• Tidak ada hasil yang ditemukan

V 2 Mengaitkan materi dengan pengetahuan lain yang

A. Hasil Peneljtian

Dalam penelitian ini mempunyai tujuan utama untuk mengetahui penguasaan materi shalat fardhu dalam mata pelajaran fiqih pada siswa kelas III Madrasah Ibtidaiyah Payungan Kec. Kaliwungu Kab. Semarang setelah diadakan upaya tindakan kelas dengan menggunakan metode Praktek. Sebelum siswa mampu guru dikenai tindakan terlebih dahulu hal yang dilakukan adalah memberi pre-test pada siswa untuk mata pelajaran fiqih.

Tujuan pre-test ini dilakukan adalah untuk mengetahui tingkat kemampuan siswa dalam menguasai pelajaran fiqih yang telah dikeijakan. Hasil pre-test ini yang akan dijadikan pedoman dalam melaksanakan tindakan pembelajaran berikutnya. Daiam pre-test ini guru memberi beberapa soal untuk dijawab secara individu oleh siswa sesuai dengan kemampuannya.

Setelah dilakukan pre-test diperoleh hasil gambaran bahwa kemampuan rata-rata siswa belum menunjukkan sesuai dengan indikator keberhasilan dibawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang tela ditentukan oleh sekolah.

Untuk mengetahui tingkat kemampuan siswa kelas III MI Payungan dalam mata pelajaran fiqih dapat diketahui melalui hasil penilaian pre-test sebelum dilaksanakan tindakan. Adapun hasil pre-test sebagai berikut:

Tabel 1.3 Hasil Penilaian Pre-Test No Kategori Rentang Nilai Frekuensi Bobot Skor Prosentase Rata Rata 1 Sangat baik 85 - 1 0 0 - - 0 % 2 Baik 7 5 - 8 4 3 225 30% 3 Cukup 6 0 - 7 4 2 120 20% 595/to= 59,5 4 Kurang 0 - 5 9 5 250 50% Jumlah 10 595 100%

Dari hasil pre-test di atas menunjukkan bahwa kemampuan siswa dalam penguasaan pelajaran fiqih pada siswa kelas III MI Payungan pelajaran 2009/2010 rata-rata dengan skor 59,5. Adapun rinciannya dapat dijelaskan sebagai berikut: dari jumlah sebanyak 10 siswa ada 5 siswa diantaranya (50%) termasuk kategori kurang dengan skor nilai 0 - 59, ada 2 siswa (20%) termasuk kategori cukup dengan skor 60 - 75, selanjutnya 3 siswa (30%) termasuk kategori baik dengan skor antara 75 - 84. Rentang nilai sangat baik berada diantara 85 - 100 belum ada dicapai oleh seorang siswa (0%).

Masih rendah kemampuan siswa dalam penguasaan pelajaran fiqih dikarenakan beberapa faktor yang mempengaruhi baik faktor internal maupun faktor eksternal. Faktor internal yang berasal dari diri siswa antara lain masih kurangnya motivasi dalam belajar maupun kurang perhatiannya dalam mengikuti proses pembelajaran. Sedangkan faktor eksternal berasal dari kondisi lingkungan luar sekolah yang mengandung proses pembelajaran. Untuk lebih mengetahui aspek keberhasilan maupun

penguasaan pelajaran fiqih pada siswa kelas III MI Payungan semester I tahun pelajaran 2009/2010. Dengan alasan bahwa pelajaran fiqih lebih banyak berisi konsep yang berhubungan pada tindakan nyata, sehingga dalam proses pembelajaran banyak bekaitan erat dengan peniruan apa yang ada pada lingkungannya dan hasil pembelajaran dapat diwujudkan dalam perilaku sehari- hari.

Sebagai langkah awal untuk melakukan tindakan pada siklus I, peneliti merancang penggunaan Praktek sebagai metode untuk memberi pengalaman pada siswa dalam pembelajaran fiqih untuk pokok bahasan mempraktekkan shalat bagi orang sakit. Langkah awal dari perencanaan adalah persiapan proses pembelajaran dan merencanakan langkah-langkah pelaksanaan tindakan serta menyiapkan pengamatan pengambilan nilai siswa, proses maupun catatan pengamatan selama tindakan berlangsung.

