• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN HASIL BELAJAR TENTANG SHALAT BAGI ORANG SAKIT PADA MATA PELAJARAN FIQIH DENGAN METODE PRAKTEK KELAS III MI PAYUNGAN KEC. KALIWUNGU KAB. SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2009/2010 - Test Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PENINGKATAN HASIL BELAJAR TENTANG SHALAT BAGI ORANG SAKIT PADA MATA PELAJARAN FIQIH DENGAN METODE PRAKTEK KELAS III MI PAYUNGAN KEC. KALIWUNGU KAB. SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2009/2010 - Test Repository"

Copied!
121
0
0

Teks penuh

(1)

S K R I P S I

Diajukan untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan Islam

Oleh:

NUR FADZILLAH

NIM: 11408228

JURUSAN TARBIYAH .

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI

S A L A T I G A

(2)
(3)

Nama NIM

Jurusan / Progdi Judul

: NUR FADZILLAH

11408228

TARRIYAH / PAI

PENINGKATAN HASIL BELAJAR

TENTANG SHALAT BAGI ORANG SAKIT

PADA MATA PELAJARAN FIQIH DENGAN

METODE PRAKTEK KELAS III MI

PAYUNGAN KECAMATAN KALIWUNGU

KABUPATEN SEMARANG TAHUN AJARAN

2009/2010

Telah kami setujui untuk dimunaqosahkan

Salatiga, 15 Agustus 2010 Pembimbing,

Suwardi, M.Pd

(4)

PENGESAHAN KELULUSAN

Skripsi Saudari: Nur Fadzillah dengan Nomor Induk Mahasiswa: 11408228 yang berjudul Peningkatan Hasil Belajar Tentang Sholat Bagi Orang Sakit Pada M ata Pelajaran Fiqih dengan Metode Praktek Kelas IH Mi Payungan Kec. Kaliwungu, Kab. Semarang tahun 2009/ 2010 telah dimunaqosyahkan dalam Sidang Panitia Ujian, Jurusan Syariah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga, pada hari Sabtu yang bertepatan dengan tanggal 25 September 2010 dan telah diterima sebagai bagian dari syarat-syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)

Salatiga, 25 September 2010

Panitia Ujian

Dr. Rahmat Harivadi. M.Pd 19670112 199202 1 005

Pendujl II,

VS.'

Ilw a MinrSin, S.HL M.g Nip. 19790930200312 1 001

(5)

Lamp. : Proposal Skripsi

Hal : Nota Pem bim bing

Yth. Suwardi, M.Pd. Di - Tempat

Assalamualaikum wr. wb.

Dalam rangka penulisan Skripsi Mahasiswa Program Sarjana (S .l). Saudara ditunjuk sebagai Dosen Pembimbing Skripsi mahasiswa:

Judul Skripsi

Peningkatan Hasil Belajar tentang Shalat Bagi Orang Sakit pada Mata Pelajaran Fiqih dengan Metode Praktik Kelas III MI Payungan Kec. Kaliwungu Kab. Semarang Tahun Pelajaran 2009/2010

Apabila dipandang perlu Saudara diminta mengoreksi tema Skripsi di atas.

Demikian untuk diketahui dan dilaksanakan.

Wassalamualaikum wr. wb.

N om or: Sti.24/K- 1/PP.00.9/I-1.1.217/2010 2 Agustus 2010

N a m a NIM Jurusan

Nur Fadzillah 11408228

Pendidikan Agama Islam

a n K e t u a .

Peir rkademik

Dr. I.Pdl

NIP. 19670112 199203 1 005

(6)

SURAT IJIN PENELITIAN

Nomor: 036/ 20.05.2010

Assalamu ’alaikum wr. wb.

Yang bertanda tangan di bawah ini adalah kepala Madrasah Ibtidaiyah Payungan

Kecamatan Kaliwungu Kabupaten Semarang, memberikan ijin kepada :

Untuk melakukan penelitian guna memperoleh data atau keterangan dalam

rangka menyusun Skripsi dengan judul : “Peningkatan Hasil Belajar Tentang Shalat

Bagi Orang Sakit Pada Mata Pelajaran Fiqih Dengan Metode Praktek Kelas III

MI Payungan Kecamatan Kaliwungu Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran

2009/ 2010” mulai tanggal 20 April 2010 s/d selesai.

Demikian surat ijin dibuat untuk dapat digunakan sebagaimana mestinya.

Wassalamu ’alaikum wr. wb.

Nama

NIM

Pekerjaan

Jurusan

Program Studi

NUR FADZILLAH

11408228

Mahasiswa STAIN Salatiga

Tarbiyah

PAI

(7)

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : NUR FADZILLAH

NIM

:11408228

Jurusan : Tarbiyah

Program Studi : Pendidikan Agama Islam

Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya

saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan

orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode

etik ilmiah.

Salatiga, 15 Agustus 2009

Yang menyatakan,

NUR FADZILLAH

(8)

JAtfah a^ati mengangkat derajat diantara kgmu dari orang-orang yang

Seriman dan orang-orang yang 6erifmu.

PERSEMBAHAN

tjntuk orang tuaku

Para dosenku saudara-saudaraku,

Sahabat-sahabat seperjuanganku,

Dan suamiku yang telah membantu dan mendampingiku

(9)

ORANG SAKIT PADA MATA PELAJARAN FIQIH DENGAN METODE

PRAKTEK KELAS HI MI PAYUNGAN KECAMATAN KALIWUNGU

KABUPATEN SEMARANG TAHUN AJARAN 2009/2010”, untuk memenuhi

salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam dalam Ilmu

Tarbiyah.

Penulis memperoleh banyak bimbingan, dukungan dan arahan dari

banyak pihak dalam menyusun skripsi ini. Oleh karena itu, penulis mengucapkan

penghargaan yang tak terhingga kepada:

1. Bapak Dr. Imam Sutomo, M.Ag. selaku Ketua Sidang dan sekretaris sidang

Munaqosah STAIN Salatiga.

2. Bapak Suwardi, M.Pd yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan

kepada penulis.

3. Para Dosen dan Staf Pengajar di lingkungan STAIN Salatiga yang telah

memberikan ilmu petigetahuan sehingga skripsi ini dapat selesai.

4. Kepala MI PAYUNGAN KECAMATAN yang telah memberikan ijin untuk

melakukan penelitian ini.

5. Suami, bapak, ibu dan saudara-saudaraku tercinta yahg telah memberikan

bantuan baik secara moril maupun materiil.

Semoga arhal bdik dan bantuannya tersebut metidapatkan balasan yang

baik dari Allah SWT. Penulis berharap semoga skripsi irti behnaniaat bagi penulis

sendiri maupun pembaca pada umumnya. Amiin.

Salatiga, 15 Agustus 2010

Penulis

NUR FADZILLAH

(10)

FIQIH DENGAN METODE PRAKTEK KELAS HI MI PAYUNGAN KECAMATAN KALIWUNGU KABUPATEN SEMARANG TAHUN AJARAN 2009/2010. Jurusan Tarbiyah. Program Studi Pendidikan Agama Islam. Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Suwardi, M.Pd.

Kata Kunci: Shalat, Orang Sakit, Fiqih, Metode Praktek

Penelitian ini merupakan peningkatan hasil belajar tentang shalat bagi orang sakit pada mata pelajaran fiqih dengan metode praktek kelas m MI Payungan Kecamatan Kaliwungu Kabupaten Semarang Tahun ajaran 2009/2010. Masalah yang diteliti dalam skripsi ini adalah (1) Apakah metode Praktek dapat meningkatkan efektifitas pembelajaran materi shalat bagi orang sakit dalam pelajaran fiqih ? (2) Apakah metode Praktek dapat meningkatkan aktifi tas siswa dalam pembelajaran materi shalat bagi orang sakit, dalam pelajaran fiqih ? (3)Apakah materi Praktek dapat meningkatkan penguasaan materi shalat bagi orang sakit dalam pelajaran fiqih ?

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang termasuk dalam penelitian kualitatif dan dilaksanakan dalam tiga siklus penelitian.

(11)

PENGESAHAN... iii

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN... iv

MOTO DAN PERSEMBAHAN... v

KATA PENGANTAR... vi

ABSTRAK... vii

DAFTAR ISI... viii

DAFTAR GAMBAR... xi

DAFTAR LAMPIRAN... xii

BAB I PENDAHULUAN... 1

A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Rumusan Masalah... 4

C. Tujuan Penelitian... 4

D. Manfaat Penelitian... 4

E. Definisi Operasional... 5

F. Metode Penelitian... 6

G. Sistematika Periulisan Skripsi... 10

BABU KAJIAN PUSTAKA... 11

A. Penguasaan Materi Fiqih... 11

1. Pengertian B elajar... 11

2. Hasil Belajar... 12

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar... 15

4. Fiqih... 23

(12)

d. Shalat Bagi Orang Sakit... 26

B. Metode Praktek ... 29

1. Pengertian Metode Praktek... 29

2. Langkah-langkah Metode Praktek ... 31

BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN... 33

A. Lokasi dan Waktu Pelaksanaan... 33

B. Pelaksanaan Penelitian... 34

L Deskripsi Pelaksanaan Siklus 1... 35

2. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II... 40

3. Deskripsi Pelaksanaan Siklus III... 44

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN... 37

A. Hasil Penelitian... 37

1. Hasil Penelitian dan Pembahasan Siklus I ... 50

2. Hasil Penelitian dan Pembahasan Siklus I I ... 54

3. Hasil Penelitian dan Pembahasan Siklus III ... 59

B. Pembahasan ... 64

BAB V PENUTUP.... ... 74

A. Kesimpulah... 74

B. Saran... 75

C. Penutup... 75

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

RIWAYAT HIDUP PENULIS

(13)

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan fiqih merupakan pendidikan yang sangat penting sebagai

dasar dari setiap muslim untuk mengetahui, mempelajari dan mengamalkan

ajaran agama Islam. Pendidikan ini menjadi tanggungjawab bersama terlebih

sebagai orangtua yang mempunyai peranan penting dalam pendidikan anak.

