• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL PENELITIAN

5.2 Hasil Pengukuran Kebersihan Dinding Saluran Akar Gigi

Penelitian ini dilakukan terhadap 40 buah sampel gigi premolar mandibula yang dibagi secara random ke dalam 4 kelompok. Kelompok pertama adalah 10 sampel gigi yang diirigasi dengan larutan ekstrak etanol buah lerak 25%, kelompok kedua adalah 10 sampel gigi yang diirigasi dengan kombinasi ekstrak etanol buah lerak 25% dan NaOCl 2,5%, kelompok ketiga adalah 10 sampel gigi yang diirigasi dengan larutan NaOCl 2,5% disetiap pergantian file dan larutan EDTA 17% sebagai final rinse, dan kelompok keempat adalah 10 sampel sebagai kelompok kontrol yang diirigasi dengan larutan salin. Masing- masing kelompok tersebut akan dilihat pada scanning electron microscope (SEM) sesuai dengan pembesaran yang disarankan yaitu 1000x.

Gambar 46. Hasil SEM dan skor yang diberikan oleh pengamat pada kelompok larutan ekstrak etanol buah lerak 25% (1000x)

2 1 2

1 1 1

Gambar 47. Hasil SEM dan skor yang diberikan oleh pengamat pada kelompok kombinasi larutan ekstrak etanol buah lerak 25% dan NaOCl 2,5% (1000x)

2 2 2

2 2 2

2 2 3

2 2 2

2 2 2

2 2 2

Gambar 49. Hasil SEM dan skor yang diberikan oleh pengamat pada kelompok yang diirigasi larutan salin (1000x)

Pengamatan pada penelitian ini dilakukan oleh 2 orang pengamat untuk mengurangi subjektivitas pengamat yang dapat mempengaruhi data. Hasil dari scoring dua pengamat akan diuji dengan menggunakan kappa statistik untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan hasil scoring antara dua pengamat. Hasil dari kappa statistik ditunjukkan pada tabel 1.

Tabel 1. Hasil uji kappa statistik pengaruh bahan irigasi antara ekstrak etanol buah lerak (Sapindus rarak DC) dengan sodium hipoklorit dan EDTA terhadap smear layer saluran akar gigi

Value

Asymp. Std.

Errora Approx. Tb

Approx. Sig. Measure of Agreement Kappa 1.000 .000 25.659 .000

N of Valid Cases 360

Pada tabel 1, hasil uji kappa statistik diperoleh nilai kappa = 1 yang menunjukkan tidak terdapat perbedaan pengamatan hasil skor diantara pengamat 1 dan 2, sehingga dapat mengambil hasil skor dari pengamat 1 atau 2. Oleh karena itu,

3 3 3

3

3 3 3

3

3

diambil nilai mediannya dari setiap sampel pada semua kelompok perlakuan dan nilai median yang diperoleh dari setiap sampel pada semua kelompok perlakuan akan dilakukan uji analisis Kruskall Wallis untuk melihat apakah ada perbedaan yang signifikan antara semua kelompok perlakuan terhadap smear layer saluran akar gigi.

Dari hasil uji statistik Kruskall Wallis diperoleh nilai p<0,05 (p= 0,000) yang menunjukkan bahwa ada perbedaan pengaruh bahan irigasi dari ekstrak etanol buah lerak 25%, kombinasi larutan ekstrak etanol buah lerak 25% dan NaOCl 2,5%, kombinasi larutan NaOCl 2,5% dan EDTA 17% dan salin terhadap smear layer saluran akar gigi. Hasil uji Kruskall Wallis yang lengkap dapat dilihat pada lampiran 8. Untuk melihat masing-masing perbedaan diantara masing-masing kelompok perlakuan digunakan uji Mann-Whitney.