Langkah berikutnya yaitu pelaksanaan tindakan yang telah direncanakan sebelumnya. Dalam pelaksanaan tindakan ini peneliti melaksanakan proses pembelajaran dengan mertgacu pada langkah- langkah rencana pembelajaran sampai pada peril berian tugas. Hasil dari pelaksanaan tindakan pada siklus I dapat diketahui dari hasil pengamatan post-test siswa maupun catatan dari guru.

Hal yang dilakukan pada siklus I setelah pelaksanaan tindakan adalah observasing/pengamatan. Pada pelaksanaan proses

ini guru mengamati pelaksanaan tindakan yang dilakukan dengan menggunakan instrumen yang telah disiapkan (lembar pengamatan). Fokus pembelajaran berlangsung sesuai dengan rencana pembelajaran. Kemudian dibuat catatan-catatan keberhasilan maupun kelemahan-kelemahan semua proses yang teijadi dalam tindakan pembelajaran tersebut.

Hasil dari pengamatan pada siklus I diperoleh data berupa lembar pengamatan yaitu:

Tabel 1.4

Lembar Pengamatan Siklus I

No Hal-Hal yang Diamati Hasil

A B C D

1 Perhatian siswa ketika menerima perintah y 2 Mengaitkan materi dengan pengetahuan lain

yang relevan y

3 Mengaitkan materi dengan realitas

kehidupan y

4 Catatan tugas y

5 Keseriusan siswa dalam mengutarakan

pengalaman y

6 Pengecekan oleh guru y

7 Tingkat pemahaman siswa pada materi

pembelajaran y

8 Tanggapan siswa y

9 Situasi pembelajaran y

10 Partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran y 11 Keceriaan dan antusiasisme siswa dalam

belajar y

12 Kemajuan belajar selama proses y

Berdasarkan hasil pengamatan dapat disampaikan suatu gambaran untuk tindakan refleksi yakni belum ada hasil perubahan yang signifikan kemajuan pada diri siswa, namun dari segi motivasi dan aktifitas belajar sudah ada peningkatan dari sebelum adanya tindakan. Situasi pembelajaran berjalan relatif kondusif meskipun hasil belajar belum maksimal.

Proses pelaksanaan siklus ini yang mengalami kemajuan adalah dari aspek guru dalam pengelolaan kelas mengalami peningkatan. Kemudian aktifitas belajar meningkat yang ditandai dengan semangat belajar siswa pada pelajaran fiqih. Situasi pembelajaran lebih terkonsentrasi pada materi yang dibahas, ada perhatian siswa pada media pembelajaran.

Sedangkan dari aspek kelemahan pada siklus I ini adalah belum adanya hasil perubahan (kemajuan) pada diri siswa. Hal ini disebabkan penyampaian media pembelajaran maupun penguasaan strategi pembelajaran kurang dikuasai oleh guru/peneliti.

b. Hasil Belajar

Hasil belajar juga belum mengalami peningkatan karena v materi pelajaran belum terfokus pada sub pokok bahasan.

Tabel 1.5. Hasil Post-test Siklus I No Kategori Rentang Nilai Frekuensi Bobot Skor Prosentase Rata Rata 1 Sangat baik 85 - 100 - - 0 % 595/10 = 59,5 2 Baik 7 5 -8 4 3 225 30%

3 Cukup 6 0 -7 4 2 120 20%

4 Kurang 0 -5 9 5 250 50%

Jumlah 10 595 100%

Pencapaian hasil skor nilai mengalami perubahan dari pre­ test pra siklus nilai rata-rata dengan skor 40,5 berubah menjadi 59,5. Dengan rincian 3 siswa memperoleh kategori nilai baik (30%) dengan rentang nilai rata-rata 75 - 84, kemudian 2 siswa mendapat kategori nilai cukup (20%) dengan rentang nilai 60 - 74, sedang 5 siswa mendapat kategori kurang (50%) dengan rentang nilai 0 - 59. Hasil skor pada siklus ini merupakan fokus dari tes siklus I untuk materi pelajaran shalat bagi orang sakit.