Pendidikan ini perlu diterapkan dalam kehidupan sehari-hari sehingga akan

menjadi suatu kebiasaan yang berubah menjadi watak.

Pentingnya pendidikan agama bagi setiap warga negara terbukti dengan

adanya peraturan pemerintah yang mengharuskan pendidikan agama diberikan

kepada anak-anak sejak taman kanak-kanak sampai perguruan tinggi. Secara

garis besar tujuan pendidikan agama di Madrasah Ibtidaiyah adalah untuk

mendidik anak-anak supaya menjadi orang yang bertaqwa kepada Tuhan Yang

Maha Esa, yang berarti taat dan patuh menjalankan perintah serta menjauhi

larangan-larangan-N ya

Beberapa prinsip yang harus diperhatikan ketika guru/pendidik

menerapkan pembelajaran antara lain :

1. Memahami sifat-sifat peserta didik

2. Mengenal peserta didik secara perorangan

3. Memanfaatkan perilaku peserta didik dalam pengorganisasian belajar

(14)

4. Mengembangkan kemampuan berfikir kritis dan kreatif serta mampu

memcahkan masalah

5. Menciptakan lingkungan kelas sebagai lingkungan belajar yang menarik

6. Memanfaatkan lingkungan sebagai lingkungan belajar

7. Memberikan umpan balik yang baik untuk meningkatkan kegiatan

8. Membedakan antara fisik dan aktif mental

(Modul Pelatihan PAIKEM, 2008: 5)

Guru memegang peranan yang penting dalam mengajarkan pelajaran

fiqih, agar pelajaran tersebut tidak membosankan dan kurang memberikan kesan

terhadap siswa, maka guru berperan penting dalam penyampaian materi. Posisi

guru adalah sebagai fasilitator dan memotivasi akan pentingnya mempelajari

pelajaran fiqih sebagai bekal dalam kehidupan. Apabila guru dapat memotivasi

dan menyampaikan dengan baik serta mengesankan kepada siswa maka

pelajaran fiqih akan beijalan dengan menyenangkan dan terhindar dari

kebosanan, karena titik kejenuhan akan timbul apabila dalam lingkungan sekitar

tidak adanya suatu perubahan atau keadaan yang monoton. Supaya hal tersebut

tidak terjadi, sebagai seorang guru harus dapat menggunakan variasi dalam

proses pembelajarannya.

Untuk meningkatkan semangat dalam belajar seorang pengajar harus

kreatif dalam mengelola kelas, menggunakan media pembelajaran dan metode

yang tepat sehingga siswa menjadi aktif dan prestasi belajar dapat tercapai

(15)

merupakan komponen pengajaran yang memegang penting dan utama karena

keberhasilan proses belajar mengajar sangat ditentukan oleh faktor guru. Tugas

guru adalah menyampaikan materi pelajaran kepada siswa melalui interaksi

komunikasi dalam proses belajar mengajar yang dilakukannya. Keberhasilan

guru dalam menyampaikan materi sangat ditentukan oleh faktor guru. Tugas

guru adalah menyampaikan materi pelajaran kepada siswa melalui interaksi

komunikasi dalam proses belajar mengajar yang dilakukannya. Keberhasilan

guru dalam menyampaikan mnatri sangat tergantung pada kelancaran, interaksi

komunikasi antara guru dengan siswanya. Ketidaklancaran komunikasi

membawa akibat terhadap pesan yang diberikan guru (Answir dan M.

Bassyirudin, 2002: 1).

Untuk membantu memahami mata pelajaran fiqih terutama bab ibadah

shalat bagi orang yang sakit, disini perlu adanya sebuah media ataupun metode

dalam mengajar yang nantinya akan berguna dan lebih memberikan kesan

terhadap siswa. Maka dari latar belakang tersebut penulis tertarik untuk

melakukan Penelitian Tindakan Kelas untuk dikaji lebih jauh, sistematis, dan

obyektif dengan judul ” PENINGKATAN HASIL BELAJAR TENTANG

SHALAT BAGI ORANG SAKIT PADA MATA PELAJARAN FIQIH

DENGAN METODE PRAKTEK PADA SISWA KELAS III MI PAYUNGAN

KECAMATAN KALIWUNGU KABUPATEN SEMARANG TAHUN

(16)

B. Rumusan Masalah

1. Apakah metode Praktek dapat meningkatkan efektifitas pembelajaran

materi shalat bagi orang sakit dalam pelajaran fiqih ?

2. Apakah metode Praktek dapat meningkatkan aktifitas siswa dalam

pembelajaran materi shalat bagi orang sakit, dalam pelajaran fiqih ?

3. Apakah materi Praktek dapat meningkatkan penguasaan materi shalat bagi

orang sakit dalam pelajaran fiqih ?

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui bahwa metode praktek dapat meningkatkan efektifitas

pembelajaran shalat bagi orang sakit dalam pelajaran fiqih.

2. Untuk mengetahui bahwa metode praktek dapat meningkatkan aktifitas

pembelajaran materi shalat bagi orang sakit dalam pelajaran fiqih.

3. Untuk mengetahui bahwa metode praktek dapat meningkatkan penguasaan

materi shalat bagi orang sakit dalam pelajaran fiqih.

D. Manfaat Penelitiatt

a. Bagi Siswa

Diharap memperoleh pembelajaran fiqih yang lebih menarik dan

mengalami peningkatan pemahaman konsep pembelajaran yang telah

(17)

b. Bagi Guru

Diharapkan dapat membantu mengatasi permasalahan pembelajaran dan

memperoleh peningkatan ketrampilan dan kemampuan untuk

meningkatkan kualitas pembelajaran fiqih.

E. Definisi Operasional

Hasil belajar merupakan orientasi dari tujuan pembelajaran. Semua

aktifitas guru dan siswa diupayakan untuk mencapai tujuan yang telah

ditentukan. Keberhasilan pembelajaran selain penguasaan materi pelajaran juga

pada proses untuk mengubah perilaku siswa dengan tujuan yang hendak dicapai

yaitu siswa mampu mengamalkan/mempraktekkan shalat bagi orang sakit.

Metode praktek adalah model pembelajaran atau penyajian bahan

pelajaran yang berupa penerapan langsung dari teori yang telah disampaikan

oleh pendidik dan yang telah diamati oleh peserta didik.

Dalam penggunaan metode ini ada tiga tahapan kegiatan yaitu :

1. Tahap perencanaan tugas yang dilakukan besrama oleh guru dan siswa,

sesuai dengan tuntutan kurikulum

2. Tahap pelaksanaan tugas oleh siswa, pada tahap ini siswa mempraktekkan

dari teori yang disampaikan pendidik dan yang diamati oleh peserta didik.

3. Tahap pelaporan pelaksanaan tugas oleh siswa dan penilaian hasil belajar

(18)

F. Metodologi Penelitian

1. Rencana Penelitian

Rencana penelitian yang ditetapkan berupa penelitian tindakan kelas yaitu

sebagai bentuk penelitian refleksi yang dilakukan oleh pendidik sendiri

terhadap kurikulum pengembangan sekolah, meningkatkan prestasi

belajar, pengembangan keahlian, mengajar, dan sebagainya.

Menurut jenisnya penelitian tindakan kelas ada 4 macam, yaitu :

a. PTK Diagnostik

Yaitu pembelajaran yang dirancang dengan menuntut penelitian ke

arah tindakan. Penelitian mendiagnosis dan memasuki situasi terhadap

latar penelitian :

b. PTK Persiapan

Yaitu apabila orang yang akan melaksanakan penelitian harus terlibat

langsung didalam proses penelitian sejak awal sampai dengan

pembuatan laporan penelitian.

c. PTK Empiris

Yaitu apabila penelitian berupaya melaksanakan suatu tindakan atau

aksi dan membukukan apa yang dilakukan dan apa yang tejadi selama

aksi berlangsung

(19)

Yaitu apabila PTK diselenggarakan dengan berupaya menerapkan

berbagai teknik atau strategi secara efektif dan efisien didalam suatu

kegiatan belajar mengajar (Dr. Basuki Wibawa, 2003: 15-16)

Dalam penelitian ini penulis menggunakan jenis penelitian tindakan

kelas eksperimen yang berupaya menerapkan suatu strategi untuk

meningkatkan efektifitas proses pembelajaran mata pelajaran fiqih.