Tabel 2. Hasil uji Mann-Whitney antara masing-masing kelompok perlakuan

Kelompok n Jumlah Nilai Median Setiap

Kelompok Perlakuan

P

Ekstrak etanol buah lerak 25% 10 14

0.189 Kombinasi ekstrak etanol buah

lerak 25% dan NaOCl 2,5%

10 17

Ekstrak etanol buah lerak 25% 10 14

0.003* NaOCl 2,5% dan EDTA 17% 10 22

Ekstrak etanol buah lerak 25% 10 14

0.000*

Salin 10 30

Kombinasi ekstrak etanol buah lerak 25% dan NaOCl 2,5%

10 17

0.028* NaOCl 2,5% dan EDTA 17% 10 22

Kombinasi ekstrak etanol buah lerak 25% dan NaOCl 2,5%

10 17

Dari hasil uji Mann-Whitney pada tabel 2, tidak ada perbedaan yang signifikan antara kelompok yang diirigasi dengan ekstrak etanol buah lerak 25% dengan kombinasi ekstrak etanol buah lerak 25% dan NaOCl 2,5% dalam mengangkat smear layer pada sepertiga apikal saluran akar dengan nilai p>0,05 (p=0.189). Namun, dilihat dari nilai median, ekstrak etanol buah lerak 25% memiliki nilai median (Me=14) yang lebih rendah dibandingkan kombinasi ekstrak etanol buah lerak 25% dan NaOCl 2,5% (Me=17). Jumlah nilai median yang rendah dari ekstrak etanol buah lerak 25% menunjukkan kemampuan yang lebih baik dalm mengangkat smear layer pada sepertiga apikal saluran akar dibandingkan kombinasi ekstrak etanol buah lerak 25% dan NaOCl 2,5%.

Kelompok ekstrak etanol buah lerak 25% menunjukkan perbedaan yang signifikan dengan kelompok yang diirigasi dengan kombinasi NaOCl 2,5% dan EDTA 17% dengan p<0,05 (p=0,003). Pada tabel 2, nilai median dari ekstrak etanol buah lerak 25% (Me=14) juga lebih rendah dari kelompok yang diirigasi dengan kombinasi NaOCl 2,5% dan EDTA 17% (Me=22) yang menunjukkan bahwa ekstrak etanol buah lerak 25% lebih baik mengangkat smear layer pada sepertiga apikal dibandingkan kombinasi NaOCl 2,5% dan EDTA 17%.

Kombinasi ekstrak etanol buah lerak 25% dan NaOCl 2,5% dengan kombinasi NaOCl 2,5% dan EDTA 17% juga menunjukkan ada perbedaan yang signifikan dengan p<0,05 (p=0,028) dan nilai median dari kombinasi ekstrak etanol buah lerak 25% dan NaOCl 2,5% (Me=17) yang lebih rendah dari kelompok yang diirigasi kombinasi NaOCl 2,5% dan EDTA 17% (Me=22). Hal tersebut menunjukkan kombinasi ekstrak etanol buah lerak 25% dan NaOCl 2,5% lebih baik mengangkat smear layer pada sepertiga apikal dibandingkan kombinasi NaOCl 2,5% dan EDTA 17%.

Salin sebagai kelompok kontrol berbeda secara signifikan dengan kelompok lainnya dengan p<0,05 (0,000). Jumlah nilai median salin paling tinggi (Me= 30) berarti menunjukkan tidak ada pengaruh salin terhadap smear layer saluran akar gigi.

PEMBAHASAN

Kompleksitas anatomi saluran akar, invasi mikroorganisme ke dalam tubulus-tubulus dentin dan pembentukan smear layer selama instrumentasi merupakan hambatan terbesar dalam proses pembersihan dan pembentukan (cleaning dan shaping) saluran akar.29 Tindakan instrumentasi mekanis dengan instrumen endodonti hanya dapat mengangkat jaringan pulpa vital ataupun nekrotik dari saluran akar utama saja, tetapi tidak pada saluran akar yang tidak terinstrumentasi (termasuk kanal aksesoris, ramifikasi saluran akar, fins, isthmi dan cul-de-sac).4,29

