S K R I P S I
Diajukan untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan Islam
Oleh:
NUR FADZILLAH
NIM: 11408228
JURUSAN TARBIYAH .
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
S A L A T I G A
Nama NIM
Jurusan / Progdi Judul
: NUR FADZILLAH
11408228
TARRIYAH / PAI
PENINGKATAN HASIL BELAJAR
TENTANG SHALAT BAGI ORANG SAKIT
PADA MATA PELAJARAN FIQIH DENGAN
METODE PRAKTEK KELAS III MI
PAYUNGAN KECAMATAN KALIWUNGU
KABUPATEN SEMARANG TAHUN AJARAN
2009/2010
Telah kami setujui untuk dimunaqosahkan
Salatiga, 15 Agustus 2010 Pembimbing,
Suwardi, M.Pd
PENGESAHAN KELULUSAN
Skripsi Saudari: Nur Fadzillah dengan Nomor Induk Mahasiswa: 11408228 yang berjudul Peningkatan Hasil Belajar Tentang Sholat Bagi Orang Sakit Pada M ata Pelajaran Fiqih dengan Metode Praktek Kelas IH Mi Payungan Kec. Kaliwungu, Kab. Semarang tahun 2009/ 2010 telah dimunaqosyahkan dalam Sidang Panitia Ujian, Jurusan Syariah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga, pada hari Sabtu yang bertepatan dengan tanggal 25 September 2010 dan telah diterima sebagai bagian dari syarat-syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)
Salatiga, 25 September 2010
Panitia Ujian
Dr. Rahmat Harivadi. M.Pd 19670112 199202 1 005
Pendujl II,
VS.'
Ilw a MinrSin, S.HL M.g Nip. 19790930200312 1 001
Lamp. : Proposal Skripsi
Hal : Nota Pem bim bing
Yth. Suwardi, M.Pd. Di - Tempat
Assalamualaikum wr. wb.
Dalam rangka penulisan Skripsi Mahasiswa Program Sarjana (S .l). Saudara ditunjuk sebagai Dosen Pembimbing Skripsi mahasiswa:
Judul Skripsi
Peningkatan Hasil Belajar tentang Shalat Bagi Orang Sakit pada Mata Pelajaran Fiqih dengan Metode Praktik Kelas III MI Payungan Kec. Kaliwungu Kab. Semarang Tahun Pelajaran 2009/2010
Apabila dipandang perlu Saudara diminta mengoreksi tema Skripsi di atas.
Demikian untuk diketahui dan dilaksanakan.
Wassalamualaikum wr. wb.
N om or: Sti.24/K- 1/PP.00.9/I-1.1.217/2010 2 Agustus 2010
N a m a NIM Jurusan
Nur Fadzillah 11408228
Pendidikan Agama Islam
a n K e t u a .
Peir rkademik
Dr. I.Pdl
NIP. 19670112 199203 1 005
SURAT IJIN PENELITIAN
Nomor: 036/ 20.05.2010
Assalamu ’alaikum wr. wb.
Yang bertanda tangan di bawah ini adalah kepala Madrasah Ibtidaiyah Payungan
Kecamatan Kaliwungu Kabupaten Semarang, memberikan ijin kepada :
Untuk melakukan penelitian guna memperoleh data atau keterangan dalam
rangka menyusun Skripsi dengan judul : “Peningkatan Hasil Belajar Tentang Shalat
Bagi Orang Sakit Pada Mata Pelajaran Fiqih Dengan Metode Praktek Kelas III
MI Payungan Kecamatan Kaliwungu Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran
2009/ 2010” mulai tanggal 20 April 2010 s/d selesai.
Demikian surat ijin dibuat untuk dapat digunakan sebagaimana mestinya.
Wassalamu ’alaikum wr. wb.
Nama
NIM
Pekerjaan
Jurusan
Program Studi
NUR FADZILLAH
11408228
Mahasiswa STAIN Salatiga
Tarbiyah
PAI
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : NUR FADZILLAH
NIM
:11408228
Jurusan : Tarbiyah
Program Studi : Pendidikan Agama Islam
Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya
saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan
orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode
etik ilmiah.
Salatiga, 15 Agustus 2009
Yang menyatakan,
NUR FADZILLAH
JAtfah a^ati mengangkat derajat diantara kgmu dari orang-orang yang
Seriman dan orang-orang yang 6erifmu.
PERSEMBAHAN
tjntuk orang tuaku
Para dosenku saudara-saudaraku,
Sahabat-sahabat seperjuanganku,
Dan suamiku yang telah membantu dan mendampingiku
ORANG SAKIT PADA MATA PELAJARAN FIQIH DENGAN METODE
PRAKTEK KELAS HI MI PAYUNGAN KECAMATAN KALIWUNGU
KABUPATEN SEMARANG TAHUN AJARAN 2009/2010”, untuk memenuhi
salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam dalam Ilmu
Tarbiyah.
Penulis memperoleh banyak bimbingan, dukungan dan arahan dari
banyak pihak dalam menyusun skripsi ini. Oleh karena itu, penulis mengucapkan
penghargaan yang tak terhingga kepada:
1. Bapak Dr. Imam Sutomo, M.Ag. selaku Ketua Sidang dan sekretaris sidang
Munaqosah STAIN Salatiga.
2. Bapak Suwardi, M.Pd yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan
kepada penulis.
3. Para Dosen dan Staf Pengajar di lingkungan STAIN Salatiga yang telah
memberikan ilmu petigetahuan sehingga skripsi ini dapat selesai.
4. Kepala MI PAYUNGAN KECAMATAN yang telah memberikan ijin untuk
melakukan penelitian ini.
5. Suami, bapak, ibu dan saudara-saudaraku tercinta yahg telah memberikan
bantuan baik secara moril maupun materiil.
Semoga arhal bdik dan bantuannya tersebut metidapatkan balasan yang
baik dari Allah SWT. Penulis berharap semoga skripsi irti behnaniaat bagi penulis
sendiri maupun pembaca pada umumnya. Amiin.
Salatiga, 15 Agustus 2010
Penulis
NUR FADZILLAH
FIQIH DENGAN METODE PRAKTEK KELAS HI MI PAYUNGAN KECAMATAN KALIWUNGU KABUPATEN SEMARANG TAHUN AJARAN 2009/2010. Jurusan Tarbiyah. Program Studi Pendidikan Agama Islam. Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Suwardi, M.Pd.
Kata Kunci: Shalat, Orang Sakit, Fiqih, Metode Praktek
Penelitian ini merupakan peningkatan hasil belajar tentang shalat bagi orang sakit pada mata pelajaran fiqih dengan metode praktek kelas m MI Payungan Kecamatan Kaliwungu Kabupaten Semarang Tahun ajaran 2009/2010. Masalah yang diteliti dalam skripsi ini adalah (1) Apakah metode Praktek dapat meningkatkan efektifitas pembelajaran materi shalat bagi orang sakit dalam pelajaran fiqih ? (2) Apakah metode Praktek dapat meningkatkan aktifi tas siswa dalam pembelajaran materi shalat bagi orang sakit, dalam pelajaran fiqih ? (3)Apakah materi Praktek dapat meningkatkan penguasaan materi shalat bagi orang sakit dalam pelajaran fiqih ?
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang termasuk dalam penelitian kualitatif dan dilaksanakan dalam tiga siklus penelitian.
PENGESAHAN... iii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN... iv
MOTO DAN PERSEMBAHAN... v
KATA PENGANTAR... vi
ABSTRAK... vii
DAFTAR ISI... viii
DAFTAR GAMBAR... xi
DAFTAR LAMPIRAN... xii
BAB I PENDAHULUAN... 1
A. Latar Belakang Masalah... 1
B. Rumusan Masalah... 4
C. Tujuan Penelitian... 4
D. Manfaat Penelitian... 4
E. Definisi Operasional... 5
F. Metode Penelitian... 6
G. Sistematika Periulisan Skripsi... 10
BABU KAJIAN PUSTAKA... 11
A. Penguasaan Materi Fiqih... 11
1. Pengertian B elajar... 11
2. Hasil Belajar... 12
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar... 15
4. Fiqih... 23
d. Shalat Bagi Orang Sakit... 26
B. Metode Praktek ... 29
1. Pengertian Metode Praktek... 29
2. Langkah-langkah Metode Praktek ... 31
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN... 33
A. Lokasi dan Waktu Pelaksanaan... 33
B. Pelaksanaan Penelitian... 34
L Deskripsi Pelaksanaan Siklus 1... 35
2. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II... 40
3. Deskripsi Pelaksanaan Siklus III... 44
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN... 37
A. Hasil Penelitian... 37
1. Hasil Penelitian dan Pembahasan Siklus I ... 50
2. Hasil Penelitian dan Pembahasan Siklus I I ... 54
3. Hasil Penelitian dan Pembahasan Siklus III ... 59
B. Pembahasan ... 64
BAB V PENUTUP.... ... 74
A. Kesimpulah... 74
B. Saran... 75
C. Penutup... 75
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP PENULIS
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan fiqih merupakan pendidikan yang sangat penting sebagai
dasar dari setiap muslim untuk mengetahui, mempelajari dan mengamalkan
ajaran agama Islam. Pendidikan ini menjadi tanggungjawab bersama terlebih
sebagai orangtua yang mempunyai peranan penting dalam pendidikan anak.
