• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

B. Implementasi Program Sekolah Model

4. Hasil Sistem Penjaminan Mutu Internal

Permendikbud Nomor 28 tahun 2016 tentang Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan (SPMP) Dasar dan Menengah.

“Pada pasal 1 ayat 3 disebutkan bahwa "Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan Dasar dan Menengah adalah suatu kesatuan unsur yang terdiri atas organisasi, kebijakan, dan proses terpadu yang mengatur segala kegiatan untuk meningkatkan mutu pendidikan dasar dan menengah yang saling berinteraksi secara sistematis, terencana dan berkelanjutan".

Berdasarkan Permendikbud di atas pengertian sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI) adalah salah satu bentuk penjaminan mutu pendidikan. SPMI dilakukan oleh setiap sekolah. Sejak tahun 2016 hal ini sudah digulirkan di seluruh provinsi di

Indonesia. Ada sekolah-sekolah yang dijadikan sekolah model, lalu sekolah model tersebut memiliki sekolah imbas sebagai upaya agar semangat penjaminan mutu bisa lebih cepat menyebar.

Hasil dari sistem penjaminan mutu internal adalah terjadinya peningkatan mutu pendidikan pada level sekolah dari waktu ke waktu seperti yang terlihat pada setiap standar dari 8 (delapan) Standar Nasional Pendidikan yang telah ditetapkan yaitu:

1. Standar Kompetensi Kelulusan:

Siswa memiliki perilaku yang mencrminkan sikap karakter, Undang-undang nomor 20 tahun 2005 pasal 35 disebutkan bahwa:

“Standar Kompetensi lulusan merupakan kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan siswa yang harus dipenuhinya atau dicapainya dari suatu satuan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah”.

Berdasarkan pasal di atas kriteria mengenai kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Kualifikasi kemampuan siswa yang diharapkan dapat dicapai setelah menyelesaikan masa belajarnya di satuan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah. Untuk mengetahui ketercapaian dan kesesuaian antara standar kompetensi lulusan dan lulusan dari masing-masing satuan pendidikan dan kurikulum yang digunakan pada satuan pendidikan tertentu perlu dilakukan monitoring dan evaluasi secara berkala dan berkelanjutan dalam setiap periode. Hasil

yang diperoleh dari monitoring dan evaluasi digunakan sebagai bahan masukan bagi penyempurnaan standar kompetensi lulusan di masa yang akan datang. Pada standar kelulusan diharapkan seluruh siswa mampu mengembangkan bakat, minat dan potensi yang dimiliki dengan penuh rasa percaya diri, siswa mempunyai kesadaran cinta lingkungan sekolah misalnya pada kegiatan ekstrakurikuler Menurut Asep Berry Hernawan, dkk (2011:12.4) kegiatan ekstrakurikuler Adalah kegiatan yang dilaksanakan diluar jam siswaan sebagai upaya membentuk manusia seutuhnya sesuai dengan tujuan Pendidikan nasional.

Berdasarkan pendapat teori di atas maka kegiatan ekstrakurikuler memiliki peran yang sangat penting karena dapat memperluas pengetahuan dan dapat mengembangkan minat bakat siswa diantara kegiatan ekstrakurikuler yang diminati oleh siswa yaitu:

(1) Pramuka

Kegiatan pramuka dapat memupuk siswa untuk berani mengemukakan pendapat, lebih mandiri, dilatih jiwa kepemimpinan, disiplin, kejujuran dan tanggung jawab. (2) Kesenian

Kegiatan yang mendukung mata siswaan seni budaya dan prakarya serta untuk membantu pengembangan siswa sesuai kebutuhan, prestasi bakat dan minat siswa SD. kegiatan ini lebih menekankan pada aktivitas ‘’belajar

sambil melakukan’’ sebagai upaya menstimulasi keberanian siswa SD untuk mengapresiasikan ide atau gagasan seni mereka dalam bidang seni musik, seni tari, dan seni suara.

(3) Olahraga

Kegiatan ini mendukung keterampilan untuk melakukan aktivitas jasmani dan olahraga serta menumbuhkan kecerdasan emosi dan sportivitas sebagai landasan kepribadian melalui pengembangan kesadaran terhadap kemampuan dan pengendalian gerak tubuh.

