• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.3 Hasil Uji Coba

4.4.1 Hasil Pengembangan Produk

Penelitian ini merupakan jenis penelitian dan pengembangan. Hasil penelitian dan pengembangan ini adalah produk media pengenalan pariwisata dengan materi pariwisata. Terdapat beberapa masalah yang melatarbelakangi pengembangan media dalam penelitian ini. Masalah-masalah tersebut meliputi masih banyak peserta yang mengalami kesulitan dalam menerima materi pengenalan pariwisata. Kesulitan tersebut diantaranya pada penyampaian pariwisata yang dianggap sulit dipahami karena para peserta belom terjun langsung ke tempat wisata tersebut.

Metode pengembangan perangkat lunak (software engineering) yang diterapkan dalam pembuatan media pembelajaran ini adalah menggunakan metode Multimedia Development Life Cycle menurut Luther dalam Riyondi (2016), yang berpendapat bahwa metodologi pengembangan multimedia terdiri dari 6 tahapan, yaitu concept, design, material collecting, assembly, testing dan distribution.

1. Concept

Dalam tahapan ini ada beberapa tahap yang perlu diperhatikan, Yaitu: a. Menentukan tujuan aplikasi, yaitu untuk mempermudah

dapat lebih termotivasi untuk mengenal pariwisata.

b. Aplikasi ini digunakan untuk media pengenalan pariwisata oleh Dinas Pariwisata dan juga peserta Abang Mpok Kabupaten Bekasi. c. Deskripsi media pengenalan pariwisata berbasis Augmented

Reality ini berjalan dan dioperasikan pada perangkat bersistem operasi android/iOS.

2. Design

Tahap pembuatan spesifikasi mengenai arsitektur program, gaya, tampilan dan kebutuhan material/bahan untuk program. Spesifikasi dibuat serinci mungkin sehingga pada tahap berikutnya, yaitu material collecting dan assembly. Tahap ini dilakukan dengan menggunakan storyboard untuk menggambarkan deskripsi tiap scene. Penentuan tautan dari satu scene ke scene lain akan menggunakan perancangan struktur navigasi dengan model hierarkis, dan dibuatkan antarmuka penggunanya, serta perancangan perangkat keras dan perangkat lunak yang digunakan untuk menentukan perangkat keras dan perangkat lunak yang dipakai dalam pembuatan sistem.

3. Material Collecting (pengumpulan materi)

Pada tahapan ini, materi terkait bahan ajar/materi pembelajaran didapatkan dari wawancara kepada dosen, membaca buku dan mencari sumber-sumber lainnya dari internet. Sedangkan untuk materi terkait Augmented Reality, penulis mendapatkan materi dari buku referensi, internet dan tanya jawab dengan orang yang lebih ahli.

4. Assembly Tahap assembly (pembuatan)

Tahapan dimana semua objek atau bahan multimedia dibuat. Pembuatan aplikasi didasarkan pada flowchart. Semua objek atau material dibuat dan digabungkan menjadi satu aplikasi yang utuh. Dalam tahapan ini digunakan beberapa software seperti, visual paridgm dan adobe cs5. 5. Testing

Tahap ini disebut juga sebagai tahap pengujian alpha (alpha test) dimana pengujian dilakukan oleh pembuat atau lingkungan pembuatnya

sendiri. Dalam pengujian aplikasi ini dilakukan pengecekan ketepatan benda berdasarkan marker, karena hanya menggunakan satu buah marker.

Pengujian selanjutnya adalah pengujian terhadap ketersediaan benda/obyek 3D dengan ukuran besar sehingga marker tidak tersorot dengan baik. Pengujian selanjutnya dengan menggunakan pengujian kuisioner dengan responden peserta Abang Mpok Kabupaten Bekasi. 6. Distribution

Distribution yaitu aplikasi akan disimpan dalam suatu media penyimpanan. Tahap ini dimana hasil aplikasi yang telah selesai dibuat berupa swf atau exe untuk menjalankannya user tidak perlu menginstall aplikasi Adobe Flash cs5.5

Produk awal media pembelajaran interaktif selanjutnya divalidasi oleh ahli materi dan ahli media. Ahli materi memvalidasi sebanyak satu kali, hal ini disebabkan oleh rerata skor hasil validasi materi yang menunjukkan nilai sebesar 4 yang termasuk kategori baik sehingga media pembelajaran interaktif sudah memenuhi standar untuk diujicobakan. Ahli media memvalidasi sebanyak satu kali. hal ini disebabkan oleh rerata skor hasil validasi materi yang menunjukkan nilai sebesar 4 yang termasuk kategori baik sehingga media pembelajaran interaktif sudah memenuhi standar untuk diujicobakan. Berdasarkan hasil tersebut media sudah layak untuk diujicobakan.

Ujicoba dilaksanakan dengan cara penggunaan media pengenalan pariwisata yang di tujukan pada para peserta. Para peserta yang telah menggunakan media di dalam proses pembekalan materi kemudian diwawancara untuk diminta tanggapan, komentar, dan juga saran mengenai media yang dikembangkan. Berdasarkan wawancara terhadap siswa, media kembali direvisi. Hasil revisi tahap III menghasilkan produk akhir media pengenalan pariwisata dengan materi sejarah dan pariwisata.

4.4.2 Hasil Validasi

mengetahui kelayakan media pembelajaran matematika flash untuk pengenalan pariwisata Kabupaten Bekasi. Hasil validasi yang diperoleh dibandingkan dengan kategori menurut Eko Putro W (2009: 238)

1. Hasil Validasi Ahli Materi

Terdapat 10 pernyataan dalam lembar validasi ahli materi. Ahli materi melakukan validasi sebanyak satu kali. Berdasarkan data dapat diketahui jumlah skor yang diperoleh sebesar 40 dengan persentase 75%, dan rerata skor sebesar 3,61 dengan kategori “baik”

2. Hasil Validasi Ahli Media

Terdapat 5 pernyataan dalam lembar validasi ahli media. Ahli materi melakukan validasi sebanyak satu kali. Berdasarkan data dapat diketahui jumlah skor yang diperoleh sebesar 20 dengan persentase 80%, dan rerata skor sebesar 3,61 dengan kategori “baik”

Berdasarkan penghitungan tersebut dapat dibuat konversi skor validasi ahli materi sebagai berikut:

Tabel 4.3 konversi validasi ahli

Sumber : Widoyoko (2009) Rerata Skor Kategori X > 4,2 Sangat Baik 3,4 < X ≤ 4,2 Baik

2,6 < X ≤ 3,4 Cukup 1,8 < X ≤ 2,6 Kurang

63

BAB V

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Berdasarkan analisis dan perancangan dari Media Pengenalan Pariwisata Kabupaten Bekasi pada Dinas Pariwisata Kabupaten Bekasi, maka dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut :

1. Penggolongan user menjadi dua bagian (Peserta dan Pemberi Materi) dengan batasan akses tertentu dapat dikatakan pula sebagai pembagian hak, wewenang dan kewajiban user yang bersangkutan.

2. Media pengenalan pariwisata ini dapat dijadikan sebagai wacana atau referensi dalam melakukan penelitian selanjutnya, dengan variabel yang sama atau dengan variabel yang lainnya.

4.2 Saran

Media pengenalan pariwisata yang telah dibuat merupakan sarana dalam membangun media pengolahan data pariwisata. Dalam proses pembangunan aplikasi tersebut masih banyak kekurangan. Oleh karena itu dibutuhkan banyak saran untuk pengembangan kedepan.

64

Dokumen terkait