Pendidikan ini perlu diterapkan dalam kehidupan sehari-hari sehingga akan
menjadi suatu kebiasaan yang berubah menjadi watak.
Pentingnya pendidikan agama bagi setiap warga negara terbukti dengan
adanya peraturan pemerintah yang mengharuskan pendidikan agama diberikan
kepada anak-anak sejak taman kanak-kanak sampai perguruan tinggi. Secara
garis besar tujuan pendidikan agama di Madrasah Ibtidaiyah adalah untuk
mendidik anak-anak supaya menjadi orang yang bertaqwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, yang berarti taat dan patuh menjalankan perintah serta menjauhi
larangan-larangan-N ya
Beberapa prinsip yang harus diperhatikan ketika guru/pendidik
menerapkan pembelajaran antara lain :
1. Memahami sifat-sifat peserta didik
2. Mengenal peserta didik secara perorangan
3. Memanfaatkan perilaku peserta didik dalam pengorganisasian belajar
4. Mengembangkan kemampuan berfikir kritis dan kreatif serta mampu
memcahkan masalah
5. Menciptakan lingkungan kelas sebagai lingkungan belajar yang menarik
6. Memanfaatkan lingkungan sebagai lingkungan belajar
7. Memberikan umpan balik yang baik untuk meningkatkan kegiatan
8. Membedakan antara fisik dan aktif mental
(Modul Pelatihan PAIKEM, 2008: 5)
Guru memegang peranan yang penting dalam mengajarkan pelajaran
fiqih, agar pelajaran tersebut tidak membosankan dan kurang memberikan kesan
terhadap siswa, maka guru berperan penting dalam penyampaian materi. Posisi
guru adalah sebagai fasilitator dan memotivasi akan pentingnya mempelajari
pelajaran fiqih sebagai bekal dalam kehidupan. Apabila guru dapat memotivasi
dan menyampaikan dengan baik serta mengesankan kepada siswa maka
pelajaran fiqih akan beijalan dengan menyenangkan dan terhindar dari
kebosanan, karena titik kejenuhan akan timbul apabila dalam lingkungan sekitar
tidak adanya suatu perubahan atau keadaan yang monoton. Supaya hal tersebut
tidak terjadi, sebagai seorang guru harus dapat menggunakan variasi dalam
proses pembelajarannya.
Untuk meningkatkan semangat dalam belajar seorang pengajar harus
kreatif dalam mengelola kelas, menggunakan media pembelajaran dan metode
yang tepat sehingga siswa menjadi aktif dan prestasi belajar dapat tercapai
merupakan komponen pengajaran yang memegang penting dan utama karena
keberhasilan proses belajar mengajar sangat ditentukan oleh faktor guru. Tugas
guru adalah menyampaikan materi pelajaran kepada siswa melalui interaksi
komunikasi dalam proses belajar mengajar yang dilakukannya. Keberhasilan
guru dalam menyampaikan materi sangat ditentukan oleh faktor guru. Tugas
guru adalah menyampaikan materi pelajaran kepada siswa melalui interaksi
komunikasi dalam proses belajar mengajar yang dilakukannya. Keberhasilan
guru dalam menyampaikan mnatri sangat tergantung pada kelancaran, interaksi
komunikasi antara guru dengan siswanya. Ketidaklancaran komunikasi
membawa akibat terhadap pesan yang diberikan guru (Answir dan M.
Bassyirudin, 2002: 1).
Untuk membantu memahami mata pelajaran fiqih terutama bab ibadah
shalat bagi orang yang sakit, disini perlu adanya sebuah media ataupun metode
dalam mengajar yang nantinya akan berguna dan lebih memberikan kesan
terhadap siswa. Maka dari latar belakang tersebut penulis tertarik untuk
melakukan Penelitian Tindakan Kelas untuk dikaji lebih jauh, sistematis, dan
obyektif dengan judul ” PENINGKATAN HASIL BELAJAR TENTANG
SHALAT BAGI ORANG SAKIT PADA MATA PELAJARAN FIQIH
DENGAN METODE PRAKTEK PADA SISWA KELAS III MI PAYUNGAN
KECAMATAN KALIWUNGU KABUPATEN SEMARANG TAHUN
B. Rumusan Masalah
1. Apakah metode Praktek dapat meningkatkan efektifitas pembelajaran
materi shalat bagi orang sakit dalam pelajaran fiqih ?
2. Apakah metode Praktek dapat meningkatkan aktifitas siswa dalam
pembelajaran materi shalat bagi orang sakit, dalam pelajaran fiqih ?
3. Apakah materi Praktek dapat meningkatkan penguasaan materi shalat bagi
orang sakit dalam pelajaran fiqih ?
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui bahwa metode praktek dapat meningkatkan efektifitas
pembelajaran shalat bagi orang sakit dalam pelajaran fiqih.
2. Untuk mengetahui bahwa metode praktek dapat meningkatkan aktifitas
pembelajaran materi shalat bagi orang sakit dalam pelajaran fiqih.
3. Untuk mengetahui bahwa metode praktek dapat meningkatkan penguasaan
materi shalat bagi orang sakit dalam pelajaran fiqih.
D. Manfaat Penelitiatt
a. Bagi Siswa
Diharap memperoleh pembelajaran fiqih yang lebih menarik dan
mengalami peningkatan pemahaman konsep pembelajaran yang telah
b. Bagi Guru
Diharapkan dapat membantu mengatasi permasalahan pembelajaran dan
memperoleh peningkatan ketrampilan dan kemampuan untuk
meningkatkan kualitas pembelajaran fiqih.
E. Definisi Operasional
Hasil belajar merupakan orientasi dari tujuan pembelajaran. Semua
aktifitas guru dan siswa diupayakan untuk mencapai tujuan yang telah
ditentukan. Keberhasilan pembelajaran selain penguasaan materi pelajaran juga
pada proses untuk mengubah perilaku siswa dengan tujuan yang hendak dicapai
yaitu siswa mampu mengamalkan/mempraktekkan shalat bagi orang sakit.
Metode praktek adalah model pembelajaran atau penyajian bahan
pelajaran yang berupa penerapan langsung dari teori yang telah disampaikan
oleh pendidik dan yang telah diamati oleh peserta didik.
Dalam penggunaan metode ini ada tiga tahapan kegiatan yaitu :
1. Tahap perencanaan tugas yang dilakukan besrama oleh guru dan siswa,
sesuai dengan tuntutan kurikulum
2. Tahap pelaksanaan tugas oleh siswa, pada tahap ini siswa mempraktekkan
dari teori yang disampaikan pendidik dan yang diamati oleh peserta didik.
3. Tahap pelaporan pelaksanaan tugas oleh siswa dan penilaian hasil belajar
F. Metodologi Penelitian
1. Rencana Penelitian
Rencana penelitian yang ditetapkan berupa penelitian tindakan kelas yaitu
sebagai bentuk penelitian refleksi yang dilakukan oleh pendidik sendiri
terhadap kurikulum pengembangan sekolah, meningkatkan prestasi
belajar, pengembangan keahlian, mengajar, dan sebagainya.
Menurut jenisnya penelitian tindakan kelas ada 4 macam, yaitu :
a. PTK Diagnostik
Yaitu pembelajaran yang dirancang dengan menuntut penelitian ke
arah tindakan. Penelitian mendiagnosis dan memasuki situasi terhadap
latar penelitian :
b. PTK Persiapan
Yaitu apabila orang yang akan melaksanakan penelitian harus terlibat
langsung didalam proses penelitian sejak awal sampai dengan
pembuatan laporan penelitian.
c. PTK Empiris
Yaitu apabila penelitian berupaya melaksanakan suatu tindakan atau
aksi dan membukukan apa yang dilakukan dan apa yang tejadi selama
aksi berlangsung
Yaitu apabila PTK diselenggarakan dengan berupaya menerapkan
berbagai teknik atau strategi secara efektif dan efisien didalam suatu
kegiatan belajar mengajar (Dr. Basuki Wibawa, 2003: 15-16)
Dalam penelitian ini penulis menggunakan jenis penelitian tindakan
kelas eksperimen yang berupaya menerapkan suatu strategi untuk
meningkatkan efektifitas proses pembelajaran mata pelajaran fiqih.