Pembersihan saluran akar paling sulit pada daerah sepertiga apikal yang dihubungkan dengan anatomi atau morfologi saluran akar. Diameter saluran akar bagian ini lebih kecil dibandingkan bagian lainnya, sehingga smear layer yang terbentuk dari hasil preparasi saluran akar lebih mudah menunpuk di bagian apikal.14 Banyak daerah di sepertiga apikal saluran akar yang tidak terpreparasi karena bentuknya yang oval atau konfigurasinya yang iregular.40 Jain dan Bahuguna (2010) menyatakan bahwa daerah sepertiga apikal merupakan daerah saluran akar yang paling banyak kanal aksesorisnya (84,74%)41, sehingga tindakan irigasi saluran akar merupakan tahap paling penting yang akan menunjang keberhasilan perawatan saluran akar karena tindakan irigasi mampu membersihkan saluran akar sampai ke daerah sepertiga apikal dan daerah- daerah saluran akar yang tidak dapat dicapai dengan instrumentasi secara mekanis.1,29

Bahan irigasi yang sering digunakan dalam bidang endodonti adalah sodium hipoklorit. Bahan ini memiliki sifat antimikroba spektrum luas, dapat melarutkan

menghilangkan smear layer anorganik dan sering dikombinasikan dengan NaOCl.30 Namun, kombinasi NaOCl dan EDTA kurang efektif mengangkat smear layer pada sepertiga apikal saluran akar. Selain itu, kombinasi kedua bahan tersebut mengakibatkan peningkatan sifat erosif pada dentin dibandingkan penggunaan bahan irigasi tersebut secara tunggal.9 Sehingga, banyak penelitian yang mencari alternatif untuk mencapai larutan irigasi yang ideal. Pada penelitian ini digunakan bahan alami ekstrak etanol buah lerak sebagai alternatif bahan irigasi saluran akar karena hampir memenuhi syarat- syarat sebagai bahan irigasi, yaitu tegangan permukaan ekstrak etanol buah lerak 5-25% lebih rendah dibandingkan NaOCl 2,5%27 sehingga ekstrak etanol buah lerak dapat berdifusi dan berpenetrasi lebih baik sampai ke sepertiga apikal dan daerah yang tidak terinstrumentasi saluran akar, seperti daerah kanal- kanal aksesoris dan ramifikasi saluran akar.42 Efek antibakteri ekstrak etanol buah lerak berkisar antara 0,01%- 25%; terhadap Streptococcus mutans pada konsentrasi 0,01%19, Fusobacterium nucleatum pada konsentrasi 0,25%23 dan bakteri Porphyromonas gingivalis21 dan Enterococcus faecalis22 dengan nilai KBM 25% dan kemampuannya dalam melarutkan jaringan pulpa berkisar antara 6,25%-25% dan lebih efektif dibandingkan NaOCl 2,5%.17 Oleh karena itu, ekstrak etanol buah lerak 25% lebih dimungkinkan memiliki pengaruh untuk memenuhi syarat- syarat sebagai bahan irigasi dan akan diuji pengaruhnya terhadap smear layer saluran akar gigi.

Hasil penelitian menunjukkan masih terdapat smear layer pada semua kelompok perlakuan, namun dalam skor yang berbeda- beda. Masih terdapatnya smear layer pada semua kelompok perlakuan dimungkinkan karena instrumen preparasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan ProTaper Universal NiTi Rotary Instrument dan teknik irigasi yang digunakan juga masih secara manual yaitu menggunakan spuit dan jarum yang akan mempengaruhi pendistribusian bahan irigasi untuk membersihkan saluran akar gigi sampai ke daerah sepertiga apikal saluran akar.

Preparasi saluran akar menggunakan ProTaper Universal NiTi Rotary Instrument menghasilkan lebih banyak smear layer dibandingkan dengan preparasi saluran akar dengan instrumen konvensional dan dapat membuang maktriks dentin

obturasi dan permukaan saluran akar. Penggunaan instrument rotary lainnya seperti lightspeed, iRace, K3, Mtwo, Reciproc dan lain sebagainya perlu diteliti juga pengaruhnya dalam membersihkan saluran akar pada daerah sepertiga apikal saluran akar. Berdasarkan penelitian sebelumnya, Burklein et al. (2011) menyatakan bahwa preparasi saluran akar menggunakan Mtwo dan Reciproc menunjukkan tingkat kebersihan saluran akar yang lebih baik di daerah sepertiga apikal saluran akar dibandingkan dengan ProTaper.43

