• Tidak ada hasil yang ditemukan

KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN KONSEPTUAL INTERVENSI TINDAKAN

B. Hasil Penelitian yang Relevan 1.Dwi Mariza Mustikasari

Penerapan model pembelajaran teams games tournaments (TGT) untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV pada pada pembelajaran IPS di SDN Jatimulyo 1 Kecamatan Lowokwaru kota Malang. Permasalahan pada pembelajaran IPS di SDN Jatimulyo Malang adalah bahwa siswa merasa jenuh dalam pembelajaran IPS serta kurang adanya interaksi antara siswa kurang adanya interaksi antara siswa dengan guru maupun siswa dengan siswa. Guru masih menggunakan pembelajaran yang konvensial. Tujuan yang ingin dicapai pada penelitian ini adalah (1) Mendeskripsikan pelaksanaan model pembelajaran TGT dalam pembelajaran IPS pada siswa kelas IV SDN Jatimulyo 1 Malang (2) Mendeskripsikan peningkatan hasil belajar siswa kelas IV SDN Jatimulyo 1 Malang pada pembelajaran IPS dengan menggunakan model TGT. TGT merupakan model pembelajaran kooperatif yang didalamnya terdapat unsur permainan. Dalam penerapannya, melalui beberapa tahap yaitu penyajian materi; belajar kelompok; permainan; dan penghargaan kelompok.

Penelitian ini menggunakan rancangan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan pendekatan deskriptif kualitatif dan jenis penelitian kualitatif. Model PTK yang dijadikan acuan adalah model siklus Kemmis dan Taggart yang merupakan permasalahan yang timbul dari kelasnya agar dapat meningkatkan hasil belajar dikelas. Penelitian ini menggunakan 2 siklus. Masing-masing siklus terdiri dari atas tahapan : perencanaan, pelaksaanaan, observasi, refleksi. Instrument yang

digunakan pada penelitian ini yaitu pedoman observasi, pedoman wawancara, soal test, dan catatan lapangan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan pembelajaran IPS yang dilakukan melalui model pembelajaran TGT pada kelas IV SDN Jatimulyo 1 Malang dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini terbukti dari nilai rata-rata hasil belajar siswa sebelum tindakan sangat rendah dibawah KKM yaitu dengan rata-rata kelas 45,44; pada siklus I sebesar 69,64 dan pada siklus II sebesar 83,003. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, dapat disimpulkan bahwa (1) Model pembelajaran TGT pada pembelajaran IPS dapat diterapkan dengan efektif pada siswa kelas IV SDN Jatimulyo 1 Malang (2) Penerapan model TGT pada pembelajaran IPS dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SDN Jatimulyo 1 Malang. Peningkatan hasil belajar siswa SDN Jatimulyo 1 Malang perlu ditingkatkan lagi melalui upaya-upaya yang berkesinambungan. Saran untuk guru yaitu agar dapat menerapkan model pembelajaran TGT atau model pembelajaran yang bervariasi lainnya pada mata pelajaran yang lainnya. Model pembelajaran ini dapat digunakan dalam penelitian-penelitian yang lain sebagai bahan perbandingan sehingga dapat menjadi lebih baik.

Dari hasil penelitian diatas penulis dapat simpulkan bahwa penelitian ini cendrung memiliki kesamaan dalam kegiatan pembelajaran yang peneliti lakukan. Pada dasarnya model pembelajaran konvensional memang sangat menjenuhkan siswa. Hal tersebut terlihat dari hasil belajar siswa yang masih dibawah KKM. Setelah dilakukan penerapan pembelajaran model TGT hasil belajar siswa mulai meningkat, ini terlihat dari hasil evaluasi pada siklus I dan siklus II pada siswa kelas IV SD. Dengan demikian pembelajaran IPS model TGT dapat mempermudah siswa dalam menyerap pengetahuan terutama pada mata pelajaran IPS.

Penerepan teknik Team Game Tournament dalam pelajaran IPS untuk meningkatkan kesadaran karier siswa kelas tiga sekolah dasar. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan rancangan penelitian tindakan kelas. Rancangan penelitian ini meliputi (1) pemetaan standar kompetensi mata pelajaran IPS yang berhubungan dengan kesadaran karier dan pemetaan standar kompetensi bimbingan karier kelas tiga sekolah dasar, (2) menyusun materi pembelajaran, (3) menyusun rencana tindakan, (4) pelatihan terhadap guru dalam malaksanakan pembelajaran, (5) pelaksanaan tindakan, (6) hasil pelaksanaan tindakan, dan (7) evaluasi dan diskusi. Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus, dilakukan secara kolaboratif antara peneliti dan guru. Instrumen penelitian ini adalah peneliti sendiri sebagai instrumen kunci; peneliti pemegang peran kunci dalam proses pengumpulan, penganalisisan, maupun penyimpulan data teknik pengumpulan data adalah observasi dan perekaman. Analisis data dilakukan dengan menggunakan model analisis data mengalir yang dimulai dari tahap reduksi data, verifikasi dan penyimpulan data. Untuk menjaga keabsahan data dilakukan triangulasi dan pengecekan teman sejawat.