2. Standar isi:

Menyelenggarakan aspek mengembangkan kurikulum pada muatan lokal. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan ditetapkan bahwa:

“Standar Isi adalah kriteria mengenai ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi untuk mencapai kompetensi lulusan pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu”.

Ruang lingkup materi dirumuskan berdasarkan kriteria muatan wajib yang ditetapkan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan, konsep keilmuan, dan karakteristik satuan pendidikan dan program pendidikan. Selanjutnya, tingkat kompetensi dirumuskan berdasarkan kriteria tingkat perkembangan siswa, kualifikasi kompetensi Indonesia, dan

penguasaan kompetensi yang berjenjang. Ruang lingkup pengembangan kurikulum yang berbasis kearifan lokal.

3. Standar Proses

Standar Proses dikembangkan mengacu pada Standar Kompetensi Lulusan dan Standar Isi yang telah ditetapkan sesuai dengan ketentuan Proses Pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi siswa untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis siswa. Perangkat Pembelajaran missal RPP dirancang dengan menggunakan potensi kearifan lokal. Berdasarkan lampiran Permendikbud No. 22 Tahun 2016 Tentang Standar proses Pendidikan Dasar dan menengah dinyatakan bahwa:

“Komponen RPP terdiri atas identitas sekolah, identitas mata siswaan, kelas/semester, alokasi waktu, tujuan pembelajaran, kompetensi dasar, materi pembelajaran, metode pembelajaran media pembelajaran, sumber belajar, langkah-langkah pembelajaran”.

Berdasarkan lampiran Permendikbud di atas Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah rencana kegiatan pembelajaran tatap muka untuk satu pertemuan atau lebih. RPP dikembangkan dari silabus untuk mengarahkan kegiatan pembelajaran siswa dalam upaya mencapai Kompetensi Dasar

(KD). Setiap pendidik pada satuan pendidikan berkewajiban menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran secara lengkap dan sistematis agar pembelajaran berlangsung secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, efisien, memotivasi siswa untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis siswa. rencana pelaksanaan pembelajaran disusun berdasarkan Kompetensi Dasar atau subtema yang dilaksanakan 1(satu) kali pertemuan atau lebih, dalam menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran guru juga dapat mengembangkan dengan membuat rencana pelaksanaan pembelajaran kearifan lokal.

4. Standar Penilaian

Standar Penilaian menggunakan jenis penilaian sahih, objektif, akuntabel, adil, terpadu, tebuka, menyeluruh, sistematis, krietria. Permendikbud Nomor 23 Tahun 2016 Tentang Standar Penilaian Pendidikan Pasal 5 (lima) bahwa:

“Prinsip penilaian hasil belajar: sahih, objektif, adil, terpadu, terbuka, menyeluruh dan berkesinambungan, sistematis, akuntabel”.

Berdasarkan Permendikbud di atas maka penilaian secara keseluruhan harus sahih, artinya penilaian didasarkan pada data yang mencerminkan kemampuan yang diukur, objektif

berarti penilaian didasarkan pada prosedur dan kriteria yang jelas, tidak dipengaruhi subjektivitas penilai, adil artinyai penilaian tidak menguntungkan atau merugikan siswa karena berkebutuhan khusus serta perbedaan latar belakang agama, suku, budaya, adat istiadat, status sosial ekonomi, dan gender, terpadu berarti penilaian merupakan salah satu komponen yang tak terpisahkan dari kegiatan pembelajaran, terbuka, berarti prosedur penilaian, kriteria penilaian, dan dasar pengambilan keputusan dapat diketahui oleh pihak yang berkepentingan, menyeluruh dan berkesinambungan, berarti penilaian mencakup semua aspek kompetensi dengan menggunakan berbagai teknik penilaian yang sesuai, untuk memantau dan menilai perkembangan kemampuan siswa, sistematis berarti penilaian dilakukan secara berencana dan bertahap dengan mengikuti langkah-langkah baku, beracuan kriteria berarti penilaian didasarkan pada ukuran pencapaian kompetensi yang ditetapkan, akuntabel, berarti penilaian dapat dipertanggungjawabkan, baik dari segimekanisme, prosedur, teknik, maupun hasilnya.