2. Subyek Penelitian
Subyek yang akan dikenai tindakan adalah kelas III dan guru mata
pelajaran fiqih di Madrasah Ibtidaiyah Payungan Kec. Kaliwungu, Kab.
Semarang tahun pelajaran 2009/2010. dasar pertimbangan pilihan subyek
yakni perlu adanya penerapan tindakan dalam penelitian ini terhadap
pembelajaran fiqih di Madrasah Ibtidaiyah Payungan, khususnya kelas III.
3. Langkah-langkah /Siklus Penelitian
Tahapan-tahapan dalam rancangan penelitian tindakan kelas secara
terperinci adalah sebagai b erikut:
a. Perencanaan tindakan
b. Pelaksanaan tindakan
c. Pengamatan tindakan
d. Refleksi tindakan
Dalam penelitian tindakan keempat tahap tersebut adalah unsur yang
membentuk sebuah siklus, yaitu satu putaran kegiatan beruntun yang
berkesinambungan sampai peneliti puas dengan hasil yang akan
mengakhiri siklus-siklus tersebut. Langkah-langkah yang dilakukan
penulis dalam penelitian tindakan kelas ini merencanakan sebuah siklus
dari siklus I sampai dengan siklus III dengan asumsi waktu penelitian
terbatas dan materi pelajaran sedikit.
4. Instruman Penelitian
Dalam melakukan penelitian ini menggunakan beberapa jenis instrumen
untuk memperoleh data yang diperlukan. Instrumen-instrumen tersebut
adalah tes observasi/pengamatan dan dokumentasi.
5. Pengumpulan Data
a. Dokumentasi
Untuk mengetahui nilai pelajaran fiqih sebelum penerapan penelitian
tindakan kelas sehiungga dapat mengelompokkan siswa menjadi tiga
kelompok tinggi, sedang, dan rendah
b. Tes
Tes yang digunakan adalah tes observasi/pengamatan langsung kepada
siswa untuk pengambilan nilai dalam mengeijakan shalat bagi orang
sakit mulai dari niat, bacaan, gerakan, posisi, sampai pada salam. Tes
berupa tes awal maupun tes akhir
6. Teknik Analisis Data
Data yang telah terkumpul dianalisis secara kuantitatif dan kualitatif.
untuk mengukur prestasi belajar siswa dianalisis menggunakan tes,
rentang nilai antara 1 0 - 1 0 0 . Dengan kategori tinggi antara 76 - 100,
kategori sedang/cukup 68 - 75 kategori kurang antara 0 - 59, kemudian
dari nilai anak dirata-rata dengan ru m u s:
Mean = I x
N
Ket.
Mean = nilai rata-rata
I x = jumlah nilai / skor
N = jumlah anak
Kemudian dicari prosentase nilai anak untuk mengetahui nilai rata-rata
anak itu tinggi, cukup, atau kurang
Prosentase = f/n x 100%
Ket.
F = frekuensi anak
G. Sistematika Penulisan Skripsi
Dalam sistematika penulisan skripsi, materi skripsi akan dibagi beberapa
bagian yaitu :
1. Bagian muka, yaitu terdiri halaman judul, lembar persetujuan
pembimbing, lembar persetujuan dan pengesahan, pernyataan keaslian
tulisan, abstrak, kata pengantar dan daftar isi.
2. Bagian isi yaitu terdiri dari atas berbagai bab sebagai b erik u t:
Bab I : Merupakan bab pendahuluan yang terdiri atas latar belakang
masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, definisi istilah,
metodologi penelitian, sistematika penulisan skripsi
Bab II : Kajian pustaka berisi tentang penguasaan pelajaran fiqih dan
pengeretian metode praktek
Bab III : Pelaksanaan penelitian menguraikan tentang deskripsi
pelaksanaan siklus I (rencana pelaksanaan,
pengamatan/pengumpulan data dan refleksi), deskrispi
pelaksanaan siklus II, deskripsi pelaksanaan siklus III
Bab IV : Menjelaskan tentang hasil penelitian dan pembahasan deskripsi
per siklus (data hasil pengamatan/wawancara, refleksi
keberhasilan dan kegagalan dan pembahasan)
BAB V : Penutup berisi kesimpulan, saran. Bagian akhir meliputi daftar
1. Pengertian Belajar
Belajar menurut Morris L. Bigge seperti yang dikutip Darsono,
dkk. Adalah perubahan yang menetap dalam diri seseorang yang tidak
dapat diwariskan secara genetis. Perubahan itu teijadi pada pemahaman
campuran dari semuanya secara sistematis sebagai akibat pengalaman
dalam situasi-situasi tertentu (PAIKEM : 9).
Proses belajar itu teijadi karena adanya interaksi (hubungan) antara
seseorang dengan lingkungannya. Belajar dapat terajdi kapan saja dan
dimana saja tempatnya. Yang menandai seseorang itu belajar adalah
adanya tingkah laku dari orang itu.
Disamping pengertian tersebut, bila membahas tentang belajar
setidaknya akan muncul beberapa dimensi dan indikator berikut:
a. Belajar ditandai oleh adanya perubahan pengetahuan sikap, tingkah
laku, dan ketrampilan yang relatif tetap dalam diri seseorang sesuai
tujuan yang diharapkan.
b. Belajar teijadi melalui latihan dan pengalaman yang bersifat komulatif
c. Belajar merupakan proses aktif konstruktif yang teijadi melalui mental
proses. Mental proses adalah serangkaian proses kognitif yang
meliputi persepsi (perception), perhatian (attention), mengingat
(memory), berpkir (thinking, reasoning), memecahkan masalah, dan
lain-lain.
2. Hasil Belajar
a. Pengertian Hasil Belajar
Menurut Agus Suprijono (2010: 5) hasil belajar adalah pola-
pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi
dan keterampilan yang berupa
1) Informasi verbal yaitu kapabilitas mengungkapkan pemgetahuan
dalam bentuk bahasa, baik lisan maupun tertulis. Kemampuan
merespon rangsangan secara spesifik, kemampuan tersebut tidak
memerlukan manipulasi simbol, pemecahan masalah maupun
penerapan aturan
2) Keterampilan intelektual kemampuan mempresentasikan konsep
dan lambang. Keterampilan tersebut merupakan kemampuan
melakukan aktivitas kognitif bersifat khas
3) Strategi kognitif yaitu kecakapan menyalurkan dan mengarahkan
aktivitas kognitifnya sendiri, kemampuan ini meliputi penggunaan
konsep dan kaidah dalam memecahkan masalah
4) Kemampuan motorik yaitu kemampuan melakukan serangkaian
gerak jasmani dalam urusan dan koordinasi, sehingga terwujud
otomatisme gerak jasmani
b. Cakupan hasil belajar
a) Knowledge (pengetahuan, ingatan)
b) Comprehension (pemahaman, menjelaskan)
c) Application (menerapkan)
d) Analysis (menguraikan, menentukan hubungan)
e) Synthesis (mengorganisasikan, merencanakan)
f) Evaluation (menilai)
2) Domain efektif yang meliputi
a) Receiving (sikap menerima)
b) Responding (memberikan respon)
c) Valuing (nilai)
d) Organization (organisasi)
e) Characterization (karakterisasi)
3) Domain psikomotor yang meliputi
a) Keterampilan produktif
b) Teknik
c) Fisik
d) Sosial
e) Manajerial
f) Intelektual
c. Indikator keberhasilan dalam belajar
Indikator keberhasilan dalam belajar Usman Setiawati (1993:
tolak ukur dalam menyatakan bahwa suatu proses belajar mengajar
dapat dikatakan berhasil berdasarkan ketentuan kurikulum adalah:
1) Daya serap terhadap bahan pelajaran yang diajarkan mencapai
prestasi tinggi baik secara individu maupun kelompok
2) Perilaku yang digariskan dalam tujuan pengajaran telah dicapai
siswa baik secara individu maupun klasikal
Namun yang banyak dijadikan sebagai tolak ukur keberhasilan
dari keduanya ialah daya serap siswa terhadap pelajaran
d. Tingkat keberhasilan
Untuk mengetahui sampai dimana tingkat keberhasilan belajar
siswa terhadap proses belajar yang telah dilakukannya sekaligus juga
untuk mengetahui tingkat keberhasilan mengajar guru, kita dapat
menggunakan acuan tingkat keberhasilan tersebut sejalan dengan
kurikulum yang berlaku saat ini adalah sebagai berikut:
1) Istimewa/maksimal
Apabila seluruh bahan pelajaran yang diajarkan dapat dikuasai
siswa
2) Baik sekali/optimal
Bila sebagian besar (85% s/d 94 %) bahan pelajaran yang diajarkan
dapat dikuasai siswa
3) Baik/minimal
Apabila bahan yang diajarkan hanya 75 % s/d 84% dikuasai siswa
Apabila bahan pelajaran yang diajarkan kurang dari 75% dikuasai
siswa, dengan melihat data yang terdapat dalam format daya serap
siswa dalam pelajaran dan presentasi keberhasilan siswa dalam
mencapai tujuan pembelajaran tersebut. Dapatlah diketahui tingkat
keberhasilan proses belajar mengajar yang elah dilakukan oleh
siswa dan guru.
