• Tidak ada hasil yang ditemukan

VII. KESIMPULAN DAN SARAN

6. Hasil Simulasi Impor Gula Sebesar Nol Persen

Dy n a mi c Si mu l t a n e o u s Si mu l a t i o n So l u t i o n Ra n g e Ta h u n = 1 9 7 6 To 2 0 0 4 De s c r i p t i v e St a t i s t i c s Ac t u a l Pr e d i c t e d Va r i a b l e N Ob s N Me a n St d De v Me a n St d De v LAPT 2 9 2 9 3 1 0 7 6 1 9 2 5 5 2 . 5 3 0 9 5 1 8 6 5 3 8 2 . 3 Y 2 9 2 9 7 5 . 2 7 1 0 5 . 5 5 5 4 7 3 . 5 7 7 3 4 . 1 2 6 8 HPROV 2 9 2 9 9 5 2 3 6 2 1 6 8 2 8 7 9 5 0 6 4 8 1 3 7 5 3 5 QST 2 9 2 9 9 3 5 3 3 1 3 4 7 3 1 5 9 2 3 0 7 0 2 7 7 6 5 4 KG 2 9 2 9 2 4 3 3 2 5 2 6 3 2 3 1 8 2 4 3 8 6 0 4 6 7 2 2 0 4 I MG 2 9 2 9 0 0 6 8 2 1 1 7 5 8 0 7 1 0 HRI G 2 9 2 9 6 . 3 5 7 E1 1 7 . 3 6 4 E1 1 6 . 3 9 3 E1 1 5 . 4 5 E1 1 PNE 2 9 2 9 1 3 5 1 4 5 7 1 7 5 7 7 1 1 3 4 8 5 2 3 1 4 5 3 1 9

Oleh:

AGUS TRI SURYA NAINGGOLAN A14302003

PROGRAM STUDI EKONOMI PERTANIAN DAN SUMBERDAYA FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2006

RINGKASAN

AGUS TRI SURYA NAINGGOLAN. Analisis Dampak Impor Gula Terhadap

Harga Gula Domestik dan Industri Gula Indonesia. Dibawah Bimbingan

MANGARA TAMBUNAN.

Tujuan penelitian ini adalah mengetahui kebijakan impor gula yang diterapkan oleh pemerintah Indonesia, menganalisis dampak impor gula terhadap harga gula domestik, menganalisis dampak impor gula terhadap industri gula Indonesia, mengetahui dampak kebijakan impor gula yang diterapkan oleh pemerintah Indonesia. Model analisis data yang digunakan adalah persamaan simultan. Masing-masing persamaan penelitian ini diduga dengan metode Two- Stage Least Square (2SLS) dengan menggunakan program SAS version 8.1.

Pendugaan dan pengujian model ekonomi dengan kriteria statistik menunjukkan hasil yang memuaskan. Koefisien determinasi (R2) dari masing- masing persamaan struktural berkisar antara 0,576 sampai dengan 0,9647. Hal ini menunjukkan bahwa secara umum peubah-peubah penjelas (exogenous variable) yang ada dalam persamaan struktural mampu menjelaskan dengan baik peubah endogen (endogenous variable). Besaran nilai statistik khususnya uji F umumnya tinggi.

Impor yang tinggi serta harga internasional yang murah telah mempersulit posisi sebagian besar pabrik gula untuk bertahan dalam industri gula nasional apalagi untuk berkembang. Impor gula semakin terbuka lebar dan membanjir semenjak pemerintah mengeluarkan Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan No 25/MPP/Kep/1/1998 yang tidak lagi memberi monopoli kepada BULOG untuk mengimpor komoditas strategis termasuk gula dan tarif impor yang ditetapkan sebesar nol persen. Impor gula nasional yang besar telah menarik minat banyak pelaku pasar sehingga menimbulkan kesulitan pengendaliannya.

Kemelut pengelolaan impor gula terus berlangsung sehingga mendorong pemerintah melalui Departemen Perdagangan dan Perindustrian mengatur tataniaga dan impor seperti instrumen NPIK (Nomor Pengenal Importir Khusus) sampai penerapan kuota impor. Kebijakan tersebut ternyata masih kurang efektif, baik untuk mengangkat harga gula di pasar domestik maupun untuk mengontrol volume impor. Menanggapi hal tersebut, pemerintah mengeluarkan kebijakan tarif impor melalui Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan No. 230/MPP/Kep/6/1999 yang memberlakukan tarif impor gula sebesar 20 persen untuk raw sugar dan 25 persen untuk white sugar.

