• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

C. Hasil Uji Pengaruh Pemberian Jangka Pendek Ekstrak Etanol Kulit

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya pengaruh pemberian

galur wistar yang terinduksi karbon tetraklorida. Percobaan ini dilakukan dengan

memberikan ekstrak etanol kulit buah Persea americana Mill. secara per oral,

kemudian setelah 6 jam diinduksi dengan karbon tetraklorida dosis 2 ml/kgBB dan

sebagai akibatnya terjadi penurunan aktivitas enzim ALP.

Data aktivitas ALP dianalisis dengan analisis pola searah (One Way Anova)

memiliki variansi homogen dengan signifikansi 0,142 (p>0,05). Kemudian

dilanjutkan uji scheffe untuk mengetahui kebermaknaan perbedaan antar kelompok,

Aktivitas ALP (U/L) disajikan dalam bentuk purata ± SE pada tabel III dan gambar 4.

Tabel III. Purata aktivitas ALP tikus dengan pemberian ekstrak etanol kulit Persea americana Mill.yang terinduksi karbon tetraklorida dosis 2 ml/kgBB ( n = 5 )

Kelompok perlakuan Purata aktivitas ALP ± SE (U/L)

Kontrol hepatotoksin CCl4

2 ml/kg BB 440,2 ± 37,7 Kontrol negative olive oil

2 ml/kg BB 274,2 ± 225,6 Kontrol ekstrak (EEPE 1,4

g/kgBB) 235,4 ± 11,4 EEPE 0,35 g/kgBB + CCl4 2 ml/kgBB 242,2 ± 19,0 EEPE 0,70 g/kgBB + CCl4 2 ml/kgBB 212,4 ± 16,8 EEPE 1,40 g/kgBB + CCl4 2 ml/kgBB 439,2 ± 46,6 Keterangan :

Tabel IV. Hasil uji scheffe aktivitas ALP tikus setelah pemberian karbon tetraklorida dosis 2 ml/kgBB pada kelompok perlakuan

Kelompok perlakuan Kontrol hepatotoksin CCl4 2 ml/kg BB Kontrol negative olive oil 2 ml/kg BB Kontrol ekstrak (EEPE 1,4 g/kgBB) EEPE 0,35 g/kgBB + CCl4 2 ml/kgBB EEPE 0,70 g/kgBB + CCl4 2 ml/kgBB EEPE 1,40 g/kgBB + CCl4 2 ml/kgBB Kontrol hepatotoksin CCl4 2 ml/kg BB BB BB BB BB TB Kontrol negative olive oil 2 ml/kg BB BB BTB BTB BTB BB Kontrol ekstrak (EEPE 1,4 g/kgBB) BB BTB BTB BTB BB EEPE 0,35 g/kgBB + CCl4 2 ml/kgBB BB BTB BTB BTB BB EEPE 0,70 g/kgBB + CCl4 2 ml/kgBB BB BTB BTB BTB BB EEPE 1,40 g/kgBB + CCl4 2 ml/kgBB BTB BB BB BB BB

Keterangan: BB = Berbeda bermakna (p≤ 0,05) BTB = Berbeda tidak bermakna (p > 0,05) EEPE = Ekstrak Etanol Jangka Pendek Kulit Persea americana Mill.

Gambar 3. Diagram batang rata-rata aktivitas ALP tikus setelah pemberian karbon tetraklorida dosis 2 ml/kgBB pada kelompok perlakuan

1. Kontrol negatif olive oil dosis 2 ml/kg BB

Pengujian kelompok negatif olive oil bertujuan untuk memastikan bahwa

pelarut hepatotoksin karbon tertraklorida yakni olive oil, tidak berpotensi untuk

menimbulkan efek toksik. Dosis olive oil yang digunakan dalam penelitian ini sama

dengan dosis hepatotoksin karbon tetraklorida yaitu 2 ml/kgBB. Berdasarkan

penelitian Nopitasari (2013), menunjukkan bahwa dengan pemberian olive oil tidak

menunjukkan adanya peningkatan nilai ALT. Didukung dengan penelitian Devaly

(2014) yang menunjukkan bahwa dengan pemberian olive oil tidak menyebabkan

peningkatan nilai ALT. Berdasarkan data statistika menunjukkan bahwa nilai purata

dengan nilai ALP pada kelompok kontrol hepatotoksin yaitu 440,2 ± 37,7 U/L,

menunjukkan perbedaan bermakna antara kelompok olive oil dengan kelompok

hepatotoksin karbon tetraklorida. Hal ini berarti bahwa pada kelompok perlakuan

olive oil tidak menimbulkan peningkatan aktivitas ALP serum yang mengindikasikan

tidak terjadinya kerusakan pada hati.