Dari hasil pengamatan pada pelaksanaan tindakan siklus I yang dilakukan kemudian direfleksi antara guru dan teman sejawat diperoleh kesimpulan bahwa masih perlu adanya tindakan keberhasilan dari pelaksanaan tindakan.

2. Hasil Penelitian dan Pembahasan Siklus II a. Hasil Pengamatan

Pada siklus II ini merupakan tindak lanjut penelitian dengan menggunakan metode pemberian tugas pada mata pelajaran fiqih kelas III MI Payungan tahun pelajaran 2009/2010. Tindakan ini dilakukan untuk memperbaiki dan meningkatkan penguasaan pelajaran fiqih di kelas III MI Payungan Kecamatan Kaliwungu Kabupaten Semarang semester II tahun pelajaran 2009/2010.

Hasil pengamatan pada siklus I yang kemudian dilakukan tindakan refleksi untuk memperoleh gambaran keberhasilan maupun kelemahan pelaksanaan siklus I. Dari hasil refleksi pada siklus I menyimpulkan masih perlu adanya tindakan lebih lanjut dengan harapan lebih adanya peningkatan dalam penguasaan pelajaran fiqih pada siswa kelas III Madrasah Ibtidaiyah Payungan.

Sebagai langkah awal untuk melakukan tindakan pada siklus II, peneliti merancang kembali penggunaan metode praktek dalam pembelajaran fiqih untuk pokok bahasan mempraktekkan shalat bagi orang sakit. Langkah awal dari perencanaan adalah persiapan proses pembelajaran dan merencanakan langkah-langkah pelaksanaan tindakan serta menyiapkan jenis-jenis data yang akan dikumpulkan seperti: lembar penilaian siswa, post-test maupun lembar catatan pengamatan.

Dalam perencanaan tindakan siklus ini lebih menekankan pada penggunaan metode praktek untuk memusatkan perhatian siswa. Menjelaskan ketrampilan-ketrampilan yang menjadi bagian suatu perilaku yang harus diamati. Memberi kesempatan kepada siswa uhtuk mempraktekkan hasil pengamatan mereka begitu selesai membahas satu topik bahasan.

Langkah berikutnya yaitu pelaksanaan tindakan yang telah direncanakan sebelumnya. Dalam pelaksanaan tindakan ini peneliti melakukan proses pembelajaran dengan mengacu pada

langkah-langkah rencana tindakan dimulai dari pemberian tugas setting

kelas dibuat kelompok. Setiap kelompok mengamati suatu pemberian tugas yang diberikan kelompok lain dan setelah itu memberi tanggapan dari hasil pengamatannya. Hasil dari pelaksanaan tindakan pada siklus II dapat diketahui dari hasil pengamatan, post-tst dan catatan dari guru.

Hal yang dilakukan selanjutnya pada siklus II setelah pelaksanaan tindakan adalah otaervasmg/pengamatan. Pada pelaksanaan proses ini guru mengamati pelaksanaan tindakan yang dilakukan dengan menggunakan instrumen yang telah disiapkan (berupa lembar pengamatan). Fokus pembelajaran adalah kegiatan berlangsung sesuai dengan rencana pembelajaran. Kemudian dibuat catatan-catatan keberhasilan maupun kelemahan-kelemahan semua proses yang terjadi dalam tindakan pembelajaran tersebut.

Hasil dari pengamatan pada siklus II diperoleh data dari lembar pengamatan sebagai berikut:

Tabel 1.6

Lembar Pengamatan siklus II

No Hal-Hal yang Diamati Hasil

A B C D

1 Perhatian siswa ketika menerima perintah v' 2 Mengaitkan materi dengan pengetahuan lain

yang relevan V'

3 Mengaitkan materi dengan realitas

kehidupan V

5 Keseriusan siswa dalam mengutarakan

pengalaman

6 Pengecekan oleh guru

7 Tingkat pemahaman siswa pada materi

pembelajaran

8 Tanggapan siswa

V

9 Situasi pembelajaran

V

10 Partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran

V

11 Keceriaan dan antusiasisme siswa dalam

belajar V

12 Kemajuan belajar selama proses

S

Keterangan : A (sangat baik), B (baik), C (cukup), D (kurang)

Berdasarkan hasil pengamatan dapat disampaikan suatu gambaran untuk tindakan refleksi yakni belum ada hasil perubahan yang signifikan kemajuan pada diri siswa, namun dari segi motivasi dan aktifitas belajar sudah ada peningkatan dari sebelum adanya tindakan. Situasi pembelajaran beijalan relatif kondusif meskipun hasil belajar belum maksimal.