Preparasi saluran akar menggunakan ProTaper walaupun memperlihatkan tingkat kebersihan saluran akar yang lebih buruk dibanding Mtwo dan Reciproc, penelitian Camara et.al (2007) menyatakan bahwa sampai saat ini belum ada instrumen saluran akar yang dapat mempreparasi dinding saluran akar secara sempurna.44 Pemilihan penggunaan ProTaper Universal NiTi rotary instrument dalam penelitian ini dikarenakan ProTaper memiliki desain khusus dengan beberapa kelebihan, yaitudesain taper yang progresif dari ProTaper yang akan meningkatkan fleksibilitas dan efisiensi ProTaper dalam memotong dentin. Preparasi saluran akar dengan ProTaper juga mengurangi jumlah file yang dipakai untuk preparasi saluran akar, penggunaannya lebih sederhana dan waktu preparasi saluran akar yang lebih singkat. Selain itu, desain flute yang terdapat pada ProTaper berfungsi mengumpulkan jaringan lunak dan serpihan dentin yang akan dibuang dari saluran akar dan helical angle dan pitch yang bervariasi dari ProTaper mengizinkan blade untuk mengeluarkan debris yang telah dikumpulkan di dalam flute. Sehingga, ProTaper lebih efesien mengangkat debris yang terbentuk selama preparasi saluran akar.45,46

Penelitian Shrivastava et al. (2015) menyatakan bahwa penggunaan teknik irigasi dengan EndoVac lebih efektif membersihkan saluran akar pada area sepertiga apikal saluran akar dibandingkan teknik irigasi secara manual menggunakan spuit dan jarum.47 Penggunaan EndoVac menggunakan tekanan negatif mampu membersihkan lebih banyak debris secara signifikan hingga 1 mm dari panjang kerja di banding teknik irigasi konvensional menggunakan spuit dan jarum. EndoVac memungkinkan distribusi bahan irigasi sampai ke sepertiga apikal dan mengatasi efek vapour lock pada bagian apikal saluran akar. Teknik irigasi EndoVac dapat membersihkan debris pada daerah apeks tanpa menyebabkan bahan irigasi ekstrusi ke apikal.34,38,47

Penggunaan teknik irigasi secara manual dengan spuit dan jarum walaupun tidak sebaik teknik irigasi dengan Endovac dalam membersihkan saluran akar, teknik ini masih luas digunakan oleh para praktisi dokter gigi umum maupun endodontis dan dianggap sebagai teknik irigasi yang cukup efisien dan mampu mengatur kedalaman penetrasi jarum dalam saluran akar dan volume cairan yang digunakan. Dalam penggunaan teknik irigasi dengan spuit dan jarum, perlu diperhatikan faktor- faktor yang dapat meningkatkan efisiensi pembersihan saluran akar berupa jarak ujung jarum terhadap ujung apeks, volume cairan irigasi dan ukuran jarum irigasi.35,36,37

Pada penelitian ini, kedalaman jarak penetrasi jarum adalah 1 mm dari panjang kerja. Penetrasi jarum 1-1,5 mm dari panjang kerja direkomendasikan menjadi penetrasi yang ideal.34 Jarak ujung jarum yang semakin dekat terhadap ujung apeks memungkinkan bahan irigasi dapat berpenetrasi lebih baik ke apikal.35,36,37 Namun, penetrasi jarum yang semakin dekat dengan apeks dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya ekstrusi debris. Desain ujung jarum dan ukuran jarum mempengaruhi tekanan apikal yang dihasilkan sehingga menyebabkan terjadinya ekstrusi debris.35,36 Untuk mengatasi hal tersebut, dalam penelitian ini digunakan jarum dengan desain jarum ujung tertutup (closed- ended needle, two-side-vented) dan ukuran jarum 30G. Jarum dengan ujung tertutup memberi efek ekstrusi yang lebih kecil dibandingkan dengan jarum ujung terbuka karena lubang jarum pada closed- ended needle, two-side-vented berada di lateral sehingga tekanan larutan tidak menuju ke arah apikal, tetapi ke dinding saluran akar. Jarum berukuran 30G memberi

