• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.4.4. Hasil Pengujian Asumsi Autokorelasi Model Kedua

Uji autokorelasi digunakan untuk mengetahui ada tidaknya korelasi antara

kesalahan pengganggu pada periode tertentu dengan kesalahan pengganggu periode

sebelumnya. Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi. Uji

autokorelasi dapat dilakukan dengan pengujian Durbin-Watson (DW). Hasil uji

autokorelasi dapat dilihat pada Tabel 5.11 berikut ini:

Tabel 5.11. Hasil Pengujian Autokorelasi Model Kedua

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of

the Estimate Durbin-Watson

1 .395(a) .156 .127 .75626 2.087

Sumber: Lampiran 7

Dari Tabel 5.11, untuk mengetahui adanya autokorelasi digunakan uji Durbin

Watson, dengan kriteria dari tabel Durbin Watson terlihat nilai dw 2.087 di mana dari

nilai du < dw < 4 - du (1,80 < 2,087 < 2,2) yang artinya tidak terjadi autokorelasi

karena nilainya berada dikisaran interval 1.80 dan 2.2. Hasil autokorelasi dalam

penelitian ini menunjukkan bahwa dalam model tidak terjadi autokorelasi.

5.5. Hasil Pengujian Hipotesis Kedua

Pengujian hipotesis kedua yaitu untuk menganalisis pengaruh Investment

Opportunity Set dan Profitabilitas terhadap Kebijakan Dividen (Dividen Payout

Ratio) pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Hasil

analisisnya dapat dilihat pada Tabel 5.12.

Tabel 5.12. Hasil Analisis Hipotesis Kedua

Variabel Koefisien t Sig.

(Constant) -.941 -3.069 .003

X1 Market to book value of asset .578 3.212

X2 Market to book value of equity -.488 -3.468

X3 Price Earning Ratio .429 3.634

X4 Firm value to book value of property,

plant and equipment -.429 -3.675

X5 Return On Equity .238 2.030 F : 5.262 F tabel : 2.864 Sig. F : 0.000 R. Square : 0.156 Adjusted R Square : 0.127 *nilai signifikansi 5% (Sumber: Lampiran 7)

Tabel 5.12 menunjukkan secara simultan market to book value of asset

(MVABVA), market to book value of equity (MVEBVE), price earning ratio (PER),

firm value to book value of property, plant and equipment (VPPE) dan return on

payout ratio). Hal ini dilihat dari nilai signifikansi F (0.000) < 0.05 dan Fhitung > F

tabel (5.262 > 2.864). Dengan demikian, hipotesis yang menyatakan Investment

Opportunity Set (berdasarkan harga) yang dilihat dari market to book value of asset

(MVABVA), market to book value of equity (MVEBVE), Price earning ratio (PER),

firm value to book value of property, plant and equipment (VPPE) dan Profitabilitas

(Return On Equity) berpengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen (dividen

payout ratio).

Nilai Adjusted R square diperoleh sebesar 0.127 artinya 12,7% variasi

variabel kebijakan dividen (dividen payout ratio) mampu dijelaskan oleh variasi

investment opportunity set dan profitabilitas, sedangkan sisanya sebesar 87,3%

dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dijelaskan di dalam model. Nilai Adjusted R

square yang rendah dikarenakan perusahaan cenderung menggunakan sumber

dananya keluar sehingga dana lebih banyak diinvestasi dan proyeknya. Semakin besar

jumlah investasi dalam suatu periode tertentu, semakin kecil dividen yang diberikan,

karena perusahaan yang tumbuh diidentifikasi sebagai perusahaan yang free cash

flow-nya rendah (Jensen, 1986 dalam Fitrijanti dan Hartono, 2002). Oleh sebab itu,

adanya kesempatan investasi yang memberikan keuntungan tinggi bagi perusahaan

tidak selalu diartikan dividen yang dibayarkan akan kecil atau tidak dibayarkan, tetapi

dapat diartikan adanya prospek yang menjanjikan di masa yang akan datang untuk

dapat membayar dividen yang lebih tinggi. Investasi di masa depan mempengaruhi

besarnya nilai perusahaan. Menurut Myers (1977) dalam Muhardi (2008) nilai

Kesempatan investasi yang tinggi di masa depan, bisa dihubungkan dengan tingkat

pertumbuhan yang tinggi. Jika tingkat pertumbuhan perusahaan tinggi maka

perusahaan akan membagikan dividen yang kecil. Hal ini dikarenakan laba yang

didapatkan perusahaan akan digunakan sebagai dana internal untuk keperluan

investasi.