Berdasarkan hal tersebut, maka dapat dikatakan bahwa apabila terjadi

kenaikan aktivitas ALP pada kelompok kontrol hepatotoksin karbon tetraklorida

maupun kelompok perlakuan dipastikan itu bukan karena penggunaan olive oil

sebagai pelarut. Kelompok kontrol negatif olive oil nantinya akan dipakai sebagai

dasar nilai aktivitas ALP normal pada penelitian ini.

2. Kontrol Hepatotoksin Karbon Tetraklorida dosis 2 ml/kgBB

Pengukuran aktivitas ALP pada kontrol hepatotoksin karbon tetraklorida

dosis 2 ml/kg BB (kelompok I) bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian

karbon tetraklorida terhadap sel hati tikus berupa peningkatan aktivitas ALP. Selain

itu, kontrol hepatotoksin karbon tetraklorida menjadi patokan dalam menganalisis

efek hepatoprotektif dari ekstrak etanol kulit buah Persea americana Mill. Uji ini

dilakukan dengan memejankan karbon tetraklorida 2 ml/kgBB secara intraperitonial

pada tikus, kemudian pada jam ke-24 diambil darahnya untuk diukur aktivitas serum

ALT dan serum AST ( Janakat dan Merie, 2002).

Aktivitas ALP kontrol hepatotoksin karbon tetraklorida dosis 2 ml/kgBB

adalah 440,2 ± 37,7 U/L. Berdasarkan uji lanjutan yaitu uji scheffe terdapat perbedaan

kontrol negatif olive oil (Tabel IV). Hal ini berarti bahwa pada kelompok perlakuan

hepatotoksin karbon tetraklorida mampu menimbulkan peningkatan aktivitas ALP

yang menginduksi terjadinya kerusakan pada hati.

Peningkatan aktivitas ALP merupakan parameter terjadinya kolestasis yang

merupakan salah satu macam kerusakan hati, dan pada obstruksi intra maupun

ekstrabiliar enzim ini akan meningkat 3-10 kali dari nilai normal sebelum timbul

ikterus (Ruqiah, dkk., 2007). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa adanya

peningkatan aktivitas ALP sudah menimbulkan kolestasis, walaupun kolestasis yang

terjadi belum sampai menimbulkan ikterus karena peningkatan aktivitas ALP pada

penelitian ini belum mencapai 3-10 kali dari nilai normal. Hal tersebut juga dapat

dipastikan dengan melakukan penelitian mengenai histologis hati sehingga kerusakan

yang menyebabkan kolestasis akibat karbon tetraklorida dapat tampak secara

histologis.

3. Kontrol Ekstrak Etanol Kulit buah Persea americana Mill.dosis 1,4 g/kgBB

Pembuatan kontrol ekstrak etanol kulit buah Persea americana Mill.

(Kelompok II) bertujuan untuk melihat pengaruh pemberian ekstrak etanol kulit buah

Persea americana Mill.dosis 1,4 g/kgBB terhadap aktivitas ALP. Pemberian ekstrak

etanol kulit buah Persea americana Mill. ini dilakukan secara oral dan dengan dosis

terbesar dari ekstrak etanol kulit buah Persea americana Mill., yakni 1,4 g/kgBB.

Alasan digunakan dosis tertinggi dalam uji ini yaitu untuk uji praperlakuan ekstrak

etanol kulit buah Persea americana Mill.dari dosis rendah 0,35 g/kgBB hingga dosis

Aktivitas ALP kontrol ekstrak etanol kulit buah Persea americana dosis 1,4

g/kgBB adalah 235,4 ± 11.4 U/L, sedangkan aktivitas ALP kontrol negatif olive oil 2

ml/kgBB sebesar 274,2 ± 25,6 U/L. Apabila keduanya dibandingkan, maka aktivitas

ALP terlihat hampir mendekati sama (0,00), secara statistik berbeda tak bermakna.