terjadinya ekstrusi lebih kecil. Ukuran jarum juga akan menentukan seberapa dalam bahan irigasi mencapai apeks. Ukuran jarum 30 G mampu mencapai saluran akar dengan ukuran preparasi apikal 25.37 Dalam penelitian ini, bagian apikal saluran akar dipreparasi sampai dengan file F3 (size 30) sehingga ukuran jarum 30 G berarti dapat masuk mencapai apikal, sehingga pendistribusian bahan irigasi dapat semaksimal mungkin mencapai apikal dan akan meningkatkan kontaknya bahan irigasi dengan dinding dentin sehinggga sangat mempengaruhi proses pembersihan saluran akar pada daerah sepertiga apikal.35,36,37

Untuk melihat kemampuan setiap kelompok perlakuan dalam mengangkat smear layer dapat dilihat berdasarkan jumlah nilai median hasil skor dari gambaran SEM pada setiap kelompok perlakuan. Pada tabel 2, kelompok ekstrak etanol buah lerak 25% diperoleh nilai median 14, kombinasi ekstrak etanol buah lerak 25% dan NaOCl 2,5% (Me=17), kombinasi NaOCl 2,5% dan EDTA 17% (Me=22) dan salin (Me=30). Jumlah nilai median yang semakin rendah menunjukkan kemampuan bahan irigasi yang semakin baik dalam mengangkat smear layer pada sepertiga apikal saluran akar.

Dari hasil nilai median terlihat bahwa ekstrak etanol buah lerak 25% paling efektif dapat mengangkat smear layer pada sepertiga apikal saluran akar, kemudian diikuti oleh kombinasi ekstrak etanol buah lerak 25% dan NaOCl 2,5% dan kelompok yang diirigasi dengan kombinasi NaOCl 2,5% dan EDTA 17%. Walaupun, nilai median tiap kelompok perlakuan menunjukkan perbedaan, tetap digunakan uji statistik Kruskall Wallis untuk melihat ada tidaknya perbedaan yang signifikan antara kelompok perlakuan. Dari hasil uji Kruskall Wallis menunjukkan bahwa ada perbedaan pengaruh antar kelompok perlakuan bahan irigasi terhadap smear layer

disebabkan adanya saponin yang merupakan komponen aktif dari ekstrak etanol buah lerak yang beperan sebagai surfaktan atau deterjen dapat menurunkan tegangan permukaan.14 Hal ini sesuai dengan penelitian Fifin (2013) yang menyatakan bahwa ekstrak etanol buah lerak 25% memiliki tegangan permukaan yang rendah dibandingkan bahan irigasi klorheksidin glukonat 2%26 dan penelitian Syarifah (2013) juga menyatakan bahwa ekstrak etanol buah lerak 5-25% memiliki tegangan permukaan yang rendah dibandingkan NaOCl 2,5%.27

Tegangan permukaan yang rendah dari ekstrak etanol buah lerak 25% dapat meningkatkan penetrasi larutan irigasi sampai ke sepertiga apikal saluran akar pada saluran akar utama dan juga pada daerah saluran akar yang tidak dapat dicapai oleh instrumentasi seperti ke daerah –daerah ramifikasi saluran akar dan kanal aksesori dan meningkatkan kontaknya bahan irigasi dengan dinding dentin42, sehinggga sangat mempengaruhi peran bahan irigasi tidak hanya dalam melarutkan smear layer, tetapi juga terhadap efek antibakteri dan kemampuannya dalam melarutkan jaringan pulpa sampai ke daerah sepertiga apikal dan ke saluran akar yang tidak dapat dicapai oleh tindakan intrumentasi saluran akar.29,27,42