Proses pelaksanaan siklus ini yang mengalami kemajuan adalah dari aspek guru dalam pengelolaan kelas mengalami peningkatan. Kemudian aktifitas belajar meningkat yang ditandai dengan semangat belajar siswa pada pelajaran fiqih. Situasi pembelajaran lebih tefkonsentrasi pada materi yang dibahas, ada perhatian siswa pada media pembelajaran. Guru sendiri lebih kreatif mengembangkan rencana pembelajaran, semangat belajar siswa meningkat yang pada awalnya siswa kurang memperhatikan, pada siklus ini lebih perhatian. Suasana kelas lebih variatif karena

siswa diajak untuk belajar secara langsung dengan mengamati media pembelajaran yang digunakan. Kemudian siswa diberi kesempatan untuk mempraktekkan perilaku dari hasil pengamatannya maupun mengingat-ingat perilaku yang dapat ditiru dari pengamatannya.

Sedangkan dari aspek kelemahan pada siklus II ini adalah hasil perubahan (kemajuan) pada diri siswa. Hal ini disebabkan penggunaan media pembelajaran kurang dikuasai oleh guru/peneliti.

b. Hasil belajar

Hasil belajar siklus II juga belum mengalami peningkatan yang signifikan tetapi menunjukkan kemajuan karena materi pelajaran terfokus pada sub pokok bahasan.

Tabel 1.7 Hasil Post-test Siklus II No Kategori Rentang Nilai Frekuensi Bobot Skor Prosentase Rata Rata 1 Sangat baik 85 - 100 2 180 20 % 2 Baik 7 5 -8 4 3 230 30% 3 Cukup 6 0 -7 4 4 300 40% 710/io= 71 4 Kurang 0 -5 9 - - 30% Jumlah 10 710 100%

Pencapaian hasil skor nilai mengalami perubahan dari pre-test pra siklus nilai rata-rata dengan skor 59,54 berubah menjadi 71.

Dengan rincian 2 siswa memperoleh kategori nilai baik (20%) dengan rentang nilai rata-rata 85 - 100, kemudian 3 siswa mendapat kategori nilai cukup (30%) dengan rentang nilai 75 - 84, sedang 4 siswa mendapat kategori kurang (40%) dengan rentang nilai 60 - 74. Hasil skor pada siklus ini merupakan fokus dari tes kemampuan siswa dalam menerima proses pembelajaran shalat bagi orang sakit pada siklus II untuk materi pelajaran shalat bagi orang sakit.

Dari hasil pengamatan pada pelaksanaan tindakan siklus II yang dilakukan kemudian direfleksi antara guru dan teman sejawat diperoleh kesimpulan bahwa masih perlu adanya tindakan lebih lanjut agar mencapai hasil sesuai dengan indikator keberhasilan dari pelaksanaan tindakan.

3. Hasil Penelitian dan Pembahasan Siklus III a. Hasil Pengamatan

Pada siklus III ini merupakan tindak lanjut penelitian dengan menggunakan metode pemberian tugas pada mata pelajaran fiqih kelas III MI Payungan tahun pelajaran 2009/2010 yang telah dilakukan pada siklus II. Tindakan ini dilakukan untuk memperbaiki dan meningkatkan penguasaan pelajaran fiqih di kelas III MI Payungan Kecamatan Kaliwungu Kabupaten Semarang semester II tahun pelajaran 2009/2010.

Hasil pengamatan pada siklus II yang kemudian dilakukan tindakan refleksi untuk memperoleh gambaran keberhasilan

maupun kelemahan pelaksanaan siklus II. Dari hasil refleksi pada siklus II menyimpulkan masih perlu adanya tindakan lebih lanjut dengan harapan lebih adanya peningkatan dalam penguasaan pelajaran fiqih pada siswa kelas III Madrasah Ibtidaiyah Payungan.