Apabila terjadi kenaikan impor gula sebesar 86 persen, maka akan meningkatkan harga impor gula, meningkatkan harga gula eceran dalam negeri, penurunan konsumsi gula oleh masyarakat Indonesia. Kenaikan impor gula tersebut juga berdampak pada peningkatan stok gula dalam negeri, meningkatkan harga provenue gula dan mendorong peningkatan luas areal perkebunan tebu serta penurunan produktivitas tebu. Kebijakan menurunkan impor gula sebesar 98 persen akan berdampak pada penurunan harga impor gula dan diikuti oleh penurunan harga gula eceran, konsumsi meningkat serta berdampak pada penurunan stok gula dalam negeri. Kebijakan ini juga menyebabkan harga provenue gula mengalami penurunan serta penurunan luas areal perkebunan tebu. Akan tetapi, produktivitas tebu justru meningkat.

Kebijakan mengimpor gula sebesar nol persen akan berdampak positif pada peningkatan produktivitas tebu. Selain itu, kebijakan tersebut juga berdampak pada penurunan harga impor gula dan penurunan harga gula eceran sehingga konsumsi gula dalam negeri meningkat. Dampak lainnya adalah stok gula dalam negeri mengalami penurunan dan harga provenue gula mengalami penurunan. Hal ini tentu saja berpengaruh terhadap perubahan luas areal perkebunan dimana luas areal perkebunan tebu mengalami penurunan. Sementara itu, produktivitas tebu mengalami peningkatan.

Berdasarkan hasil analisis simulasi kebijakan, kebijakan tataniaga impor gula tidak responsif atau bersifat inelastis terhadap perubahan harga gula eceran domestik dan industri gula Indonesia. Apabila impor gula semakin tinggi akan meningkatkan stok gula Indonesia sehingga penawaran gula akan meningkat. Kenaikan penawaran gula tersebut akan menurunkan harga gula eceran dalam negeri. Harga gula domestik berfluktuasi mengikuti dinamika harga internasional yang bergejolak mengikuti harga musiman, dimana harga tertinggi akan terjadi pada periode Mei-Agustus dan terendah pada bulan September-Oktober (Sudana et. al , 2001). Salah satu faktor yang juga mempengaruhi harga gula eceran dalam negeri adalah harga gula impor dimana jika impor gula meningkat maka harga impor gula turun.

Menurut Susila (2005), salah satu faktor yang mempengaruhi harga gula eceran dalam negeri adalah harga impor gula yang berhubungan positif terhadap perubahan harga gula eceran. Turunnya harga gula eceran di pasar domestik ternyata membawa pengaruh yang negatif terhadap perubahan konsumsi gula domestik dimana konsumsi gula akan mengalami peningkatan. Kenaikan konsumsi ini tidak mampu dipenuhi sepenuhnya oleh produksi dalam negeri tetapi harus dipenuhi oleh impor gula dari negara lain. Hal ini dibuktikan dimana pabrik- pabrik gula di Indonesia pada saat ini tidak efisien lagi berproduksi akibat rendahnya harga gula internasional sehingga sulit bersaing dengan industri gula di luar negeri dan tidak ada perubahan dalam teknologi pergulaan.

Dengan dibebaskannya tataniaga gula sejak awal tahun 1998, maka harga gula eceran dalam negeri ditentukan oleh mekanisme pasar yang bersifat lelang (Sekretariat Dewan Gula Indonesia, 2005). Seperti yang terjadi pada lelang bulan Agustus 2002 yang hanya mencapai Rp 2.650 per kg, sementara biaya produksi Rp 3.200 per kg sehingga sangat merugikan petani dan pabrik gula.

Dalam usaha meningkatkan produksi gula untuk mencapai swasembada gula sebaiknya lebih difokuskan pada peningkatan produktivitas. Sebagai negara importir, orientasi setiap kebijakan tetap diarahkan pada semakin menguatnya daya saing industri gula domestik dalam menghadapi perkembangan liberalisasi pasar gula dunia. Perlunya penguatan organisasi petani melalui model kemitraan antara petani penggarap dengan pabrik gula dalam suatu sistem usaha bersama serta adanya penelitian dan pengembangan sehingga industri gula dapat tumbuh dan berkembang secara berkelanjutan. Intervensi pemerintah masih tetap diperlukan untuk mengurangi dampak negatif liberalisasi perdagangan, dengan kata lain pasar gula domestik masih perlu diproteksi oleh pemerintah dari pengaruh fluktuasi harga dunia dan jumlah impor gula Indonesia.