Struktur kimia saponin buah lerak terdiri atas glycoside (senyawa polar) dan pentacyclic triterpenoid (senyawa non polar) menunjukkan bahwa saponin termasuk golongan surfaktan (senyawa permukaan aktif) yang dapat dapat melarutkan senyawa polar dan non polar.14 Gugus-gugus hidrofil dan hidrofob yang terdapat pada saponin menyebabkan larutan ini bersifat sebagai surfaktan (menurunkan tegangan permukaan). Dengan menurunnya tegangan permukaan air, permukaan air ditarik lebih kuat ke permukaan yang dicuci akibatnya air menyebar menutupi permukaan padatan sehingga lebih membasahi. Selain itu, ujung gugus hidrofob ditarik oleh minyak pada kotoran, menerobos dan melunakkan minyak, lalu memecah minyak dan kotoran sehingga terbentuk misel pada permukaan partikel kotoran, kemudian gugus hidrofob ditarik oleh air sehingga partikel kotoran terlepas dan terbawa oleh air pembilasan dan mekanisme tersebut dihubungkan dengan kemampuan ekstrak etanol

layer yang terbentuk saat instrumentasi, sehingga tidak melekat ke dinding saluran akar.14

Kemampuan buah lerak dapat melarutkan smear layer organik dihubungkan dengan penelitian Teo HY (2015) yang menyatakan bahwa ekstrak etanol buah lerak 6,25%-25% dapat melarutkan jaringan pulpa, dimana jaringan pulpa merupakan salah satu komponen organik dari smear layer.17 Selain itu, ekstrak etanol buah lerak juga dihubungkan dapat melarutkan smear layer organik dan anorganik berdasarkan penelitian Rosida IY (2012) yang melaporkan bahwa ekstrak buah lerak 0,01% yang digunakan sebagai bahan dentin conditioner efektif mampu membersihkan smear layer dan sama efektifnya dengan asam poliakrilat 10%.18 Hasil penelitian tersebut menunjukkan smear layer yang terbentuk dari preparasi kavitas. Preparasi kavitas dalam penelitian tersebut sampai batas dentin, sehingga smear layer yang terbentuk berasal dentin yang terpreparasi. Seperti diketahui, dentin terdiri dari 70% komponen anorganik dan 20% komponen organik.48 Gugus hidrofilik (senyawa polar) dan gugus hidrofobik (senyawa non polar) pada saponin buah lerak dimungkinkan akan melarutkan smear layer organik yang bersifat polar dan non polar, sedangkan smear layer anorganik berasal dari komponen anorganik dentin yang sebahagian besar mengandung kalsium hidroksiapatit dan trikalsium posfat merupakan senyawa non polar yang akan dilarutkan oleh gugus hidrofobik (senyawa non polar) dari saponin buah lerak.14

Kemampuan ekstrak etanol buah lerak dalam mengangkat smear layer sesuai dengan penelitian Nevi Yanti (2007) yang membuktikan saponin buah lerak 0,008% dapat membersihkan dinding saluran gigi14 dan penelitian Elvia Rizka (2008) yang menunjukkan ekstrak buah lerak 0,01% dapat mencegah kebocoran mikro di apikal

karena kemampuannya yang dapat mengangkat smear layer sehingga kemungkinan adanya efek ekstrak etanol buah lerak juga dapat melarutkan dentin yang normal.

Penggunaan bahan irigasi NaOCl 2,5% dikombinasi dengan EDTA 17% sering digunakan sebagai bahan irigasi saluran akar untuk mendapat efek penyingkiran smear layer organik dan anorganik. NaOCl dapat melarutkan jaringan organik melalui reaksi saponifikasi, netralisasi dan chloramination. Dalam reaksi saponifikasi, NaOCl akan menurunkan asam lemak dan mengubahnya menjadi fatty acid salt (sabun) dan glycerol yang menurunkan tegangan permukaan NaOCl. NaOCl menetralkan asam amino dan membentuk air dan garam dalam reaksi netralisasi. Reaksi netralisasi asam amino menurunkan pH dengan cara mengeluarkan ion hidroksil. Asam hipoklorit (HOClˉ) yang terdapat dalam NaOCl, ketika berkontak dengan jaringan organik akan melepaskan klorin yang dikombinasikan dengan gugus asam amino sehingga menghasilkan chloramines dalam reaksi chloramination.1,10 Sedangkan, EDTA dapat melarutkan jaringan anorganik dengan membuang ion logam seperti kalsium dan mengikatnya secara kimia melalui dua atom nitrogen pada group amino dan empat atom oksigen pada group karborsil sehingga menyebabkan dekalsifikasi dentin.1,16