Sebagai langkah awal untuk melakukan tindakan pada siklus II, peneliti merancang kembali penggunaan Praktek dalam pembelajaran fiqih untuk pokok bahasan shalat bagi orang sakit. Langkah awal dari perencanaan adalah persiapan proses pembelajaran dan merencanakan langkah-langkah pelaksanaan tindakan serta menyiapkan jenis-jenis data yang akan dikumpulkan seperti: lembar penilaian siswa, post-test maupun lembar catatan pengamatan.

Dalam perencanaan tindakan siklus ini lebih menekankan pada penggunaan metode praktek untuk memusatkan perhatian siswa. Menjelaskan ketrampilan-ketrampilan yang menjadi bagian suatu perilaku yang harus diamati. Memberi kesempatan kepada siswa untuk rhempraktekkan hasil pengamatan mereka begitu selesai membahas satu topik bahasan.

Langkah berikutnya yaitu pelaksanaan tindakan yang telah direncanakan sebelumnya. Dalam pelaksanaan tindakan ini peneliti melakukan proses pembelajaran dengan mengacu pada langkah- langkah rencana tindakan dimulai dari pemberian informasi rencana pembelajaran sampai pada pemberian informasi rencana

pembelajaran sampai pada pemberian tugas. Hasil dari pelaksanaan tindakan pada siklus III akan dapat diketahui dari ahsil pengamatan, post-test dan catatan dari guru.

Hal yang dilakukan selanjutnya pada siklus III setelah pelaksanaan tindakan adalah o&servaH'ng/pengamatan. Pada pelaksanaan proses ini guru mengamati tindakan yang dilakukan dengan menggunakan instrumen yang telah disiapkan (berupa lembar pengamatan). Fokus pengamatan adalah kegiatan guru dan siswa selama proses pembelajaran berlangsung, sesuai dengan renvana pembelajaran Kemudian dibuat catatan-catatan keberhasilan maupun kelemahan-kelemahan semua proses yang teijadi dalam tindakan pembelajaran tersebut.

Hasil dari pengamatan pada siklus III diperoleh data dari lembar pengamatan sebagai berikut:

Tabel 1.8

Lembar pengamatan siklus III

No Hal-Hal yang Diamati Hasil

A B C D

1 Perhatian siswa ketika menerima perintah V 2 Mengaitkan materi dengan pengetahuan lain

yang relevan V

3 Mengaitkan materi dengan realitas

kehidupan V

4 Catatan tugas S

5 Keseriusan siswa dalam mengutarakan

pengalaman S

7 Tingkat pemahaman siswa pada materi

pembelajaran v'

8 Tanggapan siswa

9 Situasi pembelajaran V

10 Partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran V 11 Keceriaan dan antusiasisme siswa dalam

belajar v'

12 Kemajuan belajar selama proses y

Keterangan : A (sangat baik), B (baik), C (cukup), D (kurang)

Berdasarkan hasil pengamatan tersebut dapat disampaikan suatu gambaran untuk tindakan refleksi yakni sudah ada hasil perubahan yang signifikan kemajuan pada diri siswa, namun dari segi motivasi dan aktifitas belajar sudah ada peningkatan dari sebelum adanya tindakan. Situasi pembelajaran beijalan relatif kondusif meskipun hasil belajar belum maksimal.

Proses pelaksanaan siklus ini yang mengalami kemajuan adalah dari aspek guru dalam pengelolaan kelas mengalami peningkatan. Kemudian aktifitas belajar meningkat yang ditandai dengan semangat belajar siswa pada pelajaran fiqih. Situasi pembelajaran lebih terkonsentrasi pada materi yang dibahas, ada perhatian siswa pada media pembelajaran. Guru sendiri lebih kreatif mengembangkan rencana pembelajaran, semangat belajar siswa meilingkat yang pada awalnya siswa kurang memperhatikan, pada siklus ini lebih perhatian. Suasana kelas lebih variatif karena siswa diajak untuk belajar secara langsung dengan mengamati

masih ada catatan siswa yang belum mengalami perubahan sesuai dengan indikator. Hal ini menurut penelitian dikarenakan faktor dalam diri siswa yang kurang mendukung. Namun secara umum siswa sudah mengalami peningkatan aktifitas didalam mengikuti pelajaran fiqih.

b. Hasil belajar

Hasil belajar siklus III mengalami peningkatan yang signifikan dan menunjukkan kemajuan karena materi pelajaran terfokus pada sub pokok bahasan, jadi pembelajara ini sudah tuntas.