Secara parsial bahwa market to book value of equity (MVEBVE) dan firm

value to book value of property, plant and equipment (VPPE) berpengaruh negatif

terhadap dividen payout ratio. Sedangkan market to book value of asset (MVABVA),

price earning ratio (PER) dan Return On Equity (ROE) berpengaruh positif dan

signifikan terhadap kebijakan dividen (dividen payout ratio). Investment Opportunity

Set memiliki pengaruh negatif terhadap kebijakan dividen, di mana semakin tinggi

kesempatan investasi yang dimiliki perusahaan maka semakin rendah deviden yang

dibayarkan, Hal ini dikarenakan bahwa perusahaan yang bertumbuh mempunyai

kebijakan yang lebih kecil daripada pembayaran dividen daripada perusahaan yang

tidak tumbuh. Hal ini juga dikarenakan bahwa manajer lebih menyukai

menginvestasikan arus kas bebas ke dalam peluang investasi dan memperbesar

ukuran perusahaan meskipun tidak menguntungkan.

Perusahaan yang mempunyai pertumbuhan tinggi dan kesempatan investasi

yang besar memungkinkan untuk membayar dividen yang rendah karena mereka

mempunyai kesempatan yang menguntungkan dalam mendanai investasinya secara

internal sehingga perusahaan tidak membayarkan lebih besar labanya kepada pihak

tinggi akan memanfaatkannya untuk mengembangkan perusahaan guna

meningkatkan kesejahteraan bagi pemegang saham. Pemanfaatan kesempatan

investasi tersebut membutuhkan sumber pendanaan yang salah satunya didapat dari

laba yang disisihkan untuk keperluan investasi. Hal ini berdampak pada kesempatan

investasi yang tinggi, mendorong perusahaan untuk meningkatkan laba ditahannya.

Peningkatan laba ditahan, berhubungan terbalik dengan pembayaran dividen.

Hasil regresi linear berganda model kedua dilihat dari Tabel 5.12 antara

variabel independen (X) terhadap variabel dependen (Y) dapat diformulasikan dalam

bentuk persamaan sebagai berikut:

Kebijakan Dividen = -0.941 + 0.578LnMVABVA 0.488LnMVEBVE +

0.429LnPER - 0.429LnVPPE + 0.238LnROE + e

Berdasarkan hasil persamaan regresi berganda tersebut, maka pengaruh

masing-masing variabel independen tersebut terhadap kebijakan dividen (dividen

payout ratio) dapat diinterpretasikan sebagai berikut:

a. Nilai konstanta (b0) = -0.941, menunjukkan bahwa apabila nilai variabel

independen MVABVA, MVEBVE, PER, VPPE dan ROE diasumsikan sama

dengan nol, maka nilai dari kebijakan dividen (Dividen Payout Ratio) adalah

sebesar 0.941.

b. Koefisien regresi b1 sebesar 0.578, menunjukkan bahwa hubungan variabel

setiap kenaikan MVABVA satu satuan akan diikuti oleh kenaikan kebijakan

dividen (dividen payout ratio) sebesar 0.578.

c. Koefisien regresi b2 sebesar -0.488, menunjukkan bahwa hubungan variabel

MVEBVE dengankebijakan dividen (dividen payout ratio) adalah negatif, artinya

setiap kenaikan MVEBVE satu satuan akan diikuti oleh penurunan kebijakan

dividen (dividen payout ratio) sebesar 0.488.

d. Koefisien regresi b3 sebesar 0.429, menunjukkan bahwa hubungan variabel PER

dengan dengan kebijakan dividen (dividen payout ratio) adalah positif, artinya

setiap kenaikan PER satu satuan akan diikuti oleh kenaikan kebijakan dividen

(dividen payout ratio) sebesar 0.429.

e. Koefisien regresi b4 sebesar -0.429, menunjukkan bahwa hubungan variabel

VPPE dengan kebijakan dividen (dividen payout ratio) adalah negatif, artinya

setiap kenaikan VPPE satu satuan akan diikuti oleh penurunan kebijakan dividen

(dividen payout ratio) sebesar 0.429.

f. Koefisien regresi b5 sebesar 0.238, menunjukkan bahwa hubungan variabel ROE

dengan kebijakan dividen (dividen payout ratio) adalah positif, artinya setiap

kenaikan ROE satu satuan akan diikuti oleh kenaikan kebijakan dividen (dividen

payout ratio) sebesar 0.238.