Menurut Adi Suryanto, dkk. (2013:1.8) menyatakan bahwa penilaian terbagi atas dua yaitu penilaian asesmen merupakan suatu kegiatan untuk memperoleh informasi pencapaian hasil belajar dan kemajuan belajar siswa yang kedua adalah

penilaian dalam arti evaluasi merupakan suatu kegiatan yang dirancang untuk mengukur keefektifan suatu sistem secara keseluruhan.

Berdasarkan pendapat ahli mengenai penilaian, dapat disimpulkan bahwa penilaian merupakan proses pengumpulan berbagai data yang dapat memberikan gambaran perkembangan belajar siswa, penilaian memberikan juga informasi lebih konprehensif dan lengkap dari pada pengukuran, karena tidak hanya mengunakan instrument tes saja, melainkan mengunakan tekhnik non tes lainya. Penilaian merupakan kegiatan mengambil keputusan dalam menentukan sesuatu berdasarkan kriteria baik dan buruk serta bersifat kualitatif.

Hasil penilaian sendiri meskipun bersifat kualitatif, bisa berupa nilai kualitatif (pernyataan naratif dalam kata-kata) & nilai kuantitatif (berupa angka). Secara istilah, penilaian merupakan proses kegiatan untuk mengetahui apakah suatu program yang sudah ditetapkan sebelumnya berhasil dengan baik atau tidak baik. Agar mengetahui informasi mengenai penilaian tersebut, digunakan pengukuran, baik itu menggunakan instrumen tes maupun nontes.

5. Standar Tenaga Pendidik dan Tenaga Kependidikan

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No.16 Tahun 2007 pasal 1 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru dinyatakan bahwa:

“Setiap guru wajib memenuhi standar kualifikasi akademik dan kompetensi guru yang berlaku secara nasional”.

Berdasarkan peraturan menteri di atas maka standar pendidik menjadi syarat yang harus dipenuhi oleh pendidik untuk menjalankan profesinya sebagai pendidik yang harus dibekali dengan ijazah jenjang pendidikan akademik yang harus dimiliki oleh guru, tidak dipungkiri lagi bahwa guru menempati posisi yang sangat penting. Guru merupakan tonggak pendidikan yang akan mencetak manusia-manusia pada masa yang akan datang.

Guru harus memiliki kompetensi-kompetensi yang telah ditentukan standarnya. Semua itu dilakukan supaya menghasilkan pendidikan yang berkualitas dan mencapai tujuan pendidikan itu sendiri. Terdapat empat kompetensi yang harus dimiliki seorang guru yaitu kompetensi profesional, kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian dan kompetensi sosial. Keempat kompetensi tersebut memiliki indikator-indikator sendiri dan sesuai dengan standar yang telah ditentukan, dengan keempat kompetensi tersebut diharapkan guru bisa

meningkatkan kualitas pendidikan sesuai dengan tuntutan zaman. Guru harus bisa memiliki keempat kompetensi tersebut dan mensinergikan ke dalam dunia pendidikan.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No 24 Tahun pasal 1 tentang Standar Tenaga Administrasi Sekolah. Dinyatakan bahwa:

“(1) Standar tenaga administrasi sekolah/madrasah mencakup kepala tenaga administrasi, pelaksana urusan, dan petugas layanan khusus sekolah/madrasah.

(2) Untuk dapat diangkat sebagai tenaga administrasi sekolah/madrasah, seseorang wajib memenuhi standar tenaga administrasi sekolah/madrasah yang berlaku secara nasional”.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia tenaga administrasi sekolah/madrasah, seseorang wajib memenuhi standar tenaga administrasi di sekolah/ madrasah yang berlaku secara nasional. Berkenaan dengan hal tersebut peranan tenaga administrasi sangatlah penting untuk mendukung kelancaran dan kesuksesan tata administrasi sekolah. Dibutuhkan kompetensi dan ketrampilan yang menunjang di bidang administrasi. Keberadaan tenaga administrasi di jenjang pendidikan dasar dan menengah dalam proses pembelajaran sangat diperlukan demi terciptanya sekolah yang bermutu.Tenaga Kependidikan adalah anggota masyarakat yang mengabdikan diri dan diangkat untuk menunjang penyelenggaraan pendidikan, dimana di dalamnya

termasuk pendidik (guru dan kepala sekolah, pengawas satuan pendidikan, tenaga administrasi, tenaga perpustakaan, tenaga laboratorium, teknisi, pengelola kelompok belajar, pamong belajar, dan tenaga penguji.