Tabel 1.9 Hasil Post-test Siklus III No Kategori Rentang Nilai Frekuensi Bobot Skor Prosentase Rata Rata 1 Sangat baik 8 5 -1 0 0 5 440 50 % 2 Baik 7 5 -8 4 5 390 50% 3 Cukup 6 0 -7 4 - - - 830/io= 83 4 Kurang 0 - 5 9 - - -Jumlah 10 830 100%

Pencapaian hasil skor nilai mengalami perubahan dari pre­ test pra siklus nilai rata-rata dengan skor 6,55 berubah menjadi

Dengan rincian 5 siswa memperoleh kategori nilai sangat baik (50%) dengan rentang nilai rata-rata 85 - 100, kemudian 5 siswa mendapat kategori baik (50%) dengan rentang nilai rata-rata 75 - 84. Hasil skor pada siklus ini merupakan fokus dari tes kemampuan siswa dalam menerima proses pembelajaran pada siklus III untuk materi pelajaran shalat bagi orang sakit.

Dari hasil pengamatan pada pelaksanaan tindakan siklus III yang dilakukan kemudian direfleksi antara guru dan teman sejawat diperoleh kesimpulan bahwa pelaksanaan tindakan tindakan dengan menggunakan metode pemberian ntugas dapat mneingkatkan efektifitas pembelajaran fiqih pada siswa kelas III MI Payungan semester II tahun pelajaran 2009/2010. Meskipun hasil pelaksanaan tindakan belum maksimal, karena masih ada siswa yang belum mencapai hasil sesuai yang direncanakan.

B. Peitlbahasan

Dalam penelitian ini mempunyai tujuan untuk memperbaiki penguasaan pelajaran fiqih pada siswa kelas III MI Payungan. Keberhasilan maupun kelemahan sangat dipengaruhi oleh keadaan lapangan seperti: karakteristik siswa, kortdisi lingkungan. Secara kuantitatif jtimlah

siswa-siswa yang sedikit, karakteristik siswa-siswa dengan kemampuan yang sedang serta kondisi lingkungan Madrasah yang berada di daerah pedesaan sangat mempengaruhi hasil pelaksanaan tindakan. Keberhasilan suatu pemelajaran yaitu faktor individual dan faktor sekitar (sosial).

Secara rinci faktor individual disebut faktor internal diklasifikasikan menjadi faktor kecerdasan/intelegensi, kesehaatan, motivasi, kematangan, dan faktor pribadi. Sedangkan faktor sosial yang berasal dari luar (eksternal) antara lain disebabkan oleh faktor keluarga, guru dan cara mengajarnya, alat-alat pengajaran, motivasi sosial serta lingkungan dan kesempatan.

Dalam pembahasan penelitian ini sesuai dengan rancangan awal bahwa menggunakan metode penelitian tindakan kelas bertujuan untuk memperbaiki maupun meningkatkan efektifitas pembelajaran khususnya pelajaran fiqih pada siswa kelas III. Teknik pengumpulan data menggunakan dokumentasi, tes praktek, maupun lembar pengamatan. Kemudian data yang telah terkumpul dianalisis dengan metode kualitatif maupun kuantitatif.

Hasil pengumpulan data siswa dikelompokan menjadi tiga yaitu tinggi, sedang dan rendah. Dengan mengacu pada hasil penelitian di atas diperoleh data diantara 10 siswa yang mengikuti proses pembelajaran, kemudian 3 siswa kategori sedang dengan pencapaian skor 60 - 74 (20%) dan 1 siswa termasuk kategori rendah dengan skor 0 - 5 9 (10%).

Gambar 1. Grafik Pengelompokan Kemampuan Siswa

Kemudian hal lain yang dianalisis post-test pada setiap siklus yang nanti dapat menunjukkan ada maupun tidak adanya peningkatan dalam pelaksanaan tindakan kelas ini.