ANALISIS DAMPAK IMPOR GULA TERHADAP HARGA GULA DOMESTIK DAN INDUSTRI GULA INDONESIA

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian Pada Fakultas Pertanian

Institut Pertanian Bogor

Oleh :

Agus Tri Surya Nainggolan A14302003

PROGRAM STUDI EKONOMI PERTANIAN DAN SUMBERDAYA FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2006

Judul : ANALISIS DAMPAK IMPOR GULA TERHADAP HARGA GULA DOMESTIK DAN INDUSTRI GULA INDONESIA

Nama : Agus Tri Surya Nainggolan NRP : A14302003

Menyetujui, Pembimbing

Prof. Dr. Ir. Mangara Tambunan, MSc NIP. 130 345 010

Mengetahui, Dekan Fakultas Pertanian

Prof. Dr. Ir. Supiandi Sabiham, MAgr NIP 130 422 698

PERNYATAAN

DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI BENAR- BENAR HASIL KARYA SENDIRI DAN BELUM PERNAH DIAJUKAN SEBAGAI TULISAN ILMIAH PADA SUATU PERGURUAN TINGGI ATAU LEMBAGA MANAPUN.

Bogor, Maret 2006

Agus Tri Surya Nainggolan A14302003

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Medan pada tanggal 17 Agustus 1984. Penulis merupakan anak ke empat dari empat bersaudara pasangan Bapak Drs. Walter Nainggolan dan Ibu Mariani Sitorus.

Penulis mengawali pendidikan di SD Katholik Budi Murni 2 Medan pada tahun 1990. Pada tahun 1996, penulis melanjutkan pendidikan di SMP Negeri 10 Medan. Pendidikan sekolah menengah atas ditempuh penulis di SMU Negeri 2 Medan pada tahun 1999-2002. Pada tahun 2002, penulis diterima sebagai mahasiswa Program Studi Ekonomi Pertanian dan Sumberdaya, Departemen Ilmu-Ilmu Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor melalui jalur Undangan Seleksi Mahasiswa IPB (USMI).

Selama menjadi mahasiswa di IPB, penulis pernah menjadi asisten Mata Kuliah Ekonomi Umum dan Pengantar Ilmu Kependudukan. Selain itu, penulis juga aktif dalam organisasi Persekutuan Mahasiswa Kristen dalam Komisi Pelayanan Anak.

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur dan terima kasih kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan kasih-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Analisis Dampak Impor Gula Terhadap Harga Gula Domestik dan Industri Gula Indonesia. Skripsi ini disusun sebagai bagian dari persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dampak impor gula terhadap harga gula domestik dan industri gula Indonesia. Selain itu, penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui kebijakan impor gula di Indonesia.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam proses penyusunan skripsi mulai dari awal hingga akhir. Penulis berharap semoga hasil yang telah disajikan dalam skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak, khususnya penulis sendiri dan bagi yang berminat untuk melakukan penelitian lebih lanjut.

Bogor, Maret 2006

UCAPAN TERIMA KASIH

Selama menulis skripsi ini, penulis banyak mendapat bantuan, arahan, dan bimbingan. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. Ir. Mangara Tambunan, MSc sebagai dosen pembimbing skripsi yang dengan penuh kesabaran membimbing penulis dan memberikan kritik serta saran dalam menulis skripsi ini.

2. Dr. Ir. Harianto, MS sebagai dosen penguji utama yang telah memberikan kritik dan saran bagi kesempurnaan skripsi ini.

3. Ir. Murdianto, MSi sebagai dosen penguji wakil departemen yang telah memberikan kritik dan saran bagi kesempurnaan skripsi ini.

4. Keluarga tercinta, Papa, Mama, Kak Tetty, Bang Apul, dan Bang Rudi yang telah memberikan dukungan dan doa kepada penulis selama proses belajar ini.

5. Adrian Lubis, SP, MSi dan Wahidah, SP, MSi yang memberikan masukan dalam penulisan skripsi ini.

6. Anggi, Asti, Balduin, Bang Reinhard, Dimas, Dohana, Falentina, Hans Ceisar, Kak Ine, Mia, Nia, Noni, Rika, Tulus, Ury, Vera Lisnan, Viana, Vininta, dan teman-teman EPS’39 yang banyak memberikan dukungan dan bantuan dalam penulisan skripsi ini.

7. Semua pihak yang selama ini telah membantu penulis dalam proses penyelesaian skripsi ini.

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

I. PENDAHULUAN Latar Belakang ... 1 Perumusan Masalah ... 5 Tujuan Penelitian ... 7 Kegunaan Penelitian ... 7

II. TINJAUAN PUSTAKA Perkembangan Industri Gula di Indonesia ... 8

Kebijakan Pergulaan di Indonesia ... 10

Kebijakan Agribisnis Gula di Negara-Negara Produsen/Eksportir dan Importir Utama Dunia ... 13

2.3.1 Brasil ... 13 2.3.2 Mesir ... 14 2.3.3 India ... 15 2.3.4 China ... 17 2.3.5 Thailand ... 19 2.3.6 Jepang ... 20 2.3.7 Filipina ... 22 2.3.8 Australia ... 22 2.3.9 Fiji ... 23 2.3.10 Kuba ... 25 Penelitian-Penelitian Terdahulu ... 27

III. KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Teoritis ... 30

Dokumen terkait