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar
Ada berbagai macam faktor-faktor yang dapat mempengaruhi
dalam belajar, diantaranya adalah:
a. Faktor Internal
Faktor ini terjadi pada kondisi diri atau faktor dalam siswa itu
sendiri, yaitu:
1) Faktor Jasmaniah
Menurut Slameto faktor jasmaniah terdiri dari:
a) Faktor kesehatan
Sehat berarti dalam keadaan baik segenap badan beserta
bagian-bagiannya bebas dari penyakit. Kesehatan adalah
keadaan atau hal sehat. Kesehatan seseorang berpengaruh
terhadap belajarnya.
Proses belajar seseorang akan terganggu jika kesehatan
seseorang terganggu, selain itu is juga akan cepat lelah, kurang
bersemangat, mudah pusing, ngantuk jika badannya lemah,
kurang darah ataupun ada gangguan-gangguan atau kelainan-
badan. Cacat itu dapat berupa buta, setengah buta, tuli,
setengah tuli, patah kaki, dan patah tangan, lumpuh dan lain-
lain.
Keadaan cacat tubuh juga mempengaruhi belajar.
Siswa yang cacat belajarnya juga terganggu. Jika hal ini
terjadi, hendaknya is belajar pada lembaga pendidikan
khusus atau diusahakan alat bantu agar dapat menghindari
atau pengaruh kecacatannya itu. Lilik Sriyati menambahkan
bahwa, faktor jasmaniah yang mempengaruhi dalam belajar
adalah gangguan panca indera dan kelelahan (Lilik Sriyati,
2009:10).
2) Faktor Psikologis
Sekurang-kurangnya ada tujuh faktor yang tergolong dalam
faktor psikologis yang mempengaruhi belajar. Faktor-faktor itu
adalah: intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan dan
kelelahan. Uraian berikut ini akan membahas faktor-faktor
tersebut,
a) Intelegensi
Menurut J.P Chop merumuskan intelegensi adalah
untuk m en g h ad ap i dan menyesuaikan ke dalam situasi
yang baru dengan cepat dan efektif, mengetahui atau
menggunakan teori-teori abstrak secara efektif, mengetahui
relasi dan mempelajarinya dengan cepat.
b) Perhatian
Perhatian menurut Gazali adalah keaktifan jiwa yang
dipertinggi, jiwa itupun semata-mata tertuju kepada suatu
obyek (benda/ hal) atau sekumpulan obyek. Untuk dapat
m enjam in basil b elajar yang baik, maka siswa harus
mempunyai perhatian terhadap bahan yang dipelajarinya, jika
bahan pelajaran tidak menjadi perhatian siswa, maka timbullah
kebosanan, sehingga ia tidak lagi suka belajar. Agar siswa
dapat belajar dengan baik, usahakanlah bahan pelajaran itu
sesuai dengan hobi atau bakatnya.
c) Minat
Hilgard memberi rumusan tentang minat adalah
kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan
mengenang beberapa kegiatan. Kegiatan yang diminati
seseorang, diperhatikan terus-menerus yang disertai dengan
rasa senang. Jadi berbeda dengan perhatian, karena perhatian
sifatnya sementara tidak dalam waktu yang lama dan belum
tentu diikuti dengan perasaan senang, sedangkan minat
selalu diikuti dengan perasaan senang dan dari situ
d) Bakat
Bakat atau aptitude menurut Hilgard adalah: "the
capacity it learn.” Dengan perkataan lain bakat adalah
kemampuan untuk belajar. Kemampuan itu bam akan terealisasi
menjadi kecakapan yang nyata sesudah belajar atau berlatih.
Orang yang berbakat mengetik, misalnya akan lebih cepat
dapat mengetik dengan lancar dibandingkan dengan orang lain
yang kurang atau tidak berbakat di bidang itu.
e) M o tif
Motif erat sekali hubungannya dengan tujuan yang akan
dicapai. Di dalam menentukan tujuan itu dapat disadari atau
tidak, akan tetapi untuk mencapai tujuan itu perlu berbuat,
sedangkan yang menjadi penyebab berbuat adalah motif itu
sendiri sebagai daya penggerak atau pendorongnya.
f) Kematangan
Kematangan adalah suatu tingkat atau fase dalam
pertumbuhan seseorang, di mana alat-alat tubuhnya sudah siap
untuk melaksanakan kecakapan baru. Misalnya anak dengan
kakinya sudah siap untuk berjalan, tangan dengan jari-jarinya
sudah siap untuk menulis dan lain-lain. Kematangan belum
berarti anak dapat melaksanakan kegiatan secara terus
menerus, untuk itu diperlukan latihan-latihan dan pelajaran.
Dengan kata lain anak yang sudah siap (matang) belum dapat
lebih berhasil jika anak sudah siap (matang). Jadi kemajuan
baru untuk memiliki kecakapan itu tergantung dari kematangan
dan belajar,
g) Kesiapan
Kesiapan atau readness menurut James Drever
adalah: preparedness to respond or react.
Kesediaan untuk memberi response atau bereaksi.
Kesediaan itu timbul dari dalam diri seseorang dan juga
berhubungan dengan kematangan, karena kematangan berarti
kesiapan untuk melakukan kecakapan. Kesiapan ini perlu
diperhatikan dalam proses belajar, karena jika siswa belajar dan
padanya sudah ada kesiapan, maka hasil belajarnya akan
lebih baik.
3) Faktor Kelelahan
Kelelahan pada seseorang walaupun sulit untuk dipisahkan
tetapi dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu kelelahan
jasmani dan kelelahan rohani (bersifat psikis).
Kelelahan jasmani terlihat dengan lemah lunglainya tubuh
dan timbul kecenderungan untuk membaringkan tubuh. Kelelahan
jasmani terjadi karena terjadi kekacauan substansi sisa
pembakaran di dalam tubuh, sehingga darah tidak atau kurang
lancar pada bagian-bagian tertentu.
Kelelahan baik secara jasm ani maupun rohani dapat
a ) tidur,
b) istirahat,
c) mengusahakan variasi dalam belajar,
d) menggunakan obat-obatan yang bersifat m elancarkan
peredaran darah, misalnya obat gosok,
e) rekreasi yang teratur,
f) olahraga secara teratur, dan
g) mengimbangi makan dengan makanan yang memenuhi
syarat-syarat kesehatan, misalnya memenuhi empat sehat
lima sempurna,
h) jika kelelahan serius cepat-cepat menghubungi seorang ahli,
misalnya dokter, psikiater, konselor dan lain-lain (Slameto,
1991:56-62).
b. Faktor Ekstern
Menurut Lilik Sriyanti bahwa faktor ekstern ini
dipengaruhi dari luar diri siswa itu sendiri yaitu:
1) Keadaan K eluarga
Keadaan keluarga yang turut berpengaruh terhadap
keberhasilan belajar antara lain kondisi ekonomi, status anak dalam
keluarga (anak angkat, anak tiri, anak bungsu dan sebagainya),
pendidikan orang tua, hubungan antar anggota keluarga (tidak
harmonis, saling bermusuhan), jumlah anggota keluarga, dan
hubungan antar anggota keluarga yang harmonis dan suasana
kondusif di rumah sangat membantu keberhasilan belajar anak.
2) Faktor sekolah
Sebagian besar aktivitas anak berada di sekolah.
Pengembangan kepribadian anak sebagai totalitas banyak di
tanamkan dan di upayakan dalam lingkungan pendidikan sekolah.
Anak didik berinteraksi dengan guru, teman, dan personil sekolah
termasuk dengan nuansa yang diciptakan oleh sekolah tempat anak
didik belajar.
Banyak faktor dari sekolah yang berperan mempengaruhi
keberhasilan belajar. Secara garis besar mutu sekolah tersebut
dalam banyak aspek sangat menentukan anak didiknya mau jadi
apa atau akan di bawa ke mana. Namun mutu tersebut menjadi
sangat relatif, tergantung dari cita-cita orang tua menyekolahkan
anaknya. Sangat m ungkin orang tua k urang b erm in at
menyekolahkan anak di sekolah yang telah terbukti bermutu baik,
karena tidak setuju dengan visi dan misi sekolah tersebut.
Misalnya h a n y a m e n g e m b a n g k a n a s p e k k o g n i t i f
s a j a , k u r a n g mengembangkan dari segi akhlak.