Gambar 2. Grafik Pengelompokan Kemampuan Siswa

Berdasarkan data tersebut di atas menunjukkan bahwa hasil proses pembelajaran mengalami perubahan dari siklus I sampai siklus III. Perubahan peningkatan ditandai dengan hasil nilai yang baik. Semula pada pre-test sebelum tindakan dilakukan menunjukkan rata-rata nilai siswa adalah 5,95. Setelah dilakukan tindakan meningkat menjadi 7,48. Peningkatan penguasaan terhadap pelajaran ini ditandai dengan perolehan skor nilai yang pada awalnya sebanyak 5 siswa yang kurang mampu menguasai pelajaran, namun setelah diadakan tindakan kelas berubah tinggal 1 siswa saja yang menempati posisi kurang mampu menguasai pelajaran fiqih.

Hal ini ada beberapa faktor yang mempengaruhi berhasil atau tidaknya dalam belajar sebagaimana yang telah dijelaskan di atas. Selama pelaksanaan tindakan berlangsung peneliti melakukan pengamatan dengan teman sejawat, dari faktor keberhasilan maupun kegagalan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran adalah faktor dari dalam diri siswa itu sendiri. Siswa yang dianggap belum mampu mencapai keberhasilan tersebut mempunyai kemampuan di bawah rata-rata dari teman-temannya. Jadi apabila diamati ketidakberhasilan itu bukan disebabkan faktor dari luar siswa.

Setelah diadakan tindakan siklus I sampai dengan siklus III menggunakan metode praktek, efektifitas pembelajaran fiqih meningkat.

Berdasarkan hasil dokumentasi, tes maupun pengamatan selama pelaksanaan tindakan berlangsung menunjukkan bahwa pada siklus I sebagian besar siswa belum terkonsentrasi dalam menerima pelajaran. Hal ini karena masih ada siswa yang kurang serius dalam mengikuti pembelajaran. Hal ini terlihat masih ada anak yang ngobrol, mengganggu teman-temannya, terkadang bertanya bukan pada materi pelajaran.

Keadaaan yang ada pada siklus I merupakan permasalahan yang harus dipecahkan oleh peneliti. Maka untuk mengatasi permasalahan tersebut perlu adanya rencana pembelajaran pada siklus II. Pada siklus ini dirancang membuat metode pembelajaran yang menekankan pada aspek keaktifan siswa dalam diskusi sehingga siswa diminta lebih konsentrasi pada kegiatan pembelajaran

Setelah pelaksanaan siklus II selesai diadakan refleksi bahwa dalam melakukan diskusi siswa masih kurang mencapai pada hal yang diinginkan, hal ini dari proses pengamatan dapat diketahui karena keterbatasan kemampuan siswa. Maka perlu adanya tindakan berikutnya agar siswa lebih perhatian untuk menguasai materi pelajaran. Penekanan pelaksanaan pada siklus III yaitu pada sikap dalam melakukan pengamatan. Siswa diminta untuk mengingat seSuatu yang telah diamati kemudian memperagakan hasil pengamatannya dalam bentuk kegiatan bersama.

Dalam teori pembelajaran sosial kognitif yang juga disebut teori pembelajaran melalui peniruan, proses pembelajaran ini mengenal perilaku media, kemudian diamati dan memutuskan untuk melakukan peniruan dari

perilaku model yang diamati menjadi perilaku diri sendiri. Demikian juga halnya dalam pelaksanaan tindakan ini siswa mengamati beberapa sikap yang ditunjukkan oleh temannya dengan bimbingan guru kemudian seluruh siswa langsung mempraktekkan materi pelajaran yaitu shalat bagi orang sakit.

Maka dalam tindakan ini ada pengaatan terhadap media yang nyata dan juga dilakukan demonstrasi, kemudian segala sesuatu yang telah diamati siswa disimpan dalam ingatannya, selanjutnya sesuatu pesan yangtelah diingatnya tersebut dapat dipraktekkan dalam kehidupan nyata. Hal ini dapat dilakukan dalam keadaan benar-benar sakit.

Ada beberapa aspek yang diamati selama proses pelaksanaan tindakan ini berlangsung. Seperti: perubahan apda diri siswa, lingkungan,

Dokumen terkait