswa, peningkatan tahap penilaian dilihat dari keterlibatan siswa dalam melakukan penilaian, baik terhadap tulisannya sendiri maupun terhadap tulisan siswa lain. Artinya, selain memiliki kesempatan untuk melakukan penilaian terhadap tulisan deskripsi siswa lain pada kegiatan perbaikan dan penyuntingan, siswa juga memiliki kesempatan

Penerapan Strategi Neihgborhood Walk Untuk Meningkatkan Ketrampilan Menuluis Deskripsi Siswa Kelas VIII SMP N 2 Sigi.

VALUE, Jurnal Evaluasi & Asesmen Pendidikan, Vol.I/No.01/Juni/2012 85 untuk menilai tulisannya sendiri melalui kegiatan

menulis kembali.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dipaparkan pada bab sebelumnya, dikemukakan beberapa saran yang ditujukan kepada guru-guru SMP dan kepala sekolah. Saran-saran yang dimaksud dipaparkan berikut ini.

1. Kepada guru-guru bahasa Indonesia SMP umumnya dan khususnya yang ada di SMP tempat penelitian, disarankan dua hal, yakni (1) untuk menerapkan strategi neighborhood walk sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan pembelajaran menulis deskripsi dari tahap perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian(2) untuk memanfaatkan hasil penelitian ini sebagai upaya meningkatkan pembelajaran menulis jenis yang lain.

2. Kepada Kepala SMP, khususnya kepala SMP di tempat penelitian ini dilakukan, disarankan untuk memberi peluang kepada guru-guru untuk menerapkan strategi neighborhood walk dalam pembelajaran menulis.

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Muksin.1990. Dasar-dasar Komposisi Bahasa Indonesia. Malang: YA3 Malang.

Burns, Paul C. Betty D. Roe, Elinor P. Ross. 1996.

Teaching Reading in Today’s Elementary Schools. Boston: Houghton Miffin.

Campbell, David. 1998. Mengembangkan Kreativitas. Terjemahan Mangunhardjana.

Yogyakarta: Kanisius.

Dahar, Ratna Willis. 1988. Teori-Teori Belajar.

Jakarta: Erlangga.

Depdiknas. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Mata Pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia untuk SMP/MTs.

Jakarta: Depdiknas.

Gall, M.D. 1990. Tools for Learning: Guide to Teaching Study Skills. Virginia: Association for Supervision and Curriculum

Development.

Hasan, M. Iqbal. 2002. Pokok-Pokok Materi Metodologi Penelitian dan Aplikasinya.

Bogor: Ghalia Indonesia.

Kemmis, S. dan R. McTaggart. 1992. The Action Research Planner. Victoria: Deakin University.

Milles, Muberman B. & A. Michael Huberman.

1992. Analisis Data Kualitatif. Penterjemah Tjetjep Rohendi Rohidi. Jakarta: Universitas Indonesia.

VALUE, Jurnal Evaluasi & Asesmen Pendidikan, Vol.I/No.01/Juni/2012 86 Nurhadi. 2002. Pendekatan Kontekstual(Contextual

Teaching and Learning). Malang: Universitas Negeri Malang.

Ramli, A. 1999. The Expanding Environment Approach in Elementary Social Studies Education. Dalam Jurnal Ilmu Pendidikan.

Tahun 29 Nomor 1 Januari 1999. Hal 29-40.

Semiawan, Conny. 1986. Memupuk Bakat dan Kreativitas Siswa. Jakarta: Gramendia.

Suparno dan Muhammad Yunus. 2002.

Keterampilan Dasar Menulis. Jakarta: Pusat Penerbitan Universitas Terbuka.

Thornberry, Holly & Lisa Carson. 2003.

Neighborhood Walk.http://education.

Baisestate.Edu/interchange/Lesson2000.N eighborhoodWalk/htm.

Tompkins, G. E. dan Hoskisson, K. 1994. Language arts Contens and Teaching Strategies. New York: Macmillan Publishing Company.

Penerapan Strategi Neihgborhood Walk Untuk Meningkatkan Ketrampilan Menuluis Deskripsi Siswa Kelas VIII SMP N 2 Sigi .

VALUE, Jurnal Evaluasi & Asesmen Pendidikan, Vol.I/No.01/Juni/2012 87

VALUE, Jurnal Evaluasi & Asesmen Pendidikan, Vol.I/No.01/Juni/2012 88

Dalam dokumen VALUE Jurnal Evaluasi & Asesmen Pendidikan (Halaman 88-96)

Dokumen terkait