Secara terperinci faktor dari sekolah ini meliputi kualitas
guru, pengajar, hubungan antar anggota sekolah (guru, staf, dan
siswa), kurikulum yang dipakai, kedisiplinan yang ditegakkan
sekolah, kondisi gedung dan fasilitas sekolah, suasana lingkungan
3) Faktor Lingkungan masyarakat
Anak sebagai makhluk sosial tidak akan lepas dari interaksi
dengan orang lain beserta lingkungan. Lingkungan bagi anak
adalah segala sesuatu yang berada di luar diri anak, baik yang
bersifat insani maupun non insani. Lingkungan yang turut
mempengaruhi belajar antara lain, pergaulannya, adat/kebiasaan
masyarakatnya, kondisi alam tempat tinggalnya, serta tata tertib
yang berlaku di masyarakat.
Masyarakat yang pasif, kurang membuat gerakan atau
aktivitas-aktivitas tidak bisa memacu perkembangan atau potensi
anak. Sementara banyak ditemukan kelompok masyarakat
membuat aktivitas-aktivitas, perlombaan, kontes dan semacamnya
yang mampu menggali dan mengoptimalkan potensi warga
khususnya pelajar. Kegiatan tersebut bisa dimotori oleh mass
media seperti radio setempat, organisasi pemuda/kemasyarakatan,
organisasi keagamaan, atau oleh perusahaan-perusahaan, PT dan
sejenisnya, berupa lomba karya ilmiah, lomba pidato bahasa acing,
lomba merancang busana, membaca/mengarang puisi/prosa, olah
raga dan berbagai kegiatan lain. Kegiatan tersebut tidak saja
sebagai media untuk menggali bakat dan potensi dari anggota
masyarakat khususnya pelajar terhadap aktivitas negatif yang
destruktif, merupakan media mengisi waktu luang yang positif
Dari penjelasan di atas, jelas bahwa faktor yang berasal dari
intern maupun ekstern siswa sangat mempengaruhi dalam proses
belajar.
3. FIQIH
a. Pengertian Fiqih
Secara bahasa fiqih adalah bentuk masdar dari fi’il yang artinya
faham, mengetahui, cerdas, mahir, cakap”. Dan pengertian-pengertian
lain yang sejenis dengan pengertian tersebut. Kata fiqih berpengertian
’’faham” dipergunakan dalam lafads hadits Nabi SAW.
Artinya : ” Barang siapa dikendaki Allah suatu kebaikan, niscaya
Allah akan menjadikannya faham tentang ajaran agama
(Modul Fiqih I, 1995: 4)
Dalam kurikulum Madrasah Ibtidaiyah, fiqih adalah salah satu
bagian dari mata pelajaran pendidikan agama Islam. Pelajaran ini
meliputi fiqih ibadah dan fiqih muamalah yang menggambarkan
bahwa ruang lingkup fiqih mencakup perwujudan keserasian,
keselarasan, dan kesinambungan hubungan manusia dan Allah SWT,
sesama manusia, makhluk lainnya maupun lingkungannya (hablum
minallah wa hablum minannas). (Departemen Agama RI, 2008: 3)
b. Fiqih sebagai mata Pelajaran
Pelajaran fiqih dalam kurikulum Madrasah Ibtidaiyah adalah
menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati,
dan mengamalkan hukum Islam.
1. Tujuan dan fungsi pelajaran fiqih
Pelajaran fiqih di Madrasah Ibtidaiyah bertujuan untuk
membekali peserta didik agar dapat:
a) Mengetahui dna memahami pokok-pokok terperinci dan
menyeluruh baik berupa dalil naqli dan aqli
b) Melaksanakan dan mengamalkan ketentuan hukum Islam
dengan benar.
Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional (UU Sisdiknas) Pasal 30 Ayat 1 yang
berbunyi : Pendidikan keagamaan berfungsi mempersiapkan
peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memahami dan
mengamalkan nilai-nilai ajaran agamanya dan menjadi ilmu
agama.
2. Materi pelajaran fiqih kelas III
Sebagaimana dalam silabus pelajaran agama Madrasah
Ibtidaiyah materi pelajaran fiqih kelas III untuk semester II yang
akan dikenai tindakan kelas adalah :
a) Mempraktekkan shalat ketika sakit
Kompetensi dasar:
1) Tatacara shalat bagi orang yang sakit
i. Menjelaskan pengertian shalat bagi orang yang sakit
ii. Menjelaskan posisi dan menggerak-gerakkan shalat
yang dilakukan oleh orang yang sakit
iii. Menjelaskan jenis-jenis sakit apa saja yang
membolehkan seseorang untuk shalat dengan cara
duduk, berbaring dll.
2) Mempraktekkan tatacara shalat bagi orang yang sakit
Indikator:
i. Mempraktekkan cara shalat ketika sakit dengan duduk
i i. Mempraktekkan cara shalat ketika sakit dengan
berbaring
c. Ukuran Penguasaan Pelajam Fiqih
Kata ’’penguasaan” dalam Kamus Bahasa Indonesia diartikan
pemahaman/kesanggupan untuk menggunakan pengetahuan
/kepandaian. Sedangkan pelajaran fiqih dalam kurikulum Madrasah
Ibtidaiyah merupakan bagian dari kelompok mata pelajaran agama dan
akhlak mulia.
Setiap kegiatan itu selalu mempunyai tujuan juga kegiatan
pembelajaran mempunyai tujuan pula. Secara deskriptif mengajar
diartikan sebagai proses penyampaian informasi atau pengetahuan dari
guru kepada siswa untuk proses mengajar sebagai proses penyampaian
Sanjaya bahwa mengajar adalah menanamkan pengetahuan atau
ketrampilan (Dr. Wina Sanjaya, 2006: 74).
Dari beberapa pengertian di atas maka penulis simpulkan
bahwa ukuran penguasaan pelajaran fiqih adalah kemampuan atau
kesanggupan siswa untuk mengunakan pengetahuannya berupa materi
pelqjaran fiqih yang diajarkan oleh guru di sekolah menyangkut aspek
kognitif, afektif maupun psikomotorik dengan ditandai adanya
pembahan kepribadian yang meliputi aspek fisik maupun psikis. Maka
dengan demikian siswa memperoleh kecakapan-kecakapan dan tingkah
laku yang baru, termasuk didalamnya perubahan-perubahan dalam
pengetahuan, minat dan perhatiannya yang dibentuk oleh fungsi psikis
manusia.
d. Shalat bagi orang sakit
1) Pengertian Shalat Fardhu
Menurut Syaikh Kamil Muhammad 'Uwaidah bahwa
pengertian shalat secara etimologis, shalat berarti do’a. Adapun
menurut syari’at, shalat berarti ekspresi dari berbagai gerakan
sebagaimana diketahui. Jika dalam suatu dalil terdapat perintah
dan petunjuk shalat, maka hal itu berarti secara lahiriyah kembali
kepada shalat dalam pengertian syari’at. Shalat merupakan
kewajiban yang ditetapkan melalui AI-Qur'an, Al-Hadits dan
Ijma'(Syaikh Kamil Muhammad Uwaidah, 2004:112-113)
Abu Bakr Jabir Al-Jazairi menjelaskan bahwa syarat-
syarat wajib dan syarat sahnya shalat adalah sebagai berikut:
a) Syarat-syarat wajibnya shalat:
i) Muslim
ii) Berakal
iii) Baligh
iv) Waktunya telah tiba
v) Bersih dari darah haid, darah nifas
b) Syarat-syarat sahnya shalat
i) Bersih dari hadats kecil
ii) Menutup aurat, aurat laki-laki adalah antara tali
pusarnya sampai kedua lututnya. Sedang aurat wanita
ialah seluruh tubuh selain rajah dan kedua telapak
tangannya
iii) Menghadap kiblat
3) Solat bagi orang sakit
Para ulama sepakat bahwa barangsiapa yang tidak mampu
melakukan shalat dengan berdiri hendaknya shalat sambil duduk,
dan jika tidak mampu dengan duduk, maka shalat sambil berbaring
dengan posisi tubuh miring dan menghadapkan muka ke kiblat.
Disunnatkan miring dengan posisi tubuh miring di atas tubuh
bagian kanan. Dan jika tidak mampu melaksanakan shalat dengan
sebagaimana sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam kepada
' Imran bin Hushain:
“Shalatlah kamu sambil berdiri, dan jika kamu tidak
mampu, maka sambil duduk, dan jika tidak mampu, maka dengan
berbaring”. (HR. Bukhari).
Dan Imam An-Nasa’i menambahkan: “... lalu jika tidak
mampu, maka sambil telentang”. Barangsiapa mampu berdiri, akan
tetapi tidak mampu ruku' atau sujud, maka kewajiban berdiri tidak
gugur darinya. Ia harus shalat sambil berdiri, lalu ruku’ dengan
isyarat (menundukkan kepala), kemudian duduk dan sujud dengan
berisyarat, karena firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:
“ ...Dan berdirilah karena Allah (dalam shalat-mu) dengan
khusyuV”. (Al-Baqarah: 238).