Hal ini dapat disimpulkan bahwa pemberian ekstrak etanol kulit buah Persea

americana Mill.tidak memberikan pengaruh pada peningkatan aktivitas ALP sel hati

tikus. Namun perlu dilakukan pengujian lanjutan mengenai standarisasi ekstrak etanol

untuk lebih memastikan pengaruh ekstrak etanol pada penurunan nilai aktivitas enzim

ALP.

4. Kelompok perlakuan jangka pendek ekstrak etanol kulit buah Persea americana

Mill. dosis 0,35; 0,70; dan 1,40 g/kg BB pada tikus jantan galur Wistar terinduksi

karbon tetraklorida dosis 2 ml/kgBB

Pengujian pada kelompok perlakuan ini bertujuan untuk mengetahui

pengaruh pemberian jangka pendek ekstrak etanol kulit buah Persea americana Mill.

pada tikus jantan galur Wistar yang terinduksi karbon tetraklorida berdasarkan pada

ada tidaknya penurunan aktivitas ALP. Aktivitas ALP pada dosis I dengan perlakuan

ekstrak etanol kulit buah Persea americana Mill. dengan dosis 0,35 g/kgBB adalah

242,2 ± 19,0 U/L. Bila dibandingkan dengan kontrol hepatotoksin karbon tetraklorida

dosis 2 ml/kgBB terdapat perbedaan bermakna dan ketika dibandingkan dengan

kelompok kontrol negatif olive oil 2 ml/kgBB terdapat perbedaan tidak bermakna.

memiliki efek menurunkan aktivitas ALP akibat dari karbon tetraklorida, dimana

aktivitas ALP sudah setara dengan keadaan normal.

Hal yang sama terjadi pula pada dosis II dengan ektrak etanol kulit buah

Persea americana Mill. dosis 0,70 g/kg BB dengan nilai ALP sebesar 212,4 ± 16,8

U/L. Bila dibandingkan dengan kontrol hepatotoksin karbon tetraklorida dosis 2

ml/kgBB terdapat perbedaan bermakna dan ketika dibandingkan dengan kelompok

kontrol negatif olive oil 2 ml/kgBB terdapat perbedaan tidak bermakna. Hal ini berarti

ekstrak etanol kulit buah Persea americana Mill. dosis 0,70 g/kgBB memiliki efek

menurunkan aktivitas ALP akibat dari karbon tetraklorida, dimana aktivitas ALP

sudah setara dengan keadaan normal.

Pada dosis III dengan nilai ALP 439,2 ± 46,6 U/L, ketika dibandingkan

dengan kontrol karbon tetraklorida menunjukkan perbedaan tidak bermakna,

sedangkan ketika dibandingkan dengan kontrol olive oil menunjukkan berbeda

bermakna. Hal ini berarti setelah pemberian dosis III tidak menunjukkan penurunan

nilai ALP, hal tersebut karena ada kemungkinan terjadi oksidasi dari antioksidan

yang tidak berbahaya menjadi prooksidan yang beracun. Menurut Gordon (1990),

besarnya antioksidan yang diberikan dapat berpengaruh pada laju oksidasi. Pada

konsentrasi tinggi, aktivitas antioksidan grup fenolik sering lenyap bahkan

antioksidan tersebut menjadi prooksidan. Pengaruh jumlah konsentrasi pada laju

oksidasi tergantung pada struktur antioksidan, kondisi dan sampel yang akan diuji.

senyawa yang berperan menurunkan aktivitas enzim ALP pada kulit buah Persea

americana Mill.

Hasil dari kelompok dosis ini menunjukkan nilai aktivitas ALP dosis I 0,35

g/kg BB ketika dibandingkan dengan dosis II 0,70 g/kgBB, menunjukkan bahwa

dosis I dan dosis II setelah uji scheffe berbeda tidak bermakna. Dosis I dibandingkan

dengan dosis III 1,40 g/kgBB menunjukkan perbedaan bermakna. Hal tersebut berarti

bahwa antara dosis I, II dan III tidak memiliki kekerabatan dosis dengan respon yang

muncul. Semakin besar dosis ekstrak etanol kulit buah Persea americana Mill.yang

diberikan, tidak dibarengi dengan respon yang muncul, yaitu penurunan nilai aktivitas

ALP. Hal ini mempertegas bahwa tidak adanya kekerabatan antara dosis ekstrak

etanol kulit buah Persea americana Mill.dengan penurunan aktivitas ALP .

Dokumen terkait