2. Subyek Penelitian

Subyek yang akan dikenai tindakan adalah kelas III dan guru mata

pelajaran fiqih di Madrasah Ibtidaiyah Payungan Kec. Kaliwungu, Kab.

Semarang tahun pelajaran 2009/2010. dasar pertimbangan pilihan subyek

yakni perlu adanya penerapan tindakan dalam penelitian ini terhadap

pembelajaran fiqih di Madrasah Ibtidaiyah Payungan, khususnya kelas III.

3. Langkah-langkah /Siklus Penelitian

Tahapan-tahapan dalam rancangan penelitian tindakan kelas secara

terperinci adalah sebagai b erikut:

a. Perencanaan tindakan

b. Pelaksanaan tindakan

c. Pengamatan tindakan

d. Refleksi tindakan

Dalam penelitian tindakan keempat tahap tersebut adalah unsur yang

membentuk sebuah siklus, yaitu satu putaran kegiatan beruntun yang

(20)

berkesinambungan sampai peneliti puas dengan hasil yang akan

mengakhiri siklus-siklus tersebut. Langkah-langkah yang dilakukan

penulis dalam penelitian tindakan kelas ini merencanakan sebuah siklus

dari siklus I sampai dengan siklus III dengan asumsi waktu penelitian

terbatas dan materi pelajaran sedikit.

4. Instruman Penelitian

Dalam melakukan penelitian ini menggunakan beberapa jenis instrumen

untuk memperoleh data yang diperlukan. Instrumen-instrumen tersebut

adalah tes observasi/pengamatan dan dokumentasi.

5. Pengumpulan Data

a. Dokumentasi

Untuk mengetahui nilai pelajaran fiqih sebelum penerapan penelitian

tindakan kelas sehiungga dapat mengelompokkan siswa menjadi tiga

kelompok tinggi, sedang, dan rendah

b. Tes

Tes yang digunakan adalah tes observasi/pengamatan langsung kepada

siswa untuk pengambilan nilai dalam mengeijakan shalat bagi orang

sakit mulai dari niat, bacaan, gerakan, posisi, sampai pada salam. Tes

berupa tes awal maupun tes akhir

6. Teknik Analisis Data

Data yang telah terkumpul dianalisis secara kuantitatif dan kualitatif.

(21)

untuk mengukur prestasi belajar siswa dianalisis menggunakan tes,

rentang nilai antara 1 0 - 1 0 0 . Dengan kategori tinggi antara 76 - 100,

kategori sedang/cukup 68 - 75 kategori kurang antara 0 - 59, kemudian

dari nilai anak dirata-rata dengan ru m u s:

Mean = I x

N

Ket.

Mean = nilai rata-rata

I x = jumlah nilai / skor

N = jumlah anak

Kemudian dicari prosentase nilai anak untuk mengetahui nilai rata-rata

anak itu tinggi, cukup, atau kurang

Prosentase = f/n x 100%

Ket.

F = frekuensi anak

(22)

G. Sistematika Penulisan Skripsi

Dalam sistematika penulisan skripsi, materi skripsi akan dibagi beberapa

bagian yaitu :

1. Bagian muka, yaitu terdiri halaman judul, lembar persetujuan

pembimbing, lembar persetujuan dan pengesahan, pernyataan keaslian

tulisan, abstrak, kata pengantar dan daftar isi.

2. Bagian isi yaitu terdiri dari atas berbagai bab sebagai b erik u t:

Bab I : Merupakan bab pendahuluan yang terdiri atas latar belakang

masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, definisi istilah,

metodologi penelitian, sistematika penulisan skripsi

Bab II : Kajian pustaka berisi tentang penguasaan pelajaran fiqih dan

pengeretian metode praktek

Bab III : Pelaksanaan penelitian menguraikan tentang deskripsi

pelaksanaan siklus I (rencana pelaksanaan,

pengamatan/pengumpulan data dan refleksi), deskrispi

pelaksanaan siklus II, deskripsi pelaksanaan siklus III

Bab IV : Menjelaskan tentang hasil penelitian dan pembahasan deskripsi

per siklus (data hasil pengamatan/wawancara, refleksi

keberhasilan dan kegagalan dan pembahasan)

BAB V : Penutup berisi kesimpulan, saran. Bagian akhir meliputi daftar

(23)

1. Pengertian Belajar

Belajar menurut Morris L. Bigge seperti yang dikutip Darsono,

dkk. Adalah perubahan yang menetap dalam diri seseorang yang tidak

dapat diwariskan secara genetis. Perubahan itu teijadi pada pemahaman

campuran dari semuanya secara sistematis sebagai akibat pengalaman

dalam situasi-situasi tertentu (PAIKEM : 9).

Proses belajar itu teijadi karena adanya interaksi (hubungan) antara

seseorang dengan lingkungannya. Belajar dapat terajdi kapan saja dan

dimana saja tempatnya. Yang menandai seseorang itu belajar adalah

adanya tingkah laku dari orang itu.

Disamping pengertian tersebut, bila membahas tentang belajar

setidaknya akan muncul beberapa dimensi dan indikator berikut:

a. Belajar ditandai oleh adanya perubahan pengetahuan sikap, tingkah

laku, dan ketrampilan yang relatif tetap dalam diri seseorang sesuai

tujuan yang diharapkan.

b. Belajar teijadi melalui latihan dan pengalaman yang bersifat komulatif

c. Belajar merupakan proses aktif konstruktif yang teijadi melalui mental

proses. Mental proses adalah serangkaian proses kognitif yang

meliputi persepsi (perception), perhatian (attention), mengingat

(24)

(memory), berpkir (thinking, reasoning), memecahkan masalah, dan

lain-lain.

2. Hasil Belajar

a. Pengertian Hasil Belajar

Menurut Agus Suprijono (2010: 5) hasil belajar adalah pola-

pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi

dan keterampilan yang berupa

1) Informasi verbal yaitu kapabilitas mengungkapkan pemgetahuan

dalam bentuk bahasa, baik lisan maupun tertulis. Kemampuan

merespon rangsangan secara spesifik, kemampuan tersebut tidak

memerlukan manipulasi simbol, pemecahan masalah maupun

penerapan aturan

2) Keterampilan intelektual kemampuan mempresentasikan konsep

dan lambang. Keterampilan tersebut merupakan kemampuan

melakukan aktivitas kognitif bersifat khas

3) Strategi kognitif yaitu kecakapan menyalurkan dan mengarahkan

aktivitas kognitifnya sendiri, kemampuan ini meliputi penggunaan

konsep dan kaidah dalam memecahkan masalah

4) Kemampuan motorik yaitu kemampuan melakukan serangkaian

gerak jasmani dalam urusan dan koordinasi, sehingga terwujud

otomatisme gerak jasmani

b. Cakupan hasil belajar

(25)

a) Knowledge (pengetahuan, ingatan)

b) Comprehension (pemahaman, menjelaskan)

c) Application (menerapkan)

d) Analysis (menguraikan, menentukan hubungan)

e) Synthesis (mengorganisasikan, merencanakan)

f) Evaluation (menilai)

2) Domain efektif yang meliputi

a) Receiving (sikap menerima)

b) Responding (memberikan respon)

c) Valuing (nilai)

d) Organization (organisasi)

e) Characterization (karakterisasi)

3) Domain psikomotor yang meliputi

a) Keterampilan produktif

b) Teknik

c) Fisik

d) Sosial

e) Manajerial

f) Intelektual

c. Indikator keberhasilan dalam belajar

Indikator keberhasilan dalam belajar Usman Setiawati (1993:

(26)

tolak ukur dalam menyatakan bahwa suatu proses belajar mengajar

dapat dikatakan berhasil berdasarkan ketentuan kurikulum adalah:

1) Daya serap terhadap bahan pelajaran yang diajarkan mencapai

prestasi tinggi baik secara individu maupun kelompok

2) Perilaku yang digariskan dalam tujuan pengajaran telah dicapai

siswa baik secara individu maupun klasikal

Namun yang banyak dijadikan sebagai tolak ukur keberhasilan

dari keduanya ialah daya serap siswa terhadap pelajaran

d. Tingkat keberhasilan

Untuk mengetahui sampai dimana tingkat keberhasilan belajar

siswa terhadap proses belajar yang telah dilakukannya sekaligus juga

untuk mengetahui tingkat keberhasilan mengajar guru, kita dapat

menggunakan acuan tingkat keberhasilan tersebut sejalan dengan

kurikulum yang berlaku saat ini adalah sebagai berikut:

1) Istimewa/maksimal

Apabila seluruh bahan pelajaran yang diajarkan dapat dikuasai

siswa

2) Baik sekali/optimal

Bila sebagian besar (85% s/d 94 %) bahan pelajaran yang diajarkan

dapat dikuasai siswa

3) Baik/minimal

Apabila bahan yang diajarkan hanya 75 % s/d 84% dikuasai siswa

(27)

Apabila bahan pelajaran yang diajarkan kurang dari 75% dikuasai

siswa, dengan melihat data yang terdapat dalam format daya serap

siswa dalam pelajaran dan presentasi keberhasilan siswa dalam

mencapai tujuan pembelajaran tersebut. Dapatlah diketahui tingkat

keberhasilan proses belajar mengajar yang elah dilakukan oleh

siswa dan guru.