Dan sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam:
“Shalatlah kamu sambil berdiri”.
( g - \
jip
%
i
jk J s lj
i
\ j L M j
T L.
iijifii
j> ^ . ' T, i f * s ■£ * '+ * ' & % > £
j*-A
cLL
aJ
jli ^4 .^ aj
^zMu
(J
j jiy Aj
j» 4=i,.w.aj V
( j j O j ^ j i l T
“Maka bertaqwalah kamu kepada Allah menurut
kesanggupanmu”. (At-Taghabun: 16).
B. METODE PRAKTEK
1. Pengertian Metode Praktek
Metode berasal dari bahasa Greeka (Yunani), yakni dari kata
metha yang berarti melalui atau melewati dan hodos yang berarti cara
atau jalan. Jadi metode berarti jalan atau cara yang harus dilalui untuk
mencapai tujuan tertentu. Menurut Zakiah Daradjat, met ode mengajar
adalah suatu teknik menyampaikan bahan pelajaran kepada murid, ia
dimasudkan agar murid dapat menangkap pelajaran dengan mudah,
efektif, dan dapat dicernakan oleh anak dengan baik (Zakiyah Daradjat,
1982: 50-51)
Metode mengajar ialah cara yang digunakan oleh guru untuk
menyampaikan pelajaran kepada pengajar. Karena penyampaian itu
berlangsung dalam interaksi edukatif, metode mengajar dapat diartikan
sebagai cara yang digunakan oleh guru dalam mengadakan hubungan
metode mengajar merupakan alat untuk menciptakan proses belajar-
mengajar (Departemen Agama RI, 2001: 88)
Metode Praktek adalah salah satu teknik mengajar yang
dilakukan oleh seorang guru atau orang lain yang dengan sengaja
diminta atau siswa sendiri ditunjuk untuk memperlihatkan kepada kelas
tentang suatu proses atau cara melakukan sesuatu
Sedangkan menurut Tayar Yusuf dan Syaiful Anwar, metode
Praktek adalah metode mengajar dengan menggunakan alat peragaan
(meragakan) untuk mempeijelas suatu pengertian, atau untuk
memperlihatkan bagaimana untuk melakukan dan jalannya suatu proses
pembuatan tertentu kepada siswa
Metode Praktek sebaiknya dilakukan ketika keadaannya tepat
agar dapat berjalan dengan lancar dan efisien yaitu apabila:
a. Dimaksudkan untuk memberikan keterangan dan ketrampilan
tertentu pada anak didik
b. Untuk memudahkan penjelasan, hingga mudah dipahami, sebab
penggunaan bahasa dalam pengajaran memiliki sifat keterbatasan
c. Untuk menghindari verbalisme dalam pengajaran
d. Untuk meneliti sejumlah fakta dan objek tertentu secara seksama.
e. Serta untuk membantu siswa dalam memahami suatu proses secara
Setiap metode pasti mempunyai kelebihan dan kekurangan,
begitu pula dengan metode Praktek, ada kelebihan dan kekurangannya.
Adapun kelebihan dari metode Praktek ini yaitu:
a. Perhatian siswa dapat difokuskan kepada titik berat yang dianggap
penting bagi guru
b. Dengan keterlibatan siswa secara aktif terhadap jalannya suatu proses
tertentu melalui pengalaman dan percobaan, siswa mendapatkan
pengalaman praktis, yang biayanya bersifat tahan lama.
c. Menghindari pengajaran yang bersifat verbalisme, dimana siswa tidak
bisa memahami dan mengerti apa yang diucapkan (pandai mengucap
tapi tidak mengerti maksudnya)
d Dapat mengurangi kesalahan, jika dibandingkan hanya dengan
membaca buku, karena siswa telah memperoleh gambaran yang jelas
dari hasil pengamatan langsungnya.
e. Beberapa masalah yang menimbulkan pertanyaan pada diri siswa dapat
dijawab di waktu mengamati Praktek
Beberapa masalah yang menimbulkan pertanyaan pada diri siswa
dapat dijawab di waktu mengamati Praktek. Adapun kekurangan dari
metode Praktek antara lain:
1) Dalam proses pelaksanaannya Praktek memerlukan waktu dan
persiapan yang matang, sehingga dapat menyita waktu yang cukup
banyak.
beijalan dengan efektif.
3) Tidak semua materi dapat di Praktekkan di dalam kelas.
4) Ketika kelas dalam suasana gaduh dan siswa tidak aktif maka
Praktek akan berjalan tidak efektif.
Ketika kelas dalam suasana gaduh dan siswa tidak aktif maka
Praktek akan beijalan tidak efektif, Hal-hal yang perlu diperhatikan
dalam melaksanakan metode Praktek antara lain:
a. Rumuskan secara spesifik apa yang ingin dicapai oleh siswa (tujuan).
b. Susun langkah-langkah yang akan dilaksanakan secara teratur sesuai
dengan skenario yang direncanakan.
c. Persiapkan peralatan yang dibutuhkan sebelum Praktek dimulai, dan
atur sesuai dengan skenario yang direncanakan.
d. Usahakan untuk melaksanakan Praktek tersebut sesuai dengan
A. Lokasi dan Waktu Pelaksanaan
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah suatu penelitian yang
dilakukan secara sistematis reflektif terhadap berbagai aksi atau tindakan
yang dilakukan oleh guru/ pelaku, mulai dari perencanaan sampai dengan
penilaian terhadap tindakan nyata di dalam kelas yang berupa kegiatan-
kegiatan mengajar untuk memperbaiki kondisi pembelajaran yang dilakukan.
(Dr. Basuki Wibowo 2003:9).
Pelaksanaan PTK ini dilakukan pada siswa kelas III Madrasah
Ibtidaiyah Payungan Ds. Payungan Kec. Kaliwungu Kab. Semarang. Dipilih
kelas III sebagai obyek penelitian didasarkan pada pertimbangan efisiensi
waktu yang secara kebetulan penulis juga mengajar di madrasah tersebut.
Waktu pelaksanaan pada bulan April s/d Mei tahun 2010, untuk mata
pelajaran fiqih semester II. Adapun rincian pelaksanaan tindakan kelas ini
sebagai berikut:
1. Tanggal 20 April melakukan pelaksanaan pembelajaran tanpa
menggunakan media, metode yang digunakan ceramah dan tanya jawab
selama 2 jam pelajaran (2 x 35 menit)
2. Tanggal 27 April 2010 melakukan pelaksanaan tindakan dan melakukan
siklus I dengan waktu 2 jam pelajaran
3. Tanggal 11 Mei 2010 melaksanakan siklus II dengan alokasi waktu 2 jam
pelajaran
4. Tangal 25 Mei 2010 melaksanakan siklus III dan mengadakan evaluasi
akhir dengan alokasi waktu 2 jam pelajaran.
Karakteristik siswa yang dikenai tindakan adalah penguasaan terhadap
mata pelajaran fiqih kurang maksimal karena masih bersifat konsep yang
harus dihafal. Metode pembelajaran yang dikembangkan di madrasah saat ini
pada hakekatnya masih tergolong pembelajaran verbalistik. Pembelajaran
verbalistik adalah pembelajaran yang melibatkan penyajian lisan dan tulisan.
Tidak melibatkan visualisasi dan penjelasan atas yang dipelajari. Para siswa
hanya dikenalkan oleh kata-kata istilah yang belum tentu bukan kebanyakan
tidak dimengerti saja. Siswa pasif terhadap proses pembelajaran dan belum
maksimal dalam menerima pelajaran, sedang guru kurang variatif dalam
menggunakan metode-metode pembelajaran. Sehingga perlu adanya
penerapan strategi pembelajaran yang lebih variatif agar siswa tidak merasa
bosan dan lebih semangat untuk mengikuti proses pembelajaran fiqih.
B. Pelaksanaan Penelitian
Pada dasarnya, dalam Penelitian Tindakan Kelas terdiri 4 (empat)
tahapan dasar yang saling berkaitan dan kesinambungan : (1) peredaran
(planning) (2) pelaksanaan (acting) (3) pengamatan (observation) dan (4)
refleksi (reflecting).
Keempat tahap dalam penelitian tindakan kelas tersebut adalah suatu
putaran kegiatan berurutan yang kembali ke langkah semula. Sampai dengan
refleksi yang tidak lain adalah evaluasi. Maka bentuk tindakan dalam
penelitian ini adalah siklus tersebut. (Suharsini Arikunto 2006:20).