6. Standar pengelolaan

Permen No. 19 Tahun 2005 Pasal 1 tentang Standar Pengelolaan Pendidikan Pasal 1 berbunyi:

“Setiap satuan pendidikan wajib memenuhi standar pengelolaan pendidikan yang berlaku secara nasional”. Berdasarkan Permen di atas standar pengelolaan di sekolah wajib memenuhi standar nasional dan ini bisa dilakukan dengan Sistem kemitraan sekolah/madrasah dengan peran serta masyarakat. Hubungan sekolah dengan masyarakat merupakan jalinan interaksi yang diupayakan oleh sekolah agar dapat diterima di tengah-tengah masyarakat untuk mendapatkan aspirasi, simpati dari masyarakat, serta mengupayakan terjadinya kerjasama yang baik antar sekolah dengan masyarakat untuk kebaikan bersama.

Secara khusus bagi sekolah penjalinan hubungan tersebut adalah untuk mensukseskan program-program sekolah yang bersangkutan sehingga sekolah tersebut bisa tetap eksis, selanjutnya mengikut sertakan guru dan siswa dalam kegiatan masyarakat, menyediakan fasilitas sekolah untuk keperluan masyarakat, mengikutsertakan pemuka atau tenaga ahli di

masyarakat ke dalam kegiatan, mendayagunakan sarana yang tersedia di masyarakat untuk keperluan sekolahiatan kurikuler atau ekstra kurikuler, mendayagunakan potensi masyarakat sebagai salah satu unsur penanggung jawab Pendidikan dan mendayagunakan potensi orang tua siswa kerjasama dan kemitraan ini dengan perjanjian secara tertulis.

7. Standar Sarana Prasarana

Permen No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan menetapkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional tentang Standar Sarana dan Prasarana Untuk Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah (SD/MI), Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah (SMP/MTs), dan Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah (SMA/MA).

Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional tentang Standar Sarana dan Prasarana perpustakaan sangat mendukung terlaksananya literasi di sekolah adapun standar sarana prasarana yang sesuai dengan Standar Nasional Pendidikan adalah:

a. Ruang Perpustakaan

Ruang perpustakaan berfungsi sebagai tempat kegiatan siswa dan guru memperoleh informasi dari berbagai jenis bahan pustaka dengan membaca, mengamati, mendengar, dan sekaligus tempat petugas mengelola perpustakaan.

b. Luas minimum ruang perpustakaan sama dengan luas satu ruang kelas. Lebar minimum ruang perpustakaan 5 meter. c. Ruang perpustakaan dilengkapi jendela untuk memberi

pencahayaan yang memadai untuk membaca buku

d. Ruang perpustakaan terletak di bagian sekolah yang mudah dicapai.

e. Ruang perpustakaan dilengkapi sarana penggunaan aplikasi perpustakaan on line (INLIS LITE) bekerjasam dengan perpustakaan daerah.

f. Penggunaan absen digital bekerjasama dengan Indosat Sarana dan prasarana yang dimiliki oleh sekolah dapat memperlancar proses belajar siswa, literasi di sekolah terlaksana dengan baik, dan dengan adanya perpustakaan online dapat mempermudah siswa mencari buku sebagai bahan bacaan juga dapat mempermudah jalinan komunikasi antara orang tua dan pihak sekolah mengenai kehadiran anaknya di sekolah melalui absen digital.

8. Standar pembiayaan

Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Pasal 62 disebutkan bahwa:

1) Pembiayaan pendidikan terdiri atas biaya investasi, biaya operasi, dan biaya personal.

2) Biaya investasi satuan pendidikan sebagaimana dimaksud pada Ayat (1) meliputi biaya penyediaan sarana dan prasarana, pengembangan sumberdaya manusia, dan modal kerja tetap.

3) Biaya personal sebagaimana dimaksud pada Ayat (1) meliputi biaya pendidikan yang harus dikeluarkan oleh siswa untuk bisa mengikuti proses pembelajaran secara teratur dan berkelanjutan.