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar

Ada berbagai macam faktor-faktor yang dapat mempengaruhi

dalam belajar, diantaranya adalah:

a. Faktor Internal

Faktor ini terjadi pada kondisi diri atau faktor dalam siswa itu

sendiri, yaitu:

1) Faktor Jasmaniah

Menurut Slameto faktor jasmaniah terdiri dari:

a) Faktor kesehatan

Sehat berarti dalam keadaan baik segenap badan beserta

bagian-bagiannya bebas dari penyakit. Kesehatan adalah

keadaan atau hal sehat. Kesehatan seseorang berpengaruh

terhadap belajarnya.

Proses belajar seseorang akan terganggu jika kesehatan

seseorang terganggu, selain itu is juga akan cepat lelah, kurang

bersemangat, mudah pusing, ngantuk jika badannya lemah,

kurang darah ataupun ada gangguan-gangguan atau kelainan-

(28)

badan. Cacat itu dapat berupa buta, setengah buta, tuli,

setengah tuli, patah kaki, dan patah tangan, lumpuh dan lain-

lain.

Keadaan cacat tubuh juga mempengaruhi belajar.

Siswa yang cacat belajarnya juga terganggu. Jika hal ini

terjadi, hendaknya is belajar pada lembaga pendidikan

khusus atau diusahakan alat bantu agar dapat menghindari

atau pengaruh kecacatannya itu. Lilik Sriyati menambahkan

bahwa, faktor jasmaniah yang mempengaruhi dalam belajar

adalah gangguan panca indera dan kelelahan (Lilik Sriyati,

2009:10).

2) Faktor Psikologis

Sekurang-kurangnya ada tujuh faktor yang tergolong dalam

faktor psikologis yang mempengaruhi belajar. Faktor-faktor itu

adalah: intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan dan

kelelahan. Uraian berikut ini akan membahas faktor-faktor

tersebut,

a) Intelegensi

Menurut J.P Chop merumuskan intelegensi adalah

(29)

untuk m en g h ad ap i dan menyesuaikan ke dalam situasi

yang baru dengan cepat dan efektif, mengetahui atau

menggunakan teori-teori abstrak secara efektif, mengetahui

relasi dan mempelajarinya dengan cepat.

b) Perhatian

Perhatian menurut Gazali adalah keaktifan jiwa yang

dipertinggi, jiwa itupun semata-mata tertuju kepada suatu

obyek (benda/ hal) atau sekumpulan obyek. Untuk dapat

m enjam in basil b elajar yang baik, maka siswa harus

mempunyai perhatian terhadap bahan yang dipelajarinya, jika

bahan pelajaran tidak menjadi perhatian siswa, maka timbullah

kebosanan, sehingga ia tidak lagi suka belajar. Agar siswa

dapat belajar dengan baik, usahakanlah bahan pelajaran itu

sesuai dengan hobi atau bakatnya.

c) Minat

Hilgard memberi rumusan tentang minat adalah

kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan

mengenang beberapa kegiatan. Kegiatan yang diminati

seseorang, diperhatikan terus-menerus yang disertai dengan

rasa senang. Jadi berbeda dengan perhatian, karena perhatian

sifatnya sementara tidak dalam waktu yang lama dan belum

tentu diikuti dengan perasaan senang, sedangkan minat

selalu diikuti dengan perasaan senang dan dari situ

(30)

d) Bakat

Bakat atau aptitude menurut Hilgard adalah: "the

capacity it learn.” Dengan perkataan lain bakat adalah

kemampuan untuk belajar. Kemampuan itu bam akan terealisasi

menjadi kecakapan yang nyata sesudah belajar atau berlatih.

Orang yang berbakat mengetik, misalnya akan lebih cepat

dapat mengetik dengan lancar dibandingkan dengan orang lain

yang kurang atau tidak berbakat di bidang itu.

e) M o tif

Motif erat sekali hubungannya dengan tujuan yang akan

dicapai. Di dalam menentukan tujuan itu dapat disadari atau

tidak, akan tetapi untuk mencapai tujuan itu perlu berbuat,

sedangkan yang menjadi penyebab berbuat adalah motif itu

sendiri sebagai daya penggerak atau pendorongnya.

f) Kematangan

Kematangan adalah suatu tingkat atau fase dalam

pertumbuhan seseorang, di mana alat-alat tubuhnya sudah siap

untuk melaksanakan kecakapan baru. Misalnya anak dengan

kakinya sudah siap untuk berjalan, tangan dengan jari-jarinya

sudah siap untuk menulis dan lain-lain. Kematangan belum

berarti anak dapat melaksanakan kegiatan secara terus

menerus, untuk itu diperlukan latihan-latihan dan pelajaran.

Dengan kata lain anak yang sudah siap (matang) belum dapat

(31)

lebih berhasil jika anak sudah siap (matang). Jadi kemajuan

baru untuk memiliki kecakapan itu tergantung dari kematangan

dan belajar,

g) Kesiapan

Kesiapan atau readness menurut James Drever

adalah: preparedness to respond or react.

Kesediaan untuk memberi response atau bereaksi.

Kesediaan itu timbul dari dalam diri seseorang dan juga

berhubungan dengan kematangan, karena kematangan berarti

kesiapan untuk melakukan kecakapan. Kesiapan ini perlu

diperhatikan dalam proses belajar, karena jika siswa belajar dan

padanya sudah ada kesiapan, maka hasil belajarnya akan

lebih baik.

3) Faktor Kelelahan

Kelelahan pada seseorang walaupun sulit untuk dipisahkan

tetapi dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu kelelahan

jasmani dan kelelahan rohani (bersifat psikis).

Kelelahan jasmani terlihat dengan lemah lunglainya tubuh

dan timbul kecenderungan untuk membaringkan tubuh. Kelelahan

jasmani terjadi karena terjadi kekacauan substansi sisa

pembakaran di dalam tubuh, sehingga darah tidak atau kurang

lancar pada bagian-bagian tertentu.

Kelelahan baik secara jasm ani maupun rohani dapat

(32)

a ) tidur,

b) istirahat,

c) mengusahakan variasi dalam belajar,

d) menggunakan obat-obatan yang bersifat m elancarkan

peredaran darah, misalnya obat gosok,

e) rekreasi yang teratur,

f) olahraga secara teratur, dan

g) mengimbangi makan dengan makanan yang memenuhi

syarat-syarat kesehatan, misalnya memenuhi empat sehat

lima sempurna,

h) jika kelelahan serius cepat-cepat menghubungi seorang ahli,

misalnya dokter, psikiater, konselor dan lain-lain (Slameto,

1991:56-62).

b. Faktor Ekstern

Menurut Lilik Sriyanti bahwa faktor ekstern ini

dipengaruhi dari luar diri siswa itu sendiri yaitu:

1) Keadaan K eluarga

Keadaan keluarga yang turut berpengaruh terhadap

keberhasilan belajar antara lain kondisi ekonomi, status anak dalam

keluarga (anak angkat, anak tiri, anak bungsu dan sebagainya),

pendidikan orang tua, hubungan antar anggota keluarga (tidak

harmonis, saling bermusuhan), jumlah anggota keluarga, dan

(33)

hubungan antar anggota keluarga yang harmonis dan suasana

kondusif di rumah sangat membantu keberhasilan belajar anak.

2) Faktor sekolah

Sebagian besar aktivitas anak berada di sekolah.

Pengembangan kepribadian anak sebagai totalitas banyak di

tanamkan dan di upayakan dalam lingkungan pendidikan sekolah.

Anak didik berinteraksi dengan guru, teman, dan personil sekolah

termasuk dengan nuansa yang diciptakan oleh sekolah tempat anak

didik belajar.

Banyak faktor dari sekolah yang berperan mempengaruhi

keberhasilan belajar. Secara garis besar mutu sekolah tersebut

dalam banyak aspek sangat menentukan anak didiknya mau jadi

apa atau akan di bawa ke mana. Namun mutu tersebut menjadi

sangat relatif, tergantung dari cita-cita orang tua menyekolahkan

anaknya. Sangat m ungkin orang tua k urang b erm in at

menyekolahkan anak di sekolah yang telah terbukti bermutu baik,

karena tidak setuju dengan visi dan misi sekolah tersebut.

Misalnya h a n y a m e n g e m b a n g k a n a s p e k k o g n i t i f

s a j a , k u r a n g mengembangkan dari segi akhlak.

Secara terperinci faktor dari sekolah ini meliputi kualitas

guru, pengajar, hubungan antar anggota sekolah (guru, staf, dan

siswa), kurikulum yang dipakai, kedisiplinan yang ditegakkan

sekolah, kondisi gedung dan fasilitas sekolah, suasana lingkungan

(34)

3) Faktor Lingkungan masyarakat

Anak sebagai makhluk sosial tidak akan lepas dari interaksi

dengan orang lain beserta lingkungan. Lingkungan bagi anak

adalah segala sesuatu yang berada di luar diri anak, baik yang

bersifat insani maupun non insani. Lingkungan yang turut

mempengaruhi belajar antara lain, pergaulannya, adat/kebiasaan

masyarakatnya, kondisi alam tempat tinggalnya, serta tata tertib

yang berlaku di masyarakat.