Hasil uji Mann-Whitney pada tabel 2 menunjukkan bahwa ekstrak etanol buah lerak 25% dengan kombinasi ekstrak etanol buah lerak 25% dan NaOCl 2,5% menunjukkan tidak ada perbedaan yang signifikan dengan p>0,05 (p=0,189). Kelompok perlakuan yang diirigasi dengan ekstrak etanol buah lerak 25% dan kombinasi ekstrak etanol buah lerak 25% dan NaOCl 2,5% berarti memiliki kemampuan yang sama dalam mengangkat smear layer pada sepertiga apikal saluran akar. Namun, jika dilihat dari nilai median pada tabel 2 dan hasil gambaran SEM, ekstrak etanol buah lerak 25% jika dikombinasikan dengan larutan irigasi NaOCl 2,5% efeknya menjadi berkurang dalam mengangkat smear layer. Hal ini mungkin disebabkan oleh reaksi inaktivasi yang terjadi antara senyawa yang ada di dalam ekstrak buah lerak. Adanya kandungan ekstrak lerak selain saponin seperti flavanoid, polifenol, dan alkaloid secara tidak langsung mungkin mempengaruhi kerja saponin.19,20

etanol buah lerak 25% dengan kombinasi NaOCl 2,5% dan EDTA 17% secara statistik juga berbeda signifikan dengan p<0.05 (p=0,003). Kelompok bahan irigasi kombinasi ekstrak etanol buah lerak 25% dan NaOCl 2,5% dengan kombinasi NaOCl 2,5% dan EDTA 17% juga terdapat perbedaan kemampuan dalam mengangkat smear layer (p=0,028).

Larutan irigasi ekstrak etanol buah lerak 25% dan kombinasi ekstrak etanol buah lerak 25% dan NaOCl 2,5% lebih baik dalam mengangkat smear layer pada sepertiga apikal saluran akar jika dibandingkan dengan kelompok yang diirigasi kombinasi NaOCl 2,5% dan EDTA 17%. Hal ini sesuai dengan penelitian Silveira et al. (2013) melaporkan bahwa kombinasi NaOCl 2,5% dan EDTA 17% walaupun terbukti efektif menyingkirkan smear layer organik dan anorganik pada bagian sepertiga koronal dan sepertiga tengah saluran akar, tetapi tidak efektif pada sepertiga apikal saluran akar.7 Berkurangnya kemampuan bahan irigasi tersebut dalam melarutkan smear layer pada sepertiga apikal dihubungkan dengan variasi anatomi saluran akar terutama pada bagian apikal saluran akar.3 Penelitian Syarifah (2013) menyatakan bahwa tegangan permukaan dari ekstrak etanol buah lerak yang lebih rendah dari NaOCl 2,5% menyebabkan ekstrak etanol buah lerak lebih mampu berpenetrasi ke area saluran akar sampai ke daerah sepertiga apikal saluran akar utama, dan saluran akar yang tidak dapat dicapai oleh instrumentasi seperti pada daerah kanal-kanal aksesoris dan ramifaksi saluran akar27, sehinggga sangat mempengaruhi kemampuan bahan irigasi tersebut dalam mengangkat smear layer saluran akar.27 Sedangkan, tegangan permukaan ekstrak etanol buah lerak dibandingkan dengan larutan EDTA 17% belum pernah diteliti.

Kemampuan bahan irigasi dalam mengangkat smear layer yang diteliti di scanning electron microscope dengan pembesaran 1000X terlihat bahwa ekstrak etanol buah 25% sudah dapat mengangkat smear layer pada sepertiga apikal saluran akar, sehingga ekstrak etanol buah lerak dapat dikembangkan sebagai alternatif bahan irigasi karena hampir memenuhi persyaratan bahan irigasi. Dalam penelitian ini terdapat kendala dengan penggunaan ekstrak etanol buah lerak 25% sebagai bahan irigasi. Bahan irigasi ekstrak etanol buah lerak 25% sulit keluar dari jarum irigasi

Dokumen terkait