4) Biaya operasi satuan pendidikan sebagaimana dimaksud pada Ayat (1) meliputi:

a. Gaji pendidik dan tenaga kependidikan serta segala tunjangan yang melekat pada gaji.

b. Bahan atau peralatan pendidikan habis pakai, dan c. Biaya operasi pendidikan tak langsung berupa daya,

air, jasa telekomunikasi, pemeliharaan sarana dan prasarana, uang lembur, transportasi, konsumsi, pajak, asuransi, dan lain sebagainya.

5) Pengelolaan dana yang berasal dari sumber lain yaitu hasil Usaha Sekolah, Kantin Sekolah dan Koperasi Sekolah Undang-undang No 20 Tahun 2003 Pasal 46 menyatakan bahwa:

“Pendanaan pendidikan menjadi tanggung jawab bersama antara Pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat”.

Berdasarkan tuntutan kebutuhan di sekolah tersebut utamanya kebutuhan pengembangan pembelajaran yang sangat membutuhkan biaya yang relatif banyak, maka sumber pendapatan diupayakan dari berbagai pihak agar membantu penyelenggaraan pendidikan di sekolah, disamping sekolah perlu melakukan usaha mandiri yang bisa menghasilkan dana

Pengelolaan dana hasil usaha sekolah yaitu kantin dan koperasi sekolah Pengelolaan kantin sekolah memiliki manfaat tersedianya makanan dan minuman yang sehat dan bergizi, harganya yang terjangkau oleh warga sekolah, juga memiliki nilai bisnis yang menguntungkan bagi sekolah. Hasil penjualan atau sewa tempat penjualan dikumpulkan sehingga menjadi sumber rutin yang diterima pihak sekolah.

Pengelolaan kantin sekolah perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut:

1) Tempat kantin strategis di dalam sekolah, yang memudahkan warga sekolah untuk mengunjunginya, serta dapat terpantau oleh pengelola sekolah.

2) Bangunan kantin didesain secara baik, indah, bersih, nyaman sehingga menyenangkan pengunjungnya.

3) Menu makanan dan minuman bervariasi sesuai selera pembeli dan berkualitas baik, namun harganya diusahakan yang semurah mungkin.

4) Keuangan kantin atau hasil pengelolaan kantin dikelola secara transparan.

Selain pengelolaan kantin sekolah, usaha yang bisa dilakukan sekolah untuk menambah pendapatan sekolah yaitu pengelolaan koperasi sekolah. Adanya koperasi sekolah disamping memiliki manfaat tersedianya kebutuhan pokok dengan harga yang terjangkau oleh warga sekolah, juga memiliki nilai bisnis yang menguntungkan bagi sekolah. Terkait dengan kebutuhan siswa, usaha koperasi bisa berupa toko yang menyediakan seragam sekolah, buku tulis dan cetak, alat tulis dan kebutuhan belajar lainnya.

Terkait dengan kebutuhan guru, koperasi bisa menyediakan seragam guru, alat tulis dan kebutuhan rumah tangga misalnya penyediaan sembako dan kebutuhan lainnya. Selain toko yang menyediakan kebutuhan guru, koperasi bisa mengelola usaha simpan pinjam dengan suku bunga yang lebih rendah daripada suku bunga di bank agar guru dan pegawai sekolah tertarik serta merasa diuntungkan oleh adanya koperasi di sekolah. Usaha kavling tanah dan perumahan juga bisa diusahakan oleh sekolah kalau

memang sekolah mampu melakukannya. Tentu saja pengurus koperasi harus bekerja sama dengan perbankan agar diperoleh modal yang sesuai kebutuhan. Pengelolaan koperasi sekolah yang efektif perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut:

1) Tempat koperasi strategis di dalam sekolah, yang memudahkan warga sekolah untuk mengunjunginya, serta dapat terpantau oleh pengelola sekolah.

2) Bangunan koperasi didesain secara baik, indah, bersih, nyaman sehingga menyenangkan pengunjungnya.

3) Ragam barang yang dijual di koperasi bervariasi sesuai kebutuhan pembeli dan berkualitas baik, namun harganya diusahakan yang semurah mungkin.

4) Keuangan koperasi atau hasil pengelolaan koperasi dikelola secara transparan dan sesuai dengan standar pembukuan koperasi.

Hasil usaha koperasi dikumpulkan sehingga menjadi sumber rutin yang diterima pihak sekolah.

Dokumen terkait