Masyarakat yang pasif, kurang membuat gerakan atau

aktivitas-aktivitas tidak bisa memacu perkembangan atau potensi

anak. Sementara banyak ditemukan kelompok masyarakat

membuat aktivitas-aktivitas, perlombaan, kontes dan semacamnya

yang mampu menggali dan mengoptimalkan potensi warga

khususnya pelajar. Kegiatan tersebut bisa dimotori oleh mass

media seperti radio setempat, organisasi pemuda/kemasyarakatan,

organisasi keagamaan, atau oleh perusahaan-perusahaan, PT dan

sejenisnya, berupa lomba karya ilmiah, lomba pidato bahasa acing,

lomba merancang busana, membaca/mengarang puisi/prosa, olah

raga dan berbagai kegiatan lain. Kegiatan tersebut tidak saja

sebagai media untuk menggali bakat dan potensi dari anggota

masyarakat khususnya pelajar terhadap aktivitas negatif yang

destruktif, merupakan media mengisi waktu luang yang positif

(35)

Dari penjelasan di atas, jelas bahwa faktor yang berasal dari

intern maupun ekstern siswa sangat mempengaruhi dalam proses

belajar.

3. FIQIH

a. Pengertian Fiqih

Secara bahasa fiqih adalah bentuk masdar dari fi’il yang artinya

faham, mengetahui, cerdas, mahir, cakap”. Dan pengertian-pengertian

lain yang sejenis dengan pengertian tersebut. Kata fiqih berpengertian

’’faham” dipergunakan dalam lafads hadits Nabi SAW.

Artinya :Barang siapa dikendaki Allah suatu kebaikan, niscaya

Allah akan menjadikannya faham tentang ajaran agama

(Modul Fiqih I, 1995: 4)

Dalam kurikulum Madrasah Ibtidaiyah, fiqih adalah salah satu

bagian dari mata pelajaran pendidikan agama Islam. Pelajaran ini

meliputi fiqih ibadah dan fiqih muamalah yang menggambarkan

bahwa ruang lingkup fiqih mencakup perwujudan keserasian,

keselarasan, dan kesinambungan hubungan manusia dan Allah SWT,

sesama manusia, makhluk lainnya maupun lingkungannya (hablum

minallah wa hablum minannas). (Departemen Agama RI, 2008: 3)

b. Fiqih sebagai mata Pelajaran

Pelajaran fiqih dalam kurikulum Madrasah Ibtidaiyah adalah

(36)

menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati,

dan mengamalkan hukum Islam.

1. Tujuan dan fungsi pelajaran fiqih

Pelajaran fiqih di Madrasah Ibtidaiyah bertujuan untuk

membekali peserta didik agar dapat:

a) Mengetahui dna memahami pokok-pokok terperinci dan

menyeluruh baik berupa dalil naqli dan aqli

b) Melaksanakan dan mengamalkan ketentuan hukum Islam

dengan benar.

Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang

Sistem Pendidikan Nasional (UU Sisdiknas) Pasal 30 Ayat 1 yang

berbunyi : Pendidikan keagamaan berfungsi mempersiapkan

peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memahami dan

mengamalkan nilai-nilai ajaran agamanya dan menjadi ilmu

agama.

2. Materi pelajaran fiqih kelas III

Sebagaimana dalam silabus pelajaran agama Madrasah

Ibtidaiyah materi pelajaran fiqih kelas III untuk semester II yang

akan dikenai tindakan kelas adalah :

a) Mempraktekkan shalat ketika sakit

Kompetensi dasar:

1) Tatacara shalat bagi orang yang sakit

(37)

i. Menjelaskan pengertian shalat bagi orang yang sakit

ii. Menjelaskan posisi dan menggerak-gerakkan shalat

yang dilakukan oleh orang yang sakit

iii. Menjelaskan jenis-jenis sakit apa saja yang

membolehkan seseorang untuk shalat dengan cara

duduk, berbaring dll.

2) Mempraktekkan tatacara shalat bagi orang yang sakit

Indikator:

i. Mempraktekkan cara shalat ketika sakit dengan duduk

i i. Mempraktekkan cara shalat ketika sakit dengan

berbaring

c. Ukuran Penguasaan Pelajam Fiqih

Kata ’’penguasaan” dalam Kamus Bahasa Indonesia diartikan

pemahaman/kesanggupan untuk menggunakan pengetahuan

/kepandaian. Sedangkan pelajaran fiqih dalam kurikulum Madrasah

Ibtidaiyah merupakan bagian dari kelompok mata pelajaran agama dan

akhlak mulia.

Setiap kegiatan itu selalu mempunyai tujuan juga kegiatan

pembelajaran mempunyai tujuan pula. Secara deskriptif mengajar

diartikan sebagai proses penyampaian informasi atau pengetahuan dari

guru kepada siswa untuk proses mengajar sebagai proses penyampaian

(38)

Sanjaya bahwa mengajar adalah menanamkan pengetahuan atau

ketrampilan (Dr. Wina Sanjaya, 2006: 74).

Dari beberapa pengertian di atas maka penulis simpulkan

bahwa ukuran penguasaan pelajaran fiqih adalah kemampuan atau

kesanggupan siswa untuk mengunakan pengetahuannya berupa materi

pelqjaran fiqih yang diajarkan oleh guru di sekolah menyangkut aspek

kognitif, afektif maupun psikomotorik dengan ditandai adanya

pembahan kepribadian yang meliputi aspek fisik maupun psikis. Maka

dengan demikian siswa memperoleh kecakapan-kecakapan dan tingkah

laku yang baru, termasuk didalamnya perubahan-perubahan dalam

pengetahuan, minat dan perhatiannya yang dibentuk oleh fungsi psikis

manusia.

d. Shalat bagi orang sakit

1) Pengertian Shalat Fardhu

Menurut Syaikh Kamil Muhammad 'Uwaidah bahwa

pengertian shalat secara etimologis, shalat berarti do’a. Adapun

menurut syari’at, shalat berarti ekspresi dari berbagai gerakan

sebagaimana diketahui. Jika dalam suatu dalil terdapat perintah

dan petunjuk shalat, maka hal itu berarti secara lahiriyah kembali

kepada shalat dalam pengertian syari’at. Shalat merupakan

kewajiban yang ditetapkan melalui AI-Qur'an, Al-Hadits dan

Ijma'(Syaikh Kamil Muhammad Uwaidah, 2004:112-113)

(39)

Abu Bakr Jabir Al-Jazairi menjelaskan bahwa syarat-

syarat wajib dan syarat sahnya shalat adalah sebagai berikut:

a) Syarat-syarat wajibnya shalat:

i) Muslim

ii) Berakal

iii) Baligh

iv) Waktunya telah tiba

v) Bersih dari darah haid, darah nifas

b) Syarat-syarat sahnya shalat

i) Bersih dari hadats kecil

ii) Menutup aurat, aurat laki-laki adalah antara tali

pusarnya sampai kedua lututnya. Sedang aurat wanita

ialah seluruh tubuh selain rajah dan kedua telapak

tangannya

iii) Menghadap kiblat

3) Solat bagi orang sakit

Para ulama sepakat bahwa barangsiapa yang tidak mampu

melakukan shalat dengan berdiri hendaknya shalat sambil duduk,

dan jika tidak mampu dengan duduk, maka shalat sambil berbaring

dengan posisi tubuh miring dan menghadapkan muka ke kiblat.

Disunnatkan miring dengan posisi tubuh miring di atas tubuh

bagian kanan. Dan jika tidak mampu melaksanakan shalat dengan

(40)

sebagaimana sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam kepada

' Imran bin Hushain:

“Shalatlah kamu sambil berdiri, dan jika kamu tidak

mampu, maka sambil duduk, dan jika tidak mampu, maka dengan

berbaring”. (HR. Bukhari).

Dan Imam An-Nasa’i menambahkan: “... lalu jika tidak

mampu, maka sambil telentang”. Barangsiapa mampu berdiri, akan

tetapi tidak mampu ruku' atau sujud, maka kewajiban berdiri tidak

gugur darinya. Ia harus shalat sambil berdiri, lalu ruku’ dengan

isyarat (menundukkan kepala), kemudian duduk dan sujud dengan

berisyarat, karena firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:

“ ...Dan berdirilah karena Allah (dalam shalat-mu) dengan

khusyuV”. (Al-Baqarah: 238).

Dan sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam:

“Shalatlah kamu sambil berdiri”.

(41)

( g - \

jip

%

i

jk J s lj

i

\ j L M j

T L.

iijifii

j> ^ . ' T, i f * s ■£ * '+ * ' & % > £

j*-A

c

LL

a

J

j

li ^4 .^ aj

^zMu

(J

j j

iy Aj

j» 4=i,.w.aj V

( j j O j ^ j i l T

“Maka bertaqwalah kamu kepada Allah menurut

kesanggupanmu”. (At-Taghabun: 16).