Hasil penelitian menunjukkkan bahwa penerapan teknik team game tournament dalam pelajaran IPS dapat meningkatkan kesadaran karier kelas tiga sekolah dasar. Secara keseluruhan siswa mempunyai kesadaran karier yang baik. Dari 42 siswa kelas III B Sekolah Dasar Negeri Percobaan Malang yang mampu menjawab paling sedikit 80% pertanyaan yang berhubungan dengan kesadaran karier rata-rata 7,3% yaitu kurang lebih 3 orang siswa. Pada tahap perencanann pembelajaran, guru melaksanakannya dengan baik. Hal itu tercermin dari (1) rencana yang disusun berdasarkan kurikulum, dan (2) penerapan teknik team games tournamen dalam pelajara IPS untuk meningkatkan kesadaran karier siswa kelas tiga Sekolah Dasar Negeri Percobaan Malang disusun dan diwujudkan dalam bentuk rencana pembelajaran. Rencana pembelajaran disusun secara kolabratif dengan peneliti yang terdiri dari (a) standar kompetensi, (b) kompetensi dasar, (c) indikator, (d) hasil belajar, (e) tujuan pembelajaran, (f)

kegiatan pembelajaran, (g) media dan sumber belajar, (h) metode, (i) teknik penilaian.

Hasil penelitian diatas dapat penulis simpulkan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TGT dapat meningkatkan karier siswa kelas tiga pada mata pelajaran IPS.

3. Arif yudianto

Penerapan model pembelajaran team game tournment (TGT) untuk meningkatkan hasil belajar siswa mata pelajaran IPS kelas VI di SDN Tlogosari o1 kecamatan Tirtoyudo Kabupaten Malang. Penelitian dilakukan di SDN Tlogosari 01 kabupaten Malang tanggal 28 Februari 2011 sampai tanggal 19 Maret. Subyek penelitian siswa kelas VI yang berjumlah 33 siswa. Dibagi menjadi 8 kelompok heterogen dalam diskusi mengerjakan LKS dan dibagi menjadi 4 kelompok homogen untuk melakukan permainan turnament dengan mengumpulkan skor sebanyak mungkin untuk kelompoknya.

Hasil penelitian siklus satu menunjukkan beberapa kelemahan dan kekurangan, diantaranya guru masih belum memahami konsep pembelajaran model TGT, kurangnya kemampuan guru dalam mengolah kelas, siswa masih belum terbiasa dengan proses pembelajaran TGT, siswa belum mengerti peraturan permainan turnamen. Namun melalui pengukuran tes hasil belajar siklus 1 menunjukkan peningkatan hasil belajar siswa bila dibandingkan dengan sebelum tindakan dilakukan.

Hal ini dapat dilihat dari peningkatan hasil belajar pada saat pertindakan hanya memperoleh presentase ketuntasan 42,42% meningkat di siklus I menjadi 78,78%. Untuk melnjutkan penerapan model TGT siklus II dilakukanlah perbaikan-perbaikan oleh peneliti dan guru bidang studi. Perbaikan tersebut diantaranya memberikan pemahaman guru dalam model pembelajaran kelas, meningkatkan perhatian pada siswa dan membantu guru dalam menjelaskan

peraturan permainan. Dalam siklus II siswa sudah memahami penerapan model pembelajaran TGT dan menunjukkan hasil yang memuaskan. Hal ini dapat dilihat dari hasil belajar siswa siklus I memperoleh presentase ketumtasan 78,78% pada siklus II meningkat yaitu menjadi 100%.

Berdasarkan penelitian ini dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran TGT (Teams Games Tournament) dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas VI SDN Tlogosari 01 Kabupaten Malang. Diharapkan dari hasil penelitian ini guru dapat menerapkan model pembelajaran TGT di kelas untuk upaya meningkatkan hasil belajar siswa.

Hasil penelitian tersebut dapat penulis simpulkan bahwa model pembelajaran TGT dapat mempengaruhi hasil belajar siswa kelas IV yang semula hasil belajarnya rendah pada siklus I karena kurangnya pengetahuan guru tentang pembelajaran TGT dan masih asingnya siswa dengan model pembelajaran tersebut. Namun setelah adanya kolaborasi antara guru bidang studi IPS dan peneliti, maka pada siklus II adanya peningkatan hasil belajar siswa yang diharapkan yaitu dengan hasil maksimal.

Dokumen terkait