5.5.1. Pengaruh Investment Opportunity Set Berdasarkan Harga (Market to

Book Value of Asset) (MVABVA) terhadap Kebijakan Dividen (Dividen Payout Ratio)

Dari hasil pengujian pada Tabel 5.12 diperoleh nilai t hitung sebesar 3.212

yang diperoleh lebih kecil dari 0.05 yaitu sebesar 0.002, dengan demikian market to

book value of asset (MVABVA) berpengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen

(dividen payout ratio). Dari hasil nilai koefisien regresi variabel market to book value

of asset sebesar 0.578 menunjukkan bahwa hubungan antara variabel market to book

value of asset dengan kebijakan dividen (dividen payout ratio) adalah positif, artinya

setiap kenaikan market to book value of asset (MVABVA)satu satuan akan diikuti

oleh kenaikan kebijakan dividen (dividen payout ratio) sebesar 0.578.

Hal ini dapat diinterprestasikan bahwa perusahaan yang memiliki rasio

MVABVA yang cukup tinggi mengindikasikan bahwa perusahaan tersebut memiliki

pertumbuhan aktiva produktif yang besar, sehingga tidak akan mempengaruhi

pembayaran dividen kepada pemegang saham. Penyimpangan variabel ini dengan

proksi investment opportunity set berdasarkan harga lainnya adalah karakteristik data

yang menunjukkan nilai MVABVA yang rendah sehingga free cash flow hypothesis

lebih berlaku dan tidak mendukung signalling hypothesis. Ini sesuai dengan temuan

penelitian Mahadwarta dan Hartono (2002) dalam Sunarto (2004) yang mendukung

adanya free cash flow hypotesis serta memperkuat hasil penelitian Kallapur dan

Trombley (1999) yang menganalisis hubungan antara IOS dan growth. Kallapur dan

Trombley (1999) menyatakan bahwa IOS yang diukur dengan Market to Book Value

of Asset berhubungan negatif dengan growth. Berdasarkan kedua penelitian tersebut

dapat dijelaskan bahwa pengaruh positif kesempatan investasi terhadap kebijakan

dividen dikarenakan IOS yang rendah mencerminkan growth yang tinggi sedangkan

yang rendah karena sebagian laba ditahan digunakan untuk investasi (free cash flow

hypothesis). Hasil penelitian tidak mendukung dengan hasil penelitian Muhardi

(2008) yang menyatakan bahwa market to book value of asset berpengaruh negatif

terhadap kebijakan dividen (dividen payout ratio).

5.5.2. Pengaruh Investment Opportunity Set Berdasarkan Harga (Market to

Book Value of Equity) (MVEBVE) terhadap Kebijakan Dividen (Dividen Payout Ratio)

Dari Tabel 5.12 hasil perhitungan uji-t diperoleh nilai t hitung sebesar -3.468

dengan nilai signifikansi sebesar 0.001 dan dengan nilai koefisien -0.488. Nilai

signifikansi lebih kecil dari 0.05 yaitu sebesar 0.001 maka Market to book value of

equity (MVEBVE) berpengaruh negatif secara signifikan terhadap kebijakan dividen

(dividen payout ratio). Dari hasil nilai koefisien regresi variabel market to book value

of total equity sebesar -0.488 menunjukkan bahwa hubungan antara variabel market

to book value of total equity dengan kebijakan dividen (dividen payout ratio) adalah

negatif, artinya setiap kenaikan market to book value of total equity (MVEBVE)satu

satuan akan diikuti oleh penurunan kebijakan dividen(dividen payout ratio) sebesar

0.488.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel Market to book value of

equity (MVEBVE) berpengaruh negatif terhadap kebijakan dividen (Dividen Payout

Ratio). Investment Opportunity Set digunakan untuk membedakan perusahaan yang

memiliki pertumbuhan tinggi dan rendah. Proksi Investment Opportunity Set

berkorelasi dengan pertumbuhan, sehingga perusahaan yang memiliki IOS tinggi juga

suatu periode tertentu semakin kecil dividen ysng diberikan karena perusahaan yang

bertumbuh diidentifikasi sebagai perusahaan yang free cash flow-nya rendah. Hasil

Penelitian ini mendukung hasil penelitian Mulyono (2009) menyatakan bahwa

Market to book value of equity (MVEBVE) berpengaruh negatif terhadap Dividen

Payout Ratio.