B. METODE PRAKTEK

1. Pengertian Metode Praktek

Metode berasal dari bahasa Greeka (Yunani), yakni dari kata

metha yang berarti melalui atau melewati dan hodos yang berarti cara

atau jalan. Jadi metode berarti jalan atau cara yang harus dilalui untuk

mencapai tujuan tertentu. Menurut Zakiah Daradjat, met ode mengajar

adalah suatu teknik menyampaikan bahan pelajaran kepada murid, ia

dimasudkan agar murid dapat menangkap pelajaran dengan mudah,

efektif, dan dapat dicernakan oleh anak dengan baik (Zakiyah Daradjat,

1982: 50-51)

Metode mengajar ialah cara yang digunakan oleh guru untuk

menyampaikan pelajaran kepada pengajar. Karena penyampaian itu

berlangsung dalam interaksi edukatif, metode mengajar dapat diartikan

sebagai cara yang digunakan oleh guru dalam mengadakan hubungan

(42)

metode mengajar merupakan alat untuk menciptakan proses belajar-

mengajar (Departemen Agama RI, 2001: 88)

Metode Praktek adalah salah satu teknik mengajar yang

dilakukan oleh seorang guru atau orang lain yang dengan sengaja

diminta atau siswa sendiri ditunjuk untuk memperlihatkan kepada kelas

tentang suatu proses atau cara melakukan sesuatu

Sedangkan menurut Tayar Yusuf dan Syaiful Anwar, metode

Praktek adalah metode mengajar dengan menggunakan alat peragaan

(meragakan) untuk mempeijelas suatu pengertian, atau untuk

memperlihatkan bagaimana untuk melakukan dan jalannya suatu proses

pembuatan tertentu kepada siswa

Metode Praktek sebaiknya dilakukan ketika keadaannya tepat

agar dapat berjalan dengan lancar dan efisien yaitu apabila:

a. Dimaksudkan untuk memberikan keterangan dan ketrampilan

tertentu pada anak didik

b. Untuk memudahkan penjelasan, hingga mudah dipahami, sebab

penggunaan bahasa dalam pengajaran memiliki sifat keterbatasan

c. Untuk menghindari verbalisme dalam pengajaran

d. Untuk meneliti sejumlah fakta dan objek tertentu secara seksama.

e. Serta untuk membantu siswa dalam memahami suatu proses secara

(43)

Setiap metode pasti mempunyai kelebihan dan kekurangan,

begitu pula dengan metode Praktek, ada kelebihan dan kekurangannya.

Adapun kelebihan dari metode Praktek ini yaitu:

a. Perhatian siswa dapat difokuskan kepada titik berat yang dianggap

penting bagi guru

b. Dengan keterlibatan siswa secara aktif terhadap jalannya suatu proses

tertentu melalui pengalaman dan percobaan, siswa mendapatkan

pengalaman praktis, yang biayanya bersifat tahan lama.

c. Menghindari pengajaran yang bersifat verbalisme, dimana siswa tidak

bisa memahami dan mengerti apa yang diucapkan (pandai mengucap

tapi tidak mengerti maksudnya)

d Dapat mengurangi kesalahan, jika dibandingkan hanya dengan

membaca buku, karena siswa telah memperoleh gambaran yang jelas

dari hasil pengamatan langsungnya.

e. Beberapa masalah yang menimbulkan pertanyaan pada diri siswa dapat

dijawab di waktu mengamati Praktek

Beberapa masalah yang menimbulkan pertanyaan pada diri siswa

dapat dijawab di waktu mengamati Praktek. Adapun kekurangan dari

metode Praktek antara lain:

1) Dalam proses pelaksanaannya Praktek memerlukan waktu dan

persiapan yang matang, sehingga dapat menyita waktu yang cukup

banyak.

(44)

beijalan dengan efektif.

3) Tidak semua materi dapat di Praktekkan di dalam kelas.

4) Ketika kelas dalam suasana gaduh dan siswa tidak aktif maka

Praktek akan berjalan tidak efektif.

Ketika kelas dalam suasana gaduh dan siswa tidak aktif maka

Praktek akan beijalan tidak efektif, Hal-hal yang perlu diperhatikan

dalam melaksanakan metode Praktek antara lain:

a. Rumuskan secara spesifik apa yang ingin dicapai oleh siswa (tujuan).

b. Susun langkah-langkah yang akan dilaksanakan secara teratur sesuai

dengan skenario yang direncanakan.

c. Persiapkan peralatan yang dibutuhkan sebelum Praktek dimulai, dan

atur sesuai dengan skenario yang direncanakan.

d. Usahakan untuk melaksanakan Praktek tersebut sesuai dengan

(45)

A. Lokasi dan Waktu Pelaksanaan

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah suatu penelitian yang

dilakukan secara sistematis reflektif terhadap berbagai aksi atau tindakan

yang dilakukan oleh guru/ pelaku, mulai dari perencanaan sampai dengan

penilaian terhadap tindakan nyata di dalam kelas yang berupa kegiatan-

kegiatan mengajar untuk memperbaiki kondisi pembelajaran yang dilakukan.

(Dr. Basuki Wibowo 2003:9).

Pelaksanaan PTK ini dilakukan pada siswa kelas III Madrasah

Ibtidaiyah Payungan Ds. Payungan Kec. Kaliwungu Kab. Semarang. Dipilih

kelas III sebagai obyek penelitian didasarkan pada pertimbangan efisiensi

waktu yang secara kebetulan penulis juga mengajar di madrasah tersebut.

Waktu pelaksanaan pada bulan April s/d Mei tahun 2010, untuk mata

pelajaran fiqih semester II. Adapun rincian pelaksanaan tindakan kelas ini

sebagai berikut:

1. Tanggal 20 April melakukan pelaksanaan pembelajaran tanpa

menggunakan media, metode yang digunakan ceramah dan tanya jawab

selama 2 jam pelajaran (2 x 35 menit)

2. Tanggal 27 April 2010 melakukan pelaksanaan tindakan dan melakukan

siklus I dengan waktu 2 jam pelajaran

(46)

3. Tanggal 11 Mei 2010 melaksanakan siklus II dengan alokasi waktu 2 jam

pelajaran

4. Tangal 25 Mei 2010 melaksanakan siklus III dan mengadakan evaluasi

akhir dengan alokasi waktu 2 jam pelajaran.

Karakteristik siswa yang dikenai tindakan adalah penguasaan terhadap

mata pelajaran fiqih kurang maksimal karena masih bersifat konsep yang

harus dihafal. Metode pembelajaran yang dikembangkan di madrasah saat ini

pada hakekatnya masih tergolong pembelajaran verbalistik. Pembelajaran

verbalistik adalah pembelajaran yang melibatkan penyajian lisan dan tulisan.

Tidak melibatkan visualisasi dan penjelasan atas yang dipelajari. Para siswa

hanya dikenalkan oleh kata-kata istilah yang belum tentu bukan kebanyakan

tidak dimengerti saja. Siswa pasif terhadap proses pembelajaran dan belum

maksimal dalam menerima pelajaran, sedang guru kurang variatif dalam

menggunakan metode-metode pembelajaran. Sehingga perlu adanya

penerapan strategi pembelajaran yang lebih variatif agar siswa tidak merasa

bosan dan lebih semangat untuk mengikuti proses pembelajaran fiqih.

B. Pelaksanaan Penelitian

Pada dasarnya, dalam Penelitian Tindakan Kelas terdiri 4 (empat)

tahapan dasar yang saling berkaitan dan kesinambungan : (1) peredaran

(planning) (2) pelaksanaan (acting) (3) pengamatan (observation) dan (4)

refleksi (reflecting).

Keempat tahap dalam penelitian tindakan kelas tersebut adalah suatu

(47)

putaran kegiatan berurutan yang kembali ke langkah semula. Sampai dengan

refleksi yang tidak lain adalah evaluasi. Maka bentuk tindakan dalam

penelitian ini adalah siklus tersebut. (Suharsini Arikunto 2006:20).

Temuan awal saat ini bahwa pembelajaran, mata pelajaran fiqih pada

Madrasah Ibtidaiyah payungan berisi konsep dan prinsip yang harus

dihafalkan siswa. Guru kurang memperhatikan latar belakang dan hakekat

pembelajaran. Metode mengajar ceramah, pengajaran berpusat pada guru,

siswa pasif dan kurang mengembangkan metode pembelajaran dan kurang

menggunakan media pembelajaran, sehingga siswa kurang perhatian terhadap

pembelajaran, sehingga siswa kurang perhatian terhadap pelajaran.

1. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I

a. Perencanaan: Ide awal

Memperbaiki dan meningkatkan kualitas penguasaan materi

shalat bagi orartg sakit dalam pelajaran fiqih kelas III Madrasah

Ibtidaiyah Payungan Kec. Kaliwungu Kab. Semarang semester II

tahun pelajaran 2009/ 2010.

b. Diagnosa (Hipotesis)

Penggunaan metode Praktek dapat meningkatkan penguasaan

materi shalat bagi orang sakit dalam pelajaran fiqih pada siswa kelas

III Madrasah Ibtidaiyah Payungan semester II tahun pelajaran

(48)

c. Perencanaan

Dirancang penerapan metode Praktek dalam pembelajaran fiqih

untuk pokok bahasan mempraktekkan shalat bagi orang sakit.