Temuan awal saat ini bahwa pembelajaran, mata pelajaran fiqih pada
Madrasah Ibtidaiyah payungan berisi konsep dan prinsip yang harus
dihafalkan siswa. Guru kurang memperhatikan latar belakang dan hakekat
pembelajaran. Metode mengajar ceramah, pengajaran berpusat pada guru,
siswa pasif dan kurang mengembangkan metode pembelajaran dan kurang
menggunakan media pembelajaran, sehingga siswa kurang perhatian terhadap
pembelajaran, sehingga siswa kurang perhatian terhadap pelajaran.
1. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I
a. Perencanaan: Ide awal
Memperbaiki dan meningkatkan kualitas penguasaan materi
shalat bagi orartg sakit dalam pelajaran fiqih kelas III Madrasah
Ibtidaiyah Payungan Kec. Kaliwungu Kab. Semarang semester II
tahun pelajaran 2009/ 2010.
b. Diagnosa (Hipotesis)
Penggunaan metode Praktek dapat meningkatkan penguasaan
materi shalat bagi orang sakit dalam pelajaran fiqih pada siswa kelas
III Madrasah Ibtidaiyah Payungan semester II tahun pelajaran
c. Perencanaan
Dirancang penerapan metode Praktek dalam pembelajaran fiqih
untuk pokok bahasan mempraktekkan shalat bagi orang sakit.
Langkah-langkah persiapan pembelajaran:
1) Menentukan pokok bahasan tentang mempraktekkan shalat bagi
orang sakit.
2) Membuat rencana pembelajaran yang akan diterapkan dalam
proses belajar mengajar.
3) Menyiapkan sumber-sumber pembelajaran berupa bentuk gambar-
gambar peragaan suatu kegiatan.
4) Menyiapkan gambar yang berisi tentang gerakan shalat bagi orang
sakit.
Format rencana pelaksanaan tindakan adalah:
1) Penataan model tempat duduk siswa dibuat melingkar.
2) Menjelaskan tentang informasi pelaksanaan strategi pembelajaran
yang akan berlangsung.
3) Memberikan penjelasan bentuk contoh media dan model yang akan
digunakan ddiam proses pembelajaran.
4) Formasi tempat duduk yang semula bersifat konvensional dirubah
membentuk seperti huruf U.
Jenis data yang dikumpulkan adalah :
Lembar pengamatan siswa yang akan digunakan untuk
mengetahui tingkat pemahaman siswa pada materi yang telah
diberikan dan catatan siswa yang aktif digunakan untuk mengetahui
semua perilaku siswa selama kegiatan pembelajaran yang berlangsung,
d. Pelaksanaan
Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus I
dilaksanakan 27 April 2010 di Madrasah Ibtidaiyah Payungan, Ampel,
Kabupaten Boyolali yang meliputi seluruh kegiatan belajar mengajar
yaitu memberikan materi pengertian shalat bagi orang sakit. Dalam hal
ini peneliti bertindak sebagai guru. Adapun proses belajar mengajar
mengacu rencana pembelajaran yang telah dipersiapkan yaitu :
1) Kegiatan Awal
a) Mengucapkan salam dilanjutkan dengan mengawali pelajaran
dengan tadarus dan berdoa.
b) Mengadakan apersepsi.
c) Mengadakan pre test.
2) Kegiatan Inti
a) Guru menerangkan pengertian dan tatacara shalat bagi orang
sakit
b) Guru menunjukkan Praktek gerakan shalat bagi orang sakit,
c) Siswa diminta untuk menjawab gerakan yang ditunjukkan guru
melalui Praktek. Pada saat itu adalah Praktek orang shalat
dalam keadaan sakit.
d) Siswa diminta untuk mempraktikkan gerakan yang ditunjukkan
guru melalui Praktek. Pada saat itu adalah Praktek orang shalat
dalam keadaan sakit.
e) Guru memberi pujian dan menyimpulkan hasil kerjasama
siswa.
3) Kegiatan Penutup
a) Refleksi dan memberikan penguatan tentang hasil keija
kelompok siswa.
b) Mengadakan post test.
c) Mengakhiri pertemuan dengan mengucapkan salam.
4) Sumber Belajar
Buku paket Fiqh, LKS Fiqh untuk MI Kelas III Semester II
5) Penilaian dalam Penelitian Tindakan Kelas ini menggunakan tes
tertulis.
Guru menyajikan materi pembelajaran sesuai dengan
skenario pembelajaran. Tindakan yang dilakukan pada
pembelajaran mengacu pada perencanaan tindakan yang telah
dibuat, materi ajar yang disajikan. Dan membagi siswa menjadi
Penilaian pada siswa terdiri dari penilaian unjuk kerja yang
dilakukan selama proses pembelajaran menggunakan lembar
orbservasi dan penilaian tertulis yang telah dilaksanakan,
e. Pengamatan
Pengamatan dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan
dengan menggunakan instrumen yang telah tersedia (lembar
pengamatan). Dalam melakukan penelitian disini peneliti bertindak
sebagai guru sekaligus pengamat, Fokus pengamatan adalah kegiatan
siswa dalam mengerjakan tugas yang sesuai dengan rencana
pembelajaran.
Pelaksanaan pada siklus ini sudah nampak dengan penerapan
strategi yang telah direncanakan. Sebagai pada penjelasan di atas
tentang pengaturan setting kelas yang semula masih bersifat
konvensional dirubah bentuk melingkar, hal ini dimaksudkan agar ada
interaksi selama proses belajar mengajar (lihat lampiran foto 1).
Dari hasil pengamatan selama siklus ini berlangsung (yang
dilakukan pada 27 April 2010) diperoleh data melalui lembar
pengamatan sebagai berikut:
Tabel 1.1
Hasil Pengamatan Siklus 1
No Hal-hal yang diamaati Hasil
A B C D
1 Perhatian siswa ketika menerima perintah
V
2 Mengaitkan materi dengan pengetahuan lain yang
3 Mengaitkan materi dengan realitas kehidupan
V
4 Catatan tugas
V
5 Keseriusan siswa dalam mengutarakan
pengalaman
V
6 Pengecekan oleh guru
V
7 Tingkat pemahaman siswa pada materi
pembelajaran
V
8 Tanggapan / respon terbuka siswa
V
9 Situasi pembelajaran
~ T
10 Partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran
V
11 Keceriaan dan antusiasme siswa dalampembelajaran
V
12 Kemajuan belajar selama proses
V
Keterangan:
A (sangat baik), B (baik), C (cukup), D (kurang)
f. Refleksi
Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan memperoleh
Praktekan bahwa penerapan metode tersebut berdampak positif bagi
siswa, tindakan yang dilakukan adalah siswa lebih termotivasi untuk
belajar dan bertambah rasa keingintahuan pada proses pembelajaran.
Hal apa saja yang perlu diperbaiki yaitu teknik/ cara penyampaian
bahan ajar, siswa masih kurang paham dengan apa yang dikehendaki
oleh guru dalam melaksanakan tugas masih belum jelas, fokus
perhatian siswa pada pembelajaran kurang. Guru juga belum
menguasai kelas, juga belum adanya kontrak belajar antar siswa dan
guru.
Hal ini terlihat masih masih ada beberapa siswa yang saling
bercengkerama maupun bermain sendiri. Media yang digunakan belum
media tersebut belum begitu mengena pada tujuan yang harus menjadi
perhatian pada tindakan berikutnya adalah penguasaan terhadap
strategi pembelajaran agar lebih dipahami hal ini bertujuan supaya
siswa lebih mudah menerima arahan - arahan guru.
Media yang dipakai agar lebih dikuasai untuk dapat
mengetahui isi / kandungan pelajaran di dalamnya. Pada dari hasil tes
diperoleh siswa mendapat nilai cukup. Pada siklus I ini ada
peningkatan sekitar 25% dari catatan perhatian siswa terhadap proses
pembelajaran.
2. Deskripsi Pelaksanaan Siklus n
a. Perencanaan
Guru mendeskripsikan dengan kolaborator tentang rencana
tindakan pada siklus II untuk memperbaiki langkah-langkah yang telah
ditempuh pada siklus I. Perbaikan pada siklus II pada persiapan
pembelajaran, pengkondisian suasana belajar, tindakan, pengamatan
dan refleksi. Dari hasil diskusi dapat diperoleh format rencana
tindakan yaitu:
1) Menjelaskan penggunaan bagian-bagian penting dari media yang
akan diipelajari untuk memusatkan perhatian siswa.
2) Membagi kegiatan-kegiatan besar menjadi kegiatan-kegiatan kecil.
3) Memperjelas ketrampilan-ketrampilan yang menjadi bagian suatu
4) Memberi kesempatan kepada siswa untuk mempraktekkan hasil
pengamatan begitu mereka selesai dengan satu topik,
b. Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus II
dilaksanakan Tanggal 11 Mei 2010 di Madrasah Ibtidaiyah Payungan,
Ampel, Kabupaten Boyolali yang meliputi seluruh kegiatan belajar
mengajar yaitu memberikan materi pengertian shalat bagi orang sakit.
Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai guru. Adapun proses belajar
mengajar mengacu rencana pembelajaran yang telah dipersiapkan
yaitu:
1) Kegiatan Awal
a) Mengucapkan salam dilanjutkan dengan mengawali pelajaran
dengan tadarus dan berdoa.
b) Mengadakan apersepsi.
c) Mengadakan pre test.
2) Kegiatan Inti ®
a) Membagi siswa menjadi 2 kelompok masing-masing 5 siswa.
b) Membagi nomor kepada setiap siswa dalam setiap kelompok.
c) Guru membagi tugas kepada masing-masing kelompok.
d) Guru menunjukkan Praktek gerakan shalat bagi orang sakit,
e) Siswa diminta untuk menjawab gerakan yang ditunjukkan guru
melalui Praktek yang di lakukan siswa. Pada saat itu adalah
Praktek orang shalat dalam keadaan sakit.
f) Siswa diminta untuk mempraktikkan gerakan yang ditunjukkan
guru melalui Praktek. Pada saat itu adalah Praktek orang shalat
dalam keadaan sakit.
g) Guru memberi pujian dan menyimpulkan hasil kerjasama
siswa.
3) Kegiatan Penutup
a) Refleksi dan memberikan penguatan tentang hasil keija
kelompok siswa.
b) Mengadakan post test.
c) Mengakhiri pertemuan dengan mengucapkan salam.
4) Sumber Belajar
Buku paket Fiqh, LKS Fiqh untuk MI Kelas III Semester II
5) Penilaian dalam Penelitian Tindakan Kelas ini menggunakan tes
tertulis.
c. Pengamatan
Guru melakukan pengamatan dan mencatat semua proses yang
teijadi dalam tindakan pembelajaran tentang pelaksanaan tindakan
yang telah dilakukannya, mencatat kelemahan-kelemahan dalam
penyampaian materi pelajaran. Mencatat respon siswa terhadap
proses pembelajaran. Pengumpulan data menggunakan lembar
observasi. Hasil tes maupun catatan guru.
Untuk lebih meningkatkan semangat siswa dalam mengikuti
proses pembelajaran, maka setting kelas dibentuk kelompok-kelompok
yang bertujuan untuk dilaksanakan diskusi. Hal ini bertujuan untuk
meningkatkan kreatifitas siswa dalam mengemukakan gagasan atau
pendapatnya. Bentuk setting kelas pada siklus ini dibuat kelompok
diskusi agar siswa saling bekerjasama untuk memecahkan suatu
persoalan yang disampaikan guru (lihat lampiran foto 2).
Dari hasil pengamatan siklus II yang dilakukan tanggal 1 Mei
2010. Pengamatan sebagai berikut:
Tabel 1.2
Hasil Pengamatan Siklus II
No Hal-hal yang diamaati Hasil
A B
c
D1 Perhatian siswa ketika menerima perintah
V
2 Mengaitkan materi dengan pengetahuan lain yang
relevan
V
3 Mengaitkan materi dengan realitas kehidupan
~ T
4 Catatan tugas
T
5 Keseriusan siswa dalam mengutarakan
pengalaman
V
6 Pengecekan oleh guru
V
7 Tingkat pemahaman siswa pada materi
pembelajaran
V
8 Tanggapan siswa
V
9 Situasi pembelajaran
V
10 Partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran
nr
11 Keceriaan dan antusiasme siswa dalampembelajaran
v
12 Kemajuan belajar selama proses
V
A (sangat baik), B (baik), C (cukup), D (kurang)
d. Refleksi
Mengadakan evaluasi pelaksanaan pembelajaran pada siklus II,
untuk merumuskan dan mengidentifikasi masalah yang muncul. Siswa
dalam memberi tanggapan mengenai hasil diskusi cukup baik, namun
masih ada beberapa kelompok yang masih sulit memberi tanggapan
dari hasil diskusi. Hal ini dapat dipahami karena tingakt pengetahuan
yang dimiliki masih sedikit. Sebagian siswa masih belum paham
bagaimana cara berdiskusi dan bekerjasama dalam kelompok yang
baik. Namun siswa sangat tertarik dengan metode diskusi. Meskipun
pelaksanaannya masih bersifat sederhana, sehingga pada pelaksanaan
dan respon siswa pada siklus II juga ada peningkatan. Hasil dari postes
juga mengalami peningkatan dengan nilai rata-rata 6,55 pada siklus ini
juga masih ada kelemahan beberapa siswa dalam memberi tanggapan
masih bersifat pendek belum dapat memberikan tanggapan yang lebih
luas, maka hal ini untuk tindak lanjut pada siklus berikutnya.
3. Deskripsi Pelaksanaan Siklus III
a. Perencanaan
Mempelajari hasil refleksi pada siklus II dengan membuat
perencanaan pembelajaran yang akan diterapkan dalam proses belajar
mengajar.
1) Menekankan bagian-bagian penting dari media yang akan
dipelajari / diamati untuk memutuskan perhatian siswa.
2) Membentuk siswa menjadi beberapa kelompok kecil untuk
melakukan pengamatan dan mendiskusikan bersama temannya.
3) Siswa mengamati model (teman) yang memperagakan shalat bagi
orang sakit disimpan dalam ingatannya.
4) Setelah melalui tahapan menyimpan dalam ingatan siswa dapat
memberi tanggapan dari hasil pengamatannya kemudian diminta
mempraktekkan/ memperagakan dalam bentuk kegiatan
kecil/secara bersama-sama dari hasil belajar mengamati teman
yang memperagakan tata cara shalat bagi orang sakit.
b. Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus III
dilaksanakan Tanggal 25 Mei 2010 di Madrasah Ibtidaiyah Payungan,
Ampel, Kabupaten Boyolali yang meliputi seluruh kegiatan belajar
mengajar yaitu memberikan materi pengertian shalat bagi orang sakit.
Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai guru. Adapun proses belajar
mengajar mengacu rencana pembelajaran yang telah dipersiapkan
yaitu:
1) Kegiatan Awal
a) Mengucapkan salam dilanjutkan dengan mengawali pelajaran
dengan tadarus dan berdoa.
c) Mengadakan pre test.
2) Kegiatan Inti
a) Membagi siswa menjadi 2 kelompok masing-masing 5 siswa.
b) Membagi nomor kepada setiap siswa dalam setiap kelompok.
c) Guru membagi tugas kepada masing-masing kelompok.
d) Guru menunjukkan Praktek gerakan shalat bagi orang sakit,
(Siswa diam sejenak dan mengamati Praktek tersebut)
e) Siswa diminta untuk menjawab gerakan yang ditunjukkan guru
melalui Praktek yang di lakukan siswa. Pada saat itu adalah
Praktek orang shalat dalam keadaan sakit.
f) Siswa diminta untuk mempraktikkan gerakan yang ditunjukkan
guru melalui Praktek. Pada saat itu adalah Praktek orang shalat
dalam keadaan sakit.
g) Guru memberi pujian dan menyimpulkan hasil kerjasama
siswa.
3) Kegiatan Penutup
a) Refleksi dan memberikan penguatan tentang hasil keija
kelompok siswa.
b) Mengadakan post test.
c) Mengakhiri pertemuan dengan mengucapkan salam.
4) Sumber Belajar
5) Penilaian dalam Penelitian Tindakan Kelas ini menggunakan tes
tertulis,
c. Pengamatan
Pengamatan dilakukan bersamaan dengan tindakan dengan
menggunakan instrumen yang tersedia. Dalam melakukan penelitian
peneliti disini bertindak sebagai guru, Fokus pengamatan adalah
kegiatan siswa dalam proses pembelajaran. Siswa sudah paham dengan
strategi yang digunakan, mencatat ketidaksesuaian pelaksanaan
tindakan, tanggapan siswa terhadap pelaksanaan tindakan.
Pada siklus ini merupakan kegiatan pengamatan terhadap
perilaku model untuk diambil nilai positifnya serta memberi respon/
tanggapan perilaku yang salah pada model. Pelaksanaan kegiatan
siklus ini siswa sedang memberi contoh membaca niat shalat fardhu
yang kemudian ditirukan teman-temannya (lampiran foto 4).
Salah seorang siswa bernama Rahmawati Wahyu Handayani
yang memberi contoh tata cara shalat bagi orang yang sakit kemudian
siswa lain mengamatinya, memberi tanggapan dari peragaan shalat
tersebut. Diperoleh hasil bahwa gerakan-gerakan shalat bagi orang
yang sakit sudah baik (lihat lampiran foto 5 dan 6).
Dari hasil pengamatan siklus III dilakukan tanggal 25 Mei
2010 diperoleh data dengan menggunakan hasil lembar pengamatan