5.5.3. Pengaruh Investment Opportunity Set Berdasarkan Harga (Price Earning

Ratio) (PER) terhadap Kebijakan Dividen (Dividen Payout Ratio)

Dari Tabel 5.12 hasil perhitungan uji-t diperoleh nilai t hitung sebesar 3.634

dengan nilai signifikansi sebesar 0.000 dan dengan nilai koefisien 0.429. Nilai

signifikansi lebih kecil dari 0.05 yaitu sebesar 0.000 maka Price Earning Ratio (PER)

berpengaruh secara signifikan terhadap kebijakan dividen (dividen payout ratio). Dari

hasil nilai koefisien regresi variabel price earning ratio sebesar 0.429 menunjukkan

bahwa hubungan antara variabel price earning ratio dengan kebijakan dividen

(dividen payout ratio) adalah positif, artinya setiap kenaikan price earning ratio

(PER) satu satuan akan diikuti oleh kenaikan kebijakan dividen(dividen payout ratio)

sebesar 0.429.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Price Earning Ratio berpengaruh

positif signifikan terhadap kebijakan dividen (dividen payout ratio). Perusahaan yang

stabil akan memperlihatkan stabilitas pertumbuhan earnings per share, sebaliknya

perusahaan yang tidak stabil akan mempelihatkan pertumbuhan earning yang

fluktuatif. Semakin besar tingkat kemampuan perusahaan dalam menghasilkan

pembayaran dividen ke investor juga akan ikut terpengaruh. Terjadinya

penyimpangan variabel ini dengan variabel lainnya dalam proksi investment

opportunity set berdasarkan harga dikarenakan adanya karakteristik data yang

berbeda. Beberapa perusahaan sampel memiliki data Price Earning Ratio yang

rendah, sehingga investment opportunity set rendah menyebabkan dividen yang

dibayarkan juga ikut rendah. Nilai Price Earning Ratio yang rendah disebabkan

adanya krisis global yang mngakibatkan harga saham di tahun tertentu menurun.

Di mana harga saham merefleksikan ekspektasi pasar terhadap laba.

5.5.4. Pengaruh Investment Opportunity Set Berdasarkan Harga (Firm Value to

Book Value of Property, Plant and Equipment) (VPPE) terhadap

Kebijakan Dividen (Dividen Payout Ratio)

Dari Tabel 5.12, hasil perhitungan uji-t diperoleh nilai t hitung sebesar -3.675

dengan nilai signifikansi sebesar 0.000 dan dengan nilai koefisien -0.429. Nilai

signifikansi lebih kecil dari 0.05 yaitu sebesar 0.000 maka firm value to book value of

property, plant and equipment (VPPE) berpengaruh negatif terhadap kebijakan

dividen (dividen payout ratio). Dari hasil nilai koefisien regresi variabel firm value to

book value of property, plant and equipment sebesar -0.429 menunjukkan bahwa

hubungan antara variabel firm value to book value of property, plant and equipment

dengan kebijakan dividen (dividen payout ratio) adalah negatif, artinya setiap

kenaikan firm value to book value of property, plant and equipment (VPPE) satu

satuan akan diikuti oleh penurunan kebijakan dividen (dividen payout ratio) sebesar

Firm value to book value of property, plant and equipment (VPPE)

berpengaruh negatif terhadap kebijakan dividen (dividen payout ratio). Firm value to

book value of property, plant and equipment (VPPE) menunjukkan adanya investasi

pada aktiva tetap yang produktif sebagai asset in place (aset yang dimiliki). Rasio ini

berpengaruh negatif disebabkan karena semakin besar perusahaan memanfaatkan

investasinya semakin kecil pembayaran dividen yang diterima oleh investor.

Kesignifikanan pengaruh Firm value to book value of property, plant and equipment

(VPPE) menunjukkan bahwa perusahaan dengan investment opportunity set lebih

menyukai menggunakan dana internal sebagai sumber pendanaan. Perusahaan yang

memiliki kesempatan investasi yang tinggi akan memanfaatkannya untuk

mengembangkan perusahaan guna meningkatkan kesejahteraan pemegang saham.

Dokumen terkait