Langkah-langkah persiapan pembelajaran:

1) Menentukan pokok bahasan tentang mempraktekkan shalat bagi

orang sakit.

2) Membuat rencana pembelajaran yang akan diterapkan dalam

proses belajar mengajar.

3) Menyiapkan sumber-sumber pembelajaran berupa bentuk gambar-

gambar peragaan suatu kegiatan.

4) Menyiapkan gambar yang berisi tentang gerakan shalat bagi orang

sakit.

Format rencana pelaksanaan tindakan adalah:

1) Penataan model tempat duduk siswa dibuat melingkar.

2) Menjelaskan tentang informasi pelaksanaan strategi pembelajaran

yang akan berlangsung.

3) Memberikan penjelasan bentuk contoh media dan model yang akan

digunakan ddiam proses pembelajaran.

4) Formasi tempat duduk yang semula bersifat konvensional dirubah

membentuk seperti huruf U.

(49)

Jenis data yang dikumpulkan adalah :

Lembar pengamatan siswa yang akan digunakan untuk

mengetahui tingkat pemahaman siswa pada materi yang telah

diberikan dan catatan siswa yang aktif digunakan untuk mengetahui

semua perilaku siswa selama kegiatan pembelajaran yang berlangsung,

d. Pelaksanaan

Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus I

dilaksanakan 27 April 2010 di Madrasah Ibtidaiyah Payungan, Ampel,

Kabupaten Boyolali yang meliputi seluruh kegiatan belajar mengajar

yaitu memberikan materi pengertian shalat bagi orang sakit. Dalam hal

ini peneliti bertindak sebagai guru. Adapun proses belajar mengajar

mengacu rencana pembelajaran yang telah dipersiapkan yaitu :

1) Kegiatan Awal

a) Mengucapkan salam dilanjutkan dengan mengawali pelajaran

dengan tadarus dan berdoa.

b) Mengadakan apersepsi.

c) Mengadakan pre test.

2) Kegiatan Inti

a) Guru menerangkan pengertian dan tatacara shalat bagi orang

sakit

b) Guru menunjukkan Praktek gerakan shalat bagi orang sakit,

(50)

c) Siswa diminta untuk menjawab gerakan yang ditunjukkan guru

melalui Praktek. Pada saat itu adalah Praktek orang shalat

dalam keadaan sakit.

d) Siswa diminta untuk mempraktikkan gerakan yang ditunjukkan

guru melalui Praktek. Pada saat itu adalah Praktek orang shalat

dalam keadaan sakit.

e) Guru memberi pujian dan menyimpulkan hasil kerjasama

siswa.

3) Kegiatan Penutup

a) Refleksi dan memberikan penguatan tentang hasil keija

kelompok siswa.

b) Mengadakan post test.

c) Mengakhiri pertemuan dengan mengucapkan salam.

4) Sumber Belajar

Buku paket Fiqh, LKS Fiqh untuk MI Kelas III Semester II

5) Penilaian dalam Penelitian Tindakan Kelas ini menggunakan tes

tertulis.

Guru menyajikan materi pembelajaran sesuai dengan

skenario pembelajaran. Tindakan yang dilakukan pada

pembelajaran mengacu pada perencanaan tindakan yang telah

dibuat, materi ajar yang disajikan. Dan membagi siswa menjadi

(51)

Penilaian pada siswa terdiri dari penilaian unjuk kerja yang

dilakukan selama proses pembelajaran menggunakan lembar

orbservasi dan penilaian tertulis yang telah dilaksanakan,

e. Pengamatan

Pengamatan dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan

dengan menggunakan instrumen yang telah tersedia (lembar

pengamatan). Dalam melakukan penelitian disini peneliti bertindak

sebagai guru sekaligus pengamat, Fokus pengamatan adalah kegiatan

siswa dalam mengerjakan tugas yang sesuai dengan rencana

pembelajaran.

Pelaksanaan pada siklus ini sudah nampak dengan penerapan

strategi yang telah direncanakan. Sebagai pada penjelasan di atas

tentang pengaturan setting kelas yang semula masih bersifat

konvensional dirubah bentuk melingkar, hal ini dimaksudkan agar ada

interaksi selama proses belajar mengajar (lihat lampiran foto 1).

Dari hasil pengamatan selama siklus ini berlangsung (yang

dilakukan pada 27 April 2010) diperoleh data melalui lembar

pengamatan sebagai berikut:

Tabel 1.1

Hasil Pengamatan Siklus 1

No Hal-hal yang diamaati Hasil

A B C D

1 Perhatian siswa ketika menerima perintah

V

2 Mengaitkan materi dengan pengetahuan lain yang

(52)

3 Mengaitkan materi dengan realitas kehidupan

V

4 Catatan tugas

V

5 Keseriusan siswa dalam mengutarakan

pengalaman

V

6 Pengecekan oleh guru

V

7 Tingkat pemahaman siswa pada materi

pembelajaran

V

8 Tanggapan / respon terbuka siswa

V

9 Situasi pembelajaran

~ T

10 Partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran

V

11 Keceriaan dan antusiasme siswa dalam

pembelajaran

V

12 Kemajuan belajar selama proses

V

Keterangan:

A (sangat baik), B (baik), C (cukup), D (kurang)

f. Refleksi

Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan memperoleh

Praktekan bahwa penerapan metode tersebut berdampak positif bagi

siswa, tindakan yang dilakukan adalah siswa lebih termotivasi untuk

belajar dan bertambah rasa keingintahuan pada proses pembelajaran.

Hal apa saja yang perlu diperbaiki yaitu teknik/ cara penyampaian

bahan ajar, siswa masih kurang paham dengan apa yang dikehendaki

oleh guru dalam melaksanakan tugas masih belum jelas, fokus

perhatian siswa pada pembelajaran kurang. Guru juga belum

menguasai kelas, juga belum adanya kontrak belajar antar siswa dan

guru.

Hal ini terlihat masih masih ada beberapa siswa yang saling

bercengkerama maupun bermain sendiri. Media yang digunakan belum

(53)

media tersebut belum begitu mengena pada tujuan yang harus menjadi

perhatian pada tindakan berikutnya adalah penguasaan terhadap

strategi pembelajaran agar lebih dipahami hal ini bertujuan supaya

siswa lebih mudah menerima arahan - arahan guru.

Media yang dipakai agar lebih dikuasai untuk dapat

mengetahui isi / kandungan pelajaran di dalamnya. Pada dari hasil tes

diperoleh siswa mendapat nilai cukup. Pada siklus I ini ada

peningkatan sekitar 25% dari catatan perhatian siswa terhadap proses

pembelajaran.

2. Deskripsi Pelaksanaan Siklus n

a. Perencanaan

Guru mendeskripsikan dengan kolaborator tentang rencana

tindakan pada siklus II untuk memperbaiki langkah-langkah yang telah

ditempuh pada siklus I. Perbaikan pada siklus II pada persiapan

pembelajaran, pengkondisian suasana belajar, tindakan, pengamatan

dan refleksi. Dari hasil diskusi dapat diperoleh format rencana

tindakan yaitu:

1) Menjelaskan penggunaan bagian-bagian penting dari media yang

akan diipelajari untuk memusatkan perhatian siswa.

2) Membagi kegiatan-kegiatan besar menjadi kegiatan-kegiatan kecil.

3) Memperjelas ketrampilan-ketrampilan yang menjadi bagian suatu

(54)

4) Memberi kesempatan kepada siswa untuk mempraktekkan hasil

pengamatan begitu mereka selesai dengan satu topik,

b. Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus II

dilaksanakan Tanggal 11 Mei 2010 di Madrasah Ibtidaiyah Payungan,

Ampel, Kabupaten Boyolali yang meliputi seluruh kegiatan belajar

mengajar yaitu memberikan materi pengertian shalat bagi orang sakit.

Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai guru. Adapun proses belajar

mengajar mengacu rencana pembelajaran yang telah dipersiapkan

yaitu:

1) Kegiatan Awal

a) Mengucapkan salam dilanjutkan dengan mengawali pelajaran

dengan tadarus dan berdoa.

b) Mengadakan apersepsi.

c) Mengadakan pre test.

2) Kegiatan Inti ®

a) Membagi siswa menjadi 2 kelompok masing-masing 5 siswa.

b) Membagi nomor kepada setiap siswa dalam setiap kelompok.

c) Guru membagi tugas kepada masing-masing kelompok.

d) Guru menunjukkan Praktek gerakan shalat bagi orang sakit,

(55)

e) Siswa diminta untuk menjawab gerakan yang ditunjukkan guru

melalui Praktek yang di lakukan siswa. Pada saat itu adalah

Praktek orang shalat dalam keadaan sakit.

f) Siswa diminta untuk mempraktikkan gerakan yang ditunjukkan

guru melalui Praktek. Pada saat itu adalah Praktek orang shalat

dalam keadaan sakit.

g) Guru memberi pujian dan menyimpulkan hasil kerjasama

siswa.

3) Kegiatan Penutup

a) Refleksi dan memberikan penguatan tentang hasil keija

kelompok siswa.

b) Mengadakan post test.

c) Mengakhiri pertemuan dengan mengucapkan salam.

4) Sumber Belajar

Buku paket Fiqh, LKS Fiqh untuk MI Kelas III Semester II

5) Penilaian dalam Penelitian Tindakan Kelas ini menggunakan tes

tertulis.

c. Pengamatan

Guru melakukan pengamatan dan mencatat semua proses yang

teijadi dalam tindakan pembelajaran tentang pelaksanaan tindakan

yang telah dilakukannya, mencatat kelemahan-kelemahan dalam

penyampaian materi pelajaran. Mencatat respon siswa terhadap

(56)

proses pembelajaran. Pengumpulan data menggunakan lembar

observasi. Hasil tes maupun catatan guru.

Untuk lebih meningkatkan semangat siswa dalam mengikuti

proses pembelajaran, maka setting kelas dibentuk kelompok-kelompok

yang bertujuan untuk dilaksanakan diskusi. Hal ini bertujuan untuk

meningkatkan kreatifitas siswa dalam mengemukakan gagasan atau

pendapatnya. Bentuk setting kelas pada siklus ini dibuat kelompok

diskusi agar siswa saling bekerjasama untuk memecahkan suatu

persoalan yang disampaikan guru (lihat lampiran foto 2).

Dari hasil pengamatan siklus II yang dilakukan tanggal 1 Mei

2010. Pengamatan sebagai berikut:

Tabel 1.2

Hasil Pengamatan Siklus II

No Hal-hal yang diamaati Hasil

A B

c

D

1 Perhatian siswa ketika menerima perintah

V

2 Mengaitkan materi dengan pengetahuan lain yang

relevan

V

3 Mengaitkan materi dengan realitas kehidupan

~ T

4 Catatan tugas

T

5 Keseriusan siswa dalam mengutarakan

pengalaman

V

6 Pengecekan oleh guru

V

7 Tingkat pemahaman siswa pada materi

pembelajaran

V

8 Tanggapan siswa

V

9 Situasi pembelajaran

V

10 Partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran

nr

11 Keceriaan dan antusiasme siswa dalam

pembelajaran

v

12 Kemajuan belajar selama proses

V

(57)

A (sangat baik), B (baik), C (cukup), D (kurang)

d. Refleksi

Mengadakan evaluasi pelaksanaan pembelajaran pada siklus II,

untuk merumuskan dan mengidentifikasi masalah yang muncul. Siswa

dalam memberi tanggapan mengenai hasil diskusi cukup baik, namun

masih ada beberapa kelompok yang masih sulit memberi tanggapan

dari hasil diskusi. Hal ini dapat dipahami karena tingakt pengetahuan

yang dimiliki masih sedikit. Sebagian siswa masih belum paham

bagaimana cara berdiskusi dan bekerjasama dalam kelompok yang

baik. Namun siswa sangat tertarik dengan metode diskusi. Meskipun

pelaksanaannya masih bersifat sederhana, sehingga pada pelaksanaan

dan respon siswa pada siklus II juga ada peningkatan. Hasil dari postes

juga mengalami peningkatan dengan nilai rata-rata 6,55 pada siklus ini

juga masih ada kelemahan beberapa siswa dalam memberi tanggapan

masih bersifat pendek belum dapat memberikan tanggapan yang lebih

luas, maka hal ini untuk tindak lanjut pada siklus berikutnya.

3. Deskripsi Pelaksanaan Siklus III

a. Perencanaan

Mempelajari hasil refleksi pada siklus II dengan membuat

perencanaan pembelajaran yang akan diterapkan dalam proses belajar

mengajar.

(58)

1) Menekankan bagian-bagian penting dari media yang akan

dipelajari / diamati untuk memutuskan perhatian siswa.

2) Membentuk siswa menjadi beberapa kelompok kecil untuk

melakukan pengamatan dan mendiskusikan bersama temannya.

3) Siswa mengamati model (teman) yang memperagakan shalat bagi

orang sakit disimpan dalam ingatannya.

4) Setelah melalui tahapan menyimpan dalam ingatan siswa dapat

memberi tanggapan dari hasil pengamatannya kemudian diminta

mempraktekkan/ memperagakan dalam bentuk kegiatan

kecil/secara bersama-sama dari hasil belajar mengamati teman

yang memperagakan tata cara shalat bagi orang sakit.

b. Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus III

dilaksanakan Tanggal 25 Mei 2010 di Madrasah Ibtidaiyah Payungan,

Ampel, Kabupaten Boyolali yang meliputi seluruh kegiatan belajar

mengajar yaitu memberikan materi pengertian shalat bagi orang sakit.

Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai guru. Adapun proses belajar

mengajar mengacu rencana pembelajaran yang telah dipersiapkan

yaitu:

1) Kegiatan Awal

a) Mengucapkan salam dilanjutkan dengan mengawali pelajaran

dengan tadarus dan berdoa.

(59)

c) Mengadakan pre test.

2) Kegiatan Inti

a) Membagi siswa menjadi 2 kelompok masing-masing 5 siswa.

b) Membagi nomor kepada setiap siswa dalam setiap kelompok.

c) Guru membagi tugas kepada masing-masing kelompok.

d) Guru menunjukkan Praktek gerakan shalat bagi orang sakit,

(Siswa diam sejenak dan mengamati Praktek tersebut)

e) Siswa diminta untuk menjawab gerakan yang ditunjukkan guru

melalui Praktek yang di lakukan siswa. Pada saat itu adalah

Praktek orang shalat dalam keadaan sakit.

f) Siswa diminta untuk mempraktikkan gerakan yang ditunjukkan

guru melalui Praktek. Pada saat itu adalah Praktek orang shalat

dalam keadaan sakit.

g) Guru memberi pujian dan menyimpulkan hasil kerjasama

siswa.

3) Kegiatan Penutup

a) Refleksi dan memberikan penguatan tentang hasil keija

kelompok siswa.

b) Mengadakan post test.

c) Mengakhiri pertemuan dengan mengucapkan salam.

4) Sumber Belajar

(60)

5) Penilaian dalam Penelitian Tindakan Kelas ini menggunakan tes

tertulis,

c. Pengamatan

Pengamatan dilakukan bersamaan dengan tindakan dengan

menggunakan instrumen yang tersedia. Dalam melakukan penelitian

peneliti disini bertindak sebagai guru, Fokus pengamatan adalah

kegiatan siswa dalam proses pembelajaran. Siswa sudah paham dengan

strategi yang digunakan, mencatat ketidaksesuaian pelaksanaan

tindakan, tanggapan siswa terhadap pelaksanaan tindakan.

Pada siklus ini merupakan kegiatan pengamatan terhadap

perilaku model untuk diambil nilai positifnya serta memberi respon/

tanggapan perilaku yang salah pada model. Pelaksanaan kegiatan

siklus ini siswa sedang memberi contoh membaca niat shalat fardhu

yang kemudian ditirukan teman-temannya (lampiran foto 4).

Salah seorang siswa bernama Rahmawati Wahyu Handayani

yang memberi contoh tata cara shalat bagi orang yang sakit kemudian

siswa lain mengamatinya, memberi tanggapan dari peragaan shalat

tersebut. Diperoleh hasil bahwa gerakan-gerakan shalat bagi orang

yang sakit sudah baik (lihat lampiran foto 5 dan 6).

Dari hasil pengamatan siklus III dilakukan tanggal 25 Mei

2010 diperoleh data dengan menggunakan hasil lembar pengamatan

Gambar

gambar peragaan suatu kegiatan.
Tabel 1.1Hasil Pengamatan Siklus 1
Tabel 1.2Hasil Pengamatan Siklus II
Tabel 1.3Hasil Pengamatan Siklus III
+7

Referensi

Dokumen terkait

dan karunia-Nya yang melimpah, penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “ Hubungan Antara Sikap Terhadap Peringatan Risiko Kesehatan Pada Bungkus Rokok Dengan

Karena masih kurangnya kesadaran masyarakat tentang kesehatan tubuh terutama yang berhubungan dengan manfaat air putih, dengan ini penulis ingin mencoba memberikan

17.1 Semua peserta yang lulus pembuktian kualifikasi dimasukkan oleh Pokja ULP ke dalam Daftar Pendek (short list), untuk Seleksi Umum paling kurang 5 (lima) dan

Hasil yang didapatkan adalah bahwa setiap pelet dengan variasi komposisi memiliki titik leleh yang berbeda dan tidak bertambah seiring dengan penambahan komposisi

Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi prestasi belajar, antara lain adalah motivasi belajar, pergaulan teman sebaya (peer group), minat belajar, kebiasaan belajar siswa,

(2013) juga menunjukkan bahwa baik manfaat pelatihan bagi diri sendiri, manfaat pelatihan bagi karir dan manfaat pelatihan bagi pekerjaan memiliki hubungan yang

Kemajuan iptek melalui globalisasi untuk sementara telah mampu meyakinkan sebagian masyarakat Indonesia bahwa liberalisme dapat membawa manusia ke arah kemajuan dan

Namun ternyata hal itu menyebabkan kurang produktifnya karyawan dalam bekerja, sehingga pekerjaan tersebut akan lebih lama selesai, akibatnya karyawan merasa